29
BAB І PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ajaran agama Islam ada yang disebut dengan taqwa. Taqwa tersebut bisa diartikan sebagai suatu bentuk tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh umat muslim untuk melaksanakan semua perintah yang telah diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi semua bentuk perbuatan yang telah dilarang-nya sebagai suatu pegangan dalam kehidupaan di dunia ini. Bertaqwa kepada Allah SWT sudah merupakan suatu kewajiban yang tidak boleh dilanggar oleh seorang muslim dan muslimah. Kemudian untuk memahami mengenai ketaqwaan tersebut harus dilakukan oleh diri sendiri yang bisa diawali dengan niat yang ikhlas terlebih dahulu dengan mengharapkan ridho Allah SWT dengan jalan belajar di lingkungan-lingkungan pendidikan keagamaan atau bisa juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan keagamaan seperti ceramah keagamaan, pengajian-pengajian dan lain-lain. Allah SWT telah memberikan perintah kepada seluruh umat muslim untuk bertaqwa. Perintah dari Allah SWT tersebut salah satunya terdapat dalam potongan surat At-Thalaaq (65) ayat 2-3 yang artinya : Barang siapa 1

Materi Agama.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ajaran agama Islam ada yang disebut dengan taqwa. Taqwa tersebut bisa diartikan sebagai suatu bentuk tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh umat muslim untuk melaksanakan semua perintah yang telah diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi semua bentuk perbuatan yang telah dilarang-nya sebagai suatu pegangan dalam kehidupaan di dunia ini.

Bertaqwa kepada Allah SWT sudah merupakan suatu kewajiban yang tidak boleh dilanggar oleh seorang muslim dan muslimah. Kemudian untuk memahami mengenai ketaqwaan tersebut harus dilakukan oleh diri sendiri yang bisa diawali dengan niat yang ikhlas terlebih dahulu dengan mengharapkan ridho Allah SWT dengan jalan belajar di lingkungan-lingkungan pendidikan keagamaan atau bisa juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan keagamaan seperti ceramah keagamaan, pengajian-pengajian dan lain-lain.

Allah SWT telah memberikan perintah kepada seluruh umat muslim untuk bertaqwa. Perintah dari Allah SWT tersebut salah satunya terdapat dalam potongan surat At-Thalaaq (65) ayat 2-3 yang artinya : Barang siapa bertaqwa kepada Allah SWT niscaya dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.

Menurut ayat surat At-Thalaaq tersebut Allah SWT akan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang bertaqwa pada saat mereka mengalami kesulitan dalam kehidupan dan memberikan suatu rezeki dengan cara atau jalan yang tidak disangka-sangka sebelumnya oleh manusia.

BAB PEMBAHASAN

A. Pengertian, Ruang Lingkup Dan Kedudukan Taqwa

Taqwa berasal dari kata Waqa, Yaqi, Wiqayah yang mempunyai arti menjaga, memelihara dan melindungi diri dari siksa Allah SWT dalam menjalani hidup sesuai dengan tuntunan dan petunjuknya dengan cara menjalankan semua perintahnya dan menjauhi semua larangannya dengan ikhlas.

Adapun dari bahasa Arab Quraish taqwa lebih dekat dengan kata waqa yang bermakna memelihara dan melindunginya dari berbagai hal yang dapat membahayakan dan merugikan. Dari kata waqa ini takwa bisa diartikan berusaha memelihara diri dari segala ketentuan Allah SWT dan melindungi diri dari dosa dan larangan Allah SWT dengan jalan berhati-hati dalam menjalani kehidupan.

Rassulullah SAW suatu ketika pernah menasehati sayyidina Ali bin Abi Thalib wahai Ali shalatlah kamu apabila telah tiba waktunya karena itu akan menunjukan engkau sebagai pribadi yang bertaqwa.

Taqwa juga diungkapkan oleh Imam Hasan Al-Bashri bahwa taqwa adalah takut dan menghindarkan diri dari apa yang diharamkan Allah SWT serta menunaikan apa yang diwajibkannya. Taqwa pada Allah SWT bukan berarti takut, takut kepada Allah SWT itu hanyalah salah satu dari sifat mahmudah ( sifat baik ) yang terdapat dalam sifat taqwa tetapi takut bukanlah taqwa. Takut dalam bahasa Arab ialah Khauf atau Khasya.

Semua umat Islam mempunyai kedudukan yang sama dihadapan Allah SWT karena semua orang diciptakan dengan cara yang sama dan semuanya bersaudara. Tidak ada seorang muslim yang lebih utama dari muslim lainya karena satu-satunya hal yang membedakan derajat seorang muslim ialah nilai ketaqwaannya.

Firman Allah SWT :

(((( (((((((((((( ((((( (((( ((((((((((( ( (((( (((( ((((((( ((((((( ((((

Artinya : Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al - Hujarat : 13 )

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa ketaqwaan itu adalah hal yang membuat seseorang lebih mulia menurut pandangan Allah SWT. Makin tinggi nilai ketaqwaan seseorang maka makin tinggi pula derajat dan kemuliaan dirinya disisi Allah SWT.

Orang yang lebih bertaqwa kepada Allah SWT lebih mulia kedudukan-nya disisi Allah SWT dari pada orang kaya yang tidak bertaqwa, orang bodoh yang bertaqwa lebih mulia dari pada orang pandai yang tidak bertaqwa, orang lemah yang bertaqwa lebih mulia dari pada orang kuat yang tidak bertaqwa.

Itulah sebabnya seseorang yang memiliki kelebihan kekayaan, kepandaian atau kekuatan tidak boleh sombong dan tidak boleh menghina orang yang lemah karena ketaqwaan kepada Allah SWT sajalah yang akan membedakan orang yang satu dan yang lainnya.

Ciri dari seorang hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT dijelaskan dalam suatu surat Al-Quran yaitu :

((((((((( ((((((((((( (((((((((((( (((((((((((( ((((((((((( ((((((( ((((((((((((( (((((((((( ((( ((((((((((( ((((((((((( (((((( ((((((( (((((((( (((((( ((((((( ((( (((((((( (((((((((((((( (((( (((((((((( (((

Artinya : ( Yaitu ) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang melaksanakan shalat dan menafkahkan sebagian rizki yang kami berikan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab ( Al-Quran ) yang diturunkan kepadamu ( Muhammad ) dan ( kitab - kitab ) yang telah diturunkan sebelum kamu, serta mereka yakin akan adanya ( kehidupan ) akhirat. ( QS. Al Baqarah : 3-4 )

Taqwa adalah sumber akhlak yang mulia. Orang yang bertaqwa pasti memiliki akhlak yang terpuji, baik akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap sesama manusia, akhlak terhadap diri sendiri maupun terhadap makhluk lainnya.

Orang yang bertaqwa mempunyai sifat dan tingkah laku yang menunjukan budi pekerti yang luhur. Dalam bergaul dengan sesama teman ia selalu menyenangkan hati orang lain, selalu menepati janji, tidak pernah berdusta, selalu jujur, rendah hati, ramah tamah dan sopan santun.

Dalam suatu ayat yang lain Allah SWT telah berfirman yang berkaitan dengan ketaqwaan yaitu :

(((((( (((((((( ((( ((((((((( ((((((((((( (((((( (((((((((((( (((((((((((((( ((((((((( (((((((( (((( ((((((( (((((( (((((((((((( (((((((( (((((((((((((((((( ((((((((((((( ((((((((((((((( (((((((( ((((((((( (((((( (((((((( ((((( (((((((((((( ((((((((((((((( (((((((((((((((( (((((((( (((((((((( (((((((((((((((( ((((( ((((((((((( ((((((((( ((((((((((( (((((((( ((((((((((( (((((((((((((( (((((((((((( ((((( (((((((((( ( ((((((((((((((( ((( (((((((((((((( ((((((((((((( ((((((( (((((((((( ( (((((((((((( ((((((((( ((((((((( ( (((((((((((((( (((( ((((((((((((( (((((

Artinya : Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah ( kebajikan ) orang yang beriman kepada Allah SWT, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang sedang berada dalam perjalanan ( musafir ), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya dan melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa perang. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. ( QS. Al Baqarah : 177 )

Surat Al Baqarah ayat 177 tersebut mengelompokan kategori ketakwaan kedalam lima kategori yaitu :

1. Beriman kepada Allah SWT, para malaikat, kitab-kitab dan para nabi dan rasul.

2. Mengeluarkan harta yang dicintainya kepada para kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang sedang dalam perjalanan ( musafir ), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya atau dapat di singkat dengan mencintai dan menghargai semua umat manusia dengan jalan mengorbankan harta benda yang kita miliki.

3. Mendirikan atau melaksanakan shalat lima waktu dan menunaikan zakat yang bisa diartikan sebagai melaksanakan ibadah-ibadah wajib.

4. Menepati janji yang telah diungkapkan karena janji merupakan ciri dari orang yang bertaqwa.

5. Bersabar di saat kemelaratan, kesusahan dan pada saat perang yang bisa di misalkan dengan harus memiliki semangat juang yang tinggi dalam kehidupan.

Taqwa yang dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 177 tersebut dapat di bagi kembali ke dalam dua kecenderungan sikap yaitu :

1. Bersikap selalu taat kepada Allah SWT yang ditunjukan dengan keyakinan dan ketulusan dalam menjalankan ibadah dan taat menjauhi larangan Allah SWT.

2. Menjaga hubungan dengan sesama umat manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Sebab Sebab Seseorang Bertaqwa

Setiap orang mempunyai sebab bertaqwa kepada Allah SWT yang didasarkan dari :

1. Menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah SWT yang hina dan meyakini bahwa hanya Allah SWT sajalah dzat yang maha kuat dan maha perkasa. Oleh sebab itu, tidak sepatutnya manusia sebagai makhluk yang hina itu durhaka kepada yang maha kuat dan maha perkasa yaitu Allah SWT.

2. Senantiasa ingat dengan semua nikmat yang telah dianugrahkan Allah SWT kepada dirinya dalam segala hal. Oleh karena itu manusia harus sadar bahwa tidak sepantasnya ia tidak mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.

3. Seorang makhluk yang selalu ingat dengan datangnya saat kematian. Seseorang yang sadar bahwa kematian itu akan datang pada dirinya dan menyadari bahwa dihadapan Allah SWT tidak ada pilihan lain selain masuk surga atau neraka.

C. Peranan Taqwa

Sama seperti perintah Allah SWT yang lain, taqwa juga memiliki peranan antara lain seperti :

1. Taqwa digunakan sebagai suatu parameter kemuliaan seseorang karena yang membedakan manusia di hadapan Allah SWT adalah nilai ketaqwaannya.

2. Taqwa digunakan untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT karena taqwa bisa diibaratkan sebagai jalan karena siapa saja yang berjalan di atas jalan tersebut pasti akan mendapatkan suatu petunjuk tentang semua masalah kehidupan.

3. Taqwa digunakan sebagai penolong seseorang karena taqwa bisa diibaratkan seperti tali yang kokoh dan siapa saja yang memegang erat tali tersebut maka dia akan selamat baik di dunia maupun di akhirat kelak.

D. Hubungan Taqwa Dengan Allah SWT

Seorang umat muslim yang bertaqwa ( muttaqi ) adalah seorang umat yang menghambakan dirinya kepada Allah SWT dan selalu menjaga hubungan diri-nya dengan Allah SWT yang merupakan suatu titik tolak untuk terwujudnya ketaqwaan.

Ketaatan pada saat melaksanakan shalat lima waktu menjadi ciri yang paling utama bagi seorang muslim karena shalat memiliki dampak dalam kehidupan sehari-hari berupa pemihakan pada kebenaran serta penolakan kepada kemunkaran. Seorang yang rajin shalat kehidupnya akan disiplin terhadap waktu, tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya serta disiplin pada waktu shalat dan saat melakukan gerakan dan bacaan shalat.

Selain melaksanakan shalat seorang muslim juga beribadah melalui puasa yang diawali dengan niat yang ikhlas untuk dapat melahirkan rasa kesabaran dan pengendalian diri terhadap hawa nafsu yang dia miliki.

Kemudian perintah zakat yang dapat mendatangkan sifat peduli terhadap sesama dan sebagai sarana menjauhkan diri dari sifat tamak dan rakus serta melaksanakan ibadah haji yang dapat mendatangkan sikap persamaan, menjauhkan diri dari sifat takabur dan jalan mendekatkan diri dengan Allah SWT.

Hubungan seseorang dengan Allah SWT yang dilakukan dengan terus menerus yang dilakukan dengan cara mengingat Allah SWT dengan cara berzikir sehingga hubungan dengan Allah SWT begitu dekat dan erat. Ketaatan kepada Allah SWT juga harus diiringi dengan ketaatan kepada Rasulullah SAW karena keduanya adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Rasulullah SAW adalah seorang yang telah dipilih Allah SWT untuk menuntun, menyampaikan dan memberikan contoh cara melaksanakan ajaran Allah SWT kepada manusia. Hubungan dengan rasulullah SAW dapat dilakukan melalui memperbanyak salawat, mengunjungi makam-nya serta memuliakan namanya dengan menjaga dan menjauhkan-nya dari sikap-sikap yang dapat menjatuhkan atau merendahkan derajatnya.

E. Hubungan Taqwa Dengan Sesama Manusia

Hubungan dengan Allah SWT menjadi dasar bagi hubungan seseorang dengan orang lain. Seseorang yang bertaqwa bisa dilihat dari peranannya saat berada di tengah-tengah masyarakat yang tercermin dalam bentuk kesediaan untuk menolong orang lain, melindungi yang lemah dan keberpihakan kepada kebenaran dan keadilan.

Hubungan taqwa dengan sesama manusia di bagi lagi ke dalam dua pembahasan yaitu :

1. Hubungan Dengan Keluarga

a. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Hubungan anak dengan kedua orang tuanya merupakan hubungan yang terikat erat. Karena itu ajaran agama Islam mengajarkan bahwa hubungan anak dengan orang tuanya bukan semata-mata hubungan antar sesama manusia tetapi menjadi hubungan yang baik atau birrul walidin.

Seorang anak dilahirkan ke dunia dengan suatu perjuangan dan pengorbanan yang berat dari ayah dan ibunya. Oleh sebab itu seorang anak diwajibkan oleh Allah SWT untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.

Firman Allah SWT :

((((((((((( (((((((((( ((((((((((((( (((((((((( ((((((( ((((((( (((((( (((((( (((((((((((( ((( ((((((((( (((( (((((((( ((( ((((((((((((((( (((((( ((((((((((( ((((

Artinya : Dan kami perintahkan kepada semua manusia ( agar berbuat baik ) kepada kedua orang tuanya. Ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepadakulah kamu kembali. ( QS Lukman : 14 )

Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan suatu ungkapan terima kasih seorang anak, karena adanya orang tua menjadi sebab adanya anak serta pengorbanan mereka pada saat mengandung, melahirkan dan mendidik anak-anaknya. Itulah sebabnya kenapa agama Islam mewajibkan seorang anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.

Berbakti kepada ibu bapak harus dilakukan dengan sungguh-sungguh serta bisa juga dilakukan pada saat mereka dalam keadaan sakit, lemah atau sudah tua. Bahkan berbuat baik kepada mereka walaupun sudah meninggal bisa dilakukan dengan jalan mendoakan dan meminta ampun kepada Allah SWT atas kesalahan yang pernah mereka lakukan, menepati janjinya, memelihara dan meneruskan silaturahminya serta menghormati teman temanya sewaktu mereka hidup.

b. Menyayangi Keluarga

Menyayangi keluarga bisa dilakukan dengan jalan memberikan kasih sayang kepada seluruh anggota keluarga. Kasih sayang tidak selalu dihitung lewat materi tetapi yang terpenting adalah memberikan perhatian dalam kehidupan sehari-hari.

Islam mengajarkan umatnya untuk menjadikan keluarga sebagai tempat yang penuh kedamaian ( sakinah ) sehingga anak-anak tidak mencari kasih itu di luar rumah. Jika perhatian itu ada dalam sebuah keluarga maka suasana di dalamnya dirasakan nyaman dan keluarga tersebut menjadi tempat yang menentramkan semua penghuninya.

2. Hubungan Dengan Masyarakat

a. Menegakan Keadilan

Islam mengajarkan umatnya untuk menegakan keadilan sebagai ciri seorang muslim. Keadilan sangat penting peranannya di masyarakat karena keadilan adalah perbuatan yang di sukai Allah SWT.

Firman Allah Swt :

(((( (((( (((((((( (((((((((((( ((((((((((((( ((((((((((( ((( (((((((((((( (((((((((( (((( (((((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((( ( (((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((

Artinya : Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan dia melarang melakukan perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. ( QS An-NAhl : 90 )

b. Amar Makruf Nahyi Munkar

Amar makruf adalah keberpihakan seorang muslim terhadap kebenaran meskipun kebenaran itu dapat merugikan dirinya sendiri sedangkan nahyi munkar adalah perbuatan melarang atau membenci kemunkaran yang harus selalu ditampilkan walaupun keburukan itu akan menguntungkan dirinya.

c. Menyebarkan Rahmat Dan Kasih Sayang

Menyebarkan rahmat dan kasih sayang adalah suatu hubungan antar sesama umat manusia yang dapat dilakukan dengan cara menjalin silaturahmi dan mengokohkan tali persaudaraan atas dasar kasih sayang.

Hubungan yang baik dengan sesama umat manusia adalah salah satu misi yang di bawa oleh para nabi yaitu memberi rahmat bagi sesama dan seluruh alam semesta ( rahmatan lil alamin ).

Dari hubungan baik dengan sesama akan melahirkan banyak perbuatan yang baik seperti kepedulian kepada orang lain, memberi maaf kepada orang yang telah melakukan kesalahan baik di minta maupun tidak.

Kepedulian orang-orang yang bertaqwa terhadap saudaranya itu tidak mengenal situasi dan kondisi. Kesediaan untuk membantu saudaranya akan selalu diwujudkan baik dalam keadaan senang atau susah, bahkan dalam keadaan marah dan teraniaya sekalipun.

Firman Allah SWT :

((((((((( (((((((((( ((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((((( (((((((((( (((((((((((((( (((( (((((((( ( (((((( (((((( ((((((((((((((( (((((

Artinya : ( Yaitu ) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan ( kesalahan ) orang lain. Dan Allah SWT mencintai orang yang berbuat kebaikan. ( QS Ali-Imran : 134 )

F. Hubungan Taqwa Dengan Diri Sendiri

Dalam hubungan taqwa dengan diri sendiri ketaqwaan ditandai dengan ciri ciri antara lain :

1. Memelihara Kehormatan Diri

Hubungan taqwa dengan diri sendiri dilakukan melalui upaya menjaga dan memelihara kehormatan diri yang bisa dilakukan dengan memelihara faraj melalui pernikahan yang sah agar tidak terdorong oleh nafsu yang jelek.

Nafsu terdapat dalam diri setiap orang, oleh karena itu orang yang mampu mengendalikan nafsu dalam dirinya akan mampu menampilkan sosok kepribadian seorang manisia yang memiliki kehormatan dirinya sebagai hamba Allah SWT yang mulia.

2. Sabar

Sabar yaitu sikap diri menerima apa saja yang datang kepada dirinya baik perintah, larangan maupun musibah yang menimpanya karena sabar tidak bisa dipisahkan dari keyakinan tentang kekuasaan Allah SWT.

Sabar terhadap perintah adalah sikap menerima dan menjalankan perintah Allah SWT dengan ikhlas. Dalam melaksanakan perintah terdapat upaya untuk mengendalikan diri agar perintah itu dapat dilaksanakan dengan baik.

Demikian pula sabar terhadap larangan Allah SWT harus ada upaya pengendalian diri agar larangan tersebut dapat dihindari sedangkan sabar terhadap musibah adalah menerima adanya musibah yang menimpa sebagai ujian atau cobaan dari Allah SWT.

3. Tawakal

Tawakal yaitu menyerahkan semua keputusan, ikhtiar dan usaha yang telah dilakukan kepada Allah SWT. Tawakal bukan berarti menyerah tetapi tawakal adalah usaha maksimal yang hasilnya diserahkan kepada Allah SWT untuk ditentukan.

4. Syukur

Syukur yaitu sikap seseorang berterima kasih atas apa yang telah diberikan oleh Allah SWT atau sesama manusia. Cara bersyukur menggunakan ucapan adalah dengan mengucapkan hamdalah ( segala puji bagi Allah SWT ) sedangkan bersyukur dengan perbuatan adalah bersyukur dengan nilai yang paling tinggi karena dilakukan dengan menggunakan nikmat yang diberikan Allah SWT sesuai dengan keharusannya.

Firman Allah SWT :

((((( (((((((((( ((((((((((((( ( ((((((( (((((((((( (((( (((((((( ((((((((( (((

Artinya : Kalau kalian bersyukur, tentu aku akan tambah ( nikmat ) untukmu, dan apabila kamu kufur ( terhadap nikmat itu ) sesungguhnya azab-ku sungguh sangat berat. ( QS Ibrahim : 7 )

5. Berani

Berani adalah sikap yang mampu menghadapi resiko sebagai konsekuensi dari komitmen dirinya terhadap kebenaran yang berkaitan dengan pengendalian dari sifat-sifat buruk yang datang dari dorongan hawa nafsunya.

6. Istiqamah

Istiqamah adalah sikap tegak berdiri di atas prinsip kebenaran yang diyakininya. Istiqamah dapat melekat pada diri seorang muslim apabila ia telah benar-benar beriman dan seluruh hidupnya diberikan untuk keimanan. Dengan begitu pada saat mengalami situasi dan kondisi yang seperti apapun yang dihadapinya ia tidak akan merubah prinsip hidupnya itu.

G. Hubungan Taqwa Dengan Lingkungan Hidup

Taqwa juga berhubungan antara seorang umat manusia dengan lingkungannya. Manusia adalah makhluk yang mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai pengelola manusia akan memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidupnya di dunia.

Hubungan taqwa dengan lingkungan hidup juga di bagi kembali ke dalam dua kategori yaitu :

1. Mengelola Dan Memelihara Alam

Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk mengemban tugas menjadi khalifah di muka bumi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna.

Firman Allah SWT :

(((((( (((((((( (((( (((( (((((( ((((( ((( ((( ((((((((((((( ((((( ((( (((((((( (((((((((( (((((((((( ((((((((( ((((((((( ((((((((((( ( (((((( (((((((( ((( ((((((((( ((( (((( (((((((( (((((( (((( ((((( (((( ((((((( ((((((( ((((

Artinya : Tidakah kamu memperhatikan bahwa Allah SWT telah telah menundukan apa yang ada di bumi untuk ( kepentingan ) mu dan menyempurnakan nikmatnya untukmu lahir dan batin.

Alam yang penuh dengan sumber daya ini mengharuskan manusia untuk bekerja keras menggunakan tenaga dan pikirannya sehingga dapat menghasilkan barang yang bermanfaat bagi manusia.

Dalam surat lain dalam Al-Quran Allah SWT telah berfirman :

(((( (((((((((( ((((( (((((((( (((((((((((((((((( (((((( ((((((((((((((((( (((( ((((((((( (((((((( ( (((( (((((( ((((((( ((((((( ((((

Artinya : Dia telah menciptakanmu dari bumi ( tanah ) dan menjadikan kalian sebagai pemakmurnya. ( QS Hud : 61 )

Melestarikan bumi adalah mengelola sumber daya alam yang ditujukan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan hidup manusia.

Firman Allah SWT :

(((( ((((((( (((((( (((((( (((((((( ((((((( ((((((((((( ((( (((((((((((( ((((((((( ((( (((((((((( ( (((((((((( (((((((((( ((((

Artinya : Dialah ( Allah SWT ) yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-nya. Dan hanya kepada-nyalah kamu ( kembali setelah ) dibangkitkan.

Orang yang bertaqwa adalah orang yang mampu menyikapi lingkungannya dengan sebaik-baiknya. Ia dapat mengelola lingkungan sehingga menghasilkan manfaat bagi manusia dan sekaligus memeliharanya agar tidak habis atau musnah.

Firman Allah SWT :

(((((((( ((((((((((( ((( (((((((( ((((((((((( (((((( (((((( ((((((((( ( ((((((( ((( ((((((((((( ((((

Artinya : Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi itu ( sumber ) penghidupan. ( QS Al-Araf : 10 )

Mencari kebahagiaan hidup merupakan kewajiban setiap orang, kebahagiaan yang hakiki mencakup keseluruhan hidup yaitu di dunia maupun di akhirat .

Firman Allah SWT :

(((((((((( ((((((( (((((((( (((( (((((((( (((((((((( ( (((( ((((( ((((((((( (((( (((((((((( (((((((( ( ((((

Artinya : Tuntutlah ( Kebahagiaan ) yang disediakan Allah SWT di akhirat kelak dan janganlah kalian lupakan kebahagiaan di dunia. ( QS Al-Qashash : 77 )

Kerusakan lingkungan saat ini menunjukan manusia jauh dari ketaqwaan. Mereka mengeksploitasi alam tanpa mempedulikan apa yang akan terjadi pada lingkungan di masa depan.

Firman Allah SWT :

(((((( ((((((((((( ((( ((((((((( (((((((((((( ((((( (((((((( ((((((( (((((((( (((((((((((( (((((( ((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((

Artinya : Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena adanya perbuatan tangan manusia, Allah SWT menghendaki agar mereka merasakan sebagai dari ( akibat ) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar. ( QS Ar-Ruum : 41 )

Kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat dalam ajaran agama Islam tidak dapat dipisahkan. Orang akan bahagia di dunia jika ia mempersiapkan bekal untuk akhirat, begitu pula sebaliknya kebahagiaan di akhirat ditentukan dari sarana dan prasarana pada saat hidup di dunia.

2. Menjaga Dan Melestarikan Alam

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang bertugas sebagai pemimpin di muka bumi ini. Dalam Al-Quran dijelaskan mengenai perintah untuk menjaga serta memelihara alam dan lingkungan hidup.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran :

(((((( ((((((((((((( (((( (((((((( ((((((((((((((( (((((

Artinya : Dan kami tidak mengutus engkau ( Muhammad ) melainkan untuk ( menjadi ) rahmat bagi seluruh alam ( QS Al-Anbiya : 107 )

Allah SWT menganugrahkan alam kepada manusia untuk di olah sekaligus di jaga. Akan tetapi manusia lalai dalam menjaga alam yang ditandai dengan rusaknya daerah daratan maupun lautan.

Firman Allah SWT dalam Al-Quran :

((((((((( (((((( (((((((( (((( (((((((( ( (((( (((((( ((((((((((( ((( (((((((( ( (((( (((( (( (((((( ((((((((((((((( ((((

Artinya : Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang- orang yang berbuat kerusakan. ( QS Al-Qasas : 77 )

Kerusakan alam yang terjadi saat ini diakibatkan oleh ulah manusia sendiri, terutama karena ketamakan dan kerakusan mereka dalam mengambil keuntungan semata tanpa memperhitungkan akibat yang akan terjadi dan masa depan alam pada generasi berikutnya.

BAB PENUTUP

A. Kesimpulan

Taqwa adalah suatu perbuatan yang dilakukan seorang hamba sebagai ciri bahwa dirinya beriman kepada Allah SWT. Taqwa dilaksanakan dengan jalan mentaati semua perintah dan menjauhi semua larangan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Taqwa harus dilaksanakan dimanapun kita berada dan kita tidak boleh saling merendahkan dan menghina orang lain karena derajat seseorang di hadapan Allah SWT tidak dinilai dari harta atau jabatan melainkan hanya dinilai dari ketaqwaannya kepada Allah SWT. Orang yang bertaqwa juga akan mempunyai akhlak yang mulia, baik terhadap Allah SWT, terhadap sesama manusia, terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal kelembagaan agama Islam, Departemen agama RI, 2001. Pendidikan agama Islam pada perguruan tinggi umum.

A. Toto suryana, Cecep alba, E. Syamsudin, Udji asiyah, 1997. Pendidikan agama Islam. Jakarta : Tiga Mutiara.

Direktorat Jenderal kelembagaan agama Islam, Departemen agama RI, 2004. Pendidikan keagamaan dan pondok pesantren

Id.wikipedia.org/wiki/Taqwa

Rahard.blogsome.com/../arti-taqwa/

Id.shvoong.com/../2174217-taqwa/

Diana8raharja.wordpress.com/2010/

Kawansejati.ee.itb.ac.id>Home

Ramadhan84.blogspot.com/2007/05/mencari taqwa

21