15
Materi 1 Bab 1 Ayat-Ayat Al-Quran tentang Lingkungan Hidup A. Surah Ar-Rum Ayat 41-42 1. Membaca Surah Ar-Rum Ayat 41-42 Bacalah ayat berikut dengan tartil. 41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). 42. Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." 2. Kandungan Surah Ar-Rum Ayat 41-42 Surah ar-Rum merupakan surah ke-30 yang terdiri atas 60 ayat. Surah ini termasuk surah Makkiyah. Pada ayat kedua terdapat kata ar-Rum yang artinya bangsa Rumawi. Bangsa ini menurut al-Quran akan dikalahkan oleh bangsa

Materi 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Electry modul

Citation preview

Page 1: Materi 1

Materi 1

Bab 1Ayat-Ayat Al-Quran tentang Lingkungan

HidupA.   Surah Ar-Rum Ayat 41-421.     Membaca Surah Ar-Rum Ayat 41-42

Bacalah ayat berikut dengan tartil.    

     

                     

   41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).42. Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."

2.     Kandungan Surah Ar-Rum Ayat 41-42Surah ar-Rum merupakan surah ke-30 yang terdiri atas 60 ayat. Surah ini termasuk surah Makkiyah. Pada ayat kedua terdapat kata ar-Rum yang artinya bangsa Rumawi. Bangsa ini menurut al-Quran akan dikalahkan oleh bangsa Persia, tetapi beberapa tahun kemudian bangsa Rumawi dapat memenangkan kembali.Surah ar-Rum berisi tentang keimanan, hukum, dan kisah-kisah. Adapun isi  kandungan surah ar-Rum ayat 41 dan 42 adalah tentang larangan membuat kerusakan di muka bumi dan perintah untuk menjaga lingkungan hidup.Ayat 41 menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di daratan dan di lautan terjadi akibat perbuatan manusia. Misalnya, banjir yang melanda kota dan desa diakibatkan hutan ditebangi sembarangan. Muncul berbagai penyakit pernafasan yang diakibatkan oleh pencemaran udara. Semua merupakan pelajaran bagi manusia agar

Page 2: Materi 1

kembali ke jalan yang benar. Ayat 42 merupakan perintah untuk memperhatikan lingkungan dan bagaimana akibatnya bagi orang-orang yang musyrik.

B.   Surah Al-A’raf Ayat 56-581.     Membaca Surah Al-A’raf Ayat 56-58

Bacalah ayat berikut dengan tartil.     

    

                      

               

                           

       

56. dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.57. dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.58. dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

Page 3: Materi 1

2.     Kandungan Surah Al-A’raf Ayat 56-58Surah al-A’raf merupakan surah ke-7 yang terdiri atas 206 ayat. Surah ini termasuk surah Makkiyah. Kata al-A’raf karena dalam ayat 46 terdapat kata al-Araf yang artinya tempat tertinggi, yaitu tempat tertinggi bagi orang yang banyak berbuat kebaikan. Isi kandungan surah al-A’raf, yaitu tentang keimanan, hukum dan kisah-kisah.Isi kandungan surah al-A’raf ayat 56 adalah tentang larangan berbuat kerusakan di muka bumi setelah Allah swt. memperbaikinya. Alam ini diciptakan oleh Allah untuk dipergunakan dan dimanfaatkan oleh manusia. Oleh karena itu, menusia harus memakmurkannya dan tidak membuat kerusakan. Selain itu, pada ayat ini dijelaskan bahwa apabila manusia berdoa hendaknya dilandasi perasaan takut kepada Allah dan harapan yang besar akan terkabulnya doa. Sesungguhnya Allah sangat dekat dengan orang yang berbuat kebajikan.Adapun ayat 57 menjelaskan tentang kekuasaan Allah dalam meniupkan angin. Angin tersebut membawa awan, kemudian turunlah hujan. Dengan hujan tersebut, muncullah beranekan macam buah-buahan. Hal ini juga merupakan hal yang sama terhadap kekuasaan Allah dalam menghidupkan orang yang mati.Ayat 58 menjelaskan tentang kekuasaan Allah dalam menghidupkan dan mematikan tanah dan tumbuh-tumbuhan sesuai dengan izin-Nya. Apakh mereka akan dihidupkan atau dimatikan. Semuanya merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang bersyukur.

C.   Surah Shad Ayat 27-281.     Membaca Surah Shad ayat 27-28

Bacalah ayat berikut dengan tartil.    

                   

       

   27. dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena

Page 4: Materi 1

mereka akan masuk neraka.28. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma'siat?

2.     Kandungan Surah Shad ayat 27-28Surah Shad merupakan surah ke-38 yang terdiri atas 88 ayat. Surah ini termasuk kelompok surah Makkiyah. Dinamakan surah Shad karena dimulai dengan kata shad, yakni Allah bersumpah dengan keagungan al-Quran bahwa barang siapa yang menggunakan al-Quran sebagai pedoman hidupnya, ia akan memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.Kandungan surah Shad ayat 27 merupakan perjelasan Allah swt. bahwa dia menciptakan seluruh alam semesta ini tidak ada yang sia-sia, hanya orang-orang yang kafir sajalah yang tidak memahaminya dan mereka akan dimasukkan ke dalam neraka. Sedangkan pada ayat 28, Allah menjelaskan dengan gaya bahasa yang retoris tentang orang-orang yang beramah salah yang selalu berbuat kerusakan, dan perbedaan orang yang bertakwa dengan orang yang selalu berbuat maksiat.

Bab 2Iman Kepada Kitab-Kitab Allah

A.   Pengertian Beriman Kepada Kitab AllahBeriman kepada kitab suci merupakan rukun iman yang ketiga yang wajib diimani oleh setiap mukmin. Beriman kepada kitab Allah artinya meyakini bahwa Allah swt. menurunkan firman-Nya kepada para nabi dan rasul untuk dijadikan pedoman hidup bagi umat manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt. dalam surah al-Baqarah ayat 136 sebagai berikut :

     

             

Page 5: Materi 1

     

        

136. Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Kitab suci merupakan firman Allah swt. yang disusun dan dikodifikasiakan dalam suatu kitab. Adapun firman Allah yang tersusun dalam lembaran-lembaran suci disebut suhuf. Misalnya, suhuf yang diberikan kepada Nabi Ibrohim, Nabi Ismail, Nabi Ishak. Bagi seorang mukmin, wajib hukumnya mengimani semua kitab suci Allah, termasuk suhuf-suhufnya. Adapun mengimani kepada al-Quran sifatnya tafsili, yaitu secara terperinci. Ayat demi ayat, bahkan huruf demi huruf dalam al-Quran semuanya wajib diimani. Jika meragukan satu ayat saja, orang tersebut disebut kafir.Adapun kitab suci ada empat, yaitu sebagai berikut :

1.     Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s.2.     Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s.3.     Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s.4.     Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

B.   Kedudukan Kitab SuciPada hakikatnya, semua kitab suci mengajarkan ketauhidan kepada Allah dan merupakan pedoman kehidupan, baik dalam hubungan dengan Allah, sesame manusia, maupun alam semesta. Kitab suci tersebut diturunkan kepada para nabi dan rasul sesuai dengan zamannya, kecuali al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad berlaku untuk semua umat sepanjang masa dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Kedudukan kitab suci, yaitu sebagai berikut :

1.     Kedudukan Kitab Suci dalam Hubungannya dengan Allah Swt.Berkaitan dengan (hablum minallah) hubungan dengan Allah

Page 6: Materi 1

kedudukan kitab suci merupakan pedoman dan aturan yang menjelaskan bagaimana manusia bias bertauhid denagn benar dan dapat beribadah dengan baik. Bertauhid dengan benar maksudnya dalam meyakini dan mengimani Allah tidak bercampur dengan hal-hal yang musyrik.Beribadah dengan baik maksudnya melakukan berbagai perintah Allah sebagai bentuk penghambaan terhadap Allah. Hal ini dapat dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah dan tidak melakukan hal-hal yang bid’ah ataupun hal-hal yang dapat membatalkan nilai ibadah tersebut. Dengan adanya pedoman dari kitab suci, manusia dapat melakukan ibadah yang baik dan dapat bertauhid dengan benar. Firman Allah swt. dalam surah an-Nisa ayat 136 sebagai berikut :    

                         

136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

2.     Kedudukan Kitab Suci dalam Hubungan dengan sesama ManusiaManusia sebagai makhluk social selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan pedoman hidup agar tidak tersesat, dan tidak keliru dalam memilih jalan hidupnya yang dapat mendatangkan kerugian dan kesengsaraan, baik di dunia maupun di akhirat. Untuk itu diperlukan suatu pedoman. Pedoman yang baik adalah yang dibuat oleh pencipta alam dan manusia, yaitu kitab suci.Dengan demikian, kitab suci dalam kehidupan manusia merupakan pedoman kehidupan yang memuat aturan dan penjelasan agar manusia dapat berinteraksi dalam masyarakat dengan baik dan benar. Sebagaimana firman Allah dalam surat Saba ayat28 sebagai berikut :

Page 7: Materi 1

     

        

28. dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.

3.     Kedudukan Kitab Suci dalam Hubungannya dengan AlamAlam semesta ini diciptakan oleh Allah swt. untuk kepentingan umat manusia. Manusia dalam kehidupannya sangat membutuhkan lingkungan yang segar untuk melangsungkan kehidupannya. Tanpa udara yang segar, manusia akan sulit bernafas dengan baik. Tanpa alam yang bersahabat, manusia berada dalam malapetaka yang besar. Manusia harus hidup berdampingan dengan lingkungan yang bersahabat dan harmonis. Akan tetapi, apabila Anda perhatikan ternyata banyak kerusakan dan kehancuran alam yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Misalnya, polusi udara dan hutan gundul.Oleh karena itu, manusia memerlukan pedoman yang dapat mengatur bagaimana seharusnya manusia berhubungan dan memperlakukan alam ini. Kedudukan kitab suci dalam hubungan dengan alam merupakan pedoman hidup bagi manusia agar dapat berhubungan dengan alam secara baik. Bagaimana cara mengolah dan memanfaatkan alam dengan optimal tanpa harus mengubah lingkungan. Allah berfirman dalam surah al-Anbiya ayat 107 yang berbunyi.

    

   107. dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

C.   Fungsi dan Tanda-Tanda Iman kepada Kitab-Kitab AllahFungsi iman kepada Allah sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan umat manusia terutama dalam menjalani hidup di dunia yang serba mengglobal ini, saat tantangan hidup semakin kompleks. Manusia sangat membutuhkan pedoman hidup, baik dalam kehidupan individu, dalam hidup bermasyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.     Fungsi Iman kepada Kitab Allah dalam Kehidupan IndividuUntuk mengantisipasi persaingan bebas, manusia membutuhkan

Page 8: Materi 1

pedoman hidup yang sanagt menyelamatkan dan mengantarkan manusia pada kebahagiaan. Pada sisi lain manusia sebagai hamba Allah juga harus beribadah kepada Tuhannya melalui berbagai kegiatan ibadah, yang semuanya itu memerlukan pedoman dengan aturan yang jelas. Oleh karena itu, manusia mutlak memerlukan pedoman hidup. Pedoman hidup yang benar bagi manusia adalah kitab suci, sebagaimana firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 1-5 yang berbunyi.           

      

    

           

             

     1. Alif laam miin[10].2. Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12],3. (yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang ghaib[14], yang mendirikan shalat[15], dan menafkahkan sebahagian rezki[16] yang Kami anugerahkan kepada mereka.4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18].5. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung[19].

2.     Fungsi Iman kepada Kitab Allah dalam Kehidupan MasyarakatPada era globalisasi, dunia sudah semakin transparan dan jarak tidak dipersoalkan lagi. Nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat pun mulai mengalami perubahan dan pergeseran. Dalam situasi yang seperti ini justru sangar dibutuhkan pedoman hidup yang dapat mengatur dan menjelaskan tentang kehidupan bermasyarakat. Bagaimana menanamkan rasa cinta dan saling manghargai, saling menghormati, serta kebutuhan untuk saling menolong dalam bermasyarakat. Allah swt. telah menciptakan manusia, baik laki-laki maupun perempuan yang bersuku-suku bangsa adalah untuk

Page 9: Materi 1

saling menolong dan saling mengenal, sebagai firman Allah dalam surah al-Hujurat ayat 13 sebagai berikut.

     

                

  13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

3.     Fungsi Iman kepada Kitab Allah dalam Kehidupan BerbangsaUntuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, setiap warga Negara dituntut untuk berkarya nyata secara terus-menerus serta mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya.Dalam pendekatan keagamaan, kitab suci merupakan pedoman dan aturan bagi masyarakat beragama dalam hidup berbangsa dan bernegara. Melalui kitab suci, para pemimpin diwajibkan untuk menjalankan amanat dengan sebaik-baiknya. Para penegak hukum diperintahkan untuk memutuskan perkara dengan seadil-adilnya. Jika ditemukan berbagai persoalan yang berkembang dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara, hendaknya diselesaikan dengan jalan musyawarah dan mufakat. Selain itu, semua penyelenggara Negara harus berorientasi untuk mengantarkan masyarakat mencapai kehidupan yang adil dan makmur. Demikian juga, setiap warga Negara dituntut untuk mematuhi para pemimpin Negara, sebagaimana firman Allah dalam surah an-Nisa ayat 59    

                     

     59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada

Page 10: Materi 1

Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Tanda-tanda beriman kepada Allah, diantaranya sebagai berikut.1.     Manusia semakin menyadari perlunya pedoman hidup dalam

melaksanakan kehidupan sehari-hari.2.     Manusia menunjukkan sikap taat dan patuh terhadap ajaran yang

tercantum dalam kitab-kitab Allah.3.     Manusia gemar dalam melaksanakan ibadah dan mengajak berbuat

yang ma’ruf serta mencegah yang munkar.