Upload
untukmu-slamanya
View
29
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
SOSIALISASI PANGAN LOKAL DI PANTI ASUHAN TEGAL
GEDE KABUPATEN JEMBER
Teknologi Pengolahan Pangan Lokal
Oleh : Kelompok 4
Luluk Fauziyah (111710101008)
Nafiul Amri (111710101030)
Dwika Mayangsari (111710101040)
Desy Margi Shintani (111710101044)
Effi Luciana (111710101086)
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
2013
BAB 1. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi lunturnya
kegemaran sebagian masyarakat terhadap makanan tradisional
Indonsia antara lain disebabkan karena adanya perubahan gaya
hidup, perubahan sosial budaya, perkembangan ekonomi dalam
kehidupan masyarakat, di samping itu kebiasaan masyarakat
terhadap makan di luar, gencarnya promosi dan tersedianya
makanan asing di berbagai kota besar juga sebagai salah satu
faktor mengapa masyarakat lebih menyukai makanan asing dari
pada makanan kita sendiri.
Saat ini Indonesia tidak sepenuhnya swasembada
pangan, dalam arti tidak seluruh wilayah dapat memenuhi
sendiri kebutuhan pangannya yang beraneka ragam, sehingga
pada saat tertentu memerlukan impor. Dengan jumlah penduduk
pada tahun 2001 sekitar 203,5 juta jiwa dan pada tahun 2010
diperkirakan akan mencapai 236,7 juta jiwa, serta permasalahan
lain seperti kapasitas produksi panan Nasional yang semakin
terbatas karena aktivitas ekonomi dan penciutan lahan karena
alih fungsi. Selain hal tersebut juga data BAPENAS tahun 2002
di Indonesia terdapat 49,5 juta penduduk miskin
yang memerlukan perhatian agar kebutuhan pangan dapat
terpenuhi.
Kemampuan produksi bahan pangan domistik tidak
dapat mengikuti peningkatan kebutuhan, maka pada waktu yang
akan datang Indonesia akan tergantung impor, yang berarti
ketahanan pangan nasional akan semakin rentan karena akan
semakin tergantung pada kebijakan ekonomi negara lain.
Berdasarkan perkiraan tersebut tantangan utama dalam
pemantapan ketahanan pangan adalah optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya pangan domistik dan peningkatan kapasitas
produksi pangan dalam jumlah, kualitas dan keragamannya.
Konsumsi pangan hendaknya memperhatikan ketentuan zat gizi
yang cukup berimbang, sesuai dengan kebutuhan bagi
pembentukan manusia yang sehat, kuat, cerdas dan produktif.
Oleh karena itu kami melakukan sosialisasi terhadap
masyarakat, khususnya anak-anak untuk mengenalkan berbagai
macam produksi pangan yang ada di Indonesia, sehingga
mengharapkan mereka mampu mengaplikasikannya dengan
cara mencintai produk dalam negeri dan mengurangi konsumsi
produk impor.
I.2. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian impor, pangan lokal dan diversifikasi pangan
2. Menjelaskan kepada audiens tujuan mengkonsumsi pangan lokal
3. Memberitahukan berbagai macam bahan pangan yang ada di Indonesia
4. Meningkatkan kesadaran audiens khususnya anak-anak untuk mau mengkonsumsi berbagai jenis produksi pangan di Indonesia
I.3. Manfaat
1. Dapat memahami pengertian impor, pangan lokal dan
diversifikasi pangan
2. Dapat mengetahui tujuan mengkonsumsi pangan lokal
3. Dapat mengetahui berbagai macam bahan pangan yang ada
di Indonesia
4. Dapat meningkatkan kesadaran audiens khususnya anak-
anak untuk mau mengkonsumsi berbagai jenis produksi
pangan di Indonesia
BAB 2. METODOLOGI PRAKTIKUM
I.4. Dilaksanakan pada
Hari :Rabu
Tangga l : 19 Maret 2013
Tempat : Panti Asuhan Tegal Gede Kabupaten Jember
Waktu : 17.00 WIB –selesai
Sasaran : Anak-anak panti asuhan
Jumlah : 30 anak
I.5. Cara Pelaksanaan
Sosialisasi dengan cara pemaparan poster beserta penjelasan
tentang ketahanan pangan, diversifikasi pangan, dan pangan
lokal. Pemaparan ini melibatkan anak – anak yayasan yang
berjumlah 30 orang dan 1 pembimbing. Pelaksanaan sosialisasi
ini dilakukan dengan menjelaskan isu – isu yang beredar
belakangan di Indonesia seperti maraknya bahan pangan impor,
perbedaan makanan berbahan sehat dan berbahan tidak sehat.
Selanjutnya kami memberikan sesi tanya jawab kepada anak –
anak yayasan sehingga mereka dapat memahami hal – hal yang
belum diketahui. Kami juga memberikan kesempatan kepada
pembimbing yayasan untuk menanyakan hal – hal yang
berkaitan dengan informasi yang telah disampaikan.
Pada sesi terakhir kami membagikan makanan ringan berbahan dasar
pangan lokal berjumlah 32 kotak yang berisi kue onde – onde, cake
tape, getas, putri mandi, lumpia, ,kroket, dan dadar gulung. Hal ini
bertujuan untuk memberitahukan bahwa berbagai jenis bahan baku yang
ada di Indonesia dapat menghasilkan bermacam – macam produk
makanan yang sehat dan bergizi.
BAB 3. PEMBAHASAN
Sosialisasi ini dilakasanakan di Panti Asuhan Tegal Gede,
Kabupaten Jember. Kami datang kesana pada hari Rabu, 19 Maret 2013
pada pukul 17.00 WIB.
Sesampainya disana kami menyiapkan berbagai persiapan
seperti penempelan poster, mengkondisikan anak-anak supaya dapat
fokus dengan materi yang kami berikan.
Tujuan kami datang ke Panti Asuhan Tegal Gede adalah untuk
mensosialisasikan pangan lokal kepada para anak-anak yatim piatu yang
pada saat itu sedang melaksanakan kegiatan TPQ.
Sosialisasi ini kami sampaikan dengan cara sederhana dan
bahasa yang mudah dimengerti karena sasaran kami adalah anak-anak
kecil berusia dibawah 15 tahun.
Pada awalnya kami menyampaikan contoh bahan-bahan produk
lokal yang ada di Indonesia, seperti singkong, jagung, umbi dsb. Untuk
lebih mudah memahami kepada mereka kami menunjukkan berbagai
gambar yang sudah terpampang pada poster yang telah kami persiapkan.
Selanjutnya kami juga menanyakan apakah anak-anak suka
makanan instan yang siap saji dan makanan yang saat ini sedang trend
seperti pizza, hotdog, spagetty? Tujuan kami menanyakan hal ini untuk
memancing anak-anak supaya lebih terfokus pada topik yang sedang
kami bicarakan.
Mereka menjawab suka dengan makanan seperti itu, karena
rasanya yang enak. Dengan jawaban yang demikian kami bisa
menjelaskan lebih lanjut bahwa makanan yang mereka sukai adalah
makanan impor, yaitu makanan yang dibeli dari negara lain. Pembelian
yang seperti inilah yang menyebabkan devisa negara semakin menipis,
dan produk lokal yang ada di Indonesia kurang dimanfaatkan secara
maksimal.
Anak-anak sangat merespon dengan baik, mereka berantusias
untuk lebih mengetahui berbagai macam makanan olahan yang berasal
dari bahan lokal di Indonesia.
Pada sesi tanya jawab, pembina yayasan sempat menanyakan
bagaimana cara mengaplikasikan kepada anak-anak untuk mencintai
produk dalam negeri. Dan kami menyampaikan hal ini perlu dilakukan
secara bertahap. Anak-anak perlu mengetahui baik buruknya
mengonsumsi makanan siap saji dan makanan yang sehat dan bergizi.
Tujuan mengkonsumsi pangan lokal salah satunya untuk
melaksanakan diversifikasi pangan. Diversifikasi bertujuan untuk
memperbaiki status gizi tidak hanya tergantung pada konsumsi
makanan, tetapi juga tergantung pada pengadaan atau penyediaan dari
pangan tersebut. Faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan program untuk meningkatkan pangan dan gizi yang
lebih baik, antara lain:
1) hasil produksi pertanian yang menentukan tingkat penyediaan pangan
dan zat gizi
2) variasi jenis makanan yang dikonsumsi terutama tergantung pada
variasi dan komposisi hasil produksi pertanian setempat
3) perlu adanya penyuluhan untuk meningkatkan pengertian tentang
kebutuhan gizi dan adanya tindakan-tindakan yang dapat dijadikan
sebagai pertimbangan bagi konsumen dalam memilik makanannya,
sehingga pola konsumsi pangan dapat terarah agar sesuai dengan
persyaratan gizi.
Secara keseluruhan, mengapa diversifikasi pangan kurang berhasil?
Pertama, beras mempunyai citra superior sehingga pemilihan atas beras
mengungguli jagung, singkong, ubi jalar dan lainnya. Kedua,
ketersediaan beras sepanjang waktu di berbagai wilayah lebih baik
dibandingkan ketersediaan komoditas pangan lainnya. Ketiga, teknologi
pengolahan beras menjadi nasi amat simpel dan menghasilkan citra rasa
yang enak dan tidak membosankan. Kini diversifikasi pangan menjadi
langkah yang tepat. Pola konsumsi pangan yang bermutu dan bergizi
seimbang mensyaratkan perlu adanya diversifikasi pangan dalam menu
sehari-hari. Pangan yang beragam amat penting karena tidak ada satu
jenis makanan yang dapat menyediakan gizi bagi seseorang secara
lengkap. Melalui konsumsi yang beragam kekurangan gizi pada satu
jenis makanan dapat dilengkapi oleh jenis makanan lainnya.
Pada sesi terakhir kami membagikan makanan ringan berbahan dasar
pangan lokal berjumlah 32 kotak yang berisi kue onde – onde, cake
tape, getas, putri mandi, lumpia, ,kroket, dan dadar gulung. Hal ini
bertujuan untuk memberitahukan bahwa berbagai jenis bahan baku yang
ada di Indonesia dapat menghasilkan bermacam – macam produk
makanan yang sehat dan bergizi.
II. PENUTUP
II.1. Kesimpulan
Dari hasil sosialisasi tersebut diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Anak-anak lebih mengenal produk impor daripada produk
lokal
2. Produk lokal kurang diminati karena kurangnya inovasi dari
olahan yang dihasilkan
3. Anak-anak lebih memahami bahwa produk lokal
merupakan makanan sehat dan bergizi
4. Anak-anak sudah mampu membedakan tentang jajanan
kurang sehat disekitar mereka
5. Pembimbing yayasan panti asuhan sangat antusias terhadap
sosialisasi yang dilaksanakan serta bertambahnya ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka
II.2. Saran
Sebaiknya ada tindak lanjut yang konkrit berkaitan dengan
sosialisasi pangan lokal di panti asuhan tersebut