14
MAKNA SIMBOLIS TARI MUNG DHE DI DESA GARU KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK Oleh : Yuanita Lina Evarudini Abstrak Mung dhe berasal dari Desa Garu Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Kalahnya pasukan Diponegoro yang dipimpin oleh Sentot Prawirodirdjo melawan Belanda mengakibatkan pengikutnya tersebar di seluruh wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Para prajurit yang masih tersisa berupaya menyusun kekuatan. Namun upaya itu tidak berani terang-terangan melainkan dengan cara berpura-pura menari dan mengamen berkeliling. Dengan gerakan-gerakan yang khas yaitu menggambarkan gerakan perjuangan dengan latihan baris-berbaris dan adegan perang. Cara seperti ini mereka tempuh untuk mengelabuhi pasukan Belanda yang selalu mengikuti dan mengintai sisa-sisa prajurit Diponegoro berada dan usaha mereka ternyata berhasil dan tidak diketahui oleh pasukan Belanda dengan gerak-gerak yang memiliki makna dan simbol tertentu. Tari Mung Dhe memang sarat dengan nilai perjuangan dan bertemakan kepahlawanan dan cinta tanah air, heroik patriotisme. Kata Kunci: Makna Simbolis, Tari Mung Dhe

MAKNA SIMBOLIS TARI MUNG DHE DI DESA GARU KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : YUANITA LINA EVARUDINI, http://ejournal.unesa.ac.id

Citation preview

Page 1: MAKNA SIMBOLIS TARI MUNG DHE DI DESA GARU KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

MAKNA SIMBOLIS TARI MUNG DHE DI DESA GARU KECAMATAN BARON

KABUPATEN NGANJUK

Oleh : Yuanita Lina Evarudini

Abstrak

Mung dhe berasal dari Desa Garu Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Kalahnya pasukan Diponegoro yang dipimpin oleh Sentot Prawirodirdjo melawan Belanda mengakibatkan pengikutnya tersebar di seluruh wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Para prajurit yang masih tersisa berupaya menyusun kekuatan. Namun upaya itu tidak berani terang-terangan melainkan dengan cara berpura-pura menari dan mengamen berkeliling. Dengan gerakan-gerakan yang khas yaitu menggambarkan gerakan perjuangan dengan latihan baris-berbaris dan adegan perang. Cara seperti ini mereka tempuh untuk mengelabuhi pasukan Belanda yang selalu mengikuti dan mengintai sisa-sisa prajurit Diponegoro berada dan usaha mereka ternyata berhasil dan tidak diketahui oleh pasukan Belanda dengan gerak-gerak yang memiliki makna dan simbol tertentu. Tari Mung Dhe memang sarat dengan nilai perjuangan dan bertemakan kepahlawanan dan cinta tanah air, heroik patriotisme.

Kata Kunci: Makna Simbolis, Tari Mung Dhe

Page 2: MAKNA SIMBOLIS TARI MUNG DHE DI DESA GARU KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

1. PENDAHULUAN

Tari Mung Dhe bertemakan kepahlawanan dan cinta tanah air, heroik patriotisme,

sehingga gerak gerak tari diambilkan dari gerakan keprajuritan dan bela diri (silat),

namun demikian tidak menutup kemungkinan adanya penambahan gerakan lain demi

utuhnya garapan tari ini. Pada dasarnya, cerita tari Mung Dhe menggambarkan tari

prajurit yang sedang berlatih perang yang lengkap dengan orang yang membantu dan

memberi semangat kepada kedua belah pihak yang sedang berlatih. Pihak yang

membantu memberi semangat, di sebut Botoh. Botohnya ada dua, yaitu Penthul untuk

pihak yang menang, dan Tembem untuk yang kalah. Sikap dan tingkah laku kedua botoh

ini gecul dan lucu sehingga membuat pihak dari Belanda terkecoh dengan penyamaran

dari para prajurit dan orang lain yang menyaksikan tari Mung Dhe terkesan tegang dan

kadang merasa geli sebab yang berlatih perang memakai pedang, sedangkan botohnya

lucu. Secara keseluruhan, tari Mungdhe melibatkan 14 pemain dengan masing masing

peran pada awalnya yaitu:

- 2 orang berperan sebagai penari/prajurit

- 2 orang berperan sebagai pembawa bendera

- 2 orang berperan sebagai botoh

- 8 orang berperan sebagai penabuh pengiring

Namun pada perkembangannya Tari Mung Dhe diajarkan kepada siswa sebagai

bentuk regenerasi agar Tari Mung Dhe dapat dilestarikan, selain itu siswa secara

langsung berlatih ketangkasan, latihan kanuragan dan memiliki semangat perjuangan

yang akan timbul pada dirinya. Urutan sajian tari Mung Dhe pada adegan pertama adalah

Page 3: MAKNA SIMBOLIS TARI MUNG DHE DI DESA GARU KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

kirapan yaitu arak-arakan para prajurit yang dipimpin oleh Botoh. Adegan kedua

persiapan mulainya atraksi yang dilakukan oleh prajurit dengan gerak-gerak perang

menggunakan pedang. Adegan ketiga adalah pengambilan bendera oleh pihak yang

menang yaitu Pentul dan diberikan kepada prajurit yang menang. Selanjutnya, tugas

tembem dari pihak yang kalah menggendong pentul dan berkeliling sebagai hukuman

dalam kalahnya latihan perang tersebut. Adegan terakhir mereka membentuk formasi

kirapan kembali dan melanjutkan perjalanan arak-arakan.

Tari Mung Dhe yang dijadikan sebagai alat komusikasi antara prajurit yang sudah

terkumpul maupun yang masih terpencar disaat melanjutkan perjuangan melawan

pasukan Belanda serta memiliki adegan tari yang kontradiktif yaitu gabungan antara

adegan tegang dari penari prajurit perang dan adegan lucu (gecul) dari tokoh penthul dan

tembem tersebut. Tari Mung Dhe yang adegannya kontradiktif tersebut mengandung

makna yang ingin disampaikan untuk terhadap pasukan Belanda sehingga pasukan

Diponegoro membuat suatu simbol gerak untuk menyampaikan maksud-maksud tertentu

yang dimengerti oleh pasukan Diponegoro yang terpencar pada saat itu namun tidak

dimengerti oleh Pasukan dari Belanda.

2. PEMBAHASAN

Ragam gerak penari prajurit terdapar ragam gerak kirapan, entrokan, srampangan,

pedang rangkep, dan ambil umbul-umbul. Sehingga menyimpulkan bahwa terdapat

simbol gerak yaitu ragam gerak srampangan, dan mengambil umbul-umbul. Ragam gerak

srampangan menyimbolkan posisi level atas dan bawah yang mewakili kedudukan kalah

atau menang. Posisi prajurit pedang yang berdiri sambil membawa pedang didepan

Page 4: MAKNA SIMBOLIS TARI MUNG DHE DI DESA GARU KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

dadanya memberikan kesan bertahan. Sedangkan posisi prajurit pedang yang jongkok

menangkis pedang memberikan kesan menyerah terhadap lawan. Mengambil umbul-

umbul dan berlari berkeliling lapangan serta mengibarkan bendera merah putih

memberikan simbol kemenangan yang dicapai oleh bangsa Indonesia. Gerakan juga

itulah yang merupakan simbol diskursif sebab ketiga gerak simbol tersebut secara umum

dapat dibaca dan memberikan arti yang sama. Gerak pentul dan tembem terdiri dari jalan

masuk, gendongan,bahwa yang memiliki simbol adalah gerak gendongan. Dimana

tembem yang mewakili prajurit yang kalah harus menggendong pentul yang mewakili

prajurit yang menang. Gerak tersebut memberikan kesan yang kalah harus berada

dibawah dan yang menang berada diatas, serta ragam gerak ambil umbul-umbul yang

merupakan simbol bahwa yang menang berhak mengambil bendera merah putih untuk

diberikan kepada prajurit. Kedua gerakan tersebut merupakan simbol diskursif, dimana

gerak tersebut dimaknai sama secara umum.

Gambar

Penari Mung Dhe

(Doc. Yuanita,2013)

Page 5: MAKNA SIMBOLIS TARI MUNG DHE DI DESA GARU KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

Busana Tari Mung Dhe adalah bahwa dari busana Tari MungDhe

memiliki simbol diskursif yang terletak pada gilig merah putih yang merupakan

simbol bahwa prajurit yang memakai gilig tersebut adalah pasukan dari Indonesia.

Warna merah yang berarti cinta atau marah dan warna putih yang berarti suci atau

damai. Gilig merah putih pada busana Tari Mung Dhe merupakan gabungan tali

berwarna merah putih yang disatukan (digilig) dan memberikan makna bahwa

niat suci yang timbul pada prajurit adalah berawal dari rasa cinta tanah air dan

gilig merah putih ditali dan disatukan dan memiliki makna bahwa dalam melawan

penjajah prajurit harus bersatu dengan niat yang suci dan cinta tanah air dan gilig

merupakan simbol diskursif sebab secara umum semua akan mengetahui bahwa

gilig adalah tanda dari pasukan Bangsa Indonesia. Pada busana baju putih lengan

panjang, celana warna hitam merupakan simbol presentasional karena secara

umum warna hitam dan putih memiliki makna yang berbeda bagi setiap orang.

Gambar

Rias Prajurit Tari Mung Dhe

(Doc. Yuanita,2013)

Page 6: MAKNA SIMBOLIS TARI MUNG DHE DI DESA GARU KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

Gambar

Topeng Pentul dan Tembem Tari Mung Dhe

(Doc. Yuanita,2013)

Topeng pentul berwarna putih merupakan penggambaran tentang kesucian

Sehingga pemeran pentul mewakili penari prajurit yang menang dalam Tari Mung Dhe.

Sedangkan topeng tembem berwarna hitam menggambarkan kesedihan. Sehingga

pemeran tembem mewakili penari prajurit yang kalah dan tugas dari tembem adalah

menggendong pentul mengelilingi arena pentas.

Pola lantai yang sering digunakan dalam Tari Mung Dhe yaitu sejajar, lingkaran

dan melengkung. Sejajar disaat rombongan melakukan adegan kirapan atau arak-arakan,

melengkung disaat berlatih perang, dan lingkaran disaat prajurit melakukan adegan

membentuk strategi perang. Arah pada penari terdapat arah hadap berlawanan baik dari

depan maupun belakang, arah hadap ini terdapat pada adegan perangan pada prajurit.

Dimana kedua prajurit saling berhadapan saling melawan dan menyerang.

Page 7: MAKNA SIMBOLIS TARI MUNG DHE DI DESA GARU KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

Pola lantai pada penari prajurit tersebut antara lain sebagai berikut :

- Sejajar dua baris

Pada pola lantai sejajar dua baris merupakan simbol presentasional yang memiliki

makna bahwa dari rombongan kesenian sebagai tujuan untuk kirapan atau arak-arakan.

Pola lantai ini merupakan pola lantai yang utama yang digunakan untuk arak-arakan.

Sehingga terlihat monoton, para pemain musik memiliki maksud untuk mengumpulkan

para prajurit Diponegoro yang tersisa melalui bunyi alat musik dari Tari Mung Dhe.

- Melengkung

Garis lengkung (dalam semua bentuk kecuali elemen yang bersudut) adalah halus

dan lembut, dan dengan indah dapat membawa penonton ke dalam lingkungannya atau

Page 8: MAKNA SIMBOLIS TARI MUNG DHE DI DESA GARU KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

dengan perubahan dinamis dapat menjadi egosentris dan mengunci penonton yang sama.

Pola lantai melengkung dalam Tari Mung Dhe merupakan simbol diskursif yang makna

simbolis bahwa untuk membentuk suatu benteng pertahanan yang dilakukan oleh para

prajurit terhadap Belanda. Setelah melakukan arak-arakan mereka membentuk

melengkung dan memulai untuk atraksi menari antara adegan prajurit dan botoh.

- Melingkar

Pola lingkaran bisa membawa penonton didalam pusarannya atau dekat dengan

penari. Sehingga memusatkan perhatiannya kepada penari Mung Dhe yang berada pusat

lingkaran. Pola lantai melingkar merupakan simbol diskursif yang makna simbolisnya

bahwa orang yang sedang melakukan suatu strategi untuk berperang terhadap musuh,

agar tidak diketahui oleh musuh maka mereka membuat formasi melingkar dan formasi

melengkung dibelakang adalah untuk menutupi atau membentengi para prajurit saat

membuat strategi dan berlatih perang.

GambarSaat Pertunjukan Tari Mung Dhe

(Doc. Yuanita, 2013)

Page 9: MAKNA SIMBOLIS TARI MUNG DHE DI DESA GARU KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

3. Kesimpulan

Makna simbol yang dimunculkan dalam gerak-gerak Tari Mung Dhe merupakan

alat komunikasi bagi para prajurit agar tidak terbaca oleh pasukan Belanda. Sehingga

secara keseluruhan bahwa Tari Mung Dhe tidak terlalu banyak memuat simbol namun

tari Mung Dhe syarat akan makna. Makna simbolis yang ada pada Tari Mung Dhe

merupakan pesan yang disampaikan oleh prajurit kepada prajurit lainnya. Dalam Tari

Mung Dhe memang tidak banyak memuat simbol agar musuh tidak mudah membaca

strategi yang dibentuk oleh para prajurit, sehingga mereka membuat gerak, pola lantai,

iringan tari, rias dan busana yang memiliki makna yang hanya diketahui oleh para

prajurit. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa simbol diskursif yang terdapat pada ragam

gerak prajurit adalah ragam gerak srampangan dan ambil umbul-umbul, untuk ragam

gerak botoh terdapat simbol pada gendongan dan ambil umbul-umbul, pada pola lantai

terdapat simbol pada bentuk lengkung dan lingkaran, pada pola iringan terdapat simbol

yang dimunculkan pada alat musik Mung, Dhe, Jur, pada busana terdapat simbol pada

gilig merah putih yang digunakan oleh prajurit. Pada perkembangannya bahwa Tari

Mung Dhe mulai diajarkan kepada siswa-siswi di sekolah sebagai regenarasi agar Tari

Mung Dhe dapat dipertahankan dan dilestarikan keberadaanya di Kabupaten Nganjuk.

Tujuannya adalah selain bagian dari regenerasi Tari Mung Dhe ini dapat dijadikan latihan

ketangkasan, latihan berperang, latihan kanuragan serta menciptakan rasa kebersamaan

dengan teman yang lain sebab diera modern ini banyak anak yang menyukai game

melalui alat elektronik yang sifatnya individualisme sehingga rasa toleransi sangatlah

kurang. Melalui Tari Mung Dhge diharapkan rasa toleransi dan kebersamaan dapat

diciptakan serta melatih dalam ketangkasan dan kanuragan.

Page 10: MAKNA SIMBOLIS TARI MUNG DHE DI DESA GARU KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sachari. 2002. Estetika Makna, Simbol dan Daya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dillistone.F.W. 2002. The Power of Symbols. Yogyakarta: Kanisius.

Danesi, Marcel. 2009. Pesan, Tanda dan Makna.Yogyakarta:Jalasutra.

Hadi, Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta. Pustaka Book Publisher.

Herusatoto, Budiono. 2005. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: HANINDITA,.

Mustopo, Habib. 2003. Nganjuk dan Sejarahnya. Nganjuk: Yayasan Salepuk dari Nganjuk(Sadang).

Sal Murgianto. 1983. Koreografi Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Smith, Jacouline. 1985.Komposisi Tari.Yogjakarta: Ikalastri.

Suharyati.1998.Tari Mung Dhe Sebagai Salah Satu Kesenian Identitas Kabupaten Nganjuk. Skripsi : IKIP Surabaya.

Sussane K.Langer.1972.Problem of Art. Diterjemahkan oleh Widaryanto. Yogyakarta

Sobur, Alex.2009. Semiotika Komunikasi.Bandung.PT Remaja Rosdakarya.

Soedarsono. 1986. Komposisi Tari. Yogjakarta: Lagaligo.