66
suatu penerapan managemen farmasi alimashuda KEMANDIRIAN APOTEKER MENUJU PRAKTIK BERTANGGUNGJAWAB

MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manfar

Citation preview

Page 1: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

suatu penerapan managemen farmasi

alimashuda

KEMANDIRIAN APOTEKER MENUJU PRAKTIK

BERTANGGUNGJAWAB

Page 2: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

2

UU 36/2014 : TENAGA KESEHATAN

• Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik harus dilakukan sesuai dengan kewenangan yang didasarkan pada Kompetensi yang dimilikinya (62)

• Dalam keadaan tertentu Tenaga Kesehatan dapat memberikan pelayanan di luar kewenangannya (63).

• Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan dilarang melakukan praktik seolah-olah sebagai Tenaga Kesehatan yang telah memiliki izin (64).

2015

Page 3: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

3

UU 36/2014 : TENAGA KESEHATAN

Pre-Registrasi• Pendidikan (IJAZAH)• Uji Kompetensi

(Sertifikat Kompetensi/ Profesi)

Registrasi

• Surat Tanda Registrasi (STR)

Lisensi

• Surat Izin Praktik• Surat Izin Kerja

Standar Profesi + Standar Pelayanan

Profesi

Perlindungan dan Kepastian Hukum

Pelaksanaan Praktik

OP PemerintahOP Pemda

OP KonsilKonsil

Belum berwenang Kewenangan FormalKewenangan Teknikal

2015

Page 4: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

4

KEMANDIRIAN

1. Menurut Masrun (1986:8) adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang : untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan

untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari

usahanya

Mandiri adalah dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan/perbuatan

nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya (Antonius,2002:145)

2015

Page 5: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

5

KEMANDIRIAN

2. Menurut Brawer dalam Chabib Toha (1993:121) perilaku mandiri adalah suatu kepercayaan diri sendiri, perilaku yang terdapat dalam diri seseorang yang timbul karena

kekuatan dorongan dari dalam tidak karena terpengaruh oleh orang lain.

Kemandirian seseorang terlihat padawaktu orang tersebut menghadapi masalah.

Bila masalah itu dapat diselesaikan sendiri tanpa meminta bantuan dari orang lain dan akan bertanggung jawab terhadap segala

keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan maka hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk mandiri.

(Kartini Kartono,1985:21)

2015

Page 6: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

6

Faktor-faktor KEMANDIRIAN

1) Integritas Personal2) Instrumen pendukung (barang/alat)3) Penguasaan Iptek (kecakapan)4) Lingkungan Sosial5) Peraturan-peraturan yang mengikat6) Sosioekonomi

2015

Page 7: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

7

1) Percaya diri2) Mampu bekerja sendiri3) Menguasai keahlian dan keterampilan

yang sesuai dengan kerjanya4) Menghargai waktu5) Tanggung jawab

Unsur umum Kemandirian

2015

Page 8: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

8

CIRI-CIRI KEMANDIRIAN

1) Kesanggupan berinisiatif dalam segala hal2) Mampu mengerjakan tugas rutin yang

dipertanggungjawabkan padanya, tanpa mencari pertolongan dari orang lain.

3) Memperoleh kepuasan dari pekerjaannya4) Mampu mengatasi rintangan yang dihadapi dalam mencapai

kesuksesan.5) Mampu berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif terhadap

tugas dan kegiatan yang dihadapi.6) Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda pendapat

dengan orang lain, dan merasa senang karena dia berani mengemukakan pendapatnya walaupun nantinya berbeda dengan orang lain

2015

Page 9: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

9

PRAKTIK PROFESI

Suatu tindakan (sikap) bertanggungjawab yang bersumber dari komitmen diri (dorongan dari dalam) yang dilakukan secara

sistematis dan prosedural berdasarkan keilmuan dan keterampilan (kompetensi) tertentu sesuai ketentuan dan nilai-nilai profesi untuk memberikan manfaat yang setinggi-tingginya

bagi orang lain (klien).

2015

Page 10: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

10

Formal Substansial

SosialModal

ASPEK-ASPEK KEMANDIRIAN

2015

Page 11: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

11

Formal Substansial• Hukum dan Per-UU• Ilmu & Wewenang• Sumpah Apoteker• Komitmen

Finansial• Instrumentatif

Sosial• Interaksi• Manfaat• Tanggungjawab• Kolektifitas

2015

Page 12: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

12

KEMANDIRIAN

FORMAL SUBSTANSIAL

2015

Page 13: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

13

Setiap Tenaga Kesehatan melaksanakan tugas berdasarkan keahlian dan kewenangan sesuai kompetensinya (UU36/2014)

Apoteker menjalankan praktik karena dorongan Sumpah dan Komitmen

implementasiINDIVIDUAL

ORGANISASIONAL

PEMERINTAHAN

2015

Page 14: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

14

Ciri Substansi Kemandirian Individu

1) Ada rasa tanggung jawab 2) Memiliki pertimbangan dalam menilai problem

yang dihadapi3) Adanya perasaan aman bila berbeda pendapat

dengan orang lain4) Adanya sikap kreatif sehingga menghasilkan ide

yang berguna bagi orang lain.

2015

Page 15: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

15

Wujud

• Percaya Diri

• Mampu bekerja sendiri

• Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya

• Menghargai Waktu

• Tanggung Jawab

2015

Page 16: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

16

Ciri Substansi Kemandirian Organisasi

1) Ada Standar Profesi2) Memiliki Mekanisme Solutif atas berbagai

Problem yang dihadapi3) Adanya Instrumen Profesi (Professional

Therminology) sebagai alat komunikasi antar anggota maupun dengan pihak luar.

4) Adanya Sikap Kreatif sehingga menghasilkan Pengaruh pada masyarakat.

2015

Page 17: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

17

Wujud

• Kode Etik Profesi dan Peraturan

• SOP Baku yang terstandar dan ditaati

• Spesialisasi Fungsional

• Pembagian kewenangan berbasis Kompetensi

• Pernyataan Profesi

2015

Page 18: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

18

Peran Pemerintah ?

1) RegulatorPeraturan dan Standar-standar Pekerjaan/Pelayanan

2) FasilitatorSTR, Perizinan, ketersediaan bahan, sarana dan prasarana.

3) PemberdayaanPelatihan, Pengembangan karir, Pemanfaatan

4) PemerataanAksesabilitas layanan Publik

5) Law InforcementMemelihara keseimbangan sosial dan ketertiban umum

2015

Page 19: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

19

KONSTRUKSI

APOTEKER General

?

PUBLIK ?

?

? Pasien

Pasien

Pasien

Pasien

Kewenangan ?

INTEGRITAS ?

BENTUK KOMUNIKASI

& INTERAKSI ?

Komunikasi integritas kewenangan hanya akan berkembang apabila Apoteker memiliki “Pengalaman Praktik” secara Nyata.

INTERVENSI ORGANISASI PROFESI

2015

Page 20: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

20

RESEPpermintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker,

baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku

(Permenkes 35/2014)

IDI IAIRESEP

Lokakarya Profesi

Penulisan, etika, mekanisme, penanganan, batasan

pertanggungjawaban dll

PEMERINTAH

APOTEKERDOKTER

Pasien

2015

Page 21: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

21

Mekanisme Dasar

SOP PELAYANAN (Pasien Umum)

Konsumen Resep

Hitung Harga

Permintaan TTK/Petugas Stok/inventory

KASIRKonfirmBayar

Tilik StokOK

Peracikan/ PenyiapanPenyerahan

Pasien/Klien KASIR

Penyerahan : + Siap Pantau

Terapi + Siap MESO, HPC

Pasien/klien diberi info mengenai jenis2 jasa berikut tarifnya

Pilihan Jenis Jasa

Tertulis – uraian singkat

Tatalaksana : Explain & describing Konseling Rcn Pantau Terapi Rcn MESO, HPC

Pharmaceutical Care

APOTEKER

Assesmen Adm : Pasien + Resep Farmakoterapi Farmasetis Jenis2 Ph Serv

Penetapan Jasa

Sarjana Farmasi

Bayar Jasa

Stok/inventory

Peracikan/ Penyiapan

AhliMadyaSesuai Asesmen Farmakoterapi

Sesuai Asesmen Farmasetis

Bayar Harga Obat

NON PROFESIONALSubStandar

PROFESIONALStandar

2015

Page 22: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

22

Mekanisme Dasar

SOP PELAYANAN (Pasien Asuransi)

Konsumen Resep

Hitung Harga

Permintaan TTK/Petugas Stok/inventory

KeuanganTotal Klaim

Tilik StokOK

Peracikan/ Penyiapan

Penyerahan

Pasien/Klien Keuangan

Penyerahan : + Siap Pantau

Terapi + Siap MESO, HPC

Pasien/klien diberi info mengenai jenis2 jasa yang dicover Asuransi

Pilihan Jenis Jasa

Tertulis – uraian singkat

Tatalaksana : Explain & describing Konseling Rcn Pantau Terapi Rcn MESO, HPC

Pharmaceutical Care

APOTEKER

Assesmen Adm : Pasien + Resep Farmakoterapi Farmasetis Jenis2 Ph Serv

Penetapan Jasa

Sarjana Farmasi

Porsi Jasa

Stok/inventory

Peracikan/ Penyiapan

AhliMadyaSesuai Asesmen Farmakoterapi

Sesuai Asesmen Farmasetis

Porsi Harga Obat

NON PROFESIONALSubStandar

PROFESIONALStandar

2015

Page 23: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

23

Tinjauan SDM

dalam UU36/2014 : Tenakes

TENAGA KEFARMASIAN(ber-STR dan ber-SIP/SIK)

A. APOTEKERB. TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN

1) SARJANA FARMASI 2) AHLI MADYA FARMASI3) ANALIS FARMASI

ASISTEN TENAGA KEFARMASIAN (tidak ber-STR dan tidak ber-SIK)

1) ASISTEN APOTEKER2) TENAGA MENENGAH FARMASI

2015

Page 24: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

24

RANAH PEKERJAAN

APOTEKER PJAPOTEKER

PENDAMPING

SARJANA FARMASI

Analis FarmasiAhli Madya

Farmasi

APOTEKER PENDAMPING

RANAH PROFESI

Ranah Teknis

Ranah Non Teknis Asisten Tenafar Tenaga Menengah

Pelimpahan

Supervisi

PUBLIK

Standar Profesi

SPO Pekerjaan

SPO PraktikSPO Praktik

2015

Page 25: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

25

MATRIKS TUGAS DAN FUNGSI

FASILITASAPOTEKER TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN ASISTEN TENAFAR

APJ APING Sarjana Farmasi

Ahli Madya

Analis Farmasi AA TMF

FUNGSI PRAKTIK (Jadual) teknis pekerjaan (pelimpahan) bantu non teknis

KLINIKTugas, fungsi

dan wewenang

managemen dan

operasional

Tugas, fungsi dan wewenang operasional

profesi

KL SF KL AM KL AF Hanya bekerja di

bawah supervisi Tenaga Kefarmasian.

Tidak boleh melakukan teknis pekerjaan yg merupakan kewenangan dari TTK.

APOTEK AP SF AP AM AP AF

PUSKES MAS PU SF PU AM PU AF

2015

Page 26: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

26

Tahapan Proses

PENDIDIKAN >> PRAKTIK KERJA >> PEKERJAANLEMBAGA PENDIDIKAN ORGANISASI PROFESI

Bidang garap : DIKLIT + HIMPUNAN SEMINAT Tim POPAPENDIDIKAN PRAKTIK KERJA (6 bulan ?)

LULUS

PELATIHAN KERJAAPOTEKER Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) INTERNSHIP Implementasi nilai-

nilai profesi sesuai Standar ProfesiMemahami instrumen2 operasional Praktik

Profesi di fasilitas :1) Pelayanan (RS, Apt, klinik, Puskesmas)2) Distribusi3) Industri4) Pemerintahan/kebijakan

Pengarahan Minat sesuai konsentrasi kompetensi yang dikehendaki (pilihan)

SARJANA VOKASIONAL

Praktik Kerja Teknis Sarjana Farmasi (PKT-SF)

LULUS

PELATIHAN TERSTRUKTUR

Mengorganisir dan melaksanakan pekerjaan kefarmasian di bawah bimbingan dan pengawasan Apoteker

Memahami instrumen2 teknis operasional dan SOP pekerjaan di bagian dari fasilitas :1) Pelayanan (RS, Apt, klinik, Puskesmas)2) Distribusi3) Industri4) Instansi pemerintah

Pengarahan kebidangan dan pengorganisasian pekerjaan

SARJANA AKADEMIK Tidak Ada

2015

Page 27: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

27

Tahapan Proses

PENDIDIKAN >> PRAKTIK KERJA >> PEKERJAANLEMBAGA PENDIDIKAN ORGANISASI PROFESI

Bidang garap : DIKLIT + HIMPUNAN SEMINAT Tim POPAPENDIDIKAN PRAKTIK KERJA (6 bulan ?)

LULUS

PELATIHAN KERJAD3 FARMASI Praktik Kerja Teknis Ahli Madya

Farmasi (PKT-AMF)PELATIHAN

TERSTRUKTURMelaksanakan teknis pekerjaan kefarmasian sesuai SOP di bawah bimbingan dan pengawasan Apoteker

Melaksanakan kegiatan administrasi dan pekerjaan teknis sesuai SOP dan alat-alat di fasilitas :1) Pelayanan (RS, Apt, klinik, Puskesmas)2) Distribusi3) Industri4) Instansi pemerintah

Pelatihan pekerjaan (keterampilan) terutama dalam penyiapan (material dan proses) di berbagai bidang dan fasilitas kefarmasian

D3 – ANALIS FARMASI

Praktik Kerja Teknis Analis Farmasi (PKT-AnF)

LULUS

PELATIHAN TERSTRUKTUR

Melaksanakan analisis/pemeriksaan material sesuai SOP di bawah bimbingan dan pengawasan Apoteker

Melaksanakan kegiatan administrasi dan teknis pemeriksaan/analisis sesuai SOP dan alat-alat di fasilitas :1) Pelayanan (RS, Apt, klinik, Puskesmas)2) Distribusi3) Industri4) Instansi pemerintah

Pelatihan pekerjaan (keterampilan) terutama dalam analisis (material dan proses) di berbagai bidang dan fasilitas kefarmasian

2015

Page 28: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

28

Tahapan Proses

PENDIDIKAN >> PRAKTIK KERJA >> PEKERJAANLEMBAGA PENDIDIKAN ORGANISASI PROFESI

Bidang garap : DIKLIT + HIMPUNAN SEMINAT Tim POPAPENDIDIKAN PRAKTIK KERJA (6 bulan ?)

LULUS

PELATIHAN KERJASMK FARMASI

Praktik Kerja NonTeknis Farmasi (PKNT-TMF) PELATIHAN Langsung pada saat

Apoteker dan TTK sedang menjalankan tugas profesi/teknis

Melaksanakan kegiatan yang dapat menunjang kelancaran proses pekerjaan teknis di fasilitas :1) Pelayanan (RS, Apt, klinik, Puskesmas)2) Distribusi3) Industri

Pemberian petunjuk dan instruksi langsung oleh TTK di bawah pengawasan Apoteker

Keterangan : Muatan dan materi Pendidikan (Profesi, S1 Voc, D3 dan SMK Farmasi diampu oleh

Lembaga Pendidikan sesuai Standar Profesi. Muatan dan materi PKPA pada Program Profesi dan PKL pada S1 Voc dan D3 dilakukan

oleh Lembaga Pendidikan bersama Bidang Diklit dan Himpunan Seminat. Pelatihan Terstruktur setelah Lulus dibina oleh Bidang Diklit dan Himpunan Seminat. Pendayagunaan dan Optimalisasi Praktik (pelayanan dasar) dilakukan oleh Tim POPA2015

Page 29: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

29

PendayaGunaan

Masalah :1. Jumlah dan kualifikasi SDM (Tenaga

Kefarmasian) dalam Tiap Fasilitas ?2. Mekanisme/prosedur dan batasan pelimpahan

pekerjaan kefarmasian ?3. Reposisi peran AA/TMK akibat di-drop

(grounding) oleh UU36/2014 ?4. Mekanisme pemberian imbal jasa pelayanan ?

2015

Page 30: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

30

Pikirkan….• 1 Fasilitas terdiri dari 1 Apoteker + 1 or 2 AA + 1 Pelayan +

Kasir untuk menjalankan Pelayanan Kefarmasian selama 13 jam sehari (08.00 s/d 21.00) dari Senin s/d Sabtu, Rasionalkah ?

• Agar Pelayanan Optimal, berapa jumlah seharusnya ?• Berapa Total Cost ?• Apa yang HARUS DILAKUKAN agar tetap memenuhi

ketentuan perundangan ?– Perlu Rasionalisasi Waktu Operasional ?– Perlu Rasionalisasi Jumlah Fasilitas ?

• Diskusikan….

Jumlah SDM dalam Fasilitas

2015

Page 31: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

31

PELIMPAHAN

PEKERJAAN KEFARMASIAN

Pasal 65

2015

Page 32: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

32

PELIMPAHAN TINDAKAN• Tenaga Teknis Kefarmasian dapat menerima pelimpahan

pekerjaan kefarmasian dari tenaga Apoteker.• Ketentuan pelimpahan :

– Tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kemampuan dan keterampilan yang telah dimiliki oleh penerima pelimpahan.

– Pelaksanaan tindakan tetap dibawah pengawasan pemberi pelimpahan.

– Pemberi pelimpahan tetap bertanggungjawab atas tindakan yang dilimpahkan sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dengan pelimpahan yang diberikan.

– Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk pengambilan keputusan sebagai dasar pelaksanaan tindakan.

Pasal 65

2015

Page 33: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

33

Pelimpahan Pekerjaan TeknisKEPADA SARJANA FARMASI• Pelimpahan diberikan oleh Apoteker Penanggungjawab.• Apoteker Pendamping sebagai pengarah/pengawas pelaksanaan

pelimpahan.• Dasar :

– UU 36/2014 : Tenaga Kesehatan– Perpres 8/2012 : Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

• Petunjuk batasan :1. Mampu memanfaatkan IPTEK dalam bidang keahliannya, beradaptasi terhadap situasi

yang dihadapi.2. Menguasai konsep teoretis bidang pekerjaan umum mupun khusus secara

mendalam.3. Mampu memformulasikan penyelesaian masalah-masalah prosedural.4. Mampu berpikir strategis berdasarkan analisis informasi dan data.5. Mampu memberi petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi.6. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas

pencapaian hasil kerja organisasi.2015

Page 34: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

34

Pelimpahan Pekerjaan TeknisKEPADA SARJANA FARMASIBIDANG INDUSTRI (Farmasi, Kosmetik, Otra, Makmin)Kemampuan dan keterampilan dalam:

1) Pengorganisasian proses pekerjaan kefarmasian,2) Analisis pekerjaan kefarmasian, 3) Tatalaksana umum kepersonaliaan.4) Penatalaksanaan Standar Prosedur Operasional5) Pengamanan dan administrasi barang6) Penyusunan laporan-laporan pekerjaan kefarmasian7) Supervisi pekerjaan pada asisten tenaga kefarmasian berdasar

ketetapan/ petunjuk apoteker.

Di bagian : Pengadaan/Produksi Pengawasan Mutu Pemastian Mutu Riset Pengembangan

2015

Page 35: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

35

Pelimpahan Pekerjaan TeknisKEPADA SARJANA FARMASIBIDANG DISTRIBUSI (Sediaan Farmasi, Bahan baku)Kemampuan dan keterampilan dalam :

1) Pengorganisasian proses pekerjaan kefarmasian,2) Analisis pekerjaan kefarmasian, 3) Tatalaksana umum kepersonaliaan.4) Penatalaksanaan Standar Prosedur Operasional5) Pengamanan dan administrasi barang6) Penyusunan laporan-laporan pekerjaan kefarmasian7) Supervisi pekerjaan pada asisten tenaga kefarmasian berdasar

ketetapan/ petunjuk apoteker.

Di bagian : Pengadaan/pemesanan bahan/sediaan farmasi Gudang dan penyimpanan bahan/sediaan farmasi Pemeriksaan mutu bahan/sediaan farmasi Pengamanan bahan/sediaan farmasi Penyaluran bahan/sediaan farmasi

2015

Page 36: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

36

Pelimpahan Pekerjaan TeknisKEPADA SARJANA FARMASIBIDANG PELAYANAN (RS, Klinik, Apotek, Puskesmas)

Kemampuan dan keterampilan dalam :1) Pengorganisasian proses pekerjaan kefarmasian,2) Analisis pekerjaan kefarmasian, 3) Tatalaksana umum kepersonaliaan.4) Penatalaksanaan Standar Prosedur Operasional5) Pengamanan dan administrasi barang6) Penyusunan laporan-laporan pekerjaan kefarmasian7) Supervisi pekerjaan pada asisten tenaga kefarmasian berdasar ketetapan/

petunjuk apoteker.

Di bagian : A. MATERIAL/BARANG :

Analisis pesanan bahan/sediaan farmasi Gudang dan penyimpanan sediaan farmasi Pemeriksaan mutu sediaan farmasi Pengamanan sediaan farmasi

2015

Page 37: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

37

Pelimpahan Pekerjaan TeknisKEPADA SARJANA FARMASIBIDANG PELAYANAN (RS, Klinik, Apotek, Puskesmas)B. PELAYANAN/Pharmaceutical Care :

Melaksanakan skrining farmasetis dan klinis resep/permintaan pelayanan Managemen dan administrasi konseling Managemen dan administrasi Penggunaan/Pemantauan Terapi Obat Managemen dan administrasi Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Managemen dan administrasi Visite an Home Pharmacy Care Dokumentasi Riwayat Penggunaan Obat (PMR); Membantu penelusuran Rekonsiliasi Obat; Pelayanan Informasi Obat (PIO); Membantu dalam Evaluasi Penggunaan Obat (EPO); Membantu dalam Dispensing Sediaan Steril;

2015

Page 38: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

38

Pelimpahan Pekerjaan TeknisKEPADA AHLI MADYA & ANALIS FARMASI• Pelimpahan diberikan oleh Apoteker Penanggungjawab.• Apoteker Pendamping sebagai pengarah/pengawas pelaksanaan

pelimpahan dibantu Sarjana Farmasi.• Dasar :

– UU 36/2014 : Tenaga Kesehatan– Perpres 8/2012 : Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

• Petunjuk batasan :1. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu

memformulasikan penyelesaian masalah prosedural2. Mampu menganalisis data sehingga menghasilkan kinerja dengan mutu dan

kuantitas yang terukur.3. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dan mampu memilih metode yang sesuai

dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku.4. Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif.5. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian

hasil kerja kelompok.2015

Page 39: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

39

Pelimpahan Pekerjaan TeknisKEPADA AHLI MADYA & ANALIS FARMASIBIDANG INDUSTRI (Farmasi, Kosmetik, Otra, Makmin)

AHLI MADYA FARMASI ANALIS FARMASI

Kemampuan dan keterampilan dalam :1) Pengelolaan gudang penyimpanan

produk2) Melaksanakan riset dan produksi

sediaan farmasi3) Administrasi produksi/pemeriksaan

sediaan farmasi.4) Pendokumentasian pekerjaan

kefarmasian5) Membantu dalam penyusunan laporan-

laporan pekerjaan kefarmasian.6) Supervisi pekerjaan asisten tenaga

kefarmasian berdasar ketetapan apoteker.

Kemampuan dan keterampilan dalam :1) Pemeriksaan dan analisis kualitas

produk/sampel2) Pemeriksaan kualitas penyimpanan

produk3) Pemeriksaan dan analisis hasil riset

formula4) Pendokumentasian pemeriksaan dan

analisis 5) Membantu dalam penyusunan laporan-

laporan pemeriksaan produk.6) Supervisi pekerjaan asisten tenaga

kefarmasian berdasar ketetapan apoteker

Di bagian : Pengadaan/Produksi; Pengawasan Mutu; Pemastian Mutu dan Riset Pengembangan

2015

Page 40: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

40

Pelimpahan Pekerjaan TeknisKEPADA AHLI MADYA & ANALIS FARMASIBIDANG DISTRIBUSI (Sediaan Farmasi, Bahan baku)

AHLI MADYA FARMASI ANALIS FARMASI

Kemampuan dan keterampilan dalam :1) Pengelolaan gudang penyimpanan sediaan2) Verifikasi administrative permintaan 3) Labelling & Etiketting/Penandaan 4) Administrasi distribusi/penyalursan

sediaan.5) Pendokumentasian pekerjaan kefarmasian6) Membantu dalam penyusunan laporan-

laporan pekerjaan kefarmasian.7) Mensupervisi pekerjaan asisten tenaga

kefarmasian berdasar ketetapan apoteker.

Kemampuan dan keterampilan dalam :1) Pemeriksaan dan analisis kualitas sediaan 2) Pemeriksaan dan analisis penyimpanan 3) Labelling & Etiketting/Penandaan4) Pendokumentasian pemeriksaan dan

analisis kualitas 5) Membantu dalam penyusunan laporan-

laporan hasil pemeriksaan.6) Mensupervisi pekerjaan asisten tenaga

kefarmasian berdasar ketetapan apoteker

Di bagian : Pengadaan/pemesanan bahan/sediaan farmasi Gudang dan penyimpanan bahan/sediaan farmasi Pemeriksaan mutu bahan/sediaan farmasi Pengamanan bahan/sediaan farmasi Penyaluran bahan/sediaan farmasi

2015

Page 41: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

41

Pelimpahan Pekerjaan TeknisKEPADA AHLI MADYA & ANALIS FARMASIBIDANG PELAYANAN (RS, Klinik, Apotek, Puskesmas)

AHLI MADYA FARMASI ANALIS FARMASI

Kemampuan dan keterampilan dalam :1) Pengelolaan gudang penyimpanan 2) Skrining administrative resep/permintaan 3) Komponding sediaan farmasi4) Labelling & Etiketting/Penandaan 5) Administrasi pelayanan.6) Pendokumentasian pekerjaan kefarmasian7) Membantu dalam penyusunan laporan-

laporan pekerjaan kefarmasian.8) Mensupervisi pekerjaan asisten tenaga

kefarmasian berdasar ketetapan apoteker.

Kemampuan dan keterampilan dalam :1) Pemeriksaan dan analisis kualitas 2) Skrining administrative resep/permintaan

pelayanan3) Komponding sediaan farmasi4) Labelling & Etiketting/Penandaan5) Pendokumentasian pemeriksaan dan

analisis kualitas sediaan.6) Pemantauan Kadar Obat dalam Darah

(PKOD);7) Membantu dalam penyusunan laporan-

laporan pemeriksaan sediaan farmasi..8) Mensupervisi pekerjaan asisten tenaga

kefarmasian berdasar ketetapan apoteker

2015

Page 42: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

42

Pemberian pekerjaan (bantuan)PADA ASISTEN TENAGA KEFARMASIAN• Pekerjaan diberikan oleh Apoteker.• Tenaga teknis kefarmasian sebagai supervisi pekerjaan dibawah

arahan Sarjana Farmasi.• Dasar :

– UU 36/2014 : Tenaga Kesehatan– Perpres 8/2012 : Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

• Petunjuk batasan :1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik dengan menggunakan alat,

informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan (sudah ditetapkan) sehingga menghasilkan kinerja mutu yang terukur dibawah pengawasan langsung atasan.

2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual pekerjaan dan mampu memilih pemecahan yang (sudah) tersedia.

3. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain.2015

Page 43: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

43

Pemberian pekerjaan (bantuan)PADA ASISTEN TENAGA KEFARMASIANSEMUA BIDANG & FASILITAS KEFARMASIANTugas dilaksanakan di bawah Supervisi TTK :1) Menyiapkan dan memelihara alat/kelengkapan praktik/pekerjaan

kefarmasian, 2) Menghitung dan mendaftar jumlah unit barang/sediaan3) Memindah-tempatkan, menyimpan alat, barang dan sediaan farmasi, 4) Menimbang/menakar barang/bahan sesuai petunjuk yang diberikan, 5) Mengemas bahan/sediaan farmasi, 6) Pekerjaan lain yang tidak bersentuhan dengan teknis pekerjaan

kefarmasian.

2015

Page 44: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

44

Pekerjaan KefarmasianYANG TIDAK DAPAT DILIMPAHKANPekerjaan2 yang tidak dapat dilimpahkan kepada TTK, meliputi :1) Penetapan Standar Prosedur Operasional, dan2) Keputusan terkait pengadaan barang, dan3) Keputusan membuat/memproduksi, memeriksa kualitas dan/atau

memastikan berjalannya suatu proses produksi.4) Keputusan mendistribusikan/menyalurkan barang pada suatu PBF5) Keputusan terkait pemilihan bentuk dan jenis obat/sediaan, dan6) Keputusan penetapan dosis dan aturan/jadual pemakaian, dan7) Pelaksanaan konseling, dan8) Pelaksanaan dispensing/penyerahan sediaan farmasi, dan9) Keputusan dan Pelaksanaan Pemantauan Terapi Obat, dan

2015

Page 45: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

45

Pekerjaan KefarmasianYANG TIDAK DAPAT DILIMPAHKAN10) Keputusan dan Pelaksanaan Monitoring Efek Samping Obat

(MESO), dan11) Keputusan dan Pelaksanaan Visite an Home Pharmacy Care, dan12) Penelusuran riwayat penggunaan Obat; dan13) Pelaksanaan Rekonsiliasi Obat; dan14) Evaluasi Penggunaan Obat (EPO); dan15) Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD); dan16) Penyampaian Informasi dan komunikasi antar profesi/tenaga

kesehatan, dan17) Hal-hal lain yang berhubungan dengan dasar pengambilan

keputusan/ tindakan profesi

2015

Page 46: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

46

DOKUMEN PELIMPAHANIAI menetapkan Format Dokumen untuk Pelimpahan.Isi dokumen :1) Deskripsi tujuan, bentuk dan jenis tugas/pekerjaan spesifik yang diberikan.2) Standar Profesi yang diacu3) Spesifikasi kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh penerima

pelimpahan.4) Deskripsi prosedur/cara (SOP) penatalaksanaan pekerjaan yang

bersangkutan.5) Deskripsi batasan tugas (yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan)6) Peralatan/bahan yang akan dipergunakan.7) Petugas/asisten yang akan membantu terlaksananya pekerjaan (jika perlu).8) Waktu (periode) pelaksanaan pekerjaan.9) Target /ukuran kinerja yang diharapkan10) Pengawas atas pekerjaan yang diberikan (jika perlu).11) Kapan laporan pekerjaan harus disampaikan.

2015

Page 47: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

47

Professional Practise Development

2015

Page 48: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

48

INSTRUMEN PRAKTIK PROFESI

• Untuk dapat melakukan SESUATU, pasti memerlukan INSTRUMEN/ALAT1. Instrumen untuk melakukan Assesmen2. Instrumen untuk pendelegasian3. Instrumen dokumentasi interaksi + komunikasi4. Instrumen persetujuan tindakan kefarmasian5. Instrumen penyerahan sediaan farmasi6. Instrumen Monitoring7. …… ?

2015

Page 49: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

49

Tempat praktek

Apoteker merupakan satu profesi yg harus melaksanakan praktek

Praktek apoteker1. Apotik2. Klinik bersama3. Puskesmas4. Rumah Sakit

2015

Page 50: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

50

Papan praktek

1. Logo Ikatan Apoteker Indonesia2. Nama dan atau sebutan profesional sesuai

Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA)3. Nomor Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA)4. Nomor Surat Tanda Registrasi Apoteker

(STRA)5. Hari dan jam praktik.6. Nama, alamat dan nomor telepon Apotek

2015

Page 51: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

51

Contoh

2015

Page 52: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

52

KEMANDIRIAN MODAL DAN FINANSIAL

2015

Page 53: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

53

PROBLEM

Sumber Besaran Pengelolaan Pengembangan Usaha….

2015

Page 54: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

54

Sumber Modal

1. Modal Kompetensi2. Modal Sosial3. Modal Finansial4. Kombinasi ketiganya

2015

Page 55: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

55

Modal Kompetensi Kompetensi merupakan Modal Potensial untuk dikembangkan (bukan sekedar

dipelihara statusnya) Pilihan pemanfaatan :

Siap Bekerja

Pengaruh Sosial

KARYAWAN KEPEMIMPINAN

Dependent Independent

1 2Hard Competence Soft Competence

2015

Page 56: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

56

Modal Sosial Pengaruh Sosial merupakan Modal Potensial untuk mewujudkan “Apresiasi Jasa” Pemanfaatan (Soft Competence) :

Interaksi Antar Tenakes

Pharmacist Public Health

Kolegialitas Partisipasi Profesi

Kesetaraan Profesi Differensiasi

1 2

2015

Page 57: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

57

Modal Finansial Sebagai Penunjang (sekunder) Merupakan produk dari “Fungsi & Interaksi Sosial” Pilihan posisioning :

Pemilik Modal

FINANSIAL

apoteker

finansial

Pemilik ModalAPOTEKER

2015

Page 58: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

58

Pengelolaan Modal

1. Modal dikelola dan dipergunakan oleh Pemilik untuk menjalankan Usaha. Apoteker sbg alat/pegawai. Sediaan Farmasi sebagai komoditas bisnis SUKSES, bila modal/usaha tumbuh dengan baik. Apoteker memperoleh GAJI dan KARIR

2. Modal dikelola dan digunakan oleh Apoteker untuk menjalankan Praktik Kefarmasian Pemilik Modal sbg partner/mitra. Sediaan Farmasi sebagai instrumen profesi SUKSES, bila Praktik Kefarmasian berdampak pada menguatnya

fungsi-fungsi sosial dari Apoteker. Pemilik Modal memperoleh Keuntungan Investasi.

~100%

0%

2015

Page 59: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

59

Intervensi Organisasi (IAI & GP) ?

Bidang Kemitraan IAI Bidang Pembinaan

Ʃ Modal

Apt Apt AptPM PM PM

Ʃ Keuntungan Investasi

Bidang Kemitraan GP

PD IAIGP FARMASIMoU

%KI

Independen Bertanggungjawab

Kepercayaan Kepastian

o ATURAN MAINo FLEKSIBILITAS

o JAMINAN INSTITUSIONAL

IAI memfasilitas Anggota untuk dapat mempergunakan dan mempertanggungjawabkan Modal melalui Praktik Kefarmasian yang dijalankan

2015

Page 60: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

60

Pengelolaan Pemilik Modal

LATAR BELAKANG1. Dalam hal MODAL, Pemilik Modal memiliki “bergaining posisi” lebih kuat

dibanding Apoteker.2. Apoteker “diperalat” oleh Pemilik Modal.

SOLUSI :3. Posisi IAI “harus lebih kuat” dibanding Pemilik Modal4. IAI harus menyusun dan memegang “SISTEM”5. “Sistem” dikomunikasikan dengan “Organisasi Pemilik Modal (GP ?)”

PM harus menjadi “Anggota GP”

6. Pemilik Modal harus mengikuti “Aturan Main” GP-IAI7. Pemilik Modal “tidak tahu” siapa dan bagaimana “Modal Dimanfaatkan”8. Fleksibilitas dalam “berinvestasi” dan Jaminan Keamanan Investasi.9. Keuntungan Investasi cukup menarik %KI >> % Bunga Simpan Bank

2015

Page 61: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

61

KEMANDIRIAN

SOSIAL

2015

Page 62: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

62

TANTANGAN

Apoteker mampu secara mandiri membentuk dan memanfaatkan fungsi-fungsi Sosial dalam mengembangkan peran-peran Profesi.

Dimensi Penting :1. Paham mengenai sosiokultural kefarmasian2. Rekayasa Sosial (Farmasi Sosial)3. Jejaring Apoteker

2015

Page 63: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

63

Sosiokultur Farmasi

SUDUT PANDANG OBAT APOTEKER

Awam Produk dengan harga tertentu yang dapat dibeli dengan mudah atau dengan syarat.

“Pelayan/penjual Obat ?”

Pengusaha Produk sebagai barang dagangan untuk mengembangkan modal

Pegawai/pelengkap Usaha dengan bayaran tertentu (bagian dari beban usaha)

Dokter/Tenakes lain Penunjang/memperkuat legitimasi dari mekanisme praktik/tindakan yang dijalankan.

Tempat “Curhat”, pelengkap penyedia, pelengkap penderita (bahkan utk bbrp hal dianggap sbg penghambat)

Pemerintah Kebutuhan Publik Sumber daya Kesehatan

Apoteker Produk/implementasi dari Ilmu dan Teknologi

Profesi yang harus dihargai setara dg Tenakes lain.

2015

Page 64: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

64

Rekayasa Sosial

SUDUT PANDANG OBAT APOTEKER

Awam Barang “berbahaya” yang Cara Penggunaannya harus “berhati-hati” dan hanya diperoleh dengan memenuhi syarat.

Profesi yang “menjamin ketepatan dan keamanan penggunaan obat”

Pengusaha Barang yang sulit (tidak dapat) diperdagangkan secara umum. Atau : berdagang obat sebagai “Bisnis Kerugian”

Pelaku Jasa Pelayanan Profesi (Bisnis Profesi)

Dokter/Tenakes lain Domain kompetensi Apoteker. Pengimbang Profesi

Pemerintah Kebutuhan Publik Sumber daya Kesehatan

Apoteker Produk/implementasi dari Ilmu dan Teknologi

Profesional dalam Obat dan Pengobatan

Merubah Paradigma Kultural

2015

Page 65: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

65

JEJARING APOTEKER

1. Obat hanya dapat “berpindah” antar tangan Apoteker

2. Obat hanya dapat diperoleh dari “tangan Apoteker”3. Apoteker melakukan fungsi-fungsi kontrol atas

penggunaan Obat.4. Apoteker “bertanggungjawab” dalam Rasionalitas

Penggunaan Obat.

2015

Page 66: MANAGEMEN FARMASI 3 (Kemandirian Apoteker Dalam Praktik)1(1)

66

Terima kasih

alimashuda0812-8440-2355

2015