Masalah Faktor Daya.docx

  • Upload
    borix69

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Masalah Faktor Daya.docx

Citation preview

Masalah Faktor Dayadan Pemasangan KapasitorKadek Fendy Sutrisna13 Agustus 2010Dukung Fendy Sutrisna untuk tetap berbagi dalam artikel ketenagalistrikan Indonesia dengan klik link LIKE, COMMENT & SHARE di halaman facebook ini ->Catatan Fendy SutrisnaSalah satu permasalahan yang sering kita dengar dalam penggunaan energi listrik untuk level industri adalah masalah faktor daya ataucosdan pemasangan kapasitor.Apabilacoslebih rendah dari 0.85 maka daya reaktif yang dihasilkan dari beban industri tersebut akan dikenakan biaya dalam penentuan besarnya tagihan listrik.Dalam kasus ini, pihak industri diwajibkan membayar daya reaktif yang digunakan kepada penyedia layanan listrik. Untuk mengatasi masalah rendahnya faktor-daya atau tingginya daya reaktif, banyak industri atau bangunan modern memasang kapasitor.Penjelasan tentang kenapa hal ini dikenakan denda, gimana cara mengukurnya dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemasangan kapasitor, akan coba dibahas pada artikel di bawah ini.I. Dasar TeoriDalam sistem tenaga listrik dikenal tiga jenis daya, yaitudaya aktifataureal power(P),daya reaktifataureactive power(Q), dandaya nyataatauapparent power(S). Daya aktif adalah daya listrik yang dibangkitkan di sisi keluaran generator, kemudian termanfaatkan oleh konsumen; dapat dikonversi ke bentuk energi lainnya seperti energi gerak pada motor; bisa juga menjadi energi panas padaheater; ataupun dapat diubah kebentuk energi listrik lainnya. Perlu diingat bahwa daya ini memiliki satuan watt (W), kilowatt (kW) atau tenaga kuda (HP).Sedangkan daya reaktif adalah suatu besaran yang digunakan untuk menggambarkan adanya fluktuasi daya pada saluran transmisi dan distribusi akibat dibangkitkannya medan/daya magnetik atau beban yang bersifat induktif (seperti : motor listrik, trafo, dan las listrik). Walaupun namanya adalah daya, daya reaktif ini tidak nyata dan tidak bisa dimanfaatkan.Daya ini memiliki satuan volt-ampere-reaktif (VAR) atau kilovar (kVAR). Pada konsumen level industri, beban induktif yang paling banyak digunakan adalah motor listrik atau pompa listrik. Adanya daya reaktif ini menyebabkan aliran daya aktif tidak bisa dilakukan secara efisien dan memerlukan peralatan listrik yangkapasitasnya lebih besar dari daya aktif yang diperlukan.Untuk menggambarkan seberapa efisien daya aktif yang dapat disalurkan, dalam dunia kelistrikan dikenal suatu besaran yang disebut faktor-daya ataucos. Nilai maksimumcosadalah 1 dan nilai minimumnya adalah 0. Semakin tinggi faktor-daya maka semakin efisien penyaluran dayanya. Artinya juga, semakin kecil faktor-daya maka semakin besar daya reaktifnya.Bagi konsumen kecil atau rumah tangga, keberadaan daya reaktif tidak terlalu menjadi masalah karena PT. PLN tidak memperhitungkannya dalam penentuan tagihan listrik. Akan tetapi bagi konsumen besar, pabrik atau bangunan modern, PT. PLN mensyaratkan faktor-daya harus lebih dari 0,85. Jika nilai faktor-daya kurang dari nilai itu maka daya reaktif akan diukur dan diperhitungkan dalam penentuan besarnya tagihan. PT. PLN melakukan ini karena aliran daya reaktif yang besar menyebabkan peralatan milik PT. PLN tidak bisa bekerja secara efisien dan tidak bisa digunakan secara maksimum.II. Faktor DayaDaya nyata merupakan jumlah daya total yang terdiri dari daya reaktif (P) dan daya reaktif (Q) yang dirumuskan :

Hubungan ketiga daya itu dapat juga digambarkan dalam bentuk segitiga daya seperti padaGambar 1berikut :

Gambar 1.Segitiga DayaPerbandingan antara daya aktif (P) dan daya nyata (S) inilah dikenal dengan istilahfaktor dayaataupower factor(PF). Apabila dilihat pada segitiga daya diatas, perbandingan daya aktif (P) dan daya nyata (S) merupakan nilai cos . Oleh karena hal ini, istilah faktor daya (PF) juga sering dikenal dengan sebutan nilai cos .Seperti yang dijelaskan sebelumnya, beban yang sering digunakan pada konsumen level industri kebanyakan bersifat induktif. Peningkatan beban yang bersifat induktif ini pada sistem tenaga listrik dapat menurunkan nilai faktor daya (PF) dalam proses pengiriman daya. Penurunan faktor daya (PF) ini dapat menimbulkan berbagai kerugian, yang antara lain:1. Memperbesar kebutuhan kVA2. Penurunan Efisiensi penyaluran daya3. Memperbesar rugi-rugi panas kawat dan peralatan4. Mutu listrik menjadi rendah karena adanya drop teganganUntuk alasan kerugian akibat penurunan faktor daya (PF) inilah, penyedia layanan listrik, PLN, menetapkan denda VAR, dalam usaha untuk menghimbau konsumennya agar ikut berkontribusi menjaga faktor daya pada kondisi idealnya.Adapun perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sbb :[ B - 0,62 ( A1 + A2 ) ] Hkdimana : B = pemakaian k VARH A1= pemakaian kWH WPB A2 = pemakaian kWH LWBP Hk = harga kelebihan pemakaian kVARHII. Perbaikan Faktor Daya atau Cosdan Perhitungan Kompensasi Daya ReaktifSalah satu cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan memasang kompensasi kapasitif menggunakan kapasitor. Pada konsumen level industri istilah ini lebih dikenal dengan sebutan pemasanganpower factor correction(PFC). Pemasangan PFC disini sama artinya dengan pemasanganPF controllerdancapacitor bank(kumpulan dari kapasitor-kapasitor yang dipasang secara paralel).Kapasitor adalah peralatan listrik yang bisa menghasilkan daya reaktif yang diperlukan oleh konsumen sehingga aliran daya reaktif di saluran bisa berkurang. Dengan kata lain, kapasitor bermanfaat untuk menaikkan faktor-daya. Dengan memasang kapasitor, konsumen besar bisa terhindar dari tambahan tagihan listrik karena daya reaktif yang berlebih. Semakin mahalnya tarif listrik dan semakin tingginya keinginan untuk mengoperasikan peralatan secara efisien, menyebabkan penggunaan kapasitor semakin banyak dan meluas. Idealnya, kapasitor dipasang di dekat peralatan yang memerlukan daya reaktif sehingga tidak perlu terjadi adanya aliran daya reaktif melalui kabel, trafo, atau peralatan lainnya.II.1PF controllerFungsiPF controlleradalah untuk mengaturswitching step-step capacitor banksesuai dengan nilai kompensasi daya reaktifnya (Qc) yang diperlukan untuk mencapai target faktor daya (PF) idealnya atau yang telah ditentukan. PF controller bekerja berdasarkan sensing parameter yang disebut C/k faktor yang diperoleh dari input tegangan dan arus. Ada 2 cara untuk mensetting faktor C/k, yaitu secara automatic dan manual. Cara automatic mensetting C/k dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan mode automatic pada perhitungan C/k pada PF controller. Cara setting ini akan tergantung pada 4 parameter, yaitu : Nilai tegangan kerja kapasitor Un Skala arus (rasio CT yang dipakai) Konfigurasi jaringan, 3 phasa atau 1 phasa Rating kapasitor step pertamaPF controller secara otomatis akan mengeset nilai C/k apabila ada perubahan pada 4 parameter diatas. Untuk cara manual dapat dilakukan dengan mengacu pada perhitungan berikut :

dimana, Q = reactive 3-phase power of one step (kVAR) U = system voltage (V) k = CT ratioII.2 Capasitor BankCapacitor bankadalah kumpulan kapasitor yang digunakan untuk memberikan kompensasi reactive power (Qc). Kebutuhan kompensasi reactive power (Qc) yang dibutuhkan untuk mencapai power factor (p.f) dapat dihitung berdasarkan formula :

dimana :Qc = kompensasi reactive power yang dibutuhkan (kVAR) P = active power (kW) cos 1 = power factor (p.f) lama cos 2 = power factor (p.f) baru atau targetPerhitungan ini juga dapat digambarkan pula dalam segitiga daya padaGambar 2.

Gambar 2.Segitiga Daya Kompensasi KVARII.2.1Proses Kerja KapasitorKapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.II.2.2Pemasangan KapasitorKapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki PF penempatannya ada dua cara :1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:(a) Sisi primer atau sekunder transformator (b) Pada bus pusat pengontrol2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan (a) Feeder kecil (b) Pada rangkaian cabang (c) Langsung pada bebanIII. Perawatan Capasitor BankIII.1 Perawatan FisikKapasitor yang digunakan untuk memperbaiki PF supaya tahan lama tentunya harus dirawat secara teratur. Dalam perawatan itu perhatian harus dilakukan pada tempat yang lembab yang tidak terlindungi dari debu dan kotoran. Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa kapasitor tidak terhubung lagi dengan sumber. Kemudian karena kapasitor ini masih mengandung muatan berarti masih ada arus/tegangan listrik maka kapasitor itu harus dihubung singkatkan supaya muatannya hilang. Adapun jenis pemeriksaan yang harus dilakukan meliputi : Pemeriksaan kebocoran Pemeriksaan kabel dan penyangga Pemeriksaan isolatorIII.2 Proteksi Kapasitor dari Gangguan Harmonisa Frekuesi TinggiSedikit orang yang memahami bahwa kapasitor mempunyai impedansi atau hambatan yang rendah pada frekuensi tegangan yang tinggi. Atau dengan kata lain apabila gelombang tegangan dan arus listrik mengandung harmonisa frekuensi tinggi, maka arus listrik cenderung mengalir melalui rangkaian yang hambatannya rendah, yaitu kapasitor yang terpasang ini.Semakin banyaknya penggunaan perangkat elektronika daya seperti inverter untuk menaikkan efisiensi peralatan industri, penggunaan ballast elektronik untuk meningkatkan efisiensi lampu, dan penggunaan penyearah untuk memasok sumber daya searah membuat bentuk gelombang tegangan dan arus berubah menjadi non-sinusoidal. Suatu besaran yang digunakan untuk menggambarkan seberapa jauh suatu gelombang tidak berbentuk sinusoidal dinyatakan dengan besaran harmonisa. Arus harmonisa adalah arus listrik yang frekuensinya mengandung kelipatan bulat dari frekuensi dasarnya, dalam hal ini PT. PLN menggunakan frekuensi dasar sebesar 50 Hz. Arus harmonisa yang banyak muncul akibat penggunaan alat-alat elektronika daya adalah arus harmonisa yang mempunyai frekuensi 150, 250, dan 350 Hz. Di banyak bangunan modern, kandungan arus harmonisa yang mengalir di jaringan listrik bisa mencapai lebih dari 30%.Impedansi atau hambatan dari kapasitor berubah sesuai dengan frekuensi arus listrik yang mengalir melalui kapasitor. Jika hambatan kapasitor mempunyai nilai yang sama dengan hambatan jaringan sumber maka tercapailah suatu kondisi yang disebut resonansi. Pada kondisi resonansi, hambatan total sistem menjadi nol. Kondisi ini mirip dengan kondisi rangkaian pendek yang membahayakan kapasitor dan peralatan lainnya. Kondisi inilah yang sering menyebabkan rusaknya kapasitor dan peralatan lainnya.Kapasitor sering dilalui arus lebih pada harmonisa frekuesi tinggi. Karena kapasitor biasanya berisi minyak, kapasitor akan mudah terbakar. Kejadian inilah yang sering memicu banyak kebakaran di industri dan bangunan modern.Untuk mengatasi masalah terbakarnya kapasitor karena adanya arus harmonisa, bermacam cara sederhana bisa dilakukan. Cara pertama yang umum ditawarkan oleh banyak pabrik pembuat kapasitor adalah dengan memasang induktor secara seri dengan kapasitor untuk mencegah mengalirnya arus harmonisa melalui kapasitor. Cara ini cukup efektif tetapi menyebabkan biaya pemasangan kapasitor menjadi mahal.Cara lain yang paling sederhana dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah tentu saja menjauhkan pemasangan kapasitor dari posisi beban yang diperkirakan banyak menghasilkan harmonisa. Cara ini sering sekali bisa dilakukan tanpa banyak mengeluarkan biaya tambahan.Secara umum, pemasangan kapasitor tidak mengkhawatirkan jika :(i) kapasitas peralatan elektronik yang diperkirakan menghasilkan harmonisa tidak lebih dari 30% kapasitas sumber, dan(ii) besar kapasitor yang dipasang tidak lebih dari 50% kapasitas sumber.Jika penggunaan peralatan elektronik sangat banyak dan kapasitor yang akan dipasang besar maka suatu studi khusus tentang kemungkinan terjadinya resonansi harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran. Di banyak bangunan modern yang penggunaan peralatan elektroniknya sangat banyak, peluang terjadinya resonansi sangat tinggi sehingga studi semacam ini menjadi sangat sering diperlukan. Dengan melakukan studi ini diharapkan kebakaran yang menyebabkan kerugian ratusan milyar rupiah bisa dicegah.Artikel lainnya tentang permasalahan di dunia kelistrikan dapat dilihatdisini.Dukung Fendy Sutrisna untuk tetap berbagi dalam artikel ketenagalistrikan Indonesia dengan klik link LIKE, COMMENT & SHARE di halaman facebook ini ->Catatan Fendy SutrisnaIV. Daftar Pustaka :1. Saiful Adib, Evaluasi Kelayakan Capacitor Bank2. Arwindra Rizqiawan, Memahami Faktor Daya3. Pekik Argo Dahono, Kapasitor : bermanfaat sekaligus berbahaya4. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG TARlF TENAGA LlSTRlK YANG DlSEDlAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LlSTRlK NEGARA5. Diskusi Milis Elektro ITB 2004

Masalah Faktor Daya pada Konsumen Industri dan SolusinyaKadek Fendy Sutrisna14 Agustus 2010Salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam penggunaan energi listrik untuk level industri adalah masalah faktor daya ataucos yang lebih rendah daripada yang diterapkan oleh penyedia listrik. Dalam kasus ini khususnya di Indonesia, pihak industri diwajibkan membayar daya reaktif yang digunakan kepada penyedia layanan listrik, atau dalam istilah PLN-nya lebih dikenal dengan istilah denda KVAR. Penjelasan tentang kenapa hal ini dikenakan denda, gimana cara mengukurnya dan bagaimana cara mengembalikan nilai faktor daya ini ke nilai idealnya, akan coba penulis bahas pada artikel di bawah ini.Perlu diperhatikan disini bahwa pada artikel ini, asumsi yang digunakan adalah sistem listrik dengan menggunakan sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni dan menggunakan beban linier. Beban linier yang dimaksud disini adalah beban yang tidak merubah bentuk arus sumber, atau dengan kata lain menghasilkan bentuk arus yang sama dengan bentuk tegangan sumber.I. Dasar TeoriDalam sistem tenaga listrik dikenal tiga jenis daya, yaitudaya aktifataureal power(P),daya reaktifataureactive power(Q), dandaya nyataatauapparent power(S). Daya aktif adalah daya yang termanfaatkan oleh konsumen, dapat dikonversi ke pekerjaan yang bermanfaat (pekerjaan yang sebenarnya); bisa berubah menjadi energi gerak pada motor; bisa menjadi panas padaheater; ataupun dapat diubah kebentuk energi nyata lainnya. Perlu diingat bahwa daya ini memiliki satuan watt (W) atau kilowatt (kW).Sedangkan daya reaktif adalah daya yang digunakan untuk membangkitkan medan/daya magnetik. Daya ini memiliki satuan volt-ampere-reaktif (VAR) atau kilovar (kVAR). Daya reaktif sering juga dijelaskan dengan daya yang timbul akibat penggunaan beban yang bersifat induktif atau kapasitif. Contoh beban yang bersifat induktif (menyerap daya reaktif) adalah transformer, lampu TL, dan belitan. Pada konsumen level industri, beban induktif yang paling banyak digunakan adalah motor listrik atau pompa listrik. Sedangkan contoh beban kapasitif (mengeluarkan daya reaktif) adalah kapasitor. Pembahasan tentang hubungannya dengan faktor daya ataucosakan dibahas berikutnya.Daya nyata merupakan jumlah daya total yang terdiri dari daya reaktif (P) dan daya reaktif (Q) yang dirumuskan :

Hubungan ketiga daya itu dapat juga digambarkan dalam bentuk segitiga daya seperti padaGambar 1berikut :

Gambar 1.Segitiga DayaPerbandingan antara daya aktif (P) dan daya nyata (S) inilah dikenal dengan istilahfaktor dayaataupower factor(PF). Apabila dilihat pada segitiga daya diatas, perbandingan daya aktif (P) dan daya nyata (S) merupakan nilai cos . Oleh karena hal ini, istilah faktor daya (PF) juga sering dikenal dengan sebutan nilai cos .Seperti yang dijelaskan sebelumnya, beban yang sering digunakan pada konsumen level industri kebanyakan bersifat induktif. Peningkatan beban yang bersifat induktif ini pada sistem tenaga listrik dapat menurunkan nilai faktor daya (PF) dalam proses pengiriman daya. Penurunan faktor daya (PF) ini dapat menimbulkan berbagai kerugian, yang antara lain:1. Memperbesar kebutuhan kVA2. Penurunan Efisiensi penyaluran daya3. Memperbesar rugi-rugi panas kawat dan peralatan4. Mutu listrik menjadi rendah karena adanya drop teganganUntuk alasan kerugian akibat penurunan faktor daya (PF) inilah, penyedia layanan listrik, PLN, menetapkan denda VAR, dalam usaha untuk menghimbau konsumennya agar ikut berkontribusi menjaga faktor daya pada kondisi idealnya. Dengan cara seperti ini, para konsumen level industri akan berusaha untuk mendapatkan faktor daya yang baik agar tidak sia-sia bayar mahal kepada penyedia layanan listrik. Denda atau biaya kelebihan penggunaan daya reaktif ini dikenakan apabila jumlah pemakaian faktor daya atau cos rata-rata tercatat lebih rendah daripada 0.85. Perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sbb :[ B - 0,62 ( A1 + A2 ) ] Hkdimana :B = pemakaian k VARHA1= pemakaian kWH WPBA2 = pemakaian kWH LWBPHk = harga kelebihan pemakaian kVARHII. Perbaikan Faktor Daya atau Cosdan Perhitungan Kompensasi Daya ReaktifSalah satu cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan memasang kompensasi kapasitif menggunakan kapasitor. Pada konsumen level industri istilah ini lebih dikenal dengan sebutan pemasanganpower factor correction(PFC). Seperti yang dijelaskan sebelumnya kapasitor adalah komponen listrik yang menghasilkan daya reaktif pada jaringan dimana dia tersambung. Pemasangan PFC disini sama artinya dengan pemasanganPF controllerdancapacitor bank(kumpulan dari kapasitor-kapasitor yang dipasang secara paralel).II.1PF controllerFungsiPF controlleradalah untuk mengaturswitching step-step capacitor banksesuai dengan nilai kompensasi daya reaktifnya (Qc) yang diperlukan untuk mencapai target faktor daya (PF) idealnya atau yang telah ditentukan. PF controller bekerja berdasarkan sensing parameter yang disebut C/k faktor yang diperoleh dari input tegangan dan arus. Ada 2 cara untuk mensetting faktor C/k, yaitu secara automatic dan manual. Cara automatic mensetting C/k dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan mode automatic pada perhitungan C/k pada PF controller. Cara setting ini akan tergantung pada 4 parameter, yaitu : Nilai tegangan kerja kapasitor Un Skala arus (rasio CT yang dipakai) Konfigurasi jaringan, 3 phasa atau 1 phasa Rating kapasitor step pertamaPF controller secara otomatis akan mengeset nilai C/k apabila ada perubahan pada 4 parameter diatas. Untuk cara manual dapat dilakukan dengan mengacu pada perhitungan berikut :

dimana,Q = reactive 3-phase power of one step (kVAR)U = system voltage (V)k = CT ratioII.2 Capasitor BankCapacitor bankadalah kumpulan kapasitor yang digunakan untuk memberikan kompensasi reactive power (Qc). Kebutuhan kompensasi reactive power (Qc) yang dibutuhkan untuk mencapai power factor (p.f) dapat dihitung berdasarkan formula :

dimana :Qc = kompensasi reactive power yang dibutuhkan (kVAR)P = active power (kW)cos 1 = power factor (p.f) lamacos 2 = power factor (p.f) baru atau targetPerhitungan ini juga dapat digambarkan pula dalam segitiga daya padaGambar 2.

Gambar 2.Segitiga Daya Kompensasi KVARII.2.1Proses Kerja KapasitorKapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.II.2.2Pemasangan KapasitorKapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki PF penempatannya ada dua cara :1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:a. Sisi primer atau sekunder transformatorb. Pada bus pusat pengontrol2. Cara terbatas kapasitor ditempatkana. Feeder kecilb. Pada rangkaian cabangc. Langsung pada bebanII.2.3 Perawatan Capasitor BankKapasitor yang digunakan untuk memperbaiki PF supaya tahan lama tentunya harus dirawat secara teratur. Dalam perawatan itu perhatian harus dilakukan pada tempat yang lembab yang tidak terlindungi dari debu dan kotoran. Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa kapasitor tidak terhubung lagi dengan sumber. Kemudian karena kapasitor ini masih mengandung muatan berarti masih ada arus/tegangan listrik maka kapasitor itu harus dihubung singkatkan supaya muatannya hilang. Adapun jenis pemeriksaan yang harus dilakukan meliputi : Pemeriksaan kebocoran Pemeriksaan kabel dan penyangga Pemeriksaan isolatorIII. Daftar Pustaka :1. Saiful Adib, Evaluasi Kelayakan Capacitor Bank2. Arwindra Rizqiawan, Memahami Faktor Daya(http://konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/)3. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG TARlF TENAGA LlSTRlK YANG DlSEDlAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LlSTRlK NEGARA4. Diskusi Milis Elektro ITB 2004 ([email protected])