REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

  • Upload
    aziza

  • View
    279

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    1/40

    MAKALAH

    TEOLOGI ISLAM

    Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam semester dua.

    Disusun oleh :

    (Kelompok 1, Kelas Farmasi B)

    Nur Amelia Khodijah 11151020000055

    Zahrotul Anis 11151020000060

    Afifah Amatullah 11151020000066

    Sahrul Fauzi 11151020000090

    Dosen Pengampuh : Siti Nadroh M, Ag

    PROGRAM STUDI FARMASI

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    MARET 2016

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    2/40

    2 | P a g e

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan

    hidayah-Nya sehingga dalam pembuatan makalah ini dapat terselesaikan

    sebagaiman mestinya. Salam dan shalawat semoga tetap tercurah kepada

    rasulullah Muhammad SAW, kepada sahabat-sahabatnya, dan kepada umatnya

    hingga akhir zaman.

    Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang dengan

    kegigihan dan keikhlasannya membimbing kami sehingga kami bisa mengetahui

    sedikit demi sedikit apa yang sebelumnya kami tidak ketahui. Juga tak lupa

    teman-teman seperjuangan yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah

    ini.

    Makalah ini kami buat dengan sesederhana mungkin dan jika ada kesalahan

    dalam penulisan makalah ini, kami berharap dan memohon saran serta kritikan

    dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini ke depannya. Semoga makalah ini

    dapat bermanfaat bagi kita semua.

    Ciputat, 20 Maret 2016

    Penyusun

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    3/40

    3 | P a g e

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ................................................................... ............2

    Daftar isi .......................................................................................... 3

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ...................................................................... 4

    B.

    Rumusan Masalah ................................................................. 4

    C. Tujuan Makalah .................................................................... 4

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Pengertian Teologi Islam ...................................................... 5

    B. Perbedaan Teologi dengan Ilmu Tauhid, Aqidah,

    Keimanan dan Ushuluddin ................................................... 6

    C. Sejarah Lahirnya Teologi Islam .......................................... 10

    D. Pokok-pokok Masalah dalam Teologi Islam ...................... 25

    E. Menyikapi Perbedaan Paham Teologi Islam ...................... 30

    BAB III PENUTUP

    A.

    Kesimpulan ......................................................................... 31

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 32

    TABEL.................................................................................................. 33

    LAMPIRAN .................................................................................. 39

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    4/40

    4 | P a g e

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LatarBelakang

    Ilmu teologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tuhan dan segala

    yang berkaitan dengan-Nya. Imu teologi termasuk salah satu nama lain dari

    ilmu kalam. Nama-nama lain dari ilmu kalam selain teologi islam adalah ilmu

    tauhid, aaid dan ushuluddin.

    Banyak sekali masayarakat umum yang beragama islam tidak

    mengetahui tentang pengetahuan dari agama yang mereka anut, terutama

    muslim. Maka dari itu, kami sebagai penulis membuat makalah ini agar

    masyarakat bisa lebih memahami arti dari keyakinan kita terhadap islam dan

    juga bisa mengenal tuhan kita yaitu Allah SWT secara lebih mendalam.

    B. RumusanM asalah

    a. Mengetahui pengertian dari teologi islam

    b.

    Mengetahui perbedaan antara ilmu teologi dengan ilmu-ilmu lainnya

    c. Mengetahui sejarah adanya teologi dalam islam

    d.

    Mengetahui pokok-pokok masalah dalam teologi islam

    e. Mengetahui cara dalam menyikapi perbedaan dalam teologi islam

    C. TujuanMakalah

    Setelahterselesaikannyamakalahini,

    semogamakalahinidapatmembermanfaatbagipembacadanlebihmemahamilagia

    paitu teologi islam, perbedaanya dengan ilmu-ilmu yang lain serta masalah-

    masalah yang ada didalamnya.

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    5/40

    5 | P a g e

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Teologi Islam

    Teologi menurut bahasa yunani yaitu theologia. Yang tersusun

    dari kata theos yang berarti tuhan atau dewa, dan logos yang artinya ilmu.

    Sehingga teologi adalah pengetahuan ketuhanan . menurut William L.

    Resse, Teologi berasal dari bahasa Inggris yaitu theology yang artinya

    discourse or reason concerning god (diskursus atau pemikiran tentang

    tuhan) dengan kata-kata ini Reese lebih jauh mengatakan, teologi

    merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta

    independensi filsafat dan ilmu pengetahuan. Gove mengatkan bahwa

    teologi merupakan penjelasan tentang keimanan, perbuatan, dan

    pengalaman agama secara rasional1.

    Sedangkan pengertian teologi islam secara terminologi terdapat

    berbagai perbedaan. Menurut abdurrazak, Teologi islam adalah ilmu yang

    membahas aspek ketuhanan dan segala sesuatu yang berkait dengan-NYA

    secara rasional. Muhammad Abduh :

    Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang

    sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-

    Nya, sifat-sifat yang sma sekali wajib di lenyapkan dari pada-Nya; juga

    membahas tentang Rasul-rasul Allah, meyakinkan keyakinan mereka,

    meyakinkan apa yang ada pada diri mereka, apa yang boleh di hubungkan

    kepada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkanya kepada diri

    mereka2

    1

    Abdur Razak dan Rosihan Anwar, Ilmu kalan, (Pustaka Setia: Bandung, 2006), Cet II, hlm. 142Muhammad Abduh, Risalah tauhid, terj, Firdaus A.N, (Bulan Bintang: Jakarta, 1979) , hlm. 36

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    6/40

    6 | P a g e

    B. Perbedaan Teologi dengan Ilmu Tauhid, Aqidah,Keimanan dan

    Ushuluddin

    1. Akidah

    Akidah berasal dari kata aqad berarti pengikatan. Akidah adalah

    apa yang diyakini seorang. Jika dikatakan, : dia mempunyai aqidah

    yang benar, berarti akidahnya bebas dari keraguan. Akidah

    merupakan perbuatan hati, yaaitu kepercayaan hati dan pembenaranny

    terhadap sesuatu. Adapun makna Akidah secara Syara adalah iman

    kepada Allah, paraa Malaikat-Nya, kitab-kitab -Nya, para rasul-Nya,

    hari akhir, serta kepada qadarbaaik dan qadar buruk.3

    Akidah juga dapat dimaksudkan sebagai pendapat dan fikiran atau

    anutan yang mempengaaruhi jiwa manusia, lalu menjadi sebagai suatu

    suku dari manusia sendiri, dibela dan dipertahankan bhwa hal itu

    adalah benar. Harus dipertahankan dan diperkembangkan.4

    Syekh Tahir Al Jazairy (1851-1919) menerangkan bahwa:5

    Akidah islam ialah hal-hal yang diyakini oleh orang-ornagislam,

    artinya mereka menetapkan aataas kebenarannya.

    Tiap-tiap manusia mempunyai beberapa itikad sedikit ataupun

    banyak. Semakin banyak pengalamanya semakin subur mafiraatnya.

    Semakin bertambah ilmunya semakin bertambah pulaaitikadnya dan

    lapangnnya.6

    Akidah yang benar hanya satu, yaitu akidah yang sesuai dengan

    akidah Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Akidah Ahlussunnah

    Wal Jamah adalah yang sesuai dengan aakidahRasulllah SAW dan

    akidah para sahabatnya.7

    3http://fzil.wordpress.com/2011/04/28/ilmu-kalam-ilmu-akidah-ilmu-tauhid/, diakses 10/03/2016,

    21.00 WIB4Lihat Drs. h. Salihun A. Nasir,Pengantar Ilmu Kalam, 1996, hal. 6-7

    5Lihat M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam, 1992, hal. 42

    6Lihat M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam, 1992, hal. 42

    7Lihat H. M. Daud Zamzami, dkk,pemikiran Ulama Dayah Aceh, 2007, hal6.

    http://fzil.wordpress.com/2011/04/28/ilmu-kalam-ilmu-akidah-ilmu-tauhid/http://fzil.wordpress.com/2011/04/28/ilmu-kalam-ilmu-akidah-ilmu-tauhid/http://fzil.wordpress.com/2011/04/28/ilmu-kalam-ilmu-akidah-ilmu-tauhid/http://fzil.wordpress.com/2011/04/28/ilmu-kalam-ilmu-akidah-ilmu-tauhid/
  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    7/40

    7 | P a g e

    2.

    Ushuluddin

    Ilmu Ushuluddin adalah ilmu yang membahas pokok-pokok

    (dasar) agama, yaitu akiah, tauhid, dan Itikad (keyakinan) tentang rukun

    Iman yang enam, beriman kepada:8

    a. Allah SWT

    b. Al-Quran dan kitab-kitab suci samawi

    c. Nabi Muhammad dan para Rasul

    d. Para Malaikat

    e. Perkara ghaib

    f.

    Takdir baik dan buruk

    Menurut ulama-ulama Ahli Sunnah:

    Ilmu Ushuluddin ialah ilmu yang membahas padanya tentang prinsip-

    prinsip kepercayaan agama dengaan dalil-dalil yang qathI (Al-Quran

    dan hadis mutawatir) dan dalil-dalil akal fikiran.9

    Sebutan lain bagi Ilmu Ushuludinadalah Ilmu Teologi

    (Ketuhanan), karena membahas tentang ke-Tauhidan (ke-Esaan) Allah,

    sifat, dan asma (nama) Allah.10

    Sebutan lain yang lebih populer adalah Ilmu Kalam karena bahasan

    yang sedang ramai dibahas pada saat lahirnya Ilmu Kalam adalah masalah

    kalam (firman Allah). Disamping itu, pembahasan ilmu ini menggunakan

    metode ilmu mantiq (logika) sedangkan kata mantiq secara

    etomologibahsa sinonim dengan kalam.11

    3. Teologi

    Teologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Theos yang berarti

    Tuhan dan Logos yang berarti Ilmu, Jadi bila diartikan teologi adalah

    Ilmu tentang Tuhan, yaitu suatu pengetahuan yang menyelidiki tentang

    Tuhan dari perspektif akal atau pikiran, seperti kebenaran adanya tuhan,

    bagaimana sifat dan kehendak tuhan, dan lain sebagainya. Dengan kata

    8http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu%20Ushuludin.htm

    9Lihat Drs. H. Salihun A. Nasir,Pengantar Ilmu Kalam, 1996, hal. 6

    10http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu%20Ushuludin.htm,diakses 10/03/2016, 21.00 WIB

    11Ibid

    http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu%20Ushuludin.htmhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu%20Ushuludin.htmhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu%20Ushuludin.htmhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu%20Ushuludin.htm
  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    8/40

    8 | P a g e

    lain, Teologi adalah pengetahuan tentang Tuhan dan manusia dalam

    pertaliannya dengan Tuhan, baik disandarkan kepada wahyu maupun

    disandarkan pada penyelidikan akal pikiran.

    Teologi Islam atau Ilmu Tauhid memiliki banyak pengertian yang

    telah diterangkan oleh beberapa teolog dan tokoh-tokoh pemikir Islam,

    diantaranya;

    Menurut Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905),

    Tauhidialah ilmu yang membahas tentang wujud Allah tentang sifat-sifat

    yang wajib tetap bagi-Nya, sifat-sifat yang jaiz disifatkan kepada-Nya dan

    tentang sifat-sifat yang sama sekali yang wajib ditiadakan (mustahil)

    daripada-Nya. Juga membahas tentang Rasul-rasul Allah untuk

    menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib pada dirinya, hal-hal

    yang jaiz dihubungkan (dinisbatkan) pada diri mereka dan hal-hal yang

    terlarang (mustahil) menghubungkannya kepada diri mereka.

    Menurut Ibnu Khaldun (1333-1406),

    Ilmu Tauhid ialah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan

    kepercayaan-kepercayaan iman, dengan mempergunakan dalil-dalil

    pikiran dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang

    menyeleweng dari kepercayaan salaf dan ahli sunnah

    Menurut Sayyid Husein Afandi al-Jisr At-Tarabulsi (1845-

    1909),

    Ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu tauhid itu ialah ilmu yang

    membahas padanya tentang menetapkan (meyakinkan) kepercayaan agama

    dengan mempergunakan dalil-dalil yang meyakinkan (nyata)

    4. Tauhid

    Adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan

    Allah. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik meruakan konsekuensi

    dari kalimat sahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.12

    Tauhid menurut salaafi dibagi menjadi 3 macam, yakni:13

    12http://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid.diakses 10/03/2016, 21.00 WIB

    13Ibid

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tauhidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tauhidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tauhidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid
  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    9/40

    9 | P a g e

    1.

    Rububiyah

    Beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang

    memiliki, merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara,

    memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat serta

    menjaga seluruh Alam Semesta. Sebagaimana terdaapat dalam

    Q.S Az-Zumar ayat 62:

    Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara

    segala sesuatu

    Hal seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada

    seorangpun yang mengingkarinya.

    2. Uluhiyah

    Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah,

    tidak ada sekutu bagi-Nya. Sesuai dengan fiman Allah dalam

    Q.S Ali-Imran ayat 18:

    Allah menyatakan bahwa tida ada Tuhan (yang berhak

    disembah) selain Dia yang menegakkan kedilan. Para malaikat

    dan orang orangyaang berilmu (juga menyatak demikian).

    Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang

    Mahaperkasa lagi maha Bijaksan.

    3. Asma wa Sifat

    Beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat

    baik(asmaulhusna) yang sesuai dengan keagungan-Nya.14

    5. Ilmu kalam atau Keimanan

    Kalam menurut bahasa ialah ilmu yang membicarakan/membahas

    tentang masalah ke-Tuhanan/ketauhidan (meng-Esakan Tuhan), atau

    kalam menurut loghatnya ialah omongan atau perkataan.15

    Sedangkan menurut istilah Ilmu Kalam ialah sebagai berikut:

    a) Menurut Ibnu Khaldun, Ilmu Kalam ialah ilmu yang berisi alasan

    alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan

    14

    Ibid15Ibid

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    10/40

    10 | P a g e

    menggunakan dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-

    orang yang menyeleweng dari kepecayaan aliran golongan salaf

    dan ahli sunah

    b)

    Menurut Husain Tripoli, Ilmu Kalam ialah ilmu yang

    membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan

    keagamaan agama Islam dengan bukti- bukti yang yakin

    c) Menurut Syekh Muhammad Abduh definisi Ilmu Kalam adalah

    ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib

    bagi-Nya, sifat-sifat yang jaiz bagi-Nya dan tentang sifat-sifat yang

    ditiadakan dari-Nya dan juga tentang rasul-rasul Allah baik

    mengenai sifat wajib, jaiz dan mustahil dari mereka

    d) Menurut Al-Farabidefinisi Ilmu Kalam adalah disiplin ilmu yang

    membahas Dzat dan Sifat Allah beserta eksistensi semua yang

    mungkin mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai

    masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam

    e) Menurut Musthafa Abdul Razak, Ilmu Kalam ialah ilmu yang

    berkaitan dengan akidah imani yang di bangun dengan

    argumentasi-argumentasi rasional16

    Adanya nas-nas yang kelihatannya saling bertentangan, sehingga

    datang orang- orang yang mengumpulkan ayat tersebut dan

    memfilsafatinya. Contohnya; adanya ayat-ayat yang menunjukkan adanya

    paksaan (jabr), (Q.S. Al-Baqarah(2): 6, Al-Muddsir(74):17

    C. Sejarah Lahirnya Teologi Islam

    Setelah Usman wafat ali, sebagai calon terkuat, menjadi khalifah

    yang keempat. Tetapi segera ia mendapatkan tantagan dari pemuka-

    pemuka yang ingin pula menjadi khalifah, terutama Talhah dan Zubeir

    dari Mekkah yang mendapat sokongan dari Aisyah. Tantangan dari

    Aisyah Talhah Zubeir ini dipatahkan Ali dalam pertempuran yang

    16Ibid

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    11/40

    11 | P a g e

    terjadi di Irak tahun 656.Talhah dan Zubeir mati terbunuh dan Aisyah

    dikirim kembali ke Mekkah.

    Tantangan kedua datang dari Muawiyah, Gubernur Damaskus dan

    keluarga yang dekat bagi Usman. Sebagaimana halnya Talhah dan

    Zubeir, ia tak mau mengakui Ali sebagai khalifah. Ia menuntut kepada

    Ali supaya menghukum pembunuh-pembunuh Usman, bahkan ia

    menuduh Ali turut campur dalam soal pembunuhan itu.17Salah seorang

    pemuka pemberontak-pemberotak Mesir, yang dating ke Madinah dan

    kemudian membunuh Usman adalah Muhammad Ibn Abi Bakar, anak

    angkat dari Ali Ibn Abi Talib.18Dan pula Ali tidak mengambil tindakan

    keras terhadap pemberontak-pemberontak itu, bahkan Muhammad Ibn

    Abu Bakar diangkat menjadi Gubernur Mesir.19

    Dalam pertempuran yang terjadi antara kedua golongan ini di

    Siffin, tentara Ali dapat mendesak tentara Muawiyah sehingga yang

    tersebut akhir ini bersiap-siap untuk lari.Tetapi tangan kanan Muawiyah,

    Amr Ibn al-As yang terkenal sebagai orang licik, minta berdamai dengan

    mengangkat al-Quran ke atas.Qurra yang ada di pihak Ali mendesak

    ali supaya menerima tawaran itu dan dengan demikian dicarilah

    perdamaian dengan mengadakan arbritase. Sebagai pengantara diangkat

    dua orang: Amr Ibn al-As dari pihak Muawiyah dan Abu Musa al-

    Asyari dari pihak Ali. Dalam pertemuan mereka, kelicikan Amr

    mengalahkan perasaan takwa Abu Musa.Sejarah mengatakan antara

    keduanya terdapat pemufakatan untuk menjatuhkan kedua pemuka yang

    bertentangan, Ali dan Muawiyah.Tradisi menyebutkan bahwa Abu Musa

    al-Asyari, sebagai yang tertua, terlebih dahulu berdiri mengumumkan

    kepada orang ramai putusan mejatuhkan kedua pemuka yang bertentangan

    itu. Berlainan dengan apa yang telah disetujui, Amr Ibn a l-As,

    17Tarikh al-Tabari(Selanjutnya disebut Tarikh), Kairo, Dar al-Maarif 1963, Jilid V, hlm. 7.

    18

    Ibid., Jilid IV, hlm. 353, 357, 391, dan 393, Jilid III, hm. 426 dan Jilid V, hlm. 154.19Ibid., Jilid IV, hlm. 555.

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    12/40

    12 | P a g e

    mengumumkan hanya menyetujui penjatuhan Ali yang telah diumumkan

    al-Asyari, tetapi menolak penjatuhan Muawiyah.20

    Bagaimanapun paristiwa ini merugikan bagi Ali dan

    menguntungkan bagi Muawiyah. Yang legal menjadi khalifah sebenernya

    hanyalah ali, sedangka Muawiyah kedudukannya tak lebih dari

    Gubernur daerah yang tak mau tunduk kepada Ali sebagai khalifah.

    Dengan adanya arbritase ini kedudukannya telah naik menjadi khalifah

    yang tidak resmi.Tidak mengherankan kalau putusan ini ditolak Ali dan

    tak mau meletakkan jabatannya, sampai ia mati terbunuh di tahun 661 M.

    Sikap Ali yang menerima tipu muslihat Amr al-As untuk

    mengadakan arbritase, sungguhpun dalam keadaan terpaksa, tidak

    disetujui oleh sebagian tentaranya. Mereka berpendapat bahwa hal serupa

    itu tidak dapat diputuskan oleh arbritase manusia.Putusan hanya datang

    dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum yang ada dalam al-

    Quran.La hukma illa lillahi (tidak ada hokum selain hokum dari Allah)

    atau la hakama illa Allah(tidak ada pengantara selain dari Allah), menjadi

    semboyan mereka.21

    Mereka memandang Ali Ibn Abi Talib telah berbuat salah, dan

    oleh karena itu mereka meninggalkan barisannya. Golongan mereka inilah

    dalam sejarah Islam terkenal dengan nama al-Khawarij, yaitu orang yang

    keluar dan memisahka diri atauseceders.

    Karena memandang Ali bersalah dan berbuat dosa, mereka

    melawan Ali.Ali sekarang menghadapi dua musuh, yaitu Muawiyah dari

    satu pihak dan Khawarij dari pihak lainya.Karena selalu mendapat

    serangan dari pihak kedua ini, Ali terlebih dahulu memusatkan usahanya

    untuk menghancurkan kaum Khawarij, tetapi setelah mereka ini kalah,

    tentara Ali telah terlalu capai untuk tempur terus meneruskan

    pertempuran dengan Muawiyah. Muawiyah tetap berkuasa di Damaskus

    20

    Ibid., Jilid V, hlm. 70-71.21Ibid., Jilid IV, hlm. 55 dan 57.

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    13/40

    13 | P a g e

    dan setelah Ali Ibn Abi Talib wafat is dengan mudah dapat memperoleh

    pengakuan sebagai khalifah umat Islam pada tahun 661 M.

    Persoalan-persoalan yang terjadi dalam lapangan politik sebagai

    digambarkan di atas inilah yang akhirnya membawa kepada timbulnya

    persoala-persoalan teologi.Timbullah persoalan siapa yang kafir dan siapa

    yang bukan kafir dalam arti siapa yang telah keluar dari Islam dan siapa

    yang masih tetap dalam Islam.

    Khawarij memandang bahwa Ali, Muawiyah, Amr Ibn al-As,

    Abu Musa al-Asyari dan lain lain yang menerima arbitrase adalah kafir,

    karena al-Quran mengatakan :

    22

    Dari ayat inilah mereka mengambil semboyanLa hukma illa lillah.

    Karena keempat pemuka Islam di atas telah dipandang kafir dalam arti

    bahwa mereka telah keluar dari Islam, yaitu murtad atau apostate, mereka

    mesti idbunuh. Maka kaum Khawarij mengambil keputusan untuk

    membunuh mereka berempat, tetapi menurut sejarah hanya orang yag

    dibebani membunuh Ali Ibn Abi Talib yang berhasil dalam tugasnya.19

    Lambat laun kaum Khawarij pecah menjadi beberapa sekte.

    1. Al-Muhakkimah

    Al-Muhakkimah adalah mereka yang keluar dari barisan Ali

    ketika berlangsung peristiwa tahkim dan kemudian berkumpul disuatu

    tempat yang bernama Harura, bagian dari negeri Kufah. Pimpinan

    mereka diantaranya Abdullah bin al-Kawa, Utab bin al-Awar,

    Abdullah bin Wahab al-Rasiby. Al-Muhakkimah ini adalah golongan

    Khawarij pertama yang terdiri dari pengikut-pengikut Ali. Merekalah

    yang berpendapat bahwa Ali, Muawiyah, kedua pengantar Amr Ibnu

    al-Ash dan Abu Musa al-Asyari serta semua orang yang menyetujui

    tahkim sebagai orang-orang yang bersalah dan menjadi kafir.

    22

    Al-maidah (5) 44. Siapa yang tidak menentukan hukum dengan apa yang telah diturunkanAllah, adalah kafir.

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    14/40

    14 | P a g e

    Demikian ini pula orang yang berbuat zina menurut mereka adalah

    dosa besar, kafir dan keluar dari Islam. Begitu pula orang yang

    membunuh sesama manusia tanpa sebab-sebab yang sah adalah dosa

    besar, keluar dari Islam dan menjadi kafir. Demikian pula dengan

    dosa-dosa besar lainnya, dapat mengakibatkan dapat keluar dari Islam

    dan kafir.[23]

    2. Al-Azariqah

    Al-Azariqah adalah bagian dari golongan Khawarij yang dapat

    menyusun barisan baru yang besar dan kuat. Daerah kekuasaannya

    terletak diperbatasan Irak dan Iran. Jika nama Muhakkimah dinisabkan

    pada peristiwa tahkim, maka nama Azariqah dinisabkan pada tokohnya

    bernama Nafi Ibn al-Azariqah. Para pengikut golongan ini, menurut al-

    baghdadi berjumlah lebih dari dua puluh ribu orang. Khalifah yang

    pertama mereka pilih adalah Nafi sendiri, dan kepadanya mereka

    memberi gelarAmir al-Muminin.Tokoh ini kemudian wafat pada

    pertempuran di Irak pada tahun 686 M.

    Sekte al-Azariqah ini sikapnya lebih radikal dari al-

    Muhakkimah. Mereka mengubah tern kafir menjadi musyrik dan

    polytheis dan tern yang disebut terakhir ini lebih tinggi kedudukannya

    daripada kufur. Keradikalan sub sekte ini antara lain terlihat pada

    pendapat-pendapatnya, seperti boleh membunuh anak kecil yang tidak

    sealiran dengan mereka, menghukum anak-anak musyrik di dalam

    neraka beserta orang tuanya, menghukum orang-orang yang

    melakukan dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil secara kontinu dapat

    menjadi kafir, orang yang melakukan dosa besar disebut kafirmillah,

    kelau dari Islam secara total dan kekal dalam neraka beserta orang-

    orang kafir.24

    3. Al-Najdat

    23

    M. Yusran Asumsi, Ilmu Tauhid, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h.3124Ibid, hlm. 31-31

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6133815107127711113#_ftn8https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6133815107127711113#_ftn8https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6133815107127711113#_ftn8https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6133815107127711113#_ftn8
  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    15/40

    15 | P a g e

    Al-Najdat adalah golongan Khawarij yang ketiga. Nama

    golongan ini diambil dari nama pemimpinnya yang bernama Najdah

    Ibn Amir al-Hanafiah dari Yamamah. Mereka ini pada mulanya ingin

    bergabung dengan kaum Azariqah. Namun rencana ini tidak terwujud,

    karena terjadi perselisihan paham antara al-Azariqah dan al-Najdat.

    Para pengikut Nafi Ibnu al-Azraq yang bernama Abu Fudaik, Rasyid

    al-Tawil dan Atitah al-Hanafiah dalam hal tidak menyetujui paham al-

    Azariqah yang mengatakan bahwa orang Azraqy yang tak mau

    berhijrah ke dalam lingkungan al-Azaqariah adalah musyrik. Mereka

    juga tidak menyetujui pendapat al-Azaqariah yang embolehkan

    membunuh anak istri orang-orang Islam yang tak sepaham dengan

    mereka. Selanjutnya mereka memisahkan diri dari Nafi dan pergi ke

    Yaman. Disinilah mereka dapat menarik Najdah ke pihak mereka

    dalam upaya menentang paham yang dikemukakan Nafi sebagai man

    disebutkan di atas.

    Berlainan dengan al-Azaqariah, Najdah berpendapat bahwa

    orany yang berdosa besar dan dapat menjadi kafir serta kekal dalam

    neraka hanyalah orang Islam yang tak mau sepaham dengan

    golongannya. Sedangkan pengikutnya jika mengaerjakan dosa besar,

    betul mendapat balasan siksa, tetapi bukan dalam neraka dan kemudian

    akan masuk surga.

    Seterusnya mereka berpendapat bahwa yang diwajibkan bagi

    setiap orang Islam ialah mengetahui Allah dan Rasul-Nya, mengetahui

    haram membunuh orang Islam dan percaya kepada selalu ruh apa yang

    diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya itu. Orang yang tidak

    mengetahui semua ini tidak dapat diampuni dosanya. Dalam hal selain

    dari yang disebutkan, orang Islam tidak diwajibkanmengetahuinya.

    Sedangkan jika seseorang muslim mengerjakan sesuatu yang haram

    dengan tidak mengetahui bahwa itu haram, maka ia dimaafkan.

    Dari pendapat tiga aliran Khawarij sebagaimana disebutkan,

    terlihat bahwa pendapat nereka itu memperlihatkan keadaan yang

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    16/40

    16 | P a g e

    kaku, keras dan ekstrim sehingga pendapat-pendapatnya itu kurang

    berkembang di masyarakat.25

    Secara umum ajaran-ajaran pokok Khawarij dapat disimpulkan:

    Pertama orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir; dan

    harus di bunuh dan orang-orang yang terlibat dalam perang jamal

    (perang antara Aisyah, Talhah, dan Zubair, dengan Ali bin Abi Thalib)

    dan para pelaku tahkim termasuk yang menerima dan

    mambenarkannya dihukum kafir.26

    Konsep kafir turut pula mengalamai perubahan. Yang dipandang

    kafir bukan lagi hanya orang yang tidak menentukan hukum dengan al-

    Quran, tetapi orang yang berbuat dosa besar, yaitu murtakib al-kabair

    atau capital sinners, juga dipandang kafir.

    Persoalan orang berbuat dosa inilah kemudian yang mempunyai

    pengaruh besar dalam pertumbuhan teologi selanjutnya dalam Islam.

    Persoalannya ialah: Masihkah ia bisa dipandang orang mukmin ataukah ia

    sudah menjadi kafir karena berbuat dosa besar itu?

    Persoalan ini menimbulkan tiga aliran teologi dalam Islam.

    Pertama aliran Khawarij yang mengatakan bahwa orang berdosa besar

    adalah kafir, dlam arti keluar dari Islam atau tegasnya murtad dan oleh

    karena itu ia wajib dibunuh. Aliran kedua ialah aliran Murjiah yang

    menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap masih mukmin

    dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya, terserah kepada

    Allah SWT untuk mengampuni atau tidak mengampuninya.

    Sekte-sekte dan ajaran pokok Murjiah

    Kemunculan sekte-sekte dalam kelompok Murjiah tampaknya

    dipicu oleh perbedaan penadapat di kalangan para pendukung Murjiah

    25

    Ibid, hlm. 32-3326Ibid, hlm. 33

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    17/40

    17 | P a g e

    sendiri. Dalam hal ini, terdapat problem yang cukup mendasar ketika para

    pengamat mengklasifikasikan.

    Pada umunmnya kaum Murjiah di golongkan menjadi dua golongan

    besar, yaitu Golongan Moderat dan golongan Ekstrim.

    a) Golongan Moderat

    Tokoh-tokoh kelompok moderat adalah Hasan bin Muhammad

    bin Ali bin Abi Thalib, Abu Hanifah (Imam Hanafi), Abu Yusuf dan

    beberapa ahli hadits. Golongan moderat berpendapat bahwa orang yang

    berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka. Tetapi akan

    dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukannya,

    dan ada kemungkinan bahwa tuhan akan mengampuni dosanya dan oleh

    karena itu tidak akan masuk neraka.

    Golongan Murjiah yang moderat ini termasuk Al-Hasan Ibn

    Muhammad Ibn Ali bin Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan

    beberapa ahli Hadits. Menurut golongan ini, bahwa orang islam yang

    berdosa besar masih tetap mukmin. Dalam hubungan ini Abu Hanifah

    memberikan definisi iman sebagai berikut: iman adalah pengetahuan

    dan pengakuan adanya Tuhan, Rasul-rasul-Nya dan tentang segala yang

    datang dari Tuhan dalam keseluruhan tidak dalam perincian iman tidak

    mempunyai sifat bertambah dan berkurang, tidak ada perbedaan iman.

    Dengan gambaran serupa itu, maka iman semua orang islam di

    anggap sama, tidak ada perbedaan antara iman orang islam yang berdosa

    besar dan iman orang islam yang patuh menjalankan perintah-perinyah

    Allah. Jalan pikiran yang dikemukakan oleh Abu Hanifah itu dapat

    membawa kesimpulan bahwa perbuatan kurang penting dibandingkan

    dengan iman.27

    b) Golongan Ekstrim

    27Hasjmy, Syiah dan Alhusnah, (Surabaya: Bina Ilmu, 1983), hlm. 42

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    18/40

    18 | P a g e

    Adapun yang termasuk ke dalam kelompok ekstrim adalah Al-

    Jahmiyah, Ash-Shalihiyah, Al-Yunusiyah, Al-Ubaidiyah dan Al-

    Hasaniyah, Al-Ghailaniyah, As-Saubaniyah, Al-Marisiyah, dan Al-

    Karamiyah. Pandangan tiap kelompok ini dapat dijelaskan sebagi

    berikut:

    Al-Jahmiyah

    Adapun golongan Murjiah ekstrim adalah Jahm bin Safwan

    dan pengikutnya disebut al-Jahmiah. Golongan ini berpendapat

    bahwa orang Islam yang percaya pada Tuhan, kemudian menyatakan

    kekufurannya secara lisan, tidaklah menjadi kafir, karena kafir dan

    iman tempatnya bukan dalam bagian tubuh manusia tetapi dalam

    hati sanubari. Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa orang yang

    telah menyatakan iman, meskipun menyembah berhala,

    melaksanakan ajaran-ajaran agama Yahudi degan menyembah

    berhala atau Kristen dengan menyembah salib, menyatakan percaya

    pada trinitas, kemudian mati, tidaklah menjadi kafir, melainkan tetap

    mukmin dalam pandangan Allah. Dan orang yang demikian bagi

    Allah merupakan mukmin yang sempurna imannya.28

    Ash-Shalihiyah

    Bagi kelompok pengikut Abu Al-Hasan Al-Salihi iman

    adalah megetahui Tuhan dan Kufur adalah tidak tahu pada Tuhan.

    Dalam pengertian bahwa mereka sembahyang tidaklah ibadah

    kepada Allah, karena yang disebut ibadat adalah iman kepadanya,

    dalam arti mengetahui Tuhan. Begitu pula zakat, puasa dan haji

    bukanlah ibadah melainkan sekedar menggambarkan kepatuhan.

    Al-Yunusiyah

    Kaum Yunusiyah yaitu pengikut- pengikut Yunus ibnu Aun

    an Numairi berpendapat bahwa iman itu adalah mengenai Allah, dan

    28Muhammad Imarah, Tayyarat Al-Fikr Al-Islamy, (Surabaya: Logos Wacana Ilmu, 1991), hlm.

    33-34

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    19/40

    19 | P a g e

    menundukkan diri padanya dan mencintainya sepenuh hati. Apabila

    sifat-sifat tersebut sudah terkumpul pada diri seseorang, maka dia

    adalah mukmin. Adapun sifat-sifat lainnya, seperti taat misalnya,

    bukanlah termasuk iman, dan orang yang meninggalkan bukanlah

    iman, dan orang yang meninggalkan ketaatan tidak akan disiksa

    karenanya, asalkan saja imannya itu benar-benar murni dan

    keyakinannya itu betul-betul benar.29

    Al-Ubaidiyah

    Al-Ubaidiyah di pelopori oleh Ubaid Al-Muktaib. Pada

    dasarnya pendapat mereka sama dengan sekte Al-Yunusiyah.

    Melontarkan pernyataan bahwa melakukan maksiat atau perbuatan

    jahat tidaklah merusak iman seseorang. Mati dalam iman, dosa-dosa

    dan perbuatan- perbuatan jahat yang dikerjakan tidaklah merugikan

    orang yang bersangkutan. Dalam hal ini, Muqatil bin Sulaiman

    berpendapat bahwa perbuatan jahat banyak atau sedikit, tidak

    merusak iman seseorang sebagai musyrik atau politheist.

    Al-Hasaniyah

    Kelompok ini mengatakan bahwa, saya tahu Tuhan

    melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang

    diharamkan itu adalah kambing ini, maka orang tersebut tetap

    mukmin bukan kafir. Begitu pula orang yang mengatakan, saya

    tahu Tuhan mewajibkan naik haji ke Kabah, tetapi saya tidak tahu

    apakah Kabah di India atau di tempat lain, orang yang demikian

    juga tetap mukmin.

    Al-Ghailaniyah

    Al-Ghailaniyah di pelopori oleh Ghailan Ad-Dimasyqi.

    Menurut mereka, iman adalah marifat kepada Allah SWT melalui

    nalar dan menunjukkan sikap mahabah dan tunduk kepada-Nya.

    As-Saubaniyah

    29Ibid, hlm. 34

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    20/40

    20 | P a g e

    As-Saubaniyah yang dipimpin oleh Abu Sauban mempunyai

    prinsip ajaran yang sama dengan paham Al-Ghailaniyah. Hanya

    mereka menambahkan bahwa yang termasuk iman adalah

    mengetahui dan mengakui sesuatu yang menurut akal wajib

    dikerjakan. Berarti, kelompok ini mengakui adanya kewajiban-

    kewajiban yang dapat diketahui akal sebelum datangnya syariat.30

    Al-Marisiyah

    Al-Marisiyah di pelopori oleh Bisyar Al-Marisi. Menurut

    paham ini, iman disamping meyakini dalam hati bahwa tiada Tuhan

    selain Allah SWT dan Muhammad SAW itu rasul-Nya, juga harus di

    ucapkan secara lisan. Jika tidak di yakini dalam hati dan diucapkan

    dengan lisan, maka bukan iman namanya. Adapun kufur merupakan

    kebalikan dari iman.

    Al-Karamiyah

    Al-Karamiyah yang perintisnya adalah Muhammad bin

    Karram mempunyai pendapat bahwa iman adalah pengakuan secara

    lisan dan kufur adalah pengingkaran secara lisan. Mukmin dan

    kafirnya sesseorang dapat di ketahui secara lisan. Sebagai aliran

    yang berdiri sendiri, kelompok Murjiah ekstrem sudah tidak

    didapati lagi sekarang. Walaupun demikian, ajaran-ajarannya yang

    ekstrem itu masih didapati pada sebagian umat Islam. Adapun

    ajaran-ajaran dari kelompok Murjiah moderat, terutama mengenai

    pelaku dosa-dosa besar serta pengertian iman dan kufur, menjadi

    ajaran yang umum disepakati oleh umat Islam.31

    Kaum Mutazilah sebagai aliran ketiga tidak menerima pendapat-

    pendapat di atas. Bagi mereka orang yang bedosa besar bukan kafir tetapi

    pula bukan mukmin. Orang yang serupa ini kata mereka mengambil posisi

    di antara kedua posisi mukmin dan kafir yang dalam bahasa Arabnya

    30

    Ibid, hlm. 3431Ibid, hlm. 35

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    21/40

    21 | P a g e

    terkenal dengan istilah almanzilah bain al-manzilitain(posisi di antara dua

    posisi).

    Sekte-sekte dan ajaran pokok Mutazilah :

    Aliran Mutazilah terdiri atas lima prinsip utama yang diurutkan

    menurut kedudukan dan kepentingannya, yaitu:

    1) Keesaan(al-tauhid)

    Tauhid adalah dasar Islam pertama dan utama. Sebenarnya

    tauhid ini bukan milik khusus golongan Mutazilah, tetapi karena

    mereka menafsirkannya sedemikian rupa dan dan mempertahankannya

    dengan sungguh-sungguh maka mereka terkenal sebagai ahli tauhid.32

    2)

    Keadilan(al-adlu)

    Dasar keadilan adalah meletakkan tanggung jawab manusia

    atas segala perbuatannya. Golongan Mutazilah menafsirkan keadilan

    tersebut sebagai berikut: Tuhan tidak menghendaki keburukan, tidak

    mencipta perbuatan manusia, manusia bisa mengerjakan perintah-

    perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, karena qodrat

    yang dijadikan Tuhan kepada diri mereka. Ia tidak memerintah kecuali

    apa yang dikehendaki-Nya dan tidak melarang apa yang dilarang-Nya.

    Ia hanya menguasai kebaikan-kebaikan yang diperintahkan-Nya dan

    tidak tahu menahu dari keburukan yang dilarang-Nya.

    Dengan dasar keadilan ini mereka menolak pendapat golongan

    Jibriyyah yang mengatakan bahwa manusia dalam segala perbuatannya

    tidak mempunyai kebebasan, bahkan menganggap suatu kezaliman

    menjatuhkan siksa kepadanya.33

    3) Janji dan ancaman(al-Wadu wai Waidu)

    Prinsip ini adalah kelanjutan dari prinsip keadilan yang harus

    ada pada Tuhan. Golongan Mutazilah yakni bahwa janji Tuhan akan

    32

    A. Hanafi, Thelogy Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983), cet.ke-5, hlm. 4833Ibid, hlm. 49

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    22/40

    22 | P a g e

    memberikan pahala dan ancaman-Nya akan menjatuhkan siksa atau

    neraka pasti dilaksanakan, karena Tuhan sudah menjanjikan demikian.

    Siapa yang berbuat baik akan dibalas dengan kebaikan dan siapa yang

    berbuat jahat akan dibalas dengan kejahatan pula.

    4) Tempat diantara dua tempat (al manzilatu bainal manzilataini)

    Tempat ini sangat penting karenanya Wasil bin Ata

    memisahkan diri dari Hasan Basri. Wasil memutuskan bahwa orang

    yang berbuat dosa besar selain syirik, tidak mumin tidak pula kafir,

    tetapi fasik. Jadi kefasikan adalah suatu hal yang berdiri sendiri tanpa

    iman dan kafir. Tingkatan orang fasik di bawah orang mumin dan di

    atas orang kafir.34

    5) Menyuruh kebaikan dan mmelarang keburukan ( amar maruf nahi

    munkar)

    Prinsip ini lebih banyak berhubungan dengan taklifi dan

    lapangan fiqh daripada lapangan kepercayaan atau tauhid. Banyak

    ayat-ayat al-Qur`an yang memuat prinsip ini, antara lai surat Ali Imron

    ayat 104 dan Lukman ayat 117. Prinsip ini harus dijalankan oleh

    setiap orang Islam untuk penyiaaran agama dan memberi petunjuk

    kepada orang-orang yang sesat.35

    Dalam pada itu timbul pula dalam Islam dua aliran dalam teologi

    yang terkenal dengan nama al-qadariah dan al-jabariah. Menurut

    qadariah manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan

    perbuatannya, dalam istilah Inggrisnya free will dan free act. Jabariah,

    sebaliknya, berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan

    dalam kehendak dan perbuatanya. Manusia dalam segala tingkah launya,

    menurut paham jabariah, bertindak dengan paksa Tuhan.Segala gerak-

    34

    Ibid, hlm. 7635Ibid, hlm. 51

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    23/40

    23 | P a g e

    gerik manusia ditentukan oleh Tuhan.Paham inilah yang disebut paham

    predestinationataufatalism, dalam istilah Inggris.36

    Selanjutnya, kaum Mutazilah dengan diterjemahkannya buku-

    buku falsafah dan ilmu pengetahuan Yunani ke dalam bahasa Arab,

    terpengaruh oleh pemakaian rasio atau akal yang mempunyai kedudukan

    tinggi dalam kebudayaan Yunani klasik itu, pemakaian dan kepercayaan

    pada rasio ini dibawa oleh kaum Mutazilah ke dalam lapangan teologi

    Islam dan dengan demikian teologi mereka mengambil corak teologi

    liberal, dalam arti bahwa sungguhpun kaum Mutazilah banyak

    mempergunakan rasio, mereka tidak meninggalkan wahyu. Dalam

    pemikiran-pemikaran mereka selamanya terikat kepada wahyu yang ada

    dalam Islam.Dan sudah barang tentu bahwa dalam soal qadariyah dan

    jabariah di atas, sebagai golongan yang percaya pada kekuatan dan

    kemerdekaan akal untuk berpikir, kaum Mutazilah mengambil paham

    qadariyah.

    Teologi mereka yang bersifat rasional dan liberal itu begitu

    menarik bagi kaum intelegensia yang terdapat dlaam lingkungan

    pemerintahan Kerajaan Islam Abbasiah di pemulaan abad ke-9 Masehi

    sehingga Khalifah alMamun (813-833 M), putra dari Khalifah Harun al-

    Rasyid (766-809 M) pada tahu 827 M menjadikan teologi Mutazilah

    sebagai mahzab yang resmi dari pemerintah, kaum Mutazilah mulai

    bersikap menyiarkan ajaran-ajaran mereka secara paksa, terutama paham

    mereka bahwa al-Quran bersifat makhluqdalam arti diciptakan dan bukan

    bersifat qadimdalam arti kekal37dan tidak diciptakan.38

    Aliran Mutazilah yang bercorak rasional ini mendapat tantangan

    keras dari golongan tradisional Islam, terutama golongan Hambali, yaitu

    pengikut-pengikut mahzab Ibn Hambal.Politik menyiarkan aliran

    36Lebih lanjut mengenai hal ini dapat dibaca dalam bab IV.

    37Qodimsebenarnya berarti tidak bermuladan lawannya baqi, tidak berkesudahan.Oleh karena itu

    dala bahasa Inggris qadimtelah mulai diterjemahkan menjadi eteral in the past, dan baqi, eternal

    in the future.38Hal ini dibicarakan lebih lanjut, infrahlm. 46 dst., 58 dst., dan 137 dst.

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    24/40

    24 | P a g e

    Mutazilah secara kekerasan berkurang setelah al-Mamun meninggal pada

    tahun 833, dan akhirnya aliran Mutazilah sebagai mahzab resmi dari

    Negara dibatalkan oleh Khalifah al-Mutawwakil pada tahun 856 M.

    Dengan demikian kaum Mutazilah kembali kepada kedudukan mereka

    semula, tetapi kini mereka telah mempunyai lawan yang bukan sedikit di

    kalangan umat Islam.

    Perlawanan ini kemudian mengambil bentuk aliran teologi

    tradisional yang disusun oleh Abu al-Hasan al-Asyari (953 M). Al-

    Asyari sendiri pada mulanya adalah seorang Mutazilah, tetapi kemudian,

    menurut riwayatnya setelah melihat dalam mimpi bahwa ajaran-ajaran

    Mutazilah dicap Nabi Muhamad sebagai ajaran-ajaran yang sesat, al-

    Asyari meninggalkan ajaran-ajaran itu dan membentuk ajaran-ajaran baru

    yang kemudian terkenal dengan nama teologi al-Asyari atau al-Asyairah.

    Di samping alira Asyairah timbul pula Samarkand suatu aliran

    yang bermaksud juga menentang aliran Mutazilah dan didirikan oleh Abu

    Mansur Muhammad al-Maturidi (w. 944 M). Aliran ini kemudian terkenal

    dengan nama teologi al-Maturidiah, yang sebagaimana aka terlihat nanti39

    tidaklah bersifat setradisisonal aliran Asyariah, akan tetapi tidak pula

    bersifat seliberal Mutazilah. Sebenarnya aliran ini terbagi dalam dua

    cabang Samarkand yang bersifat agak liberal dan cabang Bukhara yang

    bersifat tradisisonal.

    Selain dari Abu al-Hasan al-Asyari dan Abu Mansur al-Maturidi

    ada lagi seorang teolog dari Mesir yang juga bermaksud untuk menentang

    ajaran-ajaran kaum Mutazilah. Teolog itu bernama al-Tahawi (w. 933 M)

    dan sebagaimana hal denga al-Maturidi ia juga pengikut dari Abu Hanifah,

    Imam dari Mahzab Hanafi dalam lapangan hukum Islam. Tetapi ajaran-

    ajaran al-Tahawi tidak menjelma sebagai aliran teologi dalam Islam.

    Dengan demikian aliran-aliran teologi penting yang timbu dalam

    Islam ialah aliran Khawarij, Murjiah, Mutazilah, Asyariah dan

    Maturidiah.Aliran-aliran Khawarij, Murjiah dan Mutazilah tak

    39Uraian lebih lanjut lihat hal. 75 dst.

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    25/40

    25 | P a g e

    mempunyai wujud lagi kecuali dalam sejarah. Yang masih ada sampai

    sekarang ialah aliran-aliran asyariah dan Maturidiah, dan keduanya

    disebut Ahl Sunnah wa al-Jamaah. Aliran Maturidiah bayak dianut oleh

    umat Islam yang bermahzab Hanafi, sedangkan aliran Asyariah pada

    umumnya dipakai umat Islam Sunni lainnya. Dengan masuknya kembali

    paham rasionalisme ke dunia Islam, yang kalau dahulu masuknya itu

    melalu kebudayaan Yunani klasik akan tetapi sekarang melalui

    kebudayaan Barat Modern, maka ajaran-ajaran Mutazilah mulai timbul

    kembali, terutama sekali di kalangan kaum intelegensia Islam yang

    mendapat pendidikan Barat. Kata neo-Mutazilah mulai dipakai dalam

    tulisan-tulisan mengenai Islam.40

    D. Pokok-pokok Masalah dalam Teologi Islam

    Harun Nasution berasumsi teologi kemunculannya di picu oleh

    persoalan-persoalan politik.Persoalan-persoalan politik dimaksud yaitu

    tragedi pembunuhan Utsman bin Affan dan berujung pada kudeta

    yang dilakukan oleh Muawiyah terhadap khalifah sah saat itu yaitu Ali

    bin Abi Thalib yang berakhir dengan peristiwa tahkim (arbitrase) yang

    sangat merugikan pihak Ali bin Abi Thalib.

    Dikarenakan polemik tersebut sebagian pasukan Ali bin Abi

    Thalib menarik diri dari bawah bendera Ali bin Abi Thalib, mereka

    menganggap Saidina Ali telah berbuat salah karena mau berdamai

    (tahkim) dengan pihak Muaawiyah, apalagi mereka sudah hampir menang

    dalam perang saudara tersebut. Dalam sejarah mereka dikenal dengan

    khawarij yaitu orang-orang yang memisahkan diri.41

    1.

    Timbulnya Persoalan teologi Khawarij

    40Umpamanya kaum Modernis Islam India disebut neo-Mutazilah oleh pengarang-pengarang

    Barat. Robert Caspar menulis tentang Le Renouveau du Motazilisme dalamInstitut Dominicain

    dEtudes Orientales du Caire Melanges, IV (1957).41

    Harun Nasution, Teologi islam:Aliran-aliran sejarah perbandingan , (Ui-Press,Jakarta,1986),h.12

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    26/40

    26 | P a g e

    Secara etimologis kata Khawarij berasal dari bahasa Arab

    yaitu kharaja yang berarti keluar, muncul, timbul atau

    memberontak.Ini yang mendasari Syahrastani untuk menyebut

    Khawarij terhadap orang yang memberontak imam yang sah.

    Berdasarkan pengertian etimologi ini pula Khawarij berarti setiap

    muslim yang ingin keluar dari kesatuan umat Islam.42

    Sedangkan menurut tarif ilmu teologi adalah yang

    dimaksud Khawarij yaitu suatu kelompok atau aliran pengikut Ali

    bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena

    ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali yang

    menerima arbitrase(tahkim), dalam perang shiffinpada tahun 376

    H / 648 M dengan kelompok bughat(pemberontak) Muawiyah bin

    Abi Sufyan perihal persengketaan khalifah.43

    Ciri yang menonjol dari aliran Khawarij adalah watak

    ekstrimitas dalam memutuskan persoalan-persoalan kalam. Hal ini

    di samping didukung oleh watak kerasnya akibat kondisi geografis

    gurun pasir, juga dibangun atas dasar pemahaman tekstual terhadap

    nash-nash Alquran dan Hadis. Tak heran kalau aliran ini memiliki

    pandangan ekstrim pula tentang status dosa besar, mereka

    memandang bahwa orang-orang yang terlibat dalam peristiwa

    tahkim, yakni Ali, Muawiyah, Amr bin Al-Ash, Abu Musa Al-

    Asyari adalah kafir.44

    2. Timbulnya Persoalan Teologi Syiah

    Mengenai kemunculan Syiah dalam sejarah, terdapat

    perbedaan pendapat dikalangan para ahli. Menurut Abu Zahrah,

    Syiah mulai muncul pada masa akhir pemerintahan Usman bin

    Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan

    42Rosihon Anwar, Abdul Rozak , Ilmu Kalam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), h.49

    43Harun Nasution, Teologi islam:Aliran-aliran sejarah perbandingan , (Ui-Press,Jakarta,1986),

    h.1144

    Amir An-Najar, Al-kahwarij:Aqidatan wa Fikratan wafalsafatan ,Terj.Afif Muhammad , dkk,Lentera.Cet.I, Bandung, 1993,h.5.

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    27/40

    27 | P a g e

    Ali bin Abi Thalib. Adapun menurut Watt, Syiah baru benar-benar

    muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Muawiyah

    yang dikenal dengan Perang Siffin.Dalam peperangan ini, sebagai

    respon atas penerimaan Ali terhadap arbitrase yang ditawarkan

    Muawiyah, pasukan Ali diceritakan terpecah menjadi dua, satu

    kelompok mendukung sikap Ali-kelak disebut Syiah, dan

    kelompok lain menolak sikap Ali, kelak disebutKhawarij. 45

    3. Timbulnya Persoalan Teologi Mutazilah

    Istilah Mutazilah menunjuk ada dua golongan,golongan

    pertama, (disebut Mutazilah I) muncul sebagai respon politik

    murni. Golongan ini tumbuh sebagai kaum netral politik,

    khususnya dalam arti bersikap lunak dalam menangani

    pertentangan antara Ali bin Abi Thalib dan lawan-lawannya,

    terutama Muawiyah, Aisyah, dan Abdullah bin Zubair. Golongan

    inilah yang mula-mula disebut kaum Mutazilah karena mereka

    menjauhkan diri dari pertikaian masalah khilafah. Kelompok ini

    bersifat netral politik tanpa stigma teologis seperti yang ada pada

    kaum Mutazilah yang tumbuh dikemudian hari.

    Golongan kedua, (disebut Mutazilah II) muncul sebagai

    respon persoalan teologis yang berkembang di kalangan Khawarij

    dan Murjiah akibat adanya peristiwa tahkim.Golongan ini muncul

    karena mereka berbeda pendapat dengan golongan Khawarij dan

    Murjiah tentang pemberian status kafir kepada yang berbuat dosa

    besar.46

    4. Timbulnya Persoalan Teologi Murjiah

    Yang di maksud kaum Murjiah di sini ialah suatu

    golongan atau kaum orang-orang yang tidak mau ikut terlibat

    dalam mengkafirkan tehadap sesama umat Islam seperti dilakukan

    kaum Khawarij yang mengatakan bahwa semua yang terlibat

    45

    W.Montgomery Watt,Terj.Umar Basalim, h.1046Rosihon Anwar, Abdul Rozak , Ilmu Kalam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), h.98-99

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    28/40

    28 | P a g e

    dalam tahkim adalah kafir, dan mengatakan bahwa orang Islam

    yang berdosa besar juga kafir. Bagi mereka, soal kafir atau

    tidaknya orang-orang yang terlibat dalam tahkim dan orang Islam

    yang berdosa besar, kita tidak tahu dan tidak dapat menentukan

    sekarang.Mereka mempunyai pandangan lebih baik menangguhkan

    penyelesain persoalan tersebut dan menyerahkanya kepada

    keputusan Allah di hari kemudian yakni pada hari perhitungan

    sesudah hari Kiamat nanti.Karena mereka berpendirian

    menangguhkan atau menunda persoalan tersebut, mereka

    kemudian disebut kaum Murjiah.47

    Golongan Murjiah ini mula-mula timbul di Damaskus,

    pada akhir abad pertama hijrah.Dinamakan Murjiah karena

    golongan ini menunda atau mengembalikan tentang hukum orang

    mukmin yang berdosa besar dan belum bertobat sampai matinya,

    orang itu belum dapat dihukumi sekarang.Ketentuan persoalannya

    ditunda atau dikembalikan terserah kepada Allah di hari akhir

    nanti.

    Lahirnya aliran Murjiah disebabkan oleh kemelut politik

    setelah meninggalnya Khalifah Utsman bin Affan, yang di ikuti

    oleh kerusuhan dan pertumpahan darah.

    Kemelut polotik itu berlanjut dengan terbunuhnya Khalifah

    Ali yang diikuti pula kerusuhan dan pertumpahan darah.Di saat-

    saat demikian, lahirlah aliran Syiah dan aliran Khawarij. Syiah

    menentang Bani Umayah karena membela Ali dan Bani Umayyah

    dianggap sebagai penghianat, mengambil alih kekuasaan dengan

    cara penipuan.48

    5. Timbulnya Persoalan Teologi Jabariyah

    47Hadariansyah Ab, Pemikir-pemikir teologi dalam Sejarah Pemikir Islam (Banjarmasin: Antasari

    Press, 2008), h.5848

    Ahmad Hanafi, Teologi Islam/Ilmu Kalam(Jakarta: PT Bulan Bintang, 1974),h.10-11

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    29/40

    29 | P a g e

    Kata jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti

    memaksa, didalam al-munjid dijelaskan bahwa nama jabariyah

    berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa dan

    mengharuskannya melakukan sesuatu..Selanjutnya, kata jabara

    bentuk pertama setelah ditarik menjadi jabariyah memiliki arti

    suatu kelompok atau aliran (isme).Dalam bahasa inggris, jabariyah

    disebut fatalism atau predestination yaitu faham yang menyebutkan

    bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qadha

    dan qadhar tuhan.49

    Berkaitan dengan kemunculan aliran jabariyah, ada yang

    mengatakan bahwa kemunculannya diibatkan oleh pengaruh

    pemikiran asing, yaitu pengaruh agama yahudi bermazhab Qurra

    dan agama kristen bermazhab Yacobit.50

    6. Timbulnya Persoalan Teologi Sunni

    Sunni atauAhlussunnah terbagi kepada dua pembagian,satu

    pembagian yang umum yaitu kelompok teologi yang kontra

    dengan syiah .Dalam pengertian ini adalah Mutazilah termasuk

    juga Asyariah masuk dalam golongan Sunni.

    Sedangkan yang di katakana Sunni dalam pengertian

    khusus adalah sakte yang berada di bawah bendera Asyariah yang

    ber mufarakah dengan Mutazilah.Aliran khusus ini yang sedikit

    kita kaji dalam pembahasan singkat ini.51

    Penamaan Ahlussunnah atau Sunni mulai serin digunakan

    setelah timbulnya aliran Asyariah dan Maturudiah,dua ajaran yang

    menantang ajaran-ajaran Mutazilah.Dalam hal ini Harun nasution

    menukil keterangan Tasy Kubra Zadah-menjelaskan bahwa aliran

    49Aziz dahlan, sejarah pemikiran perkembangan dalam islam, (beunneubi cipta. Jakarta,1987), h.

    27-29.50

    Sahiludin a. Nasir, pengantar ilmu kalam, (rajawali, 1991, Jakarta) ,h.13351Rosihon Anwar, Abdul Rozak , Ilmu Kalam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), h.81

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    30/40

    30 | P a g e

    Sunni muncul atas keberanian dan usaha Abu Al-hasan Al-Asary

    sekitar tahun 300H .52

    Al-Asyari keluar dari Mutazilah setelah berumur 40 tahun

    mengumumkannya pada jamaah masjid Basarah dan meyatakan

    akan membeberkan keburukan-keburukan Mutazilah.Menurut

    Ibnu Asakir,yang melatar belakangi Al-Asyari meninggalkan

    Mutazilah adalah konon Al-Asyari bermimpi bertemu Rasulullah

    SAW,sebanyak tiga kali,yaitu pada malam ke-10 ,ke-20 dan ke-30

    dalam bulan Ramadhan .Dalam tiga kali mimpinya ,Rasulullah

    memperingatkan agar segera meninggalkan Mutazilah dan segera

    membela faham yang di riwayatkan dari beliau.53

    Persoalan teologi islam lahir dari ekses pertikaian politik

    antara Muawiyah dan Ali bin Abi Thalib, walaupun benih-benih

    perbedaan pandangan sudah pernah lahir sejak nabi Muhammad

    SAW dan para sahabat, namun perbedaan tersebut baru

    mengkristal setelah peristiwa tahkim.

    Berbagai macam sakte teologi lahir dikalangan umat islam,

    dengen berbagai karakter dan pemikiran masing-masing.

    Perdebatan panas mengenai iman dan kufur, perbuatan

    Tuhan, sifat-sifat Tuhan, serta kehendak mutlak Tuhan dan

    keadilan melahirkan berbagai persoalan teologi dengan aliran yang

    bermacam-macamragam.

    E. Menyikapi Perbedaan Paham Teologi Islam

    Lebih arif jika umat Islam menyikapi perbedaan itu sebagai rahmat

    Allah SWT. Mari, kita biarkan perbedaan-perbedaan aliran teologi dalam

    Islam laksana warna-warni bunga yang mekar di tengah taman. Bukankah

    52Harun Nasution, Teologi islam:Aliran-aliran sejarah perbandingan , (Ui-Press,Jakarta,1986),

    h.2853

    Rosihon Anwar, Abdul Rozak , Ilmu Kalam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), h.146

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    31/40

    31 | P a g e

    sebuah taman jauh lebih indah jika ditumbuhi aneka bunga dibandingkan

    taman yang hanya memiliki satu macam bunga? Tidak ada kebenaran,

    kecuali Allah SWT.

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    32/40

    32 | P a g e

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa:

    1.

    Teologi dari segi etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu theologia.

    Yang terdiri dari kata theos yang berarti tuhan atau dewa, dan logos yang

    artinya ilmu. Sehingga teologi adalah pengetahuan ketuhanan.

    Dalam arti umum teologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang

    kenyataan-kenyataan dan gejala-gejala agama yang juga membicarakan

    tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, baik jalan penyelidikan

    atau pemikiran murni, atau dengan jalan wahyu.

    2. Pada dasarnya teologi islam adalah sama dengan ilmu tauhid, akidah dan

    ushuluddin. Karena mereka masih termasuk ilmu kalam, yaitu ilmu yang

    membahas tentang segala firman-firman Allah, sifat-sifat Allah,

    ketetapan Allah, dsb.

    3. Perbedaan teologi islam dengan ilmu tauhid, akidah dan ushuluddin

    adalah hanya terdapat pada penyempitan pembahasannya seperti ilmu

    tauhid membahas tentang keesaan Allah, akidah membahas tentang

    kepercayaan atau keimanan seseorang terhadap Allah, dan ushuluddin

    membahas tentang asal-usul agama islam serta pokok-pokok ajaran dasar

    ilsam. Akan tetapi mereka masih membahas tentang satu hal, yaitu

    tentang Allah.

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    33/40

    33 | P a g e

    DAFTAR PUSTAKA

    Nasution, Harun. 2002. Teologi Islam. Jakarta: Penerbit Universitas

    Indonesia

    Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta:

    Penerbit Universitas Indonesia

    Nasution, Harun. 1986. Teologi islam:Aliran-aliran sejarah perbandingan.

    Jakarta: UIN Press.

    Razak, Abdur ;Anwar, Rosihan. 2006. Ilmu kalam. Bandung: Pustaka

    Setia

    M. Hasbi Ash Shiddieqy. 1992.Sejarah dan Pengantar Ilmu

    Tauhid/Kalam.

    Kartanegara, Mulyadi dkk. 2010. Pengantar Studi Islam. Jakarta: UIN

    Press.

    Hanafi A. Theology Islam, Jakarta: Bulan Bintang, Cetakan ke-5, 1983

    Asumsi, M. Yusran,Ilmu Tauhid, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1996

    Imarah, Muhammad, Tayyarat Al-Fikr Al-Islamy, Surabaya: Logos

    Wacana Ilmu, 1991

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    34/40

    34 | P a g e

    TABEL

    Iman dan Kufur

    Aliran KalamUnsur Iman

    1

    Unsur Iman

    2

    Unsur Iman

    3

    Orang yang

    Berdosa

    Besar

    KhawarijTashdiq bi al-

    qalb

    Iqrar bi al-

    lisan

    amal bi al-

    arkan

    Menjadi

    Kafir

    MurjiahTashdiq bi al-

    qalbX x Tetap Mumin

    MutazilahTashdiq bi al-

    qalb

    Iqrar bi al-

    lisan

    amal bi al-

    arkan

    Di antara kafir

    dan mumin

    JabariyahTashdiq bi al-

    qalbX X Tetap Mumin

    Asyariyyah

    Tashdiq bi al-

    qalb X X Tetap Mumin

    Maturidiyah

    Samarqand

    Tashdiq bi al-

    qalb

    Iqrar bi al-

    lisan

    amal bi al-

    arkan

    Tetap Mumin

    Maturidiyah

    Bukhara

    Tashdiq bi al-

    qalb

    Iqrar bi al-

    lisanX Tetap Mumin

    Kapasitas Akal dan Fungsi Wahyu

    Aliran

    Kalam

    Mengetahui

    Tuhan

    Keajiban

    Mengetahui

    Tuhan

    Mengetahui

    Baik dan

    Buruk

    Kewajiban

    Mengerjakan

    baik &

    Meninggakan

    Buruk

    Corak

    Kalam

    Mutazilah Akal Akal Akal Akal Rasional

    Asyariyyah Akal Wahyu Wahyu Wahyu Tradisional

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    35/40

    35 | P a g e

    Maturidiyah

    SamarqandAkal Akal Akal Wahyu Rasional

    Maturidiyah

    BukharaAkal Wahyu Akal Wahyu Tradisional

    Perbuatan Manusia

    Aliran Kalam Kehendak Daya Perbuatan

    Qadariyah Manusia Manusia Manusia

    Jabariyah Tuhan Tuhan Tuhan

    Mutazilah Manusia Manusia Manusia

    Asyariyyah Tuhan

    Tuhan (efektif)

    Manusia (tidak

    efektif)

    Tuhan

    (sebenarnya)

    Manusia (kiasan)

    Maturidiyah

    SamarqandManusia Manusia Manusia

    Maturidiyah

    BukharaTuhan

    Tuhan (efektif)

    Manusia (?)

    Tuhan

    (sebenarnya)

    Manusia (kiasan)

    Kekuasaan Tuhan

    Aliran Kalam Kekuasaan Tuhan

    Mutazilah Kekuasaan Tuhan tidak mutlak lagi

    Asyariyyah Kekuasaan Tuhan bersifat mutlak

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    36/40

    36 | P a g e

    Maturidiyah Samarqand Kekuasaan Tuhan tidak mutlak lagi

    Maturidiyah Bukhara Kekuasaan Tuhan bersifat mutlak

    Keadilan Tuhan

    Aliran Kalam Keadilan Tuhan

    Mutazilah

    Tuhan berkewajiban memberi hak-hak

    bagi manusia sesuai dengan kualitas

    perbuatannya, perbuatan baik dengan

    pahala, perbuatan jahat dengan siksa

    Asyariyyah

    Memposisikan Tuhan Yang Berkuasa

    Mutlak terhadapa makhluk-Nya, Tuhan

    boleh berbuat sekehendak-Nya kepada

    seluruh makhluk-Nya

    Maturidiyah Samarqand

    Tuhan berkewajiban memberi hak-hak

    bagi manusia sesuai dengan kualitas

    perbuatannya, perbuatan baik dengan

    pahala, perbuatan jahat dengan siksa

    Maturidiyah Bukhara

    Memposisikan Tuhan Yang Berkuasa

    Mutlak terhadapa makhluk-Nya, Tuhan

    boleh berbuat sekehendak-Nya kepada

    seluruh makhluk-Nya

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    37/40

    37 | P a g e

    Perbuatan Tuhan

    Aliran

    Kalam

    KewajibanTuhan

    Pada

    Manusia

    Berbuat

    Baik dan

    Terbaik

    BebanDiluar Batas

    Kemampuan

    Manusia

    Mengirim

    Rasul

    Janji dan

    Ancaman

    Mutazilah

    Tuhan

    wajib

    berbuat

    yang baik

    dan terbaik,

    menepati

    janji,

    mengirim

    rasul, mem

    Beri rezeki

    bagi

    manusia

    Tuhan

    harus

    selalu

    berbuat

    yang baik

    dan

    terbaik

    bagi

    manusia

    Tidak

    mungkin

    Tidak

    penting

    Wajib bagi

    Tuhan

    Asyariyyah

    Tidak ada

    kewajiban

    bagi Tuhan

    Tidak

    harusBisa saja

    Sangat

    penting

    Tidak

    wajib bagi

    Tuhan

    Maturidiyah

    Samarqand

    Tuhan

    wajib

    menepati

    janji,

    mengirim

    rasul,

    memberi

    rezeki bagi

    Tidak

    harus

    Tidak

    mungkin

    Tidak

    begitu

    penting

    Wajib bagi

    Tuhan

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    38/40

    38 | P a g e

    manusia

    Maturidiyah

    Bukhara

    Tidak ada

    kewajiban

    bagi Tuhan

    Tidak

    harusBisa saja Penting

    Tidak

    wajib bagi

    Tuhan

    Sifat Tuhan

    Aliran KalamPandangan Sifat Tuhan

    Mutazilah Tuhan tidak mempunyai sifat

    Asyariyyah Tuhan mesti mempunyai sifat

    Maturidiyah Samarqand & Bukhara Tuhan mesti mempunyai sifat

    Firman Tuhan Al-Quran

    Aliran Kalam Pandangan Tentang Al-Quran

    MutazilahAl-Quran tidak bersifat kekal tetapi

    baharu

    Asyariyyah Al-Quran bersifat kekal

    Maturidiyah Samarqand & Bukhara Al-Quran bersifat kekal

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    39/40

    39 | P a g e

    Khilafah

    Aliran Kalam Doktrin Khilafah

    Khawarij

    Yang berhak menjadi khalifah adalah

    semua umat islam, dan harus dipilih

    secara demokratis

    Syiah

    Yang berhak menjadi khalifah hanya

    Ali bin Abi Thalib dan para

    keturunannya, dan diangkat secara

    otomatis melalui garis keturunannya

    Aswaja

    Yang berhak menjadi khalifah hanya

    keluarga dan keturunan kaum Quraisy,

    dan dipilih secara musyawarah melalui

    perwakilan

  • 7/26/2019 REVISI MAKALAH 01 TEOLOGI ISLAM.pdf

    40/40

    LAMPIRAN

    Gambar 2. Muhammad Abduh

    Gambar 1. Sultan Mehmed II

    Gambar 3. Harun Nasution Gambar 4. Washil bin Atha

    Gambar 5. Abul Hasan Al-Asyari