53
MAKALAH IPS “SOSIALISASI DAN PEMBENTUKKAN KEPRIBADIAN DI DAERAH KURANG MAMPU” KELOMPOK 3 Andini Puspa Indahsari (13.59.07447) Dwi Nanda Cakra W. (13.59.07481) Gempita Anargia (13.59.07516) Karna Wijaya (13.58.07542) Kautsar Huudtaryo (13.59.07543) Laras Okta Pratami (13.59.07547) Nova Dewi Herawati (13.59.07601) KELAS XII-2 i

MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

  • Upload
    andini

  • View
    61

  • Download
    41

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

MAKALAH IPS

“SOSIALISASI DAN PEMBENTUKKAN

KEPRIBADIAN DI DAERAH KURANG MAMPU”

KELOMPOK 3

Andini Puspa Indahsari (13.59.07447)

Dwi Nanda Cakra W. (13.59.07481)

Gempita Anargia (13.59.07516)

Karna Wijaya (13.58.07542)

Kautsar Huudtaryo (13.59.07543)

Laras Okta Pratami (13.59.07547)

Nova Dewi Herawati (13.59.07601)

KELAS XII-2

TAHUN AJARAN 2015/2016

SMK-SMAK BOGOR

i

Page 2: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... iii

BAB I................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN.............................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Permasalahan...............................................................................................................2

1.3 Tujuan..............................................................................................................................2

1.4 Manfaat............................................................................................................................3

BAB II................................................................................................................................................. 4

PEMBAHASAN................................................................................................................................4

2.1 Teori yang berhubungan.........................................................................................4

A. Sosialisasi.......................................................................................................................4

B. Kerpibadian................................................................................................................12

C. Kabupaten Kulon Progo........................................................................................23

2.2 Pembahasan...............................................................................................................24

A. Kependudukan di Kabupaten Kulon Progo..................................................24

B. Perkembangan Sosial di Kabupaten Kulon Progo.....................................26

C. Pembentukan Kepribadian di KabupatenKulon Progo...........................29

BAB III............................................................................................................................................. 33

KESIMPULAN............................................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 34

ii

Page 3: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat

menyusun makalah Ilmu Pengetahuan Sosial ini dengan baik dan tepat pada

waktunya. Tak lupa kami ucapkan terimakasih khususnya kepada Ibu Yuyun

Yuningsih, S.Pi, M.Si sebagai guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

dan pihak lainnya yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Pembentukan Kepribadian di

Daerah yang Kurang Mampu”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan agar kita lebih mengetahui

bagaimana perkembangan kepribadian yang terjadi pada daerah yang

kurang mampu. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang

mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca

untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik

dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah

selanjutnya. 

Bogor, September 2015

Penulis

iii

Page 4: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap individu pasti memerlukan orang lain atau individu lain,

karena itu terjadilah sosialisasi antara individu dengan individu yang

lain. Sosialisasi yang dilakukan sangatlah penting, karenadengan

bersosialisasi dapat lebih mendekatkan individu dengan individu lain.

Dalam bersosialisasi pasti akan terjadi pembentukan kepribadian

seseorang sesuai dengan cara bersosialisasnya masing masing.

Kepribadian seseorang dapat terbentuk dimulai sejak bayi hingga

dewasa. Dalam membentuk krpribadian, seseorang akan berdasarkan

beberapa faktor yang akan mempengaruhi terbentuknya kepribadian

seseorang.

Pada daerah yang terpencil atau kuramg mampu, proses sosialisasi

dan pembentukan kepribadian seseorang akan sedikit berbeda

dibandingkan dengan proses sosialisasidanpembentukan kepribadian

seseorang di daerah yang makmur. Perbedan tersebut mungkin saja

didasari dari keadaan ekonomi, pendidikan, kebiasaan, dan pergaulan

seorang individu.

Salat satu daerah kurang mampu yang tercatat di Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) adalah kabupaten Kulon Progo. Daerah ini sempat

tercatat sebagai daerah termiskin di Yogyakarta. Sehingga,

perkembangan sosialisasi dan pembentukan kepribadian di daerah ini

agak berbeda dengan proses sosialisasi dan pebentukan kepribadian di

daerah lain yang lebih makmur.

1

Page 5: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang diangkat

diantaranya:

1. Bagaimana keadaaan daerah yang kurang mampu tersebut

sekarang?

2. Bagaimana sosialisasi di daerah yang kurang mampu?

3. Bagaimana pembentukan sosialisasi di daerah yang kurang

mampu?

4. Penyebab terbentuknya suatu kepribadian di daerah yang

kurang mampu?

5. Siapa yang bertanggung jawab atas permasalahan sosialisasi

dan pembentukan sosialisasi di daerah yang kurang mampu?

1.3 Tujuan

Mengacu kepada masalah yang telah dirumuskan, penuisan

makalah ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang

terjadi di daerah yang kurang mampu.

2. Untuk mempelajari dan memahami tentang sosialisasi dan

pembentukan kepribadian di daerah yang kurang mampu.

3. Untuk mengetahui perkembangan sosialisai dan pembentukan

kepribadian masyarakat di daerah yang kurang mampu.

4. Untuk menyelesaikan tugas makalah pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian di daerah

yang kurang mampu.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah tentang sosialisasi dan pembentukan

kepribadian di daerah yang kurang mampu:

2

Page 6: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

1. Dapat mengetahui sosialisasi yang terjadi di daerah yang kurang

mampu.

2. Dapat mengetahui proses pembentukan kepribadian masyarakat di

daerah yang kurang mampu.

3. Dapat memberikan informasi kepada orang lain tentang sosialisasi

yang terjadi dan proses pembentukan kepribadian di daerah yang

kurang mampu.

3

Page 7: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori yang berhubungan

A. Sosialisasi

a. Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau

transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke

generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.

Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori

mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses

sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh

individu.

Pengertian sosialisasi menurut para ahli:

1. Macionis

Sosialisasi sebagai pengalaman sosial sepanjang hidup

yang memungkinkan seseorang mengembangkan potensi

kemanusiaannya dan mempelajari pola-pola kebudayaan.

2. Charlotte Buhler

Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu

belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan

berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan

berfungsi dalam kelompoknya.

4

Page 8: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

3. Burce J.Cohen

Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata

cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh

kepribadian dan membangun kepastiannya agar berfungsi

dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota

suatu kelompok.

4. Peter L.Berger

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang anak

belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam

masyarakat.

5. Prof. Dr. Nasution, S.H.

Sosialisasi adalah proses membimbing individu kedalam

dunia sosial (sebagai warga masyarakat yang dewasa).

6. Sukandar Wiraatmaja

Sosialisasi adalah proses belajar mulai bayi untuk

mengenal dan memperoleh sikap, pengertian, gagasan, dan

pola tingkah laku yang disetujui oleh masyarakat.

7. Jack Levin dan James L. Spates

Sosialisasi adalah proses pewarisan dan pelembagaan

kebudayaan ke dalam kepribadian individu.

8. Robert M.Z. Lawang

5

Page 9: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

Sosisalisasi adalah proses mempelajari nilai, norma, peran

dan persyaratan lainnya yang diperlukan untuk

memungkinkan seseorang dapat berpartisipasi secara

efektif dalam kehidupan sosial.

9. Horton dan Hunt

Suatu proses yang terjadi ketika seseorang yang terjadi

ketika seprang individu menghayati nilai-nilai dan norma-

norma kelompok dimana ia hidup sehingga terbentuklah

kepribadiannya.

b. Jenis-jenis Sosialisasi

1. Berdasarkan Berlangsungnya

Sosialisasi yang disengaja atau disadari, yaitu

dilakukan secara sadar atau disengaja, misalnya

melalui pendidikan, pengajaran, indotrinasi,

dakwah, nasihat, dan sebagainya.

Sosialisasi yang tidak disadari atau tidak

disengaja yaitu perilaku atau sikap sehari-hari

yang dilihat atau dicontoh oleh pihak lain.

2. Menurut status Pihak yang Terlibat

Sosialisasi equaliter yaitu berdasarkan atas

kesamaan dan kooperasi antara  yang

mensosialisasi dan pihak yang disosialisasi,

biasanya dilakukan oleh orang yang memilki

kedudukan sederajat.

Sosialisasi otoriter, sosialisasi otoriter

biasanya dipercayakan kepada orang tua karena 

anak-anak yang disosialisasi belum memiliki

6

Page 10: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

kemampuan  dan kemungkinan utnuk bergaul

dengan teman yang sebaya.

3. Menurut Tahapnya

Sosialisasi primer yaitu sosialisasi pertama

yang dijalani individu semasa kecil dan menjadi

pintu masuk untuk menjadi anggota masyarakat.

Sosialisasi sekunder yaitu proses berikutnya

yang memperkenalkan pada individu tersebut

sektor-sektor baru dunia objektif masyarakat.

Sosialisasi sekuunder berlangsung di luar

lingkungan keluarga setelah anak-anak

memasuki sekolah. Selain sekolah sosialisasi

sekunder juga berlangsung di masyarakat , unit

kerja, teman sepermainan , pusat perbelanjaan,

media massa dan sebagainya.

4. Berdasarkan Caranya

Sosialisasi Represif yaitu sosialisasi yang

menekankan pengawasan yang ketat dan

pemberian hukuman pada individu yang

melanggar peraturan atau norma yang berlaku.

Contoh dari sosialisasi ini adalah sistem

pendidikan militer dan para napi di LP.

Penekanan pada penggunaan materi dalam

hukuman dan imbalan. Anak haarus patuh

kepada orang tua. Komunikasi yang bersifat satu

arah, non verbal dan berisi perintah. Sosialisasi

berpusat pada orang tua dan keinginan

keinginan orang tua. Peranan keluarga sebagai

significant other.

7

Page 11: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

Sosialisasi Parsitifatif yaitu sosialisasi yang

menekankan pada keikut sertaan seseorang

dalam   proses sosial. Anak anak yang sudah

menaati nilai dan norma diberi pujian,

sedangkan yang belum mereka terus dibimbing

diarahkan jika terjadi penyimpangan.

c. Tahap-tahap Sosialisasi

Menurut George Herbert Mead dalam bukunya Mind, Self, and

Society, ketika manusia lahir ia belum mempunyai diri (self).

Diri manusia berkembang tahap demi tahap melalui interaksi

dengan anggota masyarakat lain. Role taking (pengambilan

peran). 4 tahap sosialisasi :

1. Preparatory, peniruan murni. Anak baru mampu

meniru, hanya meniru tanpa tahu waktu.

2. Play stage, anak kecil mulai belajar mengambil peran

orang-orang yang berada di sekitarnya. Ia meniru peran

orang yang berinteraksi dengannya. Contoh : Anak kecil

bermain menjadi polisi atau menjadi dokter .

3. Game stage, anak tidak hanya mengetahui peran yang

harus dijalankannya, tetapi telah mengetahui peran

yang dijalankan orang lain yang berinteraksi

dengannya. Anak sudah menyadari peran yang

dijalankan orang lain. Contoh : Dalam bermain bola ia

menyadari adanya peranan sebagai pemain, kiper wasit

dan penjaga garis.

4. Generalized others, anak telah mampu mengambil

peran-peran orang lain yang lebih luas, tidak sekedar

orang terdekatnya. Contoh : Sebagai siswa ia memahai

peran guru.

d. Fungsi dan Tujuan Sosialisasi

8

Page 12: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

Fungsi umum sosialisasi dapat dilihat dari dua sudut pandang,

yaitu sudut pandang individu dan kepentingan masyarakat.

1.  Individu, dari sisi ini, sosialisasi berfungsi sebagai

sarana pengenalan, pengakuan, dan penyesuaian diri

terhadap nilai-nilai, norma-norma, danstruktur sosial.

Dengan cara begitu,seseorang menjadi warga

masyarakat yang baik.

2.  Masyarakat, dari sisi ini, sosialisasi berfungsi sebagai

sarana pelestarian, penyebarluasan,dan pewarisan

nilai-nilai serta norma-norma sosial. Dengan demikian,

nilai dan norma tetap terpelihara dari generasi ke

generasi dalam masyarakat yang bersangkutan.

Adapun tujuan dari sosialisasi adalah :

1. Membekali seseorang dengan keterampilan tertentu.

2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara

efektif.

3. Mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan

mawas diri yang tepat.

4. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai

yang ada di masyarakat.

e. Agen-agen Sosialisasi

1. Keluarga

Peran agen sosialisasi pada tahap awal  (primer) sangat

penting. pentingnya keluarga sebagai  agen sosialisasi

pertama terletak pada beberapa kemampuan yang

9

Page 13: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

diajarkan dalam tahap ini. Seorang bayi akan belajar

berkomunikasi secara verbal dan non vebal pada tahap

ini. Melalui interaksi dalam keluarga, anak mempelajari

pola perilaku, sikap, keyakinan cita-cita, dan nilai dalam

keluarga dan masyarakat. Contoh : Pola perilaku dam

sikap anggota keluarga yang cenderung disiplin akan

musah terinternalisasi dalam diri seorang anak

sehingga menjadikannya selalu bersikap disiplin.

2. Kelompok Sebaya atau Sepermainan

Pada tahap ini, anak memasuki game stage, fase dimana

ia mulai mempelajari berbagai aturan tentang peranan

orang-orang yang kedudukannya sederajat. Dengan

bermain, ia mulai mengenal nilai-nilai keadilan,

kebenaran, toleransi, atau solidaritas. Contoh : Bermain

dengan teman tidak boleh curang atau mau menang

sendiri. Apabila curang dan mau menang sendiri, maka

teman-temannya tidak akan mau lagi bermain

dengannya.

3. Sekolah

Robert Dreeben berpendapat bahwa yang dipelajari

anak di sekolah disamping membaca, menulis,

berhitung adalah aturan mengenai kemandirian,

prestasi, universalisme, dan spesifitas.

Mandiri – Di rumah : Anak dapat mengharapkan

bantuan dari orang tuanya. Di sekolah : Sebagian

besar tugasnya harus dilakukan sendiridengan

penuh rasa tanggung jawab.

10

Page 14: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

Prestasi – Di rumah : Peranan seorang anak

terkait dengan peranan-peranan yang

dimilikinya, seperti peranan sebagai adik atau

kakak. Di sekolah : Peranan yang menonjol

adalah peranan yang diraih dengan

menunjukkan prestasi.

Universalisme – Di rumah : Anak cenderung

mendapatkan perlakuan khusus. Di sekolah :

Siswa mendapatkan perlakuan yang sama

(universalisme).

Spesifitas – Di sekolah : Kegiatan siswa dan

penilaian dibatasi secara spesifik, contoh :

kekeliruan yang dilakukan siswa dalam

pelajaran mat tidak mempengaruhi penilaian

gurunya pada pelajaran bahasa Indonesia. Di

rumah : Kegiatan anak dan penilaian

terhadapnya tidak dilakukan secara spesifik

seperti di sekolah.

4. Media Masa

Bentuk komunikasi dan rekreasi yang menjangkau

sejumlah besar orang. Minat anak-anak terhadap siaran

televisi membuat media ini begitu dominan dalam

proses sosialisasi. Contoh : Penayangan film-film keras

11

Page 15: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

dan brutal melalui televisi dapat menimbulkan perilaku

yang keras pada anak.

B. Kepribadian

a. Pengertian Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan,

temparmen, ciri khas dan juga prilaku seseorang. Sikap

perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan terwujud dalam

tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu.

Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang

baku/berlaku terus menerus secara konsisten dalam

menghadapai situasi yang sedang di hadapi, sehingga jadi ciri

khas pribadinya.

Menurut para tokoh :

1. Roucek dan Warren, didalam buku “Sociology an

Introduction”,  Roucek serta Warren mendefinisikan

kepribadian ialah sebagai organisasi faktor-faktor

biologis, psikologis, serta juga sosiologis yang

mendasari perilaku individu. Faktor-faktor biologis

tersebut meliputi keadaan fisik, watak, seksual,  sistem

saraf, proses pendewasaan individu yang

bersangkutan, dan juga kelainan-kelainan biologis

lainnya. Adapun faktor psikologis tersebut meliputi

unsur tempramen, perasaan,kemampuan belajar,

keinginan,  keterampilan,  dan  lain sebagainya. Faktor

sosiologis yang mempengaruhi  kepribadian seorang

individu tersebut dapat berupa proses dari sosialisasi

yang diperoleh sejak kecil.

12

Page 16: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

2. Koentjaraningrat, didalam bukunya yang berjudul

“Pengantar Antropologi I”, menyatakan bahwa

kepribadian tersebut tersusunan dari unsur-unsur akal

serta juga jiwa yang menentukan tingkah laku atau

juga tindakan  seseorang.

3. Yinger, mengatakan bahwa kepribadian adalah

keseluruhan dari perilaku seseorang dengan sistem

kecenderungan tertentu yang berinteraksi atau

berhubungan dengan serangkaian situasi. Jadi,

bisa disimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu

perpaduan yang utuh antara sifat, sikap, pola pikir,

emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi

individu tersebut agar berbuat sesuatu yang benar

sesuai dengan lingkungannya.

4. Theodore M. Newcomb, adalah ahli sosiologi yang

berkebangsaan Amerika Serikat. Ia menyatakan bahwa

kepribadian adalah suatu organisasi sikap yang

dipunyai seseorang sebagai latar belakang dari

perilakunya. Hal tersebut berarti bahwa

kepribadian itu menunjukkan organisasi dari sikap-

sikap seorang individu untuk dapat berbuat,

mengetahui, berpikir, serta

juga merasakan dengan secara khusus jika ia

berhubungan dengan orang lain atau juga pada saat ia

menghadapi suatu masalah / keadaan.

5. M. A. W. Brower, ia  berpendapat bahwa kepribadian

itu adalah corak tingkah laku sosial seorang individu

yang meliputi yaitu kekuatan, keinginan, opini,

dorongan, serta sikap-sikap seseorang.

13

Page 17: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

b. Faktor-faktor yang Membentuk Kepribadian

1. Warisan biologis (keturunan) :

i. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Lunt,

karakteristik fisik tertentu menjadi suatu faktor

dalam perkembangan kepribadian sesuai

dengan bagaimana ia didefinisikan dan

diperlakukan dalam masyarakat dan oleh

kelompok acuan seseorang. Contoh : Orang

bertubuh tegap diharapkan memimpin dan

dibenarkan bersikap seperti pemimpin,

sehingga mereka bertindak seperti pemimpin,

orang cenderungan berperilaku seperti yang

diharapkan oleh orang lain

ii. Warisan biologis juga berhubungan dengan gen

orang tuanya, seperti golongan darah, jenis

penyakit tertentu seperti diabetes, alergi,

jantung koroner dll

2. Lingkungan fisik (geografis) : Perbedaan perilaku

kelompok disebabkan oleh perbedaan iklim , topografi

(permukaan atau relief bumi), dan sumber alam.

Contoh :

i. Suku Ik tinggal di daerah kering, miskin, dan

mengalami kepalaparan, kepribadian mereka

tamak, rakus, tidak ramah, tidak suka menolong

ii. Kondisi ini berbeda dengan bangsa Samoa yang

hanya memerlukan sedikit waktu setiap harinya

untuk mendapatkan banyak makanan

3. Kebudayaan : Keseluruhan pengetahuan manusia

sebagai makhluk sosial, baik berupa gagasan, aktivitas,

dan hasil dari aktivitas manusia yang digunakan untuk

memahami lingkungan dan pengalamannya, serta

dijadikan pedoman hidup anggota masyarakat.

14

Page 18: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

Contoh : Budaya bahari merupakan keseluruhan

gagasan aktivitas dan hasil dari aktivitas masyarakat

yang hidupnya tergantung dari sumber daya kelautan

4. Pengalaman kelompok : Seorang anak kurang

diperhatikan oleh keluarganya, anak itu menjadi nakal

karena merasa dirinya tidak dicintai. Ia akan

bergabung dengan kelompok yang mempunyai standar

perilaku yangs sesuai dengannya. Sebaliknya, anak

yang berperilaku baik akan mengelompokkan dirinya

dengan anak yang baik juga

5. Pengalaman unik : Menurut Paul B. Horton,

pengalaman unik mengandung pengertian bahwa tidak

seorangpun mengalami serangkaian pengalaman yang

persis sama satu sama lainnya. Contoh : Ada 2 gadis

cantik dalam 1 keluarga, gadis A lebih percaya diri

karena orang tuanya dan keluarganya berpendapat

bahwa dia cantik. Berbeda dengan gadis B yang kurang

percaya diri katena orang tuanya memperlakukannya

seperti anak yang kurang menarik.

c. Unsur-unsur Dalam Kepribadian

1. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang bersumber dari pola pikir yang

rasional, yang berisi fantasi, pemahaman, dan

pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang

diperolehnya dari lingkungan yang ada di sekitarnya.

Semua itu direkam dalam otak dan sedikit demi sedikit

diungkapkan dalam bentuk perilakunya di masyarakat.

2. Perasaan

Perasaan merupakan suatu keadaan dalam kesadaran

manusia yang menghasilkan penilaian positif atau

negative terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu.

15

Page 19: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

Perasaan selalu bersifat subjektif, sehingga penilaian

seseorang terhadap suatu hal atau kejadian akan

berbeda dengan penilaian orang lain. Contohnya

penilaian terhadap jam pelajaran yang kosong.

Mungkin kamu menganggap sebagai hal yang tidak

menyenangkan karena merasa rugi tidak memperoleh

pelajaran. Lain halnya dengan penilaian temanmu yang

menganggap sebagai hal yang menyenangkan.

Perasaan mengisi penuh kesadaran manusia dalam

hidupnya.

3. Dorongan Naluri

Dorongan naluri merupakan kemauan yang sudah

menjadi naluri setiap manusia. Hal itu dimaksudkan

untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia,

baik yang bersifat rohaniah maupun jasmaniah.

Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu

untuk mempertahankan hidup, seksual, mencari

makan, bergaul dan berinteraksi dengan sesama

manusia, meniru tingkah laku sesamanya, berbakti,

serta keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.

d. Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian

Tahap-tahap perkembangan kepribadian setiap individu tidak

dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Tetapi secara

umum dapat dirumuskan sebagai berikut.

16

Page 20: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

1. Fase Pertama

Fase pertama dimulai sejak anak berusia satu sampai dua

tahun, ketika anak mulai mengenal dirinya sendiri. Pada fase

ini, kita dapat membedakan kepribadian seseorang menjadi

dua bagian penting, yaitu sebagai berikut:

1. Bagian yang pertama berisi unsur-unsur dasar atas

berbagai sikap yang disebut denganattitudes yang

kurang lebih bersifat permanen dan tidak mudah

berubah di kemudian hari. Unsur-unsur itu adalah

struktur dasar kepribadian (basic personality

structure) dan capital personality. Kedua unsur ini

merupakan sifat dasar dari manusia yang telah

dimiliki sebagai warisan biologis dari orangtuanya.

2. Bagian kedua berisi unsur-unsur yang terdiri atas

keyakinan-keyakinan atau anggapan-anggapan yang

lebih fleksibel yang sifatnya mudah berubah atau

dapat ditinjau kembali di kemudian hari.

2. Fase Kedua

Fase ini merupakan fase yang sangat efektif dalam

membentuk dan mengembangkan bakat-bakat yang ada

pada diri seorang anak. Fase ini diawali dari usia dua sampai

tiga tahun. Fase ini merupakan fase perkembangan di mana

rasa aku yang telah dimiliki seorang anak mulai berkembang

karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada di

lingkungannya, termasuk struktur tata nilai maupun

struktur budayanya.

Fase ini berlangsung relatif panjang hingga anak menjelang

masa kedewasaannya sampai kepribadian tersebut mulai

tampak dengan tipe-tipe perilaku yang khas yang tampak

dalam hal-hal berikut ini.

17

Page 21: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

1. Dorongan-dorongan (drives). Unsur ini merupakan

pusat dari kehendak manusia untuk melakukan suatu

aktivitas yang selanjutnya akan membentuk motif-

motif tertentu untuk mewujudkan suatu

keinginan. Drives ini dibedakan atas kehendak dan

nafsu-nafsu. Kehendak merupakan dorongan-

dorongan yang bersifat kultural, artinya sesuai

dengan tingkat peradaban dan tingkat perekonomian

seseorang. Sedang nafsu-nafsu merupakan kehendak

yang terdorong oleh kebutuhan biologis, misalnya

nafsu makan, seksual, amarah, dan yang lainnya.’

2. Naluri (instinct). Naluri adalah suatu dorongan yang

bersifat kodrati yang melekat dengan hakikat

makhluk hidup. Misalnya seorang ibu mempunyai

naluri yang kuat untuk mempunyai anak, mengasuh,

dan membesarkan hingga dewasa. Naluri ini dapat

dilakukan pada setiap makhluk hidup tanpa harus

belajar terlebih dahulu seolah-olah telah menyatu

dengan hakikat makhluk hidup.

3. Getaran hati (emosi). Emosi atau getaran hati

adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi sumber

perasaan manusia. Emosi dapat menjadi pengukur

segala sesuatu yang ada pada jiwa manusia, seperti

senang, sedih, indah, serasi, dan yang lainnya.

4. Perangai. Perangai adalah perwujudan dari

perpaduan antara hati dan pikiran manusia yang

tampak dari raut muka maupun gerak-gerik

seseorang. Perangai ini merupakan salah satu unsur

dari kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat, dan

diidentifikasi oleh orang lain.

18

Page 22: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

5. Intelegensi (IQ). Intelegensi adalah tingkat

kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seseorang.

Sesuatu yang termasuk dalam intelegensi adalah IQ,

memori-memori pengetahuan, serta pengalaman-

pengalaman yang telah diperoleh seseorang selama

melakukan sosialisasi.

6. Bakat (talent). Bakat pada hakikatnya merupakan

sesuatu yang abstrak yang diperoleh seseorang

karena warisan biologis yang diturunkan oleh

leluhurnya, seperti bakat seni, olahraga, berdagang,

berpolitik, dan lainnya. Bakat merupakan sesuatu

yang sangat mendasar dalam pengembangkan

keterampilan-keterampilan yang ada pada seseorang.

Setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda,

walaupun berasal dari ayah dan ibu yang sama.

3. Fase Ketiga

Pada proses perkembangan kepribadian seseorang, fase ini

merupakan fase terakhir yang ditandai dengan semakin

stabilnya perilaku-perilaku yang khas dari orang tersebut.

Pada fase ketiga terjadi perkembangan yang relatif tetap,

yaitu dengan terbentuknya perilaku-perilaku yang khas

sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak.

Setelah kepribadian terbentuk secara permanen, maka dapat

diklasifikasikan tiga tipe kepribadian, yaitu sebagai berikut:

1. Kepribadian normatif (normative man).

Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang

ideal, di mana seseorang mempunyai prinsip-prinsip

yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang

ada dalam dirinya sebagai hasil sosialisasi pada masa

sebelumnya. Seseorang memiliki kepribadian

19

Page 23: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

normatif apabila terjadi proses sosialisasi antara

perlakuan terhadap dirinya dan perlakuan terhadap

orang lain sesuai dengan tata nilai yang ada di dalam

masyarakat. Tipe ini ditandai dengan kemampuan

menyesuaikan diri yang sangat tinggi dan dapat

menampung banyak aspirasi dari orang lain.

2. Kepribadian otoriter (otoriter man). Tipe ini

terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang

lebih mementingkan kepentingan diri sendiri

daripada orang lain. Situasi ini sering terjadi pada

anak tunggal, anak yang sejak kecil mendapat

dukungan dan perlindungan yang lebih dari

lingkungan orang-orang di sekitarnya, serta anak

yang sejak kecil memimpin kelompoknya.

3. Kepribadian perbatasan (marginal man).

Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang

relatif labil di mana ciri khas dari prinsip-prinsip dan

perilakunya sering kali mengalami perubahan-

perubahan, sehingga seolah-olah seseorang

mempunyai lebih dari satu corak kepribadian.

Seseorang dikatakan memiliki kepribadian

perbatasan apabila orang ini memiliki dualisme

budaya, misalnya karena proses perkawinan atau

karena situasi tertentu hingga mereka harus

mengabdi pada dua struktur budaya masyarakat yang

berbeda.

e. Masalah Sosial

Masalah Sosial adalah situasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

perlu diatasi (dipemecahankan). Pandangan pekerja sosial adalah

terganggunya fungsi sosial, sehingga mempengaruhi kemampuan

memenuhi kebutuhan, dan peranan-peranannya di masyarakat.

20

Page 24: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

Kondisi yang dipandang orang atau masyarakat sebagai situasi yang

tidak diharapkan.

Unsur-unsur masalah sosial, yaitu:

1. Adanya suatu situasi atau kondisi sosial;

2. Adanya sekelompok orang yang mengevaluasi situasi atau

kondisi sosial tersebut;

3. Adanya evaluasi terhadap situasi atau kondisi sosial tersebut

sebagai tidak mengenakkan;

4. Adanya alasan-alasan mengapa situasi atau kondisi tersebut

sebagai tidak mengenakkan.

Bentuk-bentuk masalah sosial yang terjadi di masyarakat:

1. Pengangguran

2. Kemiskinan

3. Masalah Kepadatan Penduduk

4. Masalah Lingkungan Hidup

5. Kriminalitas

6. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi

Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup

memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan

kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental

maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Tingkat kemiskinan di

masyarakat dapat diukur melalui berbagai pendekatan, yaitu:

a. Secara absolut, artinya kemiskinan tersebut dapat diukur

dengan standar tertentu. Seseorang yang memiliki taraf hidup di

bawah standar, maka dapat disebut miskin. Namun, jika seseorang

yang berada di atas standar dapat dikatakan tidak miskin.

b. Secara relatif, digunakan dalam masyarakat yang sudah

mengalami perkembangan dan terbuka. Melalui konsep ini,

kemiskinan dilihat dari seberapa jauh peningkatan taraf hidup

21

Page 25: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

lapisan terbawah yang dibandingkan dengan lapisan masyarakat

lainnya.

Selain itu, kemiskinan juga dapat dilatarbelakangi oleh beberapa

faktor. Adapun faktor yang melatarbelakangi adanya sumber

masalah kemiskinan, yaitu:

a. Faktor Biologis, Psikologis, dan Kultural

Kondisi individu yang memiliki kelemahan biologis, psikologis, dan

kultural dapat dilihat dari munculnya sifat pemalas, kemampuan

intelektual dan pengetahuan yang rendah, kelemahan fisik,

kurangnya keterampilan, dan rendahnya kemampuan untuk

menanggapi persoalan di sekitarnya.

b. Faktor Struktural

Kemiskinan struktural biasanya terjadi dalam masyarakat yang

terdapat perbedaan antara orang yang hidup di bawah garis

kehidupan dengan orang yang hidup dalam kemewahan. Ciri-ciri

masyarakat yang mengalami kemiskinan struktural, yaitu:

1. Tidak adanya mobilitas sosial vertikal.

2. Munculnya ketergantungan yang kuat dari pihak orang miskin

terhadap kelas sosial-ekonomi di atasnya.

Beberapa dampak dari masalah kemiskinan adalah sebagai

berikut :

a). Penyebab tingginya anak putus sekolah

anak putus sekolah pada umumnya di sebabkan oleh faktor

ekonomi. orang tuanya berpenghasilan rendah. sehingga perlu

mendapatkan uluran tangan dari berbagai pihak. untuk itu,

pemerintah maupun masyarakat bertanggung jawab untuk

mengatasinya sehingga anak yang putus sekolah , bisa bersekolah

lagi

b). Anak jalanan

22

Page 26: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

masalah anak jalanan juga merupakan masalah sosial. salah satu

faktor mereka menjadi anak jalanan karena tekanan kondisi sosial

ekonomi orang tuanya. orang tua mereka tidak mampu mencukupi

kebutuhan hidup keluarga. hal inilah yang memaksa mereka untuk

ikut bekerja.

c). Kejahatan

Kejahatan adalah perilaku yang bertentangan dengan nilai nilai dan

norma norma yang berlaku yang merugikan orang lain. krisis

ekonomi merupakan salah satu penyebab kejahatan. krisis ekonomi

menyebabkan banyak orang di PHK dan miskin perusahaan

perusahaan mengalami kebangkrutan. banyak penduduk yang

jatuh miskin . akibatnya sebagian orang melakukan kejahatan

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. bentuk bentuk kejahatan

seperti mencuri dan lain lain.

C. Kabupaten Kulon Progo

Kabupaten Kulon Progo (bahasa Jawa: Hanacaraka

; Latin, Kulonprågå) adalah sebuah kabupaten diProvinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Wates. Kabupaten

ini berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul di

timur, Samudra Hindia di selatan, Kabupaten Purworejo di barat,

serta Kabupaten Magelang di utara. Nama Kulon Progo berarti sebelah

barat Sungai Progo (kata kulon dalam Bahasa Jawa artinya barat).Kali

Progo membatasi kabupaten ini di sebelah timur.

Kabupaten Kulon Progo terdiri atas 12 kecamatan, yang dibagi

lagi atas 88 desa dan kelurahan, serta 930 Pedukuhan (sebelum

otonomi daerah dinamakan Dusun). Pusat pemerintahan di

Kecamatan Wates, yang berada sekitar 25 km sebelah barat daya dari

pusat Ibukota Provinsi DIY, di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa

(Surabaya - Yogyakarta - Bandung. Wates juga dilintasi jalur kereta

23

Page 27: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

api lintas selatan Jawa. Kulon Progo menggunakan kodepos 55611

(lama) dan 55600/55651 (baru).

Bagian barat laut wilayah kabupaten ini berupa pegunungan

(Bukit Menoreh), dengan puncaknya Gunung Gajah (828 m), di

perbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Sedangkan di bagian

selatan merupakan dataran rendah yang landai hingga ke pantai.

Pantai yang ada di Kabupaten Kulonprogo adalah Pantai

Congot, Pantai Glagah (10 km arah barat daya kota Wates atau 35 km

dari pusat Kota Yogyakarta) dan Pantai Trisik.

2.2 Pembahasan

A. Kependudukan di Kabupaten Kulon Progo

Data jumlah penduduk kabupaten Kulon progo tahun 2009 -2010

merupakan hasil pendataan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kulon

progo, sedangkan data tahun 2011 diperoleh dari hasil Pendataan

Keluarga Miskin Kabupaten Kulon progo yang dilaksanakan dengan

mengacu Perbup No 39 tahun 2011, jumlah Penduduk Kabupaten

Kulon Progo pada bulan Desember tahun 2011 sebanyak 473.397

24

Page 28: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

jiwa. Adapun persebaran penduduk tiap kecamatan tahun 2009 -2011

seperti tecantum dalam tabel berikut:

Dari data di atas tampak bahwa penyebaran penduduk Kulonprogo

masih berkumpul di 3 Kecamatan, yaitu Pengasih sebesar 11,33

persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Wates sebesar 11,14 persen,

dan Kecamatan Sentolo sebesar 10,70 persen. Kecamatan Pengasih,

Wates, dan Sentolo adalah 3 Kecamatan dengan urutan teratas yang

memiliki jumlah penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah

53.632 orang, dan 52.717 orang, 50.669 orang. Sedangkan Kecamatan

Girimulyo merupakan kecamatan yang paling sedikit penduduknya,

yakni sebanyak 27.022 orang. Berdasarkan perbandingan jumlah total

penduduk dengan luas wilayah kabupaten, rata-rata tingkat

kepadatan penduduk Kulonprogo adalah sebanyak 807 orang per kilo

meter persegi atau 8,07 jiwa per hektar. Kecamatan yang paling tinggi

tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Wates yakni

sebanyak 1647 orang per kilo meter persegi atau 16.47 jiwa per

hektar. Sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Samigaluh

25

Page 29: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

yakni 455 orang perkilo meter persegi atau 4.55 jiwa per hektar.

Sementara laju pertumbuhan penduduk Kulonprogo per tahun selama

sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0.66

persen. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Kulonprogo ada di

tiga kecamatan yakni Kecamatan Temon, Wates, dan Pengasih yaitu

0.81 persen. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk yang terendah di

Kecamatan Kokap sebesar -0,57 persen. Meskipun Kecamatan Sentolo

menempati urutan kedua dari jumlah penduduk, namun dari sisi laju

pertumbuhan penduduk menempati urutan keempat sebesar 0.77

persen. Sebaliknya, Kecamatan Temon yang jumlah penduduknya

menempati urutan terendah ke-4 setelahda urutan tertinggi atau sama

dengan Kecamatan Wates dan Kecamatan Pengasih.

B. Perkembangan Sosial di Kabupaten Kulon Progo

Keadaan bidang sosial Kabupaten Kulonprogo tahun 2010 bisa

dilihat melalui indikator agama, keamanan dan kesehatan yang ada

pada masyarakat, karena dari beberapa aspek tersebut

mencerminkan adanya korelasi yang saling terkait. Antara satu aspek

dengan aspek yang lain saling memberikan pengaruh yang signifikan.

Berdasarkan data yang diperoleh, mayoritas penduduk Kabupaten

kita ini adalah pemeluk agama Islam, yakni sebesar 93,62%, kemudian

agama Katholik 4,67%, agama Kristen 1,57%, agama Buddha 0,14%

dan agama Hindu 0,03%. Tempat peribadatan yang tersedia di di

Kulonprogo tahun 2010 terdiri dari 1.022 masjid, 518 mushola, 501

langgar, 21 gereja kristen, 4 gereja katholik dan 48 kapel dimana

jumlah kapel terbanyak di kecamatan Kalibawang sebanyak 20 kapel.

Banyak terdapat kapel di wilayah Kalibawang karena disana memang

menjadi daerah dengan konsentrasi umat Katolik yang cukup banyak

di Kulonprogo. Tempat ibadah umat Buddha vihara hanya terdapat di

Kecamatan Girimulyo yaitu 5 vihara dan 1 cetya. Sedangkan tempat

ibadah umat Hindu belum terdapat di Kulonprogo. Secara umum

26

Page 30: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

kehidupan beragama di daerah ini cukup kondusif. Tidak ada gesekan

yang menimbulkan pertikaian. Warga Kulonprogo memang

mempunyai toleransi yang amat bagus dalam hal kerukuan antar

umat beragama.

Dalam hal kesehatan. Fasilitas kesehatan yang tersedia di

Kulonprogo terdiri dari 7 rumah sakit umum dengan 81 dokter dan

304 paramedis. Ketujuh rumah sakit tersebut terletak di Kecamatan

Temon 1 unit, kecamatan Wates 3 unit, Kecamatan Lendah 1 unit,

Kecamatan Nanggulan 1 unit, dan Kecamatan Kalibawang 1 unit.

Sekali lagi kami menggunakan data tahun 2010 yang diperoleh dari

Badan Pusat Statistik. Masih di tahun yang sama di Kulonprogo

terdapat 21 puskesmas dan 63 puskesmas pembantu dengan 71

dokter dan 347 paramedis. Seiring perkembangan waktu, hingga

tahun 2013 ini diperkirakan jumlahnya telah semakin banyak.

Perkembangan ini kami yakini terkait dengan status Bupati

Kulonprogo yang menjabat saat ini yang merupakan seorang dokter.

RSUD Wates adalah rumah sakit terbesar di Kulonprogo.

Kinerjanya selalu diperbaiki dari tahun ke tahun. Di rumah sakit inilah

rujukan dari berbagai Puskesmas ditujukan. Daerah yang berhasil

adalah daerah yang mampu meminimalisr warganya dari penyakit

memang. Namun apabila terlanjur sakit, penanganan terhadap pasien

juga menjadi salah satu tolak ukur. Salah satu indikator keberhasilan

pembangunan kesehatan adalah tingkat kesehatan balita. Pada tahun

2010 dari 22.777 balita yang mendapat pelayanan kesehatan dari

puskesmas, ada sebanyak 201 balita (0,88%) dengan status gizi

buruk. Jika dibandingkan dengan tahun lalu yang sebanyak 215 balita

berstatus gizi buruk, secara kuantitas angka ini mengalami

penurunan. Dari 5.734 kelahiran yang dilaporkan 0,30% diantaranya

lahir mati (yakni sejumlah 17 kelahiran). Pada tahun 2010 jumlah

bayi yang meninggal sebanyak 56 orang dan 24 balita meninggal.

27

Page 31: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

Status kematian balita terkait langsung dengan ibu yang

mengandungnya. Semakin sehat ibu yang mengandung, akan semakin

kecil pula resiko kematian bayi yang baru saja lahir.

Selain itu, jumlah penduduk yang mendapatkan jaminan kesehatan

pra bayar gratis dari jamkesmas sebanyak 141.893 peserta, dari

jamkesos sebanyak 56.000 peserta dan 4.468 peserta untuk jamkesos

kader. Kesehatan harus mendapat perhatian yang serius dari

pemerintah. Karena bagi masyarakat kecil fasilitas kesehatan yang

memadai di setiap puskesmas akan menimbulkan rasa aman bagi

mereka yang sedang menderita sakit. Meskipun pada akhirnya

memang harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap sarana dan

prasarananya.

Gambaran sisi yang tidak kondusif di Kabupaten Kulonprogo dari

aspek sosial masyarakat dapat dilihat dari data kejahatan yang terjadi.

Jumlah kejahatan yang terjadi di Kulonprogo tahun 2010 sebanyak

488 kasus. Jumlah tambahan napi berdasarkan putusan pengadilan

mencapai 184 orang. Berdasarkan klasifikasi umur, tambahan napi

tersebut terdiri dari dewasa sebanyak 80,98%, pemuda sebanyak

11,96% dan anak-anak 7,07%. Jika didasarkan pada lama kurungan

<1 tahun ada 89,67%, 1-5 tahun 9,78%, lebih dari 5 tahun 0,54&%

dan pidana seumur hidup tidak ada.

Kondisi dan perkembangan sosial di Kabupaten Kulon Progo pada

tahun 2012 dapat dipantau melalui indikator agama, kesehatan,

keamanan, yang ada pada masyarakat, karena hal tersebut

mencerminkan adanya hubungan dan toleransi yang saling terkait.

Berdasarkan data dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Kulon

Progo, mayoritas penduduk Kabupaten Kulon Progo adalah pemeluk

agama Islam sebesar 93,94 persen; kemudian agama Katholik 4,58

persen; agama Kristen 1,35 persen; dan agama Buddha 0,13 persen.

28

Page 32: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

Tempat peribadatan yang tersedia di Kabupaten Kulon Progo pada

tahun 2012 terdiri dari 1.102 masjid, 869 mushola, 184 langgar, 23

gereja kristen, 4 gereja katholik, dan 49 kapel dimana jumlah kapel

terbanyak di kecamatan Kalibawang sebanyak 20 kapel. Tempat

ibadah umat Buddha vihara hanya terdapat di Kecamatan Girimulyo

yaitu 6 vihara dan 1 cetya. Sedangkan tempat ibadah umat Hindu

belum tersedia di Kabupaten Kulon Progo.

Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Kulon Progo terdiri

dari 8 rumah sakit dengan 106 dokter dan 711 paramedis. Delapan

rumah sakit tersebut terletak di Kecamatan Temon 1 unit, Kecamatan

Wates 3 unit, Kecamatan Lendah 2 unit, Kecamatan Nanggulan 1 unit,

dan Kecamatan Kalibawang 1 unit. Pada tahun 2012 di Kabupaten

Kulon Progo terdapat 21 puskesmas dan 63 puskesmas pembantu

dengan 44 dokter dan 522 paramedis.

C. Pembentukan Kepribadian di Kabupaten Kulon Progo

Pembentukan kepribadian di dareh Kulon Progo, Yogyakarta, dapat

dikatakan baik, karena kepribadian sebagian besar dari

masyarakatnya baik. Pembentukan kepribadian di daerah ini

didukung oleh perkembangan dari pembangunan kabupaten Kulon

Progo ini, yang mendapat bantuan dari pihak ketiga, seperti :

1. Bantuan dari Bank BPD DIY

Bank BPD Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan bantuan

pengembangan desa miskin di Kabupaten Kulon Progo dalam rangka

mendorong pengentasan kemiskinan untuk mencapai sasaran

Millenium Development Goal`s di daerah setempat.

"Bank BPD DIY menjadi "orang tua asuh" Kelompok Asuh Keluarga

Binangun (KAKB) yang meliputi dua desa di Kecamatan Temon, dan

Kokap,"kata Pemimpin Bank BPD DIY cabang Wates, Kulon Progo,

Gamal Kristiyanto, Rabu.

"Kami menindaklanjuti program Pemkab Kulon Progo untuk

29

Page 33: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

mengentaskan kemiskinan dengan menjadi bapak asuh untuk dua

desa. Dalam program ini, BPD DIY menjadi bapak asuh bagi Desa

Temon Wetan dan Hargowilis," kata 

Bantuan yang diberikan oleh BPD DIY, kata Gamal, diberikan kepada

masing-masing KAKB di desa binaan sebesar Rp 5 juta rupiah. Saat ini

di masyarakat sudah dibentuk KAKB.

"Pelaksanaan bantuan BPD akan terjun ke usaha yang dijalankan

KAKB. Kami akan melakukan pemantauan bantuan bantuan tersebut

hingga berakhirnya program," kata dia.

Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan, pemerintah

kabupaten (pemkab) Kulon Progo memiliki program pengentasan

kemiskinan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut

membutuhkan batuan semua pihak baik Badan usaha Milik Negara

(BUMN) atau swasta.

"Kami berharap dari KAKB akan menjadi kelompok di mana yang

sudah kaya mau membimbing yang miskin. Kepala keluarga (KK) yang

sudah mampu dimasukkan dalam kelompok ini tugasnya adalah

membimbing, bukan mengganggu. Semangat dari program ini yaitu,

yang kaya tidak mengganggu yang miskin, tetapi justru yang kaya

adalah membantu yang miskin,"kata Hasto.

Menurut Hasto, bantuan dan perlindungan sosial berbasis keluarga,

pemberdayaan masyarakat atau ekonomi lokal dan peningkatan

sarana-prasarana lingkungan pemukiman bertujuan mempercepat

penurunan angka kemiskinan di pedesaan.

Menurut Hasto, pengentasan kemiskinan tidak cukup dengan

membuka satu usaha yang dikelola KAKB, sehingga usaha ini hanya

untuk permulaan saja. Jika sudah siap, usaha dari KAKB lainnya bisa

bergabung supaya saling membantu.

Dia berharap, dana bantuan digunakan dan dikelola dengan baik

supaya tidak berurusan dengan hukum.

Dia mengatakan, pemkab akan melakukan audit terhadap pelaksaan

bantuan setelah berjalan satu tahun. Hal ini diharapkan, bantuan tepat

30

Page 34: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

sasaran dan tidak ada penyalahgunaan bantuan.

"Kami minta uang yang keluar maupun yang masuk rekening

dikontrol dengan baik, sehingga nanti ketika suatu saat diaudit atau

diperiksa bisa diketahui alur keluar masuk uang bantuan. Karena

rekening itu merupakan salah satu bukti pertanggung jawaban

sebagai bukti keluar masuk uang di rekening," kata bupati.

(http://www.antarayogya.com/)

2. Bantuan dari 5 Club di Yogyakarta

Menjelang bulan Suci Ramadhan 1436 Hijriyah, lima Klub yang

berdomisili di Yogyakarta masing-masing, Rotary Club of Yogyakarta,

Rotary Club of Yogyakarta Mangkubumi (RCYMb), Rotary Club of

Yogyakarta Prambanan (RCYP), CRV Club Indonesia (CCI) Chapter

Jogja dan Club BMW E46 Indonesia (E46id), secara bahu-

membahu menggelar Bhakti Sosial di Kelurahan Purwosari,

Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Jenis kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan ini adalah

pemeriksaan & pengobatan gratis oleh dokter umum dan dokter gigi,

pemberian makanan sehat, penyuluhan kesehatan gigi dan kebersihan

bagi anak-anak, serta pembagian sembako bagi masyarakat tidak

mampu.

Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Minggu (14 Juni 2015),

pukul 08.00 hingga 12.00 WIB bertempat di Kantor Balai Desa

Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.

Rtn Iwan Gunawan, President 2014-2015 Rotary Club Yogyakarta

Tamansari, menjelaskan bahwa lokasi yang dipilih adalah Desa

Purwosari, karena desa tersebut masuk dalam salah satu desa

termiskin di Kabupaten Kulon Progo.

“Di desa ini terdapat banyak lansia, balita atau anak-anak kurang gizi,

dan keluarga yang masuk dalam kategori sangat miskin”, ungkap Iwan

Gunawan.

31

Page 35: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

Pengobatan gratis atau pemeriksaan kesehatan untuk 400 warga desa

setempat, ditangani oleh 10 dokter umum dan paramedic berupa

pemeriksaan medis, pengecekan tekanan darah, kadar gula darah,

kadar kolesterol, dan peresepan obat-obat umum.

Sedangkan penyuluhan kesehatan gigi gratis berupa pemeriksaan

maupun tindakan pada gigi, untuk 300 warga desaditangani plangung

oleh lima dokter. Kemudian Pembagian sembako kepada 400 warga

sangat miskin, untuk persiapan menghadapi bulan Suci Ramadhan

1436 H.

Dalam Bhakti Sosial Ramadhan 1436H tersebut,

juga dilakukan pemberian makanan sehat untuk 100 anak serta

penyuluhan sanitasi dan pemeriksaan gigi pada anak. Edukasi

mengenai cara menjaga kebersihan gigi, cara mencuci tangan dengan

baik dan benar, serta hiburan dan permainan untuk anak-anak.

Anggota dari ke-lima klub tersebut merasa tersentuh melihat

kondisi lingkungan di Desa Purwosari. Dari data yang diperoleh

diketahui bahwa 90% warga setempat tergolong warga miskin dan

kekurangan gizi, dimana sebagian besar anak-anak mengalami

pertumbuhan yang tidak sempurna (kerdil).

“Kami harap kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan dari lima club

yang telah berpartisipasi, demi peningkatan taraf hidup masyarakat

Purwosari. Rencananya, kami akan menjadikan Desa Purwosari

menjadi Desa Binaan Rotary Club Yogyakarta

Tamansari, sehingga tumbuh dan berubah menjadi lebih baik dalam

segala bidang”, imbuh Ketua Panitia Baksos, Iqbal Supriadi dari Rotary

Club Yogyakarta Mangkubumi. (KBRN-Yogyakarta).

32

Page 36: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

BAB III

KESIMPULAN

Kondisi dan perkembangan sosial di Kabupaten Kulon Progo pada tahun

2012 dapat dipantau melalui indikator agama, kesehatan, keamanan, yang

ada pada masyarakat, karena hal tersebut mencerminkan adanya hubungan

dan toleransi yang saling terkait.

Pembentukan kepribadian di dareh Kulon Progo, Yogyakarta, dapat

dikatakan baik, karena kepribadian sebagian besar dari masyarakatnya baik.

Pembentukan kepribadian di daerah ini didukung oleh perkembangan dari

pembangunan kabupaten Kulon Progo ini, yang mendapat bantuan dari pihak

ketiga, seperti bantuan dari Bank BPD DIY dan bantuan dari 5 Club di

Yogyakarta.

33

Page 37: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

DAFTAR PUSTAKA

Hardiana, Farid dan Yuningsih, Yuyun. 2015. Ilmu Pengetahuan Sosial kelas XII. Bogor : SMK-SMAK Bogor.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kulon_Progo

http://rri.co.id/yogyakarta/post/berita/175137/sosial/lima_klub_jogja_menggelar_bhakti_sosial_di_desa_purwosari_kulon_progo.html

http://www.dpupesdm.jogjaprov.go.id/berita/328-sosialisasi-perum-1.html

http://www.fahdisjro.com/2014/09/permasalahan-sosial.html

http://www.harafimulki.com/2015/02/bentuk-bentuk-masalah-sosial-dalam-masyarakat.html

http://berry-sastrawan.blogspot.co.id/2014/02/makalah-sosiologi-masalah-masalah.html

http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/02/tahap-tahap-perkembangan-kepribadian.html

http://ssbelajar.blogspot.co.id/2013/05/unsur-kepribadian.html

http://www.gurupendidikan.com/pengertian-kepribadian-menurut-para-ahli/

http://febri-zikrillah.blogspot.co.id/2013/01/macan-macam-sosialisasi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi

http://www.kulonprogokab.go.id/v21/sosial-pendidikan-kesehatan-budaya_13_hal

http://kulonprogoid.blogdetik.com/2013/06/28/keadaan-sosial-kulonprogo/

http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/bp/kab.kulonprogo/BPS%20Kab%20Kulon%20Progo.pdf

http://www.antarayogya.com/print/307014/bank-bpd-diy-bantu-pengembangan-desa-miskin

34

Page 38: MAKALAH IPS SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN SOSIAL DI DAERAH YANG KURANG MAMPU.docx

35