27

Click here to load reader

Masalah Masalah Belajar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas

Citation preview

Page 1: Masalah Masalah Belajar

MASALAH-MASALAH BELAJAR

(Makalah)

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran

Dosen Pengasuh : Prof. Aunurahman

Disusun Oleh :

Kelompok 1 :

Adi Sutrisno (F03112066)

Dewi Oktvianti

Muhammad Iqbal Jalaludin

Monica Ramice

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN Dan ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2014

Page 2: Masalah Masalah Belajar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-

Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul

Masalah-Masal Belajar.

Di mana dalam penulisan makalah ini kita sama mengaharapkan baik pada

penulis maupun kepada pembaca agar dapat memahami dan mengerti tentang

metode simulasi dan pendektan konsep.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi

sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas

Tanjungpura Pontianak. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing

penyusun meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami dimasa

yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Akhir

kata kami meminta maaf, apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak

kesalahan yang mungkin dapat kita maklumi bersama.

Pontianak, 22 April 2014

Penulis

Page 3: Masalah Masalah Belajar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang

melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang

mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakkan. Prayitno (1985)

mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,

menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu

dihilangkan. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai sesuatu proses yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau

perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi

antara individu dengan lingkungannya. ( Anita E, Wool Folk, 1995 : 196 ).

Menurut Garry dan Kingsley, belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti

luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan. Sedangkan menurut

Gagne (1984: 77), belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari definisi masalah dan belajar maka

masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai suatu kondisi tertentu

yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan.

Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa

kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak

menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami

oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa

murid-murid yang pandai atau cerdas. Dalam interaksi belajar mengajar siswa

merupakan kunci utama keberhasilan belajar selama proses belajar yang

Page 4: Masalah Masalah Belajar

dilakukan. Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan

belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Masalah belajar

2. Masalah-Masalah Internal Belajar

3. Masalah-Masalah Eksternal Belajar

4. Cara Menentukan Masalah-Masalah Belajar

5. Mengenal dan Mengatasi-Masalah Belajar

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah :

a Mengidintifikasi permasalahan kesulitan pembelajaran.

b.Mengkaji berbagai persoalan tentang permasalahan belajar.

c. Mengidentifikasi  Alternatif mengatasi permasalahan pembelajaran.

Page 5: Masalah Masalah Belajar

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah Belajar

Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan

menghambat kelancaran proses belajar, bisa berkenaan dengan keadaan diri siswa

itu sendiri  ataupun berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan. Hal

ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan yang dinamis,

sehingga perlu secara terus menerus mencermati perubahan-perubahan yang

terjadi pada siswa.

Pada dasarnya, masalah-masalah belajar dapat digolongkan atas :

Keterlambatan akademik

Sangat cepat dalam belajar

Lambat belajar

Penempatan kelas

Kurang motif dalam belajar

Sikap dan kebiasaan belajar yang buruk

Kehadiran di sekolah

B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar

Masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari

dimensi guru maupun dimensi siswa, sedangkan dikaji dari tahapannya, masalah

belajar dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan

sesudahnya, sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum

kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Masalahnya

sering kali berkaitan dengan pengorganisasian belajar.

Page 6: Masalah Masalah Belajar

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan

dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi

faktor fisiologis dan psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi

fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan

tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi

aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan

pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang

lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh

karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada

usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.

Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung,

peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar,

terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan

mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar,

pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan

ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.

2) Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama

memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan

bakat.

-        Kecerdasan/inteligensi siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam

mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara

Page 7: Masalah Masalah Belajar

yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas

otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan

kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ

yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive

control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar

siswa, karena itu menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat

inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih

sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu,

semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu

bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya.

Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka

pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon

guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan

siswanya.

Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orangtua

dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan

psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat

kecerdasan yang mana, amat superior, superior, ratarata, atau mungkin lemah

mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat

berharga untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap

tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan

bantuan yang akan diberikan kepada siswa.

- Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar

siswa. Motivasilah yang mendorong siswa inginn melakukan kegiatan belajar.

Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu

yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat

(Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan

dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Dari sudut

Page 8: Masalah Masalah Belajar

sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang

siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca,

karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga

telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki

pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak

tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).

Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi

intrinsik untuk belajar antara lain adalah:

1. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih luas;

2. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan

untuk maju;

3. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan

dari orang-orang penting, misalkan orangtua, saudara, guru, atau teman-

teman, dan lain sebagainya;

4. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna

bagi dirinya, dan lain-lain.

Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi

memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata

tertib, teladan guru dan orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari

lingkungan secara positif akan memengaruhi semangat belajar siswa menjadi

lemah.

- Minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003),

minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan

ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan

perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.

Page 9: Masalah Masalah Belajar

Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan

motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika

seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau

bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang

guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik

terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.

Untuk membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang bisa

digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari

semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain

pembelajaran yang membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari,

melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik)

sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat

mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah

baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan

minatnya.

- Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses

belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap

terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun

negatif (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan

senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan

sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam

belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan

bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,

seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha

mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus

kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan

baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan

Page 10: Masalah Masalah Belajar

senang dan tidak menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang srudi yang

dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.

- Bakat

Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara

umum, bakat(aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah,

2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai

kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian,

bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang

diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan

bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses

belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.

Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai

prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat

juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu

tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki

bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap segala informasi yang berhubungan

dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa

akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.

2. Faktor Eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor internal, faktor-faktor eksternal juga

dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan

bahwa faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan

menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan

nonsosial.

1) Lingkungan sosial

a.Lingkungan sosial masyarakat. 

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar

siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar

Page 11: Masalah Masalah Belajar

juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan

ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang

kebetulan belum dimilikinya.

b.Lingkungan sosial keluarga. 

Orang tua yang memiliki keahlian dan keterampilan khusus dapat membantu

mengajar seni, musik, atau computer. Orang tua juga dapat menjadi staf sukarela

yang membantu dengan berperan sebagai tutor, mengusahakan transportasi untuk

karya wisata dan mengawali anak pada kunjungan ke tempat-tempat khusus, dan

dengan demikian meluaskan kesempatan yang dapat diberikan sekolah kepada

anak berbakat (Munandar, Utami, 1999;97). Lingkungan ini sangat memengaruhi

kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga

(letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap

aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak,

atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar

dengan baik.

c.  Lingkungan sosial sekolah.

Seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses

belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi

motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik,

orangtua, dan guru perlu memperhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh

anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut

mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak

sesuai dengan bakatnya.

 

2) Lingkungan nonsosial.

            Faktor faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:

a.   Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak

dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana

yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor

Page 12: Masalah Masalah Belajar

yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi

lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.

b.   Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua

macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas

belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti

kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain

sebagainya.

Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya

disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode

mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar

guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa,

maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang

dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.

3. Mengenal Cara Menentukan Masalah-Masalah Belajar

Sebagai seorang pendidik, guru diharapkan dapat membimbing dan mendorong

siswa auntuk mengatasi berbagai masalah belajar yang dialami siswa. Agar

bimbingan belajar lebih terarah dalam upaya membantu siswa dalam mengatasi

masalah belajar, maka perlu diperhatikan langkah-langkah berikut :

1. Identifikasi

Suatu kegiatan yang diarahkan untuk menemukan siswa yang mengalami

kesulitan belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa dengan melakukan :

a)      Penilaian Hasil Belajar

         Penilaian Acuan Patokan (PAP), mengacu kepada persentase hasil evaluasi dan

penguasaan siswa terhadap bahan ajar atau materi yang telah ditetapkan.

         Penilaian Acuan Norma (PAN), berpedoman kepada pengelompokan siswa

berdasarkan penilaian hasil evaluasi belajar.

Page 13: Masalah Masalah Belajar

b)      Pemanfaatan Hasil Tes Intelegensi

Hasil belajar yang dicapai siswa pada dasarnya dapat mencerminkan kemampuan

dasar atau intelegensi siswa tersebut. Intelegensi yang tinggi diharapkan dapat

seimbang dengan perolehan hasil belajar. Dengan cara ini, guru dapat mengetahui

apakah siswanya telah belajar secara optimal atau malah sebaliknya. Jika yang

terjadi tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka dapat dikatakan bahwa siswa

tersebut mengalami masalah belajar.

c)      Observasi

Dalam hal ini, cara yang dilakukan sangat sederhana yakni berkaitan dengan

interaksi antara guru dan siswanya. Dengan cara ini, para guru diharapkan mampu

mengetahui dan memanfaatkan peluang dalam mengamati keadaan masing-

masing siswa secara lebih mendalam.

2. Diagnosis

Diagnosis adalah keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengolahan data

tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesuliatn yang dialami

siswa. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut :

1)     Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar siswa

2)     Keputusan mengenai faktor-faktor yang menjadi sumber sebab-sebab

kesulitan belajar.

3)     Keputusan mengenai jenis mata pelajaran apa yang mengalami kesulitan

belajar

Kegiatan diagnosis dapat dilakukan dengan cara :

a)     Membandingkan nilai prestasi individu untuk setiap mata pelajaran dengan

rata-rata nilai seluruh individu.

b)     Membandingkan prestasi dengan potensi yang dimiliki oleh siswa tersebut.

Page 14: Masalah Masalah Belajar

c)     Membandingkan nilai yang diperoleh dengan batas minimal tujuan yang

diharapkan.

3. Prognosis

Prognosis merujuk pada aktivitas penyusunan rencana atau program yang

diharapkan dapt membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa . prognosis

ini dapat berupa :

1)     Bentuk treatmen yang harus diberikan

2)     Bahan atau materi yang diperlukan

3)     Metode yang akan digunakan

4)     Alat bantu belajar mengajar yang diperlukan

5)     Waktu kegiatan dilaksanakan

4. Terapi atau pemberian bantuan

Terapi disini adalah pemeberian bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan

belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis . Bentuk

terapi yang dapat diberikan antara lain melalui :

1)     Bimbingan belajar kelompok

2)     Bimbingan belajar individual

3)     Pengajaran remedial

4)     Pemberian bimbingan pribadi

5)     Alih tangan kasus

5. Tindak lanjut atau follow up

Tindak lanjut atau follow up adalah usaha untuk mengetahui keberhasilan bantuan

yang telah diberikan kepada siswa dan tindak lanjutnya yang didasari hasil

evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan dalam upaya pemeberian bimbingan .

Page 15: Masalah Masalah Belajar

4. Menganal dan Mengatasi Siswa yang mengalami masalah

Siswa yang mengalami masalh belajar biasanya menunjukan gejala-gejalayang

mudah diamati oleh guru. Beberapa tanda adanya masalah belajar pada siswa,

misalnya :

1. Menunjukan prestasi yang rendah/ di bawah rata-rata prestasi yang

dicapai oleh kelompok kelas

2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia

berusaha belajar dengan keras tetapi nilainya selalu rendah

3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dari

kawan-kawannya dalam segala hal, misalnya dalam mengerjakan soal,

mengerjakan pekerjaan rumah, dan tugas-tugas lainnya.

4. Menunjukan sifat yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, berpura-pura,

dusta, dll.

5. Menunjukan tingkah laku yang berlainan, seperti : mudah tersinggung,

murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu sedih.

Dari gejala-gejala yang nampak tersebut dapat disimpulkan bahwa kemungkinan

besar siswa tersebut mengalami maslah belajar.

Mengatasi Siswa yang Mengalami Masalah Belajar

Siswa yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar

masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses

perkembangan siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru adalah (a)

pengajaran perbaikan, (b) kegiatan pengayaan, (c) peningkatan motivasi belajar,

dan (d) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.

1. Pengajaran perbaikan

Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada

seorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud

memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Dalam

hal ini bentuk kesalahan yang paling pokok berupa kesalahan pengertian, dan

Page 16: Masalah Masalah Belajar

tidak menguasai konsep-konsep dasar. Guru harus berupaya memperbaiki

kesalahan-kesalahan tersebut, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk

mencapai hasil belajar yang optimal.

2. Kegiatan Pengayaan

Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan guru kepada

seorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka

memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah, memperluas

pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar

sebelumnya.

3. Peningkatan Motifasi Belajar

Salah satu bantuan yang dapat diberikan guru dalam mengatasi masalah belajar

siswa adalah dengan memberikan motivasi belajar. Prosedur-prosedur yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

1)   Memperjelas tujuan-tujuan belajar. Siswa .akan terdorong untuk lebih giat

belajar apabila ia mengetahui tujuan–tujuan atau sasaran yang hendak dicapai

2)   Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa

3)   Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan

menyenangkan .

4)   Memberikan hadiah ( penguatan ) dan hukuman bila mana perlu.

5)   Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan

murid, serta antara murid dan murid.

6)   Melengkapi sumber dan peralatan belajar.

Guru memiliki tugas sebagai pemimpin dalam kegiatan belajar, ia berperan

strategis dalam menghasilkan lulusan yang berprestasi, baik secara akademik

maupun nonakademik. Dalam pelaksanaan tugas pembelajaran, guru tidak hanya

berkewajiban menyajikan materi pelajaran dan mengevaluasi siswa, akan tetapi

juga beranggung jawab terhadap pelaksanaan bimbingan belajar.

Page 17: Masalah Masalah Belajar

Sebagai pemimpin pembelajaran , guru harus memiliki fungsi sebagai motivator

dan inovator, yakni seorang guru harus mampu membimbing dan memberi

semangat kepada siswa agar dapat meraih sukses. ia harus mampu membesarkan

hati peserta didik agar tidak mudah putus asa. Sebagai motivator berperan 

menjadi pendorong agar peserta didik mau melakukan hal-hal baru (A.Z.,

Mulyana.2010: 201).

Oleh sebab itu, guru harus mengadakan pendekatan bukan saja melalui

pendekatan intruksional, akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat

pribadi (personal approach) dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung.

Dalam hal ini seorang guru yang kreatif yang memiliki sifat mudah bergaul,

biasanya akan lebih mudah melakukan pendekatan kepada siswanya. Bukan hanya

secara instruksional, akan tetapi juga secara pendekatan pribadi. Guru seakan

menjadi teman bagi siswa sehingga fungsi guru bukan hanya sekedar pengajar di

kelas, akan tetapi bisa bertukar pikiran atau mencurahakan kegelisahan (A.Z,

Mulyono.2010:104).

Melalui pendekatan pribadi, guru akan secara langsung mengenal dan memahami

siswa secara lebih mendalam sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang

optimal. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa setiap guru adalah sebagai

pengajar sekaligus berperan sebagai pembimbing (motivatir dan inovator) dalam

proses belajar mengajar. Abdillah(2008), mengemukakan bahwa sebagai

pembimbing dalm proses belajar mengajar, seorang guru diharapkan mampu :

1. Memberikan informasi yang diperlukan dalam proses belajar mengajar

2. Membantu setiap siswa dalam mengatasi setiap masalah pribadi yang

dihadapinya

3. Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya

4. Memberiakn setiap kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat

belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya

5. Mengenal dan memahami setiap murid baik secara individual maupun

secara kelompok.

Page 18: Masalah Masalah Belajar

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Masalah belajar adalah suatu kondisi kondisi tertentu yang dialami oleh siswa

dan menghambat kelancaran proses belajar, bisa berkenaan dengan keadaan diri

siswa itu sendiri ataupun berkenaan dengan lingkungan yang tidak

menguntungkan

Masalah-masalah dalam belajar yang dialami siswa dapat dipengarhi oleh

faktor internal yang berasal dari siswa itu sendiri dan faktor eksternal berupa

pengaruh lingkungan sekolah, keluarga, maupn lingkngan sosial.

Guru hendaknya mampu mengetahui dan membantu siswa dalam mengatasi

masalah dan kesulitan belajar yang dialami.

2. Saran

Kesulitan siswa dalam belajar merupakan suatu hal yang sering ditemui oleh

para pendidik, terutama guru. Sebagai upaya untuk memberikan terapi terhadap

permasalahan kesulitan belajar maka dapat ditempuh melalui berbagai media

penanganan yang khusus intensif serta terpadu antara pendidik, siswa dan orang

tua di rumah. Karena walau bagaimanapun juga sebagian waktu anak lebih

banyak dihabiskan di rumah dari pada di sekolah di bawah pengawasan orang tua.

Dalam hal ini pendidik dalam hal ini guru di sekolah dan orang tua di rumah

dituntut untuk benar-benar mengerti akan tipe atau jenis masalah yang dihadapi

oleh siswa atau anak. Dengan memahami jenis masalah, diharapkan pendidik

mempu memberikan solusi penanggulangan sesuai dengan masalah yang

bersangkutan.