24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia melakukan berbagai cara agar kebutuhan itu dapat terpenuhi. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan ekonomi yang bisa berupa kegiatan jual beli barang atau jasa, memproduksi barang, mendistribusikan barang, maupun melakukan konsumsi barang atau jasa tertentu. Dalam menjalankan kegiatan ekonomi itu tentu harus diiringi dengan adanya suatu alat tukar- menukar atau lebih populer dengan alat tukar yang berupa uang. Uang sendiri memiliki sejarah yang panjang dalam perkembangannya sampai sekarang. Diawali dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks, akhirnya sistem barter dirasa harus digantikan oleh adanya cara baru dalam bertransaksi, yaitu dengan menggunakan suatu alat tukar yang diakui dan dipakai oleh banyak orang. Pada awalnya, alat tukar itu berupa barang-barang sederhana yang kemudian semakin ditingkatkan nilai kriterianya dengan membuat alat tukar yang cara memperolehnya harus ada pengorbanan, hingga lama kelamaan lahirlah berbagai macam uang dengan menggunakan logam yang terbuat dari emas, perak, maupun perunggu. Karena perkembangan zaman, bentuk uang dikembangkan lagi hingga terciptalah uang kertas yang kemudian dilanjutkan adanya produk uang yang dihasilkan oleh bank. Dari penjelasan diatas, telah jelas bahwa uang adalah hal penting yang harus ada di dalam setiap kegiatan ekonomi. Namun dalam menjalankan peranannya dalam kegiatan ekonomi dari masa 1

MAKALAH TENTANG UANG

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH TENTANG UANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia melakukan berbagai cara agar

kebutuhan itu dapat terpenuhi. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan ekonomi

yang bisa berupa kegiatan jual beli barang atau jasa, memproduksi barang, mendistribusikan

barang, maupun melakukan konsumsi barang atau jasa tertentu. Dalam menjalankan kegiatan

ekonomi itu tentu harus diiringi dengan adanya suatu alat tukar-menukar atau lebih populer

dengan alat tukar yang berupa uang.

Uang sendiri memiliki sejarah yang panjang dalam perkembangannya sampai

sekarang. Diawali dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks, akhirnya

sistem barter dirasa harus digantikan oleh adanya cara baru dalam bertransaksi, yaitu dengan

menggunakan suatu alat tukar yang diakui dan dipakai oleh banyak orang. Pada awalnya, alat

tukar itu berupa barang-barang sederhana yang kemudian semakin ditingkatkan nilai

kriterianya dengan membuat alat tukar yang cara memperolehnya harus ada pengorbanan,

hingga lama kelamaan lahirlah berbagai macam uang dengan menggunakan logam yang

terbuat dari emas, perak, maupun perunggu. Karena perkembangan zaman, bentuk uang

dikembangkan lagi hingga terciptalah uang kertas yang kemudian dilanjutkan adanya produk

uang yang dihasilkan oleh bank.

Dari penjelasan diatas, telah jelas bahwa uang adalah hal penting yang harus ada di

dalam setiap kegiatan ekonomi. Namun dalam menjalankan peranannya dalam kegiatan

ekonomi dari masa ke masa, uang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan kebudayaan dan

peradaban manusia yang mengikutinya. Bila melihat kondisi saat ini, perekonomian dunia

tengah mengalami krisis dan keterpurukan dan masih mencoba untuk bangkit dari itu. Salah

satu alternatif yang telah menjadi pilihan untuk saat ini adalah dengan menerapkan prinsip-

prinsip ekonomi yang telah diatur oleh Islam atau sering disebut Ekonomi Islam ataupun

Ekonomi Syariah.

Jika dikembalikan kepada konsep uang yang telah dikemukakan di awal, maka telah

jelas jika masing-masing model ekonomi ini memiliki versi perspektifnya masing-masing

tentang konsep uang. Oleh karena itu dibuatlah makalah ini agar nantinya dapat memperjelas

1

Page 2: MAKALAH TENTANG UANG

kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang selama ini masih belum diketahui oleh banyak orang yang

akhirnya nanti dapat dimanfaatkan oleh orang banyak sebagai salah satu rujukan pengetahuan

mengenai konsep uang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja konsep uang menurut pandangan ekonomi konvensional dan ekonomi islam ?

2. Apa perbedaan konsep uang antara ekonomi konvensional dengan ekonomi islam ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Dapat mengetahui apa saja konsep uang menurut pandangan ekonomi konvensional

dan ekonomi islam.

2. Dapat mengetahui perbedaan konsep uang antara ekonomi konvensional dengan

ekonomi islam.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang akan didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi masyarakat umum, makalah ini dapat menjadi tambahan pengetahuan

mengetahui perbedaan konsep uang dari ekonomi konvensional dengan ekonomi

islam.

2. Bagi instansi pendidikan, makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi

dalam mencari tahu bagaimana perbedaan konsep uang antara ekonomi konvensional

dengan ekonomi islam.

2

Page 3: MAKALAH TENTANG UANG

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Definisi Uang

Uang dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang sangat penting, terutama

bagi perputaran roda perekonomian suatu wilayah tertentu. Dalam segi teori uang di

definisikan sebagai sesuatu yang secara umum diterima di dalam pembayaran, untuk

pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta untuk pembayaran utang-utang. Uang juga

dapat didefinisikan sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat tukar, sebagai unit

penghitung, sebagai alat penyimpan nilai/daya beli, dan sebagai standar pembayaran yang

tertangguhkan.

Kemudian pengertian uang juga dapat dikelompokkan menurut tingkat

liquiditasnya. Yaitu :

1. M1 adalah uang kartal (currency) yang beredar di masyarakat plus simpanan

dalam bentuk uang giral (demand deposits). Disebut juga uang beredar dalam arti

sempit atau narrow money.

2. M2 adalah M1 plus tabungan (saving deposits) dan deposito berjangka (time

deposits) pada bank umum. Disebut juga uang beredar dalam arti luas atau broad

money.

3. M3 adalah M2 plus simpanan pada lembaga keuangan non bank. Seluruh simpanan

yang ada pada bank dan lembaga keuangan non bank tersebut disebut uang kuasi atau

quasi money.

Berdasarkan ketiga definisi uang tersebut, tingkat liquiditas yang paling tinggi

adalah M1, karena proses untuk menjadikan M1 ke dalam uang tunai adalah yang

paling cepat.

Selanjutnya uang juga dapat berupa benda apa saja yang dapat diterima masyarakat

sebagai alat pembayaran yang sah dan ditetapkan oleh undang-undang Negara. Uang dapat

dibuat dari logam emas, perak dan logam biasa atau terbuat dari batu, ternak atau

kertas dan lain sebagainya. Namun demikian, ada lima prasyarat atau kriteria yang dapat

dipakai untuk menjadikan benda sebagai alat tukar atau uang. Adapun kriteria tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Portability, atau mudah dibawa dan mudah untuk ditransfer.

2. Durability, atau secara fisik tahan lama. Karena itu barang yang tidak tahan lama

tidak layak dijadikan uang, misalnya kecap.3

Page 4: MAKALAH TENTANG UANG

3. Divisibility, atau mudah dan dapat dibagi-bagi menjadi besar, sedang dan kecil,

sehingga mudah untuk dibelanjakan. Misalnya nilai transaksi perdagangan yang

berjumlah besar seharusnya menggunakan uang yang berjumlah besar pula, tetapi nilai

transaksi yang berjumlah kecil sebaiknya menngunakan satuan mata uang yang lebih

kecil juga. Contoh satuan mata uang yang bernilai Rp. 1000,-, Rp. 500,- dan lain

sebagainya. Karena itu sapi misalnya sangat sulit untuk dijadikan sebagai uang.

4. Standardizability, atau menstandarkan nilai dan kualitas

uang serta dapat dibedakan dengan barang lainnya. Hal ini berarti harus ada prasyarat

stability of value, di mana manfaat dari dijadikannya uang adalah nilai uang itu

harus dijaga supaya tidak berfluktuasi secara berlebihan. Sebab sebagian masyarakat

ada menyimpan kekayaaannya dalam bentuk uang, sehingga bila uang berfluktuasi

terlalu cepat dan dalam skala besar, maka orang tidak akan dapat menerimanya.

5. Recognizability, atau mudah dibedakan dan dikenal secara umum. Sedang dalam buku

lain disebutkan acceptability and cognizability, artinya prasyarat utama dari sesuatu

barang yang pantas dijadikan uang adalah dapat diterima dan diketahui secara umum.

Dengan kata lain, diterima sebagai alat pembayaran, sebagai alat penyimpan kekayaan

atau daya beli, sebagai alat tukar dan alat satuan hitung seperti fungsi dan peran

uang yang sudah dikenal secara umum oleh masyarakat.

Apapun bentuk dan rupa uang, secara alamiah dan secara inheren, uang

mempunyai pengertian riil bahwa uang merupakan klaim seseorang yang dapat

digunakan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa dalam ekonomi.

4

Page 5: MAKALAH TENTANG UANG

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 UANG DALAM KONSEP EKONOMI KONVENSIONAL

Pada mulanya uang berbentuk barang komoditas atau barang barter, kemudian

berevolusi kedalam bentuk mata uang, baik dalam bentuk logam maupun kertas. Meskipun

demikian keduanya disahkan dan diakui sebagai alat pembayaran. Dengan adanya uang

sebagai alat tukar, maka kegiatan ekonomi menjadi mudah untuk dilaksanakan. Dengan kata

lain uang muncul sebagai terobosan untuk menghilangkan kesukaran-kesukaran yang ada

pada sistem ekonomi barter.

Menurut teori konvensional, uang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi hukum dan

dari sisi fungsi. Secara hukum uang adalah sesuatu yang dirumuskan oleh undang-undang

sebagai uang. Jadi segala sesuatu dapat diterima sebagai uang, jika ada aturan atau hukum

yang manunjukkan bahwa sesuatu itu dapat digunakan sebagai alat tukar-menukar. Sementara

secara fungsi, yang dikatakan sebagai uang adalah segala sesuatu yang menjalankan fungsi

sebagai uang, yaitu :

transaksi

spekulasi

jaga-jaga (precautionary).

Hadirnya uang dalam sistem perekonomian akan mempengaruhi perekonomian suatu

negara, yang biasanya berkaitan dengan kebijakan-kebijakan moneter. Dan pada umumnya

analisis ekonomi suatu negara ditentukan oleh analisis atas ukuran uang yang beredar.

Menurut Samuelsen, banyak ekonom percaya bahwa perubahan jumlah uang yang beredar

dalam jangka panjang akan menghasilkan tingkatan harga, sedangkan dampaknya terhadap

output real, adalah sedikit atau tidak ada.

Dengan kata lain, ekspansi moneter akan akan menurunkan tingkat bunga pasar,

sehingga hal ini akan meningkatkan pengeluaran untuk investasi usaha riil yang sangat

sensitif terhadap perubahan tingkat bunga. Melalui mekanisme pengganda yaitu adanya

penambahan persediaan atau cadangan uang yang diakibatkan adanya tabungan masyarakat

maka permintaan agregat akan meningkat, yang akan menyebabkan naiknya output dan harga

di atas tingkat yang tidak dicapai dalam situasi normal.

5

Page 6: MAKALAH TENTANG UANG

Ada beberapa teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku dalam ekonomi.

Di antara teori tersebut adalah :

3.1.1 Teori Moneter (Permintaan Uang) Klasik

Teori permintaan uang klasik tercermin dalam teori kuantitas uang. Pada awalnya teori

ini digunakan untuk menerangkan peranan uang dalam perekonomian. Secara sederhana

Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut :

MV = PT

Di mana M adalah jumlah uang, V adalah tingkat perputaran uang, yakni berapa kali suatu

mata uang pindah tangan dari satu orang kepada orang lain dalam suatu periode tertentu.

Kemudian P adalah harga barang, dan T adalah volume barang yang menjadi objek transaksi.

Dari rumus diatas, maka dapat dipahami bahwa jumlah unit barang yang ditransaksikan (T)

dikalikan dengan harganya (P), harus selalu sama dengan jumlah uang (M) dikalikan dengan

perputarannya. Dengan kata lain, total pengeluaran (MV) sama dengan nilai barang yang

dibeli (PT).

Dalam teori kuantitas ini, Irving Fisher mengasumsikan bahwa keberadaan uang pada

hakikatnya adalah flow concept. Keberadaan uang ataupun permintaan uang tidak dipengaruhi

oleh suku bunga, akan tetapi besar kecilnya uang akan ditentukan oleh kecepatan perputaran

uang itu sendiri. Pada saat yang hampir bersamaan Marshal dan Pigou dari Universitas

Cambridge, mengembngkan formulasi yang hampir sama dengan Fisher, namun pada

hakikatnya berbeda. Formula tersebut adalah sebagai berikut :

M = k P O

M = k.Y

Di mana k = 1/v, dengan demikian permintaan uang akan menjadi formula sebagai berikut :

Md = k P O = k Y

Secara sistematik, fomula Marshal ini sama dengan formula Irving Fisher, namun

mempunyai filosofi yang berbeda. Marshal-Pigou menyatakan bahwa, k adalah sebagai

turunan dari 1/v yang merupakan tingkat keinginan seseorang untuk menyimpan sebagian

kekayaannya, dan penyimpanan uang adalah satu kekayaan yang dimiliki oleh seorang

individu. Oleh karena itu ia menganggap bahwa uang adalah salah satu cara untuk melakukan

penyimpanan kekayaan, maka keberadaan uang dalam teori ini disebut sebagai stock concept.

6

Page 7: MAKALAH TENTANG UANG

Oleh karena itu uang juga difungsikan sebagai alat untuk menyimpan kekayaan, maka

seorang individu akan menentukan pilihan individunya dalam memelihara komposisi

kekayaan yang dimilikinya, apakah akan disimpan dalam bentuk bond, stock atau money, dan

lain-lain.

3.1.1.1 Teori Keynes

Dalam bukunya yang bejudul The General Theory of Employment, Interest, and Money,

Keynes menyatakan bahwa “mekanisme pasar tidak dapat secara otomatis menjamin adanya

full employment dalam perekonomian.” Selanjutnya dia menyarankan adanya campur tangan

dari pemerintah dalam perekonomian.

Kemudian Keynes berpendapat bahwa seseorang mengatur uang atau asetnya

dipengaruhi oleh tiga hal yaitu :

3.1.1.1.1 Money demand for transaction

Permintaan jenis ini adalah permintaan uang yang dilakukan untuk transaksi

karena adanya suatu kebutuhan, di mana uang difungsikan sebagai alat pembayaran.

3.1.1.1.2 Money demand for precautionary

Permintaan jenis ini adalah permintaan uang dengan motif untuk berjaga-jaga,

di mana uang digunakan untuk memenuhi kemungkinan-kemungkinan yang tidak

terduga.

3.1.1.1.3 Money demand for speculation

Permintaan jenis ini adalah permintaan uang yang digunkan untuk motif

berspekulasi, di mana uang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang

kemungkinannya tidak terduga, yang biasanya lebih bersifat mendapat keuntungan

namun masih belum pasti.

3.1.2 Time Value of Money Menurut Ekonomi Konvensional

Dalam teori ekonomi konvensional uang dipandang sebagai sesuatu yang sangat

berharga dan dapat berkembang dalam suatu waktu tertentu. Anggapan demikian kemudian

melahirkan konsep time value of money. Time value of money adalah nilai waktu dari uang

yang bisa bertambah dan berkurang sebagai akibat perjalanan waktu. Dengan memegang uang

orang dihadapkan pada risiko menurunnya daya beli dari kekayaannya sebagai akibat dari

inflasi. Sedangkan dengan memilih menyimpan uang dalam bentuk surat berharga, pemilik

akan memperoleh bunga yang diperkirakan diatas inflasi yang terjadi. Dengan demikian, nilai

7

Page 8: MAKALAH TENTANG UANG

uang saat sekarang nilai substitusinya terhadap barang akan lebih tinggi dibanding nilainya di

masa yang akan datang.

Definisi time value of money tersebut tampak tidak akurat, sebab setiap investasi selalu

mempunyai kemungkinan untuk mendapat nilai positif, negatif atau bahkan tidak

menghasilkan apa-apa. Itulah sebabnya dalam teori keuangan, selalu dikenal risk-return

relation. Ini berarti, bisnis selalu terkait dengan risiko dan perolehan. Bagi ekonomi

konvensional ada dua hal yang menjadi alasan munculnya konsep time value of money, yaitu :

3.1.2.1 Presence of inflation

Argumen ini tidak dapat diterima karena tidak lengkap kondisinya. Dalam setiap

perekonomian selalu ada keadaan inflasi dan keadaan deflasi. Bila keadaan inflasi

yang dijadikan dasar munculnya konsep time value of money, seharusnya keadaan

deflasi harus dijadikan alasan munculnya konsep negative time value of money.

Kenyataannya, kondisi inflasi sajalah yang dijadikan acuan dalam menentukan konsep

time value of money, sementara keadaan deflasi selalu diabaikan.

3.1.2.2 Preference of present consumption to future comsumption.

Argumen kedua, preferensi konsumsi saat ini ke masa yang akan datang.

Konsumsi atau investasi masa depan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

adalah :

3.1.2.2.1. Ketidakpastian return

Dalam ekonomi konvensional, penerapan time value of money tidak

senaif yang dibayangkan, misalnya dengan mengabaikan ketidakpastian

return yang akan diterima. Jika unsur ketidakpastian return ini dimasukan,

ekonomi konvensional menyebut kompensasinya sebagai discount rate.

3.1.2.2.2. Current goods dan future goods

Perilaku konsumsi seseorang saat ini dipengaruhi oleh harapannya di

masa depan. Meminjam akan memungkinkan seseorang meningkatkan

konsumsi saat ini dengan harga yang harus dibayar di kemudian hari.

3.1.2.2.3 Intemporal budget line

Perilaku konsumsi seseorang dengan melibaykan lebih satu periode

waktu disebut dengan intertemporal consumption pattern.

3.1.2.2.4 Deriving demand for current consumption

Permintaan seseorang atas suatu barang konsumsi yang akan di

konsumsi pada saat sekarang.

3.1.2.2.5 Deriving demand for future consumption

8

Page 9: MAKALAH TENTANG UANG

Permintaan seseorang atas suatu barang konsumsi yang akan di

konsumsi pada saat yang akan datang.

3.1.2.2.6 Change in endowment point and its effect on demand

Perubahan titik endowment adalah ditentukan oleh besarnya current

income dan besarnya future income. Oleh karena itu, setiap perubahan

current income atau setiap perubahan pada future income akan merubah titik

endowment.

3.1.2.2.7 Change in current income

Berubahnya pendapatan seseorang saat ini akan menentukan

perubahan tingkat permintaannya.

3.1.2.2.8 Change in future income

Berubahnya pendapatan seseorang pada masa yang akan datang akan

menentukan perubahan tingkat permintaannya.

3.2 KONSEP UANG DALAM ISLAM

Sebagai perbandingan dengan teori ekonomi konvensional, islam membicarakan uang

sebagai sarana penukar dan penyimpan nilai, tetapi uang bukanlah barang dagangan. Disini

uang bisa menjadi berguna hanya jika ditukar dengan benda yang nyata atau jika digunakan

untuk membeli jasa. Oleh karena itu, uang tidak bisa dijual atau dibeli secara kredit. Orang

perlu memahami kebijakan Rasulullah SAW, bahwa tidak hanya mengumumkan bunga atas

pinjaman sebagai sesuatu yang tidak sah tetapi juga melarang pertukaran uang dan beberapa

benda bernilai lainnya untuk perukaran yang tidak sama jumlahnya, serta menunda

pembayaran jika barang dagangan atau mata uangnya adalah sama. Efeknya adalah mencegah

bunga uang yang masuk ke sistem ekonomi melalui cara yang tidak diketahui.

Di dalam ekonomi islam uang bukanlah modal. Sementara ini kita kadang salah kaprah

menempatkan uang. Uang kita sama artikan dengan modal (capital). Uang adalah barang

khalayak, maka peredarannya tidak boleh dimonopoli. Karena semua orang berhak memiliki

uang yang berlaku di suatu negara. Sementara modal itu sendiri adalah barang pribadi atau

orang per-orang. Jika uang adalah flow concept sementara modal adalah stock concept.

Secara definisi uang adalah benda yang dijadikan sebagai ukuran dan penyimpanan nilai

semua barang. Dengan adanya uang maka dapat dilakukan proses jual beli hasil produksi.

Denga uang hasil penjualan itu dapat membeli barang-barang keperluan sehari-hari. Jika

dengan sengaja orang menumpuk uangnya dan tidak dibelanjakan berarti uang tersebut tidak

beredar. Hal ini sama artinya dengan menghalangi proses atau kelancaran jual beli.

3.2.1 Fungsi Uang Menurut Pandangan Ekonomi Islam

9

Page 10: MAKALAH TENTANG UANG

Uang dalam pandangan islam, yaitu menurut Ibnu Taimiyah, adalah sebagai alat tukar

dan alat ukur nilai. Melalui uang nilai suatu barang dapat diketahui, dan uang itu juga tidak

digunakan untuk diri sendiri atau dikomsumsi. Hal serupa juga disampaikan oleh Ibnu

Qayyim, dimana menurutnya uang tidak dimaksudkan untuk benda itu sendiri, tetapi

dimaksudkan untuk memperoleh barang-barang.

Dari sisi lain, kaitannya dengan masalah uang, Al-Ghazali mengatakan bahwa uang

bagaikan kaca, kaca tidak memiliki warna, tetapi ia dapat merefleksikan semua warna. Uang

tidak memiliki harga, tetapiuang dapa tmerefleksikan semua warna.

Melihat fungsi uang tersebut, menunjukkan bahwa dalam islam adanya uang dapat

memberikan fungsi kegunaan/kepuasan kepada pemakainya. Oleh karena itu uang bukanlah

suatu komoditas. Uang itu sendiri tidak memberikan kegunaan. Akan tetapi fungsi uanglah

yang memberikan kegunaan.

Dengan demikian, secara definitif dapat diajukan, bahwa fungsi uang adalah sebagai

(1) media pertukaran atau bertansaksi; (2) jaga-jaga/investasi; (3) satuan hitung untuk

pembayaran (bai’ muajjal). Uang merupakan sesuatu yang mengalir (flow concept) dan ia

sebagai barang publik (public goods).

Uang sebagai Flow Concept atau bersifat mengalir, artinya uang bagaikan sesuatu

yang mengalir seperti air. Jika air si sungai itu mengalir, maka air tersebut akan bersih dan

sehat. Tetapi jika air berhenti (tidak mengair secara wajar) maka air tersebut menjadi busuk

dan berbau. Demikian halnya dengan uang, uang yang berputar untuk produksi akan dapat

menimbulkan kemakmuran dan kesehatan ekonomi masyarakat. Sementara jika uang ditahan,

maka dapat menimbulkan kemacetan kegiatan perekonomian, sehingga dapat menimbulkan

krisis atau penyakit-penyakit ekonomi lainnya. Dalam ajaran slam, uang harus diputar terus

sehingga dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar. Untuk itu uang perlu digunakan

untuk investasi di sektor riil. Jika uang disimpan dan tidak diinvestasikan kepada sektor riii,

maka tidak akan mendatangkan apa-apa. Penyimpanan uang yang telah mencapai haulnya,

menurut ajaran islam maka akan dikenakan zakat.

Sedangkan fungsi uang sebagai Public Goods adalah pengertian dari fungsi bahwa

uang merupakan barang untuk masyarakat secara umum, dan bukan untuk dimonopoli oleh

perorangan. Oleh karena itu dalam ajaran islam menumpuk uang sangat dilarang, sebab

kegiatan menumpuk uang akan mengganggu orang lain dalam menggunakannya.

Dari gambaran bahwa uang sebagai air yang mengalir dan uang sebagai barang publik,

akhirnya dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara uang dengan modal. Kaitan antara

uang dengan modal ini dapat dikiaskan antara kendaraan dengan jalan. Kendaraan adalah

10

Page 11: MAKALAH TENTANG UANG

barang/milik pribadi, sedangkan jalan adalah barang milik umum. Jadi, modal adalah milik

pribadi dan uang adalah milik umum. Dengan demikian kenyamanan berkendara akan

didapatkan jika kendaraan tersebut berjalan diatas jalan raya. Dengan kata lain, hanya dengan

modal yang diinvestasikan ke sektor riil-lah yang akan mendatangkan keuntungan berupa

uang.

3.2.2 Economic Value of Time

Dalam sistem ekonomi Islam, konsep time value of money tentu tidak akan terjadi.

Untuk menganalisis ini, ada ajaran kuat dalam islam yaitu terdapat dalam surat Al-Ashr ayat

1-3. Dari surat Al-Ashr ini menunjukkan bahwa waktu bagi semua orang adalah sama

kuantitasnya. Namun nilai dari waktu itu akan berbeda dari satu orang dengan orang

lainnya.perbedaan nilai dan waktu tersebut adalah tergantung pada bagaimana seseorang

memanfaatkan waktu. Semakin efektif dan efisien, maka akan semakin tinggi nilai waktunya.

Efektif dan efisien akan mendatangkan keuntungan di dunia bagi siapa saja yang

melaksanakannya.

Di dalam islam, keuntungan bukan saja keuntungan di dunia, namun yang dicari

adalah keuntungan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu pemanfaatan waktu tidak hanya harus

efektif dan efisien. Namun juga harus disadari dengan keimanan. Keimanan inilah yang akan

mendatangkan keuntungan di akhirat. Sebaliknya, keimanan yang tidak mampu

mendatangkan keuntungan di dunia, berarti keimanan tersebut tidak diamalkan. Sedangkan di

dalam Al-quran dijelaskan bahwa islam mengajarkan agar mencari keuntungan dunia tetapi

jangan sampai melupakan keuntungan akhirat.

Implikasi dalam dunia bisnis, ajaran Al-Quran tersebut mengindikasikan bahwa dalam

dunis bisnis selalu dihadapkan pada untung dan rugi. Keuntungan dan kerugian tidak dapat

dipastikan untuk masa yang akan datang. Bisnis pada dasarnya adalah hubungan antara return

dan risk. Bisnis bukanlah aktifitas yang mendatangkan keuntungan tanpa ada risiko.

Sebagaimana dijelaskan pada konsep time value of money dijelaskan, bahwa sebagai

pengganti atas situasi ketidakpastian, maka dimunculkan discount rate.

Dalam ekonomi islam, penggunaan sejenis discount rate dalam menentukan harga

mu’ajjal (bayar tangguh) dapat dibenarkan, karena :

Jual beli dan sewa-menyewa adalah sektor riil yang menimbulkan economic value

added (nilai tambah ekonomis).

Tertahannya hal si penjual (uang pembayaran) yang telah melaksanakan

kewajibannya (menyerahkan barang atau jasa), sehingga ia tidak dapat melaksanakan

kewaajibannya kepada pihak lain.

11

Page 12: MAKALAH TENTANG UANG

Selanjutnya, penggunaan discount rate dalam menentukan nisbah bagi hasil, juga dapat

digunakan. Nisbah akan dikalikan dengan pandapatan aktual, bukan dengan pendapatan yang

diharapkan. Transaksi bagi hasil berbeda dengan transaksi jual beli atau transaksi sewa-

menyewa. Sebab dalam transaksi bagi hasil, hubungan antara kedua pihak, tidak terjadi antara

penjual dengan pembeli atau penyewa dengan yang menyewakan. Dalam transaksi bagi hasil

hubungan yang terjadi adalah hubungan pemodal dengan yang memproduksi modal tersebut.

Hak bagi mereka berdua akan timbul ketika usaha memproduksi modal tersebut, telah

menghasilkan pendapatan atau keuntungan.

Dengan demikian, uang itu sendiri sebenarnya tidak memiliki nilai waktu. Namun

waktulah yang memiliki nilai ekonomi. Dengan catatan bahwa waktu tersebut memang

dimanfaatkan dengan baik. Dengan adanya nilai waktu tersebut, maka kemudian dapat diukur

dengan istilah atau batasan-batasan ekonomi.

Sehubungan dengan tertahannya hak pemilik barang dalam transaksi ekonomi, yang

berkaitan dengan nilai waktu dapat diilustrasikan bahwa apabila suatubarang dijual dengan

tunai dengan untung sebesar Rp 500, maka penjual dapat membeli barang lain dan menjual

barang beliannya itu. Dengan demikian keuntungan penjual tersebut dimungkinkan dapat

berlipat. Namun apabila barang dijual dengan tangguh bayar, maka hak penjual akan tertahan

dan tidak dapat membeli barang lain. Sebagai kompensasi atas tertahannya hak penjual dari

pembeli, maka islam memberikan (mensahkan) harga tangguh lebih tinggi dari harga tunai.

Dengan transaksi mudarabah/musyarakat dan transaksi jual beli memastikan keterkaitan

antara sektor moneter dan sektor riil. Oleh karena itu pula, salah saturukun jual beli adalah

ada barang ada uang. Dengan demikian, future trading dan margin trading yang tidak diikuti

dengan goods delivery adalah tidak sah. Berkenaan dengan ini, maka pada dasarnya konsep

islam menjaga keseimbangan antara sektor riil dengan sektor moneter.

Di dalam ekonomi islam, tidak dikenal adanya money demand for speculation. Sebab

spekulasi tidak diperbolehkan dan kebalikan dari sistem konvensional, yang memberikan

bunga pada harta. Dalam islam, harta adalah sesuatu yang dikenai zakat jika disimpan telah

mencapai haulnya. Oleh karenanya, motif money for transaction serta money demand for

precautionary dikenal dalam ekonomi islam.

12

Page 13: MAKALAH TENTANG UANG

13

Page 14: MAKALAH TENTANG UANG

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan materi mengenai perbedaan konsep uang antara prinsip ekonomi

konvensional dengan prinsip ekonomi syariah, dapat disimpulkan bahwa memang ada

perbedaan dan persamaan pandangan mengenai konsep uang dalam ekonomi

konvensional dan ekonomi Islam, demikian juga dengan kelebihan dan kelemahannya.

Uang yang menurut ekonomi Islam hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan

hitung, tidak dapat dipaksakan sebagai alat penyimpan nilai atau daya beli. Hal ini tak

lepas dari teori permintaan uang dengan motif spekulatif yang pada akhirnya akan

menimbulkan bunga dalam sistem perekonomian, instabilitas nilai mata uang, serta

fluktuasi output dan tingkat penyerapan tenaga kerja yang berakibat kepada distribusi

pendapatan. Fungsi uang sebagai standar pembayaran tertangguhkan juga tidak diterima

oleh ekonomi Islam. Karena hal ini dapat menjadikan uang sebagai komoditi yang dapat

diperjual-belikan, sehingga uang mempunyai harga yang tak lain adalah bunga.

Sebagai perbandingan, dalam ekonomi konvensional konsep uang adalah stock

concept dan private property serta identik dengan modal, karena uang adalah juga

komoditas. Sebaliknya dalam ekonomi Islam, uang adalah flow concept dan public goods

yang harus selalu mengalir dan beredar di masyarakat tanpa boleh diendapkan dan

ditimbun. Hal ini tak dapat lepas dari fungsi uang yang menurut ekonomi konvensional

sebagai alat tukar, alat satuan hitung, sebagai alat penyimpan nilai dan atau daya beli, dan

sebagai standar pembayaran tertangguhkan. Sementara dalam ekonomi Islam fungsi uang

hanya sebagai alat tukar dan sebagai alat satuan hitung.

4.2 SARAN

Dari sekian ribu kata yang tersusun diatas, sangatlah jelas bahwa penulisan makalah

ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun struktur penulisan yang tepat.

Namun disini setidaknya penulis mampu menguji kemampuan dalam kepenulisan dan

kemampuan keilmuan khususnya dalam ilmu ekonomi islam. Kemudian kritik dan saran

penulis harapkan dari para pembaca agar nantinya dapat mengembangkan kemampuan dalam

14

Page 15: MAKALAH TENTANG UANG

kepenulisan dan dapat mengembangkan dari segi ilmu pengetahuan itu sendiri. Dan yang

terakhir, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Wahyu yang telah memberikan

bimbingan materi tentang aturan kepenulisan karya ilmiah sebagai bekal penulis nanti untuk

menulis Skripsi yang baik dan benar sebagai salah satu syarat untuk lulus dari Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

15

Page 16: MAKALAH TENTANG UANG

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mansur. 2010. Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Ekonomi

Konvensional. http://ejournal.sunan-ampel.ac.id/index.php/al-Qanun/article/view/41/34.

Diakses pada tanggal 2 April 2013.

Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi. 2003. Fiqih Ekonomi Umar bin Al-Khathab. Terjemahan oleh

Asmuni Solihan Zamakhsyari. 2006. Jakarta: KHALIFA (Pustaka Al-Kautsar Grup).

Muhammad. 2002. Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Salemba

Empat

16