Upload
ratnadewiwiyasa
View
36
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
DEFINISI DIAGNOSIS ORGANISASIDiagnosis organisasi adalah suatu proses menumbuhkan bagaimana seharusnya suatu organisasi menjalankan fungsi-fungsinya. Proses diagnosis organisasi,meliputi pencarian informasi yang relevan, penganalisisan, pengambilan keputusan, dan rekomendasi untuk pengembangan organisasi. Diagnosis organisasi yang sukses akan memberikan petunjuk yang baik tentang kesehatan organisasi dan cara pengembangannya. Diagnosis organisasi mempunyai dua orientasi,pertama,orientasi masalah yang menitikberatkan untuk mencari dan menemukan pokok permasalahan yang dihadapi organisasi.
Citation preview
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI DIAGNOSIS ORGANISASI
Diagnosis organisasi adalah suatu proses menumbuhkan bagaimana seharusnya suatu
organisasi menjalankan fungsi-fungsinya. Proses diagnosis organisasi,meliputi pencarian
informasi yang relevan, penganalisisan, pengambilan keputusan, dan rekomendasi untuk
pengembangan organisasi. Diagnosis organisasi yang sukses akan memberikan petunjuk yang
baik tentang kesehatan organisasi dan cara pengembangannya. Diagnosis organisasi mempunyai
dua orientasi,pertama,orientasi masalah yang menitikberatkan untuk mencari dan menemukan
pokok permasalahan yang dihadapi organisasi. Dengan ditemukannya pokok permasalahan yang
sebenarnya maka dapat merancang pola untuk mengantisipasinya, kedua, orientasi pada
kemajuan yang memfokuskan pada upaya pengembangan atau pembinaan organisasi.
Kemungkinan organisasi tersebut cukup baik,tetapi pelaku organisasi menggunakan diagnosis
untuk mencari tahu bagaimana untuk lebih menyempurnakan fungsi organisasi. Proses diagnostik
adalah salah satu kegiatan yang paling penting dalam pengembangan organisasi. Ini termasuk
memilih model yang tepat untuk memahami organisasi dan mengumpulkan, menganalisis, dan
memberikan umpan balik informasi kepada manajer dan anggota organisasi tentang masalah atau
kesempatan yang ada
2.1 PROSES DIAGNOSIS ORGANISASI
Adapun proses dari diagnosa organisasi sebagai berikut :
A. Identifikasi Wilayah Tentatif
Yang dimaksud dengan tentatif disini yaitu sementara atau belum pasti atau dapat berubah,
identifikasi wilayah ini dilakukan dengan tujuan agar kita dapat mengetahui suatu masalah
yang terjadi dalam sebuah organisasi. Salah satu permasalahan yang dapat dilihat yaitu
rendahnya rasa kerja sama yang terjadi antara bawahan dengan pimpinan dalam sebuah
organisasi.
1 | B u d a y a d a n P e g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
B. Pengumpulan Data
Langkah kedua yang dapat dilakukan dalam proses diagnosis yaitu pengumpulan data
berdasarkan identifikasi wilayah permasalahan yang telah dilakukan sebelumnya meskipun
sifatnya hanya sementara. Untuk mengumpulkan data dari permasalahan tersebut dapat
dilakukan dengan cara wawancara beberapa karyawan.
Data tersebut berupa kebenaran dari masalah yang ada serta penyebab adanya masalah
tersebut, yaitu :
1. Kurang memperhatikan kinerja hingga memprioritaskan hal-hal yang menjadi titik
fokus perhatiannya.
2. Jarang sekali melakukan tindakan "corrective action" yang didapat dari hasil
monitoring/ enforcement yang dilakukan.
3. Tidak berusaha untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi karyawan serta
mengupayakan perbaikan-perbaikan yang bermuara pada peningkatan kinerja dalam
organisasi sehingga kerja sama dalam organisasi menjadi rendah.
4. Sulitnya merubah persepsi bawahan.
5. Kurang ditaatinya aturan main/kebijakan di dalam organisasi.
C. Analisis Data
Langkah ketiga yang dilakukan dalam proses diagnosis ini yaitu menganalisis data
menjadi sedemikian rupa sehingga berubah bentuknya menjadi informasi yang mutakhir,
relevan, akurat dan lengkap. Dengan adanya analisis data ini diharapkan dapat menjadi
sebuah informasi yang bisa digunakan dalam mengidentifikasi hakikat permasalahan yang
dihadapi.
Berdasarkan masalah yang terjadi diatas, maka dapat dilakukan analisis data sebagai berikut:
1. Memperhatikan hingga memprioritaskan hal-hal yang menjadi titik fokus
perhatiannya.
2. Melakukan tindakan "corrective action" yang didapat dari hasil monitoring/
enforcement yang dilakukan.
3. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi karyawan serta mengupayakan
perbaikan-perbaikan yang bermuara pada peningkatan kinerja perusahaan. Dalam hal
ini, Pimpinan tidak hanya sangat profesional dan berorietasi pada hasil serta
2 | B u d a y a d a n P e g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
perbaikan proses saja namun juga harus mampu untuk menjalankan dan
menyeimbangkan ketiga aspek tersebut.
4. Sulitnya merubah persepsi bawahan, Seorang pimpinan berhasil mencapai target
organisasi dimana pimpinan dengan sangat baik berhasil menetapkan prioritas dan
fokus pada penyelesaian masalah. Namun setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata
pencapaian tersebut tidaklah diimbangi oleh perbaikan lingkungan kerja, proses,
bahkan perilaku karyawan. Artinya, meskipun di permukaan organisasi memperoleh
keberhasilan, namun di kedalaman ternyata bawahan tidak merasa lebih baik.
5. Kurang ditaatinya aturan main/ kebijakan dan bahkan prinsip GCG di dalam
organisasi. Dalam hal ini anggota organisasi bersatu padu menolak adanya
perubahan, mempertahankan status quo, dan bahkan mengabaikan aturan-aturan main
yang berlaku.
D. Umpan Balik Data
Pada tahap ini pimpinan menjelaskan analisis data kepada bawahan untuk meminta
kesepakatan dan kesatuan bahasa tentang masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi klien
(karyawan). Dengan adanya umpan balik ini maka diperlukan juga informasi tambahan yang
merupakan tugas pimpinan untuk kemudian dipresentasikan kepada bawahannya.
E. Identifikasi Wilayah Permasalahan
Setelah mendapat kesepakatan dari klien maka langkah selanjutnya mengidentifikasi
wilayah permasalahan yang sebenarnya dan tidak sementara lagi. Permasalahan yang
dihadapi oleh klien adalah rendahnya kerja sama yang terjadi antara atasan dengan
bawahanya dalam bekerja sehingga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
keberhasilan suatu organisasi. Maksud disini berpengaruh besar adalah jika karyawan dalam
sebuah organisasi sudah tidak memiliki kerja sama yang kuat dalam melakukan
pekerjaannya, maka secara otomatis organisasi tersebut akan menjadi entropi yaitu
organisasi yang mati.
3 | B u d a y a d a n P e g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
F. Motivasi Klien Menyelesaikan Masalah
Pada tahap ini, klien atau karyawanlah yang akan berperan karena disini karyawan
dituntut untuk melakukan perubahan pada masa sekarang. Kalau sudah sanggup untuk
melakukan perubahan, karyawan harus siap untuk melakukan langkah-langkah intervensi
yang diberikan oleh konsultan. Kegiatan perubahan yang dilakukan oleh karyawan harus
dipantau oleh konsultan untuk memastikan sejauh mana perubahan yang telah dilakukan
karyawan dan apakah sudah sesuai dengan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi dalam melakukan perubahan.
G. Diagnosis (Mencari Penyebab dari Masalah dan Tentukan Perubahan)
Pada tahap terakhir yaitu diagnosis. Pada tahap inilah ditentukannya keberhasilan suatu
organisasi melakukan suatu perubahan. Penyebab masalah tersebut adalah karena Kurang
memperhatikan kinerja hingga memprioritaskan hal-hal yang menjadi titik fokus
perhatiannya, Jarang sekali melakukan tindakan "corrective action" yang didapat dari hasil
monitoring/ enforcement yang dilakukan, Tidak berusaha untuk perbaikan-perbaikan yang
bermuara pada peningkatan kinerja dalam organisasi sehingga kerja sama dalam organisasi
menjadi rendah, Sulitnya merubah persepsi bawahan, serta Kurang ditaatinya aturan
main/kebijakan dan bahkan prinsip GCG di dalam organisasi.
Perubahan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah organisasi tersebut adalah
tergantung kepada pimpinannya yang harus mampu memberikan motivasi dan bersikap adil
terhadap para karyawan/bawahannya. Dengan memberikan perubahan kepada karyawan,
maka organisasi tersebut akan berjalan lancar dan akan bangkit dari kekurangan-kekurangan
serta tidak akan menjadi entropi.
Mendiagnosis organisasi dengan memandang organisasi sebagai suatu sistem terbuka dapat
dipandang melalui 3 tingkatan, yaitu:
1. Organisasi secara keseluruhan adalah cara memandang organisasi secara keseluruhan,
termasuk bentuk perusahaan, struktur, mekanisme, sumber-sumber yang digunakan
organisasi.
2. Kelompok kerja (unit, bagian) adalah kelompok-kelompok kerja yang ada pada
organisasi, berikut struktur interaksi yang terjadi antaranggota kelompok.
4 | B u d a y a d a n P e g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
3. Individu adalah pribadipribadi dalam organisasi, termasuk di sini adalah kewajiban
individu dalam organisasi.
Pada proses diagnosis organisasi yang perlu dilakukan adalah memperhatikan hal-hal
yang terjadi pada tiap tingkat, Diagnosa merupakan suatu proses menemukan penyebab pokok
dari masalah-masalah organisasi. Proses ini meliputi mengumpulkan informasi yang bertalian
dengan masalah misalnya bagaimana seharusnya organisasi atau bagian dalam organisasi
tersebut berfungsi, menganalisa informasi atau data tersebut, dan membuat kesimpulan untuk
melakukan perubahan dan penyempurnaan (Thoha, 2002:93-94).
Diagnosa organisasi bertujuan untuk mencari permasalahan inti yang menjadi
penghambat tercapainya efektivitas dan efisiensi organisasi. Selain itu diagnosa juga
bertujuan untuk mencari jalan keluar dan merancang usaha-usaha perbaikan yang lebih maju
daripada sebelumnya. Untuk meningkatkan efektivitas organisasi maka harus meningkatkan
kesesuaian hubungan di antara orang-orang, teknologi, dan struktur dalam organisasi.
2.2.1 Diagnosis Organisasi Internal Dan Eksternal
Dua cara yang dapat digunakan untuk membantu menentukan perubahan yang akan
meningkatkan kesesuaian dari hubungan dalam organisasi adalah dengan mengadakan diagnosis
organisasi internal dan diagnosis organisasi eksternal :
A. Diagnosis Organisasi Internal
Diagnosis organisasi internal adalah suatu pemeriksaan semua factor-faktor dalam
organisasi yang berhubungan dengan aktifitas organisasi. Orang-orang,teknologi dan
struktur adalah focus utama dari pemeriksaan ini. Hubungan diantara ketiga variabel tersebut
dipelajari dalam usaha untuk menunjukkan dan mengimplementasikan perubahan yang akan
membuat hubungan yang lebih sesuai bagi organisasi. Pengumpulan informasi pada
kesesuaian dari hubungan orang-orang,teknologi,struktur adalah kunci untuk mengadakan
diagnosis internal.
B. Diagnosis Organisasi Eksternal
Diagnosis organisasi eksternal adalah poses penelitian semua factor dari luar yang
berhubungan dengan efektifitas organisasi. Diagnosis eksternal pada dasarnya adalah analisa
lingkungan dimana organisasi berfungsi.Tujuan dari diagnosis eksternal adalah untuk
menilai dampak potensial dari lingkungan organisasi pada efektifitas organisasi.
5 | B u d a y a d a n P e g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
Untuk diagnosis eksternal, lingkungan biasanya dibagi ke dalam dan dianalisa pada dua
tingkatan yang berbeda:
1. Lingkungan operasional
2. Lingkungan umum
Lingkungan operasional biasanya merupakan masalah yang lebih mendesak dan
mengandung factor-faktor seperti pesaing dan peranan modal dalam organisasi.Organisasi
mempunyai interaksi langsung dan secara langsung dipengaruhi oleh factor-faktor di dalam
lingkungan operasional. Lingkungan umum adalah lingkungan organisasi sekunder dan
berisi variabel-variabel seperti norma sosial,kondisi ekonomi dan peraturan-peraturan
pemerintah. Factor-faktor pada lingkungan umum secara langsung mempengaruhi organisasi
dan juga merupakan factor yang mempengaruhi lingkungan operasional.
Tahap diagnosis dalam organisasi merupakan tahap analisis dan evaluative yang dilakukan
untuk mengetahui masalah dalam suatu organisasi. Ada beberapa kriteria yang umun
digunakan dalam mengevaluasi kualitas masalah-masalah tersebut, diantaranya:
1. Kemampuan beradaptasi: kemampuan mengarahkan kegiatan dan tenaga dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Tanggungjawab: kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi.
3. Identitas: kejelasan misi dan peran masing-masing unit.
4. Komunikasi: kelancaran arus data dan informasi antar unit dalam organisasi.
5. Intergrasi: hubungan baik dan efektifitas antar pribadi dan antar kelompok, terutama
dalam mengatasi konflik dan krisis.
6. Pertumbuhan: iklim yang sehat dan positif yang mengutamakan eksperimen dan
pembaharuan, serta yang selalu menganggap pengembangan sebagai sasaran utama.
2.2.2 Pentingnya Diagnosis Dalam Pengembangan Organisasi
Diagnose akan menjadi sangat bermanfaat ketika :
1. Seorang konsultan tidak mempunyai banyak waktu sebagaimana yang seharusnya
digunakan dalam diagnosa.
6 | B u d a y a d a n P e g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
2. Peta organisasi tidak begitu rumit dan kompleks, sehingga tidak memerlukan
pelayanan perbaikan secara cepat.
3. Klien tidak terbiasa bepikir dalam sistem
Karena pada dasarnya diagnose dapat membantu klien memvisualisasikan
organisasinya sebagai suatu sistem secara keseluruhan dengan tanpa mempergunakan
terminologi istilah yang sama sekali asing, sangat membantu bagi pemula atau
mahasiswa yang memulai kariernya sebagai konsultan Pengembangan Organisasi.
Aspek penting dalam setiap diagnosaadalah menemukan kesenjangan antara dimensi
formal dari suatu organisasi dengan propertis informalnya.
2.3 Teori dan Model Diagnosis dalam Organisasi
A. Model Analitikal
Model analitikal, yang dikenal pula dengan istilah model differensiasi-integrasi yang
dikembangkan oleh Paul Lawrance dan Jay Lorsch menekankan pentingnya diagnosis
analitikal yang tepat sebagai dasar untuk mewujudkan perubahan dalam organisasi. Tugas-
tugas yang harus menjadi tanggung jawab masing-masing satuan kerja dapat dikaitkan
dengan empat karakteristik dari lingkungan organisasi yaitu:
1. Struktur satuan-satuan kerja yang ada
2. Orientasi waktu para anggota setiap satuan kerja
3. Orientasi para anggota satu satuan kerja dengan para anggota satuan kerja lain
4. Orientasi para anggota organisasi mengenai tujuan yang hendak dicapai.
B. Model Kecenderungan Perilaku Kelompok
Model ini menyoroti kecenderungan para anggota organisasi menampilkan perilaku
tertentu.Model ini didasarkan pada hasil pemikiran George Homans yang perhatiannya
ditujukan pada interdependensasi antar kelompok.Model ini meletakkan dasar konseptual
untuk menganalisis perilaku dalam kelompok.Menurut model ini pola perilaku kompleks
yang terdiri dari aktivitas, interaksi, perasaan dan norma-normaberkembang dari serangkaian
perilaku dan hubungan yang diperlukan demi berfungsinya kelompok yang bersangkutan.
7 | B u d a y a d a n P e g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
C. Model Konsultasi Manajemen
Terry Amstrong dan Walter Wheatley dalam Siagian (2002) sebagai kesulitan telah
mengembangkan suatu model diagnosis yang menganalisis enam faktor utama dalam suatu
organisasi, yaitu:
a. Perencanaan dasar dalam arti apakah organisasi meliki misi, visi, dan sasaran yang
ingin dicapai ?
b. Praktek- praktek bisnis pada umumnya, dalam arti apakah organisasi memiliki
system manajemen yang benar ?
c. Keuangan, dalam arti apakah organisasi beroperasi brdasarkan rencana dan data
financial yang tepat waktu dan akurat ?
d. Iklan dan promosi dalam arti apakah anggota organisasi sadar tentang kaitan antara
iklan dan penjualan ?
D. Model Sosioteknikal
Model ini temuan dari Eric Trist pada Lembaga Tavistok yang digunakan untuk
menganalisis suatu organisasi sebagai system sosiotehnikal yang berintraksi dengan
lingkungannya. Trist dan kawan-kawan berpendapat bahwa dalam setiap organisasi terdapat
suatu system social yang terdiri dari jaringan hubungan yang sifatnya interpersonal sekaligus
adanya suatu system teknologikal yang terdiri dari tugas, kegiatan dan sarana prasarana yang
digunakan untuk mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan. Kedua system ini, yaitu
system social dan system teknologikal berkaitan dengan dan saling bergantung satu sama
lain. Karenanya, diagnosis yang dilakukan harus mampu menentukan bagaimana kedua
system tersebut saling berkaitan terutama pada umpan balik.
E. Model Analisis Bidang Kekuatan
Model ini dikembangkan oleh Kurt Lewin, yaitu suatu tehnik yang dapat digunakan untuk
beraneka ragam kepentingan analisis.Pendapat Lewin didasarkan pada pandangan bahwa
pada suatu yang statik, melainkan merupakan suatu keseimbangan yang dinamis antara
berbagai kekuatan yang bergerak pada arah yang berlawanan. Teori ini didasarkan pada
pendapat bahwa dalam setiap organisasi selalu ada kekuatan mendorong terjadinya
perubahan, akan tetapi terdapat pula kekuatan yang menghalangi terjadinya perubahan.
8 | B u d a y a d a n P e g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
Berbagai kekuatan dalam organisasi yang pada terjaminnya pemeliharaan stabilitas
organisasi kekuatan yang mendorong terjadinya perubahan dikenal dengan kekuatan
pendorong.Jika kekuatan penghalang. Sebaliknya kekuatan yang mendorong terjadinya
perubahan dikenal dengan kekuatan pendorong sama ampuhnya, dapat dikatakan bahwa
organisasi berada pada kondisi keseimbangan dan organisasi berada pada kondisi stabil.
2.4 UMPAN BALIK INFORMASI DIAGNOSIS
Konsultan pengembangan organisasi hendaknya mengerti akan arti pentingnya umpan
balik, karena dengan umpan balik yang faktual, objektif dan tepat waktu pengembangan
organisasi dapat mengetahui secara pasti hasil dan dampak keterlibatan pengembangan organisasi
di sebuah perusahaan, dan dengan umpan balik maka pengembangan organisasi dapat mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang dilakukannya, apakah melanjutkan keterlibatan dengan pola
yang sudah ada, atau melanjutkan dengna pola baru atau malahan menghentikan keterlibatan
pengembangan organisasi di sebuah perusahaan. Dengan umpan balik, konsultan pengembangan
organisasi dapat menghasilkan identifikasi berbagai implikasi dari temuan-temuan kuisioner.
Cara dalam melakukan perolehan umpan balik adalah dengan melakukan survei, survei di
dalam umpan balik digunakan untuk mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan sikap para anggota
organisasi, termasuk upaya menemukan kesenjangan atau perbedaan persepsi para anggota dan
menyelesaikan permasalahan
Langkah-langkah Pelaksanaan Survei dalam perolehan umpan balik :
Keterlibatan Manajemen puncak dalam perencanaan dari kuisioner yang akan digunakan
dalam survei dimana setiap orang dalam organisasi dapat berperan serta dalam survei yang
diselenggarakan atau dapat pula terbatas hanya pada partisipasi para anggota suatu kelompok
kerja tertentu yang terdiri dari seorang manajer dan para karyawan yang menjadi bawahan
langsung, biasanya dalam bentuk Kuisioner, dimana langkah-langkah kuisioner tersebut
sebagai berikut :
1. Menggali pendapat dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang relevan mengenai
perusahaan
2. Mengisi kuisioner, menanyakan persepsi dan sikap karyawan
9 | B u d a y a d a n P e g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
3. Kuisioner sebagai instrumen survei disebarluaskan oleh konsultan PO kepada semua
anggota organisasi, atau dengan kata lain konsultan pengembangan organisasi dapat
mengumpulkan data dari kuisioner yang ditabulasikan bersama data sejenis dalam
bentuk unit tertentu, kemudian dengan data yang diperoleh dari semua responden
dalam seluruh organisasi.
4. Pengolahan data dari hasil kuisioner, dan hasilnya diumpan balikkan kepada tim atau
satuan-satuan kerja dalam seluruh jajaran organisasi. Biasanya penyebarluasan hasil
olahan tersebut dimulai kepada manajemen puncak dan berlanjut sampai semua
dalam organisasi menerimanya. Setelah menerima umpan balik dalam bentuk data
tersebut, kemudian setiap manajer mengadakan pertemuan dengan para bawahan
langsungnya, untuk mendiskusikan substansi umpan balik tersebut.
10 | B u d a y a d a n P e g e m b a n g a n O r g a n i s a s i