37

2015pbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Manajemen... · E. Fungsi Bengkel dan Laboratorium - 153 F. Perlunya Pendamping bagi Wirausaha Pemula - 155 G. Kesimpulan

Embed Size (px)

Citation preview

2015

MANAJEMEN BENGKEL DAN LABORATORIUM VOKASI

DAN KEJURUAN

Prof. Sukardi, MED, MS, PhD

Siti Nurjanah, S.Pd, M.Pd

ii

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2:

1. Hak Cipta merupakan hak ekskusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan Pidana Pasal 72:

1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidanakan dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil Pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dipidanakan dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

iii

Cetakan Pertama Februari 2015

Penulis :

Prof. Sukardi, MED, MS, PhD

Siti Nurjanah, S.Pd, M.Pd

Editor Bahasa :

Teguh Setiawan

Tata Letak

Rohali

Desain Cover:

Deny Satria H.

Dicetak dan Diterbitkan Oleh: UNY Press

Jl. Affandi (Gejayan), Gg. Alamanda, Kompleks FT Kampus Karangmalang, Yogyakarta

Telp. (0274) 589346 Email: [email protected]

ISBN : 978-602-7981-39-3

Isi di luar tanggung jawab Penerbit

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) 164+ix hlm; 16 x 23 cm

MANAJEMEN BENGKEL DAN LABORATORIUM VOKASI DAN KEJURUAN

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga dapat diselesaikan satu karya ilmiah buku, dengan judul ”Manajemen Bengkel dan Laboratorium Vokasi dan Kejuruan”. Hasil karya ilmiah ini bertujuan selain untuk memenuhi permintaan tentang bagaimana mempelajari konsep-konsep Manajemen Bengkel dan Laboratorium Vokasi dan Kejuruan dengan cara lebih mudah, penerapan permasalahan nyata, juga merupakan usaha pemenuhan permintaan para pembaca, agar dituliskan karya ilmiah bagi para guru, para mahasiswa dan para praktisi pendidikan vokasi dan kejuruan. Pembahasannya, pada bab I Manajemen Bengkel dan Laboratorium; bab 2 Hakekat Bengkel dan Laboratorium; bab 3. Elemen-elemen Penting dalam Praktek Bengkel; Bab 4. Organisasi Bengkel dan Laboratorium; Bab 5. Hubungan Pendidikan dan Kepelatihan Vokasi, Bengkel dan Laboratorium Dengan Dunia Kerja; Bab 6. Merawat Bengkel dan Laboratorium Vokasi; Bab 7. Meningkatkan Peran Laboratorium Vokasi; Bab 8. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bengkel dan Laboratorium Vokasi; Bab 9. Administrasi Bengkel dan Laboratorium; Bab 10. Pengembangan Administrasi Bengkel dan Laboratorium; Bab 11. Perencanaaan Jadwal Praktik; Bab 12. Merencanakan Bahan Praktik, Bab 13. Kepemimpinan di Bengkel dan Laboratorium ,Bab 14. Supervisi Bengkel dan Laboratorium; Bab 15. Pemberdayaan Unit Produksi; dan Bab 16. Pengembangan DIKLAT Kewirausahaan.

Dengan hadirnya buku ilmiah ini, diharapkan dapat menjadi usaha partisipasi dalam pengembangan pengetahuan dan ibadah nyata bagi penulis disamping juga dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa, pendidik, pengelola diklat dan pendidikan, dan para profesional muda yang tertarik untuk mendalami dan menerapkannya di bidang masing-masing. Amin.

Yogyakarta, Maret 2013

(HM. Sukardi Prof. MS. MEd.PhD.)

v

DAFTAR ISI

BAB 1. MANAJEMEN BENGKEL DAN LABORATORIUM VOKASI - 1

A. Pendahuluan - 1

B. Objek Manajemen - 3 C. Posisi Prospektif Bengkel dan Laboratorium – 4

D. Kesimpulan - 5

E. Soal dan latihan - 6 BAB 2. HAKEKAT BENGKEL DAN LABORATORIUM - 8 A. Pendahuluan - 8 B. Scopa Pengelolaan Bengkel dan Laboratorium Pendidikan Vokasi

dan Kejuruan - 11

C. Karakteristik Bengkel dan Laboratorium Vokasi dan Kejuruan - 12

D. Landasan Filosofis Bengkel dan Laboratorium - 15

E. Kesimpulan - 17

F. Soal dan latihan - 18 BAB 3. ELEMEN –ELEMEN PENTING DALAM PRAKTIK BENGKEL - 20

A. Pendahuluan - 20 B. Pemahaman tentang Keberadaan Bengkel - 21

C. Komponen Penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar Praktik - 22

D. Kegiatan Belajar-Mengajar di bengkel - 25

E. Kesimpulan - 26

F. Soal dan Latihan – 27

BAB 4. ORGANISASI BENGKEL DAN LABORATORIUM - 28 A. Pendahuluan - 28 B. Pelaku Organisasi - 30 C. Kesimpulan - 34 D. Soal dan Latihan - 35 BAB 5. HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KEPELATIHAN VOKASI,

BENGKEL, DAN LABORATORIUM DENGAN DUNIA KERJA - 36 A. Pendahuluan - 36

B. Dunia Kerja - 40 C. Peran Bengkel dan Laboratorium - 41

vi

D. Kesimpulan - 42

E. Soal dan Latihan – 43

BAB 6. MERAWAT BENGKEL DAN LABORATORIUM VOKASI - 45

A. Pendahuluan - 45

B. Prinsip-prinsip Perawatan - 47

C. Macam-macam Perawatan - 48

D. Analisis Fish Bone (Duri Ikan) - 49

E. Mengoptimalkan Peran Bengkel dan Laboratorium - 50

F. Kesimpulan - 51 G. Soal dan Latihan - 52

BAB 7. MENINGKATKAN PERAN LABORATORIUM VOKASI - 53

A. Pendahuluan - 53 B. Batasan Laboratorium – 54 C. Yang Terlibat dalam Laboratorium - 55

D. Beberapa Kegiatan dalam Laboratorium - 56

E. Keselamatan Kerja dalam Kegiatan Praktikum - 57

F. Kesimpulan - 59

G. Soal dan Latihan - 61 BAB 8. KESELAMATAN DAN DAN KESEHATAN KERJA DI BENGKEL DAN LABORATORIUM VOKASI DAN KEJURUAN - 62

A. Pendahuluan - 62

B. Keselamatan Kerja - 65

C. Alat-alat Bantu Keselamatan dan Kesehatan kerja - 66 D. Kecelakaan Kerja Merugikan bagi Manusia dan Pengelola Bengkel

dan Laboratorium - 66

E. Beberapa Faktor Penyebab Kecelakaan - 67

F. Tindak Pencegahan Kecelakaan - 68

G. Kesimpulan - 69

H. Soal dan Latihan - 70 BAB 9. ADMINISTRASI BENGKEL DAN LABORATORIUM - 71

A. Pendahuluan - 71

B. Batasan Administrasi Bengkel dan Laboratorium - 73 C. Mengidentifikasi Kegiatan Administrasi di Bengkel

dan Laboratorium - 74

vii

D. Indikator Penerapan Administrasi - 76

E. Melaksanakan Kegiatan Administrasi - 77

F. Mendokumentasi Informasi Administrasi - 80

G. Kesimpulan - 81

H. Soal dan Latihan – 82

BAB 10. PENGEMBANGAN ADMINISTRASI BENGKEL

DAN LABORATORIUM - 83

A. Pendahuluan - 83

B. Mencatat Kehadiran Praktikan - 84

C. Mencatat Perlengkapan dan Perbekalan Bahan Praktik - 85

D. Merencanakan Bahan Praktik - 86

E. Mencatat Keuangan dan Pembukuan - 87

F. Pengisian Buku Rapor - 88

G. Kesimpulan - 89

H. Soal dan Latihan - 90

BAB 11. MERENCANAKAN JADWAL PRAKTIK - 92

A. Pendahuluan - 92

B. Merencanakan Jadwal Praktik Bengkel - 94

C. Menyusun Jadwal Kegiatan Diklat - 95

D. Pertanggungjawaban terhadap Jadwal - 97

E. Kesimpulan - 97

F. Soal dan Latihan - 99 BAB 12. MERENCANAKAN BAHAN PRAKTIK BENGKEL DAN LABORATORIUM - 100 A. Pendahuluan - 100

B. Bahan Praktik dan Kelengkapannya - 102 C. Perencanaan Bahan dengan Model “dari Atas ke Bawah” - 104

D. Perencanaan Bahan Praktik Model “dari Bawah ke Atas” - 106

E. Perencanaan Bahan Model Gabungan - 107 F. Kesimpulan - 107 G. Soal dan Latihan – 108

viii

BAB 13. KEPEMIMPINAN DI BENGKEL DAN LABORATORIUM - 110

A. Pendahuluan - 110

B. Memahami Pengaruh Kepemimpinan - 111

C. Mengidentifikasi Karakteristik Seorang Pemimpin - 112 D. Tiga Dimensi Kepemimpinan Pendidikan Vokasi

dan Kejuruan - 113

E. Gaya Kepemimpinan Pendidikaan - 118

F. Macam Macam Model Kepemimpinan - 119

G. Menerapkan Jiwa Kepemimpinan - 121

H. Kesimpulan - 122

I. Soal dan Latihan – 123

BAB 14. SUPERVISI BENGKEL DAN LABORATORIUM - 124

A. Pendahuluan - 124

B. Supervisi Bengkel dan Laboratorium Vokasi - 125 C. Prinsip Supervisi di Bengkel dan Laboratorium - 127 D. Fungsi Supervisor dan Pengelola Lembaga Pendidikan

Vokasiokasi - 129

E. Pendekatan dalam Supervisi - 130

F. Kompetensi Supervisor di Bengkel dan Laboratorium - 131

G. Kesimpulan - 133

H. Soal dan Latihan - 135 BAB 15. PEMBERDAYAAN UNIT PRODUKSI - 136

A. Pendahuluan - 136 B. Batasan Unit Produksi - 137 C. Pihak yang Terlibat dalam Unit Produksi - 139

D. Peran Bengkel dan Laboratorium - 141 E. Posisi Unit Produksi dalam Struktur Organisasi - 142

F. Macam-macam Unit Produksi - 144

G. Kesimpulan - 145

H. Soal dan Latihan - 146 BAB 16. PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN KEPELATIHAN WIRAUSAHA - 147

A. Pendahuluan - 147

B. Wirausaha di Sektor Nonformal - 149

C. Batasan Wirausaha - 150

ix

D. Diklat Kewirausahaan - 151

E. Fungsi Bengkel dan Laboratorium - 153

F. Perlunya Pendamping bagi Wirausaha Pemula - 155 G. Kesimpulan - 156

H. Soal dan Latihan - 157

DAFTAR PUSTAKA - 158

GLOSARIUM - 160 BIODATA PENULIS - 164

BAB 1 MANAJEMEN BENGKEL

DAN LABORATORIUM VOKASI

Setelah membaca bab I tentang manajemen bengkel dan

laboratorium, diharapkan para pembaca memiliki kompetensi

pengetahuan seperti berikut.

1. Mengetahui konsep tiga aspek majemen dalam pendidikan

kejuruan

2. Memahami konsep manajemen bengkel dan laboratorium

3. Menguasai pengetahuan tentang manajemen terapan khususnya

di bengkel dan laboratorium

4. Menyebutkan variasi strategi bengkel dan laboratorium pada

pembinaan siswa sekolah kejuruan

5. Memahami peran prospektif bengkel dan laboratorium di masa

yang akan datang

A. Pendahuluan

Secara definitif manajemen memiliki arti sama dengan

pengelolaan baik secara individual maupun kelompok. Pengelolaan

suatu lembaga pendidikan dan kepelatihan disebut tim manajemen

yaitu dua orang atau lebih yang memiliki kewenangan mengorganisasi

suatu objek guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Secara garis besar manajemen dapat dilihat dari tiga aspek (Musa

Hubeis :2007)

a. Manajemen sebagai proses. Aspek manajemen sebagai proses

merupakan gambaran tentang usaha satu atau dua orang

pengelola pimpinan lembaga diklat dalam mencapai tujuan.

b. Manajemen sebagai kolektifitas manusia. Pada aspek kedua ini,

para pelaku manajemen berhimpun dalam suatu organisasi atau

dalam suatu lembaga yang memiliki visi, misi dan tujuan

2 | Manajemen Bengkel dan Laboratorium Vokasi

tertentu. Mereka menyatukan potensi dan segala usaha yang ada

untuk mencapainya.

c. Manajemen sebagai ilmu dan sebagai seni. Manajemen sebagai

ilmu karena memiliki persyaratan bidang ilmu termasuk

diantaranya, diakui keberadaanya, punya objek yang dikaji dan

dikembangkan dan memiliki body of knowledge. Manajemen

sebagai seni dapat dirasakan oleh yang bersangkutan; walau

ilmu yang digunakan sama, impementasi mungkin bisa

bervariasi untuk masing-masing orang yang berbeda; hasilnya

dimungkinkan sama atau juga berbeda.

Manajemen di samping ditinjau dari aspek para pelaku, juga bisa

dilihat dari hierarkhinya dalam organisasi. Lingkup kegiatan ini adalah

sebagai berikut:

1. Manajemen dilihat dari tingkatan dalam organisasi, dapat

dibedakan menjadi tiga macam yaitu tingkat lini, menengah dan

puncak. Manajemen tingkat lini merupakan pengelolaan

lembaga yang berhadapan langsung dengan para penggunanya.

Sebagai contoh, jika dalam lembaga diklat, jurusan dapat

dipandang sebagai manjemen lini karena langsung berinteraksi

dengan para peserta didik, mahasiswa atau praktikan.

Manajemen tingkat menengah merupakan pengelolaan lembaga

diklat yang lebih tinggi dan menjadi katalisator antara

manajemen puncak dan manajemen lini. Manajemen tingkat ini

memiliki kewenangan menjabarkan kebijakan dari manajemen

puncak dengan memerhatikan ciri-ciri spesifik, misalnya bidang

keahlian yang hendak disampaikan kepada para pengguna

dalam hal ini para peserta didik, para praktikan atau

mahasiswa. Manajemen puncak, merupakan manajemen di

tingkat tinggi, misalnya tim pengelola rektor dan wakil-wakil

rektor, kepala biro dalam lembaga perguruan tinggi. Para

pelaku manajemen puncak memiliki tanggung jawab terhadap

semua tingkat manajemen secara keseluruhan termasuk di

antaranya para dosen, karyawan dan para teknisi,

2. Manajemen dillihat dari lingkup kegiatannya, ada pembedaan

manajemen dilihat dari karakter para manajernya diantaranya,

yaitu: a) innovator atau pionir dalam pembaharuan, b)

Sukardi dan Siti Nurjanah | 3

Processor atau pelaksana atau implementator, c) fasilitator atau

memfalitasi usaha anggota organisasi dalam menuju tercapainya

tujuan lembaga, dan d) analisator yaitu penganalisis posisi

lembaga untuk bergerak lebih maju.

Manajemen sebagai kolektivitas manusia yang bersepakat atau

menyatukan potensi mereka untukmencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan lebih dahulu.

B. Objek Manajemen

Objek pengelolaan atau manajemen bisa bervariasi, tergantung

subjek atau objek yang menggunakannya. Misalnya, manajemen

pendidikan, manajemen sumber daya manusia, manajemen kinerja,

bengkel dan laboratorium, lembaga diklat, sekolah, jurusan, program

studi atau perguruan tinggi, dan sebagainya. Subjek atau objek tersebut

bisa menjadi objek manajemen.

Pada buku ini, sesuai dengan topik pembahasannya, akan

dibahas tentang manajemen bengkel dan laboratorium. Bengkel dan

laboratorium merupakan inti atau core pembahasannya sehingga

secara konsep manajemen bengkel dan laboratorium dapat diartikan

sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang apa, bagaimana ,

dan mengapa suatu bengkel dan laboratorium dikelola untuk mencapai

tujuan institusional pendidikan. Mengenai apa yang menjadi objek yang

dibahas tidak lain objek bahasan adalah bengkel dan laboratorium.

Mengapa bengkel dan laboratorium perlu dikelola dengan

secara efisien dan efektif? Bengkel dan laboratorium merupakan sarana

lembaga Pendidikan Vokasi dan Kejuruan untuk membina dan

meningkatkan ilmu pengetahuan keterampilan, sehingga mencapai ke

tingkat profesional. Muhamad Ali (2009) menyatakan bahwa tidak

mungkin sarana pendidikan bisa nyaman dan aman untuk belajar

praktis jika tidak dikelola dengan baik. Semua komponen bengkel dan

laboratorium harus dikelola sesuai dengan karakteristik alat dan

kelengkapan praktik yang ada.

Dalam Pendidikan Vokasi dan Kejuruan, apa peran bengkel dan

laboratorium? Sudah menjadi ciri utama bahwa lembaga pendidikan

vokasi dan kejuruan pasti dilengkapi dengan bengkel dan laboratorium.

Didalam bengkel dan labortorium para instruktur membina

4 | Manajemen Bengkel dan Laboratorium Vokasi

keterampilan para peserta didik, dengan intensif, sejak keterampilan

dasar sampai keterampilan tinggi atau profesional. Tujuan pemberian

keterampilan dasar sampai tingkat yang lebih tinggi adalah agar para

peserta didik dapat bersaing dan memasuki dunia kerja.

C. Posisi Prospektif Bengkel dan Laboratorium

Ditinjau dari aspek pengelolaan, posisi bengkel dan laboratorium

berada di belakang dan berfungsi sebagai pelengkap; lihat gambar 1,

sedangkan posisi depannya yaitu pimpinan lembaga diklat atau rektor

untuk suatu perguruan tinggi. Model ini disebut juga paradigmaa lama

karena bengkel dan laboratorium hanya sebagai organisasi pelengkap,

bengkel dan laboratorium tidak didukung oleh sumber daya manusia

yang menguasai bidang keahlian akademik seperti misalnya profesor

dan doktor. Dalam paradigmaa lama, mereka biasanya menjadi pejabat

tambahan di tingkat universitas maupun di tingkat fakultas. Dengan

kata lain, posisi terdepan adalah pimpinan struktural yaitu dekan atau

rektor, untuk tingkat universitas atau fakultas. Profesor dan doktor

berperan sebagai narasumber yang ada di kelas untuk memberikan

bimbingan atau mengajar mahasiswa.

Posisi ini masih banyak dlihat di sebagian besar perguruan tinggi.

Bengkel dan laboratorium hanya dipandang sebagai pelengkap

pembelajaran teori. Di lingkungan global posisi ini sulit bersaing

dengan perguruan tinggi di luar negeri. Pada setiap tahun perguruan

tinggi di dunia, di nilai oleh badan penilai internasional, seperti

misalnya webometric. Hasil penilaian tersebut kemudian di rangking

dan diumumkan secara elektronik, sehingga semua masyarakat di dunia

dapat mengetahuinya. Posisi gambar nomor 1 atau bengkel dan

laboratorium sebagai pelengkap pada umumnya sulit memperoleh nilai

rangking tinggi karena dalam proses penilaian tim penilai memperoleh

nilai dari para pejabat yang tidak menguasai permasalahan bengkel dan

laboratorium. Akibatnya instrumen penilaian tidak terjawab sehingga

rangking lembaga diklat diberikan pada tingkat yang tidak diharapkan.

Posisi bengkel dan laboratorium berada di depan sebagai ujung

tombak penghasil produk dan ilmu pengetahuan Pendidikan Teknologi

dan Kejuruan (PTK). Para profesor dan doktor menjadi penghuni utama

bengkel dan laboratorium. Mendukung garda terdepan suatu lembaga

Sukardi dan Siti Nurjanah | 5

pendidikan tinggi yang masuk laboratorium perannya kecil dan

berfungsi sebagai pelengkap organisasi PT.

Secara prospektif posisi bengkel dan laboratorium sebaiknya

seperti apa yang dianjurkan dalam Total Quality Manajemen atau TQM,

dan International Sistem Organisation (ISO) yaitu bengkel dan

laboratorium di tempatkan di garda terdepan dalam oraganisasi

lembaga diklat atau memiliki posisi seperti gambar nomor 2. Posisi

bengkel dan laboatorium di lini depan itu disebut paradigmaa baru. Hal

ini berarti bahwa bengkel dan laboratorium memiliki peran penting

dan strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Sumber daya

Manusia (SDM) yang handal dan berkualitas termasuk di dalamnya

para doktor dan profesor, berada di bengkel dan laboratorium guna

meningkatkan kemampuan produksi dan pengamatan laboratorium

yang lebih intensif. Keberadaan bengkel dan laboratorium ini sesuai

dengan tata pengelolaan modern di negara maju, sehingga setiap ada

survey tentang penilaian perguruan tinggi dunia, para profesor dan

doktor yang terlibat secara aktif di bengkel dan laboratorium dapat

menjawab pertanyaan para penilai, sehingga nilai rangking bisa

menjadi tinggi.

D. Kesimpulan

Dari uraian tentang menajemen bengkel dan laboratorium,

akhirnya dapat disimpulkan menjadi beberapa butir seperti berikut.

1. Manajemen bengkel dan laboratorium dapat diartikan sebagai

ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang apa, bagaimana , dan

mengapa suatu bengkel dan laboratorium dikelola untuk

mencapai tujuan institusional pendidikan

Gambar 1. Paradigma lama Gambar 2. Paradigma Baru

6 | Manajemen Bengkel dan Laboratorium Vokasi

2. Bengkel dan laboratorium merupakan sarana sekolah kejuruan

untuk membina dan meningkatkan ilmu keterampilan sehingga

menjadi ke tingkat profesional

3. Posisi bengkel dan laboratorium berada di belakang sebagai

elemen pelengkap sekolah/lembaga PTK. Posisi terdepan adalah

pimpinan struktural dekan atau rektor untuk tingkat universitas.

Profesor dan doktor sebagai narasumber yang ada dikelas untuk

memberikan bimbingan atau mengajar mahasiswa. Posisi ini

masih banyak dlihat di sebagian besar perguruan tinggi.

4. Posisi bengkel dan laboratorium , kebanyakan di Indonesia masih

mengikuti paradigma lama yaitu sebagai pelengkap organisasi dan

tempatnya di garis belakang.

5. Posisi puncak atau depan pengelola lembaga pendidikan dan

kepelatihan adalah para pejabat tambahan yang pada umumnya

dijabat oleh doktor dan profesor.

6. Posisi bengkel dan laboratorium berada di depan sebagai ujung

tombak penghasil produk dan ilmu pengetahuan Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan (PTK). Para profesor dan doktor menjadi

penghuni utama bengkel dan laboratorium. Mendukung garda

terdepan suatu lembaga pendidikan tinggi yang masuk

laboratorium perannya kecil dan berfungsi sebagai pelengkap

organisasi PT.

E. Soal dan Latihan

1. Apakah tugas pokok dan fungsi bengkel dan laboratorium dalam

kaitannya dengan pendidikan vokasi dan kejuruan?.

2. Mengapa bengkel dan laboratorium perlu dikelola?

3. Coba diskusikan dengan sesama mahasiswa di kelas apakah

Bengkel itu? (brainstorming); apa bentuknya selalu ruang

tertutup?

4. Apa yang dimaksud dengan paradigma baru dalam pengelolaan

bengkel dan laboratorium?

5. Apakah yang menghambat paradigma baru tentang bengkel dan

laboratorium masih sulit diterapkan di sebagian perguruan tinggi

atau lembaga diklat?

Sukardi dan Siti Nurjanah | 7

6. Apa manfaat praktik di bengkel dengan fasilitas yang memadai

bagi seorang mahasiswa PVK?

7. Sebutkan tiga macam posisi manajemen lembaga pendidikan

vokasi dan kejuruan pada umumnya. Peran apakah yang

membedakan antara ketiga tingkatan manajemen tersebut!

8. Macam-macam keterampilan apakah yang bisa dibina di bengkel

vokasi dan kejuruan?

9. Macam-macam kegiatan apakah yang bisa dilakukan dalam

laboratorium vokasi dan kejuruan?

10. Coba diskusikan dengan sesama mahasiswa, apa yang dimaksud

dengan laboratorium? (brainstorming), mengapa perlu bagi para

mahasiswa PVK?

BAB 2 HAKEKAT BENGKEL DAN LABORATORIUM

Setelah membaca bab dua tentang bengkel dan laboratorium

vokasi dan kejuruan, para pembaca diharapkan memiliki kompetensi

seperti berikut.

1. Mengetahui hakekat bengkel dan laboratorium dalam sistem

pendidikan vokasi dan kejuruan.

2. Menyebutkan karakteristik bengkel dan laboratorium vokasi

dan kejuruan.

3. Menguasai skopa bengkel dan laboratorium vokasi dan

kejuruan.

4. Memahami filosois dasar bengkel dan laboratorium dalam

pendidikan kejuruan

5. Menyebutkan elemen-elemen bengekel produksi

6. Menyebutkan enam prinsip penting dalam pendidikan vokasi

dan kejuruan

A. Pendahuluan

Penyelenggaraan pendidikan vokasi dan kejuruan merupakan

lembaga pendidikan dan kepelatihan yang memiliki tujuan untuk dapat

menghasilkan para lulusan yang memiliki pengetahuan luas, perilaku

etis dan agamis serta memiliki pengetahuan keterampilan yang

profesional. Untuk mencapai tujuan tersebut para mahasiswa perlu

sejak awal menyadari bahwa mereka menjadi mahasiswa Pendidikan

Vokasi dan Kejuruan (PV&K) dididik dan dibina melalui kurikulum dan

instruksional secara komprehensif dan intensif agar menjadi lulusan

yang unggul di bidang keahliannya. Mahasiswa dididik baik di dalam

kampus termasuk proses belajar mengajar, praktik bengkel dan

eksperimen di dalam laboratorium; dan pembelajaran di luar kampus

seperti misalnya, praktik kerja lapangan dan praktik industri. Di dalam

Sukardi dan Siti Nurjanah | 9

proses belajar mengajar dan praktik kerja lapangan, para mahasiswa

juga dibekali ilmu pengetahuan keagamaan dan pendidikan karakter

yang memadai sehingga diharapkan setelah selesai pendidikannya,

mereka dapat menerapkan secara integral dan mandiri di masyarakat.

Para mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

dididik secara intensif agar menjadi lulusan yang cendekia, mandiri

dan bernurani; yaitu para lulusan cerdik dan pandai yang mampu

menggunakan kompetensinya di masyarakat Indonesia yang sudah

maju maupun yang masih perlu pembinaan. Para lulusan yang bisa

menjadi masyarakat produktif secara personal maupun dalam

kelompok sehingga membentuk masyarakat yang produktif dan

mensejahterakan; di samping juga menjadi masyarakat yang mampu

menerapkan ilmu pengetahuan atas dasar hati nurani dan rasio yang

tidak bertentangan dengan nillai-nilai Pancasila.

Dalam Pendidikan Vokasi dan Kejuruan atau sering disebut

PVK, keberadaan bengkel dan laboratorium sama pentingnya dengan

keberadaan kelas. Sarana bengkel dan laboratorium merupakan fasilitas

yang mempunyai fungsi lanjut dan berkaitan dengan fungsi

pembelajaran di kelas, teori pendidikan Vokasi dan teknologi Kejuruan

di berikannya secara intensif. Jika di dalam kelas teori yang didalamnya

mencakup objek nyata dan abstrak, konsep, konstruk dan toerema;

pendidikan vokasi dan kejuruan diberikan kepada para mahasiswa

dalam bengkel dan laboratorium. Mereka para mahasiswa juga diberi

peluang untuk menerapkannya dan membuktikan teori kedalam

penguasaan pengetahuan keterampilan praktis. Demikian pula teori

yang diberikan dalam kelas kemudian dipilih substansi yang

mengandung ketentuan formula, diterjemahkan ke dalam langkah-

langkah observasi dan eksperimen sehingga tampak keterkaitan atau

benang merahnya antara teori dengan hasil laboratorium secara nyata.

Bengkel dan laboratorium vokasi dan kejuruan merupakan

tempat mengaplikasikan keterampilan guna mempro-duksi sesuatu

barang, layanan, dan jasa yang bermanfaat bagi masyarakat. Di dalam

bengkel mahasiswa atau para praktikan diberikan pengajaran yang

terkait dengan gerakan tangan maupun mungkin kaki, sehingga menjadi

gerakan otomatis dan bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Di

kolam renang sebagai contoh, gerakan tangan dan kaki yang

terkoordinasi dapat membuat seseorang mengapung di air serta

10 | Hakekat Bengkel dan Laboratorium

berenang dengan mudahnya walau ia di dalam air. Gerakan tangan

dengan menggunakan alat perkakas seperti gergaji tangan atau kikir

untuk dapat membentuk benda kerja yang direncanakan. Seorang

mahasiswa yang menggunakan alat mesin produksi dapat menghasilkan

alat lain yang bermanfaat bagi masyarakat.

Di dalam laboratorium para mahasiswa atau praktikan dilatih

untuk melakukan eksperimentasi suatu teori atau formula tertentu

untuk menemukan suatu keyakinan atau menjabarkan dan menerapkan

teori dalam kaitannya dengan tindakan profesional tertentu.

Pengetahuan keterampilan hanya dapat dibentuk melalui

pelatihan unsur-unsur keterampilan secara nyata dan berulang

sehingga menjadi perilaku yang efektif. Hasil dari perilaku yang efektif

adalah menjadikannya seorang mahasiswa atau peserta didik yang

menghasilkan sesuatu dan dikatakan mereka adalah manusia produktif.

Keberadaan bengkel dan laboratorium sangat strategis sebagai wahana

membina dan menyusun unsur-unsur penting keterampilan secara

terorganisasi dan sistematis.

Apakah yang dimaksud dengan bengkel itu? Bengkel atau

workshop, menurut Good (1977) merupakan ruang atau tempat yang

digunakan untuk berlangsungnya sistem instruksional praktik bagi

mahasiswa dan praktikan. Di dalam praktik, para guru atau instruktur

secara langkah demi langkah (step by step) dan intensif menyiapkan

bahan ajar yang didalamnya mengandung unsur pembinaan.

Apa manfaat perlu adanya suatu bengkel? Manfaat bengkel pada

prinsipnya sangat banyak dan bervariasi tergantung dari aspek perilaku

yang hendak dicapai oleh para pengelola yang bersangkutan.

a. Dari aspek peserta didik atau trainier. Bengkel dan

laboratorium pendidikan vokasi dan kejuruan bermanfaat untuk

meningkatkan pengetahuan keterampilan dari yang paling

sederhana sampai ke tingkat melakukan praktik proyek. Tujuan

utama bagi para trainer adalah meningkatkan keterampilan

mereka sampai pada tingkat profesional dan dapat membuat

kreativitas proyek.

b. Di samping itu bagi para guru, instruktur atau dosen praktik,

pembinaan para mahasiswa atau para praktikan untuk

Sukardi dan Siti Nurjanah | 11

menguasai pengetahuan keterampilan sampai pada tingkat

profesional dan menjadi orang yang memiliki karakteristik

produktif. Selain meningkatkan keterampilan dan penerapan

suatu hukum atau teori, praktikan juga dibentuk

kedisiplinannya dalam bekerja secara mandiri maupun bekerja

secara kelompok. Mereka dibiasakan bekerja dalam kondisi

semua mesin dan peralatan bersih dan kondisi baik. Setelah

selsesai bekerja alat, tempat dan peralatan harus bersih dan

tetap dalam kondisi baik. Jika terjadi kerusakan, mereka harus

melaporkan ke dosen atau teknisi yang bertugas sebagai

instruktur. Dalam bengkel dan laboratorium vokasi dan

kejuruan para mahasiswa juga dibentuk sikap bekerjanya agar

tetap bisa bekerja dengan aman, menggunakan pakaian praktik

yang dianjurkan oleh aturan keselamatan kerja, memakai sepatu

dan menjaga kebersihan dan kesehatan ruangan tempat bekerja.

Melalui cara membiasakan dan menerapkan perilaku aman

secara rutin, diharapkan tujuan Pendidikan Praktik di bengkel

dan laboratorium dapat dicapai secara intensif.

c. Teknisi bengkel dan laboratorium adalah satu orang atau lebih

yang memiliki peran administratif maupun pengawasan-

pengawasan operasional kegiatan pembe-lajaran praktik di

bengkel dan laboratorium. Para tekinsi melakukan tugas-tugas

adminstrasi peralatan dan menyiapkan ruang bengkel dan

laboratorium, sehingga ruang bengkel dan laboratorium siap

untuk kegiatan proses belajar mengajar praktik bagi para

mahasiswa dan para instruktur praktik

B. Scopa Pengelolaan Bengkel dan Laboratorium Pendidikan

Vokasi dan Kejuruan

Sesuai dengan judul buku tentang pengelolaan bengkel dan

laboratorium pendidikan vokasi dan kejuruan, maka pokok

pembahasan tidak terbatas hanya misalnya bengkel dan Laboratorium

Teknologi dan Kejuruan, tetapi pembahasan bengkel dan laboratorium

juga berlaku untuk bengkel dan laboratorium yang ada dalam lingkup

vokasi dan kejuruan, yang diantaranya menyangkut 6 bidang keahlian

vokasi dan kejuruan seperti berikut.

12 | Hakekat Bengkel dan Laboratorium

1. Bengkel dan laboratorium di bidang industri dan rekayasa.

2. Bengkel dan laboratorium di bidangiIndustrial arts atau industri

kesenian

3. Bengkel dan laboratorium di bidang pertanian (Agricultural

Education)

4. Bengkel dan laboratorium di bidang ekonomi dan perdagangan

(Economic and Commerce)

5. Bengkel dan laboratorium di bidang ekonomi keluarga (Home

Economic)

6. Bengkel dan laboratorium di bidang pendidikan kesehatan

(Health Education)

Substansi dan materi praktik mungkin bisa bervariasi sesuai

dengan bidang keahlian masing-masing bengkel dan laboratorium,

tetapi bila ditinjau dari tugas pokok dan fungsi keberadaan bengkel dan

laboratorium dalam memberikan pengetahuan keterampilan mahasiswa

atau praktikan akan memiki banyak kesamaannya.

C. Karakteristik Bengkel dan Laboratorium Vokasi dan Kejuruan

Untuk mendirikan suatu bengkel tampaknya masih jauh bagi

para mahasiswa apalagi para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Memahami apa peran bengkel atau laboratorium yang akan lebih

bermanfaat bagi mereka. Oleh karena itu, pada sub topik ini para

pembaca diajak untuk memahami bagaimana mengetahui

bengkel/laboratorium yang bagaimanakah yang dikatakan baik untuk

menjalankan fungsi di dalamnya.

Setiap satuan sekolah teknologi dan kejuruan ada komponen

kelas, bengkel dan laboratorium. Kelas merupakan wadah atau sarana

dimana para peserta didik memperoleh materi pembelajaran. Pada

sarana kelas ini, proses belajar-mengajar berlangsung; guru sebagai

narasumber memberikan materi pembelajaran dengan memperhatikan

metode pengajaran yang tepat, sedangkan para peserta didik

memperoleh materi belajar dengan mudah dan menyenangkan.

Sukardi dan Siti Nurjanah | 13

Bengkel dan laboratorium merupakan sarana penting dalam

pendidikan kejuruan. Pada kedua sarana tersebut para siswa diberi

peluang menerima pelajaran praktik dan mengaplikasikan teori melalui

praktikum di laboratorium. Kelas bengkel dan laboratorium perlu

dibuat dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Ada delapan

standar pendidikan nasional. Ke delapan standar tersebut, yaitu 1)

standar isi, 2) standar proses, 3) standar pembiayaan, 4) standar

pengelolaan, 5) sarana prasarana, 6) standar kompetensi lulusan, 7)

standar pendidik dan tenaga kependidikan dan 8) standar penilaian.

Dalam realitasnya, untuk mendirikan bengkel dan laboratorium

bisa digunakan beberapa butir standar yang relevan. Kedelapan standar

tersebut bisa digunakan sebagai acuan evaluatif bengkel dan

laboratorium yang baik. Berikut diuraikan beberapa indikator bengkel

yang baik diantaranya seperti berikut.

1. Perlu ada tempat yang luas tanahnya memadai untuk akses

kegiatan pendukung kegiatan proses belajar mengajar praktik

misalnya penyediaan bahan atau material, mengeluarkan atau

memasukkan alat-alat praktik dan faktor keamanan dari

kebakaran.

2. Di dalam bengkel biasanya ada kegiatan praktik dan suara yang

bising dan direncanakan pada tempat yang tidak terlalu dekat

atau terpisah dengan kelas.

3. Mudah diakses kendaraan transportasi penyedia bahan praktik

pengembangan peralatan baru.

4. Di dalam bengkel ada beberapa ruang yang berkaitan dengan

pekerjaan praktik, misalnya ruang short talk, ruang teknisi,

ruang alat-alat dan ruang mesin perkakas; ruang bahan praktik,

dan ruang penyimpanan benda kerja, dan sebagainya.

14 | Hakekat Bengkel dan Laboratorium

5. Pencahayaan matahari yang cukup terang, dan ruang praktik

tidak lembab,

6. Dilengkapi dengan alat –alat pencegahan kecelakaan, misalnya

kotak PPPK, saluran air, dan pemadam kebakaran

Jika syarat fisik atau ruang bangunan bengkel sudah terpenuhi,

delapan standar yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasioanl

Pendidikan (BSNP) dapat digunakan untuk mengisi fasilitas dan

perlengkapan yang mendukung pelaksanaan kegiatan bengkel dan

laboratorium yang sudah direncanakan.

Masih banyak ditemui dalam usaha para mahasiswa atau trainee

menguasai pengetahuan pendidikan teknologi dan kejuruan, mengalami

kesulitan utamanya ketika mereka harus menghafal variasi formula

bidang keahlian teknologi. Misalnya mengenai rumus hukum newton,

hukum grafitasi, karakteristik logam ketika memperoleh beban tarik,

tekan atau punter. Menghafal saja tidak cukup, rumus-rumus diatas

akan diingat mereka ketika dengan peralatan yang relevan dilakukan

eksperimen di laboratorium dibawah bimbingan dosen. Pembelajaran

atas dasar mengamati, meneliti dan menjabarkan rumus ke dalam

kegiatan praktik akan membuat para mahasiswa atau trainee

memahamin dan kemudian mengembangkan sesuai dengan

pengetahuan yang diberikan selama mengikuti kurikulum sampai

memperoleh program kesarjanaannya.

Laboratorium merupakan sarana pelengkap lain suatu lembaga

pendidikan vokasi dan kejuruan, khususnya sekolah yang berada di

naungan pendidikan teknologi dan kejuruan. Laboratorium merupakan

ruangan atau tempat dimana para mahasiswa atau trainee melakukan

kegiatan eksperimen. Ruang teknisi, ruang bahan atau material, tempat

penyimpanan hasil praktik dan tempat pembuangan sampah perlu

direncanakan secara sistematik sehingga keberadaannya tetap

mendukung proses belajar-mengajar praktik dengan tetap menjaga

keamanan dan kenyamanan. Dari kegiatan laboratorium keberadaan

lemari P3K, alat pemadam kebakaran dan pipa air yang siap digunakan

juga perlu ada dan tetap terawatt agar bisa difungsikan pada saat

diperlukan. Uraian tentang laboratorium dan alat kelengkapannya

diuraikan di bagian lain buku ini.

Sukardi dan Siti Nurjanah | 15

D. Landasan Filosofis Bengkel dan Laboratorium

Pendidikan kejuruan merupakan lembaga yang misi utamanya

adalah mendidik para lulusan memasuki dunia kerja. Oleh karena itu,

memberikan ilmu pengetahuan keterampilan sampai pada tingkat

profesional adalah suatu keniscayaan. Adalah suatu kebenaran bahwa

peserta didik sekolah kejuruan dilatih dan disiapkan guna menghadapi

masyarakat dan dunia kerja yang tuntutannya selalu berubah-ubah

secara progressif. Menurut filosofis dasar progresivisme, ilmu

pengetahuan itu selalu berkembang demikian juga kebutuhan dan

tuntutan masyarakat juga selalu berkembang. Pendidikan vokasi dan

kejuruan juga merupakan pendidikan yang berpandangan bahwa suatu

kebenaran juga berkembang. Sebagai contoh kendaraan mobil itu,

terdiri atas mesin, body dan rangka. Dalam perkemabanganya mobil

hasil produk otomotif, kemudian dilengkapi dengan air conditioning

penyejuk ruangan, alat pengontrol electric pemandu perjalanan agar

tetap selamat dan aman. Teknologi mobil atau otomotif tersebut akan

terus berkembang dan itulah sebagai kebenaran yang progresif.

Knowledge of the past and its heritage is of great significant when

it enters in to the present,……(Ikenbery:1974). Berikut ditunjukkan

enam prinsip filsafat dasar progresivisme.

1. Pendidikan sebaiknya aktif dan berkaitan dengan keinginan

peserta didik. Di Indonesia, anak dapat diartikan juga orangtua,

karena masih banyak keinginan orang tua lebih dominan

daripada keinginan anak dalam memilih atau memasuki jenjang

sekolah.

2. Learning through problem solving should replace inculcation of

subject matter atau belajar melalui pemecahan masalah akan

mengganti perhitungan mata pelajaran atau mata kuliah.

3. Education should be life itself rather than preparation for life atau

pendidikan sebaiknya kehidupan itu sendiri daripada persiapan

untuk hidup.

4. The school encourage cooperation rather than competition. Suatu

sekolah mendorong kerjasama korporasi daripada kompetisi.

16 | Hakekat Bengkel dan Laboratorium

5. The teacher’s role is not direct but to advise atau peran guru

sebaiknya tidak langsung tetapi menasehati bagaimana

memecahkan suatu permasalahan.

6. Hanya melalui demokrasi memberikan peluang mendorong

pembelajaran.

Adalah suatu kebenaran peserta didik belajar di sekolah vokasi

dan kejuruan adalah melatih dan menyiapkan peserta didik guna

menghadapi dan memasuki dunia kerja yang selalu berubah secara

progresif. Keberadaan bengkel, laboratorium dan kelas di pendidikan

teknologi dan kejuruan adalah kelengkapan fasilitas pokok yang peran

utamanya adalah untuk mendukung tercapainya pendidikan yang

mampu mengantisipasi perubahan tuntutan masyarakat.

Kelas merupakan sarana untuk menambah dan meningkatkan

ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan wawasan pendidikan

teknologi dan kejuruan; keberadaan bengkel untuk melatih sejak

keterampilan dasar, meningkatkan pengetahuan keterampilan sampai

pada tingkat profesional. Kelengkapan lain yang juga penting

peranannya yaitu laboratorium. Fungsi laboratorium adalah guna

memberikan kesempatan para mahasiswa/siswa melakukan

eksperimen yang mendukung tercapainya penguasaan ilmu

pengetahuan khususnya pendidikan teknologi dan kejuruan.

Bengkel dan laboratorium vokasi dan kejuruan secara

psikologis memberikan keyakinan bahwa teori perlu didukung dengan

praktik dan formula-formula yang dikandung, bisa diuji cobakan. Para

lulusan memiliki dasar keterampilan dan bisa dikembangkan di dunia

kerja. Bengkel dan laboratorium perlu memiliki komponen mesin dan

alat-alat eksperimentasi yang handal untuk memberikan bekal

pengetahuan peserta didik dengan baik. Proser mengatakan bahwa

peralatan pendidikan kejuruan dan peralatan di industri tempat bekerja

perlu sejenis untuk membekali siswa siap latih di dunia kerja.

Secara sosiologis, pemangku kepentingan atau stake-holders,

masyarakat pengguna lebih percaya dengan kualitas lulusan lembaga

Pendidikan Vokasi dan Kejuruan. Mereka lebih percaya diri, ketika

diajak bekerjasa sama atau membuat jaringan kerja sama, karena

mereka telah menguasai teori maupun ilmu pengetahuan keterampilan

Sukardi dan Siti Nurjanah | 17

yang diperoleh selama belajar di Lembaga Pendidikan Vokasi dan

Kejuruan.

Secara politis, pengelola Lembaga Pendidikan Vokasi dan

Kejuruan dapat mengajukan fasilitas dan dana yang memadai kepada

pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

karena kebermanfaatan bengkel dan laboratorium dalam mendukung

terbentuknya kompetensi para lulusan agar berkualitas dan mampu

menghasilkan para lulusan yang produktif dan menyejahterakan

keluarga dalam masyarakat. Pendidikan Vokasi dan Kejuruan tanpa

memiliki bengkel dan laboratorium yang memadai adalah diibaratkan

sebagai seorang penggantang asap atau pemimpi tanpa tindakan dan

realisasi.

Para pengelola Bengkel dan Laboratorium perlu memiliki

keyakinan kuat bahwa keberadaan bengkel dan laboratorium yang

lengkap dan memadai merupakan tempat pembinaan mahasiswa

untuk menguasai ilmu pengetahuan dan Teknologi dan Seni di masa

yang akan datang.

E. Kesimpulan

Dari uraian secara ringkas ini, dapat diringkas menjadi beberapa

butir seperti berikut:

1. Pendidikan vokasi dan dan kejuruan merupakan lembaga

pendidikan yang memiliki tujuan untuk dapat menghasilkan

lulusan/mahasiswa memiliki pengetahuan yang luas, perilaku

etis dan agamis serta berketerampilan yang profesional.

2. Pendidikan vokasi dan kejuruan perlu mengakomodasi para

lulusannya yang mampu secara akademik untuk melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi.

3. Sarana bengkel dan laboratorium merupakan fasilitas yang

mempunyai fungsi lanjutan dari kelas. Jika di dalam kelas teori

konsep pendidikan kejuruan diberikan, dalam bengkel dan

laboratorium para siswa diberi peluang untuk menerapkannya

dan membuktikan teori dalam praktis maupun langkah-langkah

eksperimen.

18 | Hakekat Bengkel dan Laboratorium

4. Kelas bengkel dan laboratorium perlu dibuat dengan desain

mengacu pada standar nasional pendidikan. Ada delapan

standar pendidikan Nasional. Kedelapan standar tersebut yaitu

1) standar isi, 2) standar proses, 3) standar pembiyaan, 4)

standar pengelolaan, 5) sarana prasarana, 6) standar

kompetensi lulusan, 7) standar pendidik dan tenaga

kependidikan dan 8) standar penilaian.

5. Adalah suatu kebenaran bahwa siswa sekolah kejuruan adalah

melatih dan menyiapkan peserta didik guna menghadapi dunia

kerja yang selalu berubah secara progresif.

6. Bengkel dan laboratorium perlu memiliki komponen mesin dan

alat-alat eksperimentasi yang handal untuk memberikan bekal

pengetahuan paserta didik dengan baik.

7. Indikator bengkel dan laboratorium vokasi dan kejuruan yang

baik adalah; a) perlu ada tempat yang luas tanahnya memadai

untuk akses dan pendukung kegiatan proses belajar; b)

direncanakan tempat yang tidak terlalu dekat atau terpisah

dengan kelas; c) mudah diakses dengan kendaraan transportasi

penyedia bahan praktik pengembangan peralatan baru; d) di

dalam bengkel ada beberapa ruang yang berkaitan dengan

pekerjaan praktik, e) pencahayaan matahari yang cukup terang,

dan ruang praktik tidak lembab, dan f) dilengkapi dengan alat –

alat pencegahan kecelakaan, misalnya kotak PPPK, saluran air,

dan pemadam kebakaran.

F. Soal dan latihan

1. Komponen apa yang perlu ada dalam suatu bengkel?

2. Apa ciri-ciri bengkel yang baik?

3. Apa laboratorium itu?

4. Apa manfaat Laboratorium?

5. Komponen apa yang perlu ada dalam sebuah laboratorium?

6. Apa ciri-ciri laboratorium yang baik?

7. Terangkan dengan jelas filosofis bengkel dan laboratorium

dalam lingkup Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.

Sukardi dan Siti Nurjanah | 19

8. Ilmu pengetahuan teknologi dan kejuruan selalu berkembang.

Mengapa?

9. Apa kaitan antara bengkel dan laboratorium dengan

perkembangan kebutuhan masyarakat

10. Mengapa bengkel, laboratorium, dan kelas perlu dikelola dengan

baik?

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S (2003) Pengelolaan Fasilitas. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,.

Baron. R.A. (1983) Behavior in Organizations:Understandingand manging the human side of work, Massachusetts: Allyn and Bacon Inc. USA.

Basu Swastha (1984) Azas-azas Manajemen Modern. Yogyakarta. Penerbit Liberty.

Eko H. S (2008) Pengelolaan Laboratrium

Deny willy. Apikayu wordpress.com/2012/06/02/ Praktik Bengkel

Finch,C.R and McGough, R (1982) Administering and Supervising Occupational Education. Englewood cliffs: NJ.USA.

Gasskov. V. (2000) Managing Vocational Training Sistem: A Handbook for Senior Administrtors. Great Britain: Biddles Ltd.

Glickman. C.D. (1992) Supervision in Transition. Alexandria.VA: Association for Supervision and Curriculum Development.

Good C.V (1977) Dictionary of Education . New York: McGraw-Hill Book Company.

Ikenbery O. S (1974) American Foundation An Introduction. Columbus Ohio: Bell and Howell Company

Martubi dan Satunggalno (1998) Model-Model Penyelenggaraan Unit Produksi di Sekolah Menengah Kejuruan Daerah Istimewa Yogyakarta. IKIP Negeri Yogyakarta belum Dipublikasikan.

Murniati. A.R dan Nasir. I. (tt) Implementasi Manajemen Stratejik dalam Pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Penerbit Ciptipta Pustaka Media Perintis.

Muhamad Ali (2009) Pendidikan untuk Pembangunan Nasional: Menuju Indonesia yang Mandiri dan berdaya saing. Jakarta :/ Intima /grasindo.

Musa Hubeis (2007) Dasar-dasar Manajemen Industri. Jakarta: penerbit Inti Proma.

Sukardi dan Siti Nurjanah | 159

Pass. C dan Lowes. B. (1994) Kamus Lengkap Ekonomi Edisi ke dua. Jakarta Penerbit Erlangga.

Piet. A. S. (2008) Konsep dasar &Teknik Supervisi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipt

Pius Abdillah dan Danu. P, (2005) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Penerbit Arkola

Ragil Setyabudhi (tt ) Kesehatan dan Keselamatan kerja di Lingkungan Industri.

Sulivan.S and Glanz. J. (1995) Supervision that Improves Teaching. Callifornia: Corwin Press. A Sage Publication Company.

Sri Widarti (2013) Model Pengembangan Unit Produksi/Jasa Program Keahlian Tata Boga di SMK/MAK. Hasil Disertasi PPS.UNY. Yogyakarta: Belum Dipublikasikan.

Sukardi, Sukamto dan Parjono (2013) Model Pembelajaran Kewirausahaan untuk Pendidikan Formal dan Non Formal : Potret Komitmen terhadap Konsep Pendidikan. Yogyakarta. Laporan Hasil Penelitian PPS-UNY

……, (1993) Tempo Volume 23. Halaman 87

.......(2013) Panduan Penyusunan Instrumen Instrumen Monev Pendidikan Karakter Bangsa bagi PTK SMP. Jakarta:P3TK.

saparudinbelitong.ubb.a (2012) Pengelolaan Laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas Laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium,

Alfandi-siregar.mywapblog.com. Pengertian dan Manfaat Unit Produksi di SMK

Cecep05files. Wordpress.com/…/05.supervisiklinisppt.

Kewirausahaan E-Learning upnjatim.ac.id/…/kewirausahaan ppt.

Kewirausahaan smkn1jkt. Blogspot.com/Pembukuan. Wikiepedia.

Republika. Co.id November 2013.

Supervisi Pusat Pengukur.word press.com

Wikipedia free encyclopedia

www. Sarjanaku.com/ Pengertian Supervisi Pendidikan.

GLOSARIUM

Administrasi diartikan sebagai proses pengembangan kegiatan baik yang dilakukan secara individual atau kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Analisis tulang ikan atau fishbone secara konsep ditemukan oleh Touru Ishikawa, ilmuwan Jepang pada tahun 1960 an. Gambar ikan diasumsikan dengan kepala ikan sebagai akibat terjadinya sesuatu, sedangkan duri-duri ikan sebagai faktor penyebab

Bahan bersinnim dengan material, dapat diartikan sebagai sesuatu benda atau barang yang dipakai untuk menjadi barang lain.

Bengkel atau workshop merupakan ruang atau tempat yang digunakan untuk berlangsungnya kegiatan instruksional praktik bagi siswa, mahasiswa atau para trainer.

Bengkel dan laboratorium merupakan sarana sekolah kejuruan untuk membina dan meningkatkan ilmu keterampilan sehingga menjadi ke tingkat profesional.

Dunia kerja. Istilah generik guna menggambarkan variasi tempat dimana secara luas manusia bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Dunia kerja juga terus mengalami perkembangan dan berubah.

Filosofis dasar progressivisme. Ilmu pengetahuan itu selalu berkembang demikian juga tuntutan masyarakat juga selalu berkembang.

Gaya atau style, dapat diartikan sama dengan gerak-gerik atau perilaku seseorang yang sering muncul dalam proses memimpin kelompoknya,

Gudang: merupakan tempat peyimpanan bahan atau material yang mendukung proses produksi atau kegiatan suatu perusahaan

Hubungan fungsional: hubungan berdaya guna karena, sesuai dengan peran atau jabatan. Hubungan fungsional yang intensif dan saling terkait sesuai dengan fungsi masing-masing,

Individu atau perorangan. Bagian terkecil dari organisasi adalah individu atau perorangan.

Sukardi dan Siti Nurjanah | 161

Industri. Tempat usaha yang mengolah bahan baku menjadi barang-barang yang lebih berguna.

Instruktur, guru atau dosen sebutan untuk narasumber, pengawas dan pembimbing kegiatan Jadwal: daftar mata acara praktikum atau eksperimen di laboratorium.

Kepemimpinan. Karrakter yang dimiki seseorang yang mampu berpengaruh (Influence) dalam membentuk, melakukan dan mengarahkan orang-orang yang berada dalam satu organisasi

Kelompok dengan kumpulan dari individu. Organisasi yang besar, biasanya terdiri beberapa kelompok yang mungkin memiliki interes yang berbeda antara kelompok satu dengan kelompok lainya, tetapi masih dalam kessatuan organisasi.

Kecelakaan sama artinya dengan musibah. Kecelakaan atau mendapatkan musibah di tempat kerja maupun di tempat lain, pada prinsipnya merugikan baik yang bersangkutan maupun perusahaan.

Keselamatan kerja: keselamatan yang bertalian dengan orang, mesin, dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan

Kepemimpinan: karakter yang dimiki seseorang yang mampu berpengaruh dalam membentuk, melakukan dan mengarahkan orang-orang yang berada dalam satu organisasi untuk mencapai suatu tujuan.

Laboratorium suatu tempat dimana percobaan dan penyeleidikan dapat dilakukan. Manajemen: Ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan

Logistik merupakan proses pengelolaan, penyimpanan dan pemindahan bahan baku dan bahan jadi dari suatu perusahaan

Manajemen memiliki arti sama dengan pengelolaan baik itu secara individual maupun kelompok. Pengelolaan suatu lembaga diklat disebut tim manajemen yaitu dua orang atau lebih ( sekelompok orang) yang memiliki kewenangan mengelola suatu objek

Objek: sesuatu yang menjadi sasaran. Objek pengelolaan bisa bervariasi, tergantung subjek atau objek yang menggunakannya.

Organisasi: kesepakatan dua orang atau lebih untuk berserikat guna mencapai tujuan tertentu.

162 | Glosarium

Pemimpin yaitu orang memiliki kemampuan mengarahkan dan memiliki kompetensi membimbing pengikut dalam mencapai tujuan kelompok.

Pendidikan vokasi dan kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang memiliki tujuan untuk dapat menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan luas, perilaku etis dan agamis serta berketerampilan yang profesional.

Pengetahuan keterampilan dapat dibentuk dengan learning by doing melalui pelatihan unsur-unsur keterampilan secara nyata dan berulang sehingga menjadi perilaku yang efektif.

Perawatan merupakan kegiatan mereparasi atau mememelihara alat-alat, perelengkapan atau property agar bisa bekerja baik.

Perawatan curatif atau penyembuhan dimana pada perawatan tersebut alat, mesin dan alat perlengkapan lain yang dipakai dijadwal secara periodik dan dirawat dengan intensif agar tetap berpenampilan prima.

Perawatan pencegahan atau preventive maintenance, yaitu merawat alat-alat bengkel dan laboratorium dengan tujuan mencegah kerusakan tak terencana. Yang termasuk kegiatan pencegahan ini misalnya menjaga mesin, alat atau bengkel dan laboratorium dalam keadaan bersih walaupun dipakai setiap hari, memberikan pelumasan pada bagian-bagian yang mudah korosi.

Sehat meliputi keadaan segar, bugar dan nyaman, merupakan dambaan setiap orang baik yang bekerja tempat lain maupun dirumahnya.

Supervisi: usaha seorang supervisor melalui pertemuan dengan para dosen atau guru praktik guna meningkatkan penampilan mereka didalam Proses Belajar Mengajar Praktik.

Supervisor adalah seorang yang sudah mandiri dan memiliki kemampuan mengabil keputusan tanpa tergantung dari orang lain misal dosen pembimbing atau guru seniornya.

supply and demand. Dimana suatu negara memiliki persediaan tenaga kerja cukup banyak, maka tuntutan pengusaha akan semakin tinggi pada para tenaga kerja yang ada.

Struktur: sesuatu yang disusun dengan pola tertetu. Struktur dapat berupa kerangka yang menunjukkan urutan suatu posisi penting dalam organisasi.

Sukardi dan Siti Nurjanah | 163

Subjek sama arti dengan pokok bahasan. Subjek didik atau peserta didik dapat bervariasi diantaranya yaitu siswa, mahasiswa dan para trainer. Mereka adalah yang hendak di didik dan dibina untuk menjadi siswa yang memiliki keterampilan profesional

Teknisi: seseorang yang bertugas di bengkel dan berfungsi membantu kelancaran proses belajar mengajar praktik. Para tekniksi . menjadi bagian pelaku aktif di bengkel. Para tekinsi melakukan adminstrasi peralatan dan persiapan ruang bengkel dan lab sehingga B&L siap untuk proses belajar-mengajar praktik para peserta didik dan para instruktur.

Unit Produksi: merupakan usaha memajukan sekolah dengan memberikan peluang pada siswa untuk meningkatkan ketampilan dan memperoleh peluang untuk meningkatkan keterampilan dan memperoleh pengalaman nyata dalam dunia usaha.

Vokasi:sama dengan jenis jabatan atau pekerjaan tertentu. Pendidikan vokasi, jenis pendidikan yang mendidik para siswa untuk menguasai satu atau dua jenis pekerjaan tertentu dan memasuki dunia kerja.

Wirausaha: proses yang mencakup menerjemahkan ide dan semangat atau seseorang menjadi perilaku dalam mencari peluang bekerja sehingga menghasilkan keuntungan.

BIODATA PENULIS

H.M. Sukardi Prof. MEd. MSc PhD adalah Profesor dalam bidang Metodologi Penelitian Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Dosen tetap di Fakultas Teknik dan Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Interest pribadinya adalah mengaplikasi dan mengembangkan Penelitian dan Evaluasi dalam bidang ilmu yang relevan, termasuk didalamnya evaluasi program, Analisis Kebutuhan, Penelitian dan Evaluasi Pendidikan dan Kejuruan, dan Aplikasi Penelitian dalam Manajemen Lembaga Pendidikan. Pengalaman di tingkat Internasional sebagai Kosultan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di ASEAN tahun 1996-1999; Di tingkat Nasional sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat tahun 2004 -2012; Sebagai Tim Peneliti Angka Kredit bagi Guru Besar dan Lektor Kepala tahun 2010- sekarang telah mewarnai penulisan beberapa buku hasil karyanya dengan mudah diilhami baik secara teoritis dan praktis oleh para pembacanya. Buku Metode Penelitian Pendidikan Tindakan kelas ini, dilengkapi dengan uraian yang jelas, dipandu dengan kesimpulan serta latihan dan dilengkapi dengan glosarium agar pembaca lebih cepat memahami isinya. Buku hasil karya lain dari HM Sukardi Prof MSc. MEd.PhD adalah 1) Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, penerbit Bumiaksara Jakarta tahun 2003. 2) Metodologi Penelitian Kualitatif Naturalistik, Penerbit Usaha Keluarga Jogjakarta tahun 2006, 3) Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Penerbit Bumi aksara Jakarta tahun 2006, 4) Statistika Pendidikan, Penerbit Usaha Keluarga Jogjakarta tahun 2011, 5) Metode Penelitian Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya, penerbit Bumi Aksara Jakarta tahun 2013.