83
Hukum-hukum Syari’ A.Pengertian Syari’ Syari’at berarti aturan, syari’at pada prinsipnya mengandung arti “jalan yang jelas membawa kepada kemenangan”. Dalam hal ini agama Islam yang ditetapkan untuk manusia disebut syari’at, karena umat Islam selalu melaluinya dalam kehidupan di dunia. Berhubngan dengan penjelasan di atas maka yang dimaksud dengan syari’at adalah segala aturan Allah yang berkaitan dengan aturan manusia yang harus dipatuhi oleh manusia itu sendiri. B.Pembagian hukum Syari’ Para ulama ushul fiqih membagi hukum syari’ menjadi dua bagian; hukum taklifi dan hukum wadh’iy. 1.Hukum Taklifi Yang dimaksud dengan hukum taklifi adalah khitob yang mengandung tuntutan untuk dikerjakan atau ditinggalkan atau pilihan antara mengerjakan dan meninggalkan. Hukum taklifi terbagi menjadi lima bagian: Ijab, nadb, tahrim, karahah, dan ibahah.

Materi Agama Islam s.1

Embed Size (px)

Citation preview

Hukum-hukum Syari

A. Pengertian SyariSyariat berarti aturan, syariat pada prinsipnya mengandung arti jalan yang jelas membawa kepada kemenangan. Dalam hal ini agama Islam yang ditetapkan untuk manusia disebut syariat, karena umat Islam selalu melaluinya dalam kehidupan di dunia. Berhubngan dengan penjelasan di atas maka yang dimaksud dengan syariat adalah segala aturan Allah yang berkaitan dengan aturan manusia yang harus dipatuhi oleh manusia itu sendiri.

B. Pembagian hukum SyariPara ulama ushul fiqih membagi hukum syari menjadi dua bagian; hukum taklifi dan hukum wadhiy.

1. Hukum TaklifiYang dimaksud dengan hukum taklifi adalah khitob yang mengandung tuntutan untuk dikerjakan atau ditinggalkan atau pilihan antara mengerjakan dan meninggalkan. Hukum taklifi terbagi menjadi lima bagian: Ijab, nadb, tahrim, karahah, dan ibahah.

A. Ijab ( wajib )adalah firman yang menuntut melakukan suatu perbuatan dengan tuntutan pasti, firman Allah surat Al-Baqarah 43. Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.

B. Nadb ( sunnah )adalah firman Allah yang menuntut melakaukan suatu perbuatan dengan perbuatan yang tidak pasti, tetapi hnya merupakan anjuran untuk berbuat. Diterangkan surat Al-Baqarah 282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.

C. Tahrim ( haram) adalah firma n Allah yang menuntut untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan yang pasti, diterangkan dalam surat Al-Maidah ayat 3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.

D. Karahah ( makruh ) firman Allah yang menuntut untuk tidak melakukan perbuatan dengan tuntutang yang tidak pasti, tetapi hanya berupa anjuran untuk tidak berbuat misalnya dalam surat Al-Maidah 101. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu,

E. Ibahah ( mubah )firman Allah yang memberikan kebebasan kepada mukallaf untuk melakukan sesuatu perbuatan, misalnya firman Allah surat Al-Baqarah 235. Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran

Kelima macam hukum itu menimbulkan efek terhadap perbuatan mukallaf dan efek itulah yang dinamakan al-ahkam al-khomsah oleh ahli fiqih yaitu, wajib, haram, makruh, sunnah, mubah.

a. Wajib Pada pokoknya yang disebut dengan wajib adalah segala perbuatan yang diberi pahala jika mengerjakan dan diberi siksa jika meninggalkan misalnya, mengerjakan beberapa rukun Islam yang lima.

Dilihat dari beberapa segi wajib dibagi menjadi empat:

1. Dilihat dari segi ketetapannya untuk ketentuan perbuatan yang harus dilaksanakan ada dua.a. Wajib muayyan ( ditentukan ) ditentukan macam perbuatannya, jumlah rakaat dalam shalat.b. Wajib mukhoyyar ( dipilih ) yaitu boleh pilih salah satu dari beberapa perbuatan yang telah ditentukan. Misalnya kifarat sumpah, boleh memilih alternative member makan sepuluh orang miskin, member pakaian sepuluh orang miskin, atau memerdekakan budak.2. Dilihat dari segi siapa saja yang mengharuskan melaksanakannya dibagi menjadi dua.a. Wajib aini ( dibebankan kepada setiap mukallaf).b. Wajib kifayah ( dapat dilaksanakan sebagian mukallaf ).

3. Dilihat darai segi kwantitasnya wajib dibagi menjadi dua.a. Wajib muhaddad ( ditentukan kadar jumlahnya)b. Wajib ghairu muhaddad ( tidak ditentukan jumlah bilangannya).4. Wajib dari segi tuntutan dibagi atas muayyan ( satu kali pelaksanaan ) dan mukhoyyar ( ada alternative lain ).

C. Mandub. Suatu perintah yang berisi anjuran yang tidak mencapai tingkatan wajib. Mandub memiliki beberapa tingkatan.1. Sunnah muakkadah atau sunnah yang dikerjakan rasul secara kontinyu tetapi itu bukan wajib. Pelaksanaan sunnah qobliyah dan badiyyah dalam shalah maktubah.2. Sunnah ghairu muakkadah sunnah yang kadang-kadang dilaksanakan oleh rasul seperti salat empat rakaat sebelum dzuhur.3. Sunnah yang tingkatannnya di bawah yang tersebut di atas seperti tugas amar maruf.

D. Haram.

Haram adalah segala perbuatan yang dilarang mengerjakannya. Orang yang melaksanakannya akan disiksa, berdosa dan yang meninggalkannya diberi pahala.Secara garis besar haram dibagi menjadi dua.1. Haram karena lidzatihi atau perbuatan yang diharamkan karena terdapat bahaya dari perbuatan tersebut seperti makan bangkai, khomer, zina.Diharamkan makan bangkai, diharamkan kepada kamu mkan bangkai, darah dan daging babiDiharamkan kamu mendekati zina Janganlah kamu mendekati zina , bahwa zina itu keji Al-Maidah 90 Diharamkan khommer dan judi Sesungguhnya arak, judi, berhala dan undian itu adalah keji dan perbuatan syetan maka jauhilah al maidah 90.Menuduh orang berbuat zina dilarang dalam al-quran tanpa dapat mebuktikannya dengan saksi Orang-orang yang menuduh orang baik-baik berbuat zina, kemudian dia tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka dengan delapan puluh kali.2. Haram li ghairihi adalah perbuatan perbuatan yang dilarang oleh syara tidak karena bahaya perbuatan itu sendiri, seperti jual beli dengan system riba.

E. Makruh.

Makruh adalah suatu perbuatan yang dianjurkan untuk ditinggalkan, tetapi tidak mencapai derajat haram.Dalam jual beli pada waktu dikumandangkannya adzan shalat jumah Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.A L-jumuah 9.

F. Mubah. Mubah adalah perbuatan yang mengandung kekebasan untuk memilih antara melakukan atau meninggalkan perbuatan tersebut.Sebagaimana firman Allah surat Al-Baqarah 229 ITalak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang lalim.

Dalam pelaksanaan anjuran dan pilihan mencari rizki setelah selesai melaksanakan salat jumah sebagaimana firman allah dalam surat Jumah ayat 10 Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

B. Hokum Wadhi

Hokum Wadhi adalah hokum yang menyebabkan sesuatu sebagai sebab, syarat, penghalang, berlakunya perbuatan tersebut.

a. Sebab.Sebab adalah batasan-batasan yang dijadikannnya sebagai tanda terwujudnya hokum. Seperti perbuatan zina mengakibatkan adanya hokum dera, disebabkan menyaksikan bulan suci ramadlan maka wajib atasnya berpuasa, atau disebabkan membunuh seseorang dengan tersalah maka wajib memerdekakan hamba sahayaSebagaimana firman Allah surat An-Nisa 92 Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal ia mukmin, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barang siapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara tobat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

b. Syarat.Syarat adalah sesuatu yang diharuskan ada karena adanya hokum tergantung kepadanya. Seperti berwudlu yang merupakan syarat sahnya salat. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah 6. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Sebagaimana dalam al-quran mewajibkan puasa bagi orang-orang yang beriman diterangkan dalam surat al-baqarah 183.Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

c. Penghalang. Penghalang adalah suatu yang karenanya menyebabkan tidak adanya hokum meskipun sebab dan syarat telah terpenuhi, seperti terhalangnya waris yng berlainan agama, atau membunuh pewarisnya, atau pembunuhan dengan hukuman qishos tidak diterapkan sebab dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya. Sebagaimana dalam dadis nabi yang diriwayatkan oleh sahabat Umar yang artinya Aku pernah mendengar rasulullah bersabda , tidak boleh bapak diqishas sebab membunuh anaknya HR Turmudzi.

D. RukhshohPengertian dari rukhshos adalah sesuatu yang disyariatkan oleh Allah dari segala hukum sebagai keringanan atas mukallaf pada situasi khusus yang menghendaki keringanan sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 173 Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Juga dijelaskan dalam surat Al-Baqarah 184 tentang diperbolehkannya untuk tidak menjalankann ibadah puasa di bulan ramadlan karena dalam keadaan sakit atau bepergian. ) Dalam beberapa hari yang tertentu, maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Juga diperbolehkannya untuk meringkas pelaksanaan shalat ketika dalam bepergian jauh atau musafir kurang lebih 83 km, sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa 101. Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.

C. Mahkum Fih dan Mahkum Alaih

1. Mahkum Fih ( Perbuatan Mukallaf ) Para ulama telah menyepakati bahwa mahukum fih merupakan perbuatan mukallaf yang terkait dengan perintah syari. contohnya semua perbuatan mukallaf yang kaitannya dengan wajib, sunnah, haram , makruh dan mubah.Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah 282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannyaPerintah Allah yang berhubungan dengan tidakan mukallaf ketika tidak melaksanakan puasa di bulan Ramadlan dan ketika bepergian jauh ( safar ) sebagaimana firman Allah yang artinya (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Syarat-syarat taklif

1. Hendaklah mukallaf mengetahui pengetahuan yang sempurna hingga mukallaf mampu melaksanakan menurut yang diperintah.Sebagaimana firman Allah surat An-Nahl 44. keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,

2. Hendaklah mukallaf mengetahui bahwa yang dibebankannya beasal dari mempunyai wewenang taklif , yaitu Allah Swt.

3 . Hendaklah perbuatan taklif itu mampu dilaksanakan oleh mukallaf.

3 . Mahkum Alaih.

Pengertiannya adalah para mukallaf yang sudah terbebani hokum baik berupa wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah. Disyaratkan kepada mukallaf untuk sah taklifnya ada dua syarat.1. Mukallaf mampu memahami dalil taklif.2. Mukallaf cakap untuk melaksanakan apa yang dibebankan kepadanya.

Dasar Sumber Hukum Islam.Al-quran1. Pengertian Al-Quran

Al-Quran menurut bahasa berarti bacaan sementara menurut istilah, yaitu :Firman Allah yang berupa mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw, dalam bahasa arab , yang meriwayatkan secara mutwatir dan membacanya merpakan ibadah.

Definisi di atas mengisyaratkan kepada kita bahwa :

1. Apa-apa yang diriwayatkan Allah dalam maknanya, keudian dipahami dan disampaikan kepada umatnyadalam bahasa rasulullah, tidaklah dinamai Al-Quran.1. Alih bahasa Al-Quran ke dalam bahasa selain bahasa Arab dengan maksud memudahkan pemahaman tidaklah pula disebut Al-Quran.1. Wahyu Allah yang diturunkan kepada selain Nabi Muhammad saw, seperti Taurat, Zabur, Injil tidaklah dinamakan Al-Quran.1. Syarat mutawatr mengecualikan kalam Allah sekalipun diwahyukan kepada Nabi , tetapi tidak diriwayatkan secara mutawatir, misalnya Hadis Qutsi.

1. Pokok-pokok Isi Al-uran

Isi kandungan Al-Quran adalah sebagai berikut.1. Tauhid.Surat Al-Baqarah: 21, 22, 28, 29 107. 115, 117, 133, 163, 165 255 , Ali-Imran: 5-6, 18, 27, 283, 109, 129, 189, 1. Ibadah.Surat Al-Baqarah: 3, 37, 43, 46, 83, 110, 115, 142, 145, 148, 153, 177, 186, 238, 239, 277.

1. Janji dan ancamanSesuai dengan firman Allah surat Al-Baqarah : 24-25, Ali Imran : 56-58 An-Nisa: 114-115.1. Kisah umat terdahuluDiterangkan dalam surat Al-Anam: 6, At-Taubah: 70, Yunus: 13, 14, 20, ..

1. Dasar Kehujjahan Al-Quran dan Kedudukannya

Al-Quran memduduki tempat hukum pertama dari beberapa sumber hukum dan merupakan aturan dasar hukum tertinggi dalam Islam. Sumber hukum maupun ketentuan norma yang ada tidak boleh bertentangan dengan Al-Quran. Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammmad saw, dan disampaikan kepada umat manusia untuk diamalkan segala perintah-Nya dan ditinggalkan segala lran-Nya. Sebagai mana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa : 105. Sungguh Kami telah menurunkan kitab Al-Quran kepadamu Muhammad membawa kebenaran , agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) orang yang berkhianat.

Juga diterangkan oleh Allah dalam surat Al-Maidah: 49. Dan hendaklah engkau memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka

1. Pedoman Al-Quran dalam menetapkan hukum.

Pedoman Al-Quran dalam menetapkan hukum sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani manusia , manusia selalu berawal dari kelemahan dan ketidak mampuan. Untuk itu Al-Quran berpedoman kepada tiga hal, yaitu sebagai berikut.

1. Tidak memberatkan dan menyakitkan mukallaf ( adamul Haraj )

Pada dasarnya perintah dan larangan yang ada dalam Al-Quran dapat dikerjakan oleh umat Islam seluruhnya jika manusia mau berusaha untk melakukannya dengan prinsip keimanan kepada Allah swt. Karena Allah tidak membebani manusia di luar kemampuannya. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah surat Al-Baqarah 286:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..

Allah juga berfirman dalam surat Al-Baqarah 185:

Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu

1. Menyedikitkan beban bagi mukallaf (Qillatut taklif)

Dasar ini merupakan akibat yang pasti dari dasar yang pertama . ketika manusia tidak mampu melakukan ibadah dengan sempurna karena kondisi dan sifat keemanusiaannya maka ada keringanan yan gdiberikan kepadanya. Dengan dasar ini maka ada rukhshoh dari beberapa jenis ibadah, seperti menjama dan mengqashar salat apabila dalam perjalanan jauh atau dalam keadaan sakit dapat keringanan cara pelaksanaannya. Masih banyak lagi keringanan dalam ibadah ketika manusia tidak sanggup melaksanakan karena ada halangan tertentu dan terdesak bukan karena malas

Allah berfirman dalam surat An-Nisa 101 : Jika kamu bepergian di muka bumi ( musafir) maka tidak ada dosa atas kamu untuk mengqashar salatJuga Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah 185

Siapa diantara kamu yang sakit atau musafir hendaklah melaksanakan (puasa) pada hari yang lain

Juga Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah 173: Barang siapa yang terpaksa bukan karena dosa dan melampaui batas maka tidak ada dosa atasnya .

Juga Allah berfirman dalam surat Al-Maidah 35: Maka barang siapa karena kelaparan, tiada sengaja berbuat dosa, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

1. Berangsur-angsur dalam menetapkan hukum bagi mukallaf (Attaajriju fittasyrihi)Al-Quran menetapkan hukum secara bertahap seperti pengharaman minuman keras, berjudi serta perbuatan perbuatan yang mengandung judi. Penetapan hukum secara bertahap dilakukan agar tidak menjadi beban yang berat bagi umat Islam , seperti pengharaman khamr sudah menjadi minuman yang biasa , jika pengharaman khomr itu dilakukan secara sekaligus maka akan membebani umatnya. Oleh karena itu, Allah mengharamkannya secara bertahap. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah: 219. Mereka bertanya kepadamu tentang komer dan judi, katakanlah pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.

Kemudian turun surat An-Nisa : 43. hai orang-orang beriman , janganlah kamu mengerjakan salat , sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu megerti apa yang kamu ucapkan.

Tahap teakhir Allah mengharamkannya dengan surat Al-Maidah 90. Hai orang-orang beriman sesungguhnya minuman khomer , berjudi, berkorban untuk berhala , mengundi nasb, adalah perbuatan syetan , maka tinggalkan perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

1. Perlunya Al-Quran diturunkan.

1. Al-Quran sumber pokok ajaran Islam Adapun kedudukan Al-Quran sebagai sumber hokum Islam adalah menempati urutan partama dan merupakan sumber yang paling utama. Dalam Al-Quran itu telah lengkap mengenai dasar-dasar segala hokum , sehingga tidak ada satu jenis hokum yang tidak terdapat dasar-dasarnya dalam Al-Quran, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anam : 38.

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan

1. Al-Quran sebagai pandangan hidup.

Al-Quran diturunkan Allah untuk pedoman hidup manusia, sehingga tercapai kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Al-Quran mempunyai kedudukan yang utama sebagai sumber pokok ajaran Islam. Sumber pokok ajaran lainnya tidak boleh bertentangan dengan Al-Quran.Firman Allah surat Ali Imron; 103 Dan berpegang teguhlah kamu semua pada tali Allah , dan janganlah bercerai berai

Juga diterangkan dalam surat An-Nisa : 59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allahdan taatilah RasulNya dan pemimpin di antara kamu, kemudian jika kamu berbeda pe.ndapat tentang sesuatu, maka kembalilah kepada Allah, dan RasulNya , jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari Akhir

Juga diterangkan dalam hadis Rasulullah yang selaras dengan ayat tersebut.Aku tinggalkan untukmu dua perkara, selama kamu berpegang teguh dengan keduanya niscaya tidak akan sesat, yaitu Kitab Allah dan SunnahNya.

1. Fase Al-Quran diturunkan. Masa turun Al-Quran terbagi dua fase yang masing-masing mempunyi corak sendiri:Pertama; Masa Nabi saw bermukim di Makkah, yaitu 12 tahun 5 bulan 13 hari yaitu hari 17 Ramadlan tahun 41 dari milad nabi hinggaRabiul Awal tahun 54 dari milad Nabi saw. Ayat yang turun di Makkah disebut Makkiyah.

Kedua, yang turun sesudah hijjrah, selama 9 tahun 9 tahun 10 H. Ayat yang turun pada periode ini disebut Madaniyah

As-Sunnah Sebagai Sumber Hukum ke dua.Sunnah/Al-Haditsa. Pegertian sunnah .Segala sesuatu yang datang dari rasul baik berupa perkataan, perbuatan dan penetapannya.

b. Dasar kehujahan sunnah.Kehujahan sunnah adalah sebagai keterangan dari al-quran dalam sumber hokum dalam surat Al-Hasyr ; 7 Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah;Juga diterangkan dalam firman Allah surat Ali Imron; 179. Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang gaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.Dalam ayat yang lain dijelaskan surat An-Nisa 136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.Dalam firman yang lain Allah menegaskan, surat An-Nisa 59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Juda dijelaskan dalam suerat An-nur 54.

Katakanlah: "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang."c. Kedudukan sunnah terhadap al-quran.1. As-sunnah merupakan sumber hokum yang ke dua setelah al-quran.2. As-sunnah pada hakekatnya memperjelas hokum yang ada dalam al-quran.

d. Pembagian As-Sunnah.1. Sunnah qauliyah ( semua perkataan rasul )2. Sunnah filiyyah ( semua perbutan rasul )3. Sunnah hammiyah. Sesuatu yang tetah direncanakan tetapi belum sempat dikerjakan.4. Sunnah taqririyah ( ketetapan rasul yang berupa ucapan dan perbuatan )Dimana suatu perbeuatan tersebut dilakukan oleh para sahabat dan rasul memperbolehkannnya.

Pengembangan Hukum IslamA. IJTIHAD1. Pengertian ijtihad.Menurut bahasa adalah mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh, sedang para ulama fikih menjelaskan bahwa ijtihad, pencurahan segala kemampuan untuk mendapatkan hokum syara melalui dalil-dalil syara.

Dasar pelaksanaan ijtihad.1. Mengetahui nash Al-Quran dan Al-Hadits.2. Memahami masalah ijma3. Menguasai bahasa arab dan kaidahnya.4. Mengetahi usul fikih.5. Mengetahui nasakh dan mansukh.6. Mengetahui kemaslahatan berdasarkan pertimbanagan akal.

B. Ijma Qiyas dan Fatwa.1. Ijma.a. Pengertian ijma kesepakatan terhadap sesuatu atau kesepakatan seluruh mujtahid pada suatu masalah sesudah wafatnya rasul.b. Dasar kehujahan ijtihadc. ma. An-Nisa 59

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Rumusan ijma dapat dilakukan sepanjang itu mempunyai ketentuan sebagai berikut a. Ijma disampaikan secara qothi dengan memberikan pendapat atas suatu perkara yang di bahas, akan tetapi jika mujtahid dengan diam tidak menyangkal berarti menyetujui pendapat yang disepakati.b. Ijma terjadi setelah rasul itu wafat sebab , pada masa rasul semua perkara hukum ditanyakan kepada rasul untuk menjawabnya dan memberikan kepastian hukum baik dengan jalan wahyu Allah maupun dengan jawaban hadis.

2. Qiyas.a. Pengertian qiyas Menurut bahasa berarti menyamakan atau mengukur sesuatu dengan yang lain. Para ahli fibkih memberikan pengertian menyamakan atau mengukur satu kejadian yang tidak da nash tentang hukumnya dengan kejadian yang ada hukumnya di dalam nash. Karena ada kesamaan illat hokum tersebut.

Rukun qiyas anatara lain.a. Kejadian atau peristiwa yang tidak ada hukumnya ( furu )b. Kejadian yang ada hukmnya ( ashal )c. Illat ( sifat yang menjadi dasar hokum ) yang ada pada ashal dan furu.d. Hokum ashal dan furu dengan dugaan kuat ada munasabah yang mengakibatkan titik balik hokum

b. Dasar kehujahan qiyas.Dasar hukumnya sesuai dengan firman allah surat( al-hasyr ) ; 2. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.

c. Sebab-sebab dilakukannya ijtihad dengan qiyas.1. Munculnya persoalan yang selalu berkembang 2. Adanya persamaan illat antara masalah yang sudah ada dengan hokum nash.3. Nash al-quran dan hadis tidak turun lagi.

3 .fatwa.a .pengertian fatwa.Fatwa adalah suatu ijtihad tentang suatu masalah yang belum jelas hukumnya. Dasar hukumnya dalam surat Al-Anbiya ; 7

Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.

C. Ittiba dan taqlid.1. Pengertian ittiba dan taqlid.

Ittiba menurut bahasa mengikuti atau menurut sedangkan menurut istilah adalah menerima dan mengikuti pendapat perbuatan sesorang dengan mengetahui dasar pendapat dan perbuatan tersebut.

Dasar hokum ittiba dalam surat Ali-Imran 31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Taqlidadalah perbuatan yang kurang baik terutama bagi kalangan yang mempunyai kemampuan beristidlal. Dalam surat Al-Baqarah 170. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?"

D. Tarjih dan talfiq1. Tarjih.Pengertian tarjih adalah menguatkan salah satu dalail dari beberapa dalil yang berseberangan sehingga diketahui mana yang lebih kuat dan mana yang lemah.Tarjih dibenarkan dalam menetapkan hokum syara berdasarkan ijma sahabat yang telah menetapkan wajibnya berpuasa bagi orang yang juub sampai subuh walaupun ada hadis yang menerangkan bahwa orang yang junub sampai subuh puasanya batal. Kedua hadis itu adalah sebagai berikut.sesungguhnya Nabi SAW pernah dalam keadaan junub pada waktu subuh. HR.Bukhori dan Muslim.Hadis yang kedua sebagai berikut :Barang siapa pada waktu subuh dalam keadaan junub maka tidak sah puasanya HR Ahmad dan Ibnu Hibban.Hadis yang pertama diriwayatkan oleh istri-istri nabi , sedang hadis kedua diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Hadis pertama lebih kuat sehingga ditetapkan sebagai sumber hokum karena diriwayatkan oleh istri-istri nabi yang menyaksikan sendiri apa yang diriwayatkannya itu.

Dalil yang ditarjih adalah sebagai berikut :Dalil yang ditarjih sama kepastian kekuatannya seperti Al-quran dengan Al-quran, al-quran dengan hadis mutawattir, hadis ahad dengan hadis ahad.

1. Talfiq.Pengertiannya adalah mengambil beberapa dasar hokum untuk pelaksanaan amal dari beberapa pendapat madzhab yang berbeda.

Sebagaimana contoh adalah berwudlu dengan tidak menggosok anggota wudlu, menurut imam SyafiI wudlunya sah. Sementara itu menurut Imam Malikn tidak sah.Kemudian menyentuh wanita setelah berwudlu, menurut imam SyafiI wudlunya batal, sementara menurut imam Malik tidak batal. Jika kemudian ia salat tidak batal, menurut Imam SyafiI , sedang menurut Imam malik sah. Talfiq dibenarkan sepanjang tidak berakibat batalnya amaliah.

Dasar-dasar Fiqih IslamA.Istihsan.1. PengertianMenurut bahasa berarti menganggap baik sedangkan menurut istilah ahli ushul adalah berpindahnya seorang mujtahid dari hokum yang jelas menuju hokum yang samar, atau dari hokum yang umum kepada hokum yang khusus. Karena ada dalil syarI yang menghendaki perpindahan tersebut. Menurut ulama hanafiah wanita yang haid boleh membaca Al-Quran berdasarkan istihsan sedang berdasar atas qiyas diharamkan .a. Qiyas ; wanita yang sedang haid diqiyaskan kepada orang yang junub illatnya sama-sama tidak suci, orang junub, haram membaca al-quran maka orang yang haid haram membaca Al-Quran.b. Istihsan ; haid berbeda dengan junub karena haid waktunya lama, oleh karena itu wanita yang sedang haid diperbolehkan membaca Al-Quran , sebab jika tidak , maka haid yang waktunya panjang wanita tidak mendapat pahala apapun, sedang laki-laki dapat beribadah setiap saat.c. Pengecualian sebagai hokum kulli dengan dalil, misalnya jual beli dengan salam ( pesanan ) berdasarkan istihsan diperbolehkan. Menurut dalil kulli , syariat Islam melarang sebab barangnya tidak ada di tempat, tetapi menurut dalil istihsan diperbolehkan sebab manusia berhajat kepada kemudahan dan kebiasaan mereka.

2. Kedudukan istihsan sebagai sumber hukm Islam.Para ulama berbeda pendapat tentang kehujjahan istihsan.a. Jumhur ulama menolak kehujjahan dengan istihsan, sebab banyak ayat al-quran yang menyuruh taat kepada Allah dan Rasulnya sedang berhujjah pada istihsan berarti berhujjah berdasarkan ketentuan ijtihad .b. Golongan hanafiah memperbolehkannya dan juga ulama malikiah juga menggunakannya dan mengenalnya dengan sebutan masalihul mursalah.

B. Istishab.1. PengertianIstishab berarti mengambil hokum yang telah ada atau ditetapkan pada masa lalu dan tetap dipakai pada masa-masa selanjutnya sebelum ada hokum yang mengubahnya. Misalnya seseorang ragu-ragu telah wudlu atau belum, dan keadaan seperti itu seharusnya berpegang pada belum berwudlu sebab hokum pada asal adalah belum berwudlu.

2. Kedudukan istishab sebagai sumber hokum islam.Para ulama berbeda pendapat tentang kehujjahan dengan menggunakan istihsab.A. Yang menerima sebagai dasar hujjah adalah seperti ulama Syafiiyyah , Hanabilah , Malikiah, Dzahiriyah sebagaimana dasar dalam surat Yunus. 36 Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja.Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

B. Sedang yang menolak istishab adalah golongan Hanafiah dengan pengertian tersebut adakah tanpa dasar.

C. Mashalihul Mursalah

1. Pengertian mashalihul mursalah.Mashalih bentuk jama dari maslahah, artinya kemaslahatan, mursalah berarti terlepas. Dengan demikian mashalihul mursalah berarti kemaslahatan yang terlepas, maksudnya penetapan hokum berdasarkan kepada kemaslahatan, yaitu manfaat bagi manusia atau menolak kamadlorotan bagi mereka. Al-khawarizmi menyatakan bahwa maslahah ialah menjaga tujuan syariat dengan jalan menolak mafsadat atau madlarat.

2. Kedudukan sebagai sumber hokum islam.Para ulama berbeda pendapat mengenai kedudukan mashalihul mursalah.a. Jumhur ulama menolaknya sebagai dasar hujjah dengan dasar nash Al-Qur,an dan qiyas telah jelas dalam keterangannya, maka tidak usah mencarai kaidah lain,b. Pembinaan hokum dengan menggunakan maslahat berarti membuka pintu ijtihat dengan menggunakan hawa nafsu.

3. Imam Malik membolehkan menggunakan mashalihul mursalah secara mutlak.a. Kemaslahatan manusia selalu berubah-ubah dan tidak ada habisnya, jika pembinaan hokum dibatasi maka banyak permasalahan hokum yang harus diselesaikan , maka akan fakum, sebab dalil dan nash Al-Quran secara umum.b. Para sahabat, tabiin dan ulama fikih dalam menjawab permasalahan hokum sesuai dengan kemaslahatan umat yang tidak ada nash secara jelas seperti membuat penjara , mengumpulkan ayat al-quran dan membukukannya dst.

D. Al-Urf

1. Pengertian al-urfUrf adalah segala sesuatu yang sudah saling dikenal dan dijalankan oleh umat atau masyarakat yang menjadi adat istiadat baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagaimana contoh jual-beli dengan tidak mengucapkann sighat yang secara jelas, sebab sudah saling pengertian, atau pengerian kita memanggil sesorang baik laki-laki maupun perempuan.

2. Macam-macam Urf dan Hukumnya.

a. Urf shahih adalah yang dipakai oleh masyarakat dan tidak bertentangan dengan syariat tidak menghalalkan yang haram dan sebaliknya. contohnya melamar wanita dengan membawa barang yang berharga boleh dilestarikan.b. Urf fasid adalah yang bertentangan dengan syariat .

E. Syarun Man Qoblana.

1. Pengertian Syarun Man Qoblana.

Syarun Man Qoblana adalah syariat yang diturunkan sebelum kita akan tetapi karena perbedaan waktu akan mengalami penyesuaian pelaksanaannya. Dasarnya surat Al-maidah 48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

2. Pembagian dan hukumnya.

Secara garis besar, syariat sebelum kita dapat dikelompokkan menjadi dua, sebagai berikut.a. Apa yang disyariatkan kepada mereka juga ditetapkan kepada kita umat Muhammad , seperti puasa dan qishos.b. Apa yang disyariatkan kepada Nabi Musa , seperti dosa orang jahat itu tidak akan terhapus selain membunuh dirinya sendiri, terhadap syariat yang kedua ini para ulam sepakat untuk ditinggalkan karena syariat itu telah menghapusnya.

Kaidah kaidah Fiqih Islam

3. Al-AmrPengertian Amr berarti suruhan, sementara menurut istilah adalah. Suatu lafad yang dipergunakan oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah , untuk meminta bawahannya mengerjakan sesuatu pekerjaan dan tidak boleh menolak.A. Bentuk-bentuk amrLafadz yang menunjukkan kepada perintah sebagaimana dimaksudkan dalam pengertian tersebut dinyatakan dalam bentuk, sebagai berikut.

a. Fiil Amr seperti dalam surat An-Nisa 4. Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.

b. Fiil Mudlori dalm surat Ali Imron 104 Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

c. Masdar pengganti fiil dalam surat Al-Baqarah 84 Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.

d. Jumlah khobariah / kalimat berita dalam surat Al-Baqarah 83. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

e. Isim fiil amr dalam surat Al-Maidah 105. Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

3. Kaidah-kaidah amr.Yang dimaksud dengan kaidah amr ialah ketentuan-ketentuan yang dipergunakan para mujtahid dalam mengistimbat hokum. Ulama ushul merumuskan ada lima bentuk, yaitu.a. Kaidah pertama.Pada dasarnya amr itu menunjukkan pada wajib kecuali ada dalil yang menunjukkan kepada selain itu.

1. Nadb / sunnah seperti dalam surat An-Nur 33. Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.Dan budak-budak yang kamu miliki yang menginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu.Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi.Dan barang siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa (itu).

3. Irsyad / membimbing atau member petunjuk seperti dalam surat Al-Baqarah 282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun daripada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur.Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu).Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya.Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya.Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya.Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

3. Ibahah boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan, dalam firman allah surat Al-Baqarah 60. Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing) Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.

1. Tahdid / mengancam atau menghardik, seperti dalam surat Fussilat 40. Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari Kami.Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat? Perbuatlah apa yang kamu kehendaki; sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

1. Taskhir / merendahkan derajat. Seprti dalam surat al-baqarah 65 Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina".

1. Tajiz, menunjukkan kelemahan lawan bicara. Surat Al-Baqarah 23. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

1. Taswiyah, sama antara dikerjakan dan tidak, At-Tur 16. Masuklah kamu ke dalamnya (rasakanlah panas apinya); maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu; kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.

1. Takdzib / mendustakan. Al-Baqarah 111. Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggung) nya seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab Allah1. Talhif / membuat sedih / merana, Ali-Imran 119. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: "Kami beriman"; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.

1. Doa / permohonan Al-Kahfi 10. Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini

B. Perintah setelah larangan menunjukkan kebolehanMakdsud kaedah tersebut apabila ada perbuatan yang semula dilarang , kemudian dating perintah mengerjakan maka perintah tersebut bukan perintah wajib, tetapi bersifat membolehkan, Al-Jumuah 10. Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung

Ayat tersebut menjelaskan bahwa setelah selesai salat jumah diperbolehkan melakukan jual beli. Padahal ayat sebelumnya menyruh meninggalkan kegiatan jual-beli apabila panggilan salat jumah dikumandangkan. Al-jumuah 9. Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

C. Kaidah ketiga.Pada dasarnya perintah tidak menghendaki segera dilaksanakan. Al-Hajj 27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,

D. Kaidah keempatPada dasarnya perintah tidak meghendaki pengulangan.Misalnya perintah menunaikan ibadah haji satu kali seumur hidup. Menurut ulama pengulangan dikelompokkan menjadi tiga.1. Perintah itu dihubungkan dengan syarat. Seperti wajib mandi setiap unub. Al-Maidah 6. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

2. Perintah dihubungkan dengan illat, hokum itu ditentukan ada atau tidak adanya illat. Seperti hokum rajam dalam zina muhson. An-Nur 2. Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.

3. Perintah dihubungkan dengan sifat atau keadaan yang berlaku sebagai illat, seperti kewajiban salat setiap masuk waktu. Al-Isra 78. Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) subuh.Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).

E. Kaidah kelima.Memerintahkan segala sesuatu berarti memerintahkan segala wasilahnya/perantaraannya. Sebagaimana perintah mengerjakan salat pastinya harus dengan suci dari hadas besar dan kecil.

B. Nahyi1. pengertian Nahyi.Menurut bahasa berarti larangan. Sementara menurut istilah berarti tuntutan meninggalkan sesuatu yang datangnya dari orang yang lebih tinggi tingkatannya kepada orang yang lebih rendah tingkatannya.3. Bentu-bentuk Nahyi.a. Fiil mudlori yang disertai dengan lam an-nahyiyah. Surat Al-Baqarah 11. Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."

b. Lafadz yang memberikan pengertian haram atau perintah meninggalkan perbuatan, An-Nisa 23. Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,

4. Kaidah-kaidah nahyi.a. Kaidah pertama Pada dasarnya larangan itu menunukkan haram.Alas an jumhur ulama sebagai berikut. Akal dapat membedakan dan memahami bentuk nahyi yang menunjukkan arti yang sebenarnya. Ulama salaf memahami siqat yang bebas dari qorinah menunjukkan larangan .

Siqhat nahyi menunjukkan haram tetapi juga menunjukkan beberapa arti sebagai berikut.1. Karahah, seperti sabda nabi. janganlah kamu salat di kandang unta .2. Doa permohonan Al-Baqarah 286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

3. Irshad / member petunuk Al-maidah 101 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Qur'an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu.Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.

4. Tahqir / menghina, Al-Hijr 88. Janganlah sekali-kali kamu menujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.

5. Bayan al-akibah / penjelasan akibat, Ali-Imran 169. Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki

6. Tayis / menunukkan putus asa, at-tahrim 7. Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakan.

7. Tahdid / menghardik janganlah kamu turuti perintahku.

B.Kaidah kedua larangan terhadap sesuatu berarti perintah akan kebalikannya .Seperti larangan menyukutukan Allah berarti perintah mengesakannya.

C. Kaidah ketiga Larangan yang tidak dikaitkan dengan sesuatu seperti waktu atau sebab lain, berarti menghendaki meninggalkan yang dilarang sepanjang masa. Namun jika larangan itu dikaitkan dengan waktu maka perintah larangan berlaku bila ada sebab, an-nisa 43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

D. Kaidah keempatPada dasarnya larangan itu menghendaki rusakSetiap perkara yang tidak diperintahkan kami berarti ditolak.

C. Am dan Khos

1. Pengertian amAm artinya umum yang dimaksud disini mencakup semua perkara yang bermacam-macam.

Adapun pengertian menurut ilmu usul fiqih adalah lafadz yang digunakan untuk menunjukkan suatu makna yang dapat terwujud pada satuan banyak dengan tidak terbatas, seperti kata insane, mencakup laki-laki dan perempuan, anak-anak dan seterusnya.

1. Isim istisham / untuk bertanya seperti man, ma, ayyun, al-mudatsir 42. "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"

2. Isim isyarat seperti ma, man, ayyun, an-nisa 123. Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahat an itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.

3. Lafadz kullun, jamun, masyar, kaffah al-baqarah 29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

4. Isim mufrad yang dimarifatkan dengan alif lam atau dimarifatkan dengan idlofah. Al-maidah 38. Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

5. Jama yang dimakrifatkan dengan alif lam ( al ) atau yang dimakrifatkan dengan idlofat, surat an-nisa 23. Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

6. Isim nakiroh yang disusun naf ( ingkar ).orang tua tidak boleh diqisosoh karena anaknya.

7. Isim mausul seperti alladzina. Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (beridah) empat bulan sepuluh hari.Kemudian apabila telah habis idahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.

E. Khosh.1. Pengertian khosh adalah lafadz yang diciptakan untuk menunjukkan pada satu orang tertentu, seprtia Muhammad , menunjukkan satuan yang terbatas seperti sebelas, menunjukkan satu kaum atau kelompok, masyarakat tertentu.2. Pembagian Mukhossih ada dua .a. Mukhossis muttasil, ( tidak dapat berdiri sendiri ) 1. Istisna 2. Syarat3. Sifat4. Qoyah5. Badal min kullb. Mukhossis munfasil ( berdiri sendiri )1. Perundang-undangan umum2. Uruf3. Nash al-quran , hadis, ijma.F. Mutlaq dan Muqoyad1. Pengertian mutlaq adalah tidak terikat, menurut istilah adalah suatu lafadz yang menunjukkan hal yang umum dan berdiri sendiri. Al-mujadilah ayat 3. Orang-orang yang menzihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Sementara itu pengertian muqoyyad adalah terikat, atau suatu lafadz yang menunukkan suatu hal yang tertentu dengan ada ikatan tersendiri berupa perkataan. An-nisa 92. Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal ia mukmin, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barang siapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara tobat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

2. Mantuq dan Mafhum.Pengertian mantuq dan mafhum, mantuq berarti yang diucapkan, menurut istilah hokum yang ditujukan oleh ucapan lafadz itu sendiri. Adapun mafhum menurut bahasa berarti dipahami atau hokum yang tidak ditunjukkan oleh ucapan lafadz itu sendiri.

Mantuq dibagi menjadi dua.1. Nash, perkataan yang jelas tidak mungkin ditakwilkan al-maidah 89. Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kafarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kafaratnya puasa selama tiga hari.Yang demikian itu adalah kafarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar).Dan jagalah sumpahmu.Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya).

2. Dzahir, perkataan yang menunjukkan suatu makna, bukan yang dimaksud dan menghendaki pentakwilan. Ar-rahman 27. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

Mafhum juga dibedakan menjadi dua.1. Mafhum muwafaqoh yaitu pengertian yang difahami sesuatu menurut ucapan atau lafadz . a. Fahwal khitob yaitu apabila yang tidak diucapkan lebih utama daripada yang diucapkan. Larangan berkata keji kepada orang tua apalagi memukulnya.b. Lahnul khitab, yang tidak diucapkan sama dengan yang diucapkan seperti dalam firmanNya an-nisa 10. Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara lalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

2. Mafhum mukholafah, yaitu yang tidak diucapkan itu berbeda dari yang diucapkan, baik dalam istinbat9 menetapkan ) maupun naf ( meniadakan ). Oleh karena itu yang difahami selalu sebaliknya, al-umuah 9. Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

G. Mujmal dan Mubayyan1. Pengertian mujmal dan mubayyan, Mumal adalah suatu perkataan yang belum jelas perkataannya dan untuk mengetahui diperlukan penjelasan.

Sedangkan mubayyan adalah perkataan yang jelas tanpa membutuhkan penjelasan dari yang lainnya.

2. Sebab sebab mujmal.1. Kata kata mufrad2. Susunan kata-kataDalam kata-kata mufrad atau tunggal , ijmal adakalanya karena Tasyrif kata-kata atau pengambilannya seperti qaala dari qaulun ( perkataan ) Satu lafadz dari beberapa arti ( musytarak ) Lafadz yang digunakan dalam istilah syara yang tertentu seperti salat, puasa, zakat, dan lainnya.

3. Contoh IjmalIsim.Qurun dengan pengertian suci atau dating bulan.Fiil. Qala berarti berkata atau tidurHuruf , waw dapat menunjukkan huruf athaf atau penghubung.

H. Muradif dan Musytarak1. Pengertian muradif dan musytarakMuradif adalah lafadnya banyak ( namun artinya sama ) / sinonim. Seperti lafad asadun dan allais artinya sama yaitu singa.Musytarak yaitu lafad satu yang mempunyai dua arti yang sebenarnya dan arti-arti tersebut berbeda-beda. Seperti lafad jaun artinya putih atau hitam.

2. Hukum lafad Muradif Menurut Imam Malik dan Syafii tidak ada takbir kecuali dengan lafad Allahu Akbar, tetapi menurut Imam Abu Hanifah Boleh takbir dengan lafad Allah Al Azam.

3. Sebeb-sebab timbulnya musytarak antara lain:1. Bermacam-macam suku.2. Antara kedua pengertian terdapat arti dasar yang sama.3. Mula-mula satu lafad dugunakan untuk satu arti.

I. Zahir dan Tawil1. Zahir dan TawilZahir menurut bahasa berarti jelas, menurut istilah adalah suatu lafad yang dalalahnya jelas tanpa membutuhkan faktor lain

Sementara tawil berarti membelok atau berpaling menurut istilah adalah memindahkan suatu perkataan dari makna yang terang ( zahir ).Syarat-syarat tawil.1. Tawil harus berdasarkan dalil syara baik nas maupun qiyas.2. Tawil harus sesuai dengan penggunaan bahasa dan kebiasaan syariat.3. Bila dalil menggunakan qiyas , maka qiyas tersebut harus qiyas jaly.

2. Tawil dalam soal-soal Ushul.Bahwa dalam soal ilmu kalam ada tiga pendapat diantaranya .1. Soal-soal ushul tidak dimasukkan tawil sama sekali, seperti tuhan berada di Arasy, bertangan, berbicara , ini golongan mutasyabihat .2. Soal-soal usul kemasukan tawil dengan menyerahkan tawil itu kepada Tuhan sendiri.3. Soal-soal usul kemasukan tawil, surat al-fath ayat 10, surat toha ayat 5. Ta,wil dalam soal-soal furu Golongan syafiiyyah membagi tawil menjadi dua.1. Tawil dekat2. Tawil jauh.

J. Nasikh dan MansukhNasikh menurut bahasa , berarti membatalkan atau menghapuskan , bisa juga menyalin. Sedang menurut istilah adalah menghapus hukum syara yang sudah ada karena datang hukum yang baru atau datang ketetapan hukum sesudahnya.

Selanjutnya hukum yang dibatalkan disebut mansukh. Sementara yag membatalkan disebut nasikh. Conth-contoh nasikh mansukh .a. Perubahan arah kiblat dari baitul makdis ke baitul haram, sebagaimana dalam surat al-baqarah 144,b. Minum-minuman keras dari perintah yang ringan sampai yang mengharamkan. An-nisa 43 sampai al-maidah 90.c. Penghapusan haramnya ziarah kubur.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Slamet. 1988. Fiqih Ibadah. Bandung: Pustaka Setia.Al-bukhari, Imam. 1992. Terjemahan Hadis Shahih Al-Bukhari. Bairut : Daar an-Nafses.Al-Mahami, Muhammad Kamil Hasan. Jakarta : PT Kharisma Ilmu. Armando, Ade, dkk.2004. Ensiklopedi Islam untuk Pelajar. Bandung : PTAl-Maarif ____________ . 1982. Ilmu Fiqih. Jakarta : Direltorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam.Departemen Agama RI. 2001. Bahan Penyuluhan Hukum . Jakarta : Direktorat jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam . _____________. 2003. Bimbingan Manasik Haji. Jakarta: Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggara Haji. _____________ . 2003. Pedoman Pengelolaan Zakat. Jakarta: Dirjen Bimas Islam dan penyelenggara Haji._____________ . 2003. Pedoman Perundang-undangan Pengelolaan Zakat.Jakarta.: Dirjen bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji._____________ . 2004. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran.Departemen Agama Islam. 2008. Standar kompetensi Mata Pelajaran pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Aliyah. Jakarta. Depdiknas.Hasan, A. 2002. Terjamah Bulughul Maram. Bandung : CV Diponegoro.

.