15
MAKALAH MATA KULIAH TEKNOLOGI BENIH “PERKEMBANGAN EMBRYO” Disusun Oleh : Kelompok 6 ANNISA NUGRAHENI A.D (H0711014) EMMA FEMI P. (H0711039) Kelas : AT-4A

Makalah Tekben Perkembangan Embryo (Kelompok 6)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Tekben Perkembangan Embryo (Kelompok 6)

MAKALAH

MATA KULIAH TEKNOLOGI BENIH

“PERKEMBANGAN EMBRYO”

Disusun Oleh :

Kelompok 6

ANNISA NUGRAHENI A.D (H0711014)

EMMA FEMI P. (H0711039)

Kelas : AT-4A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013

Page 2: Makalah Tekben Perkembangan Embryo (Kelompok 6)

PENDAHULUAN

Embrio Tumbuhan adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya

gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang

berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut : epikotil

(calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun) dan radikula

(calon akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh

banyaknya jumlah kotiledon. Tanaman monokotiledon mempunyai satu kotiledon

misalnya: rerumputan dan bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua

kotiledon misalnya kacang-kacangan sedangakan pada kelas Gymnospermae pada

umumnya mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai

sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti

ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh

upih pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan pada bagian bawah terdapat

akar embrionik yang disebut ridicule yang ditutupi oleh upih pelindung yang

disebut coleorhiza.

Telur yang sudah mengalami fertilisasi disebut zigot. Zigot ini akan

berkembang menjadi embrio yang berpotensi untuk membentuk tumbuhan

lengkap. Setelah fertilisasi zigot terbentuk. Selanjutnya, zigot mengalami dorman

selama periode tertentu. Pada saat yang sama, vakuola besar yang terdapat pada

telur menghilang dan sitoplasma homogen. Zigot kemudian mulai membelah

setelah pembelahan inti endosperm. Pada Oryza zigot mulai membelah beberapa

jam setelah fertilisasi, sedangkan pada tumbuhan lainnya pembelahan pertama

terjadi hanya beberapa saat setelah fertilisasi. Pada Pestacia vera, pembelahan

pertama terjadi kira-kira dua bulan setelah fertilisasi. Zigot membelah dan

menghsilkan 2 sel. Sel yang dekat dengan mikropil disebut sel basal dan sel

lainnya disebut sel terminal. Sel basal membelah transversal. Pada genus tertentu,

sel basal tidak membelah, tetapi membesar seperti kantong.

Page 3: Makalah Tekben Perkembangan Embryo (Kelompok 6)

PEMBAHASAN

1. Embriogenesis pada Dikotil

Berdasarkan perbedaan perkembangan proembryo sampai tahap 4 sel,

embryo Dikotil dapat dikelompokkan menjadi 5 tipe, yaitu:

a. Sel terminal membelah secara longitudinal

1) Sel basal tidak atau sedikit berperan dalam pembentukan embryo,

disebut tipe Crucifer.

2) Sel basal dan terminal berperan dalam pembentukan embryo, disebut

tipe Asterad.

b. Sel terminal membelah secara transversal

1) Sel basal tidak atau sedikit berperan dalam pembentukan embryo

Sel basal berkembang memjadi susupensor yang terdiri atas 2

atau lebih sel, disebut tipe Solanad.

Sel basal tidak membelah. Jika ada suspensor berkembang dari

sel terminal, disebut tipe Caryophylad.

2) Sel basal dan terminal berperan dalam pembentukan embryo, disebut

tipe Chenopodial.

Page 4: Makalah Tekben Perkembangan Embryo (Kelompok 6)

Telur yang sudah difertilisasi disebut zigot. Zigot membelah asimetris

membentuk sel terminal (apikal) yang kecil dan sel basal lebih besar

(Gambar 1 B). Sel terminal selanjutnya berkembang menjadi embrio,

sedangkan sel basal selanjutnya membelah melintang membentuk suspensor.

Sel terminal membelah memanjang membentuk proembrio tetrad. (Gambar

1 C). Suspensor membelah melintang beberapa kali (Gambar 1 D). Sel

apikal membelah vertikal dengan bidang pembelahan tegak lurus bidang

pertama, pada tahap ini proembrio berada pada tahap kuadran (Gambar 1 E).

Setiap sel kuadran membelah melintang menghasilkan stadium oktan

(Gambar 1 F). Setiap oktan membelah periklinal menghasilkan protoderm di

sebelah luar yang akan berdiferensiasi menjadi epidermis. Sel sebelah dalam

akan membentuk meristem dasar, sistem prokambium, hipokotil . Pada tahap

ini proembrio berada pada tahap globular (Gambar 1 H, I, J K). Embrio

tahap globular kemudian mengalami pendataran dibagian apeks, pada tahap

ini embrio pada tahap jantung (Gambar 1 L).

Page 5: Makalah Tekben Perkembangan Embryo (Kelompok 6)

Pada ke dua sisi embrio tahap jantung akan membelah lebih cepat

dibandingkan bagian tengah sehingga membentuk embrio tahap torpedo

(Gambar 2 A). Pemanjangan ini terus terjadi membentuk embrio tahap

kotiledon Suspensor membantu embrio masuk kedalam endosperm untuk

mendapatkan makanan (Gambar 2 B). Embrio tahap kotiledon yang terus

tumbuh akan melengkung didalam ovulum (Gambar 2 C). Disini dapat

dilihat suspensor sudah mengecil.

2. Embriogenesis pada Monokotil

Perkembangan embrio pada monokotil yang lengkap dapat dilihat pada

Najas. Zigot membelahan melintang yang asimetris membentuk sel apikal

yang kecil dan sel basal yang besar. Sel basal membesar tanpa membelah

membentuk haustorium sel tunggal. Seluruh embrio berasal dari sel apikal.

Sel aoikal membelah melintang menjadi 2 sel (c dan d). Sel d membelah

melintang (m dan ci) membentuk embrio tahap 4 sel (tetrad) yang linier

(Gambar 3 B). Pada sel c dan m terjadi dua kali pembelahan vertikal

membentuk 2 deret sel masing-masing 4 buah sel (Gambar 3 C). Bagian q

terdiri dari 4 sel yang disebut quadran. Quadran q membelah perklinal

membentuk 4 sel luar bakal dermatogen mengelilingi 4 sel aksial (Gambar 3

E). Sel pada deret m membelah vertikal dan memanjang, kemudian

membentuk proembrio tahap globular (Gambar 3 F). Proemb rio menjadi

Page 6: Makalah Tekben Perkembangan Embryo (Kelompok 6)

berbentuk oval, bagian tengah mebentuk pemula plerom (Gambar 3 G). Pada

bagian q terjadi pembelahan yang lebih cepat dari sel disebelahnya, yang

mengubah kesimetrisan pada proembrio. Pertumbuahn yang cepat pada deret

q membentuk kotiledon tunggal. (Gambar 3 H). Sisi yang lain

pertumbuhannya lambat, dan tumbuh menjadi pemula epikotil/ initial apeks

(Gambar 3 I).

3. Embriogenesis pada Gymnospermae

Setelah fertilisasi, zigot segera berkecambah untuk melakukan

pembelahan untuk membentuk pro embrio. Sebelum mulai pembelahan, inti

zigot yang berada ditengah akan membelah dua kali membentuk empat inti

(Gambar 4 A). Ke-empat inti ini bermigrasi ke ujung kalaza dari

archegonium (Gambar 4 B), kemudian membelah 1 kali membentuk 8 inti.

Ke-delapan inti ini, membentuk dinding sehingga terbentuk 8 sel tersusun

dalam 2 deret, masing-masing 4 sel (Gambar 4 C). Sel pada deret yang

paling bawah membelah lagi membentuk 3 deret yang masing-masing 4 sel.

Deret sel ke-4 paling atas dib entuk dengan 4 inti bebas yang terpisah dengan

didnding tidak sempurna. Enam belas sel (16) yang simetris disebut

Page 7: Makalah Tekben Perkembangan Embryo (Kelompok 6)

proembrio Sel paling bawah, yang terjauh dari ujung mikropil disebut deret

embrio. Masing-masing sel akan berkembang menjadi satu embrio. Se-sel

diatas sel embrional disebut deret suspensor. Deret ketiga dari bawah disebut

deret rosset.

Sel suspensor memanjang dan mendorong sel embrional keluar dari

archegonium dan masuk kedalam jaringan pada prothallus betina, untuk

selanjutnya melakukan pertumbuhan. Ke-empat sel suspensor membelah

memanjang sehingga terpisah satu dengan lainnya. Masing-masing sel

suspensor memiliki satu sel embrional pada ujungnya.yang membelah cepat

(Gambar 5 B).

Page 8: Makalah Tekben Perkembangan Embryo (Kelompok 6)

Sel embrional membelah membentuk quadrant dan oktan. Masing-masing

oktan akan menjadi embrio potensial, yang berasal dari satu sel embrional

saja. Ke-empat embrio potensial dibentuk dari satu sel telur yang difertilisasi.

Embriogeny seperti ini disebut polyembrioni. Pada perkembangan

Page 9: Makalah Tekben Perkembangan Embryo (Kelompok 6)

selanjutnya salah satu embrio potensial inti akan tumbuh lebih cepat dari yang

lainnya. Satu embrio potensial, melaluio pembelahan, pembesaran dan

differensiasi akan berkembang menjadi biji., yang lainnya akan mati.

Prothallus tumbuh dan membesar, sel-sel ini menjadi terisi makanan yang

akan digunakan untuk pertumbuhan embrio tersebut.

4. Variasi Struktur Suspensor

Pada kebanyakan tumbuhan, fungsi dari suspensor adalah hanya untuk

mendorong embryo ke dalam endosperm. Namun beberapa tumbuhan,

suspensor dapat berkembang menjadi haustoria yang besar. Haustoria ini

mengadakan pematangan antara sel endosperm dan sel-sel tertentu di sekitar

endosperm.

Pada Pisum dan Orbulus, suspensor tersusun dari dua pasang sel

multinukleat. Pasangan sel dekat mikropil besar dan memanjang, sedangkan

pasangan kedua bulat. Pada Cicer, suspensor tersusun dari dua deretan sel

uninukleat. Suspensor sel Phaseolus mempunyai nukleus endopoliploid

dengan kromosom raksasa dan RE tubular berkembang baik serta terdapat

ribosom bebas. Namun, hanya ada sedikit mitokondria dan badan Golgi serta

sedikit vakuola.

Gambar 6 Tipe Suspensor Papilionaceae

Page 10: Makalah Tekben Perkembangan Embryo (Kelompok 6)

KESIMPULAN

1. Embrio Tumbuhan adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya

gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan.

2. Telur yang sudah mengalami fertilisasi disebut zigot. Zigot ini akan

berkembang menjadi embrio yang berpotensi untuk membentuk tumbuhan

lengkap.

3. Berdasarkan perbedaan perkembangan proembryo sampai tahap 4 sel, embryo

Dikotil dapat dikelompokkan menjadi 5 tipe, yaitu: tipe Crucifer, tipe

Asterad, tipe Solanad, tipe Caryophylad dan tipe Chenopodial.

4. Embriogenesis pada dikotil dapat dilihat pada embriogenesis Capsella bursa

pastoris.

5. Embriogenesis pada monokotil dapat dilihat pada embriogenesis Najas.

6. Embriogenesis pada gymnospermae dapat dilihat pada embriogenesis pinus.

7. Fungsi dari suspensor adalah hanya untuk mendorong embryo ke dalam

endosperm. Namun beberapa tumbuhan, suspensor dapat berkembang

menjadi haustoria yang besar.

Page 11: Makalah Tekben Perkembangan Embryo (Kelompok 6)

DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, D 2004. Biologi 3. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

Mulyani, S 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius. Yogyakarta.

Ardiyanto, T 2011. Struktur Umum Tumbuhan Berbiji. http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2011/09/struktur-umum-tumbuhan-berbiji.html. Diakses 2 April 2013.

Sutopo 2002. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian UNBRAW. Malang.

Sanusi, I 2012. Embrio Monokotil dan Dikotil. http://iwansanusai.blogspot.com/2012/06/embrio-monokotil-dan-dikotil.html. Diakses 2 April 2013.