MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    1/64

    1

    BAGIAN I

    MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    PENDAHULUAN ;

    - Ada tiga hal yang membuat sebuah bangsa menjadi besar dan makmur, tanah yang subur,kerja keras dan kelancaran transportasi orang, barang dari suatu bagian ke bagian yanglainnya. Tanah yang subur tidak ada artinya apabila tidak dimanfaatkan dan dikelolasecaratepat, sumber daya atas yang dimiliki suatu Negara tidak berarti apa-apa bila tetap adaditempatnya tanpa disentuh tangan manusia yang ahli untuk dimanfaatkan dan diberdaya-

    gunakan. Semua itu memerlukan kerja keras dengan mengerahkan sumber daya manusia- Kegiatan pemanfaatan tanah yang subur yang pada gilirannya menghasilkan bahan baku

    untuk dipasarkan yang kita kenal kegiatan memasarkan hasil produksi dengan cara importdari kawasan industri ke daerah lainnya atau sebaliknya, kegiatan itu kita kenal salah satunya

    kegiatan transportasi yang memerlukan jaminan keamanan, keselamatan, kecepatan danterjangkau oleh daya beli masyarakat

    - Peranan transportasi sungguh-sungguh sangat penting untuk saling menghubungkan daerahsatu dengan sumber bahan baku dan ke daerah produksi, daerah pemasaran dan daerahtertinggal. Transportasi jika diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempatasal ke tempat tujuan, tentunya membutuhkan tiga hal ;

    1. Ada muatan yang diangkut2. Tersedianya alat pengangkut3. Manajemen jalan yang dapat dilalui, serta industri pelabuhan

    - Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batastertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaanyang dipergunakan

    sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang,

    berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dankeamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan

    intra-dan antarmoda transportasi- Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan

    untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpangdan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra-dan/atau

    antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikantata ruang wilayah

    - Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan,keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritime

    - Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenagaangin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yangberdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunanterapung yang tidak berpindah-pindah

    - Perairan Indonesia adalah laut teritorial Indonesia beserta perairan kepulauan dan perairanpedalamannya

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    2/64

    2

    KEGIATAN PENGUSAHAAN DAN PEMERINTAHAN

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    3/64

    3

    A. Pengertian dan Jenis PelabuhanKegiatan transportasi adalah satu kesatuan system manakala kita memilih kegiatan pelayaran

    dan pelayaran membutuhkan fasilitas pelabuhan, perkembangan perpindahan barang, orang,kendaraan, hewan bergerak dari tempat asal ke tempat tujuan karena daya tarik kebutuhan

    mengatasi rintangan yang alami

    Untuk mewujudkan dalam pembangunan jasa transportasi dan secara bendawi membutuhkan

    pembangunan prasarana berupa ketersediaan ;- Manajemen jalan raya- Industri pelabuhan- Industri perkapalan- Industri perdagangan- Industri perekonomianDan seluruhnya kegiatan harus dijamin keamanannya sehingga lalu lintas ekonomi dan lalulintas pemerintahaan dalam pembangunan, lalu lintas politik, budaya berjalan melalui

    industri pelabuhan. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran memfasilitasidan menjaminnya semua kegiatan industri diatas

    Pengertian ;- Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan,

    kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim.

    - Perairan Indonesia adalah laut teritorial Indonesia beserta perairan kepulauan danperairan pedalamannya.

    - Angkutan di Perairan adalah kegiatan mengangkut dan/atau memindahkan penumpangdan/atau barang dengan menggunakan kapal.

    - Angkutan Laut Khusus adalah kegiatan angkutan untuk melayani kepentingan usahasendiri dalam menunjang usaha pokoknya.- Angkutan Laut Pelayaran Rakyat adalah usaha rakyat yang bersifat tradisional danmempunyai karakteristik tersendiri untuk melaksanakan angkutan di perairan denganmenggunakan kapal layar, kapal layar bermotor, dan/atau kapal motor sederhanaberbendera Indonesia dengan ukuran tertentu.

    - Trayek adalah rute atau lintasan pelayanan angkutan dari satu pelabuhan ke pelabuhanlainnya.

    - Agen Umum adalah perusahaan angkutan laut nasional atau perusahaan nasional yangkhusus didirikan untuk melakukan usaha keagenan kapal, yang ditunjuk oleh perusahaanangkutan laut asing untuk mengurus kepentingan kapalnya selama berada di Indonesia.

    - Pelayaran Perintis adalah pelayanan angkutan di perairan pada trayek-trayek yangditetapkan oleh Pemerintah untuk melayani daerah atau wilayah yang belum atau tidakterlayani oleh angkutan perairan karena belum memberikan manfaat komersial.

    - Usaha Jasa Terkait adalah kegiatan usaha yang bersifat memperlancar proses kegiatan dibidang pelayaran.

    - Angkutan Multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2(dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak yang menggunakandokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang oleh operatorangkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang tersebut.

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    4/64

    4

    - Usaha Pokok adalah jenis usaha yang disebutkan di dalam surat izin usaha suatuperusahaan.

    - Hipotek Kapal adalah hak agunan kebendaan atas kapal yang terdaftar untuk menjaminpelunasan utang tertentu yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditortertentu terhadap kreditor lain.

    -

    Piutang Pelayaran yang Didahulukan adalah tagihan yang wajib dilunasi lebih dahuludari hasil eksekusi kapal mendahului tagihan pemegang hipotek kapal.

    - Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsipelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal,

    penumpang dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahanintra-dan/atau antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan

    tetap memperhatikan tata ruang wilayah.- Tatanan Kepelabuhanan Nasional adalah suatu sistem kepelabuhanan yang memuat

    peran, fungsi, jenis, hierarki pelabuhan, Rencana Induk Pelabuhan Nasional, dan lokasipelabuhan serta keterpaduan intra dan antarmoda serta keterpaduan dengan sektorlainnya.

    -

    Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batastertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yangdipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkarmuat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas

    keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagaitempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

    - Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutanlaut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan

    internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/ataubarang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.

    - Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatanangkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlahmenengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutanpenyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.

    - Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatanangkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas,merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai

    tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan denganjangkauan pelayanan dalam provinsi.

    - Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat kapalbersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun

    penumpang, dan/atau tempat bongkar muat barang.-

    Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja danDaerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhanterdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.

    - Terminal untuk Kepentingan Sendiri adalah terminal yang terletak di dalam DaerahLingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan yang merupakan

    bagian dari pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usahapokoknya.

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    5/64

    5

    - Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan daratan pada pelabuhanatau terminal khusus yang digunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.

    - Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di sekeliling daerahlingkungan kerja perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin keselamatanpelayaran.

    -

    Rencana Induk Pelabuhan adalah pengaturan ruang pelabuhan berupa peruntukan rencanatata guna tanah dan perairan di Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan

    Kepentingan pelabuhan.- Otoritas Pelabuhan (Port Authority) adalah lembaga pemerintah di pelabuhan sebagai

    otoritas yang melaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatankepelabuhanan yang diusahakan secara komersial.

    - Unit Penyelenggara Pelabuhan adalah lembaga pemerintah di pelabuhan sebagai otoritasyang melaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan

    kepelabuhanan, dan pemberian pelayanan jasa kepelabuhanan untuk pelabuhan yangbelum diusahakan secara komersial.

    - Badan Usaha Pelabuhan adalah Badan Usaha yang kegiatan usahanya khusus di bidangpengusahaan terminal dan fasilitas pelabuhan lainnya.- Kolam Pelabuhan adalah perairan di depan dermaga yang digunakan untuk kepentinganoperasional sandar dan olah gerak kapal.

    - Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.- Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,

    dan pengendalian pemanfaatan ruang.- Keselamatan dan Keamanan Pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan

    keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan

    lingkungan maritim.- Kelaiklautan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal,

    pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan,

    kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang, status hukum kapal, manajemenkeselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal

    untuk berlayar di perairan tertentu.- Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material,

    konstruksi, bangunan, permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan sertaperlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang

    dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.- Badan Klasifikasi adalah lembaga klasifikasi kapal yang melakukan pengaturan kekuatan

    konstruksi dan permesinan kapal, jaminan mutu material marine, pengawasanpembangunan, pemeliharaan, dan perombakan kapal sesuai dengan peraturan klasifikasi.

    - Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengantenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraanyang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung danbangunan terapung yang tidak berpindah-pindah

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    6/64

    6

    B. Pemerintah Membutuhkan Pelabuhan Dari Kegiatan Industri Transportasi MerujukKepada Tatanan Kepelabuhan Nasional ;

    - Tatanan kepelabuhan nasional diwujudkan dalam penyelenggaraan pelabuhan yanghandal dan mempunyai daya saing global, menunjang pembangunan nasional dan

    berwawasan nusantara maka tatanan kepelabuhan menggambarkan dan berperan ;

    Simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hirarkinya

    Pintu gerbang kegiatan perekonomian Tempat kegiatan alih moda transportasi Tempat kegiatan industri dan/atau perdagangan Tempat distribusi, produksi, dan konsolidasi muatan atau barang Mewujudkan wawasan nusantara dan kedaulatan Negara

    - Indonesia adalah Negara kepulauan terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil dengan luaswilayah ribuan kilometer persegi daratan dibeberapa kepulauan membutuhkan pelabuhandari kegiatan transportasi angkutan yang menjadi suatu kesatuan system angkutan lautdan menduduki kegiatan yang sangat penting. Dilihat dari kacamata manfaat politis jika

    kita sandingkan antara industri pelabuhan dan industri transportasi yang dapatdiberlakukan bagi negara, dari suatu penciptaan ;

    1. Transportasi menciptakan persatuan nasional yang semakin kuat dengan meniadakanisolasi

    2. Transportasi menyebabkan pelayaran kepada masyarakat yang dapat dikembangkanatau diperluas dengan lebih merata pada bagian wilayah Negara

    3. Keamanan Negara terhadap serangan dari luar yang tidak dikehendaki mungkin sekalibergantung pada transportasi yang efisien yang memudahkan mobilisasi segala daya(kemampuan dari ketahanan nasional serta memungkinkan perpindahan pasukanperang selama masa perang

    4. System transportasi yang efisien memungkinkan Negara memindahkan danmengangkut penduduk dari daerah bencana ke daerah yang lebih aman

    Dengan demikian pemerataan pembangunan kewilayahan dari suatu system jaringantransportasi memegang peranan, perpindahan dan pergerakan barang/orang dari suatu

    tujuan ke tujuan lainnya terwakili. Jika selama ini kesenjangan jarak menjadi penghalangdan sudah barang tentu dari suatu system perdagangan membutuhkan transportasi yang

    terkomunikasi menjadi kebutuhan turun-temurun untuk kegiatan berikutnya transportasisebagai wujud pembangunan dan perkembangan ikutan dari perkembangan ilmutekhnologi sekarang

    C. Pelayaran dan Angkutan MultimodaUndang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, pasal 1 (1) ;Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan,kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritime

    Maka penyelenggara pelayaran sebagai sebuah system dapat memberikan manfaat yang

    sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat, bangsa dan negara. Merujuk dan mengembangkanjiwa kebaharian dengan mengutamakan kepentingan umum dan kelestarian lingkungan,koordinasi antara pusat dan daerah serta pertahanan keamanan negara. Hal tersebut diatas

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    7/64

    7

    sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, pasal 1(1) memuat unsur utama, yaitu ;

    - Transportasi di perairan- Kepelabuhanan- Keselamatan dan keamanan pelayaran-

    Perlindungan lingkungan maritime

    Jika diuraikan ;Pengaturan bidang transportasi ;

    Diperairan memuat prinsip-prinsip pelaksanaan asas cabotage dengan cara pemberdayaanangkutan laut nasional yang memberikan iklim kondusif guna memajukan industri

    transportasi di perairan antara lain adanya kemudahan dibidang perpajakan dan permodalanuntuk mengadakan kapal serta adanya kontrak jangka panjang untuk angkutan

    Pengaturan bidang kepelabuhanan ;Memuat ketentuan mengenai penghapusan monopoli dalam menyelenggarakan pelabuhan,

    pemisahan antara fungsi regulator dan operator serta memberikan peran pemerintah daerahdan swasta memberikan proporsional didalam penyelenggaraan kepelabuhanan

    Pengaturan bidang keselamatan dan keamanan pelayaran ;Memuat ketentuan yang mengantisipasi kemajuan tekhnologi dengan mengacu pada

    konvensi internasional yang cenderung menggunakan peralatan tekhnologi yang mutakhirpada sarana dan prasaran keselamatan pelayaran disamping mengakomodasi ketentuanmengenai system keamanan pelayaran yang termuat didalam International Ship and Port

    Facility Security Code dan ;

    Pengaturan bidang perlindungan lingkungan maritime ;

    Yang memuat ketentuan mengenai pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkunganyang bersumber dari pengoperasian kapal dan sarana sejenis dengan mengakomodasi

    ketentuan internasional terkait International Convention for The Prevention of Pollution fromShip

    D. Angkutan MultimodaAngkutan barang menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas

    dasar 1 (satu) kontrak yang menggunakan dokumen angkutan multimoda dari satu tempatyang diterima barang oleh operator angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan

    untuk penyerahan barang tersebut

    Jika angkutan berasal dari kata angkut yang berarti mengangkut atau membawa, memuat atau

    mengirim dari satu tempat ke tempat yang lain mengandung pengertian, suatu kegiatanmemuat barang atau mengangkut orang yang biasa disebut penumpang membawa barang

    dari dan ke tempat lain. Dari kegiatan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dalamangkutan terdapat kegiatan unsur-unsur ;- Pelaku- Alat angkut- Barang dan/atau orang

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    8/64

    8

    SUMBER DAYA S E N T R A

    DERMAGA

    PBM

    EMKL

    SURVEYOR

    PENGANGKUT

    ANGKUTAN DARAT

    KEGIATAN PENGANGKUT

    PENGAWASAN

    - Pemuatan- Fungsi- TujuanUnsur pelaku angkutan dalam angkutan dapat berupa badan hukum dan/atau perseorangan

    yang melaksanakan pengangkutan seperti perusahaan pengangkutan berupa orang secaraalamiah maupun orang dalam arti badan hukum (perseroan terbata atau PT, koperasi

    melakukan kegiatan) melakukan kegiatan dari dan ke kapal, kegiatan tersebut sudah barangtentu menggunakan alat penggerak mekanik, elektronik yang harus memenuhi persyaratankeamanan dan keselamatan kerja yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan (LK3,

    bejana tekan, crane, dll)

    Dalam kegiatan angkutan di perairan kita mengenal beberapa kegiatan yang bergerak pada ;1. Agen Umum adalah perusahaan angkutan laut nasional atau perusahaan nasional yang

    khusus didirikan untuk melakukan usaha keagenan kapal, yang ditunjuk oleh perusahaan

    angkutan laut asing untuk mengurus kepentingan kapalnya selama berada di Indonesia

    2.

    Angkutan Laut Dalam Negeri adalah kegiatan angkutan laut yang dilakukan di wilayahperairan laut Indonesia yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut3. Angkutan Laut Khusus adalah kegiatan angkutan untuk melayani kepentingan usaha

    sendiri dalam menunjang usaha pokoknya

    4. Angkutan Laut Luar Negeri adalah kegiatan angkutan laut dari pelabuhan Indonesia kepelabuhan luar negeri atau dari pelabuhan luar negeri ke pelabuhan Indonesia yang

    diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut5. Angkutan Laut Pelayaran Rakyat adalah usaha rakyat yang bersifat tradisional dan

    mempunyai karakteristik tersendiri untuk melaksanakan angkutan di perairan dengan

    menggunakan kapal layar, kapal layar bermotor, dan/atau kapal motor sederhanaberbendera Indonesia dengan ukuran tertentu

    Bagan transportasi multimoda dari dan ke pelabuhan

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    9/64

    9

    LAPANGAN EKONOMI

    MODA TRANSPORTASI

    LAPANGAN INDUSTRI DI PELABUHAN

    INDUSTRI

    PELAYARAN

    INDUSTRI

    PERDAGANGAN

    INDUSTRIPELABUHAN

    INDUSTRIPERTAMBANGAN

    E. Jenis dan Fungsi PelabuhanJenis pelabuhan sangat beragam tergantung darimana kita memandang dari sudut orang

    awam kita mengenal pelabuhan laut (sea port) akan tetapi ketika mengacu kepada PP Nomor61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan maka kita dapatkan sebagaimana dimaksud dalampasal 6 :

    1. Jenis pelabuhan terdiri atas ; Pelabuhan laut dan Pelabuhan sungai dan danau

    2. Pelabuhan laut sebagaimana dimaksud pada (1) huruf a digunakan untuk melayani

    Angkutan laut dan/atau Angkutan penyeberangan

    3. Pelabuhan laut sebagaimanan dimaksud dalam (1) huruf a secara hirarki terdiri atas Pelabuhan utama Pelabuhan pengumpul dan Pelabuhan pengumpan

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    10/64

    10

    F. Dalam Sudut Pandang Yang Lain Pelabuhan Dapat Dibagi Menurut ;- Alamnya

    Menurut alamnya pelabuhan laut dibagi menjadi pelabuhan terbuka dan tertutup,pelabuhan terbuka adalah pelabuhan dimana kapal-kapal bias masuk dan merapat secara

    langsung tanpa bantuan pintu-pintu sedangkan pelabuhan tertutup adalah dimana kapal

    masuk harus melalui beberapa pintu pelabuhan tertutup dibuat dan terus memperhatikanpasang surut

    - PelayaranMenurut sarana pelayaran jenis pelabuhan ini dibagi menjadi pelabuhan umum dan

    pelabuhan khusus. Pelabuhan umum adalah pelabuhan terbuka untuk umum dibawah PT.Persero Pelindo, sedangkang pelabuhan khusus adalah penggunaannya khusus untukkegiatan sector industri khusus (pertambangan, bahan baku khusus)

    - Lingkungan pelayaran yang dilayari, jenis pelabuhan ini dibagi menjadi

    Pelabuhan internasional Pelabuhan regional Pelabuhan local

    - Kegiatan perdagangan, menurut kegiatan perdagangan luar negeri maka pelabuhanmasuknya barang-barang dari luar negeri pada kepelabuhanan, sedangkan pelabuhanekspor melayani barang-barang yang akan keluar negeri

    - Kapal yang diperbolehkan singgah, pelabuhan laut dan pelabuhan pantai. Pelabuhan lautadalah pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan luar negeri dan dapat disinggahi olehkapal-kapal dari negara sahabat, sedangkan pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang

    tidak terbuka untuk perdagangan dengan luar negeri dan hanya dapat dipergunakan olehkapal-kapal berbendera Indonesia

    - Wilayah pengawasan Bea dan Cukai, dari segi pembagian wilayah Bea dan Cukaipelabuhan dibagi menjadi custom port dan free port adalah pengawasan yang beradadibawah Bea dan Cukai sedangkan free port (pelabuhan bebas) pelabuhan yang beradadiluar pengawasan Bea dan Cukai

    - Kegiatan pelayaran, dilihat dari kegiatan pelayaran pelabuhan dibagi menjadi tiga jenis ; Pelabuhan samudera Pelabuhan nusantara Pelabuhan rakyat

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    11/64

    11

    - Peranannya dalam pelayaran, menurut peranannya dalam pelayaran pelabuhan dibagimenjadi 2 (dua) jenis ;Pelabuhan transit adalah pelabuhan yang mengerjakan transshipment cargoPelabuhan ferry adalah pelabuhan penyeberangan yang menghubungkan dua tempat

    dengan system roll on dan roll off dengan membawa penumpang dan kendaraan

    Fungsi pelabuhan, paling tidak ada 4 (empat) ;- Tempat pertemuan dua moda transportasi yaitu darat dan laut serta berbagai kepentingan

    yang saling terkait- Gapura (pintu gerbang) dari suatu negara yang memiliki pertalian perekonomian dari dan

    ke negara lain melalui pelabuhan- Entisitas industri, berkembangnya industtri yang berorientasi eksport maka fungsi

    pelabuhan sangat penting- Mata rantai transportasi, pelabuhan merupakan bagian dari rantai transportasi.

    Dipelabuhan berbagai moda transportasi bertemu dan bekerja

    Pelabuhan laut terdiri atas- Pelabuhan utama- Pelabuhan pengumpul- Pelabuhan pengumpangPP Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, pasal 10 (2) ;1. Rencana lokasi pelabuhan yang akan dibangun disusundengan berpedoman pada

    kebijakan pelabuhan nasional2. Rencana lokasi pelabuhan yang akan dibangun harus sesuai dengan

    a. Rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, danrencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;

    b.

    Potensi dan perkembangan sosial ekonomi wilayah;c. Potensi sumber daya alam; dand. Perkembangan lingkungan strategis, baik nasional maupun internasional

    Pelabuhan utama digunakan untuk melayani angkutan laut yang berpotensi danperkembangan social, ekonomi wilayah, potensi sumber alam dan perkembangan

    lingkungan strategis baik nasional maupun internasional Pelabuhan pengumpul digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan antar propinsi

    dan/atau antar Negara

    Pelabuhan pengumpang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan antarkabupaten/kota

    Dengan demikian kegiatan di pelabuhan tidak dapat dipisahkan antara kegiatan ;- Pemerintahan- Kegiatan pengusahaanSebagaimana dimaksud dalam pasal 69 (1) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang

    Pelayaran

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    12/64

    12

    G. Ukuran Pelabuhan ;Agak sulit dan/atau harus kita akui untuk mengatakan suatu pelabuhan disebut besar atau

    pelabuhan kecil karena belum ada suatu ketetapan atau standart yang menjadi sebuah ukuranuntuk pelabuhan, namun demikian ada beberapa kriteria yang dapat kita jadikan sebagai alat

    untuk kita gunakan sebagai ukuran pelabuhan besar atau kecil dengan cara ;

    1.

    Banyaknya muatan yang dikerjakan dalam satu tahun2. Jumlah harga dari muatan yang dikerjakan dalam satu tahun3. Banyaknya kapal yang keluar dan masuk (kunjungan kapal) dalam satu tahun4. Jumlah tempat sandar yang tersedia5. Besarnya kapal yang dapat dikerjakan oleh pelabuhan6. Banyaknya peti kemas yang ditangani oleh pelabuhan dalam satu tahunMaka setiap pelabuhan wajib memiliki rencana induk pelabuhan dalam mengantisipasi disatu wilayah dengan memperhatikan kearifan local yang mau tidak mau pelabuhan

    membutuhkan rencana yang kita kenal Rencana Induk Pelabuhan suatu rencana pelabuhanmembutuhkan ;-

    Peruntukan wilayah daratan dan perairan- Fasilitas pokok darat dan air- Fasilitas penunjang darat dan airDengan mempertimbangkan ;- Rencana induk pelabuhan nasional- Tata ruang wilayah propinsi/kabupaten/kota- Keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain terkait dilokasi pelabuhan- Kelayakan tekhnis, ekonomi dan lingkungan- Keamanan dan keselamatan lalu lintas kapal

    H.Pemerintah Daerah Menafsirkan Pelabuhan ;Memperhatikan Rencana Induk Pelabuhan dalam situasi sekarang ini akan timbul masalahdengan PEMDA kewenangan atas wilayah laut, berdasarkan pasal 3 Undang-undang Nomor22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah ;

    Wilayah Daerah Propinsi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), terdiri atas

    wilayah darat dan wilayah laut sejauh dua belas mil laut yang diukur dari garis pantai ke arahlaut lepas dan atau ke arah perairan kepulauan

    Pemerintah daerah menafsirkan pelabuhan adalah sebuah fasilitass umum yangdiselenggarakan untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan dan perekonomian dengan

    fasilitas pelayaran dalam segala bentuknya. Pelayaran itu sendiri diartikan sebagai segalasesuatu yang berkaitan dengan angkuttan di perairan, kepelabuhanan serta keamanan dankeselamatannya (pasal 1 angka 1, UU 17/2008 tentang Pelayaran)

    Maka pelabuhan bagi pemerintah daerah/kabupaten/kota dimana lokasi pelabuhan itu sendiri

    berada pada daerah PEMDA, tidak dapat dipungkiri memiliki daya tarik ekonomi tersendiriterutama jika dihubungkan dengan potensi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Olehkarenanya pelabuhan bagi daerah dipandang sebagai potensi sumber daya nasional yang

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    13/64

    13

    berada di Pemerintah Daerah. Hendaknya pola pandang kewenangan pemerintah daerahmengacu kepada konsiderat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,

    perkembangan lingkungan startegis nasional dan internasional menuntut penyelenggaraanpelayaran yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi peran serta

    swasta demi persaingan usaha otonomi daerah dan akuntabilitas penyelenggaraan negara

    dengan tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan pelayaran dan kepentingan nasional

    Konsideran UU No. 17/2008 tentang Pelayaran menyatakan bahwa pelayaran bagi Negara RIsebagai negara kepulauan merupakan salah satu moda transportasi, tidak dapat dipisahkan

    dari moda-moda transportasi lain yang ditata dalam sistem transportasi nasional yangdinamis dan mampu mengadaptasi kemajuan di masa depan, mempunyai karakteristikmampu melakukan pengangkutan secara masal, menghubungkan, dan menjangkau seluruh

    wilayah melalui perairan, perlu lebih dikembangkan potensinya dan ditingkatkan peranannyabaik nasional maupun internasional, sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak

    pembangunan nasional demi peningkatan kesejahteraan rakyat

    Kegiatan pelayaran, fasilitas pelabuhan, dan segala aspek kepelabuhanan yang dimaksudadalah dilakukan dalam wilayah perairan Indonesia, yaitu perairan yang meliputi lautwilayah, perairan kepulauan, perairan pedalaman sebagaimana dimaksud dalam UU No. 4

    Prp Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia jo UU No. 17/1985 tentang PengesahanUNCLOS United Nations Convention on the Law of the Sea (Konvensi PBB tentangHukum Laut), serta perairan daratan (Pasal 1 ayat 3, UU No. 21/1992)

    Dalam tatanan Negara Kesatuan dimana negara Indonesia adalah bersifat eenheidstaat,

    dengan demikian tidak ada lembaga lainnya yang memiliki kekuasaan atas perairan,pelabuhan, kepelabuhanan yang setara dengan kekuasaan Pemerintahan Negara. Kalaupundalam kerangka pelaksanaan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, berdasarkan UUD

    1945 negara memberikan kewenangan kepada daerah Propinsi, Kabupaten, dan Kota atassebagian wilayah laut dan segala fungsi yang diperlukan untuk pengelolaannya di bawah

    pembinaan dan pengawasan Pemerintah, maka hal itu dilaksanakan adalah semata-matadalam kerangka untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dan dalam rangkamewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa demi keutuhan NKRI

    Tatkala berbicara pelabuhan dan kepelabuhanan, maka tidak lepas membicarakan suatu

    Rencana Induk Pelabuhan Nasional ;

    Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas

    tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakansebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang,

    berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dankeamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahanintra-dan antarmoda transportasi

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    14/64

    14

    Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhanuntuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang

    dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra-dan/atauantarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan

    tata ruang wilayah

    Karena dalam suatu pembangunan pelabuhan dan untuk menetapkan lokasi pelabuhan

    tentunya ada hal yang menjadi perhatian diantaranya ;

    - Tatanan kepelabuhanan nasional- Tata ruang- Pertumbuhan ekonomi- Kelestarian lingkungan- Keamanan dan ketertiban- Keselamatan pelayaran- Keterpaduan dengan pelabuhan lainnyaDalam pembangunan suatu fasilitas pelabuhan pelabuhan membutuhkan ;

    Perairan tempat berlabuh Kolam pelabuhan Dermaga Lapangan penumpukan Pergudangan Zona industri Terminal peti kemas Areal cadangan pengembangan pelabuhan Fasilitas penunjangDalam penetapatan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKP) perlumempertimbangkan ; Alur pelayaran dan perlintasan kapal Keperluan keadaan darurat Pengembangan pelabuhan jangka panjang Kegiatan pindah labuh kapal Penempatan kapal mati Penempatan percobaan berlayar Perairan Bandar Perairan wajib pandu Kegiatan pemanduanPenggunaan daerah kerja pelabuhan dapat berupa ;

    o Pelayanan jasa kapalo Pelayanan jasa bongkar muato Pelayanan jasa alat-alato Pelayanan jasa peti kemaso Pelayanan jasa rupa-rupa

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    15/64

    15

    STEVE DORING

    TANGGUNG JAWAB

    P B M

    B C

    CARGO DORING

    D

    RECIEVING

    E F

    TANGGUN

    GJAWAB

    PELABUHAN TANGGUNG JAWAB

    P B M

    DELIVERYTANGGUNG JAWAB

    EMKL

    TANGGUNG JAWAB

    P B M

    Untuk kepentingan keselamatan pelayaran dibutuhkan ;

    Menyediakan sarana bantu navigasi Menjamin keamanan dan ketertiban di perairan dan di pelabuhan Memelihara alur pelayaran agar aman dilalui Memelihara kelestarian lingkunganPembagian tanggung jawab dari suatu kegiatan bongkar muat ;

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    16/64

    16

    Kegitan Bongkar MuatSalah satu kegiatan dipelabuhan tidak kalah pentingnya jasa bongkar muat di pelabuhan ini

    dilaksanakan oleh perusahaan bongkar muat dalam melakukan usaha atau beroperasiperusahaan ini harus tunduk kepada aturan yang berlaku disuatu tempat dalam hal ini

    pelabuhan

    STEVE DORING CARGO DORING

    GUDANG

    RECIEVING

    DELIVERY

    CONSIGNED STREPPER

    PELAYARAN KEGIATAN PBM

    A B C

    Rencana Induk Pelabuhan Nasional adalah pengaturan ruang kepelabuhanan nasional yang

    memuat tentang kebijakan pelabuhan, rencana lokasi dan hirarki pelabuhan secara nasionalyang merupakan pedoman dalam penetapan lokasi, pembangunan, pengoperasian danpengembangan pelabuhan

    Rencana Induk Pelabuhan Nasional yang merupakan perwujudan dari Tatanan

    Kepelabuhanan Nasional digunakan sebagai pedoman dalam penetapan lokasi,pembangunan, pengoperasian, pengembangan pelabuhan dan penyusunan Rencana Induk

    Pelabuhan (PP 61/2009 tentang Kepelabuhanan, pasal 7 ayat [1])

    Rencana Induk Pelabuhan Nasional merupakan kebijakan pengembangan pelabuhan secara

    nasional untuk jangka panjang (PP 61/2009 tentang Kepelabuhanan, pasal 7 ayat [2])

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    17/64

    17

    Rencana Induk Pelabuhan Nasional disusun dengan memperhatikan ;a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Rencana

    Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;b. potensi dan perkembangan sosial ekonomi wilayah;c. potensi sumber daya alam; dand.

    perkembangan lingkungan strategis, baik nasional maupun internasional(UU 17/2008 tentang Pelayaran, pasal 71 ayat [2])

    Rencana Induk Pelabuhan Nasional memuat ;

    a. kebijakan pelabuhan nasional; danb. rencana lokasi dan hierarki pelabuhan(PP 61/2009 tentang Kepelabuhanan, pasal 8 ayat [1])

    Menteri menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Nasional untuk jangka waktu 20 (dua puluh)

    tahun, setelah terlebih dahulu berkoordinasi dengan menteri yang terkait dengankepelabuhanan antara lain menteri yang membidangi urusan lingkungan hidup, perikanan,

    perindustrian dan perdagangan (PP 61/2009 tentang Kepelabuhanan, pasal 8 ayat [2] dan [3])

    Rencana Induk Pelabuhan Nasional dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

    Dalam hal terjadi perubahan kondisi lingkungan strategis akibat berubahnya perencanaanpemanfaatan kawasan yang memerlukan fasilitas pelabuhan akibat bencana, yang ditetapkandengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rencana Induk Pelabuhan Nasional dapat

    ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun (PP 61/2009 tentangKepelabuhanan, pasal 8 ayat [4] dan [5])

    I. Fasilitas pelabuhan ;Untuk menunjang kelancaran aktivitas kegiatan di pelabuhan membutuhkan tersedianya

    beberapa fasilitas. Kelengkapan fasilitas ini juga bisa menjadi ukuran baik dan buruknyasuatu pelabuhan, berikut ini beberapa fasilitas utama yang ada didalam pelabuhan ;

    - Fasilitas pokok- Fasilitas penunjangBaik wilayah daratan maupun wilayah perairan, fasilitas pokok pada pelabuhan untukwilayah darat sebagaimana diatur dalam pasal 21 sampai dengan pasal 35 Peraturan

    Pemerintah Nomor 69 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan ;

    Pasal 21

    (1)Rencana Induk Pelabuhan laut dan Rencana Induk Pelabuhan sungai dan danau meliputirencana peruntukan wilayah daratan dan perairan

    (2)Rencana peruntukan wilayah daratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusunberdasarkan kriteria kebutuhan :a. fasilitas pokok; danb. fasilitas penunjang

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    18/64

    18

    Pasal 22(1)Rencana peruntukan wilayah daratan untuk Rencana Induk Pelabuhan laut sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) disusun berdasarkan kriteria kebutuhan:a. fasilitas pokok; danb. fasilitas penunjang

    (2)Fasilitas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:a. dermaga;b. gudang lini 1;c. lapangan penumpukan lini 1;d. terminal penumpang;e. terminal peti kemas;f. terminal ro-ro;g. fasilitas penampungan dan pengolahan limbah;h. fasilitas bunker;i. fasilitas pemadam kebakaran;j.

    fasilitas gudang untuk Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3); dank. fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran(SBNP)

    (3)Fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a. kawasan perkantoran;b. fasilitas pos dan telekomunikasi;c. fasilitas pariwisata dan perhotelan;d. instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi;e. jaringan jalan dan rel kereta api;f. jaringan air limbah, drainase, dan sampah;g. areal pengembangan pelabuhan;h. tempat tunggu kendaraan bermotor;i. kawasan perdagangan;j. kawasan industri; dank. fasilitas umum lainnya

    Pasal 23

    (1) Rencana peruntukan wilayah perairan untuk Rencana Induk Pelabuhan laut sebagaimanadimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) disusun berdasarkan kriteria kebutuhan:a. fasilitas pokok; danb. fasilitas penunjang.

    (2) Fasilitas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:a. alur-pelayaran;b. perairan tempat labuh;c. kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal;d. perairan tempat alih muat kapal;e. perairan untuk kapal yang mengangkut Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3);f. perairan untuk kegiatan karantina;

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    19/64

    19

    g. perairan alur penghubung intrapelabuhan;h. perairan pandu; dani. perairan untuk kapal pemerintah.

    (3) Fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a.

    perairan untuk pengembangan pelabuhan jangkapanjang;b. perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal;

    c. perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar);d. perairan tempat kapal mati;e. perairan untuk keperluan darurat; danf. perairan untuk kegiatan kepariwisataan dan perhotelan.

    Pasal 24(1)Rencana peruntukan wilayah daratan untuk Rencana Induk Pelabuhan sungai dan danau

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) disusun berdasarkan kriteria kebutuhan:a. fasilitas pokok; danb.

    fasilitas penunjang.(2)Fasilitas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

    a. dermaga;b. lapangan penumpukan;c. terminal penumpang;d. fasilitas penampungan dan pengolahan limbah;e. fasilitas bunker;f. fasilitas pemadam kebakaran; dang. fasilitas penanganan Bahan/Barang Berbahaya danh. Beracun (B3).

    (3)Fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a. perkantoran;b. fasilitas pos dan telekomunikasi;c. fasilitas pariwisata;d. instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi;e. jaringan jalan dan rel kereta api;f. jaringan air limbah, drainase, dan sampah;g. areal pengembangan pelabuhan;h. tempat tunggu kendaraan bermotor;i. kawasan perdagangan;j. kawasan industri; dank. fasilitas umum lainnya.

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    20/64

    20

    Pasal 25(1)Rencana peruntukan wilayah perairan untuk Rencana Induk Pelabuhan sungai dan danau

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) disusun berdasarkan kriteria kebutuhan:a. fasilitas pokok; danb. fasilitas penunjang.

    (2)Fasilitas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:a. alur-pelayaran;b. areal tempat labuh;c. areal untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal;d. areal untuk kapal yang mengangkut Bahan/Barange. Berbahaya dan Beracun (B3); danf. areal untuk kapal pemerintah.

    (3)Fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a. areal untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;b.

    areal untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal; danc. areal untuk keperluan darurat.

    Pasal 26(1) Rencana peruntukan wilayah daratan untuk RencanaInduk Pelabuhan laut serta Rencana

    Induk Pelabuhan sungai dan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) yang

    digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan disusun berdasarkan kriteriakebutuhan :

    a. fasilitas pokok; danb. fasilitas penunjang.

    (2) Fasilitas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:a. terminal penumpang;b. penimbangan kendaraan bermuatan (angkutan barang);c. jalan penumpang keluar/masuk kapal (gang way);d. perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa;e. fasilitas bunker;f. instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi;g. akses jalan dan/atau jalur kereta api;h. fasilitas pemadam kebakaran; dani. tempat tunggu (lapangan parkir) kendaraan bermotor sebelum naik ke kapal.

    (3) Fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a. kawasan perkantoran untuk menunjang kelancaran pelayanan jasa kepelabuhanan;b. tempat penampungan limbah;c. fasilitas usaha yang menunjang kegiatan pelabuhan penyeberangan;d. areal pengembangan pelabuhan; dane. fasilitas umum lainnya.

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    21/64

    21

    Pasal 27(1)Rencana peruntukan wilayah perairan untuk Rencana Induk Pelabuhan laut serta Rencana

    Induk Pelabuhan sungai dan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1)disusun berdasarkan kriteria kebutuhan:

    a. fasilitas pokok;b.

    fasilitas penunjang.

    (2)Fasilitas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:a. alur-pelayaran;b. fasilitas sandar kapal;c. perairan tempat labuh; dand. kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal.

    (3)Fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a. perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;b. perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal;c.

    perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar);d. perairan untuk keperluan darurat; dan

    e. perairan untuk kapal pemerintah.Pasal 28(1)Rencana Induk Pelabuhan ditetapkan oleh :

    a. Menteri untuk pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul;b. gubernur untuk pelabuhan pengumpan regional; atauc. bupati/walikota untuk pelabuhan pengumpan local serta pelabuhan sungai dan danau.

    (2)Menteri dalam menetapkan Rencana Induk Pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a harus terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari gubernur danbupati/walikota mengenai kesesuaian dengan tata ruang wilayah provinsi dan

    kabupaten/kota.

    (3)Gubernur dalam menetapkan Rencana Induk Pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b harus terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari bupati/walikota mengenaikesesuaian dengan tata ruang wilayah kabupaten/kota.

    Pasal 29Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan dan penilaian Rencana Induk Pelabuhan

    diatur dengan Peraturan Menteri

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    22/64

    22

    Pasal 30(1)Daerah Lingkungan Kerja pelabuhan terdiri atas:

    a. wilayah daratan;b. wilayah perairan.

    (2)Wilayah daratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digunakan untuk kegiatanfasilitas pokok dan fasilitas penunjang

    (3)Wilayah perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b digunakan untuk kegiatanalur-pelayaran, tempat labuh, tempat alih muat antarkapal, kolam pelabuhan untuk

    kebutuhan sandar dan olah gerak kapal, kegiatan pemanduan, tempat perbaikan kapal,dan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan

    Pasal 31(1)Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan merupakan perairan pelabuhan di luar

    Daerah Lingkungan Kerjaperairan.

    (2)Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)digunakan untuk:a. alur-pelayaran dari dan ke pelabuhan;b. keperluan keadaan darurat;c. penempatan kapal mati;d. percobaan berlayar;e. kegiatan pemanduan kapal;f. fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal; dang. pengembangan pelabuhan jangka panjang.

    Pasal 32

    (1)Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan ditetapkanoleh:

    a. Menteri untuk pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul;b. gubernur untuk pelabuhan pengumpan regional; atauc. bupati/walikota untuk pelabuhan pengumpan local serta pelabuhan sungai dan danau.

    (2)Menteri dalam menetapkan Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah LingkunganKepentingan pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus terlebihdahulu mendapat rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota mengenai kesesuaiandengan tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

    (3)Gubernur dalam menetapkan Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah LingkunganKepentingan pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus terlebih

    dahulu mendapat rekomendasi dari bupati/walikota mengenai kesesuaian dengan tataruang wilayah kabupaten/kota.

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    23/64

    23

    Pasal 33Dalam penetapan batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan

    pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) paling sedikit memuat :a. luas lahan daratan yang digunakan sebagai Daerah Lingkungan Kerja;b. luas perairan yang digunakan sebagai Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan

    Kepentingan pelabuhan;c. titik koordinat geografis sebagai batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah LingkunganKepentingan pelabuhan.

    Pasal 34(1)Daratan dan/atau perairan yang ditetapkan sebagai Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah

    Lingkungan Kepentingan pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1)

    dikuasai oleh negara dan diatur oleh penyelenggara pelabuhan.(2)Pada Daerah Lingkungan Kerja pelabuhan yang telah ditetapkan, diberikan hak

    pengelolaan atas tanah dan/atau penggunaan atau pemanfaatan perairan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 35(1)Berdasarkan penetapan Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan

    pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1), pada Daerah LingkunganKerja pelabuhan, penyelenggara pelabuhan mempunyai kewajiban :a. Memasang Tanda Batas Sesuai Dengan Batas Daerah Lingkungan Kerja Daratan

    Yang Telah Ditetapkan;b. Memasang Papan Pengumuman Yang Memuat Informasi Mengenai Batas Daerah

    Lingkungan Kerja Daratan Pelabuhan;c. Melaksanakan Pengamanan Terhadap Aset Yang Dimiliki;d. Menyelesaikan Sertifikat Hak Pengelolaan Atas Tanah Sesuai Dengan Ketentuan

    Peraturan Perundang-Undangan;e. Memasang Tanda Batas Sesuai Dengan Batas Daerah Lingkungan Kerja Perairan

    Yang Telah Ditetapkan;f. Menginformasikan Mengenai Batas Daerah Lingkungan Kerja Perairan Pelabuhan

    Kepada Pelaku Kegiatan Kepelabuhanan;

    g. Menyediakan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran;h. Menyediakan Dan Memelihara Kolam Pelabuhan Dan Alur-Pelayaran;i. Menjamin Dan Memelihara Kelestarian Lingkungan; Danj. Melaksanakan Pengamanan Terhadap Aset Yang Dimiliki Berupa Fasilitas Pelabuhan

    Di Perairan.

    (2)Berdasarkan penetapan Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentinganpelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1), pada Daerah LingkunganKepentingan pelabuhan, penyelenggara pelabuhan mempunyai kewajiban:a. menjaga keamanan dan ketertiban;b. menyediakan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran;c. menyediakan dan memelihara alur-pelayaran;d. memelihara kelestarian lingkungan; dane. melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan daerah pantai.

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    24/64

    24

    BAGIAN II

    MANAJEMEN OPERASIONAL PELABUHAN

    A. MANAJEMEN OPERASIONAL PELABUHANIlmu manajemen sebetulnya sama usaianya dengan kehidupan manusia mengapa demikian

    karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa terlepas dari masing-masing prinsip-prinsip manajemen baik langsung maupun tidak langsung disadari ataupun

    tidak disadari timbul dalam pertanyaan siapakah yang sebenarnya memakai manajemen itu ?

    Apakah pemerintah atau perusahaan perseroan manajemen diperlukan dalam segala bidang,bentuk organisasi serta tipe kegiatan dimana orang-orang saling bekerja sama untukmencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dalam mengartikan dan mendefinisikan

    manajemen ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan manajemenpengurusan dan lain sebagainya bila dilihat dari literature yang ada. Pengertian manajemen

    dapat dilihat dari tiga pengertian ;

    B.

    PENGERTIAN MANAJEMEN1. Manajemen suatu proses2. Manajemen sebagai suatu kolektifitas manusia3. Manajemen sebagai ilmu (science) dan sebagai seniJika manajemen adalah system yang berfungsi untuk mengelola sesuatu namun secara

    definisinya para ahli manajemen memiliki pengertian sendiri, yaitu ;

    1. Menurut Dr. SP. Siagian dalam buku Filsafat Administrasi Management dapatdidefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalamrangka pencapaian tujuan melalui orang lain.

    2. Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman dalam buku Kerangka Pokok-PokokManagement diartikan sebagai

    - kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas,- proses, yakni kegiatan dalam rentetan urutan-urutan,- insitut/orang-orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan

    3. Menurut R. Terry Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan

    untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatansumberdaya manusia dan sumber daya lainnya

    Manajemen dapat diartikan adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalambentuk barang dan jasa dengan cara mengubah suatu input menjadi output, jika demikian kita

    perlu mengenal manajemen operasional ;

    Manajemen operasional adalah salah satu yang terpenting dari tiga fungsi utama sebuahorganisasi (pemasaran, produksi/operasi, keuangan)

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    25/64

    25

    Perlu mengetahui bagaimana suatu barang dan jasa itu diproduksi Perlu mengetahui bagaimana kebijakan manajemen suatu organisasi Perlu mengetahui dalam suatu areal kerja dapat dijamin keamanan dan keamanannya Karena operasional adalah bagian yang paling banyak mencemarkan biaya dalam suatu

    organisasi

    Alat yang sering digunakan orang dalam mengukur keberhasilan suatu produksi/operasionaladalah produktivitas sebagian orang lebih memiliki penggunaan istilah efisiensi.

    Produktivitas secara umum adalah perbandingan antara output (barang atau jasa) dibagidengan input (misalnya ; sumber daya, tenaga kerja atau modal)

    PRODUKTIVITAS =OUTPUT

    INPUT

    - Tenaga kerja- Modal- Manajemen (operasional)Manajemen operasional pelabuhan adalah serangkaian kegiatan pemerintahan atau pengusahaan

    dalam rangka pelaksanaan keluar/masuk kapal dan naik/turun orang/barang dari dan ke suatupelabuhan

    Kegiatan pelabuhan ; Orang Penyeberangan Dry Bulk Alat Angkut DllInterkoneksi yang terkoordinasi bermacam-macam kegiatan pemerintahan dan pengusahaandipelabuhan kegiatan pemerintahan, antara lain ;- Pengaturan dan pembinaan, pengendalian dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan (Adpel

    Pelabuhan)- Keselamatan dan keamanan pelayaran (oleh Syahbandar)Di pelabuhan dapat dilakukan fungsi ;

    Kepabeanan Keimigrasian Kekarantinaan dan/atauKegiatan pemerintahan lainnya yang tidak tetap, pelabuhan yang aman tertib dan lancer sertaterjangkau daya beli masyarakat. Pelabuhan memegang peranan penting sebagai suatu titik

    kegiatan perekonomian antara daerah dan/atau antara Negara maka sekaligus bagian transportasiyang tidak dapat dipisahkan untuk dapat memperoleh ekonomi dari suatu barang yang lazim

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    26/64

    26

    PENGIRIM/PENERIMA

    PELAYARAN TERMINAL

    INDUSTRI

    INDUSTRI

    INDUSTRI INDUSTRI

    INDUSTRI

    INDUSTRI

    PELABUHAN

    TITIK SUMBU

    TERMINAL

    PENERIMA

    PENGIRIM/

    PEMILIK BARANG ANGKUTAN

    KONSUMEN

    dikenal dengan manfaat ekonomi karena tempat lewat kegiatan transportasi sarana pendukungbagi kegiatan distribusi karena tanpa distribusi barang-barang tidak akan mencapai ke konsumen

    C. PELABUHAN LAUT MERUPAKAN TITIK SUMBUPelabuhan laut merupakan titik sumbu kegiatan lalu lintas barang dan lalu lintas ekonomi

    dalam dunia perdagangan internasional (eksport/import) dan perdagangan nasional,kelancaran perdagangan melalui pelabuhan sangat mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional

    dan sekaligus menunjang pembangunan nasional

    Jika kurang lancar arus barang dari pelabuhan akan mempunyai dampak negative yangberantai dalam kehidupan ekonomi nasional, sudah barang tentu pelabuhan dalam systempelayanan jasa memerlukan perbaikan karena setiap perbaikan dalam suatu sector akan turut

    pula memperbaiki sector lain yang terkait begitu pula sebaliknya

    Peningkatan pelayaran kelancaran dari dan ke kepelabuhan yang berdampak kegiatan ikutanpada sentra-sentra produksi lainnya yang meningkat serta menjamin kontinuitas supply dan

    demand yang pada akhirnya akan menjamin ekonomi nasional

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    27/64

    27

    OPERATOR PELABUHAN

    A D P E L

    BEA CUKAI

    I M I G R A S I

    KARANTINA

    SYAHBANDAR

    SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN DI PELABUHAN

    SEBAGAI KOORDINATOR FUNGSI-FUNGSI PEMERINTAHAN DI PELABUHAN

    MENYELESAIKAN HAMBATAN TEKNIS DI PELABUHAN

    SBG PENYIDIK ATAS PELANGGARAN DAN ATAU TINDAK PIDANA DI

    PELABUHAN

    MENGELUARKAN IJIN KEGIATAN DI SUATU PELABUHAN

    MENGELUARKAN SURAT IJIN BERLAYAR

    MELAKSANAKAN PENDAFTARAN KAPAL, PENGESAHAN PERJANJIAN KERJA

    LAUT, SERTIFIKAT AWAK KAPAL DAN LEGALISASI JURNAL (LOG BOOK) KAPAL

    MENYUSUN SISTEM DAN PROSEDUR PORT CLEARANCE IN/OUT

    MELAKSANAKAN PENGAWASAN, PENERTIBAN DAN PENEGAKAN HUKUM DI

    PELABUHAN

    MEMBINA KESELAMATAN DAN KEAMANAN SESUAI HUKUM NASIONAL DAN

    INTERNASIONAL YANG BERLAKU

    . DLL

    SYAHBANDAR ;

    D. MANAJEMEN OPERASIONAL PELABUHAN

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    28/64

    28

    OPERASIONAL WATERFRONT (SISI AIR)

    OPERASIONAL INLAND (SISI DARAT)

    PEMELIHARAAN PELABUHAN

    ADMINISTRASI PELABUHAN

    KEAMANAN DAN EHS (ENVIRONMENT,

    HEALTH, SAFETY)

    KEGIATAN OPERASIONAL TERBAGI MENJADI :

    MEMBUAT STRUKTUR KERJA SESUAI KAPASITAS

    PELABUHAN YBS, DAN YG TERPENTING STRUKTUR

    TSB TIDAK TERLALU MEMBEBANI BIAYA

    MENENTUKAN TUGAS-TUGAS SECARA JELAS

    DALAM ORGANISASI

    MEMONITOR KESUKSESAN SATUAN-SATUAN

    TUGAS DI ORGANISASI

    SESUAI DENGAN PRINSIP MANAJEMEN

    OPERASIONAL, MAKA DALAM MANAJEMEN

    OPERASIONAL PELABUHAN PERLU MELAKUKAN 3

    (TIGA) HAL UTAMA BERIKUT :

    E. PRINSIP MANAJEMEN

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    29/64

    29

    PERMINTAAN PENGGUNAAN PELABUHAN

    IJIN MASUK WILAYAH PELABUHAN

    PENGGUNAAN KAPAL PANDU MASUK WILAYAH PELABUHAN

    PERMINTAAN PELAYANAN TERTENTU

    PERATURAN LALU-LINTAS DI WILAYAH PELABUHAN

    PERATURAN DRAUGHTS KAPAL DI WILAYAH PELABUHAN

    PERATURAN TATA-CARA SANDAR (BERTHING) KAPAL

    PERATURAN TATA-CARA UN-BERTHING KAPAL

    PERATURAN UKURAN SANDAR KAPAL

    PENGATURAN TOWAGE DAN UKURAN TUG

    PENGATURAN SHIFTING KAPAL

    PENGATURAN ANCHORING KAPAL

    PENGATURAN BUNKERING KAPAL

    TATA CARA PELAPORAN INCIDENT

    OPERASIONAL WATERFRONT :

    LINGKUP UTAMA ADALAH PENGATURAN KARGO

    PENGATURAN KARGO MASUK /KELUAR PELABUHAN

    PENGATURAN LALU-LINTAS KENDARAAN ANGKUT KELUAR/MASUK PELABUHAN

    PENCATATAN KARGO MASUK/KELUAR PELABUHAN

    PEMERIKSAAN SECURITY DI PINTU GERBANG PELABUHAN

    PEMERIKSAAN SEGEL KARGO

    PENUMPUKAN / PERGUDANGAN KARGO

    PEMILAHAN DAN PENYIAPAN KARGO SESUAI URUTAN PEMUATAN/PENGIRIMAN

    PENCATATAN INVENTORY

    PEMUATAN/PEMBONGKARAN KARGO KE/DARI KAPAL

    PEMUATAN/PEMBONGKARAN KARGO KE/DARI KENDARAAN ANGKUT DARAT

    PENCATATAN PEMUATAN/PEMBONGKARAN KARGO KE/DARI KAPAL DAN KE/DARI

    KENDARAAN ANGKUT DARAT

    TATA CARA PELAPORAN INCIDENT

    OPERASIONAL INLAND :

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    30/64

    30

    PEMELIHARAAN FASILITAS DAN INFRASTRUKTUR (JALAN,

    BANGUNAN, PERALATAN, ..)

    PEMELIHARAAN PERAIRAN (PENGERUKAN, REKLAMASI, .)

    PEMELIHARAAN LINGKUNGAN

    PEMELIHARAAN PELABUHAN :

    MENYANGKUT KEPABEANAN

    MENYANGKUT KEIMIGRASIAN

    MENYANGKUT KARANTINA

    KOMUNIKASI DENGAN PIHAK OTORITAS PELABUHAN

    KOMUNIKASI DENGAN PEMERINTAH (SETEMPAT DAN

    PUSAT)

    KOMUNIKASI PERMINTAAN PENGGUNAAN FASILITAS

    PELABUHAN

    KOMUNIKASI PERMINTAAN PENGAPALAN

    KOMUNIKASI DENGAN PIHAK PELAYARAN

    PEMERIKSAAN LEGALITAS KARGO DAN KARGO

    MANIVEST

    PEMERIKSAAN SURAT JALAN KARGO

    KOMUNIKASI DENGAN KONTRAKTOR/SUPPLIER

    PENCATATAN BIAYA DAN PENAGIHAN

    KEUANGAN DAN PEMBELANJAAN

    KEPERSONALIAAN

    .DLL

    ADMINISTRASI PELABUHAN :

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    31/64

    31

    BAGIAN III

    KEAMANAN PELABUHAN

    A. SITUASI UMUMBelajar dari beberapa pengalaman bahwa terhambat suatu pembangunan perekonomian

    disuatu wilayah salah satunya adalah karena wilayah tersebut tidak dapat menjamin systemkeamanannya dalam arti luas

    Pelabuhan memiliki fungus gerbang perekonomian suatu daerah, agar daerah tersebut dapat

    membangun maka sepatutnya kita memperhatikan system keamanan dan/atau pelabuhanmenciptakan system keamanan agar semua orang yang melakukan usaha mendapat jaminanrasa aman di pelabuhan untuk menciptakan hal tersebut maka pembangunan pada system

    keamanan perlu diperhatikan

    System keamanan sebagaimana mandate Undang-undang Dasar 1945 pada alinea ke 4(empat) dan pasal 30, serta mandate Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang

    Pelayaran dan aturan turunannya, Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentangKepelabuhanan. Agar semua orang yang melakukan dan/atau berkegiatan diwilayah kerjapelabuhan dapat merasa aman, nyaman, memiliki kepastian hukum yang bermuara adanya

    kepastian berusaha

    Jika penegakan hukum diartikan dalam bentuk konkrit adalah segala kegiatan operasional

    yang diselenggarakan di seluruh perairan dan pelabuhan diseluruh Indonesia dalam rangkamenjamin tegaknya hukum nasional dan keamanan adalah bebas dari bahaya, ancaman

    kejahatan, kecelakaan, semua bentuk kejahatan dan pelanggaran dan/atau kemampuanNegara dalam melindungi integritas wilayah dari gangguan dalam dan luar negeri

    UU 17/2008 tentang Pelayaran, pasal 1 angka 32 ;Keselamatan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan

    keamanan yang menyangkut angkutan di perairan

    UU 17/2008 tentang Pelayaran, pasal 1 angka 34 ;

    Keselamatan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan matrial, konstruksibangunan, permesinan dan kelistrikan, stabilitas tata susunan serta perlengkapan termasuk

    perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik kapal yang dibuktikan dengan sertifikatsetelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian

    UU 2/2002 tentang Kepolisian Negara, pasal 1 angka 5 ;Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi masyarakat sebagai salah satu

    persyaratan terselenggaranya proses pembangunan proses pembangunan nasional dalamrangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertibandantegaknya hukum serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta

    mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah danmenanggulangi segala pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat

    meresahkan masyarakat

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    32/64

    32

    UU 2/2002 tentang Kepolisian Negara, pasal 1 angka 6 ;Keamanan dalam negeri adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjaminnya keamanan dan

    ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan,pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat

    UU 2/2002 tentang Kepolisian Negara, pasal 1 angka 7 ;Kepentingan umum adalah kepentingan masyarakat dan/atau kepentingan bangsa dan negara

    demi terjaminnya keamanan dalam negeri

    UU 3/2002 tentang Pertahanan Negara, pasal 1 angka 1 ;Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhanwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman

    dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

    UU 3/2002 tentang Pertahanan Negara, pasal 1 angka 2 ;Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan

    seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dinioleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untukmenegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala

    ancaman.

    UU 3/2002 tentang Pertahanan Negara, pasal 1 angka 6 ;

    Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkanmelalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen

    utama

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    33/64

    33

    PENEGAKAN HUKUM DAN KEAMANAN DI LAUT

    SESUAI KETENTUAN HUKUM NASIONAL DAN INTERNASIONAL

    Hukum Nasional diatur dalam

    1. Pasal 13 ayat (1) TZMKO 1939 STB 4422. Pasal 279 ayat (1) UU No 17/2008 tantang

    Pelayaran

    Hukum Internasional diatur dalam

    o Pasal 107, 111 & 224 United NationConvention on the Law of the sea (konvensi

    PBB tentang Hukum Laut 1982)

    PATROLI LAUT

    PASAL 278 UU 17/2008

    PASAL 3 UU 2/2002

    HANYA DILAKSANAKAN OLEH

    1. KAPAL NEGARA & PESAWAT UDARA NEGARA

    PENJAGA LAUT DAN PANTAI (SEA AND

    COAST GUARD) RI2. KAPAL PERANG & PESAWAT UDARA MILITER

    RI

    1. MENGEJAR

    2. MENGHENTIKAN

    3. MENANGKAP DAN4. MEMERIKSA KAPAL DI LAUT

    5. MENAHAN

    6. MENGGELEDAH

    7. MENYITA

    8. MENYIDIK

    UNTUK KEPENTINGAN PENYIDIKAN

    KAPAL DIBAWA KEPELABUHAN TERDEKAT

    PASAL 18 TZMKO 1939

    YANG BERKAITAN DENGAN ;

    1. TINDAK PIDANA PELAYARAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN SERTA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM,

    KEWENANGANNYA BERADA PADA PEJABAT PNS PENJAGA LAUT DAN PANTAI SERTA SYAHBANDAR (PASAL 284

    AYAT [2] UU No 81/1981 TENTANG KUHAP DAN PASAL 282 UU No 17/2008 TENTANG PELAYARAN)

    2. TINDAK PIDANA KEPABEANAN KEWENANGANNYA BERADA PADA PEJABAT PNS BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN

    KEUANGAN (PASAL 6B UU No 81/1981 TENTANG KUHAP)

    3. TINDAK PIDANA KEIMIGRASIAN KEWENANGANNYA BERADA PADA PEJABAT PNS IMIGRASI DEPARTEMEN

    KEHAKIMAN (PASAL 6B UU No 81/1981 TENTANG KUHAP)

    4. TINDAK PIDANA KARANTINA KESEHATAN, KARANTINA, TUMBUHAN, HEWAN DAN PERIKANAN

    KEWENANGANNYA BERADA PADA PPNS DEPARTEMEN KESEHATAN, DEPARTEMEN PERTANIAN DAN

    DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN(PASAL 6B UU No 81/1981 TENTANG KUHAP)

    5. TINDAK PIDANA UMUM KEWENANGANNYA BERADA PADA PEJABAT POLISI NEGARA RI (PASAL 6A UU No

    81/1981 TENTANG KUHAP)

    1. MAHKAMAH PELAYARAN (ADMINISTRATIVE) HAKIM MAHKAMAH PELAYARAN

    2. PENGADILAN NEGER (PIDANA) JAKSA DAN HAKIM

    PENGADILAN DI DARAT

    B. PENEGAKAN HUKUM DI WILAYAH KERJA PELABUHAN

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    34/64

    34

    C. SITUASI KHUSUSPelabuhan memegang peranan penting dari sisi gerbang kegiatan perekonomian dansekaligus perwujudan nusantara dan kedaulatan Negara bertolak dari peran pelabuhan adalah

    titik simpul perekonomian maka tidak salah jjika dalam suatu kondisi tertentu peran

    pelabuhan menjadi salah satu pertahanan Negara melaksanakan fungsi pemerintah dalamusaha untuk mewujudkan satu kesatuan pertahanan Negara guna mencapai tujuan nasional

    yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Negara Indonesia, memajukankesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan

    ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social

    Bahwa usaha mempertahankan Negara setiap warga Negara mempunyai hak dan kewajiban

    untuk ikut serta dalam upaya pembelaan Negara sebagai pencerminan kehidupan kebangsaanyang menjamin hak-hak warga Negara untuk hidup setara adil, aman, damai dan sejahtera

    Usaha pertahanan Negara dilaksanakan dengan membangun memelihara, mengembangkan

    dan mewujudkan kekuatan pertahanan negara berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, hakasasi manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukuminternasional dan kebiasaan internasional serta prinsip-prinsip hidup berdampingan secara

    damai

    Untuk menciptakan kesejahteraan umum, kecerdasan manusia diperlukan pembangunan

    perekonomian dan dipelabuhan memegang peranan penting agar pembangunan berjalanmaka pelabuhan harus dapat menjamin kemananannya dengan tetap memelihara ;

    - Pemeliharaan keamanan- Pemeliharaan ketertiban- Melaksanakan penegakan hukum- Memberikan perlindungan dan pengayoman agar masyarakat merasa aman dan nyaman- Memberikan pelayanan yang prima- Serta menjungjung tinggi hak-hak manusia

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    35/64

    35

    D. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT ;No UNDANG-UNDANG TENTANG

    1 UU No. 1 Tahun 1973 Landas Kontinen Indones ia

    2 UU No. 5 Tahun 1983 Zona Ekonomi Eksklusif Indones ia

    3 UU No. 17 Tahun 1985 Pengesahan UNCLOS 1982

    4 UU No. 5 Tahun 1990 Konservas i Sumber Daya Alam Hayati dan Ekos istemnya

    5 UU No. 9 Tahun 1992 Keimigras ian

    6 UU No. 16 Tahun 1992 Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan

    7 UU No. 10 Tahun 1995 Kepabeanan

    8 UU No. 6 Tahun 1996 Perairan Indones ia

    9 UU No. 23 Tahun 1997 Lingkungan Hidup

    10 UU No. 2 Tahun 2002 Minyak dan Gas Bumi

    11 UU No. 2 Tahun 2002 Kepolisian Negara RI

    12 UU No. 31 Tahun 2004 Perikanan

    13 UU No. 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah

    14 UU No. 34 Tahun 2004 TNI

    15 UU No. 26 Tahun 2007 Penataan Ruang

    16 UU No. 27 Tahun 2007 Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil

    17 UU. No. 17 Tahun 2008 Pelayaran

    E. INSTITUSI PENEGAKAN HUKUM DI LAUT DI PELABUHAN TNI AL POLISI DITJENLA (KPLP) Bea dan Cukai BASARNAS Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Imigrasi Karantina Polisi Kehutanan BARKORKAMLA

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    36/64

    36

    F. KOMPLEKSITAS INSTITUSI ;No KEGIATAN PENEGAKAN HUKUM DASAR HUKUM INSTANSI TERKAIT

    1 Pengawasan dan penegakan peraturan-

    peraturan perundang-undangan di wilayah ZEE

    UU No. 5/1983 TNI AL, Kejaksaan,Pengadilan

    2 Pengawasan dan penegakan peraturan-

    peraturan perundang-undangan di bidangkonservasi SDA

    UU No. 5/1990 POLRI, Departemen Kehutanan,

    DKP, Kejaksaan, Pengadilan

    3 Pengawasan & penegakan peraturan-peraturan

    perundang-undangan d i bidang keimigrasian

    UU No. 9/1992 POLRI, Departemen Hukum dan

    HAM, Kejaksaan, Pengadilan

    4 Pengawasan & penegakan peraturan-peraturan

    perundang-undangan d i bidang kesehatan

    UU No. 23/1992 POLRI, Departemen Kesehatan,

    Kejaksaan, Pengadilan

    5 Pengawasan & penegakan peraturan-

    peraturanperundang-undangan di bidang

    karantina hewan,ikan dan tumbuhan

    UU No. 16/1992 POLRI, Departemen Pertanian, DKP,

    Kejaksaan, Pengadilan

    6 Pengawasan & penegakan peraturan-

    peraturanperundang-undangan di bidang

    pangan

    UU No. 7/1996 POLRI, Departemen Pertanian,

    Kejaksaan,Pengadilan

    7 Pengawasan & penegakan peraturan-peraturan

    perundang-undangan d i bidang ps ikotropika

    UU No. 5/1997 POLRI, Departemen Kesehatan

    8 Pengawasan & penegakan peraturan-peraturan

    perundang-undangan di bidang lingkunganhidup

    UU No. 23/1997 TNI AL, POLRI, Kementerian Negara

    LH, Kejaksaan, Pengadilan

    9 Pengawasan & penegakan peraturan-peraturan

    perundang-undangan d i bidang kehutanan

    UU No. 41/1999 POLRI, Departemen Kehutanan,

    Kejaksaan, Pengadilan

    10 Pengawasan & penegakan peraturan-peraturan

    perundang-undangan di bidang minyak dan gas

    bumi

    UU No. 22/2001 POLRI, Departemen ESDM,

    Kejaksaan, Pengadilan

    11 Pertahanan Negara UU No. 3/2002 TNI AL

    12 Pengawasan & penegakan peraturan-peraturan

    perundang-undangan d i bidang perikanan

    UU No. 31/2004 TNI AL, POLRI, DKP, Kejaksaan,

    Pengadilan

    13 Pengawasan & penegakan peraturan-peraturan

    perundang-undangan d i bidang pelayaran

    UU No. 17/2008 POLRI, Departemen Perhubungan

    (KPLP), Kejaksaan, Pengadilan

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    37/64

    37

    G. INSTITUSI TERKAIT DENGAN SATUAN TUGAS PATROL LAUT ;No SATGAS PATROLI LAUT TANPA SATGAS PATROLI LAUT

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Tentara Nasional Indonesia (TNI)

    TNI Angkatan LautKepolisian Republik Indonesia Direktorat Polisi PerairanDepartemen Perhubungan

    Badan Sar Nasional Ditjen Perhubungan Laut (KPLP)Departemen Kelautan dan Perikanan

    Ditjen Pengendalian Sumber dayaKelautan dan Perikanan

    Departemen Keuangan

    Ditjen Bea dan CukaiBadan Koordinasi Keamanan Laut

    Kementerian Lingkungan Hidup Departemen Pertanian Departemen Kehutanan

    - Ditjen Pengendalian dan Konservasi Sumberdaya Kehutanan

    Departemen Kesehatan Departemen Keuangan Departemen Hukum dan HAM

    - Ditjen Imigrasi Kejaksaan Pengadilan

    H. POTENSI OVERLAPPING ANTAR INSTITUSI ;FUNGSI YANG MEMILIKI POTENSI

    OVERLAP

    INSTANSI LAIN

    DENGAN FUNGSI

    SERUPA

    KEKHUS USAN

    TNI AL

    o Fungsi polisionil terkait dengan menegakkanhukum di laut, melindungi sumber daya dan

    kekayaan laut nasional, memelihara ketertibandi laut.

    o Melindungi pemanfaatan kekayaan lautsecaralegal, mencegah penyeludupan dan imigran

    gelap serta mencegah pelanggaran di laut

    lainnya

    Polisi Air, DKP, Departemen

    Hukum dan HAM,

    Departemen Perhubungan(Ditjenla/ KPLP)

    - Menyelenggarakan fungsipertahanan negara di wilayah

    laut dan peran dukungandiplomatis

    - Menjaga keamanan jalurlintas laut internasional

    POLRI

    Melaksanakan upaya: penjagaan, pengawalan,

    patroli dan mengejar, menangkap serta

    mengadakan penyidikan terhadap segala kegiatan

    yang melanggar hukum di wilayah perairan

    TNI AL, Departemen

    Keuangan Departemen

    Perhubungan, Departemen

    Kelautan dan Perikanan

    o Fungsi polisionil di wilayahperairan utk menjamin

    terselenggaranya

    keamanandan ketertiban

    masyarakat serta mencegah

    dan menindak kriminalitas

    atauancaman gangguan

    kambtibmas diperairan

    o Melaksanakan pengamanandan pembinaan masyarakat di

    pulau-pulau. Tidak semua

    instansi terkait penegakan

    hukum keamanan dan

    keselamatan di laut memiliki

    satuan tugas patroli di air.

    Tidak semua instansi terkait

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    38/64

    38

    FUNGSI YANG MEMILIKI POTENSI

    OVERLAP

    INSTANSI LAIN

    DENGAN FUNGSI

    SERUPA

    KEKHUS USAN

    penegakan hukum kamla

    memiliki kewenangan

    mengejar, menangkap dan

    menyidikDir KPLP Departemen Perhubungan

    - Patroli dan pengamanan, pengawasankeselamatan dan penyidik pegawai negerisipil,

    tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan

    pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana

    penjagaan laut dan pantai;

    - Pengawasan tertib Bandar, tertib berlayar danpemberian Surat Ijin Berlayar, pengus utan

    kecelakaan kapal dan bantuan Search And

    Rescue laut, penanggulangan pencemaran dan

    penanganan kerangka kapal, kegiatan salvage

    dan pekerjaan bawah air, serta pengamanan,

    penertibandan penegakan peraturan d i bidang

    pelayaran, penyidikan tindak pidana pelayaran

    di pelabuhan dan perairan

    Penjagaan laut danpantai, penyidikan tindak

    pidana pelayaran di

    perairan: TNI AL, Polisi

    air

    Search and rescue:Basarnas

    Pencemaran :Penanggulangan

    Kementrian LH dan DKP

    o Penegakan hukum di bidangpelayaran, kepelabuhan (tertib

    bandar)

    o Kementerian LH tidakmemiliki patroli air

    Ditjen P2S Departemen Kelautan dan

    Perikanan

    - Pengawasan dan pengendalian: (melaluipatroli dan administratif) Penangkapan ikan

    ;usaha pengolahan, pengangkutan dan

    pemasaran; usaha budi daya; ekosistem

    perairan; pencemaran perairan; pesisir, pulau-

    pulau kecil, kawasan suaka; jasa kelautan dan

    sumber daya non hayati

    Polri, Meneg LH,TNI AL,

    Dep ESDM, Dep

    Perhubungan (Ditjenla/kPLP)

    Lebih fokus kepada pengawasan

    dan pengendalian sumber daya

    kelautan

    Direktorat Penindakan dan Penyidikan Dep Keu

    - Pelaksanaan intelijen dalam rangkapencegahan pelanggaran peraturan

    perundangan kepabeanan dan cukai Patroli

    dan operasi untuk pencegahan dan penindakan

    pelanggaran Penyidikan tindak pidana

    kepabeanan dan cukai Penyediaan dan

    pemeliharaan sarana operas i

    Polisi, Kejaksaan, Pengadilan Hanya ada satu pintu untuk

    penerimaan negara di bidang

    kepabeanan dan cukai

    Departemen Kehutanan

    Penyidikan dan penanggulangan illegal logging Polisi, DepKeu, Dep

    Perhubungan (Ditjenla/kPLP)

    Illegal logging merupakan satu

    permasalahan kehutanan yang

    masih mengemuka dan tidak

    terlepas dari indikator

    performance Departemen

    Kehutanan

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    39/64

    39

    BAGIAN IV

    IDENTIFIKASI KEJAHATAN DAN PELANGGARAN

    A. KEJAHATAN DIPELABUHAN YANG TERLETAK DIPERBATASAN1. Konfik perbatasan2.

    Kehadiran kekuatan kapal laut asing diperairan Indonesia3. Perompakan dan pembajakan

    4. Penyelundupan5. Peredaran obat-obatan terlarang

    B. IDENTIFIKASI TINDAK PIDANA DI LAUT DAN PELABUHAN1. Tindak pidana perompakan2. Tindak pidana pembajakan3. Tindak pidana perikanan4. Tindak pidana benda berharga asal muatan kapal yang tenggelam5. Tindak pidana lingkungan hidup6.

    Tindak pidana pelayaran7. Tindak pidana konversi sumber daya hayati dan ekosistem

    8. Tindak pidana kepabeanan9. Tindak pidana imigrasi10.Tindak pidana penambangan pasir11.Tindak pidana karantina12.Tindak pidana di Zona Ekonomi Ekslutif13.Tindak pidana terorisme14.Tindak pidana peredaran obat-obatan gelap

    C. MODUS OPERANDI PELANGGARAN DAN KEJAHATAN DI LAUT DANPELABUHANBelum adanya kesepakatan perbatasan wilayah maritim antar negara diperbatasan antar

    negara (pelanggaran batas wilayah) ; Penambangan pasir Pencurian ikan Pencuri Penyelundupan Imigran gelap Sabotase Terorisme Pembajakan Perompakan Penjualan orang Penyebaran biota hama Peredaran obat-obatan gelap (narkotika, ekstasi, dll) Perusakan terhadap ekosistem Pencurian terhadap benda-benda purbakala dilaut dan muatan kapal tenggelam,

    kerusakan terumbu karang

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    40/64

    40

    Kapal tidak layak laut (tidak diawaki secara cukup, pemalsuan dokumen dan sertifikatkapal, sertifikat tidak sesuai dengan fisik kapal, muatan berlebihan, kegiatan dilaut tanpa

    ijin, penyimpangan pola trayek, pembuangan limbah yang berasal dari kapal) Kegaiatan STS Kegitan ilegal pekerjaan bawah air

    Pendangkalan alur, kerangka kapal, bangunan rig, (kegiatan explorasi) yangditerlantarkan

    Kita ketahui kegiatan perdagangan melalui perairan Indonesia terus meningkat dan

    menenmpatkan peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat dan bangsaIndonesia melalui sumber daya alam kapal dijadikan alat, penghubung antar pulau dan tidakkalah pentingnya terhadap penegakan hukum keselamatan dan keamanan pelayaran di laut

    dari isyu-isyu perompakan, pembajakan, ancaman bernavigasi, pencurian SBN, penyebaranbiota hama, kecelakaan kapal, dll. Masyarakat pelayaran patut mendapat jaminan

    keselamatan dan keamanan pelayaran dari gangguan dan ancaman tersebut

    D.MASYARAKAT PELAYARAN MEMBUTUHKANSebagai Negara Kepulauan di mana dua pertiga wilayah Indonesia merupakan laut, sudahbarang tentu laut memiliki peran penting di Negara Indonesia ini antara lain ;

    1. Laut sebagai sarana pemersatu wilayah NKRI2. Laut sebagai sarana transportasi dan komunikasi3. Laut sebagai sumber daya alam untuk pembangunan ekonomi4. Laut sebagai sarana pertahanan dan keamananDan masyarakat maritime membutuhkan ;- Aman dari pelanggaran wilayah- Aman dari bahaya navigasi- Aman dari eksplorasi illegal dan pencemaran sertapengerusakan lingkungan maritime- Aman dari tindakan pelanggaran hukum- Aman dari ancaman pembajakan- Aman dari ancaman perompakan- Aman dari ancaman penyelundupan- Aman dari ancaman kejahatan dan pelanggaran hukum yang dapat membahayakan alur

    pelayaran- Aman dari ancaman imigran gelap- Aman dari ancaman penjual-belian budak atau perdagangan orang- Aman dari ancaman pencurian ikan- Aman dari ancaman gangguan kejahatan dan pelanggaran- Aman dari ancaman sabotase dan terorisme- Tersedia transportasi laut yang memadai dan tertib serta teratur serta taat azas- Tidak menimbulkan biaya tinggi

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    41/64

    41

    Masalahnya adalah kecendurungan pelayanan transportasi laut dan penyeberangan sungai dandan/atau mengalami degradasi kualitas dan kuantitas termasuk jaminan keselamatan dan

    keamanan pelayaran, beberapa faktor yang mempengaruhi seperti ;

    - Komitmen SDM/Manajemen sering tidak konsisten-

    Faktor kondisi geografis diperhadapkan pada cuaca- Kapal-kapal dan/atau armada yang beroperasi telah berumur tua- Daya beli masyarakat rendah dibandingkan permodalan jasa industri pelayaran (transportasi

    laut)

    - Sertifikat kapal dijadikan alat pembenaranItu semua yang menyebabkan penurunan derajat jaminan keselamatan dan keamanan pelayaran

    yang bermuara terhadap kecelakaan dan ketidak-tertiban, khususnya pada alat transportasi dilaut, dan di pelabuhan yang pada gilirannya dapat menimbulkan musibah

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    42/64

    42

    KESELAMATAN

    PELAYARAN

    TRANSPORTASI LAUT

    PENGAWASAN

    PELABUHAN

    ALAT KESELAMATAN

    KAPAL

    KAPAL

    PENGAWAKAN

    PERANAN KAPAL

    SARANA BANTU

    NAVIGASI

    ALUR PELAYARAN

    E. BAGAN KESELAMATAN PELAYARAN

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    43/64

    43

    KENAVIGASIAN

    SARANA BANTU NAVIGASI

    TELEKOMUNIKASI PELAYARAN

    ALUR DAN PERLINTASAN

    HIDROGRAFI DAN METEOROLOGI

    PEMANDUAN

    PENGERUKAN DAN REKLAMASI

    PENANGANAN KERANGKA KAPAL

    SALVAGE DAN PBA

    KEPELABUHANAN

    PROSEDUR PENGAMANAN FASILITAS

    PELABUHAN

    SARANA DAN PRASARANA PENGAMANAN

    PELABUHAN

    PERSONIL PENGAMANAN

    SISTEM KEMUNIKASI

    PENEGAKAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN

    DIBIDANG KEPELABUHANAN

    F. PENEGAKAN HUKUM DI BIDANG KENAVIGASIAN

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    44/64

    44

    UUD 1945

    PASAL 27

    UUD 1945

    PASAL 33

    UUD 1945

    PASAL 30

    KEBIJAKAN KEAMANAN LINGKUNGAN MARITIME INDONESIA

    UU No 4/PRP 1960

    TTG PERAIRAN

    INDONENESIA

    UU No 20/1982

    TTG HANKAM

    BIDANG PERTAHANAN

    DAN KEAMANAN

    o ORDONANSI LAUT TERITORIAL & LINGKUNGAN MARITIM 1939

    (TZMKO)

    o UU No 17/1985 TTG PENGESAHAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL

    (UNCLOS III) TAHUN 1982

    o KUHAP PASAL 284/1981 & PP No 27/1983 PASAL17

    HUKUM MARITIM INDONESIA

    o HUKUM PRIVATE/PERDATA

    o HUKUM PUBLIK/PIDANA

    KEPPRES 16/1971 TTG

    WEWENANG PEMBERIAN

    IJIN BERLAYAR BAGI SEGALA

    SEGALA KEAGIATAN

    KENDARAAN ASING DALAM

    WILAYAH PERAIRAN

    INDONESIA

    ORDONANSI LAUT

    TERITORIAL DAN

    LINGKUNGAN

    MARITIM 1939

    KEPPRES No

    65/1980 TTG

    RATIFIKASI SOLAS

    1974

    o KUHD BUKU II

    o UU KAPAL LAUT

    o UU No 17/2008

    TTG PELAYARAN

    PP No 8/1982 TTG

    LALU LINTAS LAUT

    DAMAI

    PANCASILA

    UUD 1945

    JASA KEPELABUHANAN

    - PP 69/2001

    - R REGLEMENT

    1925

    PENEGAKAN HUKUM

    DAN DAGANG

    PASAL 278, 279

    UU 17/2008

    PENEGAKAN HUKUM

    DAN KESELAMATAN

    MARITIM

    o PASAL 13 & 21

    TZMKO 1939

    PENEGAKAN HUKUM

    DAN KEDAULATAN

    - PASAL 13 TZMKO

    1939

    PELABUHAN KAPAL NIAGA KAPAL NEGARA KAPAL PERANG

    BIDANG KESEJAHTERAAN

    G. KEBIJAKAN KEAMANAN

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    45/64

    45

    BAGIAN V

    METODE PENGAMANAN PELABUHAN

    A. METODE PENGAMANANBahwa untuk melaksanakan penegakan hukum kita ketahi ada beberapa instansi

    pemerintahan yang secara peraturan perundangan diberikan kewenangan untukmelaksanakan penegakan hukum di pelabuhan agar seluruh instansi yang bertugas

    melaksanakan penegakan hukum berjalan dengan baik sehingga terciptanya situasi yangaman, nyaman, tertib di pelabuhan maka seluruh unsur paling tidak melaksanakan system ;

    - Koordinasi yang aktif- Komunikasi yang aktif- Beroperasi secara terpadu- Berpatroli secara terpadu- Tukar menukar informasi secara aktif- Mempunyai visi yang sama dalam melaksanakan pengamanan di pelabuhanDalam melaksanakan tersebut diatas maka dibutuhkan tindakan pengawasan, pemantauan,penelitian, penilaian dari semua bentuk ancaman dan gangguan yang pada gilirannya akan

    membuat situasi tidak aman dan tidak tertib yang bermuara pada keruntuhan pertumbuhanekonomi dan masyarakat

    Masyarakat membutuhkan ;a. Tegaknya hukum nasional yang bermuara pada kepastian hukumb. Adanya rasa aman dan nyaman di pelabuhanc. Alur pelayaran yang aman untuk dilayarid. Sarana bantu navigasi yang cukup dan berfungsiUntuk menjawab kebutuhan rasa aman berada di wilayah kerja pelabuhan diperlukan

    pengumpulan data ;

    - Mengumpulkan bahan keterangan yang bersifat timbulnya ancaman gangguan ketertiban- Menganalisa bentuk ancaman gangguan keamanan dan ketertiban- Menempatkan petugas penjagaan untuk melakukan pengawasan- Meningkat patroli- Melakukan pengejaran- Melakukan pemeriksaan- Melakukan penggeledahan- Melakukan penahanan- Melakukan penyitaan- Melakukan penegakan hukum

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    46/64

    46

    INSTANSI

    PENGAMANAN

    PENJAGAAN

    PENGAWASAN

    PENGINTAIAN

    PATROLI

    ORANG

    BARANG

    KENDARAAN

    DOKUMEN

    LOKASI

    OPERASIBANTUAN SAR

    DAN PEMADAM KLEBAKARAN

    KEJAHATAN

    PELANGGARAN

    PEROMPAKAN

    PENYELUNDUPAN

    DAERAH KERJA KOLAM BANDAR

    LINI I

    - TANGKAP

    - TAHAN

    - GELEDAH

    - SITA

    - SIDIK

    LINI II

    - PENGAWASAN

    - TELITI

    - NILAI

    - LEGAL

    - CEGAH

    - TOLAK

    B. ANALISIS KEAMANAN

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    47/64

    47

    ANALISA INFORMASI

    PENDALAMAN INFORMASI

    PENENTUAN TINDAKAN

    BENTUK OPERASI

    PENANGKALAN

    SUMBER

    INFORMASI

    EKSTERN

    SUMBER INFORMASI

    INTERN

    PERKEMBANGAN

    INFORMASI

    DILAPANGAN

    CARA BERTINDAK

    - SARANA

    - JUMLAH DAN

    KUALITAS SDM

    - SISTEM

    KOORDINASI

    - METODE

    PANGKALAN

    Bentuk gangguan di pelabuhan ;- Unjuk rasa- Amuk masa- Semua bentuk pelanggaran dan kejahatanMetode untuk melakukan pengamanan tindakan tersebut

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    48/64

    48

    OPERASI PAM

    - LALIN

    - ORAN

    - KENDARAAN

    - HEWAN

    - TEMPAT/LOKASI

    PENGAWASANKESELAMATAN

    LEGALITAS

    PENERTIBANTERHADAP PENGGUNA

    LEGALITAS

    TIDAK TERTIB DAN TIDAK

    AMAN

    ANCAMAN KEAMANAN

    DAN KETERTIBAN

    TIDAK TERATUR DANTIDAK TERTIB

    TAAT ATURAN TERTIB DAN AMAN

    REPRESI

    PREVENTIF

    C. OPERASI PENGAMANAN

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    49/64

    49

    D. PELAKSANA PENGAMANAN DI PELABUHAN BERDASARKAN PERATURANPERUNDANG-UNDANGAN

    UU 17/2008 tentang Pelayaran ;

    Pasal 83 ;(1)Untuk melaksanakan fungsi pengaturan dan pembinaan, pengendalian, dan pengawasankegiatan kepelabuhanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (1) huruf a OtoritasPelabuhan mempunyai tugas dan tanggung jawab:

    a. Menyediakan lahan daratan dan perairan pelabuhan;b. Menyediakan dan memelihara penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur-pelayaran,

    dan jaringan jalan;c. Menyediakan dan memelihara sarana bantu navigasi-pelayaran;d. Menjamin keamanan dan ketertiban di pelabuhan;e. Menjamin dan memelihara kelestarian lingkungan di pelabuhan;f.

    Menyusun rencana induk pelabuhan, serta daerah lingkungan kerja dan daerahlingkungan kepentingan pelabuhan;

    g. Mengusulkan tarif untuk ditetapkan menteri, atas penggunaan perairan dan/ataudaratan, dan fasilitas pelabuhan yang disediakan oleh pemerintah serta jasakepelabuhanan yang diselenggarakan oleh otoritas pelabuhan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan; dan

    h. Menjamin kelancaran arus barang(2)Selain tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Otoritas

    Pelabuhan melaksanakan kegiatan penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhananyang diperlukan oleh pengguna jasa yang belumdisediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan.

    Pasal 207 ;

    (1)Syahbandar melaksanakan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran yang mencakup,pelaksanaan, pengawasan dan penegakan hukum di bidang angkutan di perairan,kepelabuhanan, dan perlindungan lingkungan maritim di pelabuhan.

    (2)Selain melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Syahbandar membantupelaksanaan pencarian dan penyelamatan (Search and Rescue/SAR) di pelabuhan sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(3)Syahbandar diangkat oleh Menteri setelah memenuhi persyaratan kompetensi di bidang

    keselamatan dan keamanan pelayaran serta kesyahbandaran

  • 7/28/2019 MANAJEMEN KEAMANAN PELABUHAN

    50/64

    50

    Pasal 209 ;Dalam melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 207 dan Pasal 208

    Syahbandar mempunyai kewenangan :

    a. mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemerintahan di pelabuhan;b.

    memeriksa dan menyimpan surat, dokumen, dan warta kapal;c. menerbitkan persetujuan kegiatan kapal di pelabuhan;

    d. melakukan pemeriksaan kapal;e. menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar;f. melakukan pemeriksaan kecelakaan kapal;g. menahan kapal atas perintah pengadilan; danh. melaksanakan sijil Awak Kapal. Safety of Life at Sea (SOLAS) 1974 Bab XI2, langkah-langkah khusus peningkatan keamanan pelayaran (International Ship and Port Faciliity Code)

    Kep. Menhub KM Nomor 3 Tahun 2004 tentang Penunjukan Direktur Jenderal Laut sebagaiDesigned Authority/Pelaksanaan Pengamanan kapal dan fasilitas pelabuhan InternationalShip and Port Faciliity Code /ISPS Code

    Undang-undang Nomor 2 Tahhun 2002 tentang Kepolisian

    Pasal 2 ;Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan

    keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, danpelayanan kepada masyarakat

    Pasal 3 ;(1)Pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dibantu

    oleh :a. kepolisian khusus;b. penyidik pegawai negeri sipil; dan/atauc. bentuk-bentuk pengamanan swakarsa

    (2)Pengemban fungsi kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, b, dan c,melaksanakan fungsi kepolisian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang menjadidasar hukumnya masing-masing

    Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

    Pasal 3 ;(1)Pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, kesejahteraan

    umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional dan kebiasaan

    internasional, serta prin