37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan di segala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional yamg secara keseluruhannya perlu digalakkan. Hal ini telah dijelaskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembanguann nasional. Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajeman. Ada tiga fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal, yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

manajemen&pembiayaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manajemen

Citation preview

Page 1: manajemen&pembiayaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka

pembangunan dilakukan di segala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang

merupakan bagian dari pembangunan nasional yamg secara keseluruhannya perlu

digalakkan. Hal ini telah dijelaskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain

disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai salah

satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembanguann nasional.

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu

ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah

rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran

puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang

dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajeman. Ada tiga

fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal, yakni perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan.

Selain ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik, untuk

terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu juga ditunjang dengan

tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber

pembiayaan puskesmas yaitu dari pemerintah, pendapatan langsung puskesmas

maupun dari sumber lain seperti askes.

Berdasarkan data diatas, kita menyadari bahwa pentingnya suatu

manajemen dan sistem pembiayaan pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya

pada akses pelayanan kesehatan terdekat dengan masyarakat luas yaitu di

Puskesmas

Page 2: manajemen&pembiayaan

1.2 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Mengetahui manajemen dan pembiayaan pelayanan kesehatan di

puskesmas secara umum.

b. Tujuan Khusus

Mengetahui tentang manajemen meliputi perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, dan pertanggungjawaban di puskesmas Ambacang Kuranji

Mengetahui tentang sumber pendanaan di puskesmas Ambacang Kuranji

Mengetahui tentang pembiayaan operasional puskesmas

1.3 Batasan Penulisan

Makalah ini membahas tentang pelaksanaan dan pembiayaan pelayanan

kesehatan di puskesmas secara umum.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari

berbagai literatur.

Page 3: manajemen&pembiayaan

BAB II

ANALISIS SITUASI

2.1. Gambaran Umum

Puskesmas Ambacang Kuranji terletak di salah satu Kelurahan di

Kecamatan Kuranji Kota Padang yaitu Kelurahan Pasar Ambacang, Karena

terletak di Kelurahan tersebutlah maka nama Puskesmaspun diberikan dengan

nama yang sama yaitu Puskesmas Ambacang Kuranji yang untuk selanjutnya

sesuai dengan masukan dari berbagai pihak antara lain dari Kepala Dinas

Kesehatan Kota Padang disebut dengan ”Puskesmas Ambacang” saja, Puskesmas

ini pada awalnya merupakan bagian dari Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat

terbatas dalam bentuk ”Puskesmas Pembantu ”yang berinduk ke Puskesmas

Kuranji, dan sejak tahun 2006 dikembangkan menjadi Pusat Kesehatan

Masyarakat dengan pelayanan penuh dan terlepas dari Puskesmas Kuranji sendiri.

2.1.1. Geografi

Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Ambacang berbatasan kecamatan dan

kelurahan yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas Ambacang. Batas -

batas wilayah kerja Puskesmas Ambacang yaitu :

Utara : Kelurahan Korong Gadang Kec. Kuranji.

Timur : Kecamatan Pauh,

Selatan : Kecamatan Pauh dan Lubuk Begalung.

Barat : Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan Nanggalo.

Puskesmas Ambacang terletak pada 0° 55' 25.15", Lintang Selatan dan +100° 23'

50.14" Lintang Utara dengan Luas wilayah kerja Puskesmas Ambacang sekitar 12

Km2, mewilayahi 4 Kelurahan yaitu : Pasar Ambacang, Kelurahan Anduring,

Kelurahan Ampang dan Kelurahan Lubuk Lintah yang umumnya masayarakat

Page 4: manajemen&pembiayaan

pengguna jasa pelayanan kesehatan mempunyai aksesibilitas yang mudah dari dan

ke Kelurahan

Secara sketsa, wilayah kerja Puskesmas dapat digambarkan sebagai berikut:

KECAMATAN PADANG TIMUR

KECAMATAN NANGGALO

KECAMATAN PAUH

KECAMATAN LUBUK

BEGALUNG

KECAMATAN PADANG UTARA

PETA WILAYAH KERJA UKSPUSKESMAS AMBACANG KECAMATAN KURANJI

GEOMAPPING SARANA KESEHATAN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS

PUSTU

POSKESDES

KLINIK SWASTA

APOTIK

AMBULANPOSYANDU BALITA

5

7

7

9

POSYANDU LANSIA

1

2

1

2

Gambar 1 : Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji

Sumber: di kutip dari laporan tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2011

2.1.2. Demografi

Jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas Ambacang

selama tahun 2011 adalah : 46900.Jiwa dengan distribusi kependudukan menurut

kelurahan sebagai berikut:

Kelurahan Pasar ambacang : 16818

Kelurahan anduring : 13412

Kelurahan lubuk lintah : 9737

Kelurahan ampang : 97

Page 5: manajemen&pembiayaan

2.1.3 Tenaga Kesehatan Puskesmas Ambacang

Tabel 1 Data Ketenagaan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji

No Jenis Ketenagaan Pendidikan Jumlah

1 Dokter Umum S 1 4

2 Dokter Gigi S 1 3

3 Apoteker S 1 -

4 Sarjana Kesehatan Masyarakat S 1 3

5 Perawat Ahli S 1 -

6 Perawat Ahli Madya D 3 3

7 Nutrisionis S 1 1

8 Perawat Kesehatan SPK -

9 Bidan Ahli Madya D 3 11

10 Bidan SPK ( + ) 1

11 Sanitarian D3 4

12 Perawat gigi SPRG 1

13 Pranata Laboratorium Kes. SMAK 1

14 Asisten  Apoteker SMF 3

15 SMA SLTA

16 Sopir SLTP 1

Jumlah 46

Page 6: manajemen&pembiayaan

Sumber: di kutip dari laporan tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2011

2.1.4 Sasaran Pelayanan Kesehatan

Tabel 2 Daftar Sasaran Kesehatan Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2011

KELURAHAN PDDK BAYI BALITA BUMIL BULIN BUTEKI WUS LANSIA

Pasar ambacang 15.461 330 1.614 363 346 659 3.386 1.144

Anduring 12.391 191 1.287 210 276 526 2.700 912

Lubuk Lintah 8.951 263 934 210 200 382 1.960 662

Ampang 6.373 136 665 149 143 272 1.396 472

PUSKESMAS 43.114 919 4.500 1.011 15 28 9.442 3.190

Sumber: di kutip dari laporan tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2011

2.1.5 KONDISI SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PENDUDUK

a. Kondisi Sosial dan Budaya

Suku terbesar yang ada di Kecamatan Kuranji adalah Suku

Minang, juga ada beberapa suku lainnya yaitu Jawa dan Batak.

Mayoritas agama yang dianut masyarakatnya adalah Islam

a. KondisiEkonomi

Mata Pencaharian Penduduk:

Tani : 45%

Pegawai Negri : 20%

Buruh : 5%

Swasta : 2%

Lain-lain : 18%

Page 7: manajemen&pembiayaan

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 DEFINISI

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten /

kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian,

Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan

kesehatan strata pertama.

3.2 MANAJEMEN PUSKESMAS

Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana

teknis dinas serta aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang

merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang

bertanggung jawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan

masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan,

mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta

mentapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Untuk terselenggaranya

berbagai upaya kesehatan perorangan dan upayakesehatan masyarakat yang sesuai

dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman

Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang

bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan

efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas

membentuk fungsi-fungsi manajeman. Ada tiga fungsi manajemen Puskesmas

yang dikenal, yakni :

Page 8: manajemen&pembiayaan

- Perencanaan,

- Pelaksanaan dan Pengendalian

- Pengawasan dan Pertanggungjawaban.

Ketiga fungsi ini harus dilaksanakan secara terkait dan

berkesinambungan.

A. Perencanaan

Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas

yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan

primer dimana visi dan misi digunakan sebagia acuan dalam melakukan setiap

kegiatan pokok puskesmas . Selain itu, kebijakan sistem puskesmas perlu ditinjau

setiap akan melakukan perencanaan program, kebijakan tersebut meliputi

kebijakan mandiri dari Puskesmas serta adanya fungsi dan upaya puskesmas yang

berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25

tahun 1999, PP No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000 dimana tujuan dari

kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi

kemitraan, unit kesehatan mandiri dan teknologi tepat guna.

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan

Puskesmas dibedakan atas dua macam. Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan

wajib. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.

1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap Puskesmas yakni

Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk

Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan

Penyakit Menular serta Pengobatan.

Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan Puskesmas adalah :

a. Menyusun usulan kegiatan

Page 9: manajemen&pembiayaan

Langkah pertama yang dilakukan oleh puskesmas adalah

menyusun usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan

yang berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah

sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas.

Usulan ini disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan

rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu,

lokasiserta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.

b. Mengajukan usulan kegiatan

Langkah kedua yang dilakukan puskesmas adalah mengajukan

usulan kegiatan tersebut ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk

persetujuan pembiayaannya. Perlu diperhatikan dalam mengajukan

usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana

dan prasarana, dan operasional puskesmas beserta pembiayaannya.

c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun

rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota (Rencana Kerja Kegiatan/ Plan of Action ) dalam bentuk

matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah

(mapping).

2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan

Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan

pokok puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri.

Upaya laboratorium medik, upaya laboratorium kesehatan masyarakat dan

pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini

merupakan upaya penunjang yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya-

upaya puskesmas. Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan

yang dilakukan oleh puskesmas mencakuphal-hal sebagai berikut:

a. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan

Page 10: manajemen&pembiayaan

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi

upaya kesehatan pengembangan yang akan diselenggarakan oleh

puskesmas. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada/tidaknya

masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan

pengembangan tersebut. Apabila puskesmas memiliki kemampuan,

identifikasi masalah dilakukan bersama masyarakat melalui

pengumpulan data secara langsung di lapangan (Survei Mawas

Diri).

Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengumpulan data

untuk mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi, serta potensi

yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut.

Tahap Pelaksanaan :

Pengumpulan data cepat berupa data primer yakni yang

dikumpulkan langsung dari sumber data atau data sekunder

yakni yang berasal dari catatan yang ada.

Pengolahan data

Penyajian data berupa data masalah dan potensi

Tetapi apabila kemampuan pengumpulan data bersama

masyarakat tersebut tidak dimiliki oleh puskesmas, identifikasi

dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique)

oleh petugas puskesmas dengan mengikut sertakan Badan

Penyantun Puskesmas.

Delbeck Technique adalah Perumusan masalah dan

identifikasi potensi melalui kesepakatan sekelompok orang yang

memahami masalah tersebut.

Tahap Pelaksanaan :

Pembentukan tim

Menyusun daftar masalah

Menetapkan kriteria penilaian masalah

Page 11: manajemen&pembiayaan

Menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria

penilaian dilengkapi dengan uraian tentang potensi yang

dimiliki.

Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, jumlah upaya

kesehatan pengembangan yang terpilih dapat lebih dari satu.

Di samping itu identifikasi upaya kesehayan pengembangan

dapat pula memilih upaya yang bersifat inovatif yang tidak

tercantum dalam daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah ada,

melainkan dikembangkan sendiri sesuai dengan masalah dan

kebutuhan masyarakat serta kemampuan puskesmas.

b. Menyusun usulan kegiatan

Langkah kedua yang dilakukan oleh puskesmas adalah

menyusun usulan kegiatan yang berisikan rincian kegiatan, tujuan

sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan

kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. Rencana yang telah disusun

tersebut diajukan dalam bentuk matriks (Gantt Chart). Penyusunan

rencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan

melalui pertemuan yang dilaksanakan secara khusus bersama

dengan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) dan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dalam bentuk musyawarah masyarakat.

c. Mengajukan usulan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah

mengajukan usulan kegiatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan tersebut dapat pula

diajukan ke Badan Penyantun Puskesmas atau pihak-pihak lain.

Apabila dilakukan ke pihak-pihak lain, usulan kegiatan harus

dilengkapi dengan uraian tentang latar belakang, tujuan serta

urgensi perlu dilaksanakannya upaya pengembangan tersebut.

Page 12: manajemen&pembiayaan

d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah keempat yang dilakukan oleh puskesmas adalah

menyusun rencanapelaksanaan yang telah disetujui Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota atau penyandang dana lain (Rencana

Kerja Kegiatan/ Plan of Action ) dalam bentuk matriks (Gantt

Chart)yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping ).

Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara

terpadu dengan penyusunan rencanapelaksanaan upaya kesehatan

wajib.

B. Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan Pengendalian adalah proses penyelenggaraan,

pemantauan serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan

Puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan

upaya kesehatan pengembangan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas.

Langkah-langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai berikut :

Pengorganisasian

Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas perlu

dilakukan pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus

dilakukan. Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para

penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap

satuan wilayah kerja dan seluruh wilayah kerja kepada seluruh petugas

Puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.

Penetuan para penanggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan

penggalangan tim pada awal tahun kegiatan.

Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara

lintas sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat

Page 13: manajemen&pembiayaan

dilakukan yaitu penggalangan kerjasama bentuk dua pihak yakni antara dua

sektor terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada

waktu menyelenggarakan upaya kesehatan kerja dan penggalangan kerjasama

bentuk banyak pihak yakni antar berbagai sektor terkait, misalnya antara

Puskesmas dengan sektor pendidikan, serta agama, sektor kecamatan pada

waktu menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah. Penggalangan kerjasama

lintas sektor ini dapat dilakukan secara langsung yakni antar sektor-sektor

terkait dan secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan

koordinasi kecamatan.

Penyelenggaraan

Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya

adalah menyelenggarakan rencana kegiatan Puskesmas, dalam arti para

penanggungjawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada

pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan Puskesmas sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan.

Untuk dapat diselenggarakannya rencana tersebut perlu dilakukan

kegiatan sebagai berikut :

a. Mengkaji ulang rencana pelaksanan yang telah disusun terutama yang

menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah

kerja dan rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksanaan.

b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan

rencanapelaksanaan yang telah disusun. Beban kegiatan Puskesmas

harus terbagi habis dan merata kepada seluruh petugas.

c. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan.

Kendali mutu dan kendali biaya merupakan 2 hal penting dalam

penyelenggaraan Puskesmas. Kendali mutu adalah upaya yang

dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif dan

terpadu dalam menetapkan masalah yang menyebabkan masalah mutu

pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menerapkan dan

Page 14: manajemen&pembiayaan

melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan

yang tersedia serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran

tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.

Sedangkan kendali biaya adalah upaya yang dilaksanakan secara

berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam

menetapkan kebijakan dan tatacara penyelenggaraan upaya kesehatan

termasuk pembiayaannya, serta memantau pelaksanaannya sehingga

terjangkau oleh masyarakat.

Pemantauan

Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan

yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pemantauan mencakup hal-hal

sebagai berikut:

a. Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai,

yang dibedakan atas dua hal:

Telaahan internal, yakni telaahan bulanan terhadap

penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai puskesmas,

dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Data

yang dipergunakan diambil dari Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas (SIMPUS) yang berlaku.

Kesimpulan dirumuskan dalam dua bentuk. Pertama, kinerja

puskesmas yang terdiri dari cakupan (coverage), mutu (quality)

dan biaya (cost). Kedua, masalah dan hambatan yang

ditemukan pada waktu penyelenggaraan kegiatan puskesmas.

Telaahan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini

Bulanan puskesmas.

Telaahan eksternal yakni telaahan triwulan terhadap hasil yang

dicapai oleh sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama

lainnya serta sektor lain terkait yang ada di wilayah kerja

Page 15: manajemen&pembiayaan

puskesmas. Telaahan triwulan ini dilakukan dalam Lokakarya

Mini Triwulan puskesmas secara lintas sektor.

b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan

pencapain kinerja puskesmas serta masalah dan hambatan yang

ditemukan dari hasil telaahan bulanan dan triwulanan.

Penilaian

Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan

yang dilakukan mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil

yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar

pelayanan. Sumber data yang dipergunakan pada penilaian dibedakan

atas dua. Pertama, sumber data primer yakni yang berasal dari

SIMPUS dan berbagai sumber data lain yang terkait, yang

dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun. Kedua, sumber data

sekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan triwulanan.

b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan

pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana

tahun berikutnya.

C. Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh

kepastian atas kesesuaian penyelengaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas

terhadap rencana dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban

yang berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban

dilakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Pengawasan

Page 16: manajemen&pembiayaan

Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan

eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung.

Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat,dinas kesehatan kabupaten/kota

serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek

adminstratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan

ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan

perundangudangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan

pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Pertanggungjawaban

Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat

laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta

perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan. Laporan

tersebut disampaikan kepada Dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak-pihak

terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas.

Apabila terjadi penggantian Kepala Puskesmas, maka Kepala Puskesmas yang

lama diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban masa jabatannya.

3.3 PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang

dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber

pembiayaan puskesmas, yakni:

1. Pemerintah

Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang

berasal dari pemerintah terutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Di

samping itu puskesmas masih menerima dana yang berasal dari

pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh

pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni:

Page 17: manajemen&pembiayaan

a. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan

gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat.

b. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan

gedung dan peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya

operasional.

Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan

ke pemerintah kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersana DPRD

kabupaten/kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan

untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam dokumen

keuangan diturunkan secara bertahap ke puskesmas melalui Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk beberapa mata anggaran tertentu,

misalnya pengadaan obat dan pembangunan gedung serta pengadaan alat,

anggaran tersebut dikelola langsung olen Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota atau oleh pemerintah kabupaten/kota.

Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima puskesmas

adalah kepala puskesmas, sedangkan administrasi keuangan dilakukan

oleh pemegang keuangan puskesmas yakni seorang staf yang ditetapkan

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas usulan kepala puskesmas.

Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah

disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Pendapatan Puskesmas

Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan

kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya,

yang besarnya ditentukan oleh pemerintah daerah masing-masing

(retribusi). Pada saat ini ada beberapa kebijakan yang terkait dengan

Page 18: manajemen&pembiayaan

pemanfaatan dana yang diperoleh dari penyelenggraan upaya kesehatan

perorangan ini, yakni:

a. Seluruhnya disetor ke Kas Daerah

Untuk ini secara berkala puskesmas menyetor langsung seluruh

dana retribusi yang diterima ke kas daerah melalui Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota.

b. Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas

Beberapa daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan

sebagian dari dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya

kesehatan perorangan, yang lazimnya berkisar antara 25 – 50%

dari total dana retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya

dibenarkan untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas.

Penggunaan dana tersebut secara berkala dipertanggungjawabkan

oleh puskesmas ke pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

c. Seluruhnya dimanfaatkan langsung oleh puskesmas

Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas

menggunakan seluruh dana yang diperolehnya dari

penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk membiayai

kegiatan operasional puskesmas. Dahulu puskesmas yang

menerapkan model pemanfaatan dana seperti ini disebut

puskesmas swadana. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar

puskesmas yang juga harus menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat yang dananya ditanggung oleh pemerintah, diubah

menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas

tidak mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap

berkewajiban menyediakan dana yakni untuk membiayai upaya

kesehatan masyarakat yang memang menjadi tanggungjawab

pemerintah.

Page 19: manajemen&pembiayaan

3. Sumber Lain

Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber

lain seperti:

a. PT ASKES yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan

yang diberikan kepada para peserta ASKES. Dana tersebut

dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

b. PT (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal

jasa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek.

Dana tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

c. JPSBK/PKPSBBM

Untuk membantu masyarakat miskin, pemerintah mengeluarkan

dana secara langsung ke puskesmas. Pengelolaan dana ini mengacu

pada pedoman yang telah ditetapkan.

Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku, akan terjadi

perubahan pada sistem pembiayaan puskesmas. Sesuai dengan konsep yang

telah disusun, direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah hanya

bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat, sedangkan

untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistem Jaminan Kesehatan

Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh

pemerintah dalam bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan seperti ini,

apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan menyelenggarakan upaya

kesehatan perorangan, maka puskesmas akan menerima pembayaran dalam

bentuk kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional.

Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut sebaik-

baiknya, sehingga di satu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan

Kesehatan Nasional dan di pihak lain tetap memberikan keuntungan bagi

puskesmas. Tetapi apabila puskesmas hanya bertanggungjawab

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas hanya akan

menerima dan mengelola dana yang berasal dari pemerintah.

Page 20: manajemen&pembiayaan

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Sistem Pembiayaan di puskesmas Ambacang Kuranji

Pembiayaan Puskesmas Ambacang Kuranji didanai dari 4 sumber dana yaitu :

1. APBD

2. Dana Badan Operasional Kesehatan

3. Jamkesda / Jamkesmas dan Jampersal

4. ASKES

Masing- masing sumber dana tidak bisa membiayai secara tumpang tindih

Dana APBD

Dana yang berasal dari daerah dimana dana ini ditujukan untuk keperluan

Puskesmas seperti untuk pembiayaan rekening listrik, telepon, perbaikan-

perbaikan lain, alat-alat untuk keperluan imunisasi seperti pemanasan saat

imunisasi dan lain lain. Apabila suatu keperluan sudah didanai oleh APBD

tidak boleh lagi di danai oleh sumber dana yang lain. Dana APBD diturunkan

dalam bentuk baku yaitu sudah ditentukan untuk keperluan apa saja yang

dibutuhkan oleh puskesmas setempat dan bila berlebih maka dana tersebut

dikembalikan ke kas daerah. Rekening-rekening dan keperluan lainnya

digunakan untuk klaim sehingga pembayaran awal dibayar pakai dana dari

puskesmas sendiri terlebih dahulu dan bila berkurang biaya ditanggung oleh

puskesmas sendiri

Dana BOK

Dana ini difokuskan untuk preventif, promotif dan rehabilitatif. Dana

diturunkan dari pusat dan bersifat baku sehingga jumlah dana telah ditentukan

tetapi POA ditentukan oleh puskesmas itu sendiri.Dimana sebelum itu dibuat

terlebih dahulu SPJ, LPJ dan laporan kerja dan bila sudah sesuai dengan

ketentuan daerah setempat baru bias di klaim. POA harus direncanakan di

Page 21: manajemen&pembiayaan

awal-awal tahun dimana program yang dijalankan bersifat prioritas dan

tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seperti pelacakan

gizi buruk di Ambacang Kuranji.

ASKES

Dana ini ditujukan untuk pengobatan, bersifat baku dan dibayarkan sesuai

kapitasi yaitu sesuai dengan jumlah penduduk yang punya askes di ambacang

kuranji dan memakai sistem subsidi silang. Dana ini membiayai jasa dokter,

dokter gigi, paramedis, jasa manajemen dan jasa sarana (alat-alat tulis).Jasa

obat-obatan tidak termasuk karena obat-obatan sudah di klaim oleh pusat.

Jumlah dana yang sudah diturunkan tersebut sudah ditetapkan sehingga untuk

pembayaran jasa dana dibagi berdasarkan jumlah tenaga kerja

Jamkesmas

Berupa pendanaan puskesmas yang berasal dari pusat untuk masyarakat

miskin. Kriteria miskin ini ditetapkan mulai dari RT, RW, lurah hingga ke

tingkat selanjutnya. Jamkesmas bisa digunakan mulai dari puskesmas hingga

rumah sakit pusat. Keuntungan jamkesmas bagi puskesmas adalah adanya jasa

sarana, jasa petugas dan administrasi untuk kegiatan preventif.

Jamkesda

Berupa jaminan kesehatan untuk masyarakat yang kurang mampu. Masa

berlaku jamkesda adalah 1 tahun dan bisa diperpanjang nantinya. Alur rujukan

penggunaan jamkesmas ini adalah dari puskesmas ke RSUD dahulu baru bisa

ke RSUP M.Djamil tapi tidak bisa ke rumah sakit umum pusat yang berada di

daerah lain seperti Jakarta.

Jampersal

Jaminan persalinan baik untuk yang mampu maupun yang tidak ampu.

Boleh di tempat pelayanan kesehatan seperti bidan praktek swasta untuk

Page 22: manajemen&pembiayaan

melahirkan dengan syarat harus mengikuti kegiatanan seperti KIA dan ante

natal care sebelumnya.

2. Sistem manajemen di puskesmas Ambacang Kuranji

Fungsi manajemen puskesmas :

a. Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan

b. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat

c. Pusat pelayanan kesehatan di strata 1 ( perorangan dan masyarakat )

Manajemen di puskesmas Ambacang Kuranji :

a. Perencanaan

Perencanaan di puskesmas Ambacang Kuranji belum maksimal karena

masih dipandu dari atas yaitu DKK. Dalam perencanaan dilakukan

penyusunan POA yaitu unsur perencanaan yang wajib dibuat oleh

puskesmas dan harus disetujui kepala DKK untuk pencairan anggaran

jamkesmas

b. Pelaksanaan

Dalam perencanaan nantinya akan diadakan mini lokakarya untuka

membahas hasil kegiatan bulan lalu

c. Pengawasan dan pertanggungjawaban

Page 23: manajemen&pembiayaan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Manajemen pelayanan kesehatan Puskesmas di Indonesia merupakan salah

satu cara untuk menciptakan masyarakat Indonesia sehat. Hal ini ditunjang dengan

dikeluarkannya Kebijakan Dasar Puskesmas yang melingkupi standar dan

pedoman baik teknis, manajemen, dan sumber daya termasuk pembiayaan.

Manajemen di puskesmas Ambacang Kuranji terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban. Pada perencanaan di

puskesmas Ambacang Kuranji masih belum berjalan dengan maksimal karena

masih dipandu dari atas yaitu oleh DKK.

Sistem pembiayaan kesehatan di Puskesmas diharapkan dapat menunjang

upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang menjadi

tanggung jawab puskesmas.

Sistem pembiayaan di puskesmas Ambacang Kuranji didapatkan dari :

1. APBD

2. Dana Badan Operasional Kesehatan

3. Jamkesda / Jamkesmas dan Jampersal

4. ASKES

5.2 Saran

Manajemen di puskesmas Ambacang Kuranji dalam hal perencanaan agar

dapat mandiri dan tidak dipandu lagi dari atas. Dengan adanya kemandirian dalam

hal perencanaan diharapkan manajemen dapat berjalan maksimal

Pembiayaan untuk pelayanan kesehatan di puskesmas telah dibuat oleh

pemerintah agar dapat mendapatkan pengobatan dan pelayanan kesehatan yang

memadai guna meningkatkan status kesehatan masyarakat. Oleh karena itu bagi

Page 24: manajemen&pembiayaan

para pihak yang terkait dapat menjalankan tugasnya dengan baik agar program

dapat berjalan dengan baik

Page 25: manajemen&pembiayaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoadmojo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2003. Ribeka Cipta.

Jakarta

2. Undang-Undang No 36 dan 44 tentang Kesehatan dan Rumah Sakit,2009.

Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri.

3. http://perpustakaan.depkes.go.id Diakses pada tanggal 10 September 2012

4. http://www.babelprov.go.id/content/jaminan-kesehatan-masyarakat di

akses pada tanggal 10 September 2012

5. Departemen Kesehatan RI. 2000. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Jakarta.

6. Depkes RI. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. 2006. Jakarta :

Depkes

7. Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.