13
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Yersinia adalah enzootik pada banyak spesies binatang, termasuk burung, rodensia, mamalia liar serta domestik. Genus Yersinia mempunyai 11 sebutan spesies, tetapi hanya tiga spesies yang diketahui secara teratur ditularkan pada manusia: Yersinia enterocolitica (enterokolitis), Y. pseudotuberculosis (adenitis mesenterika), Y. pestis (pes). Binatang domestik, terutama babi, dan binatang kesayangan rumah tangga, seperti kucing dan anjing, merupakan reservoir utama Yersinia enterocolitica dan Y. pseudotuberculosis. Y. pestis adalah endemik pada rodensia liar di Amerika Serikat Barat dan bpada banyak daerah lain didunia. Manusia merupakan hospes kebetulan (aksidental) untuk Y. enterocolitica dan Y. pseudotuberculosis dan biasanya terinfeksi dengan memegang jaringan bnatang atau menelan daging , air dan susu yang terkontaminasi. Yersiniosis merupakan penyakit enterik akut yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala yang khas berupa diare akut disertai dengan febris (terutama pada anak usia muda), enterokolitis, limfadenitis akut pada mesenterium yang gejalanya mirip dengan appendicitis (terutama pada anak usia lebih tua dan orang dewasa). 1.2 Tujuan

Makalah.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangInfeksi Yersinia adalah enzootik pada banyak spesies binatang, termasuk burung, rodensia, mamalia liar serta domestik. Genus Yersinia mempunyai 11 sebutan spesies, tetapi hanya tiga spesies yang diketahui secara teratur ditularkan pada manusia: Yersinia enterocolitica (enterokolitis), Y. pseudotuberculosis (adenitis mesenterika), Y. pestis (pes). Binatang domestik, terutama babi, dan binatang kesayangan rumah tangga, seperti kucing dan anjing, merupakan reservoir utama Yersinia enterocolitica dan Y. pseudotuberculosis. Y. pestis adalah endemik pada rodensia liar di Amerika Serikat Barat dan bpada banyak daerah lain didunia. Manusia merupakan hospes kebetulan (aksidental) untuk Y. enterocolitica dan Y. pseudotuberculosis dan biasanya terinfeksi dengan memegang jaringan bnatang atau menelan daging , air dan susu yang terkontaminasi.Yersiniosis merupakan penyakit enterik akut yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala yang khas berupa diare akut disertai dengan febris (terutama pada anak usia muda), enterokolitis, limfadenitis akut pada mesenterium yang gejalanya mirip dengan appendicitis (terutama pada anak usia lebih tua dan orang dewasa).

1.2 TujuanTujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mengenal secara baik mengenai gejala, dan predileksi Yersiniosis ( Y. enterocolitica dan Y. pseudotuberculosis ) karena Yersinia enterocolitica merupakan salah satu penyakit zoonosis berbahaya yang dapat menyebar dan terkandung melalui susu.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiMerupakan penyakit enterik akut yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala yang khas berupa diare akut disertai dengan febris (terutama pada anak usia muda), enterokolitis, limfadenitis akut pada mesenterium yang gejalanya mirip dengan appendicitis (terutama pada anak usia lebih tua dan orang dewasa). Gejala lain berupa eritema nodosa yang merupakan komplikasi penyakit ini (10% dari penderit dewasa terutama wanita), arthritis pasca infeksi dan dapat juga terjadi infeksi sistemik. Bakteri penyebab adalah salah satu dari dua jenis yaitu Yersenia enterocolitica atau Y. pseudotuberculosis. Diare disertai dengan darah dilaporkan terjadi pada 14% penderita dengan Yersenia enteritis. Infeksi oleh Y. enterocolitica dan Y. pseudotuberculosis menimbulkan penyakit dengan gejala klinis seperti yang diuraikan diatas dan sebagian besar penderita yang dilaporkan disebabkan oleh Y. enterocolitica. Sedangkan Y. pseudotuberculosis terutama sebagai penyebab adenitis mesenterika, di Jepang bakteri ini dilaporkan menyebabkan sindroma enteritis pada anak (Izumi fever).Yersiniosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri dari genus Yersinia. Ada 3 spesies berbeda dari Yersinia yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia. Dimana Yersinia pestis ini yang menyebabkan pes, dan Yersinia enterocolitica dan Yersinia pseudotuberculosis, yang keduanya menyebabkan penyakit gastrointestinal. (VDH:2011)

2.2 EtiologiKlasifikasi Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gamma Proteobacteria Order : Enterobacteriales Family : Enterobacteriaceae Genus : Yersinia Species : Yersinia enterocolitica, Yersinia pseudotuberculosis

Yersinia merupakan infeksi penyakit zoonotik. Sebagai penyakit zoonotik, spesies Yersinia menginfeksi beberapa binatang, tetapi juga dapat menginfeksi manusia. Binatang utama pembawa strains Y. enterocolitica yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah babi, tetapi strains Y. enterocolitica dan Y. pseudotuberculosi ditemukan dibeberapa binatang lain seperti binatang pengerat, lembu, kelinci, domba, kuda, anjing dan kucing. Biasanya binatang yang membawa Yersinia tidak sakit, jadi kita tidak mengetahui binatang-binatang tersebut membawa bakteri Yersinia.Penyebab penyakit adalah basil Gram-negative Y. pseudotuberculosis yang terdiri dari 6 serotipe dan 4 subtipe; lebih dari 90% dari infeksi yang terjadi pada manusia dan binatang disebabkan oleh grup O strain I.Y. enterocolitica mempunyai 50 serotipe dan 5 biotipe dan sebagian besar adalah non patogenik. Strain patogenik pada manusia biasanya pyrazinamidase negative strain patogenik ini antara lain termasuk dalam serotipe O3, O8, O9 dan O5, 27 dengan biotipe 1, 2 3 dan 4. Serotipe yang menimbulkan penyakit sebaran geografisnya berbeda satu sama lain. Misalnya tipe O3, O9 dan O5, 27 ditemukan di Eropa. Genus Yersinia dipindahkan dari famili Pasteurellaseae ke familia Enterobakteriae atas dasar penelitian DNA-DNA dan adanya antigen enterobakterila biasa. Mereka menyerupai bentuk koli atipik secara morfologi dan biokimia.2.3 EpidemiologiPenyakit ini tersebar diseluruh dunia Y. pseudotuberculosis pada mulanya adalah penyakit zoonotik pada burung dan mamalia liar maupun yang domestik, manusia merupakan hospes insidental. Y. enterocolitica ditemukan hampir pada semua binatang tanpa menimbulkan gejala klinis. Sumber penularan utama adalah daging babi, oleh karena faring babi sarat dengan koloni Y. enterocolitica. Sejak tahun 1960-an, Yerseniae diketahui sebagai penyebab gastroenteritis (sekitar 1 3% untuk daerah tertentu) dan sebagai penyebab limfadenitis mesenterika. Sekitar 2/3 infeksi Y. enterocolitica terjadi pada bayi dan anak-anak; sedangkan 34% dari Y. pseudotuberculosis menyerang mereka yang berusia 5-20 tahun. Kasus pada manusia timbul karena tertulari melalui binatang peliharaan terutama tertulari dari anak anjing dan anak kucing yang sakit. Angka isolasi yang tinggi dari bateri ini dilaporkan terutama pada musim dingin dinegara subtropis seperti Eropa (terutama Skandinavia), Amerika Utara dan negara subtropis Amerika Selatan. Media penularan KLB yang disebabkan oleh Y. enterocolitica antara lain yang pernah dilaporkan adalah tahu, jeroan babi. Di AS susu pernah dilaporkan sebagai media penularan terjadinya KLB. KLB yang terjadi setelah mengkonsumsi susu yang sudah dipasteurisasi, diduga kontaminasi terjadi pada pasteurisasi. Penelitian yang dilakukan di Eropa menunjukkan bahwa kasus-kasus yang muncul disebabkan karena mengkonsumsi daging babi mentah atau yang tidak dimasak dengan sempurna. Oleh karena 20% dari infeksi pada anak-anak usia lebih tua dan orang dewasa mirip dengan appendecitis maka seringkali KLB baru diketahui setelah terjadinya peningkatan tindakan appendectomy didaerah tertentu. 2.4 PatogenesisPatogenesis Yersinia adalah multifaktorial, melibatkan gen kromosom dan plasmid. Semua strain patogen untuk manusia membawa plasmid virulen terkait yang mengkode beberapa faktor virulen yang diatur kalsium dan secara termal. Mekanisme yang sangat penting yang dilibatkan dalam patogenesis adalah perlekatan, produksi toksin, dan invasi. Perlekatan dan produksi enterotoksin stabil panas tampak cukup untuk menimbulkan diare cair, dengan perluasan sitotoksin dan satu atau lebih gen invasi diperlukan untuk menimbulkan patologi enterik klasik; ileokolitis ulseratif superfisial dengan adenitis mesenterik, hiperplasi limfoid dan abses lempengan Peyer.2.5 Reservoir dan Cara penularanBinatang merupakan reservoir utama dari Yersenia. Babi adalah reservoir utama dari Y. enterocolitica yang patogenik. Pada musim dingin babi sering berperan sebagai Carrier tanpa gejala, dimana pada faring penuh dengan koloni Yersenia. Y. pseudotuberculosis tersebar pada berbagai spesies burung dan mamalia terutama pada rodensia dan mamalia kecil lainnya.Cara penularan adalah melalui rute orofekol karena mengkonsumsi makanan dan minumam yang terkontaminasi oleh manusia atau binatang yang terinfeksi. Y. enterocolitica telah diisolasi dari berbagai jenis bahan makanan; namun jenis yang patogenik biasanya ditemukan pada daging babi mentah dan produk makanan yang dibuat dari daging babi.Masa inkubasi berlangsung sekitar 3 - 7 hari umumnya 10 hari Infeksi sekunder jarang terjadi. Begitu muncul gejala klinis maka didalam tinja penderita segera ditemukan mikroorgaisme, biasanya berlangsung selama 2 - 3 minggu. Penderita yang tidak diobati akan mengeluarkan bakteri melalui tinja selama 2 - 3 bulan. Carrier tanpa gejala yang berkelanjutan terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. 2.6 Manifestasi Klinis Diare (kadang berdarah) Demam (kadang-kadang sampai 40oC) Muntah Sakit kepala Nyeri perut bagian kanan bawah (biasanya kolik)Yersiniosis sering ditandai dengan gejala seperti gastroenteritis yang disertai dengan diare dan/atau muntah; Tetapi, gejala yang khas untuk penyakit ini adalah demam dan sakit perut. Infeksi Yersinia mirip dengan radang usus buntu ( appendicitis ) dan pembengkakan kelenjar limfe di bagian perut ( mesenteric lymphadenitis ), tetapi bakteri ini dapat juga menyebabkan infeksi pada bagian lain misalnya pada luka, persendian, dan saluran kencing. 2.7 Diagnosis Diagnosa ditegakkan biasanya dengan pembuatan kultur dari spesimen tinja. Media selektif yang digunakan adalah Cefsulodin Irgasan Novobiocin (CIN), media ini sangat selektif untuk digunakan jika kita mencurigai terjadinya infeksi oleh Yersenia. Dengan media ini yersenia dapat diidentifikasi dalam waktu 24 jam pada suhu 320C (89.60F) tanpa dilakukan pengayaan dingin (cold enrichment). Untuk mencegah terjadinya pertumbuhan flora usus, organisme ini dapat ditangkap dengan menggunakan media enterik biasa. Pengayaan dingin dalam larutan garam penyangga pada suhu 40C (390F) selama 2 3 minggu dapat dipakai untuk menseleksi bakteri ini. Namun sensitivitas dari teknik ini hanya dapat mengidentifikasi sebagian kecil saja mikroorganisme lain sebagai penyebab penyakit dengan gejala klinis yang tidak jelas. Yersinia dapat diisolasi dari spesimen darah dengan menggunakan kultur media darah standard yang tersedia dipasaran. Diagnosa serologis dilakukan dengan tes aglutinasi dan Elisa namun pemakaiannya terbatas hanya untuk tujuan riset. 2.8 PenatalaksanaanKebanyakan penderita yersiniosis dapat sembuh sendiri. Orang dengan diare sebaiknya banyak minum untuk mencegah dehidrasi. Antibiotik pada umumnya tidak direkomendasikan, kecuali jika penyakitnya tambah parah.2.9 PencegahanA. Cara-cara pencegahan1).Siapkanlah makanan dengan cara-cara yang saniter, hindari mengkonsumsi daging babi mentah dan susu yang tidak dipasteurisasi. Lakukan iradiasi terhadap daging, cara ini sangat efektif untuk membunuh bakteri. 2).Cucilah tangan dengan baik sebelum makan dan sebelum menjamah makanan terutama setelah menjamah daging babi mentah atau setelah kontak dengan binatang. 3).Lindungi sumber air dari kotoran binatang dan manusia; lakukan upaya untuk pengamanan sumber air tersebut. 4).Lakukan pengawasan terhadap hewan pengerat dan burung terhadap kemungkinan terinfeksi oleh Y. pseudotuberculosis 5).Buanglah kotoran manusia dan binatang dengan cara-cara yang saniter 6).Pada waktu menyembelih babi, pisahkan segera kepala dan leher babi dari daging babi. Hal ini untuk mencegah terjadinya kontaminsai daging babi oleh Yersenia yang terdapat pada faring babi. B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya1).Laporan kepada institusi kesehatan setempat. Kasus wajib dilaporkan di sebagian besar negara bagian di AS dan di sebagian besar negara di dunia, kelas 2B (lihat tentang pelaporan penyakit menular). 2).Isolasi: Lakukan upaya kewaspadaan enterik pada waktu merawat penderita di rumah sakit. Mereka yang menderita diare dilarang menangani makanan, merawat penderita dan dilarang melakukan pekerjaan yang ada kaitannya dengan mengasuh bayi. 3).Disinfeksi serentak : disinfeksi dilakukan terhadap tinja. Di negara yang sistem pembuangnnya baik, tinja dapat dibuang langsung masuk kedalam sistem pmbuangan tersebut (Sewage system) tanpa perlu dilakukan disinfeksi terlebih dulu. 4). Karantina: Tidak perlu 5).Imunisasi terhadap kontak: Tidak perlu 6).Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi: Lakukan investigasi dan pencarian kasus-kasus yang tidak dilaporkan. Pecarian carrier diantara mereka yang kontak dengan penderita disarankan apabila KLB yang terjadi diduga karena penularan dengan cara common source7).Pengobatan spesifik: Organisme ini umumnya peka terhadap semua jenis antibiotika kecuali terhadap penisilin dan derivat semi sintetisnya. Pemberian antibiotika kepada penderita dengan gejala gastrointestinal cukup membantu. Antibiotika harus diberikan kepada penderita septikemia dan penderita dengan gejala-gejala invasive. Antibiotika yang baik untuk Y. enterocolitica adalah derivat aminoglycosides (untuk septicemia saja) dan TMP-SMX. Derivat quinolones yang baru seperti Ceprofloxacin juga cukup efektif. Y. enterocolitica dan Y. pseudotuberculosis umumnya sensitif terhadap tetrasiklin.

BAB IIIPENUTUPKesimpulanYersiniosis merupakan penyakit enterik akut yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala yang khas berupa diare akut disertai dengan febris (terutama pada anak usia muda), enterokolitis, limfadenitis akut pada mesenterium yang gejalanya mirip dengan appendicitis (terutama pada anak usia lebih tua dan orang dewasa). Bakteri penyebab adalah salah satu dari dua jenis yaitu Yersenia enterocolitica atau Y. pseudotuberculosis.Yersiniosis sering ditandai dengan gejala seperti gastroenteritis yang disertai dengan diare dan/atau muntah; Tetapi, gejala yang khas untuk penyakit ini adalah demam dan sakit perut. Infeksi Yersinia mirip dengan radang usus buntu ( appendicitis ) dan pembengkakan kelenjar limfe di bagian perut ( mesenteric lymphadenitis ), tetapi bakteri ini dapat juga menyebabkan infeksi pada bagian lain misalnya pada luka, persendian, dan saluran kencing.Diagnosa ditegakkan dengan isolasi bakteri pada feses dan muntahan penderita.Yersiniosis dapat sembuh sembuh sendiri, sehingga tidak memerlukan pemberian antibiotik, kecuali jika sudah parah. Hanya saja perlu menjaga supaya tidak terjadi dehidrasi.

8