7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-orang yang terlibat sejak dari perencanaan sampai pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantara dua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya. Negara yang korupsi bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang miskin. Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi.Korupsi di negara-negara di dunia, dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit sosial) yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materil keuangan negara yang sangat besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan pengurasan keuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif. Korupsi di Indonesia sudah ‘membudaya’ sejak dulu, sebelum dan sesudah kemerdekaan, di era Orde Lama, Orde Baru, berlanjut hingga era Reformasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi, namun hasilnya masih jauh panggang dari api. Sejarawan di Indonesia umumnya kurang tertarik memfokuskan kajiannya pada sejarah ekonomi, khususnya seputar korupsi yang berkaitan dengan kekuasaan yang dilakukan oleh para bangsawan kerajaan, kesultanan, pegawai Belanda (Amtenaren dan Binenland Bestuur) maupun

makalahnya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

korupsi otogenik

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-orang yang terlibat sejak dari perencanaan sampai pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantara dua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya. Negara yang korupsi bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang miskin. Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi.Korupsi di negara-negara di dunia, dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit sosial) yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materil keuangan negara yang sangat besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan pengurasan keuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif.Korupsi di Indonesia sudah membudaya sejak dulu, sebelum dan sesudah kemerdekaan, di era Orde Lama, Orde Baru, berlanjut hingga era Reformasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi, namun hasilnya masih jauh panggang dari api.Sejarawan di Indonesia umumnya kurang tertarik memfokuskan kajiannya pada sejarah ekonomi, khususnya seputar korupsi yang berkaitan dengan kekuasaan yang dilakukan oleh para bangsawan kerajaan, kesultanan, pegawai Belanda (Amtenaren dan Binenland Bestuur) maupun pemerintah Hindia Belanda sendiri. Sejarawan lebih tertarik pada pengkajian sejarah politik dan sosial, padahal dampak yang ditimbulkan dari aspek sejarah ekonomi itu, khususnya dalam budaya korupsi yang sudah mendarah daging mampu mempengaruhi bahkan merubah peta perpolitikan, baik dalam skala lokal yaitu lingkup kerajaan yang bersangkutan maupun skala besar yaitu sistem dan pola pemerintahan di Nusantara ini. Sistem dan pola itu dengan kuat mengajarkan perilaku curang, culas, uncivilian, amoral, oportunis dan lain-lain dan banyak menimbulkan tragediyang teramat dahsyat.B. Rumusan Masalah1. Apakah pengetian korupsi secara umum?2. Bagaimana ciri-ciri korupsi?3. Apa saja jenis-jenis korupsi?4. Apakah pengertian korupsi otogenik?5. Bagaimana kasus korupsi otogenik dalam kehidupan di masyarakat?

C. Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian korupsi secara umum2. Untuk mengetahui ciri-ciri korupsi3. Untuk mengetahui jenis-jenis korupsi4. Untuk mengetahui pengertian korupsi otogenik5. Untuk mengetahui kasus korupsi otogenik dalam kehidupan di masyarakat

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Umum KorupsiKorupsi berasal dari kata latin Corruptio atau Corruptus, dalam bahasa Prancis dan Inggris disebut Corruption, dalam bahasa Belanda disebut Corruptie.15 Arti harfiah dari kata itu ialah kebusukan, keburukan, kebejatan,ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau menfitnah. Kehidupan yang buruk didalam penjara misalnya, sering disebut sebagai kehidupan yang korup, yang segala macam kejahatan terjadi disana.Istilah korupsi yang telah diterima dalam pembendaharaan kata bahasa Indonesia itu disimpulkan oleh Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia : Korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya . Pengertian korupsi secara harfiah itu dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa sesungguhnya korupsi itu sebagai suatu istilah yang sangat luas. Seperti disimpulkan Encyclopedia Americana, korupsi itu adalah suatu hal yang buruk dengan bermacam-macam artinya, bervariasi menurut waktu, tempat dan bangsa.

B. Ciri-ciri KorupsiKorupsi di manapun dan kapanpun selalu memiliki karakteristik (ciri khas). Beberapa karakteristik Korupsi, antara lain:1. Melibatkan lebih dari satu orang, 2. Korupsi tidak hanya berlaku di kalangan pegawai negeri atau anggota birokrasi negara, korupsi juga terjadi di organisasi usaha swasta, 3. Korupsi dapat mengambil bentuk menerima sogok, uang kopi, salam tempel, uang semir, uang pelancar, baik dalam bentuk uang tunai atau benda atau pun wanita, 4. Umumnya serba rahasia, kecuali sudah membudaya, 5. Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik yang tidak selalu berupa uang, 6. Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan, biasanya pada badan publik atau masyarakat umum, 7. Setiap perbuatan korupsi melanggar norma-norma tugas dan pertanggung jawaban dalam tatanan masyarakat, 8. Di bidang swasta, korupsi dapat berbentuk menerima pembayaran uang dan sebagainya, untuk membuka rahasia perusahaan tempat seseorang bekerja, mengambil komisi yang seharusnya hak perusahaan.

C. Jenis-jenis KorupsiVito Tanzi sebagaimana dikutip oleh Chaeruddin menyebutkan bahwa ada tujuh jenis-jenis korupsi yaitu : 1. Korupsi transaktif yaitu korupsi yang terjadi atas kesepakatan diantara seorang donor dengan resipien untuk keuntungan kedua belah pihak. 2. Korupsi ekstortif yaitu korupsi yang melibatkan penekanan dan pemaksaan untuk menghindari bahaya bagi mereka yang terlibat atau orang-orang yang dekat dengan pelaku korupsi. 3. Korupsi investif yaitu korupsi yang berawal dari tawaran yang merupakan investasi untuk mengantisipasi adanya keuntungan dimasa datang. 4. Korupsi nepotisik yaitu korupsi yang terjadi karena perlakuan khusus baik dalam pengangkatan kantor publik maupun pemberian proyek-proyek bagi keluarga dekat 5. Korupsi otogenik yaitu korupsi yang terjadi ketika seorang pejabat mendapat keuntungankarena memiliki pengetahuan sebagai orang dalam (insiders information) tentang berbagai kebijakan publik yang seharusnya dirahasiakan. 6. Korupsi supportif yaitu perlindungan atau penguatan korupsi yang menjadi intrik kekuasaan dan bahkan kekerasan 7. Korupsi defensif yaitu korupsi yang dilakukan dalam rangka mempertahankan diri dari pemerasan.

BAB IIIKASUS & ANALISIS

A. KASUSPolisi Usut Dugaan Pembocoran Soal UN SDSelasa, 7 Mei 2013 | 22:55 WIB GORONTALO, KOMPAS.com -Kepolisian Sektor Kota Timur Gorontalo mengusut dugaan upaya pembocoran soal Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Dasar Tahun 2013 setelah berhasil menyita sejumlah barang bukti.Kepala Kepolisian Sektor Timur Gorontalo, IPTU Bayu Tri Nugraha Hidayat mengatakan, pada Selasapukul 08.30 pihaknya menerima laporan dari salah seorang anggota Polair Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo bahwa telah terjadi dugaan pembocoran soal UN tingkat Sekolah Dasar Tahun 2013.Seorang anggota Polair itu kebetulan singgah di UD Surya Kertas di Jalan Jalaludin Tantu Nomor 20 Kota Gorontalo untuk sebuah keperluan tiba-tiba melihat salah seorang wanita yang sedang memfoto copy sebuah soal UN."Karena dia curiga maka diperiksalah lembaran yang di hendak di foto copy oleh wanita itu dan ternyata kecurigaanya terbukti bahwa itu adalah soal UN," Kata Bayu, Selasa (7/5/2013).Mendapati hal tersebut di anggota polair menghubungi kantor kepolisian terdekat yang saat itu adalah Polsek Kota Timur. Terhadap hasil temuan itu Bayu menjelaskan bahwa pihaknya masih akan mengusut kasus dugaan pembocoran soal UN untuk mata pelajaran Matematika itu."Kita sudah mengantongi dua nama pelaku akan belum kita tahan, besok baru kita periksa," ujar Bayu.Jika terbukti nanti kata Bayu, para pelaku bisa dijerat dengan pasal 112 karena sengaja membocorkan dokumen negara dan dapat diancam dengan hukuman penjara maksimal Lima hingga Enam Tahun.

Editor : Benny N Joewono

Sumber:

B. ANALISISDari kasus diatas dapat dianalisis bahwa kasus tersebut termasuk dalam korupsi otogenik sebagaimana sesuai dengan pengertian korupsi otogenik yaitu korupsi yang terjadi ketika seorang pejabat mendapat keuntungan karena memiliki pengetahuan sebagai orang dalam (insiders information) tentang berbagai kebijakan publik yang seharusnya dirahasiakan.Dari kasus diatas diketahui terdapat oknum yang dicurigai membocorkan dokumen negara yang rahasia berupa soal UN SD.