Rangkuman Manajemen Ritel
Oleh Kelompok 2:
Sandrina Denira
Syavira Ashila
Tia Austin Bachtar
1. Retail Strategy Study Objectives
Sebelum membahas mengenai strategi retail, ada beberapa hal yang perlu
diketahui terkait mengapa para marketer diharuskan untuk mempelajari strategi
ritel.
A.) Semakin menjamurnya kompetisi ritel dikarenakan globalisasi dan
perubahan teknologi yang mendorong terciptanya competitor-kompetitor
dengan format retail baru. Contohnya saja online retail yang sekarang sedang
berkembang baik di dalam negeri maupun mancanegara.
B.) Semakin cepatnya perubahan kebutuhan konsumen , yang salah satu
indikatornya dikarenakan trend yang cepat berubah. Contoh: trend gaya hidup
sehat membuat retail2 di supermarket lebih gencar dalam mempromosikan
berbagai produk yang mendorong gaya hidup sehat.
2. Retail Market Strategy
Merupakan strategi jangka panjang ritel yang mengidentifikasi 3 hal yaitu:
A.) Target Market Ritel
Segment market yang dituju untuk merancang sumber daya dan retail mix.
B.) Format Ritel
Merupakan kegiatan operasional ritel yang biasa disebut retail mix. Terdiri
atas merchandise, service, pricing policy, advertising, promotion programs,
store design, visual merchandising, typical location, customer service yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan target market ritel.
C.) Sustainable Competitive Advantage
Merupakan kelebihan yang dimiliki oleh ritel dibandingkan dengan
kompetitornya yang tidak mudah diimitasi dan bisa dijaga dalam kurun waktu
yang lama. Contoh: Sebuah supermarket di Amerika bernama Save-A-Lot
memiliki suatu keunggulan kompetitif dalam bidang harga, dimana ia mampu
menjual berbagai produk dengan harga 40% lebih murah dibanding
conventional store lainnya.
Bagaimana strategi Save-A-Lot dalam menciptakan SCA tersebut?
A.) Melakukan partnership dengan > 1300 supplier (manufaktur) yang
dapat menciptakan produk berkualitas serupa dengan national brand
namun dengan harga sangat terjangkau yang nantinya akan diberikan
label brand sendiri oleh Save-A-Lot sehingga menjadi private label
brand.
B.) Mencharge tas belanja untuk konsumen yang tidak membawa tas
belanjanya sendiri.
C.) Strategi Limited Assortment Grocery dimana setiap produk yang ada
hanya memiliki satu size sehingga menghemat space/ rak yang ada dan
mampu menekan cost sedemikan besar.
2.1 Target Market & Retail Format
A.) The Retailing Concept
Merupakan orientasi manajemen ritel yang fokus untuk menentukan
kebutuhan target market ritelnya dan memenuhi kebutuhan tersebut secara
efektif dan efisien.
B.) Retail Market
Sekumpulan consumer yang memiliki kebutuhan serupa (segment market)
dan sekumpulan ritel yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut dengan
format ritel serupa. Contoh: Segmentasi market berdasarkan lokasi geografis,
demografik, lifestyle, buying situation, dan benefits.
Disini pembagiannya berdasarkan:
(1) Conservative
Konsumen yang menganggap fashion tidak terlalu penting
(2) Traditional
Konsumen yang suka bergaya klasik
(3) Fashion Forward
Konsumen yang ingin memiliki fashion terkini.
Lalu dibagi lagi berdasarkan format ritel yaitu Specialty store, Department
Store, Discount Store, dan Off-Price Store.
2.2 A Suistanable Competitive Advantage
2.2.1 Approaches for Developing A Sustainable Competitive Advantage
2.2.1.1 Relationships with Customers-Customer Loyalty
Merupakan saat dimana kostumer berkomitmen untuk membeli merchandise
dan servis dari retailer tertentu dan tidak pernah meng considerate untuk
berpindah ke retail lain. Beberapa aktivitas yang mampu menciptakan loyalty
adalah:
A.) Developing A Strong Brand Image
Build customer loyalty through well known & attractive image for the
brand. Contoh: The Goods Dept -> Lifestyle department store,
contemporer, urban, gaul, fashionable, hipster
B.) Having A Clear & Consistent Positioning
Design & implementation of a retail mix to create an image of the retailer
in customer’s mind. Contoh: Lifestyle department store, mostly local
brand, > SES B.
C.) Unique Merchandise
Developing private label brands/ store brands (products developed &
marketed by retailer). Contoh-> tas kanvas bermerk Goods Dept.
D.) Providing An Outstanding Customer Service
Servis dari para frontliner dapat menjadi SCA apabila detraining dengan
matang dan dengan standarisasi yang jelas. Contoh: Shopkeeper The
Goods Dept yang sesuai dengan target market TGD dan memberikan
kebebasan berbelanja bagi consumer membuat consumer merasa nyaman
dan memiliki “teman belanja” untuk bertanya mengenai informasi produk
yang ingin dibeli di setiap ritelnya.
E.) Undertaking Customer Relationship Management Program (CRM)
Program dimana ritel memberikan reward berupa diskon berdasarkan
jumlah servis/ merchandise yang dibeli.
2.2.1.2 Relationships with Supplier
Pendekatan yang kedua untuk mengembangkan keunggulan bersaing adalah
melalui hubungan/relasi yang kuat dengan perusahaan menyediakan
merchandise maupun jasa untuk para retailer seperti real estate developers,
agen periklanan, dan perusahaan transportasi. Yang paling terpenting adalah
hubungan yang erat dengan vendor.
Dengan memperkuat hubungan satu sama lain, baik retailer maupun vendor
dapat mengembangkan pula aset serta program yang sedang dijalankan oleh
perusahaan yang dapat saling menguntungkan dan dapat pula memberikan
keuntungan yang lebih.
Contohnya :
1. Ralph Lauren dan JCPenny berkolaborasi untuk mengembangkan
American Living apparel merchandise yang dijual secara eksklusif di
JCPenny
2. Estee Lauder dan Kohl’s bekerjasama untuk mengembangkan American
beauty yang dijual secara eksklusif di Kohl’s. Kedua kolaborasi ini adalah
win-win situation. Dengan bekerjasama, kedua belah pihak dapat
mengembangkan keunggulan daya saing yang berkelanjutan dan dapat
meningkatkan penjualan dan keuntungan mereka.
3. Proctec & Gamble dan Walmart mulanya telah fokus pada meningkatkan
efisiensi persediaan. Saat ini, mitra pada hubungan keduanbya membagi
informasi yang peka satu sama lain yaitu dengan rencana Walmart untuk
memperkenalkan produk baru P&G dengan membbuat packaging yang
unik untuk P&G national brands yang tersedia secara eksklusif di
Walmart. Lalu, Walmart memberikan data penjualannya kepada P&G
sehingga P&G dapat membuat rencana produksi dan menggunakan just-
in-time sistem persediaan untuk menurunkan tingkatan dalam persediaan
barang. Hubungan dengan vendor sama halnya dengan hubungan dengan
konsumen.
2.2.1.3 Efficiency of Internal Operations
Selain mempunyai hubungan yang baik dengan eksternal (konsumen
& supplier), retailer dalam mengembangkan keunggulan kempetitif dengan
memiliki operasi internal yang lebih efisien. Internal operations yang efisien
membantu retailer untuk mempunyai keuntungan biaya lebih dari pesaing
dengan menawarkan manfaat yang lebih kepada konsumen dengan biaya yang
sama terhadap pesaing. Internal operations yang dimaksud ialah:
1. Human Resource Management, karyawan memainkan peran utama untuk
menyediakan layanan bagi pelanggan dan membangun loyalitas
pelanggan. Karyawan yang berpengetahuan luas dan mempunyai skill
dapat memberikan tujuan yang baik bagi retailer untuk mensupport
kesuksesan retailer. Sebagai contoh JCPenny chaiman mencatat bahwa
rekan adalah the first customer we sell. Jika itu tidak dipahami dengan
benar, maka mustahil untuk berkomunikasi dengan konsumen. Untuk
membangun keterlibatan dan komitmen para karyawan, Penny di kantor
pusat di Texas, menggunakan gaya hierarki organisasi yang tradisional,
misalnya dengan mengadakan workshop mengenai leadership untuk
membangun tim eksekutif masa depan yang baik.
2. Distribution and information system. Semua retailer berusaha mengurangi
biaya operasional serta biaya yang terkait dengan menjalankan bisnis. Dan
memastikan bahwa barang yang tepat ialah barang yang tersedia pada
waktu dan tempat yang tepat. Contohnya walmart.
3. Location. Lokasi adalah peluang yang penting untuk memperluas
keunggulan kompetitif karena pertama, lokasi adalah faktor penting yang
menentukan store mana yang mudah untuk konsumen dalam jangkauan
jarak. Misalnya kebiasaan konsumen untuk pergi berbelanja dekat dengan
tempat ia tinggal. Kedua, lokasi tidak mudah untuk ditiru. Untuk
membangun sebuah keuntungan yang berkelanjutan dalam jangka
panjang, retailers tidak dapat hanya mengandalkan pendekatan tunggal,
seperti lokasi yang baik atau layanan yang baik. Sebagai pelengkapnya,
retailer gunakan beberapa pendekatan/berbagai sumber untuk
meningkatkan keuntungan setinggi mungkin terhadap posisi mereka yang
mereka tempati. Contohnya seperti, mcd memakai semua strategi retail
tersebut secara efektif dan sebuah posisi yang kuat pada pasar dalam
berkompetisi pada restauran cepat saji telah di kembangkan oleh mcd.
Lalu, selain produk yang unik dan terkait loyalitas pelanggan, IKEA
memiliki kelompok besar pelanggan setia karena kekuatan brand image
dan shopping experience yang menyenangkan bagi konsumen.
Walmart melengkapi keunggulan ukurannya dengan hubungan vendor
yang kuat dan posisi yang jelas dari retailer yang menawarkan nilai
terbaik.
Starbucks menggabungkan keunggulan lokasi dengan produk yang unik,
komitmen karyawan, nama merk yang kuat, dan hubungan yang kuat
dengan penanam kopi untuk membangun keuntungan keseluruhan yang
sangat sulit bagi pesaing untuk menurunkan.
3. Growth Strategies
Di bagian sebelumnya, kita telah membahas fokus dari strategi retailer,
target pasar dan format ritel, dan pendekatan-pendekatan yang retailer gunakan
dalam membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan
mempertahankan posisi mereka dari serangan kompetitif. Ketika retailer
mengembangkan keunggulan kompetitif ini, mereka memiliki aset berharga
seperti hubungan yang kuat dengan pelanggan dan atau vendor, lokasi yang besar,
dan efektif dan sistem yang efisien. Pada bagian berikutnya, kita membahas
bagaimana retailer memanfaatkan aset tersebut untuk memperluas bisnis mereka.
dengan memperluas bisnis mereka, mereka menciptakan keunggulan biaya dari
ukuran yang lebih besar. Ada 4 tipe peluang growth yang dapat retailer tanam:
1. Market penetration, ialah Penetrasi pasar adalah nama yang diberikan
kepada suatu strategi pertumbuhan di mana perusahaan berfokus pada
penjualan produk-produk yang ada di pasar-pasar yang telah ada sebelumnya.
Penetrasi pasar berusaha untuk mencapai empat tujuan utama:
a. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk ini, hal ini
dapat dicapai oleh kombinasi dari strategi harga yang kompetitif, iklan,
promosi penjualan dan mungkin lebih banyak sumber daya pribadi yang
didedikasikan untuk menjual.
b. Aman dari dominasi pertumbuhan pasar.
c. Restrukturisasi pasar yang matang oleh maneuver dari competitor, ini akan
memerlukan agresifitas kampanye promosi yang gencar, didukung oleh
sebuah strategi harga yang dirancang untuk membuat pasar “kurang
menarik“ bagi kompetitor.
d. Meningkatkan penggunaan oleh pelanggan yang ada, contohnya:
memperkenalkan program loyalitas konsumen Implementasi penetrasi
pasar sebagai strategi pemasaran di kondisikan sebagai "bisnis seperti
biasa". Penetrasi pasar haruslah di eksekusi pada bisnis yang berfokus
hanya pada pasar dan produk yang sangat di pahami oleh marketer
tersebut. diperlukan juga intelegent pemasaran untuk mendapatkan
informasi tentang kompetitor dan kebutuhan pelanggan. Karena itu,
strategi ini akan memerlukan banyak investasi baru dalam penerapannya
sebab harus didahului oleh riset pasar.
2. Market expansion, Upaya menawarkan produk baru atau produk yang
ditingkatkan bagi pasar sekarang. Perusahaan perlu mengetahui kebutuhan
pelanggan yang sekarang. Perusahaan dapat melihat adanya cara menambah
atau memodifikasi tampilan produk (product feature), mengadakan beberapa
tingkat kualitas, atau memperbanyak jenis atau ukuran untuk lebih memenuhi
kebutuhan pelanggan baru. Pengembangan pasar adalah nama yang diberikan
kepada suatu strategi pertumbuhan, di mana unit bisnis berusaha untuk
menjual produk-produk yang telah ada di pasar-pasar yang baru. Ada banyak
cara untuk mengaplikasikan strategi ini, termasuk :
a. geografis pasar baru misalnya produk ekspor ke negara yang baru
b. dimensi atau kemasan produk yang baru
c. saluran distribusinya yang baru
d. menerapkan kebijakan harga yang berbeda untuk menarik pelanggan
baru atau membuat segmen pasar yang baru.
3. Retail format development, ialah peluang dimana retailer mengembangkan
atau merubah format retail dengan lebih berbeda untuk target market yang
sama.
4. Diversification, ialah dimana peluang retailer memperkenalkan retail fromat
yang baru pada target market yang baru. Bergerak ke lini bisnis yang sama
sekali berbeda, yang mungkin mencakup produk, pasar, atau bahkan tingkatan
dalam system produksi, pemasaran yang sama sekali tidak dikenal
sebelumnya. Cara ini dapat memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan
perubahan yang terjadi pada pasarnya sekarang, atau perubahan yang lebih
mendasar dalam lingkungan tak terkendali. Semakin jauh peluang itu dari apa
yang sedang dilakukan perusahaan, semakin menarik kelihatannya peluang
itu. Tetapi semakin sukar pula penilaiannya. Peluang yang jauh dari
pengalaman perusahaan melibatkan risiko yang lebih besar.
4. Global Growth Opportunities
Ukuran potensi pasar ritel di negara masing-masing
Sejauh mana negara tidak dan dapat mendukung masuknya ritel asing.
Risiko yang harus dihadapi
a. Perbedaan budaya
b. Perbedaan peraturan dari masing-masing negara
c. Bahasa
d. Perilaku konsumen antar negara
e. Penawaran dari masing-masing perusahaan terhadap negaranya
Negara yang paling dilihat atau diperhatikan dalam bidang bisnis di mata dunia
1. India (Sudah masuk Walmart)
2. China (Sudah masuk : Carrefour, Walmart, Metro, Tesco, Auchan)
3. Rusia
4. Brazil (Sudah masuk: Walmart, Carrefour)
5. 4 kriteria retailer yang sukses dalam memanfaatkan peluang pertumbuhan
internasional:
5.1 Globally sustainable competitive advantage
Untuk sukses masuk ke pasar internasional, retailer harus menciptakan
peluang ekspansi yang didasari oleh competitive advantage. Strategi yang
dipakai:
Low Cost, Efficient Operations. Contoh: Walmart, ALDI, Carrefour
Strong Private Label Brands. Contoh: KFC, Starbucks
Fashion Reputations. Contoh: Zara, H&M, GAP
Category Dominance. Contoh: Best Buy, IKEA, Toy R U
5.2 Adaptability
Meskipun perusahaan ritel yang sukses dibangun karena core
competenciesnya seperti daya saing, tetapi mereka menyadari akan
pentingnya perbedaan budaya dan mengadaptasi perbedaan tersebut
menjadi strategi perusahaan yang diinginkan oleh consumer. Contoh: di
China warna putih itu lambang berduka, kalau warna merah biasanya
dipakai oleh pengantin.
Begitu juga dengan makanan, Carefour menjual ikan dalam cara yang
berbeda, di San Fransisko dijual dengan ikan mati dan di filled, di Paris
ikan dijual dalam keadaan mati tapi harus diletakkan die s, di China dalam
keadaan hidup. Carefour dan Tesco meyakinkan bahwa 90 persent dari
produk yang dijual diproduksi di Negara tempat store berada.
Musim puncak penjualan juga berbeda di setiap Negara. Di US bulan
Agustus (membeli persediaan untuk keperluan sekolah), tetapi penjualan
terendah terjadi pada bulan ini di Eropa karena musim liburan. Back-to-
school season terjadi pada April di Jepang.
Store design dan layout. Di Amerika discount stores biasanya besar dan
berada pada satu lantai. Sedangkan di Eropa dan beberapa Negara di Asia,
produk premium ditempatkan di tempat yang lebih kecil. Di lain Negara
pakaian wanita dan pria ditempatkan terpisah.
Kebijakan dan pemerintahan. Hari libur, jam kerja, kebijakan part-time
karyawan. Contoh: Amerika Latin sangat family oriented sehingga jam
kerja karyawan harus diseimbangkan dengan waktu untuk keluarga. Di
Jerman, perusahaan harus menggunakan packaging materials yang di
recycle. Diskon di musim tertentu saja untuk produk yang spesifik, dan
terbatas (uang). Spanyol dan Perancis bekerja dalam kontrol pemerintah.
5.6 Global Culture
Untuk menjadi perusahaan yang mendunia tidak cukup dengan menggunakan
budaya Negara ataupun dengan memakai infrastukturnya. Contohnya
Carefour. Perusahaan ini selalu mendorong pertumbuhan manajemen local
dan mempertahankan beberapa orang asing untuk perusahaan di luar.
5.7 Financial resources
Melakukan ekspansi ke pasar global membutuhkan komitmen dan
perencanaan jangka panjang. Begitu pula dengan sumber financial
perusahaan. Seperti perusahaan Walmat, Carrefour, Office Depot dll memilki
posisi sumber keuangan yang kuat dan kemampuan untuk berinvestasi.
6. 4 pendekatan yang retailer gunakan ketika memasuki pasar global:
6.1 Direct Investment
FDI bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya
dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini
perusahaan yang ada di negara asal (home country) bisa mengendalikan
perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (host country) baik sebagian
atau seluruhnya. Keuntungannya adalah retailer mempunyai kontrol penuh
pada operasi perusahaan. Kelemahannya tingkat investasi tertinggi membuat
retailer menghadapi risiko yang tinggi. Contohnya: McDonald memilih
strategi ini di pasar UK. McD membuka lahan untuk membuat roti. Hal ini
untuk mengantisipasi suppliers yang tidak bisa menyiapkan roti dalam jumlah
banyak.
6.2 Joint venture adalah bentuk kerjasama antar beberapa perusahaan yang berasal
dari beberapa negara menjadi satu perusahaan untuk mencapai konsentrasi
kekuatan-kekuatan ekonomi yang lebih padat. Contoh perusahaan yang
melakukan joint venture adalah: Sony Ericsson (joint venture antara Sony
dengan Ericsson)
6.3 Strategic Alliance. Kolaborasi antara perusahaan-perusahaan yang
independen. Contohnya: Nokia dan Microsoft
6.4 Franchising. Amerika melalui International Franchise Association (IFA)
mendefinisikan franchise sebagai hubungan kontraktual antara franchisor
dengan franchise, dimana franchisor berkewajiban menjaga kepentingan
secara kontinyu pada bidang usaha yang dijalankan oleh franchisee misalnya
lewat pelatihan, di bawah merek dagang yang sama, format dan standar
operasional atau kontrol pemilik (franchisor), dimana franchisee menamankan
investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri. Contoh: indomaret,
alfamart
7. The Strategic Retail Planning Process
a. STEP 1: Define the Business Mission
Mendefinisikan misi dengan menjawab 5 pertanyaan, yaitu:
1. What business are we in?
2. What should our business be in the future?
3. Who are our customers?
4. What are our capabilities?
5. What do we want to accomplish?
b. STEP 2: Conduct the Situation Audit
Artinya retailer harus mengidentifikasi lingkungan/situasi di sekeliling
perusahaan, hal yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Market Factors
Market size diperlukan untuk mengukur penjualan retail, sehingga
perusahaan tau berapa pendapatan yang dihasilkannya untuk
mengganti modal
Growing market biasanya lebih atraktif daripada mature atau decline
market. Biasanya pendapatan lebih tinggi daripada posisi mature dan
decline karena pesaing masih sedikit.
Seasonality adalah pasar musiman. Tetapi tingginya discount musiman
menyebabkan perusahaan kurang efektif karen membutuhkan banyak
karyawan untuk mengatasi peak season. Untuk itu retailer harus
mengurangi seasonality seperti: ski resort for summer vacations
Business cyle. (depresi, recovery, kemakmuran, resesi)
2. Competitive factors
Barriers to entry adalah kondisi dimana pasar sangat susah untuk
dimasuki oleh pesaing karena 3 hal, yaitu:
Scale economies (semakin banyak volume out put maka biaya rata-
rata produksi semakin kecil sehingga keuntungan semakin besar).
Contohnya: seorang entrepreneur melihat bisnis obat menjadi
kurang menarik karena sudah dipegang oleh 3 perusahaan ternama
yang memiliki scales of economies, yaitu: Walgreens, CVS, dan
Rite Aid.
Customer loyalty. Contohnya Home Depot di Atlanta memiliki
customer yang sangat loyal jadi susah untuk kompetitor masuk ke
pasar di sana
Ketersediaan lokasi yang bagus. Contohnya Staples (the large
office supply chain) di Northeast America.
Bargaining power of vendor adalah peluang supplier untuk
mendiktekan harga serta dapat menurunkan keuntungan retailer.
Contohnya: 2 supplier kosmetik dunia yaitu Estee Lauder dan L’oreal
dapat memegang kekuatan penuh kepada department store karena
department store membutuhkan brand2 ini untuk meningkatkan
fashion image, maka mereka menawarkan harga yang tinggi
Competitive rivalry adalah seberapa sering dan intens aksi yang
dilakukan perusahaan untuk mengalahkan competitor.
3. Environmental Factors
Technologi sangat berperan penting dalam retailer. Tahun 1990s hanya
beberapa retailer yang menggunakan internet untuk pembelian di
internet, namun jaman sekarang semua retailer sudah menggunakan
teknologi untuk aktivitas usaha mereka
Economi. Beberapa retailer sangat tergantung pada kondisi ekonomi
dalam suatu negara. Biasanya kalau ekonomi di suatu negara
berkembang permintaan retailer dengan low cost lebih banyak
ketimbang yang high cost
Government regulatory. Pemerintah india masih susah untuk
menerima retailer yang masuk ke India, begitu pula dengan US yang
mencoba memberhentikan Walmart membuka banyak store demi
menjaga keeksistensian retailer lainnya.
Social. Trend demografi, lifestyle, sikap dan nilai yang dimiliki
seseorang mempengaruhi pasar dari retailer. Contohnya Apple yang
menerapkan prinsip ini.
4. Strenghts and weaknesses analysis
Management capability. Adalah kemampuan dan pengalaman dari top
manajemen dan middle manajemen serta komitmen dari manajemen
terhadap perusahaan
Financial resources. Adanya arus kas untuk pembiayaan utang dan
ekuitas
Locations. Adalah lokasi retailer yang dapat dijangkau oleh customer
Operations. Adanya struktur FOH, sistem operasi yang berkualitas,
kemampuan mendistribusi dll
Merchandise. Adanya pengetahuan tentang consumer, hubungan baik
dengan vendors, kemampuan membangun sebuah merk, kemampuan
promosi dan iklan
Store management. Adalah kualitas penjualan dalam perusahaan ritel
Customer loyalty adalah bagaimana retailer dapat membangun
loyalitas costumer terhadap perusahaan
c. STEP 3: Identify Strategic Opportunities
d. STEP 4: Evaluate Strategic Opportunities
Mengevaluasi strategi yang telah diidentifikasi. Evaluasi berfungsi untuk
menentukan potensi retailer dalam menciptakan SCA dan mendapatkan
keuntungan jangka panjang. Retailer harus berfokus pada peluang yang
memanfaatkan kekuatan dan CA perusahaan. Yang dievaluasi adalah daya tarik
pasar, kekuatan dan kelemahan perusahaan ritel
e. STEP 5: Establish Spesific Objectives and Allocate Resources
Komponen Tujuan Spresifik:
Kinerja, termasuk index numerik progress yang dapat diukur
Jangka waktu di mana tujuan telah tercapai
Tingkat investasi yang dibutuhkan dalam mencapai suatu tujuan
f. STEP 5: Establish Spesific Objectives and Allocate Resources
g. STEP 6: Develop a Retail Mix to Implement the Strategy
Retail Mix adalah kombinasi dari elemen - elemen yang digunakan oleh
pengecer untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan mempengaruhi
keputusan pembelian mereka.
Produk
Tingkat harga
Iklan (advertising) dan promosi
Store layout dan design
Lokasi
Pelayanan yang berkualitas tinggi
h. STEP 7: Evaluate Performance and Make Adjustments
Jika retailer memenuhi atau melampaui tujuan yang diinginkan,
perubahan tidak perlu dilakukan
Jika retailer gagal memenuhi tujuan, analisis ulang sangat dibutuhkan