Upload
bambang-apryanto
View
230
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
OK
Citation preview
Manajemen Rumah Sakit Dan Patient Safety
1. Sistem pelayanan medis
2. Informed consent
3. Catatan Medik
4. Patient Safety
5. Manajemen Risiko Klinis
6. Persiapan Pelayanan IGD
Akreditasi 2012 / JCI
Patient Safety
Dasar Hukum (1)
• UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit:
- Pasal 2 (asas dan tujuan) RS diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesional, manfaat, keadilan, persamaan hak & anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
- Pasal 3 ayat b (tujuan) memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan RS dan SDM di RS.
- Pasal 29 ayat b memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, & efektif dgn mengutamakan kepentingan pasien sesuai standar pelayanan rumah sakit.
Dasar Hukum (2)
• UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.- Pasal 2 Praktik kedokteran dilaksanakan
berasaskan Pancasila dan didasarkan pada nilai ilmiah …….. Serta perlindungan dan keselamatan pasien.
- Standar Akreditasi Rumah Sakit KARS- RSUP M Djamil Padang Telah Melaksanakan
Akreditasi 16 Pelayanan & Akan Mempersiapkan Akreditasi Versi Baru (JCI)
Resiko di Rumah Sakit
• Resiko potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses kegiatan sekarang atau kejadian dimasa yang akan datang.
• Resiko klinis semua isu yang dapat berdampak terhadap pencapaian pelayanan pasien yang bermutu tinggi, aman, dan efektif.
Kategori resiko di Rumah Sakit
• Patient care-related risks (resiko yg berhubungan dengan perawatan pasien) misalnya ketidaktepatan pengobatan, kerahasiaan informasi klinis, pengobatan yang diskriminatif, ketidaktepatan transfer pasien dari IGD, ketidaktepatan dalam Discharge planing (persiapan pulang) pasien,dll
• Medical staf-related risks (resiko yg berhubungan dgn tenaga medis) misalnya ketidaktepatan kredensial, tindakan medis tidak sesuai kompetensi dan prosedur baku/Standar Pelayanan Minimal (SPM)/Standar Pelayanan Medik, kurangnya pelatihan staf klinis. dll
Kategori resiko di Rumah Sakit (con’t)
• Employee related risks (resiko yg berhubungan dgn karyawan) misalnya lingkungan kerja yang tidak aman, penurunan pengendalian kesehatan karyawan, tidak adanya kebijakan tentang kesehatan karyawan, dll
• Property related risks (resiko yg berhubungan dengan properti) misalnya rendahnya perlindungan bangunan dari bahaya kebakaran dll, rendahnya proteksi terhadap perlindungan rekam medik atau catatan elektronik rumah sakit, dll
• Financial risks (resiko keuangan) misalnya gangguan pada proses transaksi keuangan, peningkatan suku bunga, dll.
• Others risks (resiko lainnya) misalnya ketidaktepatan pengelolaan limbah RS, bahan kimia, radioaktif, dsb serta resiko pengaturan dan legalitas pelayanan, dll
Kategori resiko di Rumah Sakit (con’t)
12
• Pasient Safety adalah Isu terkini, global, penting, dalam Pelayanan RS, praktis belum lama (Laporan IOM tahun 2000)
• WHO memulai Program Pasient Safety tahun 2004
• Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS) dibentuk PERSI, pada tgl 1 Juni 2005
• MENTERI KESEHATAN bersama PERSI & KKP-RS telah mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit pada Seminar Nasional PERSI tgl 21 Agustus 2005, di JCC
KP-RS
MUTU, PATIENT SAFETY, RISK MGMNT
ETIK
Evidence Based Management & Value Based Management
“ Safety is a fundamental principle of patient care and a criticalComponent of quality management”(World Alliance For Patient Safety, Forward Programms, WHO,2004)
14
• Suatu sistem dimana RS membuat Asuhan Pasien lebih aman
• Hal ini termasuk : * Asesmen Resiko, * Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, * Pelaporan & Analisis Insiden, * Kemampuan belajar dari insiden & tindak lanjutnya serta * Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
• Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil . (KKP-RS)
15
KNC / Near MissKNC / Near Miss
KTD / Adverse EventKTD / Adverse Event
Pasien
Tidak Cedera
Pasien
Cedera
Medical Error
Proses Of Care
(Non Error)KKP-RS
(Preventable)
(Unpreventable)
• Kesalahan proses• Dpt dicegah• Pelaks. Plan action tdk komplit• Pakai Plan action yg salah• Krn berbuat :
commision• Krn tdk berbuat :
Omission
KTC /Kejadian Tidak KTC /Kejadian Tidak CideraCidera
KPC/Kejadian Potensi KPC/Kejadian Potensi CideraCidera
16
• Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
• Suatu KTD akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan mutakhir
KKP-RS
17
• Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena “keberuntungan” (mis. Pasien terima suatu obat kontra indikasi, tetapi tdk timbul reaksi obat), karena “pencegahan” (suatu obat dgn overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), atau “ peringanan” (suatu obat dgn overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya)
KKP-RS
• Reportable circumstance:• kondisi / situasi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
• Contoh :Alat defibrilator yg standby di IGD, tetapi kmd diketahui rusak ; ICU yg under staff
18
• insiden sudah terpapar ke pasien, tetapi pasien tidak timbul cedera.
19
• Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. Kesalahan termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuanya. Dapat akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission)
KKP-RS
20
• Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius, biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak diharapkan atau tidak dapat diterima : Operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “Sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (mis. Amputasi pada kaki yang salah, dsb) sehingga pencarian fakta terhadap kejadioan ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
KKP-RS
21
1. Bangun kesadaran akan nilai KP2. Pimpin dan dukung staf anda3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko4. Kembangkan sistem pelaporan5. Libatkan & berkomunikasi dengan pasien6. Belajar & berbagi pengalaman tentang
KP7. Cegah cedera melalui implementasi
sistem KP
KKP-RS
TANGGUNG JAWAB : DIRUT RS
22
1. Hak pasien2. Mendidik pasien dan keluarga3. Keselamatan pasien dan asuhan
berkesinambungan4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan
kinerja, untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan KP
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan KP
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf
untuk mencapai KP
KKP-RSTANGGUNG JAWAB : KETUA TIM KP RS
23
1. Budaya Safety meningkat dan berkembang (Blame-Free Culture, Reporting Culture, Learning Culture>>)
2. Komunikasi dengan pasien berkembang3. KTD menurun, Peta KTD selalu ada dan terkini4. Resiko Klinis menurun5. Keluhan & Litigasi berkurang6. Mutu pelayanan meningkat7. Citra RS dan kepercayaan masyarakat
meningkat, diikuti kepercayaan Diri yang meningkat
KKP-RS
Pelayanan IGD sesuai JCI
• Skrining, Triage, dan Asesmen / Screening, Triage, and Assessment
• Di dalam standar akreditasi RS 2012 / JCI, kata-kata skrining, triage, dan asesmen sering disebut. Seringnya penyebutan kata-kata itu menandakan bahwa kata-kata itu penting. Oleh karena itu, kita harus dapat memahaminya dengan benar, agar dapat diimplementasikan dengan baik.
• Banyak literatur yang membahas tentang definisi ketiga kata itu. Namun saya tidak ingin masuk ke dalam perdebatan tentang definisi kata. Secara singkat, berikut penjelasan atas ketiga kata tersebut:
• SkriningSkrining berarti penyaringan. Sehingga skrining pasien berarti menyaring pasien untuk dimasukkan dalam kriteria tertentu. Contoh: skrining nutrisi berarti menyaring status nutrisi pasien ke dalam kriteria tertentu.
• TriageTriage sebenarnya adalah skrining. Namun, triage mengkhususkan skrining untuk menentukan prioritas penanganan. Oleh karena itu, istilah triage banyak kita temukan di area-area yang membutuhkan urutan prioritas segera. Contoh: Triage pasien di Unit Gawat Darurat, triage korban bencana, dan lain-lain.
• AsesmenAsesmen berarti pengkajian. Asesmen adalah tindak lanjut dari hasil skrining untuk lebih mendalami kebutuhan pasien di bidang tertentu. Contoh: asesmen nyeri adalah tindak lanjut dari skrining nyeri; asesmen nutrisi adalah tindak lanjut dari skrining nutrisi.
Untuk melengkapi pembahasan ini, di bawah ini adalah skrining, triage, dan asesmen apa saja yang diminta oleh
standar akreditasi RS 2012 / JCI:
• Skrining risiko jatuh (SKP.6 / IPSG.6)
• Skrining awal: Dapat menggunakan kriteria triage, evaluasi visual, pemeriksaan fisik, hasil evaluasi pemeriksaan fisik, psikologi, laboratorium dan radiologi sebelumnya. (APK.1 / ACC.1)
• Standar skrining yang disyaratkan harus dituangkan dalam kebijakan(APK.1 / ACC.1).
• Evidence based triage process untuk memprioritaskan pasien berdasarkan kebutuhan yang mendesak. (APK.1.1.1 / ACC.1.1.1)
• Skrining status nutrisi (AP.1.6 / AOP.1.6)
• Skrining kebutuhan fungsional (AP.1.6 / AOP.1.6)
• Skrining nyeri (AP.1.7 / AOP.1.7)• Skrining kesehatan karyawan awal (KPS.8 /
SQE.8)• Asesmen risiko jatuh (SKP.6 / IPSG.6)• Asesmen nyeri (HPK.2.4 / PFR.2.4)
• Asesmen rawat jalan dan rawat inap (AP.1.1 / AOP.1.1)
• Asesmen awal rawat jalan dan rawat inap (AP.1.2 / AOP.1.2)
• Asesmen psikologis awal (AP.1.2 / AOP.1.2)• Asesmen sosial ekonomi awal (AP.1.2 / AOP.1.2)• Asesmen awal medis dan keperawatan (AP.1.3 /
AOP.1.3)
• Asesmen pra bedah (AP.1.5.1 / AOP.1.5.1; PAB.7 / ASC.7)
• Asesmen awal individu untuk populasi khusus (AP.1.8 / AOP.1.8)
• Asesmen pasien akhir kehidupan (AP.1.9 / AOP.1.9)
• Asesmen awal termasuk kebutuhan untuk bidang spesialisasi lain (AP.1.10 / AOP.1.10)
• Asesmen awal termasuk kebutuhan akan rencana pemulangan (AP.1.11 / AOP.1.11)
• Asesmen sebelum sedasi (PAB.3 / ASC.3)• Asesmen sebelum anestesi (PAB.4 / ASC.4)• Asesmen sebelum induksi (PAB.4 / ASC.4)• Asesmen kebutuhan edukasi pasien /
keluarga (PPK.2 / PFE.2)
• Asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien / keluarga (PPK.2.1 / PFE.2.1)
• Asesmen risiko infeksi nosokomial (PPI.6 / PCI.6; PPI.7.5 / PCI.7.5)
• Asesmen risiko kebakaran (MFK.7.1 / FMS.7.1)
ALAT TINJAUAN REKAM MEDIS SESUAI JCI