23
Akaru Diving Club ASPEK MEDIS SELAM Snorkeling(Skin Diving) Snorkeling merupakan kegiatan dasar yang harus dikuasai seorang calon penyelam. Ini bertujuan untuk melatih pernapasan menggunakan mulut dan gerakan kaki yang berguna pada saat penyelam. Yang harus diperhatikan dalam snorkeling yaitu: 1. Dead Air Space Pada umumnya snorkel yang dipakai penyelam tidak lebih dari 30 cm panjangnya. Hal ini untuk menghindari Dead Air Space atau volume ruang udara mati yang mengakibatkan udara hanya bergerak di daerah itu saja dan tidak ke lingkungan bebas. Sehingga bertambah panjang snorkel akan bertambah besar ruang udara mati.

Materi an Diving

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Materi an Diving

Akaru Diving Club

ASPEK MEDIS SELAM

Snorkeling(Skin Diving) Snorkeling merupakan kegiatan dasar yang harus dikuasai seorang calon penyelam. Ini bertujuan untuk melatih pernapasan menggunakan mulut dan gerakan kaki yang berguna pada saat penyelam.Yang harus diperhatikan dalam snorkeling yaitu:

1. Dead Air Space

Pada umumnya snorkel yang dipakai penyelam tidak lebih dari 30 cm panjangnya. Hal ini untuk menghindari Dead Air Space atau volume ruang udara mati yang mengakibatkan udara hanya bergerak di daerah itu saja dan tidak ke lingkungan bebas. Sehingga bertambah panjang snorkel akan bertambah besar ruang udara mati.

Page 2: Materi an Diving

2. Kekurangan Oksigen (Hypoksia) Seorang penyelam skin yang berusaha menahan napas untuk dapat berada di dalam air lebih lama, apabila dipaksakan mengakibatkan penyelam akan mengalami kekurangan oksigen (anoksia) sehingga jaringan tubuh tidak mendapat O2.

3. Shallow Water Blackout Pingsan di air dangkal. Hal ini dikarenakan penyelam melakukan hiperventilasi berlebih sehingga kadar karbondioksida menurun tajam dan selama penyelaman tubuh mengalami hipoksia sedangkan respon/keinginan tubuh untuk bernapas belum ada.Hiperventilasi adalah upaya penyelam untuk memperpanjang tahan napas pada skin diving dengan bernapas dalam dan berlebihan. Hal ini dilakukan penyelam skin untuk bertahan napas lebih lama dengan mengurangi/membuang gas CO2. Sebenarnya cara ini berbahaya karena jika kadar CO2 turun, maka tidak akan terjadi perangsangan untuk bernapas ke permukaan.

Penyelam skin yang melakukan over hiperventilasi di permukaan dan kemudian menyelam pada kedalaman 10 feet (10 m) akan mengalami peningkatan tekanan parsial O2 dalam darah dari 3 psi ke 6 psi. Bila diteruskan ke yang lebih dalam lagi sehingga melewati batas dimana CO2 telah memberikan peringatan untuk muncul. Dikarenakan CO2 kurang saat hiperventilasi, sedangkan O2 yang digunakan sudah pada titik rendah ½ psi yang pada akhirnya CO2 menumpuk hingga batasnya dan penyelam akan muncul ke permukaan.Sesampainya di permukaan, peredaran darah menurun dan O2 menjadi nol, maka akibatnya akan pingsan dekat permukaan. Biasanya penyelam pingsan karena anoxia (kehabisan O2).

Page 3: Materi an Diving

Gejalanya yaitu denyut nadi dan tekanan darah meningkat, biru pada bibir, jari dan kaki, serta pingsan.Segera berikan udara segar/O2 murni dan jika pingsan berikan pernapasan mulut ke mulut.Untuk itu bila penyelam melakukan snorkeling/ skin diving, bernapas dalam dua kali sudah cukup untuk menyelam secara efisien. Jangan melakukan hiperventilasi dan hindari menahan napas melewati peringatan CO2. Untuk penyelam scuba jangan melakukan hiperventilasi.

4. Squeeze ParuMerupakan barotrauma yang sangat jarang yang bisa terjadi pada breath hold diving/skin diving. Penyelam mengalami sesak napas setelah mencapai permukaan dari kedalaman > 100 FSW. Dapat disertai dengan batuk berdarah/berbuih dan harus diberikan oksigen. Gejala tersebut menurun dalam beberapa hari.Hal ini terjadi ketika penyelam turun ke kedalaman dimana Volume Total Paru (TLV) berkurang kurang dari Volume Residu (RV), pada poin itu tekanan transpulmonal melebihi tekanan alveoli, hal ini akan menyebabkan pengeluaran cairan dan darah membuat penyelam sesak napas.Penyelam normal dengan TLV 6 liter dan RV 1,2 L hanya dapat menyelam hingga tekanan 5 ATA (132 FSW) , lebih dalam dari itu akan mengalami squeeze paru. Akan tetapi beberapa penyelam dapat menyelam lebih dari itu tanpa masalah.

SCUBA Diving

Efek dan Bahaya Perubahan Tekanan pada Tubuh

Karena adanya perbedaan tekanan di kedalaman air, maka penyelam yang menyelam ke dalam akan mengalami efek langsung tekanan air. Untuk itu diperlukan equalisasi yaitu penyesuaian tekanan.

1. Efek Langsung TekananPada tubuh manusia terdapat rongga-rongga udara dan apabila untuk menyelam akan mengalami tekanan langsung yang dapat berpengaruh terhadap rongga-rongga tersebut.Rongga tersebut yaitu kulit (jika memakai dry suit), lubang telinga dan telinga tengah, sinus, gigi, paru-paru, dan saluran pencernaan.

Page 4: Materi an Diving

Ketidakseimbangan tersebut akan menyebabkan barotrauma yang dapat berupa squeeze, kerusakan organ, atau minimal menimbulkan rasa sakit dan rasa tidak nyaman. Squeeze adalah pengerutan jaringan tubuh akibat dari tidak dapatnya jaringan tubuh menyamakan tekanan atau equalisasi.

Mask SqueezeTerjadi pada saat penyelam lupa mengeluarkan udara ke dalam masker pada saat equalisasi sehingga terbentuk tekanan negatif pada ruangan masker. Hal ini mengakibatkan kapiler darah di muka rusak dan menyebabkan pendarahan ke dalam kulit (ecchymosis) dan pendarahan konjungtiva.

Squeeze Lubang Telinga Terjadi karena adanya udara yang terperangkap di dalam lubang telinga. Udara tersebut dapat terperangkap karena:

Page 5: Materi an Diving

Serumen (kotoran telinga). Earplug (tidak boleh dipakai dalam penyelaman)

Hood atau penutup kepala.

Wet suit/dry suit yang menutup telinga.

Hal ini menyebabkan terbentuknya ruang bertekanan negatif sehingga dapat menyebabkan hal yang sama. Gejala meliputi sakit pada telinga, pembengkakan, kemerahan kulit lubang telinga. Pada kasus yang parah dapat terjadi robek gendang telinga.

Squeeze Sinus (Barosinusitis) Mekanismenya sama dengan squeeze lain. Jika pada saat turun ke dalam. Jika terdapat sumbatan pada saluran sinus akan menyebabkan sinus squueze. Sumbatan ini disebabkan oleh:

Page 6: Materi an Diving

Sinusitis (infeksi/alergi) dimana pembengkakan jaringan menyebabkan penyumbatan saluran ke hidung.

Rhinitis (hay fever), prosesnya sama dengan sinusitis.

Polip, yaitu pertumbuhan jaringan kecil yang dapat menutupi saluran sinus. Polip terdapat pada rongga hidung.

Lipatan jaringan yang berlebihan.

Sumbatan oleh lendir yang mengering.

Gejalanya yaitu rasa sakit di wajah, kening, atau pipi selama menyelam.Tipe yang jarang yaitu reverse sinus squeeze yang terjadi pada saat naik ke permukaan. Kondisi ini diakibatkan karena tingginya tekanan udara dalam sinus. Ini biasanya terjadi pada penyelam yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas atau alergi berat yang minum obat dekongestan (mengurangi produksi cairan) sesaat sebelum menyelam, tetapi efek obat tersebut hilang setelah menyelam di kedalaman.Pencegahan barosinusitis atau squeeze sinus yaitu dengan tidak menyelam pada saat terkena infeksi saluran napas atas atau hal-hal lain yang dapat mengakibatkan penutupan saluran sinus.

Squeeze Gigi (Barodontalgia) Nama lainnya yaitu aerodontalgia. Kondisi ini disebabkan karena adanya gas yang terperangkap di dalam gigi atau struktur sekitar gigi. Adanya gas akan mengakibatkan terbentuknya tekanan negatif atau positif di dalam ruangan yang terbatas. Hal ini akan merangsang struktur sensitif gigi danmengakibatkan rasa sakit. Barodontalgia dapt disebabkan oleh kondisi sebgai berikut.

Page 7: Materi an Diving

Karies (karang gigi). Restorasi gigi (penambalan gigi).

Luka di daerah mulut.

Cabut gigi (belum lama).

Abses periodontal (kumpulan nanah dekat jaringan gigi).

Terapi pada akar gigi.

Jika terdapat sekumpulan udara tertangkap di gigi pada tekanan permukaan laut, tekanan di luar gigi akan meningkat pada penyelaman, maka gigi akan pecah ke arah dalam, dan ruangnya akan terisi darah.

Kebalikannya, jika kumpulan udara terbentuk selama di kedalaman, jika bergerak ke permukaan volumenya akan meningkat sesuai hukum Boyle yang mengakibatkan gigi pecah ke arah luar.Untuk mencegah barodontalgia, setiap penyelam harus menunda penyelaman sedikitnya 24 jam setelah terapi/tindakan pada gigi.

Squeeze Telinga Tengah (Barotitis Media)

Tingkat kejadian squeeze telinga tengah sangat tinggi sekitar 40 % dialami oleh para penyelam.Hal ini terjadi jika terdapat sumbatan yang menghalangi equalisasi rongga di telinga tengah yang disebabkan oleh tersumbatnya saluran tuba eustachius.

Tersumbatnya saluran tuba eustachius dapat disebabkan oleh:

Page 8: Materi an Diving

Infeksi saluran napas atas. Allergi.

Rokok.

Polip.

Trauma wajah yang dialami sebelumnya.

 

Page 9: Materi an Diving

Dapat juga terjadi jika penyelam lupa melakukan equalisasi dengan cara Manuver Valsava dan Frenzel.

Manuver Valsalva yaitu meniup udara melawan dengan bibir dan hidung tertutup dan lidah ke arah belakang untuk meningkatkan tekanan rongga faring yang diteruskan ke dalam telinga tengah melalu tuba eustachius. Manuver ini juga dapat membuka tuba eustachius yang tertutup. Biasa disebut mengedan.

Manuver Frenzel yaitu dengan menelan dengan lidah ke belakang dimana bibir ditutup dan lubang hidung di tekan (memencet hidung).

 

 

Biasanya penyelam sudah mengalami sedikit rasa sakit pada perbedaan tekanan 60 mmHg. Manuver ini baik dilakukan pada kedalaman 4 feet. Jika penyelam tidak melakukan equalisasi dengan manuver ini pada perbedaan tekanan lebih dari 100-400 mmHg (4,3-17,4 feet) maka akan terjadi squeeze yang dapat mengakibatkan robek gendang telinga. Air dingin kemudian masuk ke telinga tengah dan menyebabkan vertigo.Gejalanya terjadi sesaat penyelam turun dari permukaan air. Penyelam juga mengeluh rasa sakit dan rasa penuh dalam telinga atau mengalami vertigo. Sakitnya semakin parah sehingga penyelam dapat meneruskan atau menghentikan penyelaman.

Page 10: Materi an Diving

Pencegahannya dengan selalu equalisasi setiap turun ke kedalaman.

Barotrauma Telinga Dalam

Merupakan barotrauma yang sangat serius karena akan menyebabkan ketulian permanen. Barotaruma ini jarang terjadi. Trauma ini terjadi karena perbedaan tekanan yang bermakna antara telinga tengah dan telinga dalam. Hal ini disebabkan terlalu kuatnya manuver Valsava atau turun ke dalam terlalu cepat.Gejalanya utama yaitu berdenging, vertigo, dan tuli. Dapat juga disertai rasa penuh pada telinga, mual dan muntah, berkeringat, dan pucat. Gejala ini bisa timbul segera setelah trauma atau dapat berkembang dalam 1 jam, tergantung aktivitas penyelam selama dan sesudah penyelaman.

Alternobaric Vertigo Merupakan barotaruma yang sangat jarang. Terjadi pada saat naik ke permukaan yang disebabkan karena perubahan tekanan tiba-tiba pada telinga tengah yang menyebabkan perangsangan ke telinga dalam dan menyebabkan vertigo. Vertigo ini hanya sebentar dan tidak memerlukan penanganan dapat membuat penyelam panik, yang dapat mengakibatkan tenggelam, kerusakan paru, atau emboli udara, atau trauma lain yang sangat serius.Gejalanya yaitu kehilangan orientasi terhadap sekeliling dan tiba-tiba mual sekali. Pencegahannya yaitu:

Jangan memaksakan diri bilamana rasa sakit menetap. Jangan melakukan penyelaman terlalu dalam dan hentikan penyelaman.

Jangan menyelam sewaktu kepala sakit/pusing.

Bila mengalami hal ini berhenti atau berpegang pada sesuatu sampai perasaan itu hilang. Jangan muncul kepermukaan selama masih ada reaksi dan bernapas dengan wajar.

Page 11: Materi an Diving

Aerogastralgia (Gastrointestinal Barotrauma) Hal ini sering terjadi pada penyelam yang masih baru. Karena saluran pencernaan lunak, adanya gas di dalam usus selama turun ke dalam tidak menyebabkan barotaruma. Tetapi adanya pengumpulan gas selama di kedalaman akan menyebabkan barotrauma pada saat naik. Hal yang mengakibatkannya yaitu:

Manuver Valsava yang berlebihan, atau yang berulang-ulang terutama pada posisi kepala di bawah yang mengakibatkan udara terdorong ke lambung.

Mengunyah permen karet selama penyelaman.

Memakan banyak ubi-ubian atau minum minuman berkarbonasi sesaat sebelum menyelam.

Gejalanya yaitu rasa penuh pada perut, sakit pada perut, sering bersendawa, atau buang angin. Hal yang serius jika terjadi perangsangan saraf yang menyebabkan jantung lemah berkontraksi dan penekanan pada vena oleh usus, tapi hal ini jarang.

Squeeze Kulit Squeeze kulit jarang terjadi. Jika pada area kulit penyelam ada kumpulan udara yang terperangkap pada lipatan/lekukan dry suit. Selama penyelaman tekanan negatif terjadi pada area tersebut, sehingga menyebabkan pembuluh darah kapiler kulit pecah dan darah keluar mengisi ruang tekanan negatif. Kulit berwarna kemerahan. Tidak memerlukan perawatan dan sembuh dalam beberapa hari/minggu.

Pengaruh Tekanan Sewaktu Muncul ke Permukaan

Pengembangan Paru Melewati Batas, Pulmonary Barotrauma of Ascent (Pulmonary OverPressurization Syndrome) atau POPS

Pengembangan melewati batas pada paru-paru dapat terjadi pada penyelam yang menyelam yang melewati tekanan lebih, dengan menahan napas tiba-tiba muncul di permukaan yang lebih rendah, yang akan memecahkan alveoli (ingat hukum Boyle).Gelembung akibat pecahnya alveoli bergerak ke bagian tubuh lain dan gejalanya tergantung dari lokasi dan volume udara yang masuk. Manifestasinya yaitu:

Mediastinal emphysema Subcutaneous emphysema

Pneumothorax

Emboli udara

Biasanya penyelam melakukan hal ini karena kehabisan udara, panik, mengalami bouyancy positif secara tiba-tiba seperti melepas sabuk pemberat atau inflasi BC secara cepat.Hal ini mengingatkan penyelam untuk bernapas secara wajar dan tidak boleh menahan napas saat muncul ke permukaan dan ini berlaku untuk penyelam yang memakai peralatan scuba.

Page 12: Materi an Diving

Mediastinal Ephysema Manifestasi pengembangan paru yang melewati batas yang paling sering yaitu mediastinal emphysema. Gelembung dari paru-paru yang pecah, masuk ke rongga antara paru-paru di dekat jantung dan tenggorokan.Gejalanya yaitu sakit di daerah dada karena udara menekan jantung, sesak napas, atau sakit pada saat makan. Dapat pula pingsan.Penanganannya yaitu konservatif, meliputi istirahat, pemberian oksigen, sedangkan rekompressi dilakukan jika sangat parah. Hindari penerbangan selama fase penyembuhan.

Subcutaneus Emphysema Dari daerah mediastinum gelembung-gelembung udara bergerak naik ke daerah leher, di bawah kulit di sekitar leher, kalau dipegang maka kulit terasa pecah.Gejalanya yaitu sakit dan sulit bernapas pada bagian yang terkena, napas pendek dan cepat, udara dapat menekan jantung dan pembuluh darah menyebabkan kebiruan.Penanganan sama dengan diatas. Udara dibung dengan memasukkan jarum dibawah pengawasan ahli.

Page 13: Materi an Diving

Pneumothorax Jarang sekali terjadi, jika terjadi berarti paru-paru pecah, seperti meletus dan gelembung udara langsung memenuhi rongga udara antara paru-paru dan selaput paru (pleura).Gejalanya yaitu sakit dada, karena udara menekan paru-paru yang terkena.Dalam kasus yang parah dapat terjadi tension pneumothorax, yaitu pneumothorax yang sangat besar dan membuat paru-paru yang terkena kolaps karena tekanan yang tinggi. Ini merupakan keadaan darurat. Gejalanya yaitu sakit dada yang berat, pengembangan dada tidak sama yaitu paru yang terkena agak tertinggal, dan adanya penekanan ke trakea menjadi tidak lurus. Biasanya terjadi penekanan jantung sehingga cepat pingsan.Penangan yaitu sama dengan emboli udara. Tetapi sebelum dilakukan rekompressi maka udara yang ada di rongga dada harus dikeluarkan dengan memasukkan jarum oleh atau dengan pengawasan ahli.

Emboli UdaraAdalah pecahnya dinding alveoli yang menyebabkan udara masuk dalam peredaran darah, akibatnya terjadi penyumbatan peredaran darah oleh gelembung-gelembung udara langsung dari paru-paru.

Page 14: Materi an Diving

Misalnya, jika penyelam naik ke permukaan dari 100 FSW, udara dalam paru mengembang 4 kali volume awal. Jika tidak dikeluarkan, maka menekan paru dan alveoli pecah bersaamaan dengan pecahnya pembuluh darah. Udara terbawa ke kapiler paru dan dibawa ke ventrikel kiri, kemudian di pompa kesuluruh tubuh lewat arteri. Adanya kumpulan udara dalam arteri akan membentuk sumbatan sehingga jaringan kekurangan oksigen. Jika otak mengalami hal tersebut maka akan berakibat kematian.

Gejalanya yaitu lemas, pusing, kelumpuhan/ kelemahan yang hebat, gangguan penglihatan, nyeri dada, kejang-kejang dan pingsan, terkadang disertai busa bercampur darah di mulut.Penanganannya adalah sebagai berikut.

Tempatkan korban dengan posisi kepala dibawah, miring 15o pada bagian kiri badannya.

Page 15: Materi an Diving

Gunakan oksigen, bila tersedia. Hal ini membantu mengecilkan gelembung-gelembung udara dan memberikan suplai oksigen ke otak.

Masukkan ke ruangan rekompressi jika tersedia, hal ini untuk mengurangi besarnya gelembung-gelembung sehingga melancarkan peredaran darah ke otak.

Pencegahan emboli udara yaitu penyelam harus bernapas secara wajar saat memakai peralatan scuba dan tidak menahan napas saat muncul ke permukaan, keluarkan napas secara terus menerus. Napas harus dikeluarkan minimal 10 feet terakhir dari permukaan.

2. Efek Tidak Langsung Tekanan

Oxygen Toxicity (Keracunan Okisgen) Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme. Oksigen yang dihirup adalah 1/5 dari semua oksigen yang ada. Bila campuran gas yang dihirup terdiri dari O2 20 % maka oksigen yang terpakai oleh tubuh adalah hanya 4 % nya sedangkan 16 % dihembuskan.Meskipun dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan tekanan parsial oksigen menyebabkan keracunan. Sesuai dengan hukum Dalton, tekanan yang tinggi pada penyelaman meningkatkan tekanan parsial oksigen.Pada kedalaman 40 m (5 ATA), maka penyelam akan menghirup tekanan O2 1 ATA atau O2 100 % seperti menghirup udara murni di permukaan. Oksigen yang tinggi menyebabkan terlalu cepatnya proses metabolisme, merusak protein tubuh dan syaraf. Hal dapat terjadi pada penyelam yang menggunakan Nitrox.Manifestasi gejala pada pernapasan yaitu batuk dan rasa sakit saat bernapas, pada sistem saraf pusat gejalanya yaitu pelintiran pada otot muka sekitar bibir, gangguan penglihatan, mual, banyak berkeringat dan kejang. Apabila terjadi di air maka berakibat fatal.

Page 16: Materi an Diving

Penanganannya dengan diberikan udara segar, jangan oksigen murni.Oleh karena itu jangan menyelam terlalu dalam dan gunakan udara biasa yang bersih bukan O2 murni.

                                                                                                  Narcose (Pembiusan oleh Nitrogen)

Merupakan bagian terbesar dari udara yang dihirup oleh manusia. Di permukaan nitrogen merupakan gas lambat (inert gas) dan secara kimia tidak bercampur dalam darah. Nitrogen melarutkan oksigen dalam campuran udara dan menjadikan udara aman untuk bernapas. Nitrogen diserap dan disimpan dalam tubuh karena inert. Maka dengan inilah alasan utama mengapa penyelam scuba bila muncul ke permukaan harus perlahan.Sesuai dengan hukum Dalton, tekanan parsial oksigen meningkat saat menyelam. Nitrogen memiliki efek euforia (suasana senang berlebihan) yang meningkatkan kepercayaan diri, dan mengurangi kognisi dan penilaian situasi sehingga menyebabkan teknik menyelam kacau yang bisa fatal bagi penyelam. Biasanya terjadi mulai kedalaman 70- 100 feet tapi setelah kedalaman 100 feet semua penyelam akan mengalami keracunan.Pada penyelam scuba, gejalanya berupa kepala terasa ringan, euforia, perasaan gamang, dan kelainan sensorik. Gejala memburuk jika semakin dalam. Pada kedalaman 100 FSW, penyelam semakin keracunan, dengan gejala berkurangnya penilaian, rasa percaya diri meningkat, dan reflek yang menurun. Pada kedalaman 250-300 FSW, terdapat halusinasi lihat dan dengar dan pandangan gelap. Penyelam akan tidak sadar pada kedalaman 400 FSW. Hal ini sering disamakan dengan minum Martini (minuman alkohol).

Page 17: Materi an Diving

Oleh karena itu penyelam scuba dengan udara kompresi tidak boleh menyelam lebih dari 100 FSW. Jika ingin menyelam lebih dalam gunakan Heliox.Jika terjadi gejala diatas pada kedalaman 70-100 FSW naiklah ke permukaan dan istirahat atau ke kedalaman lebih dangkal sampai gejala menghilang. Hindari menyelam terlalu dalam dan kenalilah kemampuan diri dan pelajari gejala-gejala tersebut.

Page 18: Materi an Diving

Penyakit Dekompresi (Decompression Sickness)

Berbeda dengan emboli udara, Decompression sickness terjadi dimana terbentuknya gelembung udara di dalam darah tanpa mengalami pecahnya alveoli paru.Gejalanya lambat dibanding emboli, karena gas ini terbentuk di pembuluh darah yang menyebabkan matinya sel-sel di jaringan secara perlahan.Pencegahannnya: Menyelam menggunakan tabel dekompressi . Angkatan Laut dan penyelam komersil seluruh dunia telah membuat tabel selam berdasarkan kalkulasi. Oleh karena itu setiap penyelam harus bisa membac tabel selam. Yang dipakai umumnya adalah U.S. Navy Standard Air Decompression Tables .

Sumber :  http://cahyogio.blogspot.com/p/aspek-medis-selam-part-1.html