130
i LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LKPP) HIBAH PENULISAN BUKU AJAR TAHANAN KAPAL OLEH : M. Alham Djabbar Rosmani Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas Hasanuddin tahun 2011 sesuai SK. Rektor Unhas No: 20875/H4.2/K.U.10 Tanggal 29 Nopember 2011 PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

M.alham Djabbar-Tahanan Kapal

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LKPP)

    HIBAH PENULISAN BUKU AJAR TAHANAN KAPAL

    OLEH : M. Alham Djabbar

    Rosmani

    Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas Hasanuddin tahun 2011 sesuai SK. Rektor Unhas No: 20875/H4.2/K.U.10

    Tanggal 29 Nopember 2011

    PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR 2011

  • ii

    Bahan Ajar

    TAHANAN KAPAL

    Kata Pengantar

    Negara republik Indonesia dengan jumlah pulau yang lumayan banyak, lebih dari 13

    ribu pulau, perlu sejumlah kapal yang memadai. Baik bentuk maupun kecepatan

    kapal merupakan bagian rancangan suatu kapal. Bentuk itu terkait kenyamanan

    sementara kecepatan, yang prima untuk kapal patroli dan penumpang. Kecepatan

    kapal harus sesuai dengan daya mesin (penggerak) utama. Perkiraan daya (besar)

    mesin adalah berdasarkan (gaya) tahanan kapal.

    Buku tahanan kapal,lima tahun terakhir, berdasarkan pengamatan di beberapa toko

    buku besar, belum ditemukan. Salah satu buku tahanan yang terbit pada tahun 1983

    dalam bahasa inggris (termasuk buku acuan disini) merupakan buku yang

    terlengkap. Buku tersebut telah diterjemahkan ke bahasa indonesia oleh dosen

    Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya beberapa tahun kemudian.

    Buku ini, dengan beberapa pustaka lima tahun terakhir termasuk karya penulis,

    diharapkan dapat menambah materi mata kuliah tahanan kapal, yang pada Jurusan

    Teknik Perkapalan diampuh oleh para penulis.

    Atas bantuan Universitas Hasanuddin via LKPP dalam penyusunan buku ini

    dihaturkan terima kasih. Bagi yang memberi saran atas kekurangan dalam buku ini

    juga tak lupa dihaturkan terima kasih.

    Semoga buku ini dapat dimanfaatkan oleh kalangan terkait, khususnya mahasiswa

    jurusan Teknik perkapalan.

    M. Alham Djabbar

    Rosmani

  • ii

    Makassar, November 2011.

    DAFTAR ISI

    Hal.

    Kata pengantar i

    Daftar isi ii

    Glosarium iii

    BAB I PENDAHULUAN 1

    BAB II MODEL MATEMATIKA 5

    BAB III MODEL FISIK 18

    BAB IV KOMPONEN TAHANAN 44

    BAB V PERKIRAAN TAHANAN KAPAL 55

    BAB VI POLA TAHANAN KAPAL TERTENTU 111

    Evaluasi

    Penutup

    Daftar Pustaka

    .

  • iii

    SENARAI KATA PENTING (GLOSARIUM)

    Tahanan : Gaya yang terjadi (dialami kapal), berbanding pangkat dua dengan

    kecepatan kapal. Satuannya (SI) adalah Newton, lambang N. Dalam bidang

    penerbangan istilah tahanan disebut drag, sementara di laut sebagai resistance

    Model matematika : Persamaan atau beberapa (sistem) persamaan matematika

    sebagai representasi fenomena alam

    Model fisik : Dalam bidang perkapalan, ukuran model jauh lebih kecil dari ukuran

    benda (prototype, full-scale) dengan bentuk yang serupa

    Fluida ideal : Fluida anggapan (penyederhanaan), misalnya kekentalan diabaikan

    untuk kemudahan dalam penyelesaian masalah. Sering juga aliran fluida dianggap

    (partikel air) tidak mampu mampat (incompressible) dan tak berotasi (irrotational)

    Fluida real : Fluida yang sebenarnya, air laut dan air sungai (tawar) memiliki

    kekentalan, Dalam perhitungan gaya (aliran) fluida terhadap benda, dengan

    memperhitungkan kekentalan maka perhitungan (persamaan) lebih panjang / rumit,

    akan tetapi hasil akan lebih teliti dibanding dengan fluida ideal.

    Towing Tank : Tangki air tawar untuk percobaan model fisik dengan cara menarik /

    menggerek. Percobaan di TT merupakan representasi kapal yang berlayar di laut.

    Towing Carriage : Kereta diatas tangki yang digerakkan (dengan motor diatas rel)

    dimana model di jepit atau diikat untuk dicoba.

    ITTC Singkatan dari International Towing Tank Conference. Peserta konferensi 2

    atau 3 tahunan untuk membahas hasil percobaan towing tank anggota yang

    mencakup hampir diseluruh dunia

  • iv

    Wave maker : Pembangkit gelombang di ujung Towing Tank untuk percobaan

    model fisik pada laut (keadaan) berombak. Pada percobaan awal, biasanya model

    kapal ditarik pada keadaan tenang (tanpa ombak).

    Foil : Penampang benda yang relatif tipis yang salah satu sisi penampangnya

    cembung dan yang satu lagi agak rata. Benda itu memiliki daya angkat ketika melaju

    dengan kecepatan tinggi. Dalam bidang dirgantara disebut aerofoil (airfoil)

    sementara dalam bidang kelautan disebut hydrofoil

    Bulbuous bow : Haluan kapal bagian bawah air yang dibuat menonjol kedepan

    dengan bentuk bervariasi (umumnya mirip setengah bola) untuk memperkecil beban

    atau tahanan ombak.

    Wave making resistance : Komponen tahanan kapal yang disebabkan ombak yang

    terjadi akibat gerak kapal (air tenang). Tahanan ini tidak termasuk ombak laut

    (akibat angin misalnya)

    Kapal pembanding : Kapal yang digunakan sebagai acuan (karena tipe yang sama)

    dalam rancangan kapal baru, termasuk besar tahanan. Perbedaan besar tahanan

    kurang dari 5 % antara kapal yang akan dibangun dan kapal pembanding dapat

    diterima.

    Drag : istilah dalam bidang dirgantara / penerbangan untuk gaya tahananpesawat

    terbang

    Streamline : bentuk aliran kental yang garis alurnya tidak berpotongan satu dengan

    yang lain ( gerakan halus berlapis).

    Turbulen : aliran kental dengan gerakan partikel fluida acak, 3-D, superimposed

    pada rerata gerak

    Source : Pada aliran potensial, pola aliran pada bidang x-y, secara radial keluar

    dari sumbu z dan simetris dalam segala arah.

    Sink : kebalikan source, Ttk pusat (origin) sink atau source adalah suatu titik

    singular, krn kecepatan radial mendekati tak terhingga begitu jari-jari mendekati nol.

  • v

    Bahan Ajar

    TAHANAN KAPAL

    Kata Pengantar

    Negara republik Indonesia dengan jumlah pulau yang lumayan banyak, lebih dari 13

    ribu pulau, perlu sejumlah kapal yang memadai. Baik bentuk maupun kecepatan

    kapal merupakan bagian rancangan suatu kapal. Bentuk itu terkait kenyamanan

    sementara kecepatan, yang prima untuk kapal patroli dan penumpang. Kecepatan

    kapal harus sesuai dengan daya mesin (penggerak) utama. Perkiraan daya (besar)

    mesin adalah berdasarkan (gaya) tahanan kapal.

    Buku tahanan kapal,lima tahun terakhir, berdasarkan pengamatan di beberapa toko

    buku besar, belum ditemukan. Salah satu buku tahanan yang terbit pada tahun 1983

    dalam bahasa inggris (termasuk buku acuan disini) merupakan buku yang

    terlengkap. Buku tersebut telah diterjemahkan ke bahasa indonesia oleh dosen

    Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya beberapa tahun kemudian.

    Buku ini, dengan beberapa pustaka lima tahun terakhir termasuk karya penulis,

    diharapkan dapat menambah materi mata kuliah tahanan kapal, yang pada Jurusan

    Teknik Perkapalan diampuh oleh para penulis.

    Atas bantuan Universitas Hasanuddin via LKPP dalam penyusunan buku ini

    dihaturkan terima kasih. Bagi yang memberi saran atas kekurangan dalam buku ini

    juga tak lupa dihaturkan terima kasih.

    Semoga buku ini dapat dimanfaatkan oleh kalangan terkait, khususnya mahasiswa

    jurusan Teknik perkapalan.

    M. Alham Djabbar

    Rosmani

    Makassar, November 2011.

  • 6

    DAFTAR ISI

    Hal.

    Kata pengantar i

    Daftar isi ii

    Glosarium iii

    BAB I PENDAHULUAN 1

    BAB II MODEL MATEMATIKA 5

    BAB III MODEL FISIK 18

    BAB IV KOMPONEN TAHANAN 44

    BAB V PERKIRAAN TAHANAN KAPAL 55

    BAB VI POLA TAHANAN KAPAL TERTENTU 111

    Evaluasi

    Penutup

    Daftar Pustaka

    .

  • 7

    SENARAI KATA PENTING (GLOSARIUM)

    Tahanan : Gaya yang terjadi (dialami kapal), berbanding pangkat dua dengan

    kecepatan kapal. Satuannya (SI) adalah Newton, lambang N. Dalam bidang

    penerbangan istilah tahanan disebut drag, sementara di laut sebagai resistance

    Model matematika : Persamaan atau beberapa (sistem) persamaan matematika

    sebagai representasi fenomena alam

    Model fisik : Dalam bidang perkapalan, ukuran model jauh lebih kecil dari ukuran

    benda (prototype, full-scale) dengan bentuk yang serupa

    Fluida ideal : Fluida anggapan (penyederhanaan), misalnya kekentalan diabaikan

    untuk kemudahan dalam penyelesaian masalah. Sering juga aliran fluida dianggap

    (partikel air) tidak mampu mampat (incompressible) dan tak berotasi (irrotational)

    Fluida real : Fluida yang sebenarnya, air laut dan air sungai (tawar) memiliki

    kekentalan, Dalam perhitungan gaya (aliran) fluida terhadap benda, dengan

    memperhitungkan kekentalan maka perhitungan (persamaan) lebih panjang / rumit,

    akan tetapi hasil akan lebih teliti dibanding dengan fluida ideal.

    Towing Tank : Tangki air tawar untuk percobaan model fisik dengan cara menarik /

    menggerek. Percobaan di TT merupakan representasi kapal yang berlayar di laut.

    Towing Carriage : Kereta diatas tangki yang digerakkan (dengan motor diatas rel)

    dimana model di jepit atau diikat untuk dicoba.

    ITTC Singkatan dari International Towing Tank Conference. Peserta konferensi 2

    atau 3 tahunan untuk membahas hasil percobaan towing tank anggota yang

    mencakup hampir diseluruh dunia

    Wave maker : Pembangkit gelombang di ujung Towing Tank untuk percobaan

    model fisik pada laut (keadaan) berombak. Pada percobaan awal, biasanya model

    kapal ditarik pada keadaan tenang (tanpa ombak).

  • 8

    Foil : Penampang benda yang relatif tipis yang salah satu sisi penampangnya

    cembung dan yang satu lagi agak rata. Benda itu memiliki daya angkat ketika melaju

    dengan kecepatan tinggi. Dalam bidang dirgantara disebut aerofoil (airfoil)

    sementara dalam bidang kelautan disebut hydrofoil

    Bulbuous bow : Haluan kapal bagian bawah air yang dibuat menonjol kedepan

    dengan bentuk bervariasi (umumnya mirip setengah bola) untuk memperkecil beban

    atau tahanan ombak.

    Wave making resistance : Komponen tahanan kapal yang disebabkan ombak yang

    terjadi akibat gerak kapal (air tenang). Tahanan ini tidak termasuk ombak laut

    (akibat angin misalnya)

    Kapal pembanding : Kapal yang digunakan sebagai acuan (karena tipe yang sama)

    dalam rancangan kapal baru, termasuk besar tahanan. Perbedaan besar tahanan

    kurang dari 5 % antara kapal yang akan dibangun dan kapal pembanding dapat

    diterima.

    Drag : istilah dalam bidang dirgantara / penerbangan untuk gaya tahananpesawat

    terbang

    Streamline : bentuk aliran kental yang garis alurnya tidak berpotongan satu dengan

    yang lain ( gerakan halus berlapis).

    Turbulen : aliran kental dengan gerakan partikel fluida acak, 3-D, superimposed

    pada rerata gerak

    Source : Pada aliran potensial, pola aliran pada bidang x-y, secara radial keluar

    dari sumbu z dan simetris dalam segala arah.

    Sink : kebalikan source, Ttk pusat (origin) sink atau source adalah suatu titik

    singular, krn kecepatan radial mendekati tak terhingga begitu jari-jari mendekati nol.

  • 9

    BAB I PENDAHULUAN

    PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI

    Lulusan Program Studi Teknik Perkapalan mampu mengamalkan nilai moral dan

    etika yang sesuai norma agama dan masyarakat dalam perancangan kapal (ship

    design), dan merencanakan produksi kapal (ship production), mereparasi kapal

    dan/atau perencanaan sistem transportasi laut. Lulusan program studi

    diharapakan menggeluti profesi dan atau fungsi sebagai berikut:

    a. Desainer Kapal.

    b. Surveyor/Inspektor Kemaritiman.

    c. Desainer Produksi dan Reparasi Kapal.

    d. Perencana Sistem Transportasi Laut.

    I. KOMPETENSI LULUSAN

    a. Kompetensi Utama

    1. Mampu merancang kapal yang optimal secara teknis dan ekonomis.

    2. Mampu menyusun perencananan produksi kapal.

    3. Mampu menyusun perencanaan perbaikan dan reparasi kapal.

    4. Mampu menginspeksi konstruksi lambung, permesinan ,peralatan dan

    perlengkapan kapal.

    5. Mampu menyusun perencanaan usaha industri galangan kapal.

    6. Mampu merencanakan sistem transportasi laut.

    7. Mampu merencanakan manajemen operasi sarana dan prasarana tranportasi

    laut.

    b. Kompetensi Pendukung

    1. Mampu mengaplikasikan ilmu dasar keteknikan dalam perancangan kapal

    dan perencanaan sistem transportasi laut.

    2. Mampu menggunakan program aplikasi komputer untuk pengolahan data,

    analisis numerik dan menggambar teknik.

    3. Mampu menyusun perencanaan pengelasan di bawah permukaan air

  • 10

    4. Mampu menyusun laporan ilmiah.

    c. Kompetensi Lainnya

    1. Mampu menjunjung tinggi nilai moral dan etika yang sesuai norma agama

    dan budaya masyarakat.

    2. Mampu mengapresiasikan seni, budaya dan olahraga yang bermoral dan

    beretika baik.

    3. Mampu mengembangkan wirausaha dalam bidang industri maritim.

    4. Mampu tanggap/peduli terhadap lingkungan.

    5. Mampu bekerja mandiri, bermitra dan bersinergi dengan berbagai pihak

    6. Mampu memahami dan mengetahui perkembangan terkini ilmu pengetahuan

    dan teknologi.

    Tabel-1 Matriks hubungan antara Profil dan Kompetensi Lulusan

    Profil Lulusan

    Kompetensi yang seharusnya dimiliki

    Kompetensi Utama

    Kompetensi Pendukung

    Kompetensi Lainnya

    Desainer Kapal a1 b1,b2,b4 c1,c2, c3,c4,c5,c6

    Surveyor/inspektor kemaritiman

    a1, a2,a3, a4 b1,b2,b4 c1, c4,c5,c6

    Desainer Produksi dan Reparasi Kapal

    a1,a2,a3,a5 b1,b2,b3,b4 c1,c2, c3,c4,c5,c6

    Perencana Sistem Transportasi Laut.

    a1,a6,a7 b1,b2,b4 c1,c2, c3,c4,c5,c6

  • 11GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN

    TAHANAN KAPAL

    Kompetensi Utama : Mampu merencanakan desain produksi kapal (2) Kompetensi pendukung : Mampu mengaplikasikan ilmu dasar keteknikan dalam perancangan kapal (7)

    Mampu menginspeksi lambung kapal, permesinan kapal,peralatan dan perlengkapan kapal (4) Kompetensi Lainnya : Mampu menggunakan program aplikasi komputer untuk data, analisis,numerik, dan gambar (9) (Institusial) Sasaran belajar : Mampu memperkirakan besar tahanan kapal, berbagai cara

    MINGGU KE - SASARAN BELAJAR MATERI STRATEGI

    KRITERIA PENILAIAN

    BOBOT NILAI (%)

    1 2 3 4 5 6

    I Lingkup bahan ajar Garis besar, definisi, konsep Kuliah

    II - IV Model Matematika

    Hukum II Newton tentang gerak,

    Kuliah + diskusi Kerjasama, komunikasi

    Hukum Archimedes, gerak suatu benda, aliran potensial, Model numerik

    V - IX Model Fisik Towing Tanks, hukum perbandingan Kuliah + diskusi Analisis, Kerjasama ,

    10 Seminar + percobaan Komunikasi

    X -XI Komponen tahanan 1. Tahanan Gesek

    Kuliah Analisis, dan

    2. Tahanan gelombang (tahanan sisa) keaktifan 3. Komponen tahanan sisa

    XII - XIII Perkiraan tahanan kapal Berbagai cara perkiraan

    Kuliah + diskusi Analisis, Komunikasi, dan

    10 Kerjasama

    XIV Pola tahanan kapal tertentu 1. Kapal satu badan

    Kuliah, Project Based Analisis, Kektifan, dan

    20 2. Kapal berbadan 2, 3 dan 4 (multi hull) Penerapan

    XV - XVI Gabungan model perkiraan tahanan Model Matematika, Model Fisik,

    Kuliah, Project based dan Analisis, Keaktifan,

    30 Model numerik (Evaluasi keterkaitan ketiganya) Presentase Evaluasi Seminar

    Uji kemampuan teori tahanan kapal Uji kompetensi 30 dan prediksi daya motor

  • 12

    REFERENCES 1. M.A. Djabbar, 2008, Dasar Teknik dan Sistem Perkapalan, Jurusan Perkapalan Press. 2.______________, 2007, Theoretical Prediction of Ship Model Resistance with semi Elliptical section, Nozzle-like Strips, Sem. Nasional, Teori & Aplikasi Teknologi Kelautan, ITS, Surabaya 3. ______________, 2007, Resistance Experiment of Traditional Wooden Boat of South Sulawesi, RINA Conf. Development of Ship Design and Construction, ISCOT2010, ITS, Surabaya 4. Sv. Aa. Harvald, 1983, Resistance and Propultion of Ships, John Wiley & Son 5. T. C. Gillmer and B. Johnson, 1982, Introduction to Naval Architecture, E. & F. N. Spon, Great Britain 6. D. Setyawan et al., 2010, Development of Catamaran Fishing Vessel, The Journal for Technology and Science, Vol. 21, Number 4, ISSN 0853-4098 (e-ISSN 2088 - 2033) 7. A. Jamaluddin, 2011, Private communication 8. R.W.Fox and A.T. McDonald, 1985, Introduction to Fluid Mechanics. 3rd Ed., John Wiley & Sons

  • 13

    BAB II MODEL MATEMATIKA

    Pendahuluan

    Banyak fenomena alam dapat digambarkan dengan persamaan matematika atau

    sistem persamaan. Persamaan atau beberapa persamaan itu disebut model

    matematika. Contoh yang umum dalam bidang teknik (terkait air atau laut) adalah

    hukum ke 2 Newton tentang gerak benda, yaitu Gaya merupakan perkalian antara

    massa dan percepatan. Contoh lain yang mendasari desain kapal adalah hukum

    Archimedes, yaitu Gaya apung suatu benda sama dengan densitas air x volume

    yang dipindahkan (displacement) x percepatan gravitasi.

    Uraian bahan pembelajaran

    Interaksi kapal dan sistem propulsi.

    Kapal bergerak di laut sebagaimana Gambar 1 akan mendapat gaya tahanan yang

    berlawanan arah dengan pergerakan kapal.

    Gambar 1. Interaksi kapal, propeller dan mesin penggerak

  • 14

    Teori Tahanan

    Tahanan bagian bawah (dari permukaan air sampai ke dasar kapal) pada dasarnya

    sama dengan tahanan pesawat terbang atau kapal selam. Tahanan itu dipengaruhi

    (tergantung pada) gesekan yang terjadi. Gesekan pada kapal dengan permukaan

    halus lebih kecil dari pada kapal dengan permukaan kasar.

    Gerak benda

    Model matematika gerak benda dimulai dengan penentuan aksis (sumbu), Gambar

    2. Selanjutnya dengan bantuan vektor ( salah satu cara bantuan penyelesaian

    masalah matematika) diperkirakan gerak dengan enam derajat kebebasan ( tiga

    putar dan tiga tranlasi). Dari enam besaran (khususnya) gaya tahanan adalah

    merupakan salah satunya, yaitu pada sumbu gerak yang umumnya diberi simbol x.

    Persamaan tersebut adalah

    X = m.a

    Dimana

    X gaya arah sumbu x N

    m massa kg, dan

    a percepatan ( untuk arah ke pusat bumi, a adalah percepatan gravitasi g.

  • 15

    Gambar 2. Sumbu bumi dan sumbu kapal

  • 16

    Gambar 3 Gaya terhadap kapal

  • 17

    Gambar 4 Diagram transformasi (aliran sekitar silinder)

  • 18

    Gambar 5 Mesh (net) untuk perhitungan potensial kecepatan

  • 19

    Gambar 6 Streamlines kapal bergerak sepanjang quay

  • 20

    Dalam bagian akhir ini, yang merupakan garis besar model matematika, dapat di

    kemukakan bahwa beberapa assumsi guna penyederhanaan masalah masih

    diperlukan. Salah satu assumsi adalah tak mampu mampat (incompressible).

    Untuk fluida tanpa gesekan, incompressible model matematika cukup baik dalam

    perhitungan aliran irrotational dan vortex, dua dimensi. Untuk tiga dimensi menjadi

    lebih sulit. Kesulitan lain karena kapal bergerak di dua media, air yang memiliki

    kekentalan, dan udara. Kesulitan mungkin ditimbulkan bagian yang bentuknya

    rumit, misalnya di bagian buritan. Hal ini tidak disebabkan kemampuan komputer,

    tetapi bentuk aliran yang terjadi. Lanjutan model matematika, apabila sulit dengan

    rumus (bentuk tidak teratur) dilakukan dengan model numerik (pendekatan,

    mendekati eksak).

    MODEL NUMERIK

    Model numerik adalah metode pendekatan, yang dalam ketelitiannya perlu disiplin

    terkait, yaitu analisis numerik. Analisis numerik meliputi a.l. teori kesalahan, teori

    pembulatan, dan teori difergensi.

    Beberapa metode numerik yang dapat digunakan a. l. Finite elemen method

    (Metode Elemen Hingga), Finite difference method (Metode Beda Hingga), Boundary

    Element Methods (Metode Elemen Batas). Untuk masalah aliran fluida yang

    ketelitiannya tidak merupakan prioritas utama, cukup dengan Metode beda hingga

    (MBH).

    Metode Beda hingga

    Diantara tiga metode itu, mungkin MBH yang memiliki ketelitian rendah. Ketelitian

    dapat ditingkatkan dengan memperbanyak (jumlah) grid (mesh), dengan

    konsekwensi waktu perhitungan (computing time lama).

    MBH digunakan untuk aliran fluida ideal, yang lebih umum dikenal sebagai aliran

    potensial.

    Berdasarkan situasi itu penggunaan model fisik adalah sebagai pelengkap.

  • 21

    Penutup

  • 22

    Contoh soal

    Diketahui suatu kapal tipe displasemen serta data sebagai beriku.

    Koefisien tahanan total = 0,03. Luas bidang basah di sungai adalah 500 m2

    Kecepatan adalah 10 knot. Hitung (gaya) tahanan kapal itu ketika:

    1. Berlayar di sungai

    2. Berlayar di laut

    Jawab

    Model matematika (rumus) tahanan adalah

    R = 0,5 CT .A.v2 .rho

    R = 0,5.0,3 500.[10 (0,5)]2 1000 kg / m3 (N) sungai

    R = 0,5 .0,3. 500 [10 (0,5)]2 (1000 / 1,03) kg / m3 (N) laut

  • 23

    Tugas :

    Cari di internet pengertian model matematika

  • 24

    Soal

    1. Sebutkan beberapa model yang digunakan dalam perkiraan tahanan kapal

    2. Jelaskan Metode Numerik

    3. Jelaskan aliran potensial

    4. Jelaskan aliran laminer dan turbulent.

    5. Jelaskan pengertian tahanan kapal, satuannya adalah ?

  • 25

    Pustaka

    1.Sv Aa. Harvald, 1983, Resistance and Propulsion of Ships, John Wiley & Son

    2.R.W.Fox and A.T. McDonald, 1985, Introduction to Fluid Mechanics, 3rd Ed., John

    Wiley & Sons

  • 26

    BAB III MODEL FISIK

    Pendahuluan

    Disamping model matematika dan atau model numerik, metode perkiraan tahanan

    yang lain adalah metode percobaan model fisik kapal. Dengan percobaan akan

    dihasilkan dua pengetahuan, yakni perkiraan tahanan kapal dan ketrampilan dalam

    pemakaian alat untuk percobaan. Untuk pencapaian sasaran, perlu kunjungan ke

    industri (galangan) kapal oleh baik dosen maupun mahasiswa.

    Percobaan di laboratorium ( towing tank) adalah representasi percobaan di laut (sea

    trial) . Hasil percobaan di laut (full-scale atau prototype) akan lebih baik dari pada di l

    towing tank akan tetapi biayanya jauh lebih tinggi. Suatu hal yang penting diterapkan

    adalah ukuran model (penampang) terhadap penampang tanki tidak menimbulkan

    pantulan ombak yang disebabkan dinding tanki. Alasannya adalah keadaan dilaut

    umumnya tanpa dinding, kecuali kanal. Percobaan untuk representasi kanal

    mungkin saja dilakukan di towing dengan catatan, dinding tanki adalah representasi

    dinding kanal.

    Teori dasar percobaan model fisik adalah berapa gaya yang diperlukan untuk

    menarik / menggerakkan model fisik / prototipe. Semakin cepat model fisik / kapal

    bergerak / melaju semakin besar gaya yang diperlukan. Besar gaya tahanan

    berbanding lurus dengan tenaga motor penggerak. Dari sekian banyak percobaan

    mungkin diperoleh beberapa rumus empiris, misalnya rumus Admiralty

    Apabila masalah tidak dapat dihindari, misalnya tingkat kesulitan yang tinggi secara

    matematika, atau hasilnya mungkin kurang teliti ( lebih dari 5 % ) maka perlu

    digunakan model fisik. Model fisik dalam teknik perkapalan merupakan kapal ukuran

    kecil, mungkin 1 / 50 skala penuh (prototype). Semakin kecil model semakin kurang

    teliti perhitungan/perkiraan. Model dengan skala 1 / 20 akan lebih teliti dibanding

    skala 1 / 50. Perlu kompromi antara ketelitian dan biaya. Model yang besar biayanya

    besar (sebanding dengan material). Percobaan model fisik dilakukan di tanki yang

    dikenal sebagai Towing Tank .

  • 27

    Uraian bahan pembelajaran

    Jenis kapal di laut Berdasarkan media pendukung kapal di laut dapat digolongkan atas beberapa jenis

    antara lain tipe displacement (Hydrostatic support), Hydrodynamic support, Aerostatic support, ditunjukkan oleh Gambar 7

    Gambar 7. Kategori kapal laut berdasarkan moda pendukung pada & diatas laut

  • 28

    Pembuatan Model

    Model kapal dibuat dari kayu, sebab bahan dari kapal yang akan dihitung

    tahanannya adalah kayu, selain itu model kapal juga bisa dibuat dari fiber

    glass. Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan model adalah

    sebagai berikut :

    1. Kayu atau multipleks sebagai bahan darsar dalam pembuatan

    lambung.

    2. Lem/perekat kayu (avian epoxi) sebagai perekat, lem ini terdiri dari

    harddiner dan resin, keduanya dicampur dengan perbandingan 1;1

    sehingga lem dapat mongering ketika digunakan.

    3. Plamur tembok, semen putih, dan lem fox, ketiganya dicampur

    sesuai dengan kebutuhan. Tujuannya untuk melapisi bagian

    permukaan model yang tidak rata.

    4. Kertas gosok / amplas, digunakan untuk menghaluskan permukaan

    yang telah dilapisi.

    5. Cat minyak, selain memberikan corak atau warna cat juga

    berfungsi untuk melapisi bagian permukaan model agar kedap air.

    Sebelum membuat model, ukuran model merupakan prioritas utama yang

    perlu diperhatikan karena dalam hal ini besarnya ukuran model haruslah

    sesuai dengan tempat melakukan pengujian model sehingga diperlukan

    pengskalaan terhadap ukuran kapal sampel untuk mendapatkan ukuran

    model.

    Dalam penentuan skala model tergantung dari ukuran utama kapal yang

    sebenarnya, ukuran tangki percobaan, dan kecepatan tarik. Mengingat bahwa

    permukaan bebas zat cair pada tangki percobaan sangat terbatas, sehingga

    ombak yang ditimbulkan oleh dinding tangki akibat adanya getaran akan

    mempengaruhi gerakan model tersebut.

    Untuk menghindari terjadinya ombak pada dinding tangki atau biasa

    disebut dengan Blockage Effect maka ukuran model harus disesuaikan

    dengan ukuran tangki serta tinggi air dalam tangki dengan sarat model.

    Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Bm < 1/10

    B tangki (menurut harvald), Bm < 1/15 B tangki (menurut University Of New

    Catsle) dan Tm < 1/10 T tangki.

  • 29

    Dari hasil perbandingan inilah didapatkan skala yang akan digunakan

    dalam penentuan ukuran model yang disesuaikan dengan ukuran kapal.

    Berikut adalah langkah langkah dalam penentuan ukuran model

    Ukuran tangki percobaan :

    Panjang (L) = 18,0 m

    Lebar (B) = 1,75 m

    Tinggi (H) = 1,20 m

    Ukuran kapal sampel :

    Panjang (Lbp) = 10,55 m

    Panjang Lunas (Ln) = 10 m

    Lebar (B) = 2,85 m

    Tinggi (H) = 0,89 m

    Sarat (T) = 0,60 m

    Untuk mendapatkan ukuran model digunakan perbandingan seperti pada

    persamaan Bm < 1/15 x 1,75 m

    Bm < 0,116 m

    Bm = 0,12 m = 12 cm

    Dari ukuran Bm yang didapatkan diatas, maka sakala model dapat

    ditentukan menggunakan persamaan berikut :

    1 / = 0,12 / 2,85

    1 / = 1 / 24

    Sehingga skala yang digunakan dalam mendapatkan ukuran model

    adalah 1/24, adapun ukuran model yang didapatkan setelah diskalakan

    adalah sebagai berikut :

  • 30

    Panjang (Lbpm) = 43,96 cm

    Panjang Lunas (Lnm) = 41,67cm

    Lebar (Bm) = 11,88 cm

    Tinggi (Hm) = 3,71 cm

    Sarat (Tm) = 2,5 cm

    Ukuran model yang didapatkan dari persamaan tersebut diatas,

    merupakan ukuran yang maksimum. Sedangkan tinggi air yang harus

    digunakan dalam tangki percobaan adalah sebagai berikut :

    T / Tm > 20

    T > 20 x Tm

    T > 20 x 2,5 cm

    T > 50 cm (tinggi air minimum)

  • 31

    Gambar 8. garis air model kapal

  • 32

    Towing Tank

    Towing tank adalah tanki percobaan yang berisi air tawar ( tidak digunakan air asin

    dengan alasan kerusakan alat / model), berbentuk empat persegi panjang. Beberapa

    gambar tanki/ model fisik diberikan pada Gambar 9 - 12 , termasuk pembangkit

    gelombang (ombak). .

    Gambar 9. Towing Tank Wellenkamp system

  • 33

    Gambar 10 Sketsa Tanki percobaan bangunan kapal, bgn datar permukaan

    tanah.

  • 34

    Gambar 11 Potongan melintang Towing Tank dgn False Bottom

  • 35

    a

  • 36

    b

  • 37

    c

    Gambar 12 Towing Tank (Tangki ) Ukuran Sedang

  • 38

    Gambar 13 Kecepatan penarik vs Panjang Tangki

  • 39

    Gambar 14. Rancangan pembangkit ombak

  • 40

    Percobaan di Towing Tank Jurusan Perkapalan, F. Teknik, Universitas Hasanuddin

    memanfaatkan salah satu model fisik bersirip. Tujuan pemasangan sirip adalah

    menghindari robek kulit ketika tabrakan ( khususnya dari samping.) Percobaan pada

    Towing Tank, panjang 17 m, lebar 1,80 m dengan model kapal menghasilkan kurva

    tahanan, Gambar 13. Model dan sistem penarikan di tunjukkan oleh Gambar 14

    Cara percobaan Gravitasi

    Model ditarik (tertarik) oleh pemberat. Pertama-tama diatur posisi model dan

    pemberat dimana belum ada gerakan. Selanjutnya tambahan pertama, yang

    massanya (kecil) cukup untuk menggerakkan / menarik model. Semakin besar

    massa pemberat semakin tinggi kecepatan. Hal itu identik dengan tahanan

    berbanding pangkat dua kecepatan. Sekurangnya terdapat lima pemberat yang

    berbeda, Setiap pemberat memberikan massa atau gaya tarik tertentu. Kecepatan

    tarik diukur bersama massa setiap tarikan (run) Hasil tersebut dinyatakan dalam

    bentuk grafik dimana sumbu datar adalah kecepatan dan sumbu tegak merupakan

    gaya tahanan. Karena pengaruh gravitasi kecepatan tarikan tidak konstan, sejalan

    dengan berat menuju pusat bumi. Salah satu cara untuk memperoleh kecepatan

    konstan adalah dengan menempatkan pemberat pada drum yang berisi air. Hasil

    yang diperoleh memberikan kecenderungan yang wajar namun tingkat ketelitian

    agak kurang. Beberapa hasil diberikan pada Gambar 15

  • 41

    Gambar 15 Percobaan cara gravitasi

  • 42

    Analisis Dimensi dan Similitude Dinamika

    A.D. mengkorelasikan data percobaansecara hubungan eksak antara variabel yang

    tidak diketahui. Angka tanpa dimensi mengurangijumlah variabel u. Hubungan

    fungsional dalam data percobaan. Ilmuwan pertama dalam Dinamika Fluida ,

    OSBORNE REYNOLDS, 1884. Angka Reynold mencirikan perbedaan aliran laminar

    dari aliran turbulent. Pembentukan turbulent pada model (mendekati kapal) dapat

    dilihat pada Gambar 16.

    Gambar 16 Pembangkit turbulen (studs) dekat bow, mdl kpl perusak (destroyer)

  • 43

    Secara lengkap diuraikan sbb.

    Dalam percobaan dengan menggunakan model fisik, ukuran kapal ditransfer ke

    skala model, dengan demikian maka harus ada atau harus dinyatakan beberapa

    hukum perbandingan untuk keperluan transfer tersebut. Hukum perbandingan yang

    dipakai harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut :

    1. Kesamaan geometris Kesamaan geometris merupakan hal yang sangat sulit untuk dipenuhi

    mengingat bahwa dalam pelayaran kapal dilaut, permukaan air laut dianggap luas

    tak berhingga dan kedalaman yang tak berhingga pula sementara ukuran kolam

    terbatas dengan ukuran model kapal harus kecil, sebanding dengan ukuran kolam

    atu lainnya. Demikian pula tekanan permukaan pada tangki percobaan yang

    dianggap sama dengan teknan atmosfer, yang seharusnya tekanan tersebut harus

    diturunkan. Kondisi geometris yang dapat terpenuhi dalam suatu percobaan model

    hanya kesamaan geometris dimensi dimensi linier model, misalnya :

    Hubungan antara kapal dan model dinyatakan dengan dimana :

    = m

    S

    LL

    = m

    S

    BB

    = m

    S

    TT

    ...(3.3)

    Dimana :

    = skala perbandingan

    Ls = panjang kapal (m)

    Lm = panjang model (m)

    Bs = lebar kapal (m)

    Bm = lebar model (m)

    Ts = sarat kapal (m)

    Tm = sarat model (m)

    Kesamaan geometris juga menunjukkan hubungan antara model dan tangki

    percobaan. Percobaan dari berbagai referensi :

  • 44

    TOOD : Lm < T tangki

    Lm < B tangki

    HARVALD: Bm < 1/10 B tangki

    Tm < 1/10 T tangki

    UNIVERSITY OF NEW CASTLE : Lm < b tangki

    Bm < 1/15 B tangki

    Ao m < 0,4 Ao tangki

    2. Kesamaan kinematis Kesamaan kinematis antara model dan kapal lebih menitik beratkan pada hubungan

    antara kecepatan model dengan kecepatan kapal sebenarnya. Dengan adanya

    skala yang menunjukkan hubungan antara kecepatan model dan kecepatan kapal

    yang sebenanya maka dapat dikatakan bahwa kesamaan kinematis bisa terpenuhi.

    Fr= Lg

    V.

    ...(3.4)

    Atau :

    m

    m

    LgV

    . =

    S

    S

    LgV

    . ..(3.5)

    Dimana :

    Fr = angka froude

    Ls = panjang kapal (m)

    Lm = panjang model (m)

    Vs = kecepatan kapal (m/dt)

    Vm = kecepatan model (m/dt)

  • 45

    g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)

    3. Kesamaan Dinamis Gaya gaya yang bekerja berkenaan dengan gerakan fluida sekeliling model

    dan kapal pada setiap titik atau tempat yang besesuaian harus mempunyai besar

    dan arah yang sama, dalam hal ini kesatuan harga Reynold yang menggambarkan

    perbandingan gaya gaya inersia dengan viskositas :

    Rn= LV . ..(3.6)

    Atau :

    mm LV . =

    SS LV . .....(3.7)

    Dimana :

    Rn = angka reynold

    Ls = panjang kapal (m)

    Lm = panjang model (m)

    Vs = kecepatan kapal (m/dt)

    Vm = kecepatan model (m/dt)

    = viskositas kinematis fluida (m2/dt)

    = 1,1883 x 10-6 (m2/dt)

    g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)

    Dengan demikian jika diinginkan tercapainya kesamaan dinamis disamping

    kesamaan geometris dan kesamaan kinematis, maka angka Reynold untuk model

    harus sama dengan angka skala penuh.

    Berdasarkan ukuran model yang digunakan towing tank dibagi atas :

    1. Ukuran kecil (A) memakai model berukuran 1 m

    2. Ukuran sedang (B) memakai model berukuran 6 m

    3. Ukuran besar (C) memakai model berukuran 12 m

  • 46

    Gambar 17 . Kategori model kapal

  • 47

    Pusat penelitian dan pengembangan kapal yang besar umumnya memakai

    model kapal berukuran sedang (B) tetapi dapat pula memakai model besar (C),

    model kecil (A) akan memberikan hasil yang kurang tepat.

  • 48

    Penutup

  • 49

    Tugas :

    Percobaan di Towing Tank (berkelompok)

  • 50

    Soal

    1. Tulis beberapa sistem / cara pengukuran tahanan model kapal di towing tank.

    2. Tahanan secara global dikenal sebagai resistance dan atau drag. Dimana

    letak perbedaannya.

    3. ITTC adalah singkatan dari ..............

    Apa saja kegiatannya

  • 51

    Pustaka

    1.Sv Aa. Harvald, 1983, Resistance and Propulsion of Ships, John Wiley & Son

    2.T. C. Gillmer and B. Johnson, 1982, Introduction to Naval Architecture, E. & F.N.

    Spon, Great Britain

  • 52

    BAB IV KOMPONEN TAHANAN

    Pendahuluan

    Bab ini meliputi pengelompokan subtahanan kapal baik oleh udara maupun udara.

    Untuk kapal lambat, tahanan udara relatif kecil. Tahanan (oleh) udara umumnya

    hanya satu subtahanan, sementara tahanan air terdiri atas dua subtahanan utama

    dan banyak sub dari subtahanan. Dengan mengetahui komponen tahanan seorang

    perancang kapal dapat merancang, khususnya terkait penghematan bahan bakar,

    kapal dengan besar tahanan yang relatif rendah. Hal penting dalam pencapaian

    sasaran adalah memahami aliran viscous (kental) terkait gesekan dan aliran

    nonviscous terkait tahanan sisa, khususnya terkait tahanan ombak kapal (wave

    making resistance). Tahanan ombak laut diperhitungkan terpisah, dan selanjutnya

    diberikan uraian secara lengkap komponen (sub) tahanan.

    Pengelompokan Tahanan.

    Tahanan kapal, sebagai kapal permukaan memiliki lebih banyak komponen

    dibanding baik pesawat terbang maupun kapal selam karena kapal dipengaruhi oleh

    air (laut) dan udara. Dalam perkiraan besarnya gaya tahanan, kapal lebih rumit dari

    pada pesawat terbang dan kapal selam. Terkait ketelitian perhitungan, tingkat

    ketepatan tahanan kapal lebih rendah dari pada kedua pesawat itu.

    Gambar 18 menunjukkan aliran sekitar model, turbulen dan laminer yang ikut

    dipertimbangkan dalam evaluasi komponen tahanan, karena kapal ukuran besar

    aliran disekitarnya adalah turbulen.

    Secara umum dikenal dua komponen, yaitu komponen tahanan gesek, Gambar 19

    dan komponen tahanan sisa. Komponen pertama adalah tunggal (tanpa sub

    komponen) sementara tahanan sisa, yang komponen utamanya adalah komponen

    tahan ombak, oleh gerak kapal ( wave making resistance) yang terjadi pada

    kecepatan tinggi, terdiri atas banyak subkomponen.

  • 53

    Gambar 18 Aliran transisi air sekitar model pada LWL

  • 54

    Gambar 19. Tahanan vs v / L0.5 (tipe displasemen)

  • 55

    Komponen tahanan secara lengkap dapat dilihat pada gambar 20.

    Gambar 20 Komponen Tahanan Kapal Spesifik

  • 56

    Kurva koefisien tahanan kapal permukaan, Gambar 21 Kurva koefisien tahanan

    kapal selam (pada kedalaman jauh di bawah permukaan) ditunjukkan oleh Gambar

    22.

  • 57

    Gambar 21 Kurva Koefisien Tahanan (Kapal Dipermukaan)

  • 58

    Gambar 22 Kurva Koefisien Tahanan (Kapal-Selam tanpa pengaruh Permukaan)

  • lix

    Penutup

  • lx

    Contoh soal

    Tuliskan rumus yang digunakan dalam penentuan besar komponen tahanan.

    Tuliskan pengertian suku yang terdapat dalam rumus.

    Jawab.

    Rumus umum tahanan adalah

    R = 0.5 rho.v2 A

    Dimana

    Rho : densitas kg / m3 (massa jenis)

    v : kecepatan kapal m / s ( 1 knot = 0.5 m/s)

    A : luas permukaan m2

  • lxi

    Tugas :

    Soal :

  • lxii

    Pustaka

    Sv Aa. Harvald, 1983, Resistance and Propulsion of Ships, John Wiley & Son

    5. T. C. Gillmer and B. Johnson, 1982, Introduction to Naval Architecture, E. & F.N.

    Spon, Great Britain

  • lxiii

    BAB V PERKIRAAN TAHANAN KAPAL

    Pendahuluan

    Cara perkiraan tahanan kapal khususnya pada tahap awal adalah simpel dan

    beragam. Pada perkiraan akhir perlu analisis yang membandingkan beberapa cara.

    Untuk capaian, minimal satu cara yang baku dikuasai, khususnya dengan model

    fisik, yang telah divalidasi

    Uraian bahan pembelajaran

    Metode perkiraan

    Pertanyaan utama dalam proposal awal untuk kapal baru atau studi transportasi

    adalah seberapa besar tenaga yang diperlukan. Terdapat beberapa jawaban.

    Apabila hanya untuk rancangan awal, tiga kelompok dapat dipilih.

    1. Metode tipe kapal (kapal pembanding)

    2. Metode Statistik

    3. Metode bertahap.

    Metode pertama menggunakan koefisien Admiralty.

    Beberapa hasil perkiraan tahanan ditunjukkan Gambar 24 - 26. Khusus

    percobaan model kapal yang relatif kecil perlu kurve dalam Gambar 23.

  • lxiv

    Gambar 23 Koefisien tahanan versus angka Reynold

  • lxv

    Gambar 24 Hasil percobaan model (fisik) Kapal

  • lxvi

    Gambar 25 Ekspansi Prototipe Kapal ( Full-scale resistance Coefficient )

  • lxvii

    Gambar 26 Tenaga kuda efektif Prototipe

  • lxviii

    Metode Kapal Pembanding Metode ini harus memilih satu kapal pembanding, dimana kapal pembanding ini

    harus mempunyai tipe/jenis yang dengan kapal rancangan. Selain itu ukuran utama

    dan kecepatan kapal pembanding. Metode perhitungan tahanan kapal sangat

    banyak jenisnya, pada postingan ini akan membahas secara singkat 8 metode

    perhitungan tahanan kapal. Adapun metode-metode yang digunakan dalam

    perhitungan hambatan adalah tidak jauh bebrbeda dengan kapal rancangan yang

    diusulkan.

    Koefisien admiralty Ac untuk kapal pembanding dapat dihitung dengan

    memakai rumus

    Ac = 2/3 . V3/ P . (4.1)

    Di mana :

    P = daya untuk menggerakkan kapal pada displacemen dan

    kecepatan V

    Besarnya daya yang digunakan untuk menggerakkan kapal

    Pp = p3 . Vp2/3/ Ac .... (4.2)

    Di mana ;

    p = displasemen kapal rancangan

    Vp = kecepatan kapal rancangan

    Metode Statistik Metode ini dapat digunakan jika terdapat beberapa data propulsi dari

    beberapa kapal dikumpulkan dan dipelajari statistiknya. Hasilnya dapat berupa

    program untuk perhitungan atau seperangkat diagram yang menyatakan daya

    sebagai fungsi dari blok koefisien, displasemen, ratio panjang-displasemen.

    Metode Satu per Satu

  • lxix

    Perhitungan tahanan dengan metode ini dapat diperkirakan dengan beberapa

    cara

    a. Metode Foude

    Pada tahun 1868, William Froude mengirim memorandum perihal

    Observation an suggestion on the subyek of determining by experiment

    the resistance of ship ( Pengamatan dan saran mengenai penentuan

    tahanan kapal melalui percobaan ) kapal Chief constructor angakatan laut

    inggris ( Froude, 1955 ). Tahanan suatu kapal terdiri dari tahanan gesek

    (Rf) dan tahanan sisa (Rr).

    1) Tahanan gesek (Rf) disebabkan karena pengaruh viscositas dan

    gaya inersia

    2) Tahanan sisa (Rr) disebabkan karena pengaruh gaya grafitasi dan

    gaya inersia. Jadi tahanan sisa tidak tergantung pada tahanan gesek.

    Mengikuti hokum Froude untuk model

    Vm = Vs / ... (4.3)

    Dimana :

    Vm = kecepatan model

    Vs = kecepatan kapal

    = ratio skala model dan kapal

    maka tahanan total kapal adalah ;

    Rts = Rfs + Rrs (4.4)

    Froude menganggap bahwa tahanan gesek benda berbentuk kapal sama dengan

    tahanan gesek pelat segi empat yang mempunyai luas bidang basah dan panjang

    yang sama dengan luas bidang basah dari kapal tersebut. Ini berarti permukaan

    basah kapal (S) dihitung sebagai perkalian antara panjang kapal dengan panjang

    lengkung sisi badan kapal (girth) rata-rata.

  • lxx

    Gambar 27. Sketsa metode konversi Froude

  • lxxi

    b. MetodeTefler

    Pada tahun 1972 E.V Tefler menerbitkan makalah mengenai tahanan

    kapal dan model, gambar 28 yang kemudian menguraikan salah satu

    model yang diperkenalkanya untuk menggabungkan hukum mengenai

    kesamaan tahanan total spesifik (resistance similarity) diberikan oleh

    Froude dan Reynolds, dan merupakan fungsi serentak dari angka

    Reynold dan angka Froude, yaitu :

    R / ( A ) = f ( V / GL + v / VL . (4.5)

    atau R / ( A ) = a + b (( / VL ) 1/3 )

    Untuk tahanan spesifik total, a tergantung kepada ratio kecepatan

    panjang, dan harganya tetap jika rasio kecepatan panjang kapal tersebut

    tetap, dan b tergantung pada banyaknya tahanan total yang dipengaruhi

    oleh skala.

  • lxxii

    Gambar 28. Metode prakiraan menurut Telfer

    Kurva angka Froude yang tetap semuanya hampir sejajar dengan garis

    yang dinyatakan sebagai:

    0,242/Cf = log 10 (Rn Cf) .. (4.6)

    Selanjutnya tahanan kapal dapat dihitung dengan rumus :

    RTs = Cts ( s . . Ss) ....... (4.7)

    Dimana :

    Vs = kecepatan kapal,

    Ss = permukaan basah kapal

    Ps = Massa jenis air laut.

  • lxxiii

    c. Metode ITTC 1957

    International Towing Tank Conference ( ITTC ) 1957.adalah metode

    yang didasarkan pada asas Froude dan garis korelasi model kapal

    ITTC 1957 dan telah diputuskan untuk mengambil garis yang diberikan

    dalam rumus :

    .. (4.8)

    Cf = koefisien tahanan gesek kapal

    Rn = angka Reynold

    Rn = LwlVs.

    ..... (4.9)

    Koefisien tahanan total model ditentukan melalui pengujian model di

    tangki percobaan

    ... (4.10)

    dimana :

    Rtm = tahanan model, dan

    Vm = kecepatan model

    Sm = luas permukaan basah model.

    Koefisien tahanan sisa model dihitung dengan rumus ;

    Crm = Ctm - Cfm . (4.11)

    Koefisien tahanan sisa kapal pada angka Froude model dan angka

    Reynold yang sesuai adalah :

  • lxxiv

    Crs = Crm .. (4.12)

    Jadi koefisien tahanan total kapal

    Cts = Cfs + Crs + CA . (4.13)

    Dimana CA adalah koefisien penbambahan tahanan untuk korelasi

    model kapal.

    Displacement

    1,000 t 0,6 x

    10,000 t 0,4 x

    100,000 t 0

    1000,000 t -0,6 x

    d. Metode Hughes

    Pada tahun 1954, G Hughes mengajukan rumus untuk dipakai dalam

    korelasi antara model dengan kapal ( Hughes, 1954 ). Dalam

    makalahnya diberikan hasil dari percobaan tahanan gesek dengan

    memakai sejumlah permukaan bidang yang mulus dalam aliran turbulen.

    Rumus untuk koefisien tahanan kapal diajukan sebagai berikut :

    .. (4.14)

    Rumus ini cocok dengan hasil percobaan. Lebih lanjut diuraikan bahwa

    tahanan kapal merupakan jumlah dari tiga bagiang sebagai berikut :

    1. Tahanan gesek permukaan bidang yang mempunyai luas permukaan

    basah dan panjang rata-rata yang sama dengan luas permukaan

    basah dengan panjang kapal, didalam aliran dua dimensi.

    2. Tahanan bentuk merupakan kelebihan dari tahanan tersebut diatas

    yang akan dialami kapal jika badan kapal tersebut terbenam dalam-

    dalam sebagai bagaian model rangkap.

  • lxxv

    3. Tahanan permukaan bebas, merupakan kelebihan dari tahanan total

    permukaan model diatas permukaan kapal yang terbenam dalam-

    dalam ketika menjadi bagaian dari model rangka.

    Berdasarkan uraian di atas, maka persamaan tahanan dapat ditulis

    sebagai berikut

    Tahanan total = tahanan gesek dasar + tahanan bentuk

    + tahanan permukaan bebas .... (4.15)

    Tahanan permukaan bebas dapat dicari melaluiuji model sebagai

    kelebihan tahanan total sesudah tahanan gesek ditambah dengan

    tahanan bentuk. Faktor koreksi CA yang memperhitungkan

    kekasaran permukaan badan kapal dan tahanan total kapal dapat

    dihitung dengan rumus ;

    Rts = Ct ( s . . Ss) (4.16)

    e. Metode Prohaska

    Metode ini dibuat berdasarkan asas Hughes dalam diskusi tentang

    makalah Hughes ( 1966 ) . Dimana Prohaska memberikan formula untuk

    menentukan pengaruh bentuk tahanan viskos melalui percobaan dengan

    kata lain metode penentuan factor bentuk dalam tiga dimensi pada

    gesekan pelat dasar.

    K = ( Cv Cfo ) / Cf (4.17)

    Dimana :

    Cv = koefisien tahanan viskos total

    Cfo = koefisien tahanan gesek dalam dua dimensi

  • lxxvi

    f. Metode ITTC 1978.

    untuk perkiraan unjuk kerja kapal berbaling baling tunggal. Tahun 1978

    para organisasi anggota ITTC diberi tahu agar memakai, sebagai

    standart sementara, suatu metode yang disebut ( 1978 ITTC 1978 untik

    perkiraan unjuk kerja kapal berbaling baling tunggal ).

    Koefisien tahanan total untuk kapal tanpa lunas bilga adalah :

    Cts = (1+k) Cfs + Cr + CA = CAA (4.18)

    Dimana

    Cfs = koefisien tahanan gesek kapal menurut korelasi ITTC

    1957

    Cr = Koefisien tahanan sisa dihitung dengan rumus:

    Cr = Ctm (1+k) Cfm .. (4.19)

    g. MetodeYamagata.

    Metode perhitungan tahanan kapal ini diperkenalkan oleh Dr. Yamagata.

    Pada metode ini banyak menggunakan diagram. Metode Yamagata

    hanya diperhitungkan tahanan gesek dan tahanan sisa, Koefisien

    tahanan sisa kapal sesungguhnya kemudian digambarkan pada

    diagram, dan merupakan koefisien tahanan sisa kapal dengan ratio B/L

    = 0,1350 dan B/T + 2,25. Jika harga B/L dan B/T tidak sesuai maka rasio

    B/L dan B/T harus dikoreksi.

    Urutan perhitungan Metode Yamagata adalah sebagai berikut:

    1. Koefisien tahanan sisa (Cro) ditentukan dari diagram yang

    merupakan fungsi dari angka Froude (Fn) dan koefisien Blok (Cb)

    (gambar 29)

    2. Apabila rasio B/L tidak sama dengan rasio kapal standar (B/L =

    0,1350) , maka koefisien resistance hasil pembacaan diagram harus

    dikoreksi dengan menggunakan diagram pada gambar (gambar 30)

  • lxxvii

    3. Apabila rasio B/T tidak sama dengan rasio kapal standar (B/T = 2,25)

    , maka koefisien resistance hasil pembacaan diagram harus dikoreksi

    dengan menggunakan diagram pada gambar 31.

  • lxxviii

    Gambar 29 Koefisien tahanan sisa untuk standar hull

  • lxxix

    Gambar 30. Koreksi nilai B/L

  • lxxx

    Gambar 31. Koreksi nilai B/T

  • lxxxi

    Koreksi lain

    Koreksi Appendages (C)

    Pertambahan Resistance (%)

    Cargo Ship, Cargo &

    Passenger Ship

    High Speed

    Passenger Ship

    Single

    screw

    Twin Screw

    Bossing

    Bilge Keel

    0

    3

    2,5

    2,5

    4,0

    4,5

    4. Residual resintance coefficient diperoleh dari penjumlahan point 1, 2,

    3, dan 4 yaitu :

    Cr = kr (Cro + ( Cr)B/L + ( Cr)B/T (1 +C%) (4.20)

    Dimana :

    kr = 1 untuk single screw

    1,1 - 1,2 untuk twin screw

    5. Tahanan sisa (Residual Resistance) diperoleh dengan persamaan :

    R = Cr V2/3 V2 10-3 (KN) ..(4.21)

    6. Koefisien tahanan gesek (Frictional resistance coefisient) ditentukan

    dengan rumus Schoenherr :

    Cf = 0,463 (10 log Rn)-2,6 .. (4.22)

    Dimana :

    Rn = V L/ .. (4.23)

  • lxxxii

    Akibat kekasaran permukaan badan kapal, maka Cf

    Cf = 1,04 Cf (4.24)

    Hambatan gesek diperoleh dari persamaan :

    Rf = S V2 10-3 Cf (KN) .(4.25)

    Dimana:

    S = Luas bidang basah kapal

    =1,053L B (1,22 T/B + 0,46) Cb + 0,765) .(4.26)

    7. Tahanan total kapal

    Rt = Rr + Rf (KN) .(4.27)

    8. Daya efektif kapal (HP)

    EHP = Rt V / 75 (HP) .(4.28)

    h. Metode Guldhammer

    Dalam publikasi Ship Resistance ( Guldhammer dan Harvald, 1965,

    1974 ) disajikan koordinasi dari hasil yang dikumpulkan dari berbagai

    pengujian dari tangki percobaan. Penganalisaan metode Gulhamer ini

    dilakukan dengan cara

    1. Semua data diacukan pada daerah (lingkup) model dan tahanan model

    (Rtm) ditentukan sebagai fungsi kecepatan

    2. Koefisien tahanan total spesifik model ( Ctm ) yaitu

    Ctm = Rtm / P Vm2 Sm, (4.29)

  • lxxxiii

    Dimana

    P = Massa jenis,

    Vm = kecepatan model

    Sm = permukaan basah.

    3. Koefisien tahanan sisa spesifik

    Cr = Ctm Cfm,

    Koreksi untuk koefisien tahahan sisa adalah :

    a. Koreksi ratio B/T

    Diagram utama dibuat berdasarkan rasio Lebar- sarat B/T = 2,5.

    Harga CR ntuk nilai B/T lebih besar atau lebih kecil dari 2,5,

    maka harus dikoreksi.

    10 Cr = 10 Cr (B/T=2,5) + 0,16(b/t-2,5) .. (4.30)

    b. Koreksi terhadap LCB

    Untuk kapal yang mempunyai LCB di depan LCB standar

    koreksinya

    10 Cr = 10 Cr(std) + (10 Cr/LCBx[LCB}) . (4.31)

    Untuk LCB yang terletak dibelakang LCB standar tidak

    diadakan koreksi.

    c. Koreksi terhadap bentuk badan kapal

    Koreksi badan kapal, kurva yang dipakai dianggap berlaku

    untuk kapal yang mempunyai bentuk yang standar, yaitu

    penampangnya bukan yang benar-benar berbentuk U dan V

    yang extrim maka harga 10 Cr dapat dikoreksi sebagai berikut:

  • lxxxiv

    Ekstrim U Ekstrim V

    Bentuk haluan

    Bentuk buritan

    - 0,1

    + 0,1

    + 0,1

    - 0,1

    d. Koreksi terhadap bentuk haluan kapal

    Jika kapal mempunyai haluan gembung , maka harga Abt/Ax

    0,10 (Abt adalah luas penampang haluan gembung dan Ax

    luas penampang tengah kapal), maka koreksinya adalah :

    Koreksi 10 Cr terhadap haluan

    Fn

    0,15 0,18

    0,21

    0,24 0,27

    0,30

    0,33

    0,36

    0,50

    0,60

    0,70

    0,80

    +0,1

    +0,2

    0

    +0,2

    +0,2

    0

    -0,2

    0

    0

    -0,2

    -0,2

    -0,2

    -0,3

    -0,4

    -0,3

    -0,3

    -0,4

    -0.3

    -0,4

    e. Koreksi terhadap anggota badan kapal

    Koreksi untuk daun kemudi dan lunas bilga tidak ada ,karena

    bentuk standar sudah mencakup keduanya. Boss baling-baling,

    untuk kapal penuh nilai Cr dinaikkan sebesar 3-5 %

    Bracket dan poros baling-baling untuk kapal yang ramping , Cr

    dinaikkan sebesar 5 8 %

    f. Jumlah masing-masing koreksi koefisien tahanan sisa.

    g. Penentuan angka reynold (Rn)

  • lxxxv

    Rn = VsxLwl .. (4.32)

    Dimana : = 1.18831 x 10-6 m2/dt

    1. Koefisien Tahanan Gesek (Cf)

    a. Koefisien tahanan gesek (Cf) menurut ITTC 57

    103 Cf = )210

    075,0RnLog

    .(4.33)

    b. Koreksi Cf untuk anggota badan kapal banyak dilakukan dengan

    jalan

    menaikkan Cf sebanding dengan permukaan basah anggota

    badan

    kapal,

    Cf = S1/S . Cf(ITTC57) . (4.34)

    Dimana : S1 = luas permukaan basah termasuk anggota

    badan

    (1-3)% manhull

    S = Luas permukaan basah

    2. Koefisien Tahanan Tambahan (Ca)

    Permukaan kapal tidak akan pernah mulus sekalipun kapal tersebut

    masih baru dan catnya masih mulus. Koefisien penambahan

    tahanan untuk korelasi model kapal umumnya sebesar Ca = 0,0004,

    namun demikian pengalaman lebih lanjut menunjukkan bahwa cara

    demikian itu tidak benar. Karena itu diusulkan koreksi untuk

    pengaruh kekasaran dan pengaruh kondisi pelayaran percobaan

    sebagai berikut :

    Untuk kapal dengan L 100 m. ------- 10 Ca = 0,4

    = 150 m ------- = 0,2

  • lxxxvi

    = 200 m. ------- = 0

    = 250 m ------- = -0,2

    300 m. ------- = -0,3

    3. Koefisien Tahanan Udara (Caa)

    a. Tahanan udara (Caa);

    Jika tidak diketahui data angina dalam perancangan kapal, maka

    disarankan untuk dikoreksi 10 Cr sebagai berikut :

    10 3 Caa = 0,07 (4.35)

    b. Koreksi untuk tahanan kemudi sekitar 10 3 Cas = 0,004

    4. Koefisien tahan total kapal (Ct) adalah

    Ct = Cr + Cf + Ca + Caa ... (4.36)

  • lxxxvii

    Gambar 32. Koefisien tahanan sisa terhadap rasio kecepatan-panjang kapal runtuk harga

    koefisien prismatik 4,0

  • lxxxviii

    Gambar 33. Koefisien tahanan sisa terhadap rasio kecepatan-panjang kapal runtuk harga

    koefisien prismatik 4,5

  • lxxxix

    Gambar 34. Koefisien tahanan sisa terhadap rasio kecepatan-panjang kapal runtuk harga

    koefisien prismatik 5,0

  • xc

    Gambar 35. Koefisien tahanan sisa terhadap rasio kecepatan-panjang kapal runtuk harga

    koefisien prismatik 5,5

  • xci

    Gambar 36. Koefisien Tahanan Sisa vs ratio v-L (Kecep Panj.) nilai

    Koefisien Prismatik Longitudinal 6.

  • xcii

    Gambar 37 Koefisien Tahanan Sisa vs ratio v-L (Kecep Panj.) nilai

    Koefisien Prismatik Longitudinal 6.5

  • xciii

    Gambar 38 Koefisien Tahanan Sisa vs ratio v-L (Kecep Panj.) nilai

    Koefisien Prismatik Longitudinal 7.

  • xciv

    Gambar 39 Koefisien Tahanan Sisa vs ratio v-L (Kecep Panj.) nilai

    Koefisien Prismatik Longitudinal 7,5

  • xcv

    Gambar 40 Koefisien Tahanan Sisa vs ratio v-L (Kecep Panj.) nilai

    Koefisien Prismatik Longitudinal 8.

  • xcvi

    i. Perhitungan Tahanan Dengan Metode Holtrop-Mennen

    Pada beberapa metode perhitungan hambatan kapal terdapat

    peninjauan yang berdasarkan suatu kesepakatan, seperti pada

    pengestimasian nilai hambatan haluan gembung yang hanya mrninjau

    haluan genbung tersebut secara terpisah. Atas dasar itulah J.Holtrop dan

    G.G.J.Mennem membuat suatu metode yang mengandalkan ketepatan

    perhitungan dengan pengambilan data dan pengolahannya secara statistik

    yang kemudian dikenal dengan Metode Prediksi Daya Efektif Statistik atau

    disingkat Metode Tahanan Kapal Statistik.

    Berdasarkan buku rsistance and propulsion of ship (halaman 117),

    tahanan total yang terjadi pada sebuah kapal dapat dihitung dengan

    memakai rumus ;

    RT = V2 S CT (kg) .... (4.37) Dimana ;

    RT = tahanan total kapal (kg)

    CT = koefisien tahanan total

    f = massa jenis fluida (kg/m3)

    V = kecepatan kapal (m/s)

    S = luas bidang basah (m2)

  • xcvii

    Koefisien tahanan total sebuah kapal dapat diuraikan sebagai berikut ;

    CT = CF + CR + CA ............ (4.38)

    Dimana :

    CT = koefisien tahanan total

    CF = koefisien tahanan gesek

    CR = koefisien tahanan sisa

    CA = koefisien tahanan tambahan

    Langkah dalam perhitungan tahanan kapal dengan metode Holtrop

    adalah sebagai berikut :

    1. Penentuan Tahanan Gesek (RF)

    a. Penentuan harga koefisien gesek (CF)

    Harga koefisien gesek ditentukan berdasarkan persamaan ITTC

    1957

    sebgai berikut (Harvald, 1992) :

    CF = 210 2) -Rn (LOG

    75,0 ....(4.39)

    Rn = LwlVs. ..........(4.40)

  • xcviii

    Dimana,

    CF = koefisien tahanan gesek

    Rn = angka reynolds

    Vs = kecepatan kapal (m/s)

    v = viskositas kinematis fluida

    = 1,1883 x 10-6 (m2/s)

    b. Perhitungan panjang bagian kapal yang mengalami tahanan

    langsung (length of run) ditentukan dengan persamaan :

    LR=LBP

    +

    14)%06,0(1

    P

    CBPP

    CLxxCC ...(4.41)

    Dimana :

    LR = panjang bagian kapal yang menngalami tahanan langsung

    (m)

    LBP = panjang kapal (m)

    CP = koefisien prismatic horizontal

    %LCB = presentase letak titik tekan

    c. Perhitungan harga faktor lambung (1 + K1)

    Faktor lambung yang memperlihatkan hubungan tahanan viskositas

    bentuk lambung dengan tahanan gesek dapat dicari dengan

    persamaan

    (1 + K1) = 0,93 + {[0,487118 x (B/Lwl)]1,06806 x (T/Lwl)0,46106 x

    (Lwl/LR)0,121563xLwl3/)0,36486}/(1CP)0,604247 (4.42)

  • xcix

    2. Perhitungan tahanan gesek (RF) ditentukan dengan persamaan :

    RF=/2xVs2x S x CF x (1 + K1) ......(4.43)

    Dimana :

    f = massa jenis fluida

    = 104,51 kg/m3 ..................... (untuk air laut)

    = 101,96 kg/m3 .. (untuk air tawar)

    S = luas permukaan basah (m2)

    (1+K1) = harga faktor lambung

    3. Penentuan Tahanan Bagian Tambahan (RAP)

    a. Perhitungan harga tahanan bagian tambahan (RAP) dapat

    ditentukan dengan rumus :

    RAP = f / 2 x Vs2 x As x CF x (1 + K2) (4.44)

    Dimana :

    As = luas bagian bagian tambahan (m2)

    (1+K2) = harga faktor bagian tambahan

    b. Perhitungan harga faktor bagian tambahan (1 + K2 ) dengan

    persamaan sebagai berikut :

    (1 + K2) = E2 / E1

  • c

    Table 2.1. penentuan harga faktor bagian tambahan.

    Bagian Ada = 1

    Tidak ada = 0 Faktor Produk

    Konvensional

    Stern & kemudi 0 1,5 0

    Kemudi & Skeg 0 2 0

    Kemudi kembar 0 2,8 0

    Y Bracket 0 3 0

    Skeg 0 2 0

    Shaft bossing 0 3 0

    Shell bossing 0 2 0

    Shaft telanjang 0 4 0

    Sirip bilga 0 2,8 0

    Dome 0 2,7 0

    Lunas bilga 0 1,4 0

    1 = 0 2= 0

  • ci

    4. Penentuan Tahanan Akibat Gelombang (RW)

    Perhitungan tahanan akibat gelombang (RW) dapat dihitung dengan

    persamaan :

    RW=C1xC2xP5 x x f x g x e{(M1/Fn 0,9)+(M2 Cos(P5)} ....(4.45)

    Dimana :

    RW = tahanan akibat gelombang (Kg,ton)

    C1 =)90(

    )/()/(2223105 07961,178613,3

    OBTxLwlBx .....(4.46)

    Dimana :

    = sudut kemiringan (entrance)

    = 125,67 x B/Lwl 162,25 x (Cp)2 + 234,3 x (Cp)3 + 0,155

    x %Lcb

    C2 = 1/[e(1,89x10)] ....(4.47)

    P5 = BxTxCmxATS8,01 ......(4.48)

  • cii

    5. Perhitungan tahanan tekanan tambahan dari haluan gembung dekat

    permukaan air (RB) dapat dihitung dengan persamaan :

    RB=0,11xxgx

    +

    2

    3

    )/3(

    3/2

    )1( FnFni

    eABT

    pb ...(4.49)

    6. perhitungan tahanan tambahan akibat adanya transom yang terbenam

    (RTR), dapat dihitung dengan persamaan :

    RTR=0,5xfxV2xATSx (1-0,2CK) ........(4.50)

    Dimana :

    CK=

    )(2

    BxCwlBxgxAVs

    TS

    + ......(4.51)

    7. Perhitungan tahanan akibat korelasi model kapal (RM)

    Penentuan harga tahanan akibat korelasi model (RM) dapat

    dilakukan dengan

    menggunakan persamaan :

    RM=f/2xVs2xSxCa ...(4.52)

  • ciii

    Dimana :

    RM = tahanan korelasi model

    f = massa jenis fluida (kg/m3)

    Vs = kecepatan kapal (m/dtk)

    S = luas bidang basah kapal (m2)

    Ca = koefisien korelasi model

    8. Penentuan tahanan total (RT)

    Setelah kesemua tahanan diatas sudah diperoleh maka harga

    tahanan total

    dapat diperoleh dengan menjumlahkan keseluruhan tahanan yang

    sudah

    diperoleh dengan persamaan :

    RT=RF+RAP+RW+RB+RTR+ RM .(4.52)

  • civ

    Percobaan tahanan model kapal bersirip

    Penelitian kapal (cepat) patroli telah dilakukan (Djabbar dan Baharuddin, 2009).

    Digunakan dua konfigurasi, yaitu dengan dan tanpa sirip. Dalam sirip ditempatkan

    hidrofoil sebagai penguat dan pembangkit daya angkat. Foil yang digunakan adalah

    Foil NACA 2412 . Hasil penelitian menunjukkan/diusulkan adalah sudut serang 2

    derajat untuk luas foil 6 m2 dan 4 derajat untuk luas 9 m2 . Hasil itu diperoleh secara

    teori (perhitungan dengan model matematika). Penelitian awal terdahulu (Irfan

    Ashari, 2005) dengan pemakaian pegas, baik dengan dan tanpa pegas, yang

    ditunjukkan Gambar 41-43 . Antara tahun 2005 sampai tahun 2009. Djabbar dkk.

    Telah mempublikasikan serentetan percobaan tahanan model kapal bersirip.

  • cv

    Gambar 41 Model fisik bersirip sedang ditarik

  • cvi

    Gambar 42 Model ditarik tanpa sirip

  • cvii

    a

  • cviii

    B

    Gambar 43 Pengukuran tahanan dengan pegas

  • cix

    Penutup

  • cx

    Tugas :

    Tugas Mandiri Mahasiswa

    Tentukanlah besar tahanan kapal rancangan dengan menggunakan dua

    merode perhitungan antara Metode Yamagata, Metode Guldhammer, dan

    Metode Holtrop\

    f. Contoh hasil perhitungan Tahanan Kapal

  • cxi

    Metode Holtrop Mannen

    Item /Formula Unit Kecepatan

    V1 V2 V3

    1 Kecepatan (Vk) Knot 8.00 9.00 10.00

    2 Kecepatan (Vs) m/s 4.1152 4.6296 5.144

    3 Fn =Vs / (g . lwl)1/2 0.265 0.298 0.331

    4 Rn =VL/ 3,51 x 10 8 3,24 x 10

    8 2,97 x 10

    8

    5 Cf = 0,075/(log Rn-2)2 0.00162 0.00159 0.00157

    6 LR 11.686 11.686 11.686

    7 (1+k1) 1.33 1.33 1.33

    8 RF N 476.571 592.889 720.890

    9 (1+k2) 1.68 1.68 1.68

    10 RAP N 18.03 22.43 27.27

    11 Koef. 0.793 0.793 0.793

    12 koef.C1 36.822 36.822 43.723

    13 koef.C3 0 0 0

    14 koef.C2 1 1 1

    15 koef.M1 -3.200 -3.200 -3.200

    16 koef.M2 -0.046 -0.110 -0.187

    17 koef.P5 1 1 1

    18 RW N 337.357 1090.249 2491.771

    19 koef.Pb 0 0 0

  • cxii

    20 Fni 0 0 0

    21 RB N 0 0 0

    22 koef.Ck 0 0 0

    23 RTR N 0 0 0

    24 koef.C4 0 0 0

    25 koef.Ca 5,07 x 10-

    5 5,07 x 10-4

    5,07 x 10-3

    26 RM N 2534.73 3208.02 3766.32

    27 RT N 3366.69 4913.59 7006.25

    28 RT kN 3.3667 4.9136 7.0063

    29 EHP= RT . v / 735,5 HP 184.73 303.31 480.54

  • cxiii

    Metode Guldhammer

    Uraian Unit Kecepatan

    1 2 3 4

    1 Fn/(V/ g L)

    2 Kecepatan (V) knot

    3 Kecepatan (V) m/dt

    4 103 Cr/(L/V1/3)

    5 Koreksi B/T

    6 Koreksi LCB

    7 Koreksi bentuk lambung

    8 Koreksi Bow

    9 Koreksi bagian tambahan

    10 Jumlah koreksi 103 Cr

    (5+6+7+8+9)

    11 10-6 Rn = 10-6 VL/

    12 103 Cf = 0,075/(logRn-

    2)2

    13 10-6 Cf = 103 Cf ( S/S)

  • cxiv

    14 103 CA (tah angin)

    15 103 CAS (tah streeng)

    16 Jumlah koreksi 103 Cf

    (12+13+14+15)

    17 Ct = poin 10 + poin 16

    18 Rt =1/2. Ct..V2.S N, kN

    19 EHP = Rt V/k HP

    Harga k = 735,5 untuk Rt dalam Newton

    = 0,7355 untuk Rt dalam kilo Newton

  • cxv

    Metode Yamagata

    Perhitungan Tahanan Kapal MP Lae-lae No Uraian Satuan V V V

    1 Kecepatan kapal (vs) knot 13 14 15

    2 Kecepatan kapal (vs) m/s 6.6872 7.2016 7.7160

    3 Reynold Number (15OC)

    1.10104E+08

    1.18574E+08

    1.27043E+08

    4 Koefisien hambatan gesek(CF)

    0.0021 0.0020 0.0020

    5 Tahanan gesek (RF) N 1704.2889 1930.4812 2168.0745

    6 Tahanan gesek (RF) kg 170.4289 193.0481 216.8075

    7 Froude Number 0.5599 0.6030 0.6461

    8 B/L - 0,135 0.0986 0.0986 0.0986

    9 B/T - 2,25 1.5278 1.5278 1.5278

    10 (DrR'.B/L)/(B/L-0,135) 0.5 0.51000 0.515

    11 (DrR'.B/T)/(B/T-2,25) -0.0063 -0.0065 -0.0069

    12 (DrR'.B/L) 0.04930 0.05028 0.05078

  • cxvi

    13 (DrR'.B/T) -0.00966 -0.00996 -0.01053

    14 Koefisien Tahanan sisa (rRo)

    0.052 0.05489 0.05625

    15 Koefisien Tahanan sisa (rR')

    0.09164 0.09521 0.09650

    16 Hambatan sisa (Rr) N 12807.688 15432.595 17955.588

    17 Hambatan sisa (Rr) kg 1280.769 1543.259 1795.559

    18 Hambatan total (Rx) kg 1451.198 1736.308 2012.366

    19 Rtot kg 1741.437 2083.569 2414.839

    20 EHP hp 155 200 248

  • cxvii

    Soal :

    1. Tulis perbedaan penentuan tahanan kapal pada tahap awal (preliminary)

    rancangan dari tahap akhir (siap buat)

  • cxviii

    Pustaka

    1. Sv Aa. Harvald, 1983, Resistance and Propulsion of Ships, John Wiley & Son

    2. T. C. Gillmer and B. Johnson, 1982, Introduction to Naval Architecture, E. & F.N.

    Spon, Great Britain

    3. M.A. Djabbar, 2007, Theoretical Prediction of Ship Model Resistance with semi

    Elliptical section, Nozzle-like Strips, Sem. Nasional, Teori & Aplikasi Teknologi

    Kelautan, ITS, Surabaya

    4. Fundamental of Ship Resistance and Propulsion.by D.J. Van Mannen, 1957

    5. A. Jamaluddin, 2011, Private communication

  • cxix

    BAB VI POLA TAHANAN KAPAL TERTENTU

    Pendahuluan

    Mengenal bentuk tahanan lewat bentuk kurva adalah sasaran pembelajaran. Untuk

    mencapai sasaran itu, selain mengkaji literatur terkait, mengamati percobaan model

    multi hull ( badan ganda). Hasil percobaan dapat divalidasi dengan hasil peneliti

    (pakar) lain.

    Uraian bahan pembelajaran

    Kapal umum (satu badan , monohull)

    Bentuk kapal sangat variatif, baik di bagian bawah (terendam), dilengkapi bulbuous

    bow , Gambar 44 dan 45 maupun bagian atas, demi keindahan.

  • cxx

    Gambar 44 Bulbuous bow depan bawah

  • cxxi

    Gambar 45 Kapal muatan curah ukuran sedang, Molded bulbuous bow

  • cxxii

    Untuk kapal berbadan satu ditunjukkan Gambar 46a dan berbadan dua oleh

    Gambar 46b.

    R

    ( N )

    v (kecepatan )

    a. Monohull

  • cxxiii

    R

    v (kecepatan)

    b. Twinhull

    Gambar 46 Tahanan kapal badan ganda (Twinhull, Catamaran)

  • cxxiv

    Gambar 47 Tahanan tanpa dan dengan sirip

    Bentuk tahanan kapal umum yang dilengkapi sirip ditunjukkan Gambar 47.

  • cxxv

    Pustaka

    1.M.A. Djabbar, 2007, Theoretical Prediction of Ship Model Resistance with semi

    Elliptical section, Nozzle-like Strips, Sem. Nasional, Teori & AplikasiTeknologi

    Kelautan, ITS, Surabaya

    2. Sv Aa. Harvald, 1983, Resistance and Propulsion of Ships, John Wiley & Son

  • cxxvi

    Soal :

    Gambar towing tank kecil

    Gambar towing tank besar

    Jelaskan beberapa perbedaan

  • cxxvii

    EVALUASI

    Keberhasilan mahasiswa dengan tersedianya bahan ajar akan lebih baik. Sebagai

    ukuran, termasuk keberhasilan staf pengajar, perlu evaluasi. Untuk mata kuliah

    tahanan kapal, karena terdapat bagian percobaan, mahasiswa akan memperoleh

    banyak hal tentang teknik perkapalan (Naval Architecture).

    Evalusi yang akan diterapkan adalah diskusi, ujian tulis , dan lisan, agar mahasiswa.

    Mampu menjelaskan dan menghitung besar tahanan suatu kapal.

    Mampu menjelaskan dan menghitung besar daya efektif suatu kapal, dan

    Mampu menjelaskan pola tahanan yang dicirikan suat jenis kapal.

    Penilaian terkait kemampuan analisis dan keaktifan dan penerapan

  • cxxviii

    PENUTUP

    Mata kuliah tahanan kapal wajar apabila disebut mata kuliah sentral / inti karena

    disamping perhitungan, percobaan, juga terkait daya mesin (tipe mesin). Materi di

    dalam bahan ajar ini tanpa belajar berkelompok agak berat bagi mahasiswa.

    Disarankan sekali lagi mahasiswa harus serius dan bekerja sama secara fair.

    Kekurangan bahan disini dapat dilengkapi dari sumber lain. Dengan tersedianya

    fasilitas internet dimana-mana, informasi disitu ditambah pustaka yang lain akan

    mempercepat pemahaman dalam mencapai sasaran pembelajaran. Soal yang

    diberikan dalam bahan ajar harus dikerja / dilatih untuk memperoleh nilai optimum.

    Berdasarkan hasil kerja tugas yang telah diselesaikan oleh mahasiswa, diberikan

    penilaian berdasarkan kriteria :

    1. Ketuntasan dan kebenaran tugas serta keaktifan asistensi

    2. Keaktifan dan penguasaan materi tugas

    3. Kejelasan uraian dari hasil tes kemampuan teori.

  • cxxix

    Daftar Pustaka

    1 M.A. Djabbar, 2008, Dasar Teknik dan Sistem Perkapalan, Jurusan Perkapalan

    Press.

    2.____________, 2007, Theoretical Prediction of Ship Model Resistance with semi

    Elliptical section, Nozzle-like Strips, Sem. Nasional, Teori & AplikasiTeknologi

    Kelautan, ITS, Surabaya

    3.____________, 2010, Resistance Experiment of Traditional Wooden Boat of South

    Sulawesi, RINA Conf. Development of Ship Design and Construction, ISCOT2010,

    ITS, Surabaya

    4.Sv Aa. Harvald, 1983, Resistance and Propulsion of Ships, John Wiley & Son

    5. T. C. Gillmer and B. Johnson, 1982, Introduction to Naval Architecture, E. & F.N.

    Spon, Great Britain

    6. D. Setyawan et al.,2010, Development of Catamaran Fishing Vessel, The Journal

    for Technology and Science, vol. 21, Number 4, ISSN 0853-4098 (e-ISSN 2088-

    2033

    7. A. Jamaluddin, 2011, Private communication

    8. R.W.Fox and A.T. McDonald, 1985, Introduction to Fluid Mechanics, 3rd Ed.,

    John Wiley & Sons