Upload
rama-dewa
View
139
Download
22
Embed Size (px)
Citation preview
Kimia Mangan
I. Tujuan :
1. Untuk mengetahui pembuatan mangan (VI)
2. Untuk mengetahui pembuatan mangan (III)
3. Untuk mengetahui sifat-sifat mangan (VI) dan mangan (III)
II. Landasan teori
Mangan adalah unsur golongan transisi dengan konfigurasi elektrok terakhi yaitu 3d5 4s2.
Mangan memiliki bilangan oksidasi antara +2 samapi +7. Senyawa-senyawa mangan memiliki
warna khas sesuai dengan bilangan oksidasinya. Berikut ini adalah perubahan warna yang terjadi
dalam larutan basa
Zat yang terdapat dalam
larutan basa
Bilangan oksidasi Warna
MnO4- +7 Ungu
MnO42- + 6 Hijau
MnO3- +5 Biru
MnO2 +4 Coklat Tua
Mn(OH)3 +3 Coklat muda
Mn(OH)2 +2 Merah Muda (pink)
Sumber : penuntun praktikum kimia anorganik (ITB)
Dan berikut ini adalah perubahan yang terjadi dalam larutan asam
Zat yang terdapat dalam
larutan asam
Bilangan oksidasi Warna
MnO4- +7 Ungu
MnO42- +6 Hijau
MnO2 +4 Hitam
Mn3+ +3 Merah
Mn2+ +2 Merah Muda
Sumber : Petrucci, Kimia Dasar jilid 3
Senyawa Mangan (VII)
Senyawa mangan (VII) yang sering ditemui adalah KMnO4 (kalium permanganat) yang
merupakan zat pengoksidasi yang penting. Utnuk analisis kimia biasanya digunakan
dalam larutan asam dimana senyawa tersebut direduksi menjadi Mn2+. Kalium
permanganat dapat dibuat cara melebur kalium hidroksida dengan kalium klorat dan
mangan (IV) oksida. Reaksi yang terjadi
3 MnO2 + 6 OH- + ClO3- → 3 MnO4
2- + 3 H2O + Cl-
Hasil yang diperolehdigerus, ditambahkan air, dipanaskan, lalu dialiri gas karbon
dioksida. Reaksi yang terjadi
3 MnO42- + 2 H2O ↔ 2 MnO4
- + MnO2 + 4 OH-
Senyawa Mangan (VI)
Senyawa yang stabil adalah dalam bentuk garam kalium dan natriumnya yang berupa
padatan hijau pada suhu kamar. MnO42- bersifat tidak stabil dalam larutan asam maka
terjadi reaksi spontan yaitu
3 MnO42- + 4 H+ → MnO2 + 2 MnO4
- + 2 H2O Eosel = +1,70 V
Senyawa Mangan (IV)
Salah satu senyawa mangan (IV) adalah MnO2 dan yang paling stabil. Padatan MnO2
berwarna coklat kehitaman dapat diperoleh dari pemanasan mangan (II) nitrat. MnO2
merupakan oksidator kuat.
Senyawa Mangan (III)
Dapat diperoleh dengan mengoksidasi mangan (II) dengan KMnO4 dalam larutan asam
kuat. Mn3+ bersifat tidak stabil, akan terjadi perubahan menjadi Mn2+ yang berlangsung
spontan dengan reaksi
2 Mn3+ + 2 H2O → Mn2+ + MnO2 + 4 H+
Senyawa Mangan (II)
Mangan (II) yang paling stabil adalah MnO yang berupa padatan berwarna abu-abu hijau,
bersifat basa dan mudah bereaksi dengan asam. Mn (II) dalam air membentuk kompleks
[Mn(H2O)6]2+.
III. Prosedur kerja dan hasil pengamatan
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan Persamaan Reaksi
Pembuatan Senyawa Mangan (VI)
1 Ke dalam masing-masing 2 tabung
reaksi dimasukkan 10 mL KmnO4 0,01
M
Warna dari KMnO4 adalah ungu. -
2 Pada tabung 1 ditambahkan 5 mL
asam sulfat encer
Ketika KMnO4 ditambahkan dengan asam
sulfat encer warna laruan tetap ungu.
-
Pada tabung 2 ditambahkan 5 mL
larutan NaOh encer
Ketika KMnO4 ditambahkan dengan
natrium hidroksida encer warna laruan
tetap ungu.
-
Pada tabung 1 ditambahkan mangan
(IV) kemudian dikocok selama 2
menit. Setelah dikocok dilakukan
penyaringan.
Ketika KMnO4 ditambahkan dengan asam
dan sedikit mangan (IV), tidak terlihat
terjadinya perubahan. Warna filtrat ungu.
3MnO42-
(aq) + 4H3O+(aq)
2MnO4-(aq)+MnO2(s)+6H2O(l) E0 = 1,70V
Sebelum disaring setelah disaring
Pada tabung 2 ditambahkan mangan
(IV) kemudian dikocok selama 2
menit. Setelah dikocok dilakukan
penyaringan.
Ketika KMnO4 ditambahkan dengan basa
dan sedikit mangan (IV), terlihat terjadinya
perubahan. Mulai dari warna larutan
setelah dikocok menjadi semakin pekat.
Dan setelah disaring warna filtrat yang
diperoleh adalah hijau.
3MnO42-
(aq) + 2H2O(l)
2MnO4-(aq) +MnO2(s)+4OH-
(aq) E0=0,03V
4 Larutan yang berwarna hijau (VI)
ditambahkan dengan 5 mL larutan
asam sulfat encer.
Warna larutan yang awalnya hijau berubah
menjadi coklat. Dan dalam reaksi ini
timbul panas.
3MnO42-
(aq) + 4H3O+(aq)
2MnO4-(aq)+MnO2(s)+6H2O(l)
Sebelum disaring Setelah disaring
Pembuatan Senyawa Mangan (III)
1 0,5 gram MnSO4 dilarutkan dalam 2
mL asam sulfat pekat.
Ketika dilarutkan dengan asam sulfat encer
larutan menjadi berwarna putih pekat.
Namun setelah ditambahkan dengan asam
sulfat pekat, lama-kelamaan larutan
menjadi tak berwarna.
-
2 Larutan didinginkan menggunakan air
dingin.
Larutan menjadi semakin bening . -
3 Setelah didinginkan, larutan
ditambahkan dengan 5 tetes kalium
permanganat (VII) 0,1 M
Warna larutan menjadi coklat kemerahan. Reaksi.....
IV. PEMBAHASAN
Pembuatan Senyawa Mangan (VI)
Suasana Asam
Secara teoritis senyawa mangan (VI) dapat dibuat dari Mn (VII) dan Mn (IV) dalam
suasana asam. Hal ini dapat dilihat dari nilai selnya bernilai spontan, berarti reaksi dapat
berjalan.
2MnO42- 2MnO4
- + 2e E0 = -0,56 V
4H+ + MnO42- + 2e MnO2 + 2H2O E0 = +2,26 V
4H+ + 3MnO42- 2MnO4
- + MnO2 + 2H2O Esel = +1,70 V
Namun dalam suasana asam Mn (VI) bersifat tidak stabil. Dalam suasana asam ini Mn (VI)
mudah mengalami swaredoks atau disproporsionasi. Yaitu mengalami oksidasi menjadi
MnO4- dan reduksi menjadi MnO2 secara serentak oleh dirinya sendiri. Karena reaksi
disproporsionasi ini dalam larutan tidak akan pernah dijumpai Mn (VI). Hal ini dapat dilihat
dari warna filtrat berwarna ungu yang merupakan karakteristik warna dari Mn(VII).
Memperbesar konsentrasi MnO4- ataupun konsentrasi H+ tidak akan memperbesar
kemungkinan untuk membuat Mn (VI), karena semakin asam larutan maka Mn (VI)
semakin tidak stabil. Sebaliknya akan memperbanyak terbentuknya MnO4- dan MnO2. Hal
ini dapat dilihat dari warna larutan yang tetap ungu namun semakin pekat.
suasana basa
Secara teoritis Reaksi sel untuk mengahsilkan Mn (VI)
2 MnO42- → 2 MnO4
- + 2 e Eo = - 0,56 V
2 H2O + MnO42- + 2 e → MnO2 + 4 OH- Eo = + 0,59 V
2 H2O + 3 MnO42- ↔ 2 MnO4
- + MnO2 + 4 OH- Esel = + 0,03 V
Sifat disproporsionasi ini menghasilkan Eo yang sangat kecil yaitu sebesar + 0,03 V.
oleh karena itu ion manganat dapat diperoleh dalam suasanan basa. Jika konsentrasi OH -
cukup tinggi reaksi tersebut dalam berlangsung kekiri sehingga konsentrasi MnO42- dalam
larutan dapat ditingkatkan. Berarti Mn (VI) dapat dihasilkan.
Pada percobaan ini, ke dalam tabung reaksi dimasukan 10 mL KMnO4 0.01 M lalu
ditambahkan 5 mL larutan NaOH encer. Kemudian ditambahkan sedikit mangan (IV) oksida
dan dikocok selama 2 menit. Pengocokan dilakukan dalam gelas kimia karena tidak bisa
dilakukan dalam tabung reaksi. Ketika mangan (II) oksida ditambahkan terjadi perubahan
+
warna larutan menjadi berwarna hijau pekat. Selanjutnya larutan ini disaring sehingga
diperoleh filtrat yang berwarna hijau. Ini menunjukan bahwa telah terbentuk Mn (VI) dengan
reaksi
2 MnO4- + MnO2 + 4 OH- ↔ 2 H2O + 3 MnO4
2-
Ketika ditambahkan 5 mL asam sulfat encer seketika larutan berubah menjadi merah
kecoklatan. Hal ini terjadi karena Mn (VI) tidak stabil dalam suasana asam, sehingga secara
spontan diubah lagi menjadi MnO2 dan MnO4- dengan reaksi
3 MnO42- + 4 H+ ↔ MnO2 + 2 MnO4
- + 2 H2O
Pembuatan senyawa mangan (III)
Dalam suasana asam
Dalam pembuatan Mn(III) yang dibuat dengan mereaksikan Mn(II) dan Mn(IV)
dalam larutan asam. Dari reaksi kimia sebagai berikut.
4H+ + MnO2 + e → Mn3+ + 2H2O Eo = +0,95 V
Mn2+ → Mn3+ + e Eo = - 1,51 V
4H+ + MnO2 + Mn2+ → 2Mn3+ + 2H2O Eo = - 1,56 V
Dari reaksi kimia diatas dapat dilihat bahwa Eo negatif, disini reaksi terjadi secara
tidak spontan dimana dalam hal ini tidak ada reaksi yang berlangsung dan tidak ada produk
yang dihasilkan, sehingga Mn3+ tidak ada.
Jika dalam larutan asam konsentrasi H+ atau Mn2+ diperbesar maka secara teoritis itu
tidak akan menambah produk Mn3+, karena diketahui bahwa reaksinya tidak spontan.
Dalam suasana basa
Dalam meramalkan pembuatan Mn(III) yang dibuat dengan mereaksikan Mn(II) dan
Mn(IV) dalam larutan basa. Maka secara teoritis persamaan reaksinya sebagai berikut.
2H2O + MnO2 + e → Mn(OH)3 + OH- Eo = + 0,20 V
Mn(OH)2 + OH- → Mn(OH)3 + e Eo = + 0,10 V
2H2O + MnO2 + Mn(OH)2 → 2Mn(OH)3 Eo = + 0,30 V
Hijau
Hijau Coklat tua Ungu
Dalam kemungkinan lain untuk memperoleh Mn(III) yang dibuat dengan
mereaksikan Mn(II) dengan Mn(VII) dalam suasana asam. Secara teoritis berikut reaksi
kimianya.
8H+ + MnO4- + 5e → Mn2+ + 4H2O Eo = + 1,51 V
5Mn2+ → 5Mn3+ + 5e Eo = + 1,51 V
8H+ + MnO4- + 4Mn2+ → 5Mn3+ + 4H2O Eo = 0 V
Dalam membuat mangan (III), pertama-tama dilarutkan 0,5 gram MnSO4 ke dalam 2 ml
H2SO4 0,1 M kemudian ditambahkan 10 tetes H2SO4 pekat. Didinginkan dalam air dingin,
kemudian ditambahkan 5 tetes KMnO4 0,1 M. Hasil dari percobaan kedua didapatkan warna
larutan hasil pencampuran MnSO4 dan H2SO4 encer adalah bening dengan endapan putih di
bawah. Setelah H2SO4 pekat dan KMnO4 ditambahkan maka warna larutan berubah menjadi
cokelat agak tua. Hal tersebut menunjukkan reaksi pembentukan mangan (III). Senyawa ini
bersifat basa. Ion mangan (III) bersifat tidak stabil dnegan bilangan oksidasi +3. Senyawa ini
mudah dioksidasi menjadi ion mangan (II). Meskipun dapat diturunkan dari mangan (III) oksida,
yang terakhir ini bila direaksikan dengan asam mineral, menghasilkan ion mangan (II). Dengan
persamaan reaksi sebagai berikut.
V. Simpulan
Kesimpulan dari percobaan yang dilakukan antara lain percobaan pembuatan mangan
(VI), ditandai dengan adanya perubahan warna larutan dari ungu menjadi padatan hijau, hal
tersebut menunjukkan reaksi positif dari pembentukan mangan (VI). Percobaan pembuatan
mangan (III), ditandai dengan adanya perubahan warna dari bening dengan endapan putih di
bawah menjadi cokelat agak tua, hal tersebut menunjukkan reaksi positif dari pembentukan
mangan (III). Kedua reaksi pembentukan yang tejadi berada dalam keadaan larutan bersifat basa.
Percobaan pembuatan senyawa mangan (VI) dan senyawa mangan (III), diketahui larutan
bersifat stabil pada pembuatan senyawa mangan (VI), dan larutan bersifat tidak stabil pada
pembuatan senyawa mangan (III).
VI. Jawaban pertanyaan
Jawaban pertanyaan praktikum
1. Mn (VI) tidak dapat dibuat dari Mn (VII) dan Mn (II) dalam suasana asam. Reaksi dapat
berlangsung jika dilihat dari Esel, namun dalam suasana asam Mn (VI) bersifat tidak
stabil. Dalam suasana asam ini Mn (VI) mudah mengalami swaredoks atau
disproporsionasi. Yaitu mengalami oksidasi menjadi MnO4- dan reduksi menjadi MnO2
secara serentak oleh dirinya sendiri. Karena reaksi disproporsionasi ini dalam larutan
tidak akan pernah dijumpai Mn (VI).
2. Memperbesar konsentrasi MnO4- ataupun konsentrasi H+ tidak akan memperbesar
kemungkinan untuk membuat Mn (VI), karena semakin asam larutan maka Mn (VI)
semakin tidak stabil. Sebaliknya akan memperbanyak terbentuknya MnO4- dan MnO2.
3. Mn (VI) mudah dihasilkan dalam larutan basa karena tidak stabil dalam larutan asam.
Dalam larutan asam akan terjadi perubahan secara spontan dengan reaksi
3 MnO42- + 4 H+ → MnO2 + 2 MnO4
- + 2 H2O
4. Reaksi sel untuk mengahsilkan Mn (VI)
2 MnO42- → 2 MnO4
- + 2 e Eo = - 0,56 V
2 H2O + MnO42- + 2 e → MnO2 + 4 OH- Eo = + 0,59 V
2 H2O + 3 MnO42- ↔ 2 MnO4
- + MnO2 + 4 OH- Esel = + 0,03 V
Sifat disproporsionasi ini menghasilkan Eo yang sangat kecil yaitu sebesar + 0,03 V. oleh
karena itu ion manganat dapat diperoleh dalam suasanan basa. Jika konsentrasi OH -
cukup tinggi reaksi tersebut dalam berlangsung kekiri sehingga konsentrasi MnO42- dalam
larutan dapat ditingkatkan. Berarti Mn (VI) dapat dihasilkan.
5. Iya bisa karena reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan penambahan konsentrasi
pereaksi akan menambah konsentrasi hasil yang terbentuk.
6. Terjadi reaksi pada tabung yang larutannya dalam keadaan basa karena disana ada
perubahan warna menjadi hijau.
7. Saat ditambahkan asam sulfat encer warna larutan berubah menjadi coklat kemerahan
karena mangan (VI) mengalami reaksi disproporsionasi menjadi MnO2 dan MnO4-.
8.
Jawaban pertanyaan hal.30
1. Konfigurasi electron mangan dengan nomor atom 25 adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2
2. Bilangan osidasi terpenting dari Mn adalah +7, +6, +5, +4, +3, dan yang paling stabil
adalah MnO2, makia analog biloks mangan yang terpenting adalah +4.
3. Ion MnO42- dapat mengalami autoredoks menjadi MnO4
- dalam suasana asam. Dengan
reaksi
3MnO42- + 4H+ → 2MnO4
- + MnO2 + + 2H2O
4. Ion MnO42- dapat dibuat dengan mengoksidasi MnO2 dengan ClO3
- dalam suasana basa.
Reaksinya
6MnO2 + 2ClO3- + 12OH- → 6MnO4
- + 2Cl- + 6H2O
5. Mangan (II) dapat dioksidasi oleh ion bismutat dalam suasana asam menjadi MnO4-.
Reaksinya
2Mn2+ + 5BiO3 + 14H+ → 2MnO4- + 2Bi3+ 7H2O
6. KMnO4 meupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasiS2- menjadi S
Reaksi :
2MnO4- + 5S2- + 16H+ 5S + 2Mn2+ + 8H2O
+6 +7 +4
Daftar Pustaka
Achmad, Hiskia. 1990. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Bandung: Institut Teknologi
Bandung
Onggo, Djulia. 2002. Kimia Anorganik: Logam. Bandung: ITB
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Judul asli General
Chemistry, Principles and Modern Application Fourth Edition. Penerjemah Suminar
Achmadi, Ph. D. Jakarta: Erlangga.
Sudria dan Manimpan Siregar. 2002. Buku Penuntun Belajar Kimia Anorganik II. Singaraja.
IKIP Negeri Singaraja.
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.