26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan perusahaan dan pengungkapan perusahaan yang ada dalam konteks yang dinamis, terus berubah sejalan dengan dunia bisnis. Perusahaan diuntungkan jika mereka lincah dalam beradaptasi dengan struktur perusahaan dan mengembangkan atau memanfaatkan instrumen keuangan yang inovatif dan canggih. Di tengah perkembangan dunia bisnis berdiri profesi akuntansi yang perlu untuk menjamin pelaporan lanjutan dan integritas laporan keuangan. Seperti disebutkan sebelumnya, nilai dan manfaat dari pelaporan keuangan terletak, dengan cara yang hampir eksklusif, dalam kegunaannya kepada pengguna. Analis mencoba mengetahui atau memprediksi laba atau arus kas memerlukan informasi yang berbeda dari manajer dalam meninjau alokasi dan pemanfaatan aset. Investor mencoba untuk menggunakan langkah-langkah yang relatif baru seperti nilai tambah ekonomis. Keragaman pengguna mempersulit tugas mengintip ke masa depan. 1

Makalah 1 Overview

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pelaporan keuangan

Citation preview

Page 1: Makalah 1 Overview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaporan keuangan perusahaan dan pengungkapan perusahaan yang ada

dalam konteks yang dinamis, terus berubah sejalan dengan dunia bisnis. Perusahaan

diuntungkan jika mereka lincah dalam beradaptasi dengan struktur perusahaan dan

mengembangkan atau memanfaatkan instrumen keuangan yang inovatif dan canggih.

Di tengah perkembangan dunia bisnis  berdiri profesi akuntansi yang perlu untuk

menjamin pelaporan lanjutan dan integritas laporan keuangan.

Seperti disebutkan sebelumnya, nilai dan manfaat dari pelaporan keuangan terletak,

dengan cara yang hampir eksklusif, dalam kegunaannya kepada pengguna. Analis

mencoba mengetahui atau memprediksi laba atau arus kas memerlukan informasi

yang berbeda dari manajer dalam meninjau alokasi dan pemanfaatan aset. Investor

mencoba untuk menggunakan langkah-langkah yang relatif baru seperti nilai tambah

ekonomis. Keragaman pengguna mempersulit tugas mengintip ke masa depan.

Hal ini sangat penting bagi kita yang terlibat dalam bisnis pengungkapan

keuangan. Jika kita tidak mengembangkan sistem dan mekanisme seperti itu, kita

menghadapi risiko sebagai profesional pengungkapan yang terpinggirkan, secara

mekanis melakukan hal yang sama kita lakukan sebelumnya karena kita tidak

mampu, atau tidak mampu melakukan apa pun dan menghasilkan produk yang

semakin kurang berguna dan kurang berharga. Akibatnya, kita akan merugikan

orang-orang yang mengandalkan kita sebagai peserta di pasar keuangan, manajemen,

regulator, dan lain-lain yang harus membuat keputusan berdasarkan informasi

keuangan. Berkenaan dengan pasar modal: jika kita tidak tinggal di perbatasan, akan

ada arus informasi yang lebih buruk terhadap investor, yang menyebabkan

ketidakpastian yang lebih besar dan volatilitas harga, biaya modal yang lebih tinggi.

1

Page 2: Makalah 1 Overview

Sehingga kita harus mengembangkan kerangka analisis yang cukup dinamis dan

dapat diandalkan untuk mengantisipasi dan merespon perubahan dalam konsep bisnis

perusahaan, hubungan perusahaan itu, antara lain, investor, pelanggan, dan pemasok

dan alat, terutama alat keuangan, bisnis yang memanfaatkan.

1.2 Maksud dan Tujuan 

Mata ajaran Pelaporan dan Akuntansi Keuangan ini bertujuan untuk

meningkatkan penguasaan terhadap prinsip akuntansi yang diterima umum di

Indonesia, terutama Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Interpretasi Standar Akuntansi

Keuangan (ISAK) dan standar acuan lain yang diterbitkan badan otoritatif yang

berwenang serta peraturan perundangan yang relevan sehubungan penyusunan

laporan keuangan dalam rangka akuntansi keuangan. Di samping itu juga akan

diberikan pemahaman International Financial Reporting Standards (IFRS) /

International Accounting Standards (IAS) dan standar akuntansi keuangan yang

berlaku di negara lain yang relevan dalam era globalisasi.

2

Page 3: Makalah 1 Overview

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur

pembuatan laporan keuangan  agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan

keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite

Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi

Indonesia tahun 1984.  SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standar

akuntansi yang ada seperti: IAS, IFRS, ETAP, GAAP. Selain itu ada juga PSAK

syariah dan juga SAP. Selain untuk keseragaman laporan keuangan, Standar

akuntansi juga diperlukan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan,

memudahkan auditor serta memudahkan pembaca laporan keuangan untuk

menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. 

SAK terdiri dari:

1. PSAK-IFRS

PSAK-IFRS diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Proses konvergensi

IFRS ini melalui tahap adopsi pada tahun 2008-2010 kemudian tahun 2011

memasuki tahap persiapan akhir dan tahap implementasi pada tahun 2012.

Pada PSAK ini wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik

seperti : emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan

dari PSAK ini adalah memberikan informasi yang relevan bagi pengguna

laporan keuangan.

Indonesia mengadopsi IFRS karena Indonesia merupakan bagian dari IFAC

yang harus mematuhi SMO (Statement Membership Obligation) yang

menjadikan IFRS sebagai accounting standard. Selain itu konvergensi IFRS

adalah kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 Forum.

3

Page 4: Makalah 1 Overview

2. SAK-ETAP

SAK ETAP adalah standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik. ETAP yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas

publik yang signifikan serta menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan

umum bagi pengguna eksternal. SAK ETAP menggunakan acuan IFRS untuk

Small Medium Enterprises. SAK ETAP diterbitkan pada tahun 2009 dan

berlaku efektif tanggal 1 Januari 2011. SAK ini diterapkan secara retrospektif

namun jika tidak praktis dapat diterapkan secara prospektif yang berarti

mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP. SAK ETAP

mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama menjadi

pos-pos sesuai SAK ETAP. Selain itu juga menerapkan pengukuran aset dan

kewajiban yang diakui SAK ETAP.

Manfaat SAK ETAP yaitu perusahaan kecil dan menangah dapat menyusun

laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,

sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk

mendapatkan dana untuk pengembangan usahanya.

3. PSAK Syariah

PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik

entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah

ini pengembangan dilakukan dengan model PSAK umum namun psak ini

berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI. PSAK Syariah berada dalam

PSAK 100-106 yang terdiri dari :

1) Kerangka Konseptual

2) Penyajian Laporan Keuangan Syariah

3) Akuntansi Murabahah

4

Page 5: Makalah 1 Overview

4) Musyarakah

5) Mudharabah

6) Salam

7) Istishna

4. SAP

SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite

Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP (Peraturan

Pemerintah) yang diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD).

SAP diterapkan dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 tanggal 22 Oktober 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP). Penyusunan SAP melalui

tahapan-tahapan seperti :

1) Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar

2) Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP

3) Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja

4) Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja

5) Pembahasan Draf oleh Komite Kerja

6) Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan

7) Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)

8) Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat

Publik (Public Hearings)

9) Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian

10) Finalisasi Standar

Jadi SAP disusun untuk instalasi kepemerintahan baik pusat maupun daerah

dalam rangka menyusun laporan keuangan pemerintahan. Dan diharapkan

5

Page 6: Makalah 1 Overview

dengan adanya SAP maka akan ada transparansi, partisipasi dan akuntabilitas

pengelolaan keuangan negara sehingga dapat mewujudkan pemerintahan yang

baik.

2.2 PENGEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI – STRUKTUR DAN

PROSES

Berikut adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari awal

sampai dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS:

1. Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah

membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk

menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan

Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). 

2. Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar

PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984

(PAI 1984). Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai

suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan

mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan

menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut

menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian

besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB. 

3. Pada periode 1994-2004, ada perubahan kiblat dari US GAAP ke IFRS,

hal ini ditunjukkan sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite

Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International

Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi

keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar

untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan

6

Page 7: Makalah 1 Overview

konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan

lainnya dibuat sendiri. 

4. Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1. Sejak

tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan

maupun penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak

enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002,

1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009.

Pada tahun 2006 dalam kongres IAI X di Jakarta ditetapkan bahwa

konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target

ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008.

Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun

2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari

total 33 standar. Hingga kemudian pada tahun 2012, IFRS telah

dikonvergensi penuh oleh pemerintah Indonesia melalui IAI.  

2.3 KUALITAS STANDAR AKUNTANSI

FASB (Financial Accounting Standards Board), dalam laporannya yang

berjudul International Accounting Standard Setting : A Vision for The Future,

meyakini bahwa perlu adanya satu set standar akuntansi yang digunakan di seluruh

dunia baik untuk pelaporan keuangan dalam negeri maupun lintas negara. Tanpa

menyebutkan bahwa metode yang dilakukan untuk mendapatkan satu standar yang

sama untuk seluruh dunia ini sebagai standardisasi, FASB juga tidak menyatakan

secara eksplisit bahwa usaha ini merupakan usaha harmonisasi. FASB memandang

bahwa suatu standar akuntansi internasional harus:

7

Page 8: Makalah 1 Overview

1. Memiliki kualitas tinggi dengan menyediakan informasi yang berguna bagi

investor, kreditur, dan pembuat keputusan lainnya dalam mengambil

keputusan serupa mengenai alokasi sumber daya dalam perekonomian, dan 

2. Membuat berbagai standar akuntansi di berbagai negara menjadi convergent

atau semirip mungkin. 

Di satu sisi FASB menginginkan adanya standardisasi standar akuntansi

namun tidak mengingkari bahwa proses menuju standardisasi tersebut harus melalui

proses harmonisasi yang lebih terarah menuju standardisasi.

Standar akuntansi yang memiliki kualitas tinggi (high-quality) adalah suatu standar

akuntansi yang tidak bias, dan menghasilkan suatu informasi yang relevan dan dapat

dipercaya yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh para investor, kreditur dan

pihak-pihak yang mengambil keputusan serupa. Standar tersebut harus:

1. Konsisten dengan kerangka konseptual yang mendasarinya

2. Menghindari atau meminimumkan adanya prosedur akuntansi alternatif, baik

implisit maupun eksplisit dengan mengingat faktor comparability da

consistency.

3. Jelas dan komprehensif, sehingga standar tersebut dapat dimengerti oleh

pembuat laporan keuangan, auditor yang memeriksa laporan keuangan

berdasarkan standar tersebut, oleh pihak-pihak yang berwenang

mengharuskan pemakaian standar tersebut serta para pengguna informasi

yang dihasilkan berdasarkan standar tersebut.

FASB melihat perlunya dibentuk tiga organisasi yang akan menentukan standar

akuntansi internasional di masa depan, yaitu:

1. International Standard Setter (ISS)

Organisasi ini menetapkan, mengembangkan dan mengumumkan secara resmi

standar akuntansi internasional. ISS memiliki delapan fungsi, yaitu: 

8

Page 9: Makalah 1 Overview

a. Leadership 

b. Innovation 

c. Relevance 

d. Responsiveness  

e. Objectivity 

f. Acceptability and credibility 

g. Understandability 

h. Accountability 

Karakteristik ISS yang penting adalah:

a. independen dalam pengambilan keputusan.

b. menjalankan proses penetapan standar yang cukup dengan berhubungan dengan

pihak luar yang akan menggunakan standar tersebut.

c. memiliki staf yang cukup.

d. memiliki pendanaan yang independen.

e. diawasi secara independen.

2. International Interpretation Committee (IIC)

Organisasi ini dibentuk untuk menyampaikan pendapat atas penerapan standar

akuntansi internasional agar didapat penafsiran dan penerapan yang konsisten. IIC

akan membimbing para pemakai standar dan jika perlu menerbitkan semacam buku

panduan sebagai pelengkap standar yang sudah diterbitkan.

3. International Professional Group (IPG)

Organisasi ini terdiri dari para akuntan profesional dari berbagai organisasi

profesional di berbagai negara. Kegiatan IPG yang utama adalah memudahkan

penerapan standar dengan cara memastikan adanya kepatuhan (compliance) terhadap

9

Page 10: Makalah 1 Overview

standar, penyebaran standar yang cukup sampai pada tingkat nasional dan

memberikan pengajaran kepada para pemakai tentang penerapan standar akuntansi

internasional yang tepat. FASB menganggap bahwa bagaimanapun caranya suatu

organisasi penentu standar akuntansi internasional dibentuk, struktur organisasi

tersebut harus bisa memungkinkan kedelapan fungsi di atas berjalan baik. Struktur

organisasi juga harus memasukkan kelima karakteristik di atas agar bisa

mengembangkan standar akuntansi internasional yang berkualitas tinggi.

2.4 CONVERGENCE OF INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING

STANDARDS AND PRACTICES

Dalam SMO (Statement of Member Obligations) part 2, (yang merupakan

sebuah rencana yang berisi program pengadopsian dan jadwal implementasi IFRS

yang wajib dibuat oleh setiap anggota IFAC) pemerintah Indonesia melalui IAI telah

memutuskan konvergensi atau pengadopsian secara penuh IFRS (International

Financial Reporting Standards) pada tahun 2012. Dimana tujuan dari konvergensi ini

adalah agar informasi keuangan yang dihasilkan dapat diperbandingkan,

mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan

pelanggan, supplier, investor dan kreditor. Indonesia sebagai negara yang terus

berkembang dan banyaknya transaksi internasional yang dilakukan mengharuskan

Indonesia untuk melakukan konvergensi terhadap IFRS. 

Dengan dibuatnya satu standar akuntansi yang sama dan digunakan oleh seluruh

negara akan semakin mendorong investor untuk masuk dalam pasar modal seluruh

dunia, hal ini dikarenakan mutu dari laporan keuangan yang dihasilkan memiliki

kredibilitas tinggi, pengungkapan yang lebih luas, informasi keuangan yang relevan

dan akurat  serta dapat diperbandingkan dan satu lagi yang sangat penting adalah

dapat berterima secara internasional dan mudah untuk dipahami.

10

Page 11: Makalah 1 Overview

Dalam prosesnya terdapat beberapa kendala dan manfaat dalam melakukan

konvergensi ke IFRS ini. Adapun kendala konvergensi IFRS ke dalam PSAK, antara

lain:

a. Dewan standar akuntansi yang kurang sumber daya.

b. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika masih dalam proses adopsi satu

standar IFRS dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS

tersebut.

c. Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia dan seringkali ini tidaklah mudah.

d. Infrastruktur profesi akuntansi yang belum siap.

e. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti acuan ke IFRS.

f. Support pemerintah terhadap issue konvergensi.

Sedangkan manfaat dari konvergensi IFRS adalah:

a. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi

Keuangan yang dikenal secara internasional.

b. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.

c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar

modal secara global.

d. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

e. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi

kesempatan untuk melakukan earning management.

Sejak 1 Januari 2012, Indonesia telah mengadopsi seluruh IFRS, kecuali IFRS 1

First-time Adoption of International Financial Reporting Standards, IAS 41

Agriculture, IFRC 15 Agreements for the Construction of Real Estate (yang telah

diadopsi menjadi ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat) ditunda masa

11

Page 12: Makalah 1 Overview

pemberlakuannya sampai waktu yang akan ditentukan. Selain itu, sampai dengan 1

Desember 2012 telah diterbitkan 40 PSAK, 20 ISAK, dan 11 PPSAK. Pencapaian

lain di tahun 2012, telah dilakukannya revisi atas beberapa PSAK, yaitu: PSAK 38:

Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali, PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi

Kerugian, dan PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa. Selain itu, dilakukan

annual improvement atas PSAK 60: Instrumen Keuangan dan Pengungkapan.

Untuk program kerja di 2013, DSAK telah dan akan melakukan beberapa hal.

Mencoba mengimplementasikan annual improvement atas SAK yang berbasis IFRS 1

Januari 2009 menjadi IFRS yang berlaku efektif 1 Januari 2013, melakukan adopsi

IFRS yang dikeluarkan setelah 1 Januari 2009, yaitu: IFRS 10 Consolidated Financial

Statement, IFRS 11 Joint Arrangements, IFRS 12 Disclosure of Interest in Other

Entities, IFRS 13 Fair Value Measurement, IFRIC 18 Transfer Of Assets From

Customers, dan IFRIC 19 Extinguishing Financial Liabilities with Equity.

Selain itu, DSAK juga tengah menyusun SAK Nirlaba dan panduan akuntansi untuk

usaha mikro, melakukan kodifikasi standar pelaporan keuangan, partisipasi aktif

dalam working group Organisasi Internasional Pasar Modal (AOSSG), memberikan

masukan secara langsung ke IASB atas ED-IFRS, kajian pilar kedua di antara SAK

dan SAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik), dan membawa isu-isu

implementasi IFRS di Indonesia ke forum regional dan global.

2.5 Kegunaaan Laporan Keuangan dan Pengungkapan Perusahaan

Pelaporan keuangan perusahaan dan pengungkapan perusahaan yang ada

dalam konteks yang dinamis, terus berubah sejalan dengan dunia bisnis. Perusahaan

diuntungkan jika mereka lincah dalam beradaptasi dengan struktur perusahaan dan

mengembangkan atau memanfaatkan instrumen keuangan yang inovatif dan canggih.

Di tengah perkembangan dunia bisnis  berdiri profesi akuntansi yang perlu untuk

menjamin pelaporan lanjutan dan integritas laporan keuangan.

12

Page 13: Makalah 1 Overview

Seperti disebutkan sebelumnya, nilai dan manfaat dari pelaporan keuangan terletak,

dengan cara yang hampir eksklusif, dalam kegunaannya kepada pengguna. Analis

mencoba mengetahui atau memprediksi laba atau arus kas memerlukan informasi

yang berbeda dari manajer dalam meninjau alokasi dan pemanfaatan aset. Investor

mencoba untuk menggunakan langkah-langkah yang relatif baru seperti nilai tambah

ekonomis. Keragaman pengguna mempersulit tugas mengintip ke masa depan.

Hal ini sangat penting bagi kita yang terlibat dalam bisnis pengungkapan

keuangan. Jika kita tidak mengembangkan sistem dan mekanisme seperti itu, kita

menghadapi risiko sebagai profesional pengungkapan yang terpinggirkan, secara

mekanis melakukan hal yang sama kita lakukan sebelumnya karena kita tidak

mampu, atau tidak mampu melakukan apa pun dan menghasilkan produk yang

semakin kurang berguna dan kurang berharga. Akibatnya, kita akan merugikan

orang-orang yang mengandalkan kita sebagai peserta di pasar keuangan, manajemen,

regulator, dan lain-lain yang harus membuat keputusan berdasarkan informasi

keuangan. Berkenaan dengan pasar modal: jika kita tidak tinggal di perbatasan, akan

ada arus informasi yang lebih buruk terhadap investor, yang menyebabkan

ketidakpastian yang lebih besar dan volatilitas harga, biaya modal yang lebih tinggi.

Sehingga kita harus mengembangkan kerangka analisis yang cukup dinamis dan

dapat diandalkan untuk mengantisipasi dan merespon perubahan dalam konsep bisnis

perusahaan, hubungan perusahaan itu, antara lain, investor, pelanggan, dan pemasok

dan alat, terutama alat keuangan, bisnis yang memanfaatkan. 

Terdapat empat isu akuntansi dan pengungkapan yang luas yang mungkin sangat

penting untuk masa depan pelaporan keuangan:

1. Pengakuan dan Pengukuran

Sebagian besar aset yang "berwujud" dan dengan pengecualian tertentu diakui

pada nilai wajar saat ini. Tentu saja, nilai tercatat beberapa aset seperti tanah atau

sumber daya alam (misalnya, kayu, tambang, minyak dan gas) bisa secara signifikan

13

Page 14: Makalah 1 Overview

tidak sinkron dengan nilai saat ini, tetapi gagasan penilaian triwulanan atau tahunan

dipandang tidak praktis. Demikian pula, mengukur nilai aset menggunakan indeks

perubahan spesifik aset kategori harga atau nilai pasar jika diketahui ide yang telah

direview di masa lalu dan hal tersebut perlu digali lagi, dan masih dipandang tidak

praktis. Keprihatinan yang kemudian timbul, adalah bahwa ada sejumlah besar

pengukuran aset yang buruk melalui akuntansi biaya historis dan, yang lebih penting,

bahwa kita memiliki seluruh kategori aset yang tidak diakui sama sekali.

2. Ketepatan waktu Pelaporan Keuangan

Percepatan peristiwa yang mempengaruhi perusahaan secara signifikan telah

mulai membuat sistem audit tahunan kami dan laporan triwulanan agak usang.

Laporan tahunan dan kuartalan bahkan tidak menangkap dan mengkomunikasikan

perkembangan materi dalam waktu yang cukup untuk memenuhi kebutuhan informasi

pasar. Siklus produk telah diperpendek dan produk perusahaan secara keseluruhan

menjadi usang jauh lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Pengembangan sistem

yang memenuhi kebutuhan akan informasi keuangan yang tepat waktu sangat

diperlukan dalam hal ini. Dengan kata lain, dalam menilai masa depan akuntansi

harus menurunkan biaya modal dengan mengurangi risiko dan menuntut

pengembalian. Itu dilakukan, sebagian, dengan meningkatkan aliran informasi yang

relevan ke pasar pada waktu yang tepat. 

3. Konsep Perusahaan

Revolusi informasi bergerak ke dataran tinggi baru di mana bisnis dapat

beroperasi, misalnya di perusahaan-perusahaan virtual jauh lebih fleksibel, cepat, dan

dengan kelincahan yang lebih besar daripada sebelumnya. Dan perubahan ini,

menemukan  kebebasan baru, bukan satu tahap, tetapi jenis. Pelaporan keuangan

harus diperiksa pada tingkat konseptual dan perubahan yang diperlukan dalam

14

Page 15: Makalah 1 Overview

pelaporan tersebut untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi dalam bisnis yang

mungkin terjadi di dasar pelaporan keuangan itu sendiri.

4. Informasi Saluran Distribusi

Untuk memastikan kegunaan lanjutan pelaporan keuangan dan pengungkapan,

kita harus mengakui bahwa saluran distribusi saat ini dan metode diseminasi dan

analisis memiliki banyak hubungannya dengan apa yang dilaporkan sesuai konsep

dasar yang ditentukan GAAP. Di masa depan, pengguna akhir jelas akan memiliki

akses ke analisis dan database elektronik yang akan membuat informasi ini sangat

berguna dan tepat waktu kepada mereka - jika disediakan. Satu bayangan dari sebuah

dunia di mana informasi ini dapat diberikan melalui akses on-line langsung untuk

memilih bagian-bagian dari sistem informasi manajemen perusahaan, sehingga

memungkinkan pengguna akhir untuk mengambil dan menganalisis data untuk

keperluan internal mereka sendiri dan tiba pada keputusan lebih dekat disesuaikan

dengan kebutuhan masing-masing. 

15

Page 16: Makalah 1 Overview

BAB III

KESIMPULAN

Pelaporan keuangan perusahaan dan pengungkapan perusahaan yang ada

dalam konteks yang dinamis, terus berubah sejalan dengan dunia bisnis. Kondisi

demikian menuntut perusahaan agar mampu beradaptasi dengan struktur perusahaan,

pemanfaatan, dan pengembangan instrumen yang canggih. Para analis mencoba

mengetahui atau memprediksi laba atau arus kas yang memerlukan informasi berbeda

dari manajer dalam meninjau alokasi dan pemanfaatan aset. Investor mencoba untuk

menggunakan langkah-langkah yang relatif baru seperti nilai tambah ekonomis.

Keragaman pengguna mempersulit tugas mengintip ke masa depan. Hal ini sangat

penting bagi kita yang terlibat dalam bisnis pengungkapan keuangan. Jika kita tidak

mengembangkan sistem dan mekanisme yang inovatif dan canggih, maka kita akan

menghadapi risiko sebagai profesional pengungkapan yang terpinggirkan, secara

mekanis melakukan hal yang sama kita lakukan sebelumnya karena kita tidak

mampu, atau tidak mampu melakukan apa pun dan menghasilkan produk yang

semakin kurang berguna dan kurang berharga. Akibatnya, kita akan merugikan

orang-orang yang mengandalkan kita sebagai peserta di pasar keuangan, manajemen,

regulator, dan lain-lain yang harus membuat keputusan berdasarkan informasi

keuangan.

16