43

Manado Post 26 Juni

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Narkoba Marak di Sulut

Citation preview

Page 1: Manado Post 26 Juni
Page 2: Manado Post 26 Juni
Page 3: Manado Post 26 Juni
Page 4: Manado Post 26 Juni
Page 5: Manado Post 26 Juni
Page 6: Manado Post 26 Juni
Page 7: Manado Post 26 Juni
Page 8: Manado Post 26 Juni
Page 9: Manado Post 26 Juni
Page 10: Manado Post 26 Juni
Page 11: Manado Post 26 Juni

Kapolda Sulut ini, dipanggil Bapa di Surga pada Minggu (24/6) pukul 19:15 WIB di RS Siloam Jakarta, akibat serangan jantung.

Malam makin larut, pelayat silih berganti mendatangi rumah di Jalan Sarmili No 1 Kav 9 Agung Permai, Town House, Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Di antara pelayat tampak para petinggi Mabes Polri, termasuk Menteri Perhubungan Letjen (purn) EE Mangindaan datang mengucapkan belasungkawa kepada Silvia Mogot dan keluarga dekat. Kapolri Jenderal Timur Pradopo Minggu malam sebelumnya telah berkunjung, malah yunior Mogot ini ikut mengantar almarhum dari RS Siloam ke rumah duka. Warna hitam yang dikenakan pelayat kontras dengan untaian bunga warna putih yang menghiasi sebagian besar sudut rumah almarhum. “Bapak (Gordon) berpesan pada acaranya nanti, harus banyak bunga berwarna putih,” ungkap Silvia dengan

mata-mata berkaca-kaca, menahan air mata usai ibadah Misa di rumah duka tadi malam.

Kepada Koran ini, Silvia yang sesekali membasuh airmata dengan sapu tangan, mengisahkan kenangan terakhir bersama sang jenderal yang sukses memberangus kasus illegal logging dan gembong narkoba di Sulut. Banyak kata-kata bernada pesan misterius dari suaminya. “Sudah tiga bulan ini bapak merasa takut tidur sendiri, hingga minta saya untuk menjaganya dengan memegang tangannya. Bapak mengaku baru dapat tidur lelap jika saya menjaganya. Nanti sekitar pukul 4 pagi baru bapak bangun gantian menjaga saya tidur,” urai Silvia dengan air mata tetap berderai.

Silvia ditemani cucunya mengatakan, ia baru menyadari setiap pesan yang diungkapkan suaminya dengan menyebut ‘acara saya’, pertanda dirinya akan pergi jauh. “Setahu saya itu adalah rencana perayaan HUT bapak pada 14 Juli nanti,” ungkap ibu dua putri, Desiere dan Yoyo itu.

Silvia yang matanya mulai sembab, mengisahkan suatu ketika mereka sempat berdebat tempat pelaksanaan HUT. Karena Gordon

ingin menggelar acaranya di rumah mereka, sebaliknya, Silvia menginginkan acara dilangsungkan di rumah peristirahatan di puncak. Setelah Silvia mengalah, giliran soal makanan yang ditanya. Karena keinginan mengundang teman sejawatnya alumnus Akademi Polisi angkatan 1973 Silvia memesan catering 250 kepala. “Tapi bapak mengatakan itu kurang. Katanya banyak orang yang akan datang saat acaranya, serta harus dipimpin Pastor Benny Prubbel (Mantan Pastor Paroki Woloan Tomohon),” jelas Silvi. “Tapi semuanya dikatakan dengan kalimat acara saya, bukan acara HUT-nya. Dan ternyata acara yang dimaksud suami saya adalah ini,” tutur Silvia dengan deraian air mata.

Tanda-tanda lain yang masih terngiang adalah pada Jumat pekan lalu saat mereka pulang dari Sumedang, Gordon meminta istrinya untuk panggil tukang cukur rambut pribadinya. Dan saat itu sekira pukul 23:00 WIB, rambutnya dipotong. Ia juga meminta pakaian dinas dengan pangkat terakhirnya hingga sepatu dipersiapkan pada malam itu juga.. (tr-06)

‘’Karena lagi panen, harga saat ini mengalami penurunan. Tetapi tidak lama harga akan kembali merangkak naik. Diperkirakan akhir tahun ini sampai awal tahun 2013 nanti, harga sudah kembali di atas Rp100 ribu per kilogram,’’ ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Drs Sanny Parengkuan saat dihubungi Manado Post, dini hari tadi (00.30 Wita).

Parengkuan memastikan harga akan kembali naik, karena panen tahun ini hanya sedikit. ‘’Tahun ini bukan panen raya. Tanaman cengkih yang mengeluarkan buah hanya sedikit. Diperkirakan hanya 25 sampai 30 persen cengkih yang berbuah. Karena itu harganya pasti akan kembali naik,’’ ujarnya.

Karena itu Parengkuan menganjurkan kepada petani agar menahan sebagian stok. ‘’Stok tidak bisa ditahan semua. Karena

petani pasti membutuhkan uang untuk membayar pemetik. Atau kebutuhan lainnya seperti anak sekolah atau kebutuhan rumah. Tetapi kalau petani menjual 40 sampai 50 persen stoknya, itu sudah cukup memenuhi kebutuhan tadi. Jadi 50 sampai 60 persen stok itu ditahan,’’ jelasnya.

Pantauan Manado Post, sejumlah wilayah di Kabupaten Minahasa saat ini sedang panen. Sebut saja Kecamatan Kombi, Tombariri, Pineleng, Lembaan, Tombulu dan beberapa daerah sentra cengkih lainnya. Para petani mulai was-was, karena beberapa pekan terakhir ini harga emas coklat terus turun.

Bila beberapa pekan lalu harga masih menyentuh level Rp85 ribu, saat ini mulai menembus di bawah Rp80 ribu. Sejumlah petani pun mulai menjual cengkih ke para pedagang pengumpul maupun agen rokok. Menurut salah satu petani asal Desa Rerer Kecamatan Kombi Jhon Peo, harga yang ada saat ini memang masih menguntungkan petani.

“Memang mulai turun. Tetapi harga masih bagus. Mumpung harga masih bagus, lebih baik kami menjualnya. Ini karena tidak ada jaminan kepada petani kalau harga cengkih akan stabil,” ujarnya.

Ditambahkannya, mereka d i p e r h a d a p k a n d e n g a n kebutuhan anak sekolah jelang tahun ajaran baru. “Saya pribadi membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk menyekolahkan anak. Salah satunya adalah menjual cengkih ketimbang harus ditahan dan berharap harga akan naik,” tegasnya.

Senada diungkapkan oleh petani cengkih asal Desa Mokupa yang juga merupakan Hukum Tua Rivony Runtu Taroreh. Menurutnya, harga cengkih yang saat ini memang masih menguntungkan petani. “Saya berharap harga ini bisa bertahan atau naik kembali di level Rp90 ribu sampai Rp100 ribu,” harap Taroreh.

Lanjutnya, banyaknya petani di Desa Mokupa yang melepas cengkih tak lain karena takut

harga turun. “Selain harga turun, salah satu penyebab petani melepas cengkih didorong oleh kebutuhan biaya anak sekolah di tahun ajaran baru,” ungkap Taroreh.

Lanjutnya, panen saat ini sangat berdampak pula terhadap dunia pendidikan, itu terlihat dari animo para petani menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi. “SMK Mokupa saja saat ini tidak bisa menampung jumlah siswa yang masuk dimana mencapai 200 orang,” ungkapnya.

Ditanya berapa biaya para buruh cengkih? Menurut Taroreh , b iaya pemet ik bervariasi mulai dari Rp2.500 (makan dalam) dan Rp3.000 (makan luar). Harga cengkih mentah per kilogram sendiri mencapai Rp24 ribu, sedangkan harga cengkih kering di Mokupa dan Rerer mencapai Rp83 ribu.

Sebagai petani, ia pun berharap agar harga tidak turun karena biaya perawatan kebun selang dua tahun terakhir ini cukup besar. (*)

Mamoto yang mantan Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN itu menyatakan, hasil pengungkapan jaringan sindikat Narkoba di Polda Metro Jaya belum lama ini membuktikan bahwa sebagian Narkoba didistribusikan ke Manado. “Cukup subur pasar (Narkoba) di Sulut,” ujarnya.

I a m e n y e b u t , k a s u s penangkapan oknum anggota DPRD menguatkan informasi Sulut lahan subur Narkoba. Makanya, dia menyarankan seluruh pejabat termasuk legislator wajib menjalani

tes urine dan tes Narkoba. “Saat HUT Provinsi Sulut 2011 lalu pernah dilakukan tes urine pada staf Pemprov. Tapi itu hanya sebagian kecil saja. Belum semua,” tukasnya ketika diwawancarai tadi malam.

“Tujuannya adalah untuk mendeteksi dan mencegah dini. Kalau ada yang positif pemakai, segera ambil langkah rehabilitasi atau pengobatan. Bisa juga lakukan pembinaan untuk pemula,” papar polisi yang kerap membongkar kasus Narkoba kelas kakap itu.

Karena jika dibiarkan, lanjut jenderal bintang satu ini, akan merusak citra institusi tersebut. “Karena dampak kejahatan ikutannya sangat serius. Seperti mencuri, korupsi, melakukan

kekerasan, berbohong dan banyak lagi. Yang lebih mengkhawatirkan lagi kalau sudah masuk jaringan sindikat,” tandas putra Tumpaan, Minsel itu.

Mamoto yang sering melakukan penangkapan bandar Narkoba di beberapa daerah ini pun menegaskan, melihat makin meningkatnya kasus Narkoba di Sulut, suatu saat ia akan menyambangi daerah Nyiur Melambai ini. “Kita tunggu waktu saja,” pungkasnya.

Legislator DPRD Sulut juga menyarankan agar ada tes khusus kepada wakil rakyat. “Seluruh anggota dewan di seluruh Indonesia, termasuk Sulut, bisa tes Narkoba,” ujar Wakil Ketua DPRD Arthur Kotambunan.

Menurutnya, hal tersebut adalah bentuk pertanggungjawaban mereka pada masyarakat. “Sudah seharusnya dites Narkoba saja. Kalau memang ada yang kedapatan positif, sebaiknya langsung lakukan pengobatan,” ungkap politisi dari PDS ini.

Senada disampaikan Jhon Dumais. “Saya mendukung 100 persen jika dilakukan tes Narkoba bagi anggota dewan,” tukasnya. Ia mengungkapkan, sikap transparan para wakil rakyat juga bisa ditunjukkan dengan berani menjalani tes tersebut. “Ya, sebaiknya lakukan tes. Ini adalah salah satu sikap transparan kita pada masyarakat,” tandasnya.(***)

dan kemurahan Tuhan.Chrits the Redeemer, atau

Christo Redentor dalam bahasa Portugis. Dibangun di puncak Corcovado, gunung tertinggi di kota Rio, 700 meter di atas permukaan laut (dpl). Mungkin itu sebabnya warga Rio menyebut lokasi patung dengan nama Corcovado.

Patung Jesus Kristus Sang Penebus ini merupakan karya seni Zeco. Terbesar di dunia untuk aliran seni patung Zeco. Dari semua patung Jesus Kristus di dunia, patung di Corcovado ini nomor dua terbesar di dunia, setelah patung Jesus Kristus Sang Raja Semesta di Polandia (tuan rumah Piala Eropa) yang memiliki total ketinggian 52 meter. Sementara total ketinggian patung Jesus di Rio sekitar 39,5 meter. Nomor tiga terbesar di dunia sendiri adalah patung Jesus Memberkati di Manado.

Patung Jesus ini lebarnya 38 meter dan berat 635 ton. Patung Jesus ini jadi ikon Rio de Janeiro, bahkan Brasil pada umumnya. Di semua liflet atau buku wisata Rio de Janeiro atau Brasil, patung Jesus Kristus Penebus di Rio itulah yang jadi gambar sampul. Atau gambar utama di halaman-halaman dalam.

Bukan gambar sepakbola, meski Negeri Samba ini sudah lima kali juara dunia. Prestasi yang belum terkalahkan oleh negara mana pun di dunia.

Patung Jesus Kristus di Rio jadi simbol utama Kristen

(Katolik) di Brasil. Ide awal datang dari Pedro Maria Boss, sedang pendanaan dari Isabel, penguasa tertinggi kekaisaran Portugis di akhir abad ke-19.

Ide dan dana dari Isabel tak kesampaian membangun patung itu. Negara dan Gereja Brasil memutuskan berpisah dari Portugis pada 1889. Pembangunan patung terhenti.

Umat Katol ik Bras i l meneruskan ide pembangunan patung Jesus di Rio ini. Konstruksi dimulai tahun 1922, dan diresmikan pada 12 Oktober 1931. Saat itu menghabiskan biaya US$250.100, sekira US$3.257.463 di tahun 2012, atau lebih dari Rp30 triliun. Mayoritas pendanaan dari umat Katolik Brasil.

Patung ini hasil kreasi Heitor da Silva, arsitek dan seniman Brasil yang berkolaborasi dengan seniman dan arsitek terkenal Prancis, Paul Landowski. Semua turis atau orang yang bepergian ke Rio merasa menyesal tak mengunjungi patung hasil desain Heitor dan Paul itu.

Corcovado terletak di Taman Nasional Tijuca, Rio de Janeiro. Otoritas taman nasional itulah yang menjaga, merawat dan melestarikan Patung Jesus Rio. Taman Nasional Tijuca sendiri punya reputasi yang mencengangkan. Kawasan ini merupakan kampung dan kota tua Rio de Janeiro saat ditemukan Portugis di abad ke-16. Karena itulah ide membangun patung dibuat di situ.

Layaknya pemukiman di mana-mana, kawasan hutan di sekeliling dimanfaatkan penduduk. Hutan jadi gundul, kawasan di sekitar terancam masa depannya.

Tahun 1956 pemerintah Brasil menetapkan kawasan itu menjadi taman nasional. Sejak itu dilakukan penghutanan kembali dan melepas hewan dari berbagai belahan bumi. Termasuk monyet dan hewan-hewan lain dari Indonesia.

Kini Taman Nasional Tijuca jadi hutan belantara. Inilah taman nasional yang sukses memadukan hutan asli dan buatan. Jadilah taman nasional itu seperti ‘surga’ di tengah kota Rio de Janeiro, dengan di puncak gunung tertingginya terdapat patung Jesus Kristus Memberkati. Karya dan berkah yang sempurna.

Jalanan mulus, mendaki dan berkelok-kelok. Menuju patung tiga kali berganti kendaraan. Bus hanya sampai di pertengahan jalan. Setelah itu berganti mobil dengar power kuat, 4x4 alias double gardan. Tiba di ‘stasiun’nya, semua harus turun. Pengunjung harus melewati pemeriksaan dan beli tiket di otoritas Taman Nasional Tijuca. Dari sini, boleh menggunakan kendaraan layanan otoritas taman nasional, atau naik kereta listrik.

Tiba di puncak, tak langsung ke patung. Ada area pemeriksaan tiket secara elektronik. Tak lolos di situ, tak bisa ke patung Jesus. Lolos dari pemeriksaan tiket, pengunjung punya dua pilihan: naik ratusan anak tangga, atau via lift setara lima lantai gedung bertingkat.

Keluar lift, naik eskalator lagi, lalu tiba di pelataran patung. Luas, hampir seukuran lapangan sepakbola. Lantai pelataran dimarmer indah. Sekeliling dipagar beton seukuran dada. Di sisi belakang patung, kantin makanan, rest room dan jualan

souvenir tersedia.Dari pelataran semua sisi

kota Rio de Janeiro tampak jelas. Gedung-gedung pencakar langit, taman-taman, pelabuhan, bandara, lekuk-lekuk jalanan kota, untaian gunung di seluruh kota, gugusan pulau di depan kota Rio, kapal-kapal yang sedang berlabuh dan berlayar, hingga semua pantai indah nan mempesona; Copacabana, Ipanema, Leblon, Sao Conrado, Botafogo, dan keindahan taman Flamengo. Tak ada yang luput sebagai latar belakang membuat foto.

Tentu obyek utama patung Jesus Kristus. Semua berupaya sedemikian rupa agar bisa membuat foto yang indah dan mengesankan. Tak gampang. Pengambil foto harus dengan jurus tertentu, setengah tidur di lantai pelataran. Itu pun dengan hasil yang belum tentu bagus. Salah satunya, karena semua orang pingin membuat foto yang sama. Pelataran sesak berdesakan. Tak ada celah yang tak ada orang di tempat-tempat yang strategis membuat foto. Amat beruntung mendapat foto dengan latar belakang patung Jesus Kristus Penebus di Rio dalam keadaan utuh.

Untungnya, walau berdesakan semua penuh pengertian. Suka rela giliran dan mau gantian meng-klik kamera dan handphone. Meski tak saling kenal. Berbeda latar belakang bangsa, suku, asal-usul, warna kulit, agama, kepercayaan, ideologi, dan ras. Semua menyatu dan berbagi kebagian di pelataran patung Jesus Kristus Sang Penebus di Rio de Janeiro. (*)

itu kepada Radio RAI. “Tentu saja partai tersebut sangat mungkin terealisasi. Portugal memiliki segalanya untuk mengalahkan Spanyol. Sementara Italia memiliki sejarah bagus setiap bertemu Jerman,” sambung Mancini.

Pelatih Italia Cesare Prandelli sendiri optimis timnya bisa melangkah ke final. “Jerman lebih difavoritkan melaju ke final, akan tetapi jika kita mempersiapkan pertandingan tersebut dengan baik maka tidak akan ada tim yang tidak bisa dikalahkan. Yang ada hanyalah tim yang sangat kuat,” kata Prandelli seperti dilansir Football Italia.

Prandelli mengisyaratkan akan mengubah komposisi timnya pada pertarungan semi-final nanti. Ia memprediksi pertandingan melawan tim asuhan Joachim Low itu bakal ketat.

“Kami harus menurunkan sebuah tim yang benar-benar bersemangat dan siap karena kami akan menghadapi sebuah pertempuran sengit. Kami akan menerapkan strategi berdasarkan

kelemahan lawan. Kami akan segera menyiapkan detail-detailnya,” kata Prandelli.

Offisial Timnas Jerman Oliver Bierhoff mengaku antusias menyambut laga melawan Italia. “Sangat menyenangkan menghadapi kembali Italia,” katanya kepada Gazzetta dello Sport.

“Persepakbolaan Jerman telah menunggu saat-saat seperti ini untuk balas dendam atas kekalahan sebelumnya. Meskipun kami kini menjadi favorit tetapi kami yakin lebih beruntung dari Italia,” tambah mantan pemain Ascoli, Udinese dan Milan.

“ I n i a k a n m e n j a d i pertandingan yang seimbang dan menyenangkan, tetapi kami harus fokus jika kami ingin memenangkan pertandingan ini. Dengan catatan, Cesare Prandelli mampu meracik strategi dan tim dengan baik,” katanya.

Gli Azzurri memang punya rekor pertemuan yang sangat baik tiap kali menghadapi Die Nationalmannschaft. Kendati Jerman akan lebih diunggulkan, Italia layak untuk tak gentar. Pasalnya, mereka tak pernah kalah tiap kali berhadapan dengan Jerman di turnamen utama.

Dicatat Infostrada, Italia tak pernah kalah dari Jerman/Jerman Barat dalam tujuh pertemuan di Piala Dunia dan Piala Eropa. Mereka menang tiga kali dan imbang empat kali.

Pertemuan terakhir Italia dan Jerman di laga resmi adalah di semifinal Piala Dunia 2006. Saat itu, Italia mengalahkan Jerman yang berstatus tuan rumah dengan skor 2-0 lewat gol Fabio Grosso dan Alessandro Del Piero di masa perpanjangan waktu.

Sementara itu, kubu Spanyol lebih menyoroti performa ciamik winger Portugal Cristiano Ronaldo. Pelatih Matador Vicente Del Bosque mengaku akan menugaskan pemain untuk mematikan pergerakan bintang Portugal itu.

“Portugal punya pemain yang sangat kuat dan bertenaga di belakang. Mereka juga memiliki dua bek yang mampu membantu serangan,” ungkap Del Bosque kepada stasiun radio Onda Cero.

“Mereka tidak perlu terlalu banyak bermain, karena lewat serangkan balik, mereka bisa mengirimkan umpan panjang kepada Ronaldo. Sudah jelas Cristiano pemain unik, dan tak ada pemain seperti dia,” jelasnya.

“Saya ingin pemain kami

melakukan penjagaan terhadap dia, dan jangan biarkan dia bermain. Pemain lainnya akan membantu, dan waspada jika mereka menguasai bola kembali. Jangan biarkan mereka mendapatkan ruang untuk menyerang,” simpulnya.

Del Bosque memang pantas khawatir. Menurut Manajer Wigan Athletic kelahiran Spanyol, Roberto Martinez, pelatih Portugal Paulo Bento sudah memiliki formula tepat dalam meramu permainan Joao Moutinho dkk.

Menurut Martinez, sejak ditunjuk menangani Seleccao pada September 2010, Bento kini telah mencatatkan 60 persen kemenangan dalam 20 laga, termasuk keunggulan telak 4-0 yang dibukukan atas Spanyol di uji coba. “Saya sangat terkesan dengan Portugal,” ujar Martinez di situs resmi UEFA. “Saya kagum bagaimana Paulo Bento telah menemukan formula kemenangan yang sempurna untuk Portugal,” imbuhnya.

“Dia pantas mendapatkan kredit luar biasa karena melakukan perubahan taktik cerdik untuk membebaskan (Cristiano) Ronaldo dan membiarkan seluruh permainan bagus mengalir,” tutupnya. (lee)

Tentu, Garuda ingin naik kelas ke bintang lima. Di Asia baru lima penerbangan yang tergolong bintang lima: Singapore Airlines, Qatar Airways, Cathay Pacific Hongkong, Asiana Korea Selatan, dan jangan kaget: Hainan Airlines, sebuah penerbangan Hainan, pulau yang akan dijagokan menjadi “Balinya” Tiongkok.

Sebagai penerbangan bintang empat, Garuda kini sudah sejajar dengan 32 perusahaan penerbangan dunia seperti Air France Prancis, JAL Jepang, Dragonair Hongkong, Qantas Australia, dan Korean Air Korea. Garuda sudah keluar dari jajaran bintang tiga seperti Canadian Air Kanada, Royal Brunei, Saudian Airlines Arab Saudi, dan 116 perusahaan penerbangan lain.

Dalam pertemuan yang saya hadir hanya sebagai pendengar dan saksi tersebut, disepakati banyak hal. Ada 32 masalah yang akan dipecahkan bersama secara bertahap. Sebagian bisa langsung dikerjakan, sebagian lagi harus dikoordinasikan dengan instansi lain. Soal pelayanan imigrasi, visa on arrival, karantina, dan klinik kesehatan, misalnya, sama sekali di luar sistem komando kepala bandara. Masing-masing punya atasan sendiri.

Yang bisa diatasi sendiri, misalnya, soal troli, kebersihan, keindahan, dan ketertiban parkir. Mulai awal Juli nanti, misalnya, interior Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta akan diperbarui, menjadi setingkat interior hotel binang lima. Mungkin penumpang agak terganggu oleh renovasi itu, namun demi kejayaan bersama harus kita lakukan.

Disadari sepenuhnya bahwa semua perusahaan penerbangan yang berbintang lima selalu didukung oleh bandara yang juga berbintang lima. Singapore Airlines dapat dukungan Bandara Changi yang begitu bagus. Cathay Pacific dapat dukungan bandara bintang lima Chep Lap Kok. Asiana dapat dukungan bandara yang sangat hebat seperti Incheon.

Direktur Utama Angkasa Pura II Tri S. Sunoko, yang antara lain membawahkan Bandara Soekarno Hatta, juga bertekad mengakhiri sistem yang primitif dalam pemungutan uang servis bandara. Akhir tahun ini pungutan itu akan langsung masuk ke harga tiket pesawat. Tahap pertama untuk Garuda dulu yang sistemnya siap dipadukan dengan sistem milik bandara.

Dengan demikian, penumpang tidak perlu lagi membayar di loket khusus dan diperiksa lagi saat boarding.

Yang saya juga gembira adalah ketika mendengar tekad para direksi Angkasa Pura I dan II untuk berkaca ke tingkat internasional. Selama ini tidak ada keberanian untuk memasukkan bandara kita ke dalam sistem ranking internasional. Dengan demikian, kita tidak tahu bandara kita itu termasuk bintang lima, empat, tiga, dua, satu, atau tidak berbintang sama sekali.

Dalam pertemuan tersebut disepakati Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Juanda Surabaya, Ngurah Rai Bali, Hasanuddin Makassar, dan Kuala Namu Medan didaftarkan untuk di-rank di tingkat internasional. Apa pun hasilnya akan diterima secara terbuka. Toh ada kesempatan untuk melakukan perbaikan, lalu dinilai lagi tahun berikutnya. Kalau ketakutan itu terus dipelihara, tidak akan ada dorongan yang kuat untuk berbenah.

Bagaimana pelayanan yang di luar wewenang kepala bandara” Sambil mencari sistem yang terbaik, pihak bandara akan melakukan lomba berhadiah uang yang cukup besar. Penumpang akan dilibatkan menilai pelayanan yang diberikan instansi-instansi tersebut. Instansi yang mencapai standar yang telah ditetapkan akan mendapat hadiah uang cukup besar, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Saya melihat keseriusan pimpinan tiga perusahaan itu. Pelebaran jalan-jalan di sekitar Bandara Cengkareng sudah mulai berfungsi dan memang terasa lebih lapang. Penataan parkir akan segera menyusul.

Usaha mengatasi masalah sendiri seperti itu juga dilakukan oleh teman-teman di menara kontrol Bandara Soekarno Hatta. Setelah empat kali berkunjung secara mendadak ke tower itu, saya mendapat giliran diundang oleh mereka. Saya pikir, saya akan didemo atau setidaknya dikeroyok. Ketika masuk ke ruang pertemuan di bagian bawah tower, pertemuan sedang berlangsung. Sekitar 50 orang memenuhi ruang itu.

Yang membuat saya kaget, tidak hanya teman-teman yang berprofesi petugas Air Traffic Control (ATC) yang hadir di situ. Terlihat juga para pilot dan manajer perusahaan penerbangan. Mereka sedang saling curhat: para pilot curhat mengenai pengalaman mereka mendarat atau take off di Soekarno Hatta dan awak ATC curhat mengenai kesulitan

mereka sendiri.S a y a n g n y a , b a n y a k

pembicaraan itu yang kurang saya mengerti. Maklum, mereka banyak menggunakan bahasa langit. Tetapi, kurang lebih saya bisa menangkap maksudnya. Para pilot, manajer perusahaan penerbangan, dan kru ATC menyepakati banyak hal. Berbagai perubahan akan dilakukan.

Termasuk sepakat agar pembicaraan antara petugas menara kontrol dan pilot tidak menggunakan kalimat basa-basi atau sopan santun. Langsung saja pakai bahasa formal, singkat, tegas, agar lalu lintas pembicaraan bisa lebih padat.

Disepakati juga, dalam hal Bandara Soekarno Hatta benar-benar sangat padat, menara kontrol Jakarta akan menghubungi bandara di luar Jakarta, tempat pesawat tersebut akan berangkat menuju Jakarta. Lebih baik keberangkatan pesawat ditunda beberapa menit daripada tetap berangkat, tetapi sampai di Jakarta tidak bisa segera mendarat: berputar-putar dulu di langit Jakarta.

Ini menjadi keluhan yang berat karena membuat perusahaan penerbangan rugi besar. Penggunaan bahan bakar pesawat itu luar biasa boros dan mahal. Untuk jenis 737, setiap jam menghabiskan 3.500 liter BBM. Artinya, sekitar Rp 33 juta per jam.

Tim ATC Jakarta juga sedang memikirkan bagaimana kemampuan dua landasan yang ada bisa ditingkatkan. Sekarang ini dua landasan tersebut hanya bisa melayani pendaratan/tinggal landas pesawat 52 kali setiap satu jam. Jumlah itu sebenarnya masih bisa ditingkatkan, sebagaimana yang terjadi di bandara-bandara modern. Bahkan masih bisa ditingkatkan menjadi 72 kali.

Kalau peningkatan ini bisa dilakukan, tentu antrean mendarat dan tinggal landas tidak terlalu berat lagi. Salah satu pilihan yang sedang disimulasi sekarang adalah mengubah sistem: salah satu landasan hanya khusus untuk take off dan satunya lagi khusus untuk landing. Masih disimulasikan apakah pilihan ini akan lebih baik.

Kalau saja Bandara Kuala Namu Medan selesai akhir tahun ini dan bandara baru Ngurah Rai Bali selesai pertengahan tahun depan, setidaknya wajah bandara kita akan berubah banyak. Begitu banyaknya pekerjaan yang harus kita lakukan. Begitu rumitnya persoalan. Tetapi, dengan kemauan yang keras, kita akan bisa melakukannya. Untuk bisa naik kelas, memang tidak cukup hanya bicara dan bicara. Perlu bekerja, bekerja, dan bekerja!

S E L A S A 2 6 J U N I 2 0 1 2 11

SEKARANG.....SAMBUNGAN DARI HAL 1

DI PUNCAK.....SAMBUNGAN DARI HAL 1

HARGA.....SAMBUNGAN DARI HAL 1

MMS.....SAMBUNGAN DARI HAL 1

MINTA.....SAMBUNGAN DARI HAL 1

INISIATIF.....SAMBUNGAN DARI HAL 1

NARKOBA.....SAMBUNGAN DARI HAL 1

dipanggil Tuhan untuk selamanya. Mantan Kepala Divisi Propam Polri itu dikenal berwibawa tapi familiar dengan warga di bumi Totabuan (Bolmong raya) saat menjabat Kapolda Sulut 2006 silam. Penuturan Butet sapaan akrab MMS, Gordon Mogot adalah sosok pemimpin yang tegas namun baik hati. “Beliau itu (Gordon) begitu peduli kepada masyarakat dan juga anggotanya,” tutur MMS, Senin (25/6) kemarin.

Sebagai Ketua Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/POLRI (FKPPI) Sulut, MMS mengaku punya kesan-kesan yang sulit dilupakan bersama Gordon Mogot. MMS menceritakan, saat masih menjabat Bupati Bolmong dan Gordon menjabat Kapolda Sulut, mereka menemukan makam ayah Gordon di Nuangan, Bolmong Timur (Boltim). ‘’Kala itu selaku pemerintah daerah bersama Gordon Mogot dan keluarga besarnya langsung merenovasi makam tersebut,’’ ungkap perempuan yang

sukses melahirkan 4 daerah otonom di Bolmong raya.

Kedekatan ibu dari Aditya ‘ Didi’ Moha, anggota DPR RI asal Sulut dan Bayu Moha, dengan putra Wolowan, Tomohon jauh sebelum almarhum menjabat Kapolda Sulut. Hubungan MMS dan Mogot ibarat anak dan ayah. Tak heran, saat menjabat Kapolda Sulut, Kapolda yang berkumis tebal ini banyak membantu dengan memberikan pokok-pokok pikiran menyangkut stabilitas, termasuk memberikan kiat-kiat mengkondusifkan wilayah Dumoga raya yang rawan kericuhan.

Menurut MMS, peninggalan Gordon yang sangat membekas di Bolmong raya, yakni ide Gordon Mogot membentuk Markas Brimob Kompi Inuai, Bolmong. “Pembangunan markas Brimob Kompi Inuai itu atas ide beliau (Gordon Mogot). Dengan pertimbangan wilayah Bolmong yang cukup luas, sementara markas Brimob hanya ada di Manado, butuh waktu lama jika Bolmong memerlukan personil Brimob. Maka beliau memberikan ide agar Bolmong mengajukan permintaan supaya ada

Markas Brimob,” cerita MMS. Ide Gordon Mogot itu langsung

ditindaklanjuti. Di suatu kesempatan, saat Rapat Kerja (Raker) para kepala daerah se Indonesia, bunda Totabuan ini langsung mengajukan ke Kapolri waktu itu Jenderal Da’i Bachtiar untuk mendirikan Markas Brimob di Bolmong. “Pak Kapolri waktu itu, Dai’ Bachtiar memberikan kesempatan kepada Bunda (MMS) memaparkan usulan itu di Mabes Polri. Kita menyiapkan kurang lebih 10 hektar lahan untuk pembangunannya. Dan syukur permintaan itu disetujui dan telah berdiri Markas Brimob di Desa Inuai,” urai MMS yang juga Pengurus Pembina Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBP3) Pusat.

Ia mengaku, sangat terkejut mendengar sepuh di FKPPI ini pergi begitu cepat. MMS pun bersama keluarga dan juga selaku Ketua FKPPI Sulut menyatakan ikut berbelasungkawa. “Semoga beliau mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan agar diberi ketabahan,”ucap MMS yang juga Pembina KBP3 Bolmong. (*)

Page 12: Manado Post 26 Juni
Page 13: Manado Post 26 Juni
Page 14: Manado Post 26 Juni
Page 15: Manado Post 26 Juni
Page 16: Manado Post 26 Juni
Page 17: Manado Post 26 Juni
Page 18: Manado Post 26 Juni
Page 19: Manado Post 26 Juni
Page 20: Manado Post 26 Juni
Page 21: Manado Post 26 Juni
Page 22: Manado Post 26 Juni
Page 23: Manado Post 26 Juni
Page 24: Manado Post 26 Juni
Page 25: Manado Post 26 Juni
Page 26: Manado Post 26 Juni
Page 27: Manado Post 26 Juni
Page 28: Manado Post 26 Juni
Page 29: Manado Post 26 Juni
Page 30: Manado Post 26 Juni
Page 31: Manado Post 26 Juni
Page 32: Manado Post 26 Juni
Page 33: Manado Post 26 Juni
Page 34: Manado Post 26 Juni
Page 35: Manado Post 26 Juni
Page 36: Manado Post 26 Juni
Page 37: Manado Post 26 Juni
Page 38: Manado Post 26 Juni
Page 39: Manado Post 26 Juni
Page 40: Manado Post 26 Juni
Page 41: Manado Post 26 Juni
Page 42: Manado Post 26 Juni
Page 43: Manado Post 26 Juni