Upload
tranbao
View
224
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PELAKSANA PROGRAM Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan (MAMPU) menggelar lokakarya Inovasi Hibah pada 1-3 Oktober 2014 di Karawang, Jawa Barat. Program Kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Australia ini melibatkan peserta dari sembilan organisasi penerima hibah MAMPU.
Pelatihan ini bertujuan untuk mempertajam ide-ide inovatif penerima hibah, memperkenalkan ide-ide baru untuk memecahkan masalah, serta mendorong peserta untuk keluar dari zona kenyamanan mereka. “Ini semua diharapkan dapat diimplementasikan dalam program mereka,” ujar Elizabeth Elson, Team Leader Program MAMPU. Elizabeth juga optimistis lokakarya ini akan memberikan hasil maksimal
kepada seluruh peserta.
Lulu Wardhani, yang mewakili Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia, mengatakan bahwa melalui program MAMPU Pemerintah Australia sangat mendukung perempuan Indonesia dapat ikut menanggulangi kemiskinan.
Adapun sembilan organisasi tersebut terdiri dari Yayasan Kopernik, PUSAT Kajian Wanita Dan jender UI, Yayasan Ontrack Media Indonesia, Yayasan Walang Perempuan, Transformasi untuk Keadilan Indonesia, Lembaga Pengembangan Pendidikan, Sosial, Agama dan Budaya Studi, Yayasan Satu Karsa Karya, Perkumpulan Telapak, dan Konsorsium Peduli Global (KOPEL). � M
MAMPU Gelar Lokakarya
Inovasi Hibah
PENGANTAR REDAKSI
APA YANG ada di kepala Anda ketika mendengar kata inovasi? Atau apa menurut Anda inovasi yang paling mempengaruhi hidup orang banyak dalam 10 tahun terakhir? Telepon pintar? Media sosial?
Inovasi pada dasarnya adalah sebuah ide baru, baik berupa alat atau teknologi maupun proses. Proses lahirnya inovasi tentunya melewati berbagai percobaan ataupun eksperimen, melewati sekian kegagalan, pembelajaran, cara-cara maupun proses baru, kemudian pada akhirnya membuahkan sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia.
Demikian dengan apa yang MAMPU coba lakukan dengan Pelatihan ‘Innovation Fund’. Pelatihan yang diadakan oleh MAMPU dalam tiga hari ini (1-3 Oktober 2014), mencoba memfasilitasi sembilan organisasi pemenang Innovation Fund yang akan mendesain program mereka dengan metode-metode maupun pendekatan yang kreatif dalam menanggulangi kemiskinan, khususnya bagi perempuan.
MAMPU akan melakukan uji coba, bereksperimen dengan cara-cara yang baru, segar, berbeda, kreatif terhadap program-program yang diusulkan oleh sembilan organisasi itu, di mana mereka juga akan menjadi mitra MAMPU dalam mewujudkan apa yang menjadi tujuan dari Program MAMPU, yaitu meningkatkan akses dan penghidupan bagi perempuan miskin di Indonesia.
Newsletter ini diterbitkan MAMPU untuk menyajikan kepada peserta pelatihan, maupun pembaca lain, apa yang menjadi poin-poin penting dan ringkasan dari kegiatan, solusi yang ditawarkan, metode maupun proses pelatihan.
Semoga newsletter ini bermanfaat bagi pembaca, dan kami ucapkan selamat bagi organisasi–organisasi pemenang Innovation Fund MAMPU.
Selamat bereksperimen! �
DARI SEBANYAK 81 proposal kelembagaan yang masuk, hanya ada 9 organisasi yang terpilih menjadi mitra kerja MAMPU. Tidak mudah memang menyeleksi proposal yang masuk. Ide-ide inovatif menjadi salah satu kriteria yang diprioritaskan.
Beberapa proposal yang berhasil disetujui secara berseri akan disajikan
mulai edisi ini. Salah satunya adalah proposal yang datang dari Transformasi untuk Keadilan Indonesia (Tuk Indonesia). Organisasi ini mengusulkan program tentang pendekatan adaptif untuk mendorong kepemimpinan dan partisipasi perempuan dalam UU Desa. Proyek ini akan dilaksanakan di Merauke, Papua.
Menurut Norman Jinan, Direktur Eksekutif TuK, proposal itu muncul atas dasar keprihatian terhadap perempuan Papua yang termarginalkan. Seharusnya para perempuan Papua menjadi pelaku pembangunan,” kata Norman.
Namun sayang, katanya, kesempatan perempuan Papua untuk terlibat dalam pembangunan tidak pernah datang. Nah, kehadiran Undang-undang Pedesaan merupakan momentum yang harus dimanfaatkan untuk melakukan pembangunan dengan melibatkan perempuan. Untuk memperoleh data-data empiris, TuK melakukan kunjungan ke kampung dan desa guna menentukan program inovasi untuk memberdayakan perempuan.
Setali tiga uang dengan kisah miris perempuan yang menimpa negeri Ambon. Dominasi kaum pria, kata Direktur Yayasan Walang Perempuan Daniella Lupatty, masih sangat kuat di Ambon. “Tidak ada keadilan hukum bagi perempuan,” katanya.
Bahkan untuk menjadi raja, kata Daniella, hanya kaum pria keturunan raja yang bisa mendudukinya. Untuk itu, Yayasan Walang Perempuan membuat sebuah program yang diharapkan dapat memberikan pembelajaran tentang hak
Proposal yang masuk dari
penerima hibah menawarkan
program-program menarik.
Terobosan
Memberdayakan
Perempuan
azasi, advokasi dan sebagainya agar perempuan diberikan hak dan terlibat aktif dalam pembangunan desa.
Lain ladang lain belalang. Lain lubuk lain pula ikannya. Permasalahan yang terjadi di suatu daerah memanglah tidak sama. Begitu pula yang terjadi di Raja Ampat, Papua Barat. Nama daerah Raja Ampat terkenal sampai ke mancanegara karena keindahan alamnya.
“Namun siapa sangka jika yang menikmati hasil keindahan alam tersebut hanya investor asing. Masyarakat Papua hanya menjadi penonton,” ungkap Silverius Oscar Unggul, anggota Perkumpulan Telapak. “Andaipun dilibatkan hanya jadi karyawan.”
Oleh karena itu, Telapak berupaya memberdayakan masyarakat setempat dengan mendirikan penginapan berupa homestay yang dibangun oleh masyarakat sendiri. Lebih dari itu, Perkumpulan Telapak membuat program guna memaksimalkan peran “mama-mama” (ibu) untuk memperkuat asosiasi home stay lokal yang sudah berdiri sejak 2003 di Raja Ampat, Papua Barat.
Menurut Silverius, para kaum perempuan ini dilibatkan untuk menjadi suplier bahan-bahan makanan untuk home stay tersebut. Dengan demikian, para “mama-mama” dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan meningkatkan perekonomiannya. Dengan tujuan ikut menanggulangi kemiskinan. �
Inovasi Tiada Henti
Teori-teori yang membuka perspektif baru diberikan pada hari
pertama lokakarya.
TIDAK CUMA teknologi yang perlu mengalami inovasi. Program pemberdayaan perempuan juga perlu inovasi. Hal inilah yang jadi benang merah dalam lokakarya Innovation Fund yang diselenggarakan MAMPU kemarin (1/10) di Karawang, Jawa Barat.
“Upaya melakukan inovasi terus menerus dilakukan guna menyempurnakan program yang akan diterapkan atau bahkan yang sedang berjalan,” ujar Aditya Dev Sood dari Center for Knowledge Studies (CKS) dalam presentasinya siang itu.
Aditya juga mengingatkan para peserta lokakarya tentang tiga elemen dasar dalam sebuah sistem dalam sebuah program. Menurutnya, sistem terdiri dari peraturan (rules), perangkat (tools), dan pengguna (players). Semua proposal program, katanya, pasti menggunakan salah
satu elemen tersebut atau mungkin mengkombinasikan satu atau dua elemen.
Pembuatan prototipe atau purwarupa program, kata Aditya, patut diujicoba di lapangan untuk mendapatkan umpan balik. Alangkah baiknya, lanjutnya, jika umpan balik bisa diperoleh pada tahap-tahap awal uji coba.
Pada hari yang sama disampaikan pula soal teori perubahan. Secara literatur, ada banyak teori perubahan yang beredar. Namun tidak semua teori perubahan dapat diterapkan, terutama untuk kasus-kasus dalam pembuatan program pemberdayaan perempuan untuk menanggulangi kemiskinan. Dan dalam kesempatan itu, para peserta lokakarya mendapatkan informasi dan wacana baru soal teori perubahan. �
Handi Wijaya LauwMahasiswa Lasalle College
Kegiatan lokakarya yang diadakan MAMPU sangat menyenangkan. Apalagi pada hari kedua, katanya, akan ada jadwal kunjungan lapangan, sehingga semakin memperjelas kegiatan yang akan dilakukan.
Workshop seperti ini memberikan pengetahuan dan pengalaman berharga
buat saya. Banyak hal yang dapat dipetik. Mudah-mudahan materi-materi yang disampaikan dapat berguna buat masa depan saya.
Kekek AprianaPengamat Fasilitator
Banyak materi yang disampaikan pada hari pertama itu yang memberikan perspektif
baru. Saya berharap pada lokakarya hari berikutnya ada sebuah proses yang
bermuara pada suatu titik dari materi-materi inovasi yang disampaikan.
Dan, kemudian dapat diadaptasi sesuai dengan konteks wilayah proyek-proyek MAMPU yang nantinya akan dijalankan oleh para mitra kerjanya.
SUSUNAN REDAKSI | Penanggung jawab: Elizabeth Elson | Pemimpin Redaksi: Enurlela Hasanah | Redaktur Pelaksana: Sri Dewi Susanty
Penulis/Reporter: KATA DATA | Tata Letak: KATA DATA | Fotografer: Toto Santiko Budi
AGENDA WORKSHOP 2 OKTOBER 2014
Peserta lokakarya mengikuti
kunjungan lapangan ke PEKKA Center
dan beberapa lokasi lainnya. Pada
kesempatan ini para peserta diharap-
kan menemukan tantangan melalui
observasi, interview, dan diskusi.
Peserta sudah kembali ke hotel
dan membentuk kelompok kerja
guna meng analisa apa yang ditemu-
kan di lapangan serta mempre-
sentasikan apa yang ditemukan di
lapangan dengan ide-ide inovatif.
Setiap kelompok kerja
yang terbagi dalam tim
yang sudah ditentukan akan
mempresentasikan dan
menentukan solusi prioritas.
Malam Budaya -
Goyang Karawang
08.00WIB
13.30WIB
17.15WIB
19.00WIB
Andreas P. AdiantoDigital Advisor
Workshop ini sangat berguna sekali untuk membangun cara berpikir dari awal hingga akhir dalam mendesain suatu program. Sebab, terkadang dalam membuat atau mendesain suatu program kita sudah merasa hasilnya bagus-bagus saja. Namun, pada kenyataannya, di tengah jalan kita terkadang kesulitan melakukan penilaian. Di workshop ini banyak sekali input bagaimana mendesain suatu program agar dapat tepat sasaran dan memiliki dampak yang tepat pula.