18
MANAJEMEN INFRASTRUKTUR 1.1 Pengertian Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Sedangkan secara lebih spesifik oleh American Publik Works Association, infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas pihak yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsifungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan seharihari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat. Definisi teknik juga memberikan spesifikasi apa yang dilakukan sistem infrastruktur dan mengatakan bahwa infrastruktur adalah aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting.

MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen infrastruktur

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

1.1 Pengertian

Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi,

pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik lain yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial

dan ekonomi. Sedangkan secara lebih spesifik oleh American Publik Works

Association, infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas pihak yang

dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi

pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah,

transportasi dan pelayanan-pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan

ekonomi dan sosial. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama

fungsifungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan seharihari

masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau

struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan

yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi

masyarakat. Definisi teknik juga memberikan spesifikasi apa yang dilakukan

sistem infrastruktur dan mengatakan bahwa infrastruktur adalah aset fisik yang

dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting.

GREEN INFRASTRUCTURE adalah konsep penataan ruang yang

mengaplikasikan infrastruktur yang ramah lingkungan.Infrastruktur yang ramah

lingkungan artinya adalah infrastruktur tersebut tidak merusak lingkungan dan

tidak mengganggu siklus alami material-material di lingkungan.

Prinsip penggunanaan infrastruktur berwawasan lingkungan adalah

membangun dan menggunakan infrastrruktur yang ramah lingkungan demi

mengurangi dampak negatif dari pemanasan global. Maka secara tidak langsung

penggunaan infrastruktur yang ramah lingkungan dapat meyelamatkan kehidupan

di bumi.

Konsep yang menjadi dasar infrastuktur berwawasan lingkungan yaitu

sebagai berikut:

- tidak mencemari lingkungan

Page 2: MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

- mendukung siklus alami unsur di alam

- aman dan tertib, cantik dan menyenangkan

Sehinga dari konsep-konsep yang ada dapat terwujud Green

Infrastructure yang sesuai dengan maksud penggunaannya yaitu dapat

mengeliminasi dampak pemanasan global.

Konsep pembangunan yang ramah lingkungan ini bersifat ekonomis,

karena dapat menghasilkan keuntungan lebih besar dengan modal yang lebih kecil

yang bersifat bekelanjutan (sustainable). Baik dari segi lingkungan biogeofisik-

kimia karena tidak terjadi kerusakan maupun sosial-ekonomi dan budaya.

Problem pembangunan yang hanya bertumpu pada satu aspek menyebabkan

keterbelakangan dan kemiskinan menjadi suatu hal yang anakronistis. Karena itu,

strategi pembangunan yang konseptual harus meletakkan konsep pembangunan

dengan unsur SDM yang integral dan bermoral, sehingga pemerintah wajib

melakukan perencanaan pembangunan berbasis lingkungan.

Tujuan dari perencanaan pembangunan berbasis lingkungan adalah

tersedianya infrastruktur fasilitas-fasilitas lingkungan yang memadai pada semua

permukiman. Selain itu dapat meningkatkan kualitas hidup, peningkatan

produktifitas, perbaikan kesehatan, pengurangan kemiskinan, dan investasi

kesehatan yang tidak besar.

Kompleksitas pembangunan melahirkan aneka pro dan kontra. Artinya,

kolaborasi dampak pembangunan biasanya melahirkan dua temperamen. Pertama,

pembangunan akan menghasilkan output yang bersifat positif, yang secara

langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada perubahan kualitas hidup.

Kedua, akan menimbulkan pula dampak negatif yang tidak menguntungkan

seperti berdirinya industri kimia. Di satu sisi bermanfaat untuk menunjang

kualitas hidup manusia, namun limbah industri tersebut menjadi problema bagi

lingkungan hidup. Lambatnya reaksi pemerintah dan kepadatan penduduk tinggi

urbanisasi juga merupakan salah satu kendala dalam perencanaan pembangunan

berwawasan lingkungan tersebut.

Pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia telah dinyatakan dalam

berbagai kemauan politik (goodwill) pemerintah berupa berbagai kebijakan,

program dan kegiatan. Tetapi karena adanya keterbatasan sumber dana dan

Page 3: MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

hambatan sosial-politik, kultural, dan sumber daya lainnya, maka pengelolaan

lingkungan hidup menjadi sangat marginal. Faktor yang memengaruhi

marginalisasi pengelolaan lingkungan hidup adalah kerumitan masalah

lingkungan dan penegakan hukumnya.

Faktor pertama, berupa kerumitan masalah lingkungan di Indonesia

dicirikan oleh jumlah penduduk yang tinggi, dengan penyebaran yang tidak

merata. Adanya tingkat kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan, membuat

sebagian besar penduduk sulit memahami konsep pelestarian lingkungan hidup.

Faktor kedua, disebabkan kurangnya koordinasi dan integrasi

pengelolaan lingkungan hidup—tujuan dan sasaran program pembangunan

nasional, baik antara daerah, dunia usaha maupun masyarakat luas.

Faktor ketiga, adalah terbatasnya mandat kelembagaan. Apabila masalah

pengelolaan lingkungan hidup belum diinternalisasikan di semua bidang, maka

masalah kerusakan atau pencemaran lingkungan hidup akan terus timbul. Untuk

mengatasinya, masalah mandat lembaga lingkungan perlu dipertegas dengan

kewenangan penuh dari pemerintah yang didukung alokasi dan SDM yang

memadai serta struktur organisasi yang solid.

1.2 Komponen-komponen Infrastruktur

Dari definisi-definisi tersebut di atas, oleh American Public Works

Association (APWA), infrastruktur dikelompokkan menjadi 13 kategori yang

meliputi :

1. Sistem penyediaan air waduk, penampungan air, transmisi dan distribusi,

fasilitas pengolahan air (treatment plant).

2. Sistem pengolahan air limbah : pengumpul, pengolahan, pembuangan, daur

ulang.

3. Fasilitas pengolahan limbah (padat).

4. Fasilitas pengendalian banjir, drainase dan irigasi.

5. Fasilitas lintas air dan navigasi.

6. Fasilitas transportasi : jalan, rel, bandar udara. Termasuk di dalamnya adalah

tanda-tanda lalu lintas, fasilitas pengontrol.

7. Sistem transit publik.

8. Sistem kelistrikan : produksi dan distribusi.

Page 4: MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

9. Fasilitas gas alam.

10. Gedung publik : sekolah, rumah sakit.

11. Fasilitas perumahan publik.

12. Taman kota sebagai daerah resapan, tempat bermain termasuk stadion.

13. Komunikasi.

Tiga belas kategori di atas dapat lebih diperkecil pengelompokkannya

yaitu:

1. Grup transportasi (jalan, jalan raya, jembatan).

2. Grup pelayanan transportasi (transit, bandara, pelabuhan).

3. Grup komunikasi.

4. Grup keairan (air, air buangan, sistem keairan, termasuk jalan air yaitu

sungai saluran terbuka, pipa).

5. Grup pengelolaan limbah (sistem pengelolaan limbah padat).

6. Grup bangunan.

7. Grup distribusi dan produksi energi (listrik dan gas).

1.3 Infrastruktur yang Menunjang Kegiatan Industri

Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

menentukan dimanakah lokasi industri yang tepat, infrastruktur juga turut

mempengaruhi penentuan lokasi industri. Infrastruktur tersebut antara lain adalah

transportasi.

faktor jarak dan aksesibilitas merupakan hal yang terpenting untuk

menentukan lokasi industri supaya mendapatkan keuntungan yang tinggi. Tetapi

untuk menetapkan lokasi suatu industri (skala besar) secara komprehensif,

diperlukan gabungan dari berbagai pengetahuan disiplin. Faktor-faktor yang

dipertimbangkan antara lain selain aksesibilitas adalah infrastruktur penunjang.

Sedangkan menurut Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri

Departemen Perindustrian dan Perdagangan,2001 dituliskan bahwa selain

aksesibilitas dan prasarana angkutan juga terdapat infrastruktur lain yang

menentukan lokasi industri,yaitu jaringan listrik, dan jaringan air bersih. Dari

Page 5: MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

hasil tinjauan pustaka di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan industri

memerlukan infrastruktur penunjang seperti:

1. Adanya pelayanan infrastruktur seperti listrik, dan air bersih.

2. Jaringan Transportasi.

Infrastruktur transportasi yang efektif merupakan tiang utama

keberhasilan kegiatan industry. Dalam kegiatan ekonomi, biaya transportasi

menjadi biaya yang sangat dipertimbangkan. Biaya transportasi berbanding

terbalik dengan tingkat aksesibilitas. Aksesibilitas yang rendah menyebabkan

biaya yang dikeluarkan semakin besar, dan semakin tinggi aksesibilitas semakin

bisa menekan biaya yang dikeluarkan. Infrastruktur fisik yang baik adalah

berpotensi untuk mengurangi biaya transportasi, meningkatkan akses padabahan

mentah maupun akses untuk mendistribusikan hasil produksi ke pasar.

1.4 Prinsip-prinsip Pengembangan Infrastruktur

Dari segi internal, kegiatan infrastruktur dituntut untuk makin mampu

berperan mendukung pergerakan orang, barang dan jasa demi mendukung

timbulnya perekonomian dan pengembangan wilayah dan sekaligus

mempersempit kesenjangan pembangunan suatu kota. Infrastruktur dituntut untuk

memiliki korelasi yang tinggi dengan pertumbuhan ekonomi wilayah, kesesuaian

tata ruang, dan kelestarian lingkungan hidup.

Inti dari konsep pembangunan kegiatan yang berwawasan

pembangunan wilayah menjadi relevan dan penting, sejalan dengan

diberlakukannya UU No.32/2004 dan UU No.33/2004, dimana kewenangan

daerah dalam penyelenggaraan, pembiayaan, dan perencanaan pembangunan

semakin besar yang ditopang oleh pendapatan daerah yang semakin besar.

Perencanaan program dan kegiatan proyek infrastruktur di masa datang harus

terkait erat dengan pertumbuhan ekonomi daerah, mendukung timbulnya

kegiatan-kegiatan strategis serta kawasan andalan yang ada. Pengembangan

infrastruktur di Indonesia menurut pandekatan P3KT, disebabkan oleh pengadaan

prasarana secara terpusat sering kurang mencerminkan kebutuhan setempat, dan

sering kurang dimanfaatkan dan dipelihara oleh pemerintah daerah dan

masyarakat setempat, kemudian sering terjadi tumpang tindih antara program-

program prasarana pemerintah pusat, Propinsi dan kabupaten/ kota, sehingga

Page 6: MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

sumber daya tidak bisa dimanfaatkan secara efisien. Selain itu ketergantungan

yang terlalu besar pada hibah pemerintah pusat untuk pembangunan sebagian

besar prasarana kota, yang sebenarnya dapat membiayai dirinya sendiri.

Oleh karena itu, dalam pengembangan infrastruktur perkotaan diperlukan

suatu manajemen yang handal dalam pengelolaan infrastruktur, beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Manajemen Perkotaan

Manajemen perkotaan diharapkan mampu memobilisasi berbagai sumber

daya, dan memanfaatkannya sehingga saling mendukung dalam perencanaan,

penyusunan program, pelaksanaan pendanaan, pengoperasian, dan

pemeliharaan.

b. Manajemen Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Pada prinsipnya yaitu bagaimana memobilisasi sumber dana di kabupaten/

kota, dari sumber-sumber potensial yang sudah ada agar mampu membiayai

program-progaram pembangunan yang sudah direncanakan.

c. Manajemen Kerjasama Pemerintah-Swasta

Pada prinsipnya bagaimana agar bisa menjalin kerjasama pemerintah dan

swasta dalam pembangunan infrastruktur perkotaan. Agar kerjasama

pemerintah-swasta ini dapat berhasil, pihak-pihak yang terlibat harus

mempertimbangkan beberapa persyaratan pokok seperti saling mempercayai

dan hubungan baik, kepentingan yang selaras, pembagian beban modal dan

keuntungan, serta resiko proyek yang harus ditanggung secara bersama-

sama oleh semua mitra yang terlibat. Dalam merealisasikan komitmen,

pengambilan keputusan harus sesuai prosedur yang jelas, pendekatan

yanglugas, serta koordinasi pelaksanaan kebijaksanaan di berbagai

lembaga, dan tingkat pemerintahan.

d. Manajemen Peran Serta Masyarakat

Masyarakat dapat berperan serta dalam program pembangunan, bukan

berupa bantuan pendanaan namun lebih kepada keterlibatan masyarakat

pada setiap tahap pembangunan. Sektor non pemerintah dan non komersial

yakni organisasi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM/ NGO) serta

lembaga kemasyarakatan (CBO) dapat lebih diperankan secara efektif.

Page 7: MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

Meskipun masyarakat tidak dapat memberikan sumbangan berupa uang

dalam jumlah besar, masyarakat dapat membantu pemerintah menghemat

banyak biaya. Demikian pula LSM (NGO/CBO) tidak dapat memberi

bantuan keuangan, namun mereka dapat membantu pemerintah

kabupaten/kota mengelola pembangunan perkotaan sebagai perantara antar

masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota.

Beberapa aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan

infrastruktur diantaranya adalah :

1. Aspek Komposisi program

Dalam hal ini, bagaimana komposisi program berkontribusi dalam pencapaian

tujuan dalam rencana pembangunan yang telah ditetapkan, bagaimana

kesesuaian program terhadap strategi dan prioritas daerah dan pemerintah

pusat, dan keterpaduan antara komponen-komponen program agar tercapai

suatu program yang efektif.

2. Aspek Pendanaan

Berupa keterlibatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pembiayaan

pembangunan prasarana, memobilisasi sumber pembangunan yang

direncanakan dapat dibiayai dengan kemampuan yang ada.

3. Aspek Kemampuan Kelembagaan

Pada aspek kemampuan ini hal-hal yang dinilai sangat terkait dengan kondisi

kelembagaan yang ada dan rencana peningkatan kemampuan kelembagaan

dalam melaksanakan program serta meningkatkan rencana pendapatannya

termasuk kelembagaan yang akan mengoperasikan dan memelihara prasarana

yang telah dibangun.

4. Aspek Operasional dan Pemeliharaan

Erat kaitannya dengan komitmen daerah untuk menanggung segala beban

pengoperasian dan pemeliharaan semua prasarana yang ada sebagai akibat

pembangunan prasarana.

5. Aspek Partisipasi Masyarakat dan Swasta

Aspek ini memandang mengenai besarnya kontribusi masyarakat dan swasta

dalam pembangunan prasarana, partisipasi masyarakat dalam proses

penyusunan rencana dan program, serta rencana pengembangannya dalam

Page 8: MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

pelaksanaan, operasi dan pemeliharaannya. Untuk suksesnya pengembangan

sistem infrastruktur yang bersifat menyeluruh, tahapan di bawah ini dapat

dipakai sebagai salah satu acuan yang meliputi :

1. Perencanaan menyeluruh yang komprehensif

2. Rencana induk untuk setiap pembangunan dan pengembangan sistem

3. Perkiraan biaya

4. Perencanaan organisasi dan institusi

5. Perencanaan untuk peningkatan sistem yang ada

1.5 Konsep Pengembangan Infrastruktur

1.5.1. Konsep Pengembangan Infrastruktur Berkelanjutan yang

Mengintegrasikan Dengan Tata Ruang Melalui Pendekatan Wilayah

Sesuai dengan pembangunan yang berkelanjutan, dalam pembangunan

dan pengembangan infrastruktur, dalam hal ini pemeliharaannya perlu diterapkan

prinsip Good Governance yaitu transparansi, akuntabilitas, dan penegakan aturan.

Pengembangan infrastruktur dilakukan melalui pendekatan wilayah yang

menggunakan piranti penataan ruang, dan dimaksudkan untuk dapat mengikat

keterpaduan rencana lintas wilayah dan lintas sector serta diantara pemanku

kepentingan, sehingga mampu meningkatkan pelayanan dasar kepada masyarakat,

pendorong pertumbuhan ekonomi dan memberikan dukungan terhadap

pengurangan kekurangan antar daerah, antar sektor, serta antar kota dan desa.

Pembagian wilayahnya dapat didasarkan kepada kondisi tingkat

perkembangan wilayahnya, yaitu infrastruktur di kawasan yang telah berkembang,

infrastruktur di kawasan yang mulai berkembang, dan infrastruktur di kawasan

pengembangan baru. Konsep infrasruktur yang berkelanjutan ini juga perlu

terobosan-terobosan baru untuk kebutuhan yang akan datang. Selama ini

pemerintah masih menggunakan pola lama dalam pembangunan infrastruktur.

Contohnya dalam pembangunan infrastruktur listrik masih sering terjadi

pemadaman-pemadaman. Padahal, Indonesia bisa mencontoh negara-negara lain.

Pemerintah bisa menggunakan berbagai sumber energi, mulai dari matahari,

sungai-sungai besar, angin, sampai panas bumi

Page 9: MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

1.5.2. Konsep Pengembangan Infrastruktur Dengan Kerjasama

Pemerintah-Swasta

Permintaan terhadap pelayanan infrastruktur meningkat dengan pesat

seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Sarana dan prasarana perkotaan atau yang

biasa disebut sebagai Infrastruktur merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat

perkotaan, karena infrastruktur perkotaan sangat diperlukan untuk mendukung

kehidupan perekonomian masyarakat dan kondisi kuantitas dan kualitas

infrastruktur yang ada mencerminkan kondisi perekonomian masyarakatnya.

Kebutuhan infrastruktur semakin lama semakin meningkat sejalan

dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan dana yang tersedia pada pemerintah

sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan infrastruktur tersebut yang semakin

meningkat. Dana yang dibutuhkan untuk mencukupi kondisi kuantitas dan

kualitas infrastruktur yang besar itu tentunya tidak mungkin dapat dipenuhi oleh

pemerintah, apalagi kemampuan pemerintah saat ini yang bila mengandalkan

dari hasil kekayaan alam yang dipunyai makin menipis, bahkan sebagian telah

habis. Upaya lain pemerintah walaupun telah dilakukan namun jika melihat

kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada masih sangat sulit, sehingga untuk

memenuhi permintaan jasa infrastruktur yang meningkat dengan cepat ini tidak

mungkin dipenuhi hanya oleh pemerintah, terutama karena keterbatasan dana.

Karena keterbatasan dana tersebut keikutsertaan sektor swasta dalam

pembangunan infrastruktur melalui pola kemitraan sangat membantu usaha

menanggapi permintaan jasa infrastruktur tersebut.

Alternatif yang memungkinkan saat ini agar dapat dipenuhi kebutuhan

yang ada, adalah dengan cara menarik para investor, baik dalam negeri maupun

luar negeriuntuk menanamkan modalnya dengan sistem KPS (Kerjasama

Pemerintah dan Swasta). Kerjasama penyediaan infrastruktur antara

pemerintah dengan swasta dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip kemitraan yang

adil, terbuka, transparan, bersaing, efisiensi, dan kesetaraan (level playing field),

bertanggung-gugat, saling menguntungkan, saling membutuhkan, dan saling

mendukung (Perpres No 67 Tahun 2005). Tujuan partisipasi sektor swasta

dibidang infrastruktur adalah :

Page 10: MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

Mencari modal swasta untuk menjembatani modal pembiayaan yang besar

dibutuhkan investasi infrastruktur pelayanan umum.

Memperbaiki pengelolaan infrastruktur.

Mengimpor alih teknologi.

1.5.3. Konsep Pengembangan Infrastruktur Dengan Kerjasama Antar

Daerah

Untuk menangani adanya kekurangan infrastruktur, salah satu

penanganannya dengan peningkatan kerja sama antar pemerintah kabupaten/kota.

Dalam Forum Indonesia Infrastructure Summit (2005) dijelaskan bahwa

kerjasama antar daerah adalah salah satu usaha untuk mengatasi persoalan di suatu

daerah. Peningkatan kerjasama pembangunan antar kota baik pada tahap

perencanaan, pembiayaan, pembangunan sarana, prasarana dan utilitas perkotaan.

Salah satu pelayanan kerjasama antar daerah adalah dengan cara kerja sama dalam

pengembangan pelayanan publik. Dalam kerja sama antar daerah ini harus juga

berlandaskan hukum yang berlaku. Urgensi kerjasama daerah adalah :

Meningkatkan efisiensi dalam ukuran-ukuran economies of scale (skala

ekonomi).

Meningkatkan efektivitas dan kualitas pelayanan publik.

Perbedaan sumber daya yang dimiliki oleh daerah-daerah.

Adanya daerah yang surplus fasilitas/sumber daya.

Menghilangkan kemungkinan duplikasi pelayanan yang diberikan di beberapa

daerah yang berdekatan.

Konsep kerjasama antar daerah adalah dengan cara kerjasama dalam

pelayanan publik. Bentuk-bentuk kerjasama dalam pelayanan publik adalah

sebagai berikut :

Handshake Agreement-Kerjasama Informal Antara Pemerintah daerah.

Fee for service contracts (service agreements)-satu daerah “menjual” satu

bentuk pelayanan publik pada daerah lain.

Joint Agreements-partisipasi dari daerah-daerah dalam penyediaan atau

pengelolaan pelayanan publik.

Jointly-formed authorities-lebih populer dengan sebutan Sekretariat Bersama.

Page 11: MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

Regional Bodies-satu badan bersama menangani isu-isu mencakup lebih dari

satu daerah. Sebenarnya bisa dijalankan Pemerintah Propinsi.

1.6 Prinsip Penyediaan Infrastruktur Lingkungan

Prinsip pembangunan infrastruktur berwawasan lingkungan adalah

membangun dan menggunakan infrastruktur yang ramah lingkungan demi

mengurangi dampak negatif dari global warming. Prinsip tersebut adalah:

a. Mengadopsi kebijakan-kebijakan ramah lingkungan.

b. Menjamin keputusan-keputusan relevan dengan konsekuensi ekologis.

c. Meningkatkan adopsi teknologi tepat guna.

d. Meningkatkan pelayanan dasar kepada masyarakat.

e. Mencari solusi bersama masalah lingkungan.

1.7 Penerapan Teknologi Bewawasan Lingkungan

Penerapan teknologi berwawasan lingkungan dengan pendekatan

pemukiman terpadu.

1.8 Koordinasi Antar Lembaga

1.9 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur

1.10

Page 12: MANAJEMEN INFRASTRUKTUR