Makalah Spd

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    MAKALAH SISTEM PERINGATAN DINI

    Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi

    Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Sistem Peringatan Dini

    Dosen Pengampu:

    Adi Susilo, Ph.D.

    Disusun oleh:

    M. Tajul Arifin 115090700111008

    Fitra Sulestianson 115090701111004

    Akbar Putra Wijaya 115090707111011

    PROGRAM STUDI GEOFISIKA

    JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2014

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji Tuhan, atas kasih karunia-Nya sehingga Makalah tentang Sistem Peringatan Dini

    : Gempa Bumi ini dapat terselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas terstruktur

    dari mata kuliah Sistem Peringatan Dini di prodi Geofisika jurusan Fisika Universitas

    Brawijaya.

    Mengingat ketidaksempurnaan yang masih banyak terdapat dalam makalah ini, maka

    penulis sangat terbuka pada kritik yang membangun untuk perbaikan makalah-makalah

    berikutnya. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga yang menjadi

    motivasi terbesar bagi penulis, dan seluruh teman-teman maupun kakak-kakak tingkat yang

    sudah membantu dalam penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun melali

    dukungan moral.

    Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya

    kepada para pembaca sehingga dapat berguna untuk menambah khasanah pengetahuan kita

    bersama. Terimakasih.

    Malang, 3 April 2014

    Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

    BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

    1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

    1.4 Manfaat............................................................................................................................. 2

    BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

    2.1 Kondisi Kebencanaan Indonesia ...................................................................................... 3

    2.1.1 Proses alam gempa bumi dan tsunami di Indonesia .................................................. 3

    2.1.2 Pengenalan dasar bencana gempa bumi dan tsunami................................................ 4

    2.2 Elemen Kunci Dalam Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi danTsunami ...................... 5

    2.2.1 Pengetahuan tentang risiko........................................................................................ 6

    2.2.2 Pemantauan dan layanan ........................................................................................... 6

    2.2.3 Penyebarluasan dan komunikasi ............................................................................... 6

    2.2.4 Kemampuan merespon .................................................................................................. 7

    2.3 Alur Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami ............................................ 7

    2.4 Budaya Lokal Dalam Sistem Peringatan Dini.............................................................. 8

    2.5 Perencanaan Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi &Tsunami ....................................... 9

    2.5.1 Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami Dalam Masyarakat .................. 9

    2.6 Tingkat pengetahuan masyarakat tentang risiko dan kerentanan. .................................. 10

    2.6.1 Diseminasi Informasi Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami ........................ 10

    BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................... 12

    3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 12

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

  • iv

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam

    bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

    Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-

    lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang

    gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.

    Bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara (Nias)

    pada tahun 2004 dan tsunami di Mentawai pada tahun 2010 serta yang lainnya telah

    memberikan banyak pembelajaran bagi masyarakat Indonesia dan dunia bahwa dampak yang

    ditimbulkan seperti banyaknya korban jiwa dan besarnya kerugian harta benda dalam

    kejadian tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan ketidaksiapan masyarakat

    dalam mengantisipasi datangnya bencana. Kejadian-kejadian tersebut juga semakin

    menyadarkan banyak pihak akan pentingnya pengetahuan dan akses informasi peringatan dini

    gempa bumi melalui suatu sistem untuk mengingatkan / memberi tahu kepada masyarakat

    agar paham dalam mengambil sikap serta tindakan untuk menyelamatkan diri ketika gempa

    bumi dan tsunami akan terjadi.

    Pentingnya pemahaman tentang sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami bagi

    masyarakat adalah agar alur informasi dan konsep sistem peringatan dini didapatkan melalui

    sumber informasi yang terpercaya dan jelas, sehingga masyarakat dapat menggagas secara

    mandiri sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami di wilayahnya.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

    1. Apa sistem peringatan dini itu ? Apa manfaatnya dan pentingnya bagi masyarakat ?

    2. Bagaimana Sistem peringatan dini untuk bencana gempa bumi

  • 2

    1.3 Tujuan

    Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini antara lain:

    1. Memberikan pengetahuan dasar tentang sistem peringatan dini gempa bumi dan Tsunami.

    2. Memberikan pemahaman dasar tentang konsep sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami.

    1.4 Manfaat Hasil diskusi dari makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan serta

    informasi bagi penulis maupun pembaca pentingnya sistem peringatan dini bagi masyarakat .

    Diharapkan nantinya masyarakat lebih siaga dalam menghadapi bencana . Lebih spesifiknya

    bencana gempa bumi yang akan di bahas dalam makalah ini

  • 3

    BAB 2

    PEMBAHASAN

    2.1 Kondisi Kebencanaan Indonesia

    2.1.1 Proses alam gempa bumi dan tsunami di Indonesia

    Wilayah Indonesia. termasuk daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Hal ini

    disebabkan oleh karena posisi geografisnya yang terletak pada konfigurasi geologis

    pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik di dunia yaitu: Lempeng Australia di selatan, Lempeng

    Euro-Asia di bagian barat dan Lempeng Samudra Pasifik di bagian timur, yang dapat

    menyebabkan terjadinya sejumlah bencana.

    Gambar 1: Posisi Geografis Indonesia

    Bumi kita tersusun dari empat lapisan. Lapisan terluar tempat kita berpijak disebut kerak

    bumi (Crust). Lapisan di bawah kerak bumi disebut mantel bumi (mantle). Di lapisan paling

    dalam terdapat dua lapisan inti bumi, yaitu inti bumi luar dan inti bumi dalam atau disebut

    lava yang dapat keluar ke permukaan bumi pada saat gunung meletus. Lapisan inti bumi

    adalah lapisan terdalam bumi yang memiliki suhu 6.000 derajat celcius.

    Gambar 2: Lapisan-lapisan Bumi

  • 4

    Perbedaan suhu di setiap lapisan bumi menyebabkan terjadinya pergerakan pada lapisan

    kerak bumi. Keadaan tersebut mirip saat kita merebus air, dimana akan terjadi perputaran air

    saat mendidih. Inti bumi ibarat panas api kompor, air rebus ibarat lapisan mantel bumi, dan

    lapisan tipis yang berada di permukaan air ibarat kerak bumi. Hal inilah yang menyebabkan

    lempeng-lempeng pada kerak bumi bergerak, bertemu dan bertabrakan. Akibatnya adalah

    terjadinya gempa bumi dan tsunami.

    Gambar 3:Pergerakan Lapisan Kerak Bumi

    2.1.2 Pengenalan dasar bencana gempa bumi dan tsunami

    Gempa bumi (insert pict) adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan

    bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba sehingga menciptakan gelombang

    seismik. Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).

    Jenis-jenis gempa bumi antara lain:

    a) Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ); Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila

    keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga

    akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Getaran atau guncangan gempa bumi ini

    hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

    b) Gempa bumi tektonik; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai

    kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak

    menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi dikarenakangetaran gempa bumi

    yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan

    oleh pelepasan energy [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan pelat

    tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga

    yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik.

    Akibat dari terjadinya gempa bumi dan tsunami dapat menimbulkan bencana.

    Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan

    masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor

    manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,

    kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

    Definisi bencana seperti dipaparkan di atas mengandung tiga aspek dasar, yaitu:

    Terjadinya peristiwa atau gangguan yang mengancam dan merusak (hazard).

  • 5

    Peristiwa atau gangguan tersebut mengancam kehidupan, penghidupan, dan fungsi dari masyarakat.

    Ancaman tersebut mengakibatkan korban dan melampaui kemampuan masyarakat untuk mengatasi dengan sumber daya mereka.

    Untuk itu pentingnya sebuah sistem peringatan dini untuk gempa bumi dan tsunami agar

    masyarakat dapat menyelamatkan diri dari bencana tersebut.

    Dalam bencana alam yang bersifat geologis, terdapat gejala ikutan yang dapat berpotensi

    menimbulkan bencana baru, diantaranya :

    Tabel 1: Gejala Ikutan Bencana Gempa Bumi & Tsunami

    2.2 Elemen Kunci Dalam Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi danTsunami

    Tujuan dari pengembangan sistem peringatan dini yang terpusat ke masyarakat adalah

    untuk memberdayakan individu dan masyarakat yang terancam bahaya agar mampu

    bertindak dalam waktu yang cukup dan dengan cara-cara yang tepat untuk mengurangi

    kemungkinan terjadinya korban. Suatu sistem peringatan dini yang lengkap dan efektif

    terdiri atas empat unsur yang saling terkait, mulai dari pengetahuan tentang bahaya dan

    kerentanan, hingga kesiapan dan kemampuan untuk menanggulangi. Pengalaman baik dari

    sistem peringatan dini juga memiliki hubungan antar-ikatan yang kuat dan saluran

    komunikasi yang efektif di antara semua unsur tersebut.

  • 6

    Gambar 3: Elemen Kunci Dalam Sistem Peringatan Dini

    2.2.1 Pengetahuan tentang risiko

    Risiko akan muncul dari kombinasi adanya bahaya dan kerentanan di lokasi tertentu.

    Kajian terhadap risiko bencana memerlukan pengumpulan dan analisis data yang sistematis

    serta harus mempertimbangkan sifat dinamis dari bahaya dan kerentanan yang muncul dari

    berbagai proses seperti perubahan pemanfaatan lahan, penurunan kualitas lingkungan, dan

    perubahan iklim.

    2.2.2 Pemantauan dan layanan

    Pemantauan dan Layanan Peringatan Layanan peringatan merupakan inti dari sistem.

    Dalam hal ini diperlukan adanya dasar-dasar ilmiah yang kuat untuk dapat memperkirakan

    dan meramalkan munculnya bahaya, serta harus ada sistem peramalan dan peringatan yang

    andal untuk dioperasikan 24 jam sehari.

    2.2.3 Penyebarluasan dan komunikasi

    Peringatan harus menjangkau semua orang yang terancam bahaya. Pesan yang jelas

    dan berisi empat unsur kunci dari sistem peringatan dini yang terpusat pada masyarakat.

    Informasi sederhana namun berguna sangatlah penting untuk melakukan tanggapan yang

    tepat, dimana akan membantu menyelamatkan jiwa dan kehidupan. Sistem komunikasi

    tingkat regional, nasional dan masyarakat harus diidentifikasi dahulu serta pemegang

  • 7

    kewenangan yang sesuai harus terbentuk. Penggunaan berbagai saluran komunikasi sangat

    perlu untuk memastikan agar sebanyak mungkin orang yang diberi peringatan, guna

    menghindari terjadinya kegagalan di suatu saluran, dan sekaligus untuk memperkuat pesan

    peringatan.

    2.2.4 Kemampuan merespon

    Beberapa hal yang dianggap penting bahwa masyarakat harus memahami bahaya

    yang mengancam mereka dan mereka harus mamatuhi layanan peringatan serta mengetahui

    bagaimana mereka harus bereaksi. Program pendidikan dan kesiapsiagaan juga memainkan

    peranan penting disini. Selanjutnya juga penting bahwa rencana penanganan bencana dapat

    dilaksanakan secara tepat, serta sudah dilakukan dengan baik dan sudah teruji. Masyarakat

    harus mendapat informasi selengkapnya tentang pilihan-pilihan untuk perilaku yang aman,

    ketersediaan rute atau jalur penyelamatan diri, dan cara terbaik untuk menghindari kerusakan

    dan kehilangan harta benda.

    2.3 Alur Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami

    Dalam sistem peringatan dini nasional untuk bencana tsunami, telah di rancang alur

    penyebaran sistem peringatan dini tsunami dari tingkat nasional sampai ke tingkat

    masyarakat. Peringatan resmi akan datangnya tsunami dikeluarkan oleh pemerintah

    Indonesia, yang dalam hal ini adalah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

    (BMKG) melalui televisi, stasiun radio, maupun sirine. Untuk beberapa wilayah pesisir di

    Indonesia telah dibangun sirine sebagai tanda peringatan tsunami.

    Gambar 4: Alur Peringatan Dini Tsunami

  • 8

    Sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami dilakukan sebelum hingga beberapa

    saat setelah terjadinya gempa bumi dan tsunami. Pada tingkat nasional dan daerah, peringatan dini sebelum terjadi bencana dilakukan dengan membagi menjadi tiga bagian, yaitu:

    1. Operasional alat peringatan (oleh BMKG, BAKOSURTANAL, dan BPPT). 2. Penyebaran informasi kesiapsiagaan dan pelatihan (oleh PEMDA, TNI AL dan LIPI). 3. Pembuatan peta, jalur, rambu, sirine, shelter dan peta tata ruang (oleh PEMDA dan

    LIPI).

    Selanjutnya untuk menyebarkan seluruh informasi peringatan dini hingga sampai kepada

    masyarakat di daerah, dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari institusi lainnya sebagai

    penghubung seperti TNI AU, TNI AD, TNI AL, POLRI, KEMENDAGRI, BASARNAS,

    BNPB (PUSDALOPS), KEMKOMINFO, STASIUN TV, TELKOM, RADIO RRI, RAPI

    dan ORARI.

    Kemudian institusi penghubung tersebut akan melanjutkan informasi dan peringatan dini

    ke daerah melalui jalur koordinasi yang telah ada. BMKG memiliki prosedur standar dalam

    menyampaikan peringatan dini ke berbagai institusi perantara tersebut di atas, dimana dalam

    penyampaian peringatan dini di bagi menjadi 4 tahap, yaitu:

    2.4 Budaya Lokal Dalam Sistem Peringatan Dini

    Dalam mengembangan peringatan dini berbasis masyarakat, budaya lokal merupakan

    salah satu media peringatan dini yang paling efektif untuk disampaikan kepada masyarakat.

    Terdapat pembelajaran dari peringatan dini dengan menggunakan budaya dari beberapa

    daerah di Indonesia, diantaranya : Cerita Smong dari Simeuleu tentang tanda-tanda tsunami,

    masyarakat yang membaca tanda alam (hewan gelisah dan tanaman kering) di lereng gunung

    Merapi, drama Aminorang dari Flores untuk mengenang bencana tsunami, Kerta Masa dari

    Bali untuk melihat tanda bencana dari hewan. Budaya lokal dapat dimanfaatkan pada

    sebelum bencana dan juga ketika terjadi bencana, sebagai contoh pemanfaatan budaya lokal

    pada sistem peringatan dini sebagai berikut :

  • 9

    a) Sebelum terjadi bencana:

    1) Menyampaikan pesan-pesan kesiapsiagaan ke dalam kegiatan-kegiatan kesenian,

    2) misalnya: drama, tarian, pantun, puisi, dongeng lokal Sosialisasi kesiapsiagaan melalui aktivitas rutin bersama masyarakat, misalnya: gotong royong, acara

    keagamaan, pertemuan ibu-ibu PKK, pertemuan karang taruna

    3) Penyampaian informasi mengenai kebencanaan oleh tokoh-tokoh yang menjadi panutan masyarakat, misalnya: Kepala Desa, Imam Mesjid, Dai, dan pemangku adat lainnya

    b) Ketika terjadi bencana:

    1) Budaya berinteraksi dengan alam, misalnya memperhatikan perilaku hewan-hewan yang tidak biasa, memperhatikan gelombang laut dan angin dengan

    kekencangan yang tidak biasa.

    2) Memakai alat peringatan lokal yang biasa dipakai masyarakat, misalnya: kentongan, sirine mesjid, pengeras suara pada mesjid, bedug mesjid, lonceng.

    2.5 Perencanaan Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi &Tsunami

    Sistem peringatan dini harus bisa dipahami oleh masyarakat yang memang tinggal di

    daerah rawan bencana, sehingga sistem yang dibangun itu mampu berlaku efektif.

    Masyarakat yang mendapatkan informasi tersebut dapat segera menyebarluaskan ke seluruh

    desa atau gampong dengan peringatan yang sudah dimengerti

    Pemerintah bersama masyarakat dan seluruh lembaga yang ada baik pemerintah

    maupun non pemerintah harus bekerjasama dalam meningkatkan pemahaman masyarakat

    akan bencana alam yang kemungkinan besar akan menimpa mereka. Dengan pemahaman dan

    kesadaran itu, masyarakat yang rawan bencana bisa tanggap akan apa yang harus dilakukan

    ketika terjadi bencana sehingga masyarakat bisa meminimalkan jumlah korban yang terjadi.

    2.5.1 Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami Dalam Masyarakat

    Keberhasilan sistem peringatan dini yang terpusat ke masyarakat sangat tergantung

    kepada partisipasi masyarakat yang paling terancam bahaya. Tanpa masyarakat yang

    terancam bahaya, upaya yang dilakukan pemerintah dan lembaga lain tidaklah memadai.

    Pendekatan 'dari-bawah-ke-atas' di tingkat lokal terhadap peringatan dini, dengan

    partisipasi aktif masyarakat setempat, akan membangkitkan tanggapan yang multi-dimensi

    terhadap masalah dan kebutuhan. Dengan demikian, masyarakat setempat, kelompok sipil,

    dan struktur tradisional dapat berperan dalam mengurangi kerentanan dan sekaligus

    memperkuat kemampuan lokal.

    Sistem peringatan dini berbasis masyarakat diarahkan pada upaya pemberdayaan

    masyarakat yang tinggal di daerah rawan bahaya untuk dapat menyampaikan informasi dan

    bertindak secara cepat dan tepat untuk mengurangi risiko bencana yang dihadapi.

    Sistem peringatan dini berbasis masyarakat juga mengacu kepada elemen-elemen

    kunci yang teridiri dari pengetahuan tentang risiko, pemantauan dan pelayanan peringatan,

  • 10

    penyebarluasan dan komunikasi informasi peringatan bencana, hingga kesiapan dan

    kemampuan untuk menanggulangi risiko dan dampak bencana yang terjadi.

    2.6 Tingkat pengetahuan masyarakat tentang risiko dan kerentanan.

    Kajian dan peta risiko bencana akan membantu memotivasi seluruh pemangku

    kepentingan (stakeholders), sehingga mereka akan memprioritaskan pada kebutuhan sistem

    peringatan dini dan penyiapan panduan dan prosedur untuk mencegah dan menanggulangi

    bencana. Dalam mengetahui tingkat pengetahuan ini, perlu dilakukan pengumpulan data

    yang sistematis dan melaksanakan pengkajian tingkat risiko.

    2.6.1 Diseminasi Informasi Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami

    Sistem peringatan dini dibuat untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam

    menghadapi bencana. Dalam merancang sistem peringatan dini terdapat 5 (lima) aspek yang menjadi acuan, yaitu: Media dan alat peringatan.

    Media untuk menyampaikan informasi peringatan dini dapat berupa media cetak

    maupun melalui kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan sekitar yang dapat disisipkan

    informasi-informasi peringatan dini gempa bumi dan tsunami. Sedangkan untuk alat

    peringatan dini dapat menggunakan peralatan tradisional maupun peralatan modern.

    Perpaduan peralatan tradisional dan modern akan sangat mendukung sistem peringatan dini.

    Misalkan: kentongan, tiang lisrik, bedug mesjid, handy talky, radio, sirine. Paling penting

    untuk diperhatikan adalah alat, tanda dan bunyi mesti disepakati dulu olehseluruh warga di

    lingkungan sekitar agar tidak terjadi kesalahpahaman informasi.

    Rencana evakuasi

    Setelah mengetahui potensi bencana yang ada di daerah atau lingkungan tempat

    tinggal dan mengetahui tanda-tanda dini terjadinya bencana, maka perlu dibuat suatu

    perencanaan untuk melakukan evakuasi atau penyelamatan. Baik di lingkungan keluarga

    maupun di lingkungan tempat beraktivitas perlu dibuat rencana evakuasi untuk mengetahui

    kemana tempat mengungsi, jalur evakuasi yang akan digunakan serta tata cara penyelamatan

    diri yang harus dilakukan.

    Prosedur penyelamatan diri

    Prosedur penyelamatan diri dilakukan secara tiga tahap, yaitu:

    Saat terjadi gempa bumi, dimana hal-hal yang harus dilakukan saat terjadi gempa bumi. Misalnya: jangan panik, mencari tempat aman untuk berlindung, lindungi

    kepala, dan sebagainya.

    Setelah terjadi gempa bumi, dimana hal-hal yang mesti dilakukan sesaat setelah terjadi gempa bumi. Misalnya: segera keluar dengan tertib dan teratur, mencari

    lapangan/ tempat yang terbuka, segera matikan listrik dan kompor, berikan

    pertolongan pertama pada korban yg luka, dan sebagainya.

  • 11

    Ketika gempa bumi berpotensi tsunami, dimana hal yang harus diperhatikan ketika mendapatkan informasi bahwa gempa bumi menimbulkan tsunami. Misalnya:

    mencari tahu kebenaran informasi, lakukan evakuasi ke daerah aman tsunami, ikuti

    jalur evakuasi setempat, hindari jalan yang rentan, dan sebagainya.

  • 12

    BAB 3

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Sistem Peringatan Dini merupakan serangkaian sistem untuk memberitahukan akan

    timbulnya kejadian alam, dapat berupa bencana maupun tanda-tanda alam lainnya. Peringatan

    dini pada masyarakat atas bencana merupakan tindakan memberikan informasi dengan

    bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat. Dalam keadaan kritis, secara umum peringatan

    dini yang merupakan penyampaian informasi tersebut diwujudkan dalam bentuk sirine,

    kentongan dan lain sebagainya.

    Dalam siklus manajemen penanggulangan bencana, sistem peringatan dini bencana

    alam mutlak sangat diperlukan dalam tahap kesiagaan, sistem peringatan dini untuk setiap

    jenis data, metode pendekatan maupun instrumentasinya. Tujuan akhir dari peringatan dini

    ini adalah masyarakat dapat tinggal dan beraktivitas dengan aman pada suatu daerah serta

    tertatanya suatu kawasan .

    Untuk Bencana Gempa bumi gejala yang bisa kita rasakan adalah :

    Awan yang berbentuk seperti angin tornado atau pohon/batang berdiri

    Lampu neon menyala redup/remang-remang walaupun tidak ada arusnya

    Hasil cetakan faximile berantakan(tidak jelas dan tidak terbaca)

    Siaran televisi terganggu

    Hewan-hewan berperilaku aneh/gelisah, menghilang, dan berlarian

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    Bustami, Del Afriadi. 2011. Modul Pelatihan Dasar Manajemen Penanggulangan Bencana.

    Jakarta. UNDP.

    ECW III, 2006. Membangun Sistem Peringatan Dini: Sebuah Daftar Periksa. Jerman.

    International Strategy for Disaster Reduction.

    LIPI, BMKG, BNPB, KOMINFO. 2011. Panduan Informasi Peringatan Dini Tsunami Gabi

    Lembaga Penyiaran Indonesia. UNESCO. JakartaPedoman Sistem Pringatan Dini Pada

    Daerah Potensi Bencana, Departemen Kesehatan. 2001.