2
 Maloklusi adalah suatu bentuk oklusi yang menyimpang dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk normal. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak ada keseimbangan  pertumbuhandan perkembangan serta hubungan yang tidak harmonis antara gigi geligi dengan komponen kraniofasial. Etiologi maloklusi terbagi atas penyebab khusus yang meliputi gangguan perkembangan embriologi, gangguan pertumbuhan skeletal, disfungsi otot, akr omeg ali dan hipert rof i hemima ndi bul a ser ta gang gua n perkembangan gigi,  pengaruh genetik dan pengaruh lingkungan yang meliputi teori keseimbangan dan  perkembangan oklusi gigi serta pengaruh fungsional pada perkembangan dentofasial (Basavaraj,20! Mit"hell, 200#, $roffit, 200#, %taley, 20&.  $era'atan ortodonti yang ditujukan untuk mera'at maloklusi bertujuan agar ter"apai efisiensi fungsional, keseimbangan struktur dan keharmonisan estetik. $era'atan ortodonti tidak hanya akan memperbaiki penampilan 'ajah seseorang tetapi juga akan memperbaiki atau meningkatkan kesehatan gigi se"ara keseluruhan (Magalhaes, 200,  anda, 200, $roffit, 200#&. $era'atan ortodonti pada kasus maloklusi bertujuan untuk men"apai oklusi yang normal, yaitu gigi geligi rahang atas berkontak dengan gigi geligi rahang ba'ah pada relasi sentrik. )ndre' (*#2& mendefinisikan enam kun"i oklusi normal yaitu hubungan molar kelas , angulasi normal, inklinasi normal, 2 tidak ada rotasi, titik kontak gigi baik dan dataran oklusal rata (+ao, 20! Mit"hell, 200#! ome, 200*&.  )ng le mendas arkan klasi fikasinya atas asumsi bah'a gigi molar pertam a hampir tidak pernah beruba h posisiny a. -lasifik asi )ngle merupakan klasifikasi yang paling  banyak digunakan dalam penentuan maloklusi.  Menurut )ngle mal okl usi dibagi menjadi kelas , kelas 2 dan kelas /.  Maloklusi kelas ditandakan relasi lengkung anteroposterior yang nor mal dili hat dari rel asi molar pertama per manen mes kipun mesiobukal "usp molar pertama permanen atas berada pada bu"al groove molar pertama  permanen mandibula.  Maloklusi kelas dapat disertai dengan openbite, protrusi bimaksila dan kelainan yang paling banyak adalah disertai dengan "ro'ded, sedangkan diastema multiple yang menyeluruh jarang dijumpai. $era'atan maloklusi dapat dilakukan baik dengan alat ortodonti lepasan maupun alat "eka t. 1al am mel akuk an pera'atan ter sebut sangat per lu ada nya ker jas ama antara  penderita dengan dokter gigi yang mera'at. $emilihan alat lepasan didasarkan atas

Maloklusi Adalah Suatu Bentuk Oklusi Yang Menyimpang Dari Bentuk Standar Yang Diterima Sebagai Bentuk Normal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

orto

Citation preview

Maloklusi adalah suatu bentuk oklusi yang menyimpang dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk normal. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak ada keseimbangan pertumbuhandan perkembangan serta hubungan yang tidak harmonis antara gigi geligi dengan komponen kraniofasial. Etiologi maloklusi terbagi atas penyebab khusus yang meliputi gangguan perkembangan embriologi, gangguan pertumbuhan skeletal, disfungsi otot, akromegali dan hipertrofi hemimandibula serta gangguan perkembangan gigi, pengaruh genetik dan pengaruh lingkungan yang meliputi teori keseimbangan dan perkembangan oklusi gigi serta pengaruh fungsional pada perkembangan dentofasial (Basavaraj,2011; Mitchell, 2007, Proffit, 2007, Staley, 2011). Perawatan ortodonti yang ditujukan untuk merawat maloklusi bertujuan agar tercapai efisiensi fungsional, keseimbangan struktur dan keharmonisan estetik. Perawatan ortodonti tidak hanya akan memperbaiki penampilan wajah seseorang tetapi juga akan memperbaiki atau meningkatkan kesehatan gigi secara keseluruhan (Magalhaes, 2010, Nanda, 2010, Proffit, 2007). Perawatan ortodonti pada kasus maloklusi bertujuan untuk mencapai oklusi yang normal, yaitu gigi geligi rahang atas berkontak dengan gigi geligi rahang bawah pada relasi sentrik. Andrew (1972) mendefinisikan enam kunci oklusi normal yaitu hubungan molar kelas 1, angulasi normal, inklinasi normal, 2 tidak ada rotasi, titik kontak gigi baik dan dataran oklusal rata (Cao, 2011; Mitchell, 2007; Tome, 2009). Angle mendasarkan klasifikasinya atas asumsi bahwa gigi molar pertama hampir tidak pernah berubah posisinya. Klasifikasi Angle merupakan klasifikasi yang paling banyak digunakan dalam penentuan maloklusi.14 Menurut Angle maloklusi dibagi menjadi kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Maloklusi kelas I ditandakan relasi lengkung anteroposterior yang normal dilihat dari relasi molar pertama permanen meskipun mesiobukal cusp molar pertama permanen atas berada pada bucal groove molar pertama permanen mandibula. Maloklusi kelas I dapat disertai dengan openbite, protrusi bimaksila dan kelainan yang paling banyak adalah disertai dengan crowded, sedangkan diastema multiple yang menyeluruh jarang dijumpai.4Perawatan maloklusi dapat dilakukan baik dengan alat ortodonti lepasan maupun alat cekat. Dalam melakukan perawatan tersebut sangat perlu adanya kerjasama antara penderita dengan dokter gigi yang merawat. Pemilihan alat lepasan didasarkan atas pertimbangan kelainan gigi yang tidak kompleks, anak masih dalam usia pertumbuhan, sehingga alat lepasan dapat digunakan. Selain itu,alat lepasan membutuhkan biaya yang lebih murah, mudah di pasang, dan dibersihkan sendiri.Konsep terapi dini harus ditegaskan lebih lanjut dengan konteks yang komprehensif, sehingga memberikan arahan atau acuan untuk membimbing operator agar memberi perawatan yang efektif dalam terapi dini. Oleh karena itu dokter gigi harus mengerti pertumbuhan craniofasial, dan perkembangan lengkung rahang agar dapat memberi perawatan yang efektif dan efisien bagi pasien