28
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Dalam belajar peran guru sangatlah penting karena tugas seorang guru adalah membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa bila guru bertindak mengajar, maka diharapkan siswa belajar. dalam kegiatan belajar mengajar ditemukannya masalah-masalah siswa. Ada siswa yang belajar dengan giat dan ada pula siswa yang pura-pura belajar. Guru menyadari bahwa dalam tugas pembelajaran ternyata ada masalah-masalah belajar yang dialami oleh siswa. Bahkan guru memahami bahwa kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber timbulnya masalah-masalah belajar tersebut. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan hal yang sangat penting bagi guru dan calon guru.

Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Masalah-masalah belajar mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran (4 SKS)FKIP UNLAM Banjarmasin , 2012

Citation preview

Page 1: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan

perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.

Dalam belajar peran guru sangatlah penting karena tugas seorang guru adalah

membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa bila guru bertindak mengajar, maka

diharapkan siswa belajar. dalam kegiatan belajar mengajar ditemukannya masalah-

masalah siswa. Ada siswa yang belajar dengan giat dan ada pula siswa yang pura-

pura belajar. Guru menyadari bahwa dalam tugas pembelajaran ternyata ada masalah-

masalah belajar yang dialami oleh siswa. Bahkan guru memahami bahwa kondisi

lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber timbulnya masalah-masalah belajar

tersebut. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut menggambarkan bahwa

pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan hal yang sangat penting

bagi guru dan calon guru.

1.2 Batasan masalah

1 Bagaimana cara menetukan masalah-masalah dalam belajar ?

2 Apa faktor penyebab timbulnya masalah-masalah dalam belajar ?

3 Bagaimana upaya dalam penanggulangan masalah belajar dan mengatasinya?

1.3 Metode penulisan

Metode penulisan yang digunakan penulis dalam makalah ini adalah metode

kepustakaan. Metode ini menggunakan media seperti buku.

1.4 Tujuan penulisan

1 Untuk mengetahui masalah belajar apa saja yang dihadapi oleh siswa

Page 2: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

2 Untuk mengetahui faktor penyebab adanya masalah-masalah belajar tersebut

3 Untuk mengetahui cara penanggulangan masalah belajar yang dihadapi oleh

siswa

Page 3: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

BAB II

ISI

II.1 Menentukan masalah-masalah belajar

Program pembelajaran merupakan hal yang kompleks terentang dari :

a. Konstruksi kurikulum dan pemberlakuan kurikulum sekolah

b. Tugas guru menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program

pembelajaran

c. Peran siswa dalam proses belajar yang sesuai kurikulum yang berlaku

Dalam bertindak belajar, siswa berhubungan dengan guru, bahan belajar,

pemerolehan pengetahuan dan pengalaman, dan tata kerja evaluasi belajar. Guru juga

berkepentingan mendorong siswa agar aktif belajar. Dengan demikian guru

berkewajiban mencari dan menemukan masalah-masalah belajar yang dihadapi siswa.

1. Pengamatan Perilaku Belajar

Perilaku belajar merupakan gejala belajar menurut pengamat. Sedangkan

tindak belajar atau proses belajar merupakan gejala belajar yang dialami dan dihayati

oleh siswa.

Peran pengamatan perilaku belajar dilakukan sebagai berikut :

a) Menyusun rencana pengamatan

b) Memilih siapa yang akan diamati meliputi beberapa orang siswa

c) Menentukan berapa lama berlangsungnya pengamatan

d) Menentukan hal-hal yang akan diamati

e) Mencatat hal-hal yang akan diamati

f) Menafsirkan hasil pengamatan

2. Analisis Hasil Belajar

Analisis hasil belajar siswa merupakan pekerjaan khusus. Dalam melakukan

analisis hasil belajar guru dapat melakukan langkah-langkah berikut :

a) Merencanakan analisis sejak awal semester, sejalan dengan desain

instruksional

Page 4: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

b) Merencanakan jenis-jenis pekerjaan siswa yang dipandang sebagai hasil

belajar

c) Merencanakan jenis-jenis ujian dan alat evaluasi, kemudian menganalisis

kepantasan jenis ujian dan alat evaluasi tersebut

d) Mengumpulkan hasil belajar siswa

e) Melakukan analisis secara statistic tentang angka-angka perolehan ujian

dan mengkategorikan karya-karya yang tidak bisa diangkakan

f) Mempertimbangkan hasil pengamatan pada kegiatan belajar siswa

g) Mempertimbangkan tingkat kesukaran bahan ajar bagi kelas

h) Memperhatkan kondisi-kondisi ekstern yang berpengaruh

i) Guru juga melancarkan suatu angket evaluasi pembelajarn pada siswa

menjelang akhir semester

3. Tes Hasil Belajar

Tes yang digunakan umumnya digolongkan sebagai tes lisan dan tes tertulis.

Tes tertulis terdiri dari tes esai dan tes objektif.

Tes lisan

Kelebihannya :

a) Penguji dapat menyesuaikan bahasa dengan tingkat daya tangkap siswa

b) Penguji dapat mengejar tingkat penguasaan siswa tentang pokok bahasan

c) Siswa dapat melengkapi jawaban lebih leluasa

Kelemahannya :

a) Penguji dapat terjerumus pada kesan subjektif atas perilaku siswa

b) Memerlukan waktu yang lama. Tenggang waktu masih dapat diatasi

Tes tertulis

Kelebihannya :

a) Penguji dapat menguji banyak siswa dalam waktu terbatas

b) Objektifitas pengerjaan tes terjamin dan mudah diawasi

c) Penguji dapat menyusun soal-soal yang merata pada tiap pokok bahasan

d) Penguji dengan mudah dapat menentukan standar penilaian

Page 5: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

e) Dalam pengerjaan, siswa dapat memilih menjawab urutan soal sesuai

kemampuannya

Kelemahannya :

a) Penguji tidak sempat memperoleh penjelasan tentang jawaban siswa

b) Rumusan pertanyaan yang tidak jelas menyulitkan siswa

c) Dalam pemeriksaan dapat terjadi subjektivitas penguji

Tes esai

Kelebihannya :

a) Penguji dapat menilai dan meneliti kemampuan siswa bernalar

b) Bila cara memberi angka ada kriteria jelas maka dapat menghasilkan data

objektif

Kelemahannya :

a) Jumlah soal sangat terbatas dan siswa kemungkinan berspekulasi belajar

b) Objektivitas pengerjaan dan pembinaan sukar dilakukan

Tes objektif

Kelebihannya :

a) Penguji dapat membuat soal yang banyak dan meliputi semua pokok

bahasan

b) Pemeriksaan dapat dilakukan secara objektif dan cepat

c) Siswa tidak dapat berspekulasi dalam belajar

d) Siswa yang tak pandai menjelaskan dengan bahasa yang baik tidak

terhambat

Kelemahannya :

a) Kemampuan siswa bernalar tidak tertangkap

b) Penyusunan tes memakan waktu lama

c) Memakan dana besar

d) Siswa yang pandai menerka jawaban dapat keuntungan

e) Pengarsipan soal sukar dan memungkinkan kebocoran

Page 6: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

Tes hasil belajar dapat digunakan untuk menilai kemajuan belajar dan mencari

masalah-masalah dalam belajar. Oleh karena itu, pada tempatnya guru professional

memiliki kemampuan melakukan penelitian secara sederhana.

II.2 Faktor penyebab adanya masalah-masalah belajar

Masalah-masalah belajar yang akan dipelajari meliputi masalah-masalah intern

belajar dan masalah-masalah ekstern belajar.

a. Masalah-masalah Intern belajar

Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Siswa lah yang menentukan

terjadi atau tidak terejadinya belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi

masalah-msalah secara intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia

tidak belajar dengan baik.

1. Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang

membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu

mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya

proses belajar.

3. Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada

pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar merupakan

proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran guru

memerlukan bermacam-macam strategi belajar mengajar dan memperhitungkan

waktu belajar serta selingan istirahat. Dalam pengajaran klasikal, menurut

Rooijakker, kekuatan perhatian selama tiga puluh menit telah menurun. Ia

menyarankan agar guru memberikan istiraha selingan selama beberapa menit.

Page 7: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

4. Mengolah Bahan Belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi

dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan

belajar merupakan nilai-nilai dari suatu ilmu pengetahuan, nilai agama, nilai

kesusilaan, serta nilai kesenian. Kemampuan siswa dalam mengolah bahan pelajaran

menjadi makin baik jika siswa berperan aktif selama proses belajar. Misalnya, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang disampaikan,

sehingga siswa benar-benar memahami materi yang telah disampikan. Siswa akan

mengolah bahan belajar dengan baik jika mereka merasa materi yang diampaikan

menarik, sehingga seorang guru sebaiknya menyampaikan materi secara menarik

sehingga siswa akan memusatkan perhatiannya terhadap materi yang disampaikan

oleh guru.

5. Menyimpan Perolehan Hasil Belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi

pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung

dalam jangka waktu yang pendek maupun dalam jangka waktu yang panjang. Proses

belajar terdiri dari proses pemasukan , proses pengolahan kembali dan proses

penggunaan kembali. Biasanya hasil belajar yang disimpan dalam jagka waktu yang

panjang akan mudah dilupakan oleh siswa. Hal ini akan terjadi jika siswa tidak

membuka kembali bahan belajar yang telah diberikan oleh seorang guru.

Untuk mengatasi hal ini sebaiknya guru mengingatkan akan materi yang telah

lama diberikan, serta memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut.

Sehingga mau atau tidak mau siswa akan berusaha untuk mengingat kembali materi

yang telah lama disampaikan serta membuka kembali buku yang berkaitan dengan

materi tersebut. Sehingga Ingatan yang disimpan dalam jangka panjang akan semakin

kuat.

6. Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan

yang telah terterima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan

Page 8: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

dengan cara mempelajari kembali atau mengaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal

pesan lama, maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman

lama untuk suatu unjuk hasil belajar. Proses menggali pesan lama tersebut dapat

berwujud dengan transfer belajar atau unkjuk prestasi belajar.

Ada kalanya siswa juga mengalami gangguan dalam menggali pesan dan

kesan lama. Gangguan tersebut bukan hanya bersumber pada pemanggilan atau

pembangkitannya sendiri. Gangguan tersebut dapat bersumber dari kesukaran

penerimaan, pengolahan, dan penyimpanan.

7. Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar

Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak

proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Kemampuan

berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses-proses penerimaan, pengaktifan, pra-

pengolahan, pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan

dan pengalaman.

8. Rasa Percaya Diri Siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya

pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi

merupakan tahap pembuktian “perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan

sejawat siswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin

memperoleh pengakuan umum dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat.

9. Intelegensi dan Keberhasilan Belajar

Menurut Wechler (Monks & Knoers, Siti Rahayu Haditono) intelegensi

adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak

secara terarah, berpikir secara baik, bergaul dengan lingkungan secara efisien.

Intelegensi normal bila nilai IQ menunjukkan angka 85-115. Diduga 70%

penduduk memiliki IQ normal. Sedangkan yang IQ dibawah 70 diduga sebesar 15%

penduduk, dan yang ber-IQ 115-145 sebesar 15%. Yang ber-IQ 130-145 sebesar 2%

penduduk. Yang menjadi masalah adalah siswa yang memiliki kecakapan di bawah

Page 9: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

normal. (Monks, Knoers, Siti Rahayu Haditono. 1989). Menurut Siti Rahayu

Haditono, di Indonesia juga ditemukan banyak siswa memperoleh angka hasil belajar

yang rendah. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti kurangnya fasilitas belajar

disekolah dan ruma di perbagai pelosok, siswa makin dihadapkan oleh berbagai

pilihan dan mereka merasa ragu dan takut gagal, kurangnya dorongan mental dari

orang tua, keadaan gizi yang rendah sehingga siswa tidak mampu belajar yang lebih

baik , serta gabungan dari faktor-faktor tersebut mempengaruhi berbagai hambatan

belajar.

10. Kebiasaan Belajar

Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang

baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa (i) belajar pada akhir semester (ii)

belajar tidak teratur, (iii) menyia-nyiakan kesempatan belajar, (iv) bersekolah hanya

untuk bergengsi, (v) datang terlabat bergaya pemimpin, (vi) bergaya jantan seperti

merokok, sok menggurui teman lain, (vii) bergaya minta belas kasihan tanpa belajar.

11. Cita-cita Siswa

Cita-cita merupakan motivasi intrinsik. Tetapi adakalanya “gambaran yang

jelas” tentang tokoh teladan bagi siswa belum ada. Akibatnya, siswa hanya

berperilaku ikut-ikutan.

Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu dididikkan. Didikan memiliki cita-

cita harus dimulai sejak sekolah dasar. Disekolah menengan didikan pemilikan dan

pencapaian cita-cita sudah semakin terarah. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi

dan emansipasi diri siswa. Didikan pemilikan dan pencapaian cita-cita sebaiknya

berpangkal dari kemampuan berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana ke yang

semakin sulit.

b. Masalah-masalah Ekstern belajar

Dalam proses belajar dapat terjadi atau bertambah kuat, bila didorong oleh

lingkungan siswa. Faktor-faktor ekstern yang berpengaruh pada aktivitas belajar

diantaranya adalah :

Page 10: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

1. Guru sebagai Pembina Siswa Belajar

Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi

penyandang profesi guru bidang studi tertentu. Ia juga harus mengembangkan diri

menjadi pribadi yang utuh, menghadapi masalah pengembangan diri, dan pemenuhan

kebutuhan hidup sebagai manusia. Guru juga harus mempelajari perilaku, norma,

nilai, dan sub-kebudayaan lokal di wilayah tempatnya bertugas. Disatu pihak, guru

mempelajari perilaku budaya wilayah tempat tinggal bertugas. Sedangkan dipihak

lain, warga masyarakat setempat perlu memahami dan menerima guru sebagai pribadi

yang sedang tumbuh.

Hal-hal yang dipelajari seorang guru adalah :

a) Memiliki integritas moral kepribadian

b) Memiliki integritas intelektual berorientasi kebenaran

c) Memiliki integritas religious dalam konteks pergaulan dalam masyarakat

majemuk

d) Mempertinggi mutu keahlian bidang studi sesuai dengan kemampuan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni

e) Memahami, menghayati, dan mengamalkan etika profesi guru

f) Bergabung dengan asosiasi profesi

g) Mengakui dan menghormati martabat siswa sebagai klien guru

Dalam mempelajari hal-hal tersebut, guru akan menghadapi masalah intern

yang harus dipecahkan sendiri. Dalam mengatasi masalah-masalah keutuhan secara

pribadi dan pertumbuhan profesi sebagai guru merupakan pekerjaan sepanjang hayat.

Kemampuan mengatasi masalah-masalah tersebut merupakam keberhasilan seorang

guru membelajarkan siswanya.

Adapun tugas pengelolaan pembelajaran siswa meliputi hal-hal berikut :

a) Pembangunan hubungan baik dengan siswa

b) Menggairahkan minat, perhatian, dan memperkuat motivasi belajar

c) Mengorganisasi belajar

d) Melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat

Page 11: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

e) Mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan objektif

f) Melaporkan hasil belajar siswa kepada orang tua siswa yang berguna bagi

orientasi masa depan siswa

2. Prasarana dan Sarana Pembelajaran

Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi

pembelajaran yang baik. Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang

belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olah raga.

Sedangkan sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat, dan

fasilitas laboratorium sekolah, serta berbagai media pengajaran yang lain. Masalah

yang akan timbul adalah “bagaimana mengelola prasarana dan sarana pembelajaran

sehingga terselenggara proses belajar yang berhasil baik”.

Prasarana dan sarana proses belajar adalah barang mahal. Dengan tersedianya

prasarana dan sarana belajar berarti menuntut guru dan siswa menggunakannya.

Peranan guru adalah sebagai berikut :

a) Memelihara dan mengatur prasarana untuk menciptakan suasana belajar

yang menggembirakan

b) Memelihara dan mengatur sasaran pembelajaran yang berorientasi pada

keberhasilan siswa belajar

c) Mengorganisasi belajar siswa sesuai dengan prasaran dan sarana secara

tepat guna

Peranan siswa sebagai berikut :

a) Ikut serta memelihara dan mengatur prasaran dan sarana dengan baik

b) Ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan prasarana dan sarana

secara tepat guna

c) Menghormati sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam rangka

mencerdaskan kehidupan generasi muda

Dengan adanya peranan siswa tersebut, siswa akan mengatasi masalah

kebiasaan mengunakan prasarana dan sarana yang kurang baik yang ditemukan

Page 12: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

disekitar sekolah. Dalam hal ini siswa belajar memelihara kebaikan fasilitas umum

dalam masyarakat.

3. Kebijakan Penilaian

Penilaian yang dimaksud adalah penentuan sampai sesuatu dipandang

berharga, bermutu, atau bernilai. Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu

keberhasilan belajar tersebut adalah guru yang merupakan kunci pembelajaran. Guru

menyusun desain pembelajaran, melaksanakann pembelajaran, dan menilai hasil

belajar.

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu

Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan “tingkat perkembangan mental”

yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar. Tingkat

perkembangan mental tersebut terkait dengan bahan pelajaran. Tingkat

perkembangan mental terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, efektif, dan

psikomotor.

Dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan

pelajaran. Hal ini juga terkait dengan tujuan penggal-penggal pengajaran.

Pada tujuan-tujuan instruksional khusus mata pelajaran di kelas, peran guru

secara professional bersifat otonom. Dengan kata lain, peran guru menilai

hasil belajar berorientasi pada ukuran-ukuran tingkat yang lebih tinggi,

yaitu tingkat sekolah, wilayah, dan tingkat nasional.

4. Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah

Tiap siswa dalam lingkungan social memiliki kedudukan, peranan, dan

tanggung jawab social tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi pergaulan, seperti

hubungan social tertentu, hubungan akrab, kerja sama, kerja berkoperasi,

berkompetisi, berkonkurensi, bersaing, konflik, atau perkelahian.

Sikap positif dan negative terhadap guru akan berpengaruh pada kewibawaan

guru. Akibatnya, bila guru menegakkan kewibawaan maka ia akan dapat mengelola

proses belajar dengan baik. Seebaliknya, guru tak berwibawa maka ia akan

mengalami kesulitan dalam mengelola proses belajar.

Page 13: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

Pengaruh lingkungan social disekolaj berupa hal-hal berikut :

a) Pengaruh kejiwaan yang bersifat menerima atau menolak siswa, yang akan

berakibat memperkuat atau memperlemah konsentrasi belajar

b) Lingkungan social mewujud dalam suasana akrab, gembira, rukun, dan

damai; sebaliknya dapat mewujud dalam perselisihan, bersaing, salah-

menyalahkan, dan bercerai-berai. Suasana kejiwaan tersebut berpengaruh

pada semangat dan proses belajar

c) Lingkungan social siswa di sekolah atau juga di kelas dapat berpengaruh

pada semangat belajar di kelas.

5. Kurikulum Sekolah

Kurikulum sekolah berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar-

mengajar, dan evaluasi. Program kurikulum di sekolah sesuai dengan system

pendidikan nasional. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyarakat.

Dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Timbul tuntutan kebutuhan baru

dan akibatnya kurikulum sekolah perlu direkonstruksi yang menimbilkan kurikulum

baru.

Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah, yaitu :

a) Tujuan yang akan dicapai mungkin akan berubah

b) Isi pendidikan berubah yang menimbulkan perubahan anggaran pendidikan

di semua tingkat

c) Kegiatan belajar-mengajar berubah

d) Evaluasi berubah

II.3 Upaya Penaggulangan Masalah Belajar

1. Perhatikan Mood

Untuk mengenal mood anak, seorang ibu harus mengenal karakter dan

kebiasaan belajar anak. Apakah anak belajar dengan senang hati atau dalam keadaan

kesal. Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang akan dipelajari

lebih cepat ditangkap. Bila saat belajar, ia merasa kesal, coba untuk mencari tahu

Page 14: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

penyebab munculnya rasa kesal itu. Apakah karena pelajaran yang sulit atau karena

konsentrasi yang pecah. Nah di sini tugas orangtua untuk menyenangkan hati si anak.

2. Siapkan Ruang Belajar

Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak

memadai. Karena itu, coba sediakan tempat belajar untuk anak. Selain itu, saat

mengajari anak ini Anda bisa melakukannya dengan menularkan cara belajar yang

baik. Misalnya bercerita kepada anak tentang bagaimana dahulu ibunya

menyelesaikan mata pelajaran yang dianggap sulit. Biasanya anak cepat larut dengan

cerita ibunya sehingga ia mencoba mencocok-cocokkan dengan apa yang dijalaninya

sekarang.

3. Komunikasi

Masa kecil kita, pelajaran yang disukai tergantung bagaimana cara guru

itu mengajar. Tidak bisa dipungkiri perhatian terhadap mata pelajaran, tentu ada

kaitan dengan cara guru mengajar di kelas. Sempatkan juga waktu dan dengarkan

anak-anak bercerita tentang bagaimana cara guru mereka mengajar di sekolah. Jika,

anak Anda aktif maka banyak sekali cerita yang lahir termasuk bagaimana guru kelas

memperhatikan baju, ikat rambut, dan sepatunya. Khusus soal komunikasi ini,

biarkan anak-anak bercerita tentang gurunya. Sejak dini biasakan anak berperilaku

sportif dan pandai menyampaikan pendapatnya.

4. Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar.

Adapun langkah-langkah mengidentifikasi siswa yang mengalami

kesulitan belajar.

a) Menandai siswa dalam satu kelas atau dalam satu kelompok yang

diperkirakan mengalami kesulitan belajar baik bersifat umum maupun

khusus dalam bidang studi

b) Meneliti nilai ulangan yang tercantum dalam “record academic” kemudian

dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas atau dengan kriteria tingkat

penguasaan minimal kompetensi yang dituntut.

c) Menganalisis hasil ulangan dengan melihat sifat kesalahan yang dibuat.

Page 15: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

d) Melakukan observasi pada saat siswa dalam kegiatan proses belajar

mengajar yaitu mengamati tingkah laku siswa dalam mengerjakan tugas-

tugas tertentu yang diberikan di dalam kelas, berusaha mengetahui

kebiasaan dan cara belajar siswa di rumah melalui check list

e) Mendapatkan kesan atau pendapat dari guru lain terutama wali kelas,dan

guru pembimbing.

5. Mengalokasikan letaknya kesulitan atau permasalahannya

dengan cara mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu,

seperti catatan keterlambatan penyelesaian tugas, ketidakhadiran, kekurang aktifan

dan kecenderungan berpartisipasi dalam belajar.

6. Melokalisasikan jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mengalami

berbagai kesulitan.

7. Memperkirakan alternatif pertolongan.

Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya baik yang bersifat

mencegah (preventif) maupun penyembuhan (kuratif).

II.4 Mendiagnosa dan Mengatasi masalah belajar

Yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah proses pemeriksaan

terhadap suatu gejala yang tidak beres.  Diagnosis masalah belajar dilakukan jika

guru menandai atau mengidentifikasi adanya kesulitan belajar pada muridnya.

Diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan langkah-

langkah:

1. Mengidentifikasi adanya masalah belajar

Untuk mengidentifikasi masalah belajar diperlukan seperangkat ketrampilan

khusus, sebab kemampuan mengidentifikasi yang berdasarkan naluri belaka kurang

efektif. Semakin luas pengetahuan guru tentang gejala-gejala kesulitan belajar dan

makin banyak pengalaman guru dalam mengidentifikasi kesulitan belajar, akan makin

trampil guru melakukan diagnosis masalah belajar.Gejala-gejala munculnya masalah

belajar dapat diamati dalam berbagai bentuk, biasanya muncul dalam bentuk

Page 16: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

perubahan perilaku yang menyimpang atau dalam menurunnya hasil belajar. Perilaku

yang menyimpang juga muncul dalam berbagai bentuk seperti: suka mengganggu

teman, merusak alat-alat pembelajaran, sukar memusatkan perhatian, sering

termenung, menangis,hiperaktif, sering bolos dan sebagainya

2. Menelaah/menetapkan status siswa

Penelaahan dan penetapan status murid dilakukan dengan cara:

a. Menetapkan tujuan khusus yang diharapkan dari murid

b. Menetapkan tingkat ketercapaian tujuan khusus oleh murid dengan

menggunakan teknik dan alat penilaian yang tepat.

c. Menetapkan pola pencapaian murid, yaitu seberapa jauh ia berbeda dari

tujuan yang ditetapkan itu.

3. Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar

Membuat perkiraan yang tepat adalah suatu perbuatan yang kompleks yang

keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa prinsip yang

harus diingat dalam memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar.

a. Gejala yang sama dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda

b. Sebab yang sama dapat menimbulkan gejala yang berbeda

c. Berbagai penyebab dapat berinteraksi yang dapat menimbulkan gejala

masalah  yang makin kompleks

Page 17: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

BAB III

PENUTUP

111.1 Kesimpulan

1. Faktor internal belajar siswa, meliputi sikap siswa dalam belajar, motivasi

belajar siswa, konsentrasi siswa, cara mengolah pembelajaran, rasa percaya

diri siswa, kebiasaan belajar, dan cita-cita siswa.

2. Faktor eksternal belajar siswa, meliputi guru sebagai pembina siswa belajar,

sarana dan prasarana, lingkungan siswa di sekolah dan kurikulum sekolah.

3. Adapun solusi dalam mengatasi masalah belajar siswa, yaitu :

1. Melakukan pendekatan terhadap siswa

2. Pencarian data tentang masalah yaitu dengan berkomunikasi dengan orang

tua siswa dan wali kelas.

3. Melakukan konsultasi secara privat.

III.2 Saran

Agar proses belajar mengajar siswa dapat berlangsung secara optimal,

diperlukan pendekatan yang lebih intensif dari guru BK. Sehingga siswa dapat terus

terpantau bagaimana perkembangannya dalam proses pembelajaran.

Page 18: Masalah-Masalah Belajar kelompok 10

17

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud

berkerjasama dengan Rineka

Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Universitas Negeri Jakarta