26
MAKALAH ALIRAN MURJI’AH Dosen Pengampu : Abdul Kholik az-Zamzami, M.Pd Oleh : Achmad Dhaefi Ferdana (10630082) Imma Yaumil Fadlilah (10630088) Eka Novita Sari (10630092) Udi tyas (11630089)

MAKALAH Teologi BENER

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH

ALIRAN MURJIAH

Dosen Pengampu : Abdul Kholik az-Zamzami, M.Pd

Oleh :

Achmad Dhaefi Ferdana(10630082)Imma Yaumil Fadlilah (10630088)Eka Novita Sari (10630092)Udi tyas(11630089)

UNIVERSITAS ISLAM MAULANA MALIK IBRAHIM MALANGFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIJURUSAN KIMIA2013KATA PENGANTAR

Sebuah ungkapan rasa syukur Alhamdulillah kami haturkan kepada robbissamawati-wal-ardl yang telah menganugrahkan berjuta-juta nimat, nimat iman, islam, ihsan, dan kesehatan. Sholawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW sekaligus sebagai sumber pembimbing dan panutan bagi umat dimuka bumi ini.Seperti halnya yang pernah disabdakan Rosulullah bahwasanya setelah beliau wafat umat beliau akan terpecah menjadi 73 golongan dan yang selamat dari mereka hanyalah satu yaitu golongan yang mengikuti beliau dan para sahabat beliau, yaitu ahlussunnah wal jamaah. Dan sekarang pun sudah dapat dibuktikan dari zaman ke zaman banyak aliran-aliran teology perpecahan islam yang bermunculan antara lain khowarij, syiah, murjiah, mutazilah, asy-ariyah, maturidiyah, dan salafiyah.Dalam konteks lahirnya firqoh-firqoh dalam islam faktor yang paling dominan adalah masalah politik. Lahirnya firqoh yang berbeda pemikiran kalamnya pun juga berbeda. Dari perbedaan itulah kita dapat mempelajari mana yang benar dan yang bathil. Dan disini kami hanya membahas tentang golongan Murjiah dan Pemikiran Kalamnya. Semoga makalah yang kami susun ini memberi manfaat bagi pembaca dan khususnya bagi kami sebagai penyusun makalah.

Malang, 03 September 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman JuduliKata PengantariiDaftar IsiiiiBAB I Pendahuluan 1A. Latar Belakang1B. Rumusan Masalah1C. Tujuan Penulisan1BAB II Pembahasan2A. Sejarah lahirnya aliran murjiah2B. Tokoh-tokoh Faham Murjiah2C. Sekte-sekte aliran murjiah 4D. Faham aliran murjiah6E. Hujjah yang digunakan Murjiah 4F. Pengaruh aliran murjiah9BAB III Penutup12A. Kesimpulan 12B. Saran12Daftar Pustaka

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGAliran Murjiah merupakan salah satu aliran yang dipelajari dalam Teologi Islam. Munculnya aliran ini dilatar belakangi oleh persoalan politik, yaitu soal khalifah (kekhalifahan). Setelah terbunuhnya khalifah Usman ibn Affan, umat Islam terpecah kedalam dua kelompok besar, yaitu kelompok Ali dan Muawiyah. Kelompok Ali lalu terpecah pula kedalam dua golongan yaitu golongan yang setia membela Ali (disebut Syiah) dan golongan yang keluar dari barisan Ali (disebut Khawarij). Ketika berhasil mengungguli dua kelompok lainnya, yaitu Syiah dan Khawarij dalam merebut kekuasaan, kelompok Muawiyah lalu membentuk dinasti Umaiyah. Syiah dan Khawarij bersama-sama menentang kekuasaannya. Syiah menentang Muawiyah karena menuduh Muawiyah merebut kekuasaan yang seharusnya milik Ali dan keturunannya. Sementara itu Khawarij tidak mendukung Muawiyah karena ia dinilai menyimpang dari ajaran Islam. Dalam pertikaian antara ketiga golongan tersebut, terjadi ditengah-tengah suasana pertikaian ini, muncul sekelompok orang yang menyatakan diri tidak ingin terlibat dalam pertentangan politik yang terjadi. Kelompok inilah yang kemudian berkembang menjadi golongan Murjiah. Oleh karena hal tersebut, untuk mengetahui lebih jauh mengenai aliran Murjiah, maka dirasa perlu bagi kita membahas mengenai aliran Murjiah.

B. RUMUSAN MASALAH1. Bagaimanakah sejarah lahirnya aliran Murjiah?2. Apa saja sekte-sekte yang terdapat pada aliran Murjiah?3. Bagaimana faham-faham yang terdapat dalam aliran Murjiah?4. Bagaimanakah pengaruh aliran Murjiah?

C. TUJUAN PENULISAN1. Mengetahui sejarah munculnya Aliran Murjiah2. Mengetahui sekte-sekte yang terdapat dalam Aliran Murjiah3. Mengetahui faham-faham yang terdapat dalam aliran Murjiah4. Mengetahui pengaruh aliran Murjiah

BAB IIPEMBAHASAN

A. SEJARAH LAHIRNYA ALIRAN MURJIAHAsal usul kemunculan kelompok Murjiah dapat dibagi menjadi 2 sebab yaitu:1. Permasalahan PolitikKetika terjadi pertikaian antara Ali dan Muawiyah, dilakukanlah tahkim (arbitrase) atas usulan Amr bin Ash, seorang kaki tangan Muawiyah. Kelompok Ali terpecah menjadi 2 kubu, yang pro dan kontra. Mereka memandang bahwa tahkim bertentangan dengan Al-Quran, dengan pengertian, tidak ber-tahkim dengan hukum Allah. Oleh karena itu mereka berpendapat bahwa melakukan tahkim adalah dosa besar, dan pelakunya dapat dihukumi kafir, sama seperti perbuatan dosa besar yang lain. Gagasan irja atau arja yang dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan tujuan menjamin persatuan dan kesatuan umat islam ketika terjadi pertikaian politik dan juga bertujuan menghindari sekatrianisme.[footnoteRef:2] [2: Nasir, Sahilun A, Prof. Dr. K.H.,Pemikiran Kalam(Teologi Islam),Rajawali pers, Jakarta: 2010.hlm.162]

Golongan Murjiah ini mula-mula timbul di Damaskus, pada akhir abad pertama hijriah. Nama Murjiah berasal dari kata irja atau arjaa yang berarti penundaan, penangguhan, dan pengharapan. Kata arjaa bermakna juga memberi harapan, yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan Rahmat Allah. Selain itu, arjaa juga berarti meletakkan di belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengutamakan iman dari pada amal. Oleh karena itu, Murjiah artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa (yakni Ali dan Muawiyah serta pengikut masing-masing) kelak di hari kiamat.[footnoteRef:3] [3: Cyril Glasse. The Concise Encyclopedia Of Islam. Staccny International, London, 1989.hlm,288-9:Departemen Agama RI]

2. Permasalahan Ke-TuhananDari permasalahan politik, mereka kaum Murjiah pindah kepada permasalahan ketuhanan (teologi) yaitu persoalan dosa besar yang ditimbulkan kaum khawarij, mau tidak mau menjadi perhatian dan pembahasan pula bagi mereka. Kalau kaum Khawarij menjatuhkan hukum kafir bagi orang yang membuat dosa besar, kaum Murjiah menjatuhkan hukum mukmin. Pendapat penjatuhan hukum kafir pada orang yang melakukan dosa besar oleh kaum. Golongan Murjiah berpendapat bahwa yang terpenting dalam kehidupan beragama adalah aspek iman dan kemudian amal. Jika seseorang masih beriman berarti dia tetap mukmin, bukan kafir, kendatipun ia melakukan dosa besar. Adapun hukuman bagi dosa besar itu terserah kepada Tuhan, akan ia ampuni atau tidak. Pendapat ini menjadi doktrin ajaran Murjiah. Nama Murjiah diambil dari irja atau arjaa yang bermakna penundaan, penengguhan, dan pengharapan. Kata Arjaa mengandung pula arti memberi harapan, yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Alloh. Selain itu, arjaa berarti pula meletakkan di belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan amal dari iman. Oleh karena itu Murjiah, artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya masing-masing ke hari kiamat kelak.[footnoteRef:4] [4: Gibb and J.H. Krammers.loc.cit]

Adapun secara istilah, murjiah adalah kelompok yang mengesampingkan atau memisahkan amal dari keimanan, sehingga menurut mereka suatu kemaksiatan itu tidak mengurangi keimanan seseorang.[footnoteRef:5] [5: Abdul Rozak, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, (Bamdung: Pustaka Setia, 2001)hlm. 56]

B. TOKOH-TOKOH FAHAM MURJIAHBeberapa buku dan keterangan para ulama menyatakan bahwa di antara tokoh-tokoh faham Murjiah adalah sebagai berikut :1. Al Hasan bin Muhammad bin Al Hanafiyah 2. Ghiilan al- Dimayqi3. Jahm bin Shafwan 4. Abu Hanifah

C. SEKTE-SEKTE ALIRAN MURJIAHKemunculan sekte-sekte aliran Murjiah tampaknya dipicu oleh perbedaan pendapat di kalangan para pendukung Murjiah sendiri. Dalam hal ini, terdapat problem yang cukup mendasar ketika para pengamat mengklasifikasikan sekte-sekte Murjiah. Kesulitannya antara lain adalah ada beberapa tokoh aliran pemikiran tertentu yang diklaim oleh seorang pengamat sebagai pengikut Murjiah, tetapi tidak diklaim oleh pengamat lain. Tokoh yang dimaksud adalah washil bin Atha dari Mutazilah dan Abu Hanifah dari Ahlus Sunnah.[footnoteRef:6] [6: Watt,Early Islam, hlm.181]

Oleh karena itulah, Ash-Syahrastani, menyebutkan sekte-sekte Murjiah sebagai berikut : [footnoteRef:7] [7: Ibid,hlm.23.]

a. Murjiah Khawarij, mereka adalah Syabibiyyah (pengikut Muhammad bin Syabib) dan sebagian kelompok Shafariyyah yang tidak mempermasalahkan pelaku dosa besar.b. Murjiah Qadariyah, mereka adalah orang yang dipimpin oleh Ghilan Ad Damsyiki sebutan mereka Al Ghilaniah.c. Murjiah Jabariyah, mereka adalah Jahmiyyah (para pengikut Jahm bin Shafwan), Mereka hanya mencukupkan diri dengan keyakinan dalam hati saja. Dan menurut mereka maksiat itu tidak berpengaruh pada iman dan bahwasanya ikrar dengan lisan dan amal bukan dari iman. d. Murjiah Murni, mereka adalah kelompok yang oleh para ulama diperselisihkan jumlahnya.e. Murjiah Sunni, mereka adalah para pengikut Hanafi, termasuk di dalamnya adalah Abu Hanifah dan gurunya Hammad bin Abi Sulaiman juga orang-orang yang mengikuti mereka dari golongan Murjiah Kufah dan yang lainnya. Mereka ini adalah orang-orang yang mengakhirkan amal dari hakekat iman.Sementara itu, Muhammad Imarah menyebutkan 12 sekte Murjiah, yaitu:[footnoteRef:8] [8: Muhammad Imarah,Tayyarat Al-Fikr Al-Islamy,dan Asy-Syuruq,Kairo-Beirut,1991,hlm.33-4]

a. Al-Jahmiyah, pengikut Jahm bin Shufwanb. Ash-Shalihiyah, pengikut Abu Musa Ash-Shalihic. Al-Yunushiyah, pengikut Yunus as-Samaryd. As-Samriyah, pengikut Abu Samr dan Yunuse. Asy-Syaubaniyah, pengikut Abu Syaubanf. Al-Ghailaniyah, pengikut Abu Marwan al-Ghailan bin Marwan ad-Dimsaqyg. An-Najariyah, pengikut al-Husain bin Muhammad an-Najrh. Al-Hanafiyah, pengikut Abu Hanifah an-Numani. Asy-Syabibiyah, pengikut Muhammad bin Syabibj. Al-Muaziyah, pengikut Muadz ath-Thaumik. Al-Murisiyah, pengikut Basr al-Murisyl. Al-Karamiyah, pengikut Muhammad bin Karam as-SijistanyHarun Nasution secara garis besar mengklasifikasikan Murjiah menjadi dua sekte, yaitu golongan moderat dan golongan ekstrim. Murjiah moderat berpendapat bahwa iman itu terdiri dari tasdiqun bil qolbi dan iqrorun bil lisan.[footnoteRef:9] [9: Nasution, Teologi.hlm.24.]

Sedangkan Murjiah ekstrim mengatakan, bahwa iman hanya pengakuan atau pembenaran dalam hati (tasdiqun bil qolbi faqoth) bahwa orang islam yang menyatakan iman kepada Tuhan kemudian berkata kufur secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufur tempatnya dalam hati bukan yang lain. dapun yang termasuk kelompok ekstrim adalah Al-Jahmiyah, Ash-Shalihiyah, Al-Yunusiyah, Al-Ubaidiyah, dan Al-Hasaniyah.[footnoteRef:10] [10: Harun Nasution, Teologi Islam, JAKARTA, Universitas Indonesia, 1972, hal. 26-32 ]

D. FAHAM-FAHAM ALIRAN MURJIAHAjaran pokok Murjiah pada dasarnya bersumber dari gagasan atau doktrin irja atau arjaa yang diaplikasikan dalam banyak persoalan, baik persoalan politik maupun persoalan teologis. Dibidang politik, doktrin irja diimplementasikan dengan sikap politik netral atau nonblok, yang hampir selalu diekspresikan dengan sikap diam. Itulah sebabnya, kelompok Murjiah di kenal pula dengan The Queitists (kelompok bungkam). Sikap ini akhirnya berimplikasi jauh sehingga membuat Murjiah selalu diam dalam persoalan politik. Secara umum kelompok Murjiah menyusun teori-teori keagamaan yang independen, sebagai dasar gerakannya, yang intisarinya sebagai berikut :[footnoteRef:11] [11: Abdul Ala Al-Maududi. 1994. Al-Kholifah wa Al-Mulk, terj.Muhammad Al-Baqir. Bandung : Mizan, hlm.279-80]

1. Iman adalah cukup dengan mengakui dan percaya kepada Allah dan rasul-Nya saja. Kebanyakan aliran Murjiah berpendapat bahwa iman ialah hanya membenarkan dengan hati saja, atau dengan kata lain iman ialah makrifat kepada Allah SWT. Dengan hati, bukan pengertian lahir. Apabila seseorang beriman dengan hatinya, maka dia adalah Mukmin dan Muslim, sekalipun lahirnya dia menyerupai orang Yahudi atau Nasrani dan meskipun lisannya tidak mengucapkan dua kalimat syahadat. Mengikrarkan dengan lisan dan amal perbuatan seperti shalat, puasa, dan sebagainya, itu bukan bagian dari pada iman.[footnoteRef:12] [12: Amin,Dluha,Juz III, hlm.316]

2. Dasar keselamatan adalah iman semata-mata, selama masih ada iman dihati, setiap maksiat tidak dapat mendatangkan madarat atau gangguan atas seseorang. Untuk mendatangkan pengampunan, manusia cukup hanya dengan menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan akidah tauhid.[footnoteRef:13] [13: Dr.Abdul rozak, M.Ag, dan Dr Rosihon, M.Ag., ilmu kalam. Pastaka setia. Bandung.2001]

Adapun mengenai orang yang lalai dalam menunaikan kewajiban-kewajiban, atau dia melakukan dosa-dosa besar, maka sebagian dari tokoh-tokoh Murjiah berpendapat: tiadalah mungkin menentukan hokum bagi orang itu di dunia ini. Hal itu haruslah ditangguhkan (diserahkan saja) kepada Tuhan untuk menentukannya di hari kiamat. Dari sini timbulnya istilah Murjiah, yaitu berasal dari kata irja yang berarti menangguhkan.[footnoteRef:14] [14: Nasir, Sahilun A, Prof. Dr. K.H.,Pemikiran Kalam(Teologi Islam),Rajawali pers, Jakarta: 2010.hlm.154]

Harun Nasution menyebutkan ada empat ajaran pokok dalam doktrin teologi Murjiah yaitu :[footnoteRef:15] [15: Nasution, Teologi Islam, op, cit, .hlm.22-23]

a. Menunda hukuman atas Ali bin Abi Thalib, Muawiyah, Amr bn Ash, dan Abu Musa Al-Asy ary yang n terlibattahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat kelak.b. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.c. menyerahkan meletakkan iman dari pada amal.d. Memberikan pengaharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah. Pengaruh paham aliran Murjiah di masyarakat.

E. HUJJAH YANG DIGUNAKAN MURJIAHMurjiah mengambil nash sebagai dalil untuk menguatkan madzhab mereka dan menjadikan keragu-raguan pada nash tersebut, kemudian mereka menguatkan syubhatnya dengan taklif yang tidak dibenarkan syariat. Akhirnya menghasilkan kesimpulan yang dipaksa-paksakan bahwa amal perbuatan bukan bagian dari hakekat iman. Mereka menyingkirkan seluruh amal dari iman dan mengatakan cukuplah seseorang sudah dianggap beriman dan sukses menggapai ridha Allah SWT dengan cara menjadikan hati mengenal Allah dan mempercayai-Nya. Dengan demikian mereka telah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi para pelaku kebatilan dan pemalas untuk sekedar berangan-angan tanpa ada amalan nyata. Mereka adalah orang-orang yang suka berlepas diri dari nash syari, maka akan engkau dapatkan Murjiah yang ekstrim, di antara mereka ada orang yang sangat malas dalam beribadah dan selemah-lemahnya manusia dalam beriltizam kepada Syariat Islam. Mereka telah mencari dalil dari al-Quran dan as-Sunnah yang mereka kira bahwa dalil tersebut menunjukkan atas keabsahan madzhab mereka, yaitu: A. Dalil dari Al-Quran:1. Firman Allah: Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu. [footnoteRef:16][15] [16: ]

2. Firman Allah: Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah,sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.[footnoteRef:17][16] [17: ]

3. Mereka layaknya Jahmiyyah yang telah memperhatikan pengumpulan nash yang menjadikan keimanan dan kekufuran seluruhnya terletak pada hati. Sebagaimana firman Allah:1. "Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan.[footnoteRef:18][17] [18: ]

2. "Kecuali orang-orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa)."[footnoteRef:19][18] [19: ]

3. "Allah telah mengunci mati hati mereka."[footnoteRef:20][19] [20: ]

Juga masih banyak lagi ayat-ayat semisal yang secara dhahir dalam pengertian ini yang diambil oleh orang-orang Murjiah untuk digunakan sebagai penguat madzhab mereka meskipun sebenarnya ayat-ayat itu tidak cocok serta tidak sesuai dengan apa yang mereka maksudkan itu. B. Dalil dari SunnahMereka berhujjah dengan sebagian hadits dan atsar, yang secara dhahir menunjukkan atas perintah untuk menjauhi syirik dan keberadaan iman dalam hati seseorang untuk menggapai kejayaan dan keridhaan Allah SWT.1. Rasululllah SAW bersabda: . : . Barang siapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu maka ia akan masuk neraka, Ibnu Masud berkata: Saya katakan: "Barang siapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah maka ia masuk Jannah. [footnoteRef:21][20] [21: ]

2. Dalam hadits qudsi Rasulullah SAW meriwayatkan dari Allah: Hai anak Adam, sesungguhnya jika kamu mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian menemui Aku tanpa berbuat syirik sedikit pun, sungguh Aku akan mendatangimu dengan maghfirah yang sebanding.[footnoteRef:22][21] [22: ]

3. Nabi SAW bersabda: Ya Allah, tetapkanlah hatiku pada dien-Mu.[footnoteRef:23][22] [23: ]

4. Demikian juga dalam hadits yang mengisahkan tentang seorang budak perempuan yang ditanya oleh Rasullah SAW dengan sabdanya: Di mana Allah? Maka jawabnya: Di langit, Maka Rasullah SAW berkata kepada tuannya: Bebaskanlah dia karena dia adalah seorang Muminah.[footnoteRef:24][23] [24: ]

5. Rasululllah SAW bersabda: Taqwa itu ada di sini, seraya menunjuk pada dadanya tiga kali.[footnoteRef:25][24] [25: ]

6. Dan termasuk dalil mereka juga ialah tentang hadits syafaah dari Rasulullah SAW kepada beberapa kaum yang kemudian Allah mengeluarkan mereka sampai tiada sebiji atom atau sebiji gandum atau sebiji tepung pun iman yang tersisa dalam hatinya, Di dalamnya terdapat potongan sabda beliau SAW: Maka Allah berfirman, bahwa malaikat telah memberi syafaat, para Nabi pun memberi syafaat, demikian juga para mukmin dan tiada yang tertinggal kecuali pasti memberikan rahmatnya. Maka dikeluarkanlah satu kaum dari neraka yang mana mereka belum pernah melakukan sebuah kebajikan sama sekali kemudian mereka masuk sebuah tempat pemandian lalu dimasukkan ke dalam sebuah sungai yang berada di mulut syurga yang dinamai dengan Nahrul hayat. Lalu mereka keluar dari sungai tersebut seperti sebuah biji yang terbawa ombak...., sampai pada sabda beliau: Maka keluarlah mereka seperti permata, yang pada lutut mereka ada cincin yang bisa dikenal oleh penghuni syurga. Mereka itulah orang-orang yang Allah bebaskan dan masukkan ke dalam syurga tanpa amal dan tanpa kebaikan.[footnoteRef:26][25] [26: ]

Orang-oang Murjiah berdalil dengan hadits ini untuk menguatkan faham mereka dengan mengambil ungkapan dari hadits di atas:1. Mereka sama sekali belum pernah berbuat amal baik.2. Mereka adalah orang-orang yang Allah bebaskan, kemudian dimasukkan kedalam syurga tanpa sebuah amal yang mereka kerjakan .Kemudian orang Murjiah berkomentar, kalau saja mereka bisa masuk syurga tanpa amalan sedikit pun, lalu bagaimana kalau mereka punya amalan?. Maka jawabnya menurut mereka adalah bahwa mereka itu masih menyisakan tashdiq dan hal tersebut bermanfaat bagi mereka tanpa harus melihat pada amalan karena hakekat iman itu menurut Murjiah adalah tidak sampai pada amalan.7. Dan termasuk syubhat yang mereka pergunakan juga ialah bahwa amalan bukan termasuk dalam iman, sesuai dengan pendapat mereka:1. Kafir itu berlawanan dengan iman. Maka selama ada kekafiran, keimanan akan hilang dan demikian juga sebaliknya.2. Ada banyak nash yang menerangkan tentang pemalingan amalan atas iman. 8. Sedangkan dalil para pengikut Hanafi adalah: bahwasanya iman ialah perkataan dan itikad saja sedangkan amalan tidak termasuk di dalamnya, cukuplah amalan itu hanya sebagai bagian dari syariat Islam yang apabila seseorang melakukan sebuah kemaksiatan maka berkuranglah syariat Islamnya dan amalan bukanlah termasuk tashdiq terhadap Islam. dalil mereka adalah:1. Bahwa yang dimaksud iman secara bahasa ialah tashdiq saja, sedangkan amal badan tidak disebut sebagai bagian dari iman. 2. Andaikata amalan itu merupakan bagian dari iman dan tauhid niscaya wajib dihukum di saat tiada iman bagi orang yang kehilangan sebagian dari amalannya. Dan dalam hal ini Imam Abu Hanifah berkata dalam bukunya (Al Washiyyah): Amalan itu bukan merupakan bagian dari iman dan iman itu bukanlah amalan, dengan dalil bahwa banyak waktu yang mengangkat amalan dari seorang mukmin. Pada saat itu tidak boleh dikatakan bahwa imannya hilang. Maka seorang wanita yang haidh yang dicabut darinya kewajiban shalat, tidak boleh dikatakan bahwa imannya juga dicabut.[footnoteRef:27][26]. [27: ]

F. PENGARUH ALIRAN MURJIAHPengaruh negatif dari aliran ini adalah:1. Aliran Murjiah meyakini bahwa suatu perbuatan (amal) tidak mempengaruhi keimanan seseorang, sehingga banyak orang menyatakan yang penting hatinya, dan perbuatan maksiat yang dilakukannya tersebut seakan-akan tidak mempengaruhi keimanan di hatinya.2. Aliran Murjiah menyamakan antara orang yang shalih dengan yang tidak, dan orang yang istiqamah di atas agama Allah dengan orang yang fasik. Sebab menurut mereka, amal shalih tidak mempengaruhi keimanan seseorang, sebagaimana juga perbuatan maksiat tidak mempengaruhi keimanan.3. Menghilangkan unsur jihad fi sabilillh dan amar ma`ruf nahi mungkar.4. Munculnya pemikiran Murjiah ini telah menyebabkan banyak hukum-hukum Islam menjadi hilang, sehingga menjadi penyebab hilangnya syariat. Pemikiran mereka juga telah merusak keindahan Islam, sehingga menjadi penyebab manusia berpaling dan tidak mengagungkan syariat Allah. 5. Pemikiran Murjiah membuka pintu bagi orang-orang yang rusak membuat kerusakan dalam agama, dan merasa tidak terikat dengan perintah dan larangan syariat. Sehingga akan memperbesar kerusakan dan kemaksiatan di tengah kaum Muslimin.Sedangkan pengaruh positif aliran ini salah satunya yaitu golongan ini memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah SWT.

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULANDari beberapa pendapat yang telah disampaikan bahwa aliran Murjiah yang terpenting dalam kehidupan beragama adalah aspek iman dan kemudian amal. Aliran Murjiah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagaimana hal itu dilakukan oleh aliran khawarij. Menurut mereka suatu kemaksiatan itu tidak mengurangi keimanan seseorang. Jika seseorang masih beriman, berarti dia tetap mukmin, bukan kafir walaupun ia melakukan dosa besar. Karena hanya Tuhan-lah yang mengetahui keadaan iman seseorang. Adapun hukuman bagi dosa besar itu terserah kepada Tuhan, akan diampuni atau tidak.

B. SARANKami menghimbau kepada teman-teman seperjuangan untuk mencari lebih luas tentang aliran Murjiah yang belum bisa kami bahas pada makalah kami ini. Demikian sajian makalah ini mudah-mudahan apa yang kami uraikan pada makalah ini bisa memberi manfaat bagi kami dan yang mengkaji makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini pasti masih banyak kekurangan, Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan pada penulisan karya ilmiah mendatang.

DAFTAR PUSTAKAAbdul Ala Al-Maududi. 1994. Al-Kholifah wa Al-Mulk, terj.Muhammad Al-Baqir. Bandung : MizanGhozali, Abdeng Muchtar. 2005. Perkembangan Ilmu Kalam. Bandung: CV Pustaka SetiaNasir, Sahilun. 2010. Pemikiran Kalam(Teologi Islam). Jakarta : Rajawali persNasution, Harun. 1972. Teologi Islam. Jakarta : Universitas IndonesiaRahim, Husni. 1999. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : Departemen Agama RIRozak, Abdul dan Anwar, Rosihon. 2001. Ilmu kalam. Bandung : Pustaka setiaW.Montgomery Watt. 1990. Early Islam: Collected Articels, Eidenburg