Makalah SK1

Embed Size (px)

Citation preview

A. Klasifikasi Gigi 1. Primary Teeth / Deciduous Teeth / Temporary Teeth / Gigi Sulung / Gigi Susu Karakteristik : a. Jumlah : 20 10 Maxilar, 10 Mandibular Per kuadran : 2I, 1C, 2M b. Gigi pertama yang muncul dan dapat digantikan oleh gigi tetap c. Ukurannya lebih kecil dibandingkan gigi permanen d. Tidak memiliki premolar e. Lebih tipis dan enamelnya lebih tranlucent f. Enamel memiliki lebih sedikit mineral (makanya jadi rentan karies dan kavitas) g. Ruang pulpa lebih besar h. Akarnya lebih kecil, pendek dan sempit

2. Permanent Teeth / Succedenious Teeth / Secondary Teeth / Gigi Bungsu / Gigi Tetap a. Jumlah : 32 o 16 maxilar, 16 mandibular o Per kuadran : 2I, 1C, 2P, 3M b. Gigi terakhir dan tidak dapat erupsi lagi c. Ukurannya lebih besar dari pada gigi sulung d. Memiliki premolar e. Warnanya lebih yellowish f. Enamel lebih tebal g. Memiliki kandungan lebih banyak pada enamel dan dentin h. Ruang pulpa kecil i. Akar gigi lebih panjang dan besar

3. Gigi Anterior (Incisors & Caninus) a. Perkuadran terdiri atas : o 2 Incisors (Central Incisors & Lateral Incisors) o 1 Caninus b. Berjumlah 6 per-lengkung rahang Berfungsi untuk Mastikasi (pengunyahan) dengan cara menggigit, memotong, menyobek Estetika (penampilan) dalam hal bentuk, warna, posisi dalam rahang gigi, serta untuk menunjang otot-otot bibir dan wajah Phonetik (berbicara) untuk menciptakan bunyi-bunyi tertentu

4. Gigi Posterior (Molar dan Premolar) a. Perkuadran terdiri atas: Pada gigi sulung b. 2 Molar : dm1, dan dm2 Berjumlah 4 per-lengkung rahang Pada gigi permanen 2 Premolar : P1 dan P2 3 Molar : M1, M2, dan M3 Berjumlah 10 per-lengkung rahang Perbedaan spesifik antara gigi sulung dan gigi tetap:Bagian gigiGigi SulungGigi TetapKeterangan

Mahkota pada bagian anteriorLebih lebar secara mesiodistalLebih sempit

Akar dari sisi anteriorSempit dan lebih panjangLuas dan lebih pendekAkar yang sempit dan mahkota lebar menunjukkan pengaturan dari servikal ketiga mahkota dan akar yang berdiferensiasi

Akar (secara umum)Lebih panjang, ramping, melebarLebih pendekUkuran yang lebar membuat adanya ruangan antara akar pada perkembangan mahkota gigi permanen

Tonjolan servikal enamel di anteriorLebih terlihatKurang terlihatTonjolan harus diperhatikan saat melakukan prosedur operasi

Mahkota dan akar pada molarLebih rampingKurang ramping

Permukaan buccal dan lingual pada molarLebih ramping diatas lengkung servikalKurang rampingPermukaan yang ramping menyempitkan permukaan oklusal

EnamelLebih tipis, ketebalan konsistenLebih tebal

Ketebalan dentin diantara kamar pulpa dan enamelSempit, terbatasLuas

Ruang pulpaBesarSempit

B. Cara Penamaan dan Penulisan Gigi Zsigmondy-Palmer notation system

Gigi sulung (Zsigmondy):

5 4 3 2 1 1 2 3 4 55 4 3 2 1 1 2 3 4 5

Gigi sulung (Palmer notation system):

Gigi Tetap :

Sistem penulisan:C kanan atas = 3 / M1 kiri bawah = 6

Universal System

Gigi sulung :

Gigi tetap :

FDI system

Gigi sulung:

Gigi tetap:

C. Order of EruptionPeriodisasi GigiErupsi gigi pertama sekitar umur 6 tahun dan berakhir sekitar umur 284 bulan

1. Deciduous Dentition Period (0-6 tahun) a. Gigi primer mulai terbentuk dari sebelum lahir ( prenatal ) Berjumlah 20, 10 maksila, 10 mandibula dan terdiri atas 2I,1C,2M pada tiap kuadran Dimulai saat bayi berusia 6 bulan yang ditandai dengan munculnya gigi d1 rahang bawah dan berakhir dengan erupsi gigi dm2 pada usia 2 tahun.b. Setelah erupsi terakhir gigi primer akan tetap berada di mulut hingga umur 6 tahun, (waktu erupsi : 0 s/d 3 tahun)

2. Mixed Dentition Period a. Periode dimana terdapat gigi primer dan gigi permanent dalam rongga mulut b. Transisi diawali sekitar umur 6-12 tahun dan selesai ketika semua gigi primer telah tanggal

3. Succadenous Dentition Period (6-25 tahun) a. Permanent dentition sempurna/selesai (beserta pembentukan akar) sekitar umur 14-15 tahun setelah Tanggalnya dc & dm dan Munculnya M2 b. Kecuali M3 yang selesai pada umur 18-25 tahun (makanya disebut wisdom teeth karena muncul setelah dewasa) c. Durasi pertumbuhan gigi permanen 12 tahun

D. Pembagian Bidang Orientasi Gigi

Facial surface o Labial: Permukaan gigi anterior (I1, I2, dan C1) yang menghadap ke bibir o Buccal: Permukaan gigi posterior (P1, P2, M1, M2, dan M3) yang menghadap ke pipi Proximal Surface o Mesial: Posisi permukaan gigi yang mendekati garis median (tengah) o Distal: Posisi permukaan gigi yang menjauhi garis median (tengah) Lingual: Permukaan gigi mandibular yang menghadap ke lidah Palatal: Permukaan gigi maksilar yang menghadap ke lidah Oklusal: Permukaan gigi posterior yang mengalami kontak dengan permukaan gigi posterior pada rahang yang berlawanan Insisal: Permukaan gigi anterior yang mengalami kontak dengan permukaan gigi anterior pada rahang yang berlawanan Apikal: Permukaan gigi yang mengarah ke!akar Contact area: Permukaan gigi yang bersebelahan dan mengalami kontak dengan Gigi sebelahnya Sebagian besar gigi mengalami kontak antara permukaan mesial dan distal gigi tetangganya kecuali I1 dan I2 yang mengalami kontak antar permukaan mesial dan permukaan mesial gigi M3 hanya mengalami kontak dengan permukaan distal M2 karena tidak terdapat gigi lain pada distal M3.E. Tanda-Tanda Anatomis Gigia. Mahkota1. Cusp: Elevasi bagian mahkota gigi yang menciptakan bagian yang terpisah dari permukaan oklusal pada premolar (2-3) dan molar (4 atau lebih) serta insisal pada kaninus (1).

2. Tubercle: Elevasi yang lebih kecil pada beberapa bagian dari mahkota karena kelebihan enamel3. Cingulum: Lobus lingual dari gigi anterior. Membentuk 1/3 bagian servikal dari permukaan lingual/palatal. (pada insisivus & kaninus)

4. Ridge: Elevasi linear (memanjang) permukaan gigi dan dinamakan menurut letaknya (buccal ridge, incisal ridge)

a. Marginal Ridge: Batas membulat dari enamel yang membentuk batas mesial dan distal dari aspek oklusal/insisalb. Triangular ridge: Dari puncak cusp molar dan premolar menuju ke tengah permukaan oklusal. Ada buccal dan lingual triangular ridge.c. Transverse ridge: gabungan 2 triangular ridge yang membentang sepanjang permukaan gigi posterior.d. Oblique ridge: Elevasi linear yang memotong secara diagonal pada permukaan oklusal dari molar maksila. Terbentuk dari gabungan triangular ridge dari cusp distobuccal dan ridge cusp distal dari cusp mesiolingual

5. Fossa: Merupakan depresi irregulara. Lingual fossae: Pada permukaan lingual insisivus ke arah apexb. Central fossae: Pada permukaan oklusal molarc. Triangular fossa: Pada molar dan premolar, di permukaan oklusal yang mesial atau distal sampai ke marginal ridge6. Sulcus: Depresi panjang ke arah apex pada permukaan gigi di antara ridge atau cusp

7. Groove a. Developmental groove: parit dangkal atau garis antara bagian-bagian utama dari mahkota atau akar b. Supplemental groove : tidak begitu jelas, juga merupakan depresi linear dangkal pada permukaan gigi tetapi hanya suplemental dan tidak membatasi bagian-bagian utama c. Buccal & lingual groove: merupakan developmental groove yang ditemukan pada permukaan buccal dan lingual gigi posterior

8. Pit: Depresi berupa titik kecil pada pertemuan developmental groove pada molar9. Lobe: Salah satu formasi bagian utama pada perkembangan mahkota. Contohnya adalah cusp dan mamelon1. Mesial lobe2. Labial lobe3. Distal lobe

10. Mamelon: Salah satu dari 3 tonjolan membundar pada tepi insisal dari gigi insisivus yang baru mengalami erupsi

11. Fissure: Garis linear yang merepresentasikan pola erupsi gigi yang mengalami malnutrisi kalsium sehingga terdapat celah di antara sulcus.

b. Akar1. Furkasi: Pemisahan akar menjadi 2 atau lebih bagian. (Bifurkasi dan Trifurkasi )

2. Root trunk: Daerah diantara cervical line hingga furkasi

3. Root concavity: Depresi linear pada permukaan akar. 4. Fusi: Penyatuan bifurkasi atau trifurkasi akar5. Conus: Berbentuk kerucut6. Tapered: Ujung meruncing

OUTLINE MAHKOTASecara umum outline mahkota gigi dibagi menjadi 3: A. Segitiga Meliputi gigi anterior bila dilihat melalui : Aspek Mesial Aspek Buccal B. Trapezoid Trapezoid dengan sisi yang tidak sama yang panjang pada permukaan oklusal atau insisalnya, terdiri atas : Gigi anterior maxilar dan mandibular dilihat melalui : Aspek labial Aspek lingual Gigi posterior dilihat melalui : Aspek Buccal Aspek lingual Trapezoid dengan sisi yang tidak sama yang pendek pada permukaan oklusal, terdiri atas : Gigi posterior maxilar dilihat melalui : Aspek mesial Aspek distal C. Rhomboid Semua gigi posterior mandibular dilihat melalui : Aspek Mesial Aspek Distal

A = gigi anterior, mesial/distal (triangle)B = gigi anterior, labial/lingual (trapezoid)C = premolar, bukal/lingual (trapezoid)D = molar, bukal/lingual (trapezoid)E = premolar, mesial/disatal (rhomboid)F = molar, mesial/distal (rhomboid)

Secara lengkap outline mahkota terbagi atas : Rectangular

Pentagonal Mandibular 1st molar Hexagonal Rhomboid (jajar genjang)

Ovoid (oval) Mandibular 3rd molar Square Heart-shaped Maxillary 2nd and 3rd molar Diamond-shaped Mandibular 1st premolar Trapezoid Maxillary central and lateral incisor Round-shaped

F. Penggolongan Material dan Perbedaan Masing-masing Materiala. Polimer Komposisi Material polimer merupakan makromolekul yang tersusun atas molekul-molekul sederhana yang disebut monomer. Monomer tersebut merupakan senyawa organik, seperti Carbon, Hidrogen, dan unsur nonlogam lainnya. Pada umumnya polimer terbentuk dari monomer yang merupakan senyawa hidrokarbon yang membentuk rantai hidrokarbon panjang yang lebih kompleks.

Struktur Struktur suatu polimer ditentukan oleh monomer penyusunnya dan proses pembentukan polimer tersebut (polimerisasi). Reaksi pembentukan polimer (polimerisasi):a. Adisi

b. Kondensasi

Berdasarkan ketahanannya terhadap suhu/panas, polimer dapat dibedakan menjadi:a. ThermoplastikTidak tahan terhadap panas, fleksibel, mudah diregangkan. Apabila dipanaskan, akan menjadi lunak dan setelah didinginkan akan mengeras kembali. Sifat tersebut dapat berlangsung berulang kali sehingga dapat digunakan untuk membuat/mencetak bentuk polimer yang baru. Jenis ikatan yang dimiliki tidak bersilang, melainkan linear atau bercabang. Contoh: polietilena (botol plastik, mainan, ember, kabel, dll.), polivinilklorida (pipa air, piringan hitam, sol sepatu, sarung tangan, botol detergent, dll.), polipropena (karung, tali, botol minuman, bak mandi, alat-alat rumah sakit, dll.), dan polistirena (sol sepatu, penggaris, gantungan baju, dll.)b. ThermosetingTahan terhadap panas. Apabila dipanaskan tidak mengalami peleburan, sehingga tidak dapat dicetak kembali. Ikatan yang dimilliki merupakan ikatan yang menyilang, sehingga dapat dibentuk saat pemanasan namun mengeras dan menjadi sangat kaku setelah didinginkan. Contoh: steker listrik, radio, dll. Berdasarkan sifatnya, polimer dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:a. Elastomer/Rubber: polimer yang memiliki fleksibilitas yang tinggi. Apabila diberi tegangan/stress dan dilepaskan, polimer tersebut dapat kembali kepada keadaan sebelum diberi tegangan.b. Polimer amorf kerasc. Polimer keras Ikatan Ikatan pada material polimer merupakan ikatan kovalen, yaitu penggunaan elektron secara bersama-sama. Ikatan yang terbentuk bersifat fleksibel.b. KeramikIstilah Ceramics diasal dari kata keramikos yaitu bermaksud yang terbakar di dalam bahasa Yunani.Keramik adalah campuran dari elemen metal dan non-metal (misalnya, Aluminum Oxide, Al2O3 ; yaitu campuran dari aluminum (logam) dan Oksigen (non-logam)Mereka sangat sering oxides, nitrides, dan carbides. Misalnya, aluminum oxide (or alumina,Al2O3), silicon dioxide (or silica, SiO2), silicon carbide (SiC), silicon nitride (Si3N4), Karakteristik keramik: Dengan perilaku metal, keramik sangat kaku (stiff) dan kuat. Keramik sangat brittle, yaitu tak elastik, menghasilkan kuat tapi muda pecah. Keramik tidak bisa meng-konduk listrik tapi a good heat conductor, yaitu lebih resistan ke kepanasan dibanding sama polymer dan logam. Dengan perilaku optik, keramik bisa transparen, translusen dan opaque. Beberapa keramik memiliki perilaku magnetik, misalnya oxide ceramics (e.g., Fe3O4) exhibit magnetic behavior.Struktur keramik: Berupa struktur kristalin Ikatan keramik merupakan gabungan dari ikatan ion dan kovalen Ikatan ion diakibatkan perbedaan elektronegatif antara kation dan anion Ikatan ion kristal antara kation gol. Alkali (I A) dengan anion oksigen atau golongan Halogen Ikatan kovalen yang disebabkan oleh pemakaian bersama electron valensi.Sifat keramik didapat melalui campuran dari quartz, feldspar dan kaolinDi dalam Kedokteran Gigi, Keramik bisa diklasifikasi menurut:1. Fusion temperature2. Aplikasi3. Teknik permbuatannya4. Fase Kristal

Fusion TemperatureFusion temperature bisa dibagi 4 yaitu: High, Medium, Low dan UltraLow. High fusing digunakan untuk gigi tiruan. Medium & Low fusing digunakan untuk ceramic metal dan restorasi semua keramik. Low & Ultra Low Fusing digunakan untuk crown dan bridge. Komposisi dasar keramik, yaitu quartz, kaolin dan feldspar mengaruihi fusion temperatureTeknik pembuatan

Fase KristalinKeramik gigi menjadi 2 fase:1. Fase glassy (mengelingi fase kristalin)2. Fase kristalin (Leucite)Dengan meningkatnya fase glassy, menurunkan ketahan terjadinya carack tapi menignkatkan translusensi

Ikatan atom keramik: Karena keramik campuran dari minimal 2 elemen, Struktur kristalin mereka lebih kompleks dibanding sama metal lain. Ikatan atom untuk keramik bisa mer-range dari sempurna ionik sampai sempurna kovalen, kadang-kadang campur Karakter ionik tergantung elektronegtitivitasan atom

c. KompositMaterial komposit tersusun dari dua atau lebih material. Material ini dibuat untuk mendapatkan satu material yang mempunyai karakteristik lebih baik dibandingkan material pembentuknya. 1. Struktur & Komposisia. Material komposit strukturnya terdiri dari dua fase yaitu: Matriks: Komponen yang mengikat atau menahan filler dan mengelilinginya. Filler (dispersed phase): Sesuatu yang ditahan atau diikat oleh matriks. Dalam pembuatan komposit cara menyusun filler sangatlah berpengaruh. Terdapat dispersed phase geometry yaitu bentuk partikel dan ukuran partikel, distribusi, dan orientasinya; karakteristik tersebut dijelaskan pada gambar di bawah ini: i. b. Sifat dari komposit bergantung pada sifat fase, jumlah fase, dan dispersed phase geometry. Contoh struktur komposit ialah enamel dan dentin yang tersusun dari matriks organic (kolagen, protein, dan air) dan filler anorganik (hydroxyapatite).c. Material komposit dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:

2. Particulate compositesa. Pada komposit ini, matriksnya berupa thermoplastic atau thermosetting polymer. Partikel-partikel filler nya ada untuk mengurangi biaya atau untuk fungsi spesifik seperti menambah warna. Fungsi yang paling penting adalah untuk meningkatkan sifat mekanik dari polymer.b. Dalam kedokteran gigi, particulate fillers adalah yang paling umum dan aplikasinya yang paling penting adalah dalam material cetak dan material restoratif berbasis resin.

3. Fibre-reinforced compositesa. Tipe komposit ini memiliki filler atau dispersed phase berupa fiber. Penggunaan fiber pada matriks polimer dapat meningkatkan kekuatan dan kekakuan dengan berat yang tetap rendah. Fiber dapat berbentuk panjang atau pendek dan didistribusikan dalam cara yang berbeda di matriks, tergantung pada sifat yang diinginkan.b.

4. Structural compositesa. Contoh dari structural komposit adalah material yang memiliki komposisi dari lembaran material yang bertumpukan, dimana setiap lembaran memiliki fiber dengan arah tertentu. Hal ini dapat memproduksi material yang memiliki sifat kekuatan tinggi dalam berbagai macam arah.

b.

c. Ikatan Atomd. Ikatan atom pada komposit bergantung pada komponen yang digunakan.e. Keuntungan dari komposit yang merupakan gabungan dari dua material adalah bahan ini dapat melakukan yang tidak bisa dilakukan oleh bahan yang berdiri sendiri. Contohnya, keramik yang berdiri sendiri tidak bisa berkondensasi, namun jika bergabung dengan polimer dapat dijadikan pasta. d. Logama) DefinisiLogam merupakan sekumpulan atom yang tersusun secara teratur, rapat, dan membentuk struktur kristalin. Perpaduan dua atau lebih logam disebut dengan alloy. b) Struktur LogamStruktur KristalDalam kondisi padat logam biasanya memiliki struktur kristal Ketika logam atau alloy cair didinginkan, proses solidifikasi merupakan salah satu kristalisasi dan diinisiasikan pada tempat spesifik yaitu nuclei. Nuclei tersebut biasanya terbentuk dari ketidakmurnianj di massa cair dari logam. Kristal berkembang sebagai dendrite atau spherulites, yang dapat dideskripsikan sebagai bidang 3 dimensi, struktur yang memancar dari central nucleus. Perkembangan kristal terus berlanjut sampai semua material tersolidifikasi dan kristal dendrite atau sperikal berhubungan. Masing-masing kristal disebut grain dan area di antara kedua grain disebut grain boundary.Ada beberapa susunan yang mungkin yaitu; body centered cubic, face centered cubic, dan close packed structure. Susunan tersebut bergantung pada factor spesifik seperti radius atom.

Walaupun ada kemungkinan yang mengarah pada struktur kristal yang sempurna, sesekali muncul kekurangan atau cacat. Cacat tersebut biasa disebut sebagai dislokasi dan berefek pada ductility dari logam atau alloy.c) Klasifikasi Alloy1. Binary alloy (campuran 2 logam)2. Tertinary alloy (campuran 3 logam)3. Quartenary alloy (campuran 4 logam) dstd) Jenis Alloy yang Digunakan pada Kedokteran Gigi1. Dental AmalgamMerupakan campuran perak (Ag) dan timah (Sn), sedikit tembaga (Cu) dan seng (Zn). Sewaktu dicampur dengan merkuri (Hg) memadat dengan cepat menghasilkan suatu benda yang keras dan kuat.2. Alloy emasDigunakan untuk inlay, mahkota dan jembatan, landasan gigi tiruan sebagai tuangan, dan digunakan dalam bentuk kawat.3. Alloy nickel-chromium, nickel titaniumdigunakan dalam bentuk kawat.

G. Prinsip-Prinsip Radiografis berdasarkan Rekomendasi ADATujuan prinsip-prinsip pemeriksaan radiografis : The American Dental Association membuat pedoman ini bertujuan untuk membantu para praktisi membuat keputusan klinis mengenai ketepatan pilihan radiografi gigi sebagai bagian dari evaluasi lisan bayi, anak-anak, remaja, dan setiap individu dengan kebutuhan perawatan kesehatan khusus. Pedoman ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan perawatan pasien, mengurangi resiko radiasi, dan menyediakan sumber daya kesehatan secara bertanggung jawab.Tipe pasienAnak dengan pertumbuhan primer (molar pertama permanen belum erupsi)Anak dengan gigi pergantianRemaja dengan gigi permanenDewasa lengkap atau dengan edentulous sebagianDewasa edentulous

Pasien baru (sedang dievaluasi penyakit gigi dan perkembangan gigi)Radiografi terdiri dari periapikal / oklusal dan / atau posterior bitewing jika proksimal tidak dapat divisualisasikan atau diperiksa. Pasien tanpa bukti penyakit dan dengan proksimal tidak kontak mungkin tidak memerlukan radiografi.

Radiografi terdiri dari posterior bitewing dengan panoramik atau posterior bitewing dan periapikal.

Radiografi yang terdiri dari posterior bitewing dengan panoramik atau posterior bitewing dan beberapa gambar periapikal. Gambaran intraoral seluruhnya disarankan pada pasien dengan riwayat penyakit sistemik atau riwayat perawatan gigi yang banyak.

Radiografi berdasarkan tanda-tanda klinis dan gejala

Pasien dengan karies klinis atau resiko tinggi untuk kariesPosterior bitewing dengan interval 6-12 bulan bila permukaan proksimal tidak dapat dilihat secara visual atau dengan probe Posterior bitewing dengan interval 6-12 bulan bila permukaan proksimal tidak dapat dilihat secara visual atau dengan probePosterior bitewing dengan interval 6-18 bulan Tidak berlaku

Pasien tanpa karies klinis atau resiko rendah untuk kariesPosterior bitewing dengan interval 12-24 bulan bila permukaan proksimal tidak dapat dilihat secara visual atau dengan probePosterior bitewing dengan interval 18 -36 bulanPosterior bitewing dengan interval 24 -36 bulanTidak berlaku

Pasien dengan penyakit periodontalPenilaian klinis mengenai kebutuhan dan jenis gambar radiografi untuk evaluasi penyakit periodontal. Dapat dilakukan tapi tidak untuk bitewing atau gambar periapikal pada area yang terkena penyakit periodontal (gingivitis nonspesifik) yang dapat diidentifikasi secara klinis.

Tidak berlaku

Pasien yang dipantau pertumbuhan dan perkembanganGambaran radiografi untuk mengevaluasi dan memantau pertumbuhan dan perkembangan dentofasialGambaran radiografi untuk mengevaluasi dan memantau pertumbuhan dan perkembangan dentofasial. Panoramik atau periapikaluntuk melihat perkembangan molar ketiga.Tidak berlaku

Pasien dengansituasi lain,namun tidak terbatas padayang diusulkan atau yang sudah adaimplan, patologi, perawatanrestoratif / endodontik, perawatan penyakit periodontaldan remineralisasi karies

Penilaian klinis untuk kebutuhan dan radiografi untuk evaluasi dan pemantauan dalam keadaan ini

Suatu keadaan klinis dimana diindikasikan untuk radiografi meliputi:A. Riwayat penyakit 1. sebelumnya melakukan perawatan periodontal atau endodontik 2. riwayat nyeri atau trauma 3. anomali gigi 4. evaluasi pascaoperasi 5. pemantauan remineralisasi 6. implan atau evaluasi untuk penempatan implan

B. Tanda klinis Positif / Gejala 1. bukti klinis penyakit periodontal 2. restorasi besar atau dalam3. karies lesi dalam4. malposisi atau gigi impaksi 5. pembengkakan 6. trauma wajah/gigi 7. mobilitas gigi 8. saluran sinus ("fistula") 9. suspect patologi sinus 10. Pertumbuhan abnormal11. keterlibatan oral atau diduga penyakit sistemik 12. temuan neurologis positif di kepala dan leher 13. bukti benda asing 14. nyeri dan / atau disfungsi temporomandibular 15. asimetri wajah16. gigi abutment untuk gigi tiruan17. pendarahan yang tidak diketahui penyebabnya18. sensitivitas gigi yang tidak diketahui penyebabnya19. erupsi, diastema atau migrasi gigi yang tidak biasa20. morfologi, kalsifikasi atau warna gigi yang tidak biasa21. adanya gigi yang tidak diketahui22. erosi klinis

Faktor risiko ** yang menyebabkan meningkatnya karies : 1. tingkat karies tinggi atau demineralisasi 2. memiliki riwayat karies rekuren 3. titer bakteri kariogenik tinggi4. restorasi berkualitas buruk 5. kebersihan mulut yang buruk 6. fluoride yang tidak adekuat7. minum susu botol atau ASI yang berkepanjangan 8.kadar sukrosa yang tinggi dalam diet 9. kesehatan gigi keluarga miskin 10. perkembangan atau kelainan enamel kongenital11. perkembangan atau cacat kongenital 12. xerostomia 13. kelainan genetik gigi 14. restorasi pada berbagai permukaan15. kemoterapi radiasi 16. gangguan makan 17. penyalahgunaan alkohol /obat18. perawatan gigi irregular

Rekomendasi Rekomendasi dari pedoman ADA / FDA harus berdasarkan tabel . Rekomendasi dalam tabel ini berdasarkan pada pemeriksaan klinis dan mungkin tidak berlaku untuk setiap pasien. Ini akan digunakan oleh dokter gigi hanya setelah meninjau riwayat kesehatan pasien dan menyelesaikan pemeriksaan klinis. Karena setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk meminimalkan paparan radiasi, kerah thyroid dan celemek harus digunakan bila memungkinkan. Praktek ini sangat dianjurkan untuk anak-anak, wanita usia melahirkan, dan wanita hamil. Kriteria ini dapat membantu dalam mengalokasikan perawatan kesehatan yang terbatas, mengoptimalkan perawatan pasien, dan meminimalkan beban radiasi diagnostik. Di antara pemeriksaan radiografi, pemeriksaan gigi menduduki peringkat kedua setelah pemeriksaan dada dalam hal jumlah pemeriksaan dan biaya di Amerika Serikat. Dengan demikian, penggunaan kriteria di atas sangat penting. Saat ini, itu pasien sering mendapat pemeriksaan radiografi gigi secara rutin walaupun tanda dan gejalanya belum jelas. Sudah kebiasaan bagi dokter gigi untuk mendapatkan serangkaian radiografi seluruh mulut pada awal perawatan pasien dan pemeriksaan ini diulang pada interval 3 sampai 5 tahun setelahnya. Dalam beberapa tahun terakhir, pemeriksaan radiografi panoramik kadang-kadang menggantikan pemeriksaan radiografi intraoral. Terkadang juga dilakukan pemeriksaan radiografi bitewing setiap 6 bulan . Alasannya untuk mendapat gambaran kehilangan tulang alveolar terkait dengan penyakit periodontal, penyakit periapikal, dan penyakit yang tidak diketahui. Pemeriksaan rutin seperti pemeriksaan baik bitewing dan panoramik mungkin menghasilkan dampak radiasi pada pasien yang tidak perlu. Rekomendasi dalam tabel di atas berdasarkan pemeriksaan klinis dan mungkin tidak berlaku untuk setiap pasien. Tabel akan digunakan oleh dokter gigi hanya setelah meninjau riwayat kesehatan pasien dan setelah melakukan pemeriksaan klinis. Rekomendasi tidak perlu diubah karena kehamilan.

Kriteria seleksi

Pendekatan Pusat untuk Perangkat dan Radiologi Kesehatan untuk penggunaan radiografi yang optimal untuk semua bidang kedokteran telah mendorong pengembangan dan penggunaan kriteria seleksi yang berasal dari pasien tanda-tanda, gejala, dan riwayat medis. Biasanya kriteria pemilihan mengambil bentuk identifikasi situasi tertentu untuk pemeriksaan radiografi saat diantisipasi bahwa temuan akan mempengaruhi perawatan pasien. Rekomendasi dari Dental Panel telah disajikan dalam grafik untuk kemudahan penggunaan. Pedoman didapat dari hasil banyak studi tentang kejadian dan tingkat perkembangan karies gigi, penyakit periodontal, pertumbuhan dan perkembangan, dan patologi klinik . Setidaknya tiga konsep telah digunakan dalam pembuatan tabel di atas. Konsep pertama adalah untuk mengkategorikan pasien dengan jenis kunjungan: baru atau recall. Yang kedua adalah untuk mengkategorikan pasien dengan status gigi, didefinisikan oleh lima judul kolom. Yang ketiga adalah untuk menetapkan pasien untuk kategori risiko, berdasarkan pada ada atau adanya kondisi tertentu. Pembagian ini terlihat dalam keterangan baris. Kondisi yang menentukan kategori risiko tinggi terdapatdi sebelah kanan grafik. Dalam praktek kedokteran gigi, pasien sering mencari perawatan secara rutin, karena sebagian penyakit gigi dapat berkembang tanpa adanya gejala klinis . Karena upaya untuk mengidentifikasi kriteria khusus yang akurat akan memprediksi probabilitas tinggi untuk menemukan lesi karies interproksimal belum berhasil bagi individu, perlu untuk merekomendasikan waktu untuk membuat radiografi terutama untuk mendeteksi karies gigi.Setiap kolom menyediakan berbagai interval paparan yang direkomendasikan yang berasal dari hasil penelitian tingkat di mana karies interproksimal berlangsung melalui enamel gigi. Rekomendasi juga dimodifikasi dengan kriteria yang menempatkan individu dalam kelompok berisiko tinggi untuk karies gigi. Dalam penjadwalan setiap pasien, pertimbangan profesional harus digunakan untuk menentukan waktu optimum dalam interval pemeriksaan yang disarankan. Penggunaan rekomendasi dikarenakan akibat radiografi dari waktu ke waktu untuk individu dalam kelompok resiko rendah memang sedikit tapi dapat berakibat lebih banyak bagi mereka dalam kelompok berisiko tinggi.

H. Hal-Hal Penting yang Perlu Diperhatikan pada Pasien KhususIbu HamilTerkadang dibutuhkan untuk mendapatkan radiografi dari seorang wanita yang sedang hamil. Sinar x-ray sebagian besar terbatas pada daerah kepala dan leher dalam pemeriksaan x-ray gigi; demikian paparan janin hanya sekitar 1Gy untuk pemeriksaan satu mulut penuh. Paparan ini cukup kecil dibandingkan dengan yang menerima biasanya dari sumber latar belakang alam. Oleh karena itu, diterapkan panduan untuk pasien hamil seperti halnya dengan pasien lain, menggunakan apron bertimah yang tepat untuk melindungi daerah perut.Pasien RadioterapiPasien dengan keganasan dalam rongga mulut atau wilayah perioral sering menerima terapi radiasi untuk mereka penyakit. Beberapa jaringan mulut menerima 50 Gy atau lebih. Meskipun pasien tersebut sering khawatir tentang menerima paparan tambahan, paparan gigi tidak signifikan dibandingkan dengan apa yang telah mereka terima. Dosis kulit rata-rata dari radiografi gigi adalah sekitar 3mGy, kurang jika film yang lebih cepat atau digital imaging digunakan. Selain itu, pasien yang telah menerima terapi radiasi mungkin menderita dari radiasi xerostomia dan dengan demikian berada pada risiko tinggi untuk mengembangkan karies radiasi, yang dapat menghasilkan konsekuensi serius jika ekstraksi diperlukan di masa depan. Oleh karena itu, hati-hati mengikuti pasien yang telah menjalani terapi radiasi untuk rongga mulut karena mereka berada pada risiko khusus untuk penyakit gigi.I. Prinsip Pemeriksaan Radiografi1. ALARA (As Low as reasonable Achievable), maksudnya dosis radiasi sekecil mungkin dengan hasil semaksimal mungkin. Tiga prinsip mempertahankan ALARA: Waktu Durasi paparan berbanding lurus dengan dosis radiasi yang diterima. Makin lama terpapar, makin besar dosisi yang diterima. Jarak Jarak pasien dengan sumber radioaktif berbanding terbalik dengan dosis radiasi yang diterima. Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi ke segala arah. Semakin dekat tubuh kita dengan sumber radiasi maka paparan radiasi yang kita terima akan semakin besar. Shielding (mengurangi paparan radiasi) Pelindung akan mengurangi laju dosis dengan menyerap energi radiasi. Jenis pelindung disesuaikan dengan jenis dan kualitas . Ketebalan tiap bahan pelindung akan mempengaruhi efektifitas perlindungannya. 2. Risk vs Benefit, radiasi diberikan jika kondisi memiliki benefit lebih besar daripada resiko. Beberapa contoh atau kasus dalam penerapan waktu untuk dilakukan pemeriksaan radiografik:1. Kunjungan pertama dari seorang anak 5 tahun ke kantor gigipada usia 5 tahun ini, pemeriksaan radiografi Bitewings posterior direkomendasikan untuk mendeteksi karies. Jika semua gigi pasien ini lengkap, tidak ada bukti kerusakan, diet dan makanan yang dimakan cukup baik, dan orang tua terlihat mempromosikan kebersihan mulut dengan baik, tidak ada pemeriksaan radiografi lebih lanjut yang diperlukan pada saat ini. Radiografi untuk mendeteksi kelainan perkembangan gigi tidak dapat dilakukan pada usia ini karena penilaian yang lengkap tidak dapat dibuat pada 5 tahun. Bahkan jika itu bisa dilakukan, masih terlalu dini untuk memulai perawatan untuk kelainan tersebut.2. Wanita 25 tahun yang melakukan pemeriksaan 6 bulan setelah pengobatan terakhirnya untuk gigi seri yang patahTidak ada bukti karies pada radiografi interproksimal dibuat 6 bulan yang lalu; Saat ini tidak ada tanda-tanda klinis yang menunjukkan adanya karies, juga pasien tidak memiliki faktor risiko tinggi untuk karies. Tidak ada bukti penyakit periodontal atau tanda-tanda yang luar biasa atau gejala-gejala umum yang berhubungan dengan gigi yang retak. Selama gigi seri patah menunjukkan pengujian vitalitas normal, tidak ada radiografi yang direkomendasikan untuk pasien ini. 3. Pria 45 tahun kembali ke kantor dokter gigi setelah 1 tahun. Pada kunjungan terakhirnya Anda menempatkan dua mesial, oklusal, distal (MOD) restorasi amalgam pada gigi premolar dan dilakukan terapi saluran akar pada nomor 30. Pasien memiliki saku/lobang 5-mm dalam pencabangan bukal nomor 3 tetapi tidak ada bukti lain dari penyakit periodontal. Pedoman merekomendasikan bahwa pasien ini harus melakukan radiografi interproksimal untuk melihat apakah ia masih memiliki karies aktif dan radiografi periapikal nomor 3 dan 30 untuk mengevaluasi sejauh mana penyakit periodontal dan penyakit peripaikal, masing-masing.4. Wanita 65 tahun datang ke kantor Anda untuk pertama kaliTidak pernah radiografi sebelumnya. Sebuah bukti menunjukkan bahwa wanita ini pernah mengalami terapi saluran akar dalam dua gigi, meskipun pasien tidak sadar gigi manakah yang dirawat. Pemeriksaan klinis mengungkapkan beberapa gigi karies, beberapa gigi yang hilang, dan kantong lebih dari 3mm melibatkan sebagian besar gigi yang tersisa. Pedoman merekomendasikan pemeriksaan penuh mulut, termasuk radiografi interproksimal untuk pasien ini karena probabilitas tinggi untuk menemukan karies, penyakit periodontal, dan penyakit periapikalJ. Kualitas atau Mutu yang Baik pada Pemeriksaan RadiografisKualitas gambar dan jumlah detail yang ditampilkan pada radiografi berdasarkan beberapa factor termasuk : Kontras Geometri gambar Karakteristik dari sinar X Ketajaman gambar dan resolusiKontrasRadiografi kontras, yaitu perbedaan visual terakhir antara bayangan hitam, putih, dan abu-abu didasarkan pada: Kontras subjek Kontras film Kabut dan hamburanKontras subjekPerbedaan ini disebabkan oleh perbedaan derajat ketipisan ketika sorotan sinar x dipancarkan pada bagian berbeda di jaringan pasien.Yang tergantung pada: Perbedaan ketebalan jaringan Perbedaan densitas Perbedaan nomor atom Kualitas (voltage (kV)) atau kekuatan penetrasi dari sinar X Kontras filmIni adalah properti yang melekat dari film itu sendiri. Hal ini menentukan bagaimana film ini akan merespon paparan yang berbeda yang diterimanya setelah sinar X-ray telah melewati pasien. Kontras film tergantung pada empat faktor: Kurva karakteristik film kepadatan atau tingkat menghitam Optical film Jenis film - tindakan langsung atau tidak langsung Pengolahan.Kabut dan hamburanRadiasi menyimpang mencapai film baik sebagai akibat dari background kabut, atau karena pencar dari dalam pasien, menghasilkan densitas film yang tidak diinginkan (menghitam),dan dengan demikian mengurangi kontras radiografi.Geometri gambarAkurasi geometrik dari suatu gambar tergantung pada posisi Sinar X, objek dan film yang memuaskan dasar persyaratan geometri tertentu: Objek dan film harus berada dalam kontak atau sedekat mungkin bersama Objek dan film harus sejajar dengan satu sama lain The tubehead X-ray harus diposisikan sehingga bahwa balok memenuhi objek dan film di sudut kanan.Karakteristik sinar X-ray Sinar X-ray yang ideal digunakan untuk pencitraan harus: Cukup menembus melewati pasien, sampai tingkat tertentu, dan bereaksi dengan emulsi film yang menghasilkan kontras yang baik antara berbagai bayangan hitam, putih dan abu-abu (lihat lebih awal) Paralel, yaitu non-divergen, untuk mencegah perbesaran gambar Diproduksi dari sumber titik untuk mengurangi kabur dari margin gambar dan Efek penumbra Ketajaman gambar dan resolusi Ketajaman didefinisikan sebagai kemampuan sinar X untuk menentukan tepi. Penyebab utama hilangnya definisi tepi meliputi: Ketidaktajaman geometris termasuk Efek penumbra (lihat di atas) Ketidakjelasan Gerak, yang disebabkan oleh pasien bergerak selama penyinaran Ketidakjelasan penyerapan - yang disebabkan oleh variasi dalam bentuk objek, misalnya serviks burn-out pada leher gigi (lihat Chs 9 dan 19) Ketidaktajaman layar, yang disebabkan oleh difusi dan penyebaran cahaya yang dipancarkan dari mengintensifkan layar (lihat Ch. 5) Resolusi miskin. Resolusi, atau kekuatan menyelesaikan film, adalah ukuran kemampuan film untuk membedakan antara struktur dan berbeda gambar terpisah catatan benda kecil yang ditempatkan sangat dekat bersama-sama, dan ditentukan terutama oleh karakteristik film termasuk: - Jenis - tindakan langsung atau tidak langsung - kecepatan - Ukuran halida perak emulsi kristal. Resolusi diukur dalam pasang garis per mm.Faktor-faktor praktis yang mempengaruhi kualitas gambarDalam istilah praktis, berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kualitas gambar secara keseluruhan dapat dibagi menjadi beberapa faktor yang berhubungan dengan: Peralatan X-ray Reseptor gambar - Film atau film / screen kombinasi Pengolahan Pasien Operator dan teknik radiografi.Sebagai hasil dari semua variabel, kesalahan film dan perubahan dalam kualitas gambar tak terelakkan. Namun, karena hasil diagnosa dari radiografi terkait langsung dengan kualitas gambar, pemeriksaan dan pemantauan variabel biasa sangat penting untuk mencapai dan mempertahankan kualitas yang baik radiografi. Ini adalah pemeriksaan ini yang membentuk dasar jaminan kualitas (QA) program (lihat kemudian hari). Dokter harus mampu mengenali penyebabnya dari berbagai kesalahan Film sehingga tindakan koreksi yang tepat dapat diambil. Mengulang radiograf, tanpa terlebih dahulu menetapkan penyebab kesalahan, mungkin hasil dalam kesalahan hanya yang diabadikan.Beberapa kesalahan filmFilm terlalu gelap kemungkinan penyebab Overexposure karena: Peralatan X-ray rusak, misalnya Timer Waktu pemaparan Salah pengaturan oleh operator overdevelopment karena: Waktu yang berlebihan dalam larutan pengembang Solusi Pengembang terlalu panas Solusi Pengembang terlalu terkonsentrasi Fogging karena: Kondisi penyimpanan yang buruk: Membiarkan paparan radiasi liar Terlalu hangat Stok film tua yaitu film digunakan setelah berakhirnya tanggal Kaset rusak memungkinkan masuknya cahaya liar Figure 1 contoh periapikal yang telalu gelapRusak Unit kamar gelap / pengolahan: Membiarkan kebocoran cahaya liar Kesaslahan cahaya aman Jaringan tipis pasien

Gambar. 16.2 Contoh film berkabut. A A panoramic gigintomograph diambil dengan kaset rusak yang memungkinkan masuknya cahaya yang berkabut (menghitam) sisi KANAN dari gambar. BA bitewing yang telah berkabut di kamar gelap dengan secara tidak sengaja mengekspos bagian atas film terhadap cahaya. Itu jari operator menutupi bagian bawah film sehingga melindungi bagian gambarFilm terlalu pucat kemungkinan penyebab Underexposure karena: Peralatan X-ray rusak, misalnya Timer Waktu pemaparan Salah pengaturan oleh Operator Kegagalan untuk menjaga saklar timer tertekan Seluruh eksposur Keterbelakangan karena: Waktu yang tidak memadai dalam larutan pengembang Solusi Pengembang terlalu dingin Solusi Pengembang terlalu encer Solusi Pengembang habis Pengembang terkontaminasi fixer Ketebalan berlebihan jaringan pasien Figure 2contoh dari periapikal yang terlalu pucatPaket Film kembali ke depan (film juga ditandai).

Film dengan kontras yang tidak memadai atau rendahkemungkinan penyebab Kesalahan Pengolahan karena: Underdevelopmeht (film juga pucat) Overdevelopment (film juga gelap) Pengembang terkontaminasi fixer Waktu fiksasi yang tidak memadai Solusi Fixer habis Fogging karena: Kondisi penyimpanan yang buruk: Membiarkan paparan radiasi liar Terlalu hangat Kontrol stok yang buruk dan film yang digunakan setelah tanggal kadaluarsa Kaset rusak memungkinkan masuknya liar cahaya Unit kamar gelap / pengolahan rusak. Gambar unsharp dan kabur (Gambar. 16,4) kemungkinan penyebab Gerakan pasien selama eksposur lentur berlebihan dari paket film yang selama eksposur Film Miskin / contact layar dalam kaset Jenis Film - definisi gambar miskin dengan Film tidak langsung-tindakan daripada dengan langsung tindakan film Kecepatan mengintensifkan layar - layar cepat mengakibatkan hilangnya detail Overexposure - menyebabkan burn-out dari tepi dari benda tipis Posisi Miskin di radiografi panoramic (lihat Ch. 15).Film ditandai kemungkinan penyebab paket Film dibengkokkan oleh operator penanganan ceroboh film di kamar gelap sehingga tanda yang disebabkan oleh: Sidik jari Finger kuku Bending Debit Statis kesalahan Pengolahan karena: Kimia spot Di bawah fiksasi - sisa halida perak emulsi yang tersisa Tanda Roller Kertas hitam pelindung menjadi menempel film Bahan kimia tidak cukup untuk membenamkan film penuh Pasien menggigit terlalu keras pada paket Film Kotor mengintensifkan layar di kaset.Fig. 16.4 Examples of unsharp and blurred films. A As a result of patient movement. B As a result of excessive bending of the film packet during the exposure. Gambar. 16,4 Contoh film unsharp dan kabur. A Sebagai hasil dari gerakan pasien. B Sebagai hasil dari lentur berlebihan dari paket Film selama eksposur.

Fig. 16.5 Examples of marked films.A Finger print impression in the emulsion(arrowed)B Finger nail marks (arrowed)C Sharply bent film (arrowed) damagingthe emulsionD Discharge of static electricity (arrowed)E Fixer splashes on the emulsion before thefilm was placed in the developerF Marks (arrowed) caused by residualemulsion remaining following inadequatefixation (these are usually brown).

Kesalahan operator positioning (Gbr. 16,6)Kesalahan posisi khasIntraoral posisi radiografi kesalahan meliputi: Penempatan yg salah pada tubehead X-ray menghasilkan:- Pemanjangan- foreshortening- Superimposisi / tumpang tindih- Coning off atau pemotongan tumpeng penempatan salah satu paket film yang:- belakang ke depan, citra foil timbal jelas (film juga terlalu pucat)- Secara tidak sengaja digunakan dua kali, dua eksposur (film juga terlalu gelap)- Tidak menutupi daerah tertentu.

Fig. 16.6 Examples of operator positioning errors.A. Elongated image the vertical angulation of the X-ray tubehead was too shallow.B. Foreshortened image the vertical angulation of the X-ray tubehead was too steep.C. Superimposition/overlapping of adjacent structures the horizontal angulation of the X-ray tubehead was incorrect.D. Coning off or cone cutting the X-ray tubehead was placed too far posteriorly so that the anterior part of film was not exposed.E. Pattern from the lead foil is evident the film packet was placed back to front in the mouth.F. Double exposure the same film packet was used for two different projections.Kriteria Evaluasi Mutu Radiograf Objek tercakup dalam radiograf dan terletak di tengah o Untuk radiograf periapikal, akar dan minimal 2 mm tulang periapikal harus terlihat. o Radiograf bitewing harus memperlihatkan permukaan proksimal posterior. o Radiografi oklusal harus memperlihatkan permukaan oklusal gigi-gigi maksila atau mandibula. o Radiografi oblique lateral harus memperlihatkan gigi geligi kedua rahang pada salah satu sisi wajah (kiri/kanan). o Radiografi sefalometrik harus memperlihatkan titik-titik, bidang dan sudut sefalometrik. o Radiografi panoramik harus memperlihatkan seluruh gigi geligi dalam 2 rahang serta struktur pendukungnya. Jika ada kondisi patologis, seluruh lesi dan tulang normal yang mengelilinginya harus terlihat dalam satu foto. Kontras, detail, dan ketajaman baik Kontras : hitam dan putih bisa dibedakan Detail : mampu dibedakan struktur anatomisnya: email, dentin, pulpa Ketajaman : struktur outline terlihat Gigi Posterior : Cusp bukal dan lingual/palatal dalam satu bidang Gigi Anterior : Perhatikan daerah servikal panjang gigi rata-rata Distorsi minimal Daerah interdental tampak jelas Distorsi minimal Distorsi horizontal daerah interdental jelas Distorsi vertical tidak terjadi overlapping (jarak maks 2 mm) Terlihat general view dan spesific view General view Gigi, jaringan periodonsium, tulang rahang (kondisi, perubahan, hubungan), asal kelainan/perubaha (pulpoperiapikal, periodontal, atau sistemik). Spesific view gigi (mahkota, kamar akar, kamar pulpa, saluran akar), jaringan periodonsium (lamina dura, ruang periodonsium), dan evaluasi spesifik (lesi periapikal, kelainan periodontal).

Evaluasi mutu pemeriksaan ekstraoral 1. Evaluasi mutu Panoramic Obyek tercakup TMJ sampai dengan tepi mandibula Kontras, detail , dan ketajaman baik Gigi, ramus, dan kondyl kiri-kanan jelas Simetris, sudut mandibula kiri dan kanan sama jelas Septum nasal dan palatum durum jelas Gigi anterior dan posterior proporsional dan sama jelas Tidak ada ghost image. 2. Evaluasi mutu Sefalometri Lateral Obyek tercakup : kontras , detail, dan ketajaman baik Sella tursica berhimpit (tidak ada bayangan) Tepi bawah mandibula berhimpit Orbita berhimpit Porion terlihat Gigi molar 1 kanan dan kiri berhimpit Oklusi (hubungan molar) Sebaiknya terlihat bayangan jaringan lunak hidung dan bibir Foto radiograf harus fokus sehingga tidak ada penumbra atau berbayang. 3. Evaluasi mutu Sefalometri Posterior Anterior Obyek tercakup : kontras, detail, ketajaman Proporsional pada muka atas dan bawah serta bentuk dan ukuran gigi Sinus frontal dan Septum nasal terlihat jelas Simetris Outline mandibula kiri-kanan sama jelas

Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Hasil Foto Radiografik Hasil foto radiografis tang baik harus memenui syarat : 1. Kontras, detail, dan ketajaman foto radiografis harus baik, setiap struktur anatomis dapat dibedakan dengan jelas, misalnya perbedaan email, dentin,kamar pulpa, saluiran akar, lamina dura dan tulang penyangga disekitarnya serta struktur anatomis oainnya yang penting untuk diinterprestasikan 2. Seluruh objek yang diperiksa dapat tampak secara keseluruhan dengan jelas pada film radigrafis yang dihasilkan. 3. Bentuk dan ukuran objek atau gigi tidak mengalami distorsi atau perubahan bentuk. Misalnya pada film radiografis intra oral proyeksi periapikal, tonjol bukal palatal atau bukal lingual terletak pada satu bidang (berhimpit) 4. Pada film radiografis intraoral proyeksi periapikal, daerah interdental,harus tampak jelas, kecuali pada kasus gigi berjejal. Pada pembuatan foto radiografis teknik intra oral atau ekstra oral ada beberapa factor yang harus diperhatikan untuk mendapat hasil foto radiografis yang baik. Factor penyebab kegagalan adalah : 1. Operator/ radiographer,pasien,dokter gigi Superimposed Gambar radiografis tumpang tindih dengan gambaran selain gigi dan struktur anatomis disekitarnya, karena kelalaian operator memeriksa kesiapan pasien sebelum melakukan pemotretan. Gambaran tumpang tindih ini antara lain dapat berupa gambaran kacamata, cengkraman gigi tiruan lepasan,gigi tiruan kerangka logam, atau kawat alat orthodonsi. Pada teknik periapikal, pasien menahan film dengan jari apabila jari pasien pada daerahyang terkena sinar- X primer selama pemotretan akan tampak gambaran radiografis tulang jari tangan. Double expose : Film yang telah dipakai, sebelum dicuci dipakai lagi untuk pemotretan pasien lain(film dipakai dua kali pemotretan), sehingga akan tampak dua gambaran radiografis pasien yang berbeda pada satu film. Sidik jari tangan : Gambaran sidik jari ini terjadi karena operator melakukan pencucian tanpa menggunakan clip film langsung dipegang oleh operator. Sehingga pada waktu pencucian dalam developer, gambaran sidik jari operator akan tercetak pada film radiografis yang dihasilkan. a. Penderita/ Pasien Pemotretan pada pasien anak kadang-kadang sulit dilakukan, karena ada rasa takut yang berlebihan. Pasien sering bergerak atau merontah pada waktu pemotretan. Pasien lanjut usia juga kadang kadang sulit dilakukan pemotretan, karena pasien tidak dapat diam atau tremor yang mungkin terjadi. Pada pasien-pasien ini dapat terjadi double image. Bentuk anatomis rahang sempit dan palatum dangkal dapat menyebabkan tidak seluruh struktur yang akan diperiksa dapat terproyeksi dengan utuh (terpotong). Sedangkan gigi yang berjejal atau pada gigi impaksi dapat terjadi tumpang tindih satu gigi dengan gigi geligi disekitarnya. Pasien dengan reflex muntah tinggi juga dapat menyulitkan pemotretan. Terutama pemotretan region posterior rahang atas dan rahang bawah. b. Dokter Gigi Pengetahuan, ketelitian dan keterampilan dokter gigi juga mempengaruhi foto radiografis yang dihasilkan. Kelalaian dokter gigi pada waktu menulis surat rujukan , misalnya salah menulis elemen gigi atau region, tidak menulis maksud tujuan pemeriksaan radiografis atau regio, tidak menulis maksud tujuan pemeriksaan radiografis atau tidak menulis diagnose sementara berdasarkan pemeriksaan radiografis sebelumnya menyebabkan hasil pemeriksaan radiografis sebelumnya menyebabkan hasil pemeriksaan radiografis yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang dimaksud / diharapkan. 2. Bahan/Material a. Film Beberapa hal yang harus diperharikan dalam melilai film radiografis adalah waktu kadaluarsa serta kemasan pembungkus film. Hal ini penting diperhatikan karena apabila kedua hal tersebut sudah tidak memenuhi syarat lagi, hasil foto radiografisnya tidak dapat sebaik yang diharapkan. b. Bahan pencucian film Developer dan fixed jenis powder yang penggunaanya harus dilarutkan terlebih dahulu, lebih baik dari pada yang sudah tersedia dalam bentuk cairan. Developer dalam bentuk cairan sering menyebabkan noda kuning pada hasil foto radiografis. 3. Teknik Pemotretana.Pengaturan posisi kepala penderita Kesalahan pengaturan posisi kepala penderita pada teknik intra oral (terlalu menunduk atau menengadah) menyebabkan kesulitan menentukan posisi tube (penentuan sudut vertical dan horizontal) atau menyebabkan tidak tercakupnya daerah yang akan diperiksa (terpotong) pada foto radiografis yang dihasilkan. Sedangkan pada teknik ekstra oral kesalahan pengaturan posisi kepala penderita dangat berpengaruh terhadap foto radiografis yang dihasilkan. Kesalahan berupa objek yang dituju tumpang tindih dengan struktur anatomis lain sehingga tidak terproyeksi dengan baik atau terjadi gambaran radiografis yang terpotong. b. Peletakan film Pada teknik intra oral peletakan film dalam rongga mulut harus sedemikian rupa sehingga objek yang akan diperiksa terletak di pertengahan film, untuk itu perlu diperhatikan bahwa untuk letak film di gigi anterior film diletakkan vertical dan pada gigi posterior di letakkan horizontal. Dengan demikian seluruh gigi sampai dengan daerah periapikal dapat tercakup semua dalam film. Sisakan 2-3 mm antara jarak tepi permukaan gigi dengan permukaan oklusal atau insisal. Kesalahan yang dapat terjadi apabila tidak diperhatikan hal-hal tersebut di atas adalah terpotongnya gambar radiografis yang dihasilkan. Gambaran ini juga dapat terjadi akibat kondisi anatomis pasien berupa palatum atau dasar mulut yang dangkal. Kesalahan peletakan cassette pada teknik ekstra oral baik teknik pemotretan yang menggunakan cassette holder atau tidak adalah terpotongnya gambaran radiografis yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKACallister WD, Jr. Materials Science and Engineering, An Introduction. 7th.John Wiley & Sons, Inc.Craig Restorative Dental Materials 10 ed.McCabe, John F. and Angus W.G. Walls . Applied Dental Materials 9th Edition. Blackwell Publishing 2008Richard van Noort. Introduction to Dental Materials, 2nd ed. Mosby Elsevier, 2007.Wheelers. Dental Anatomy, Physiology and Occlusion, 8th. W.B Saunders Company, 2002.