Upload
pangeranandareaspanggabean
View
41
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Materi Biomedik
Citation preview
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
1/
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
BAB I
EKSTRAKSI ASAM NUKLEAT
A. Pendahuluan
Ekstraksi atau isolasi asam nukleat adalah salah satu teknik dasar yang
harus dikuasai dalam mempelajari teknik biologi molekular. Tujuan dari ekstraksi
atau isolasi asam nukleat adalah membuang dan memisahkan asam nukleat dari
komponen sel lainnya (protein, karbohidrat, lemak, dll) sehingga asam nukleat
yang diperoleh dapat dianalisis dan atau dimodifikasi lebih lanjut dengan teknik
biologi molekular lainnya.
Protokol ekstraksi atau isolasi asam nukleat biasanya melibatkan proses
fisik dan kimia. Proses tersebut biasanya dimulai dengan homogenisasi jaringan
untuk meningkatkan jumlah sel atau permukaan area yang akan dilisiskan.
Homogenisasi jaringan sangat berguna untuk mengekstrak asam nukleat dari
organ atau jaringan. Langkah selanjutnya biasanya adalah permeabilisasi sel
target. Permeabilisasi sel dapat dilakukan dengan menggunakan detergen non-
ionik (sehingga tidak mengikat asam nukleat) seperti Teen, !"! (Sodium
Dodecyl Sulfate), #onidet, Laureth dan Triton. $ntuk melepaskan asam nukleat di
dalamnya sel perlu dilisiskan terlebih dahulu (biasanya menggunakan bufer
hipotonik). Langkah selanjutnya berupa degradasi dan presipitasi protein (dengan
pemanasan, en%ime proteinase atau dengan menggunakan garam chaotropic).
&sam nukleat yang diperoleh dapat dipresipitasi untuk dikonsentrasikan ke dalam
'olume yang lebih keil. Presipitat yang sering digunakan adalah isopropanol,
etanol, dan PE (polyethylene glycol). !etelah dilakukan penuian, langkah
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
2/
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
terakhir adalah solubilisasi asam nukleat.
*etode yang paling dikenal untuk ekstraksi+isolasi asam nukleat adalah
metode fenol+khloroform+isoamilalkohol. *etode ini sangat bermanfaat untuk
aplikasi P karena dapat membantu menghilangkan penghambat P yang
terdapat pada larutan ekstrak. *etode ini akan menghasilkan lapisan air yang
mengandung asam nukleat, lapisan antara fenol dan air yang berisi protein
penghambat yang mengalami presipitasi dan polimer (termasuk karbohidrat), dan
lapisan khloroform-isoamilalkohol yang mengikat lemak. !etelah ektraksi fenol
ini, lapisan air dipindahkan ke tabung mikrosentrifus steril dan asam nukleat
dipresipitasi dengan menambahkan * !odium asetat pH /,0 yang diikuti dengan
penuian menggunakan etanol 1223 dilanjutkan dengan etanol 423 untuk
membuang sisa fenol dan garam. *eskipun sangat murah dan relatif mudah, yang
perlu diingat adalah phenol+khloroform+isoamilalkohol sangat toksik dan
limbahnya perlu perlakukan khusus sebelum dibuang.
B. Ekstraksi DNA
!aat ini kita dapat menemukan berbagai maam metode ektraksi "#&.
Para peneliti selalu berusaha menyederhanakan tahapan yang digunakan atau
mengurangi jumlah perlakukan. Tahapan atau perlakuan yang terlalu panjang dan
terlalu kompleks sering meningkatkan resiko kegagalan, terutama bagi pemula.
Tahapan atau perlakuan dalam ekstraksi "#& juga dipengaruhi asal sel+jaringan
target. Pada modul praktikum ini akan dibahas prinsip dasar ekstraksi "#& seara
umum.
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
3/
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
"#& biasanya diisolasi dari sel dengan menggunakan metode yang
melisiskan sel tetapi menegah fragmentasi "#&. Langkah ini biasanya
melibatkan E"T& (ethylenediaminetetraacetic acid) yang dalam proses tersebut
akan mengikat ion magnesium (kofaktor yang dibutuhkan oleh en%im "#ase).
5dealnya dinding sel (jika ada) didigesti seara en%imatis (misalnya dengan en%im
lisosim). !elanjutnya membran sel sebaiknya disolubilisasi dengan detergen. 6ika
disrupsi fisik dibutuhkan sebaiknya dilakukan seminim mungkin. "alam proses
disrupsi ini en%im nuklease yang terlepas dari komponen selular dapat menerna
asam nukleat seara efisien, sehingga kerja en%im nuklease harus dihambat.
"isrupsi sel dan sebagian besar langkah selanjutnya sebaiknya dilakukan pada
suhu 7 2, menggunakan alat yang terbuat dari gelas dan larutan yang telah di-
autola'e (fungsi autola'e adalah untuk menghanurkan akti'itas "#ase pada
alat atau larutan tersebut). !etelah melepaskan asam nukleat dari sel, #& dapat
dihilangkan dengan penambahan #ase yang telah diterapi panas untuk
menginakti'asi "#ase kontaminan (#ase relatif stabil terhadap panas karena
adanya ikatan disulfida yang akan menyebabkan proses renaturasi ketika
didinginkan). 8ontaminan mayor lainnya, yaitu protein, dihilangkan dengan
dengan larutan fenol atau ampuran fenol-khloroform (keduanya akan
mendenaturasi protein tetapi tidak mendenaturasi asam nukleat). !etelah
ampuran tersebut dibuat menjadi emulsi, dilakukan pemusingan. !etelah
pemusingan akan terbentuk bagian organik di bagian baah dan bagian a9ueous
di bagian atas dipisahkan lapisan yang terdiri dari protein yang terdenaturasi.
airan a9ueous diambil dan dideproteinisasi beberapa kali sampai tidak ada lagi
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
4/
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
material yang terlihat pada lapisan tengah. 8emudian "#& yang sudah tidak
mengandung protein ini diampur dengan dua bagian etanol. "#& akan menjadi
presipitat, terpisah dari larutan sampel tersebut. !etelah dipusingkan, pelet "#&
kemudian dilarutkan kembali.
!eara umum mekanisme isolasi total "#& seluler seara kon'ensional adalah
sebagai berikut:
1. homogenisasi sel+jaringan (dalam suhu 7 2, semua bahan dan peralatan steril)
0. lisis seluler (dengan detergen atau lisosim)
. penambahan chelating agents: E"T&+sitrat
7. penambahan proteinase (proteinase 8)
/. ekstraksi fenol (atau fenol-khloroform)
;. presipitasi alkohol (423 atau 1223 etanol)
4. pelarutan kembali "#&, misalnya dengan bufer TE (Tris-E"T&)
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
5/
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
tinggi dan konsentrasi garam yang rendah dapat digunakan untuk menui-
lepaskan asam nukleat dari matriks silika. ara lain pemanfaatan silika dalam
proses ekstraksi asam nukleat adalah dengan melakukan perubahan kimia pada
matriks silika sehingga akan seara spesifik berikatan dengan protein atau
polisakarida (prosesnya berkebalikan dengan penjelasan sebelumnya). Ekstraksi
asam nukleat berbasis silika ini telah menjadi dasar metode ekstraksi asam nukleat
kit komersial. *atriks silika dalam kit komersial tersebut dapat ditemukan dalam
berbagai bentuk, seperti filter (spin column), gel (glassmilk, silica gel), suspensi
(celite,plain-coarse silicate), bahkan partikel berselubung magnetik (Dynabeads).
=iltrasi, sentrifugasi, atau penggunaan magnet memungkinkan pemisahan asam
nukleat yang berikatan dengan silika dari kontaminasi lemak, karbohidrat dan
protein melalui langkah pembilasan yang multipel. *etode ini juga mendasari
pembuatan alat ekstraksi asam nukleat. *etode alternatif yang berbasis matriks
silika antara lain teknik hibridisasi fragmen asam nukleat yang menggunakan
probeyang didesain spesifik yang melekat pada matriks solid atau beadmagnetik.
8elemahan umum dari teknik penangkapan seperti ini adalah selama proses
pelekatan dan ui-lepas, dapat terjadi fragmentasi dan hilangnya "#& target.
"#& juga dapat diisolasi dari organela spesifik atau partikel 'irus. $ntuk
ekstraksi "#& semaam ini sebaiknya dilakukan isolasi organela target atau 'irus
tersebut terlebih dahulu sebelum dilakukan ekstraksi "#&-nya karena isolasi
"#& target dari ampuran "#& ("#& total) relatif sulit. 6ika dibutuhkan isolat
"#& dengan kemurnian yang tinggi, "#& dapat dimurnikan dengan density
gradient centrifugationmenggunakan sl (Caesium chloride).
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
6/
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
$ntuk memeriksa integritas "#& dapat dilakukan dengan elektroforesis
pada gel agarose. !eara kasar gambaran yang diperoleh dari elektroforesis pada
gel agarose tersebut juga dapat digunakan untuk menaksir konsentrasi isolat "#&
kita. ara yang lebih akurat untuk mengetahui konsentrasi dan kemurnian "#&
yang diperoleh adalah dengan menggunakan spektrofotometer $>. "#& untai
tunggal mempunyai koefisien absorbsi 2,204, "#& untai ganda 2,20 dan #&
2,20/ g per-ml per-m pada panjang gelombang 0;2 nm. asio absorbsi 0;2+0?2
nm dapat digunakan untuk mengetahui adanya kontaminasi protein atau fenol
(protein memiliki absorbsi maksimum pada 0?2 nm). !ampel "#& yang murni
memiliki rasio 0;2+0?2 nm sebesar 1,?-1,@, sedangkan sampel #& yang murni
1,@-0,2. 6ika rasio tersebut di baah 1,? berarti ada ketidakmurnian yang
signifikan yang masih tertinggal di dalam sampel. !aat ini sudah banyak dijual
alat spektrofotometer otomatik yang seara otomatis mengkalkulasi rasio 0;2+0?2
nm dan kuantitas asam nukleat. Aang perlu diingat dalam penggunaan
spektrofotometer adalah jangan lupa untuk selalu melakukan kalibrasi dengan
larutan BblankC sebelum memeriksa konsentrasi asam nukleat sampel. Aang
digunakan sebagai BblankC adalah pelarut yang digunakan untuk melarutkan asam
nukleat yang diperiksa.
C. Ekstraksi RNA
*etode untuk ekstraksi #& mirip dengan metode ekstraksi "#&.
#amun, molekul #& relatif pendek dan lebih sulit rusak dengan shearing
sehingga disrupsi sel dapat dilakukan dengan lebih agresif. *eskipun begitu,
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
7/
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
#& sangat mudah didigesti oleh #ase yang terdapat endogen dengan
konsentrasi yang ber'ariasi di dalam sel dan di eksogen di jari. !ehingga, untuk
ektraksi #& harus menggunakan sarung tangan dan medium yang digunakan
untuk isolasi harus mengandung detergen kuat untuk segera mendenaturasi #ase
yang ada. Proses deproteinisasi harus dilakukan seara lebih agresif karena #&
sering berikatan kuat dengan protein. Penambahan "#ase dapat digunakan untuk
menghilangkan "#&. #& kemudian dipresipitasi dengan etanol. eagen yang
sering digunakan untuk ekstraksi #& adalah guanidinium thiocyanate yang
merupakan inhibitor kuat #ase dan merupakan denaturan protein. 5ntegritas
#& dapat diek dengan elektroforesis menggunakan gel agarose. !pesies #&
yang terbanyak (molekul r#&) berukuran 0! dan 1;! untuk prokariot dan 1?!
dan 0?! untuk eukariot. #& tersebut akan tampak sebagai pita yang diskrit
dalam gel agarose dan mengindikasikan komponen #& lainnya masih utuh.
Proses ini biasanya dilakukan dalam keadaan denaturasi untuk menegah
terjadinya formasi struktur sekunder pada #&.
#& sangat sensitif terhadap nuklease. !emua basa #& memiliki grup 0-
hidroksil reaktif sehingga mudah terjadi reaksi kimia yang menghasilkan air dan
merusakkan rantai gulanya. Aang perlu diingat, nuklease (#ase) relatif stabil di
lingkungan dan bahkan kadang masih dapat bertahan setelah proses denaturasi
panas dan ekstraksi fenol.
&kti'itas nuklease selama proses ekstraksi asam nukleat dapat dikurangi dengan
ara:
- *empertahankan suhu inkubasi dan sentrifugasi di baah suhu optimum
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
8/3
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
nuklease (4 2), misalnya dengan mempertahankan larutan ekstrak pada suhu
es atau 7 2.
- *enginakti'asi nuklease pada permukaan gelas, air dan bahan habis pakai
dengan bahan kimia seperti "EP (diethylpyrocarbonate).
- 5nakti'asi dan atau penghambatan seara kimiai, misalnya dengan fenol atau
garam guanidinium.
- Penghilangan ion logam ko-faktor untuk nuklease dengan chelating agent.
$ntuk mengisolasi m#& eukariotik (yang hanya 0-/3 dari #& selular)
dari ampuran molekular #& total dapat dilakukan dengan afinitas kromatografi
terhadap kolumn oligo(dT)-selulosa. Pada konsentrasi garam yang tinggi, m#&
yang mengandung ekor poli(&) akan berikatan dengan molekul oligo(dT)
komplementer pada kolumn afinitas, sehingga m#& tetap tertinggal, sedangkan
molekul #& lainnya dapat diui bersih dari kolumn menggunakan larutan
tinggi garam. !elanjutnya, m#& yang terikat tadi dapat dilarutkan dengan garam
berkonsentrasi rendah.
D. Penyimanan Asam Nukleat
Penyimpanan larutan "#& atau #& sering problematik. 6ika ingin
disimpan dalam aktu lama larutan "#& dapat disimpan dalam bentuk ali9uot
dalam -02 2 atau -42 2 untuk menghindari kerusakan karena pengulangan
freeze-thawing. $ntuk pemakaian Bsehari-hariC "#& dapat disimpan dalam 7 2
untuk beberapa bulan. Hanya saja, jika "#& dilarutkan dalam air, kualitas "#&
tersebut dapat memburuk jika disimpan dalam 7 2 ("#& akan bersifat asam
lemah dalam air). $ntuk mengatasinya, "#& dapat dilarutkan dalam bufer TE
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
9/
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
(Tris-E"T&). !ayangnya, E"T& merupakan chelating agentyang dapat mengikat
ion *g sehingga dapat menjadi masalah jika digunakan untuk pemeriksaan P.
Tris tidak memiliki efek penghambatan terhadap akti'itas Ta9 polimerase, hanya
saja kesuksesan dan reproduksibilitasnya sering bergantung pada pH reaksi
ampuran P. Larutan #& juga dapat disimpan dalam bentuk ali9uot dalam
-02 2 atau -42 2. $ntuk penyimpanan dalam aktu lama #& sebaiknya
disimpan dalam suhu -422
atau jika memungkinkan dalam nitrogen air (-1@;2).
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
10
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
Ekstraksi DNA dari Darah Met!de Ka"asaki untuk Alikasi PCR
Rea#en$
1) Proteinase 8 (02 mg+ml dalam 12 m* Tris-l pH 4,/)
0)
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
11
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
BAB II
PCR %POLYMERASE CHAIN REACTION&
A. Prinsi Dasar PCR
P merupakan teknik amplifikasi "#& selektif in vitro yang meniru
fenomena replikasi "#& in vivo. 8omponen reaksi yang diperlukan dalam teknik
ini adalah untai tunggal "#& sebagai etakan, primer (sekuens oligonukleotida
yang mengkomplementeri akhiran sekuens etakan "#& yang sudah ditentukan),
d#TPs (deoxynucleotide triphosphates), dan en%im polimerase "#&.
1. "#&
$ntuk aplikasi P, kemurnian "#& mempengaruhi hasil. "#& yang tidak
murni sering menyebabkan masalah reproduksibilitas. $ntuk tujuan diagnosis
"#& (atau #&) harus dimurnikan dahulu sebelum diproses dengan P.
"alam proses isolasi tersebut "#& yang dihasilkan sebaiknya bebas
nuklease, endo-atau eksoprotease, dan DNA-binding protein. 8husus untuk
#&, karena #& tidak dapat digunakan sebagai etakan langsung untuk
P, maka diperlukan tahapan transkripsi balik untuk membuat m#&
menjadi "#& komplementernya ("#&) yang kemudian dapat digunakan
sebagai etakan untuk P. Teknik ini disebut dengan T-P (reverse
transcription-C!atau P transkripsi balik).
0. Primer
Primer P adalah komponen yang sangat menentukan keberhasilan P.
!angat penting untuk mendesain sepasang primer yang Bbaik-efektif-efisienC.
&da beberapa program untuk mendesain primer P yang dapat digunakan
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
12
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
seara gratis, seperti *E"$!&, Primer, Primeruest, dan lain-lain.
Penggunaan program semaam ini sangat disarankan untuk mendesain
protokol P baru. *eskipun begitu, kita juga dapat mendesain primer P
seara manual berbekal beberapa aturan dasar. 8elebihan dari desain primer
seara manual adalah kita dapat mendesain primer P yang efektif dengan
karakteristik yang mungkin Ftidak diijinkanF oleh program yang ada.
&turan dasar tersebut adalah sebagai berikut:
- Panjang primer sebaiknya antara 1?-2 nukleotida (keuali untuk tujuan
tertentu).
- !ekuens dalam primer sebaiknya tidak mengandung daerah
komplementari internal.
- !ebaiknya dalam sepasang primer tidak ada daerah yang saling
berkomplementari.
- "alam primer tidak ada struktur sekunder.
- *emiliki kandungan (guanosine dan cytosine) /23. Hindari
ketidakseimbangan distribusi daerah kaya + dan &+T.
- $ntuk P diagnostik pilih primer P yang mengamplifikasi daerah
yang stabil seara genetik.
-Perbedaan suhu anealing dalam suatu pasangan primer jangan lebih dari
/ 2.
P dapat digunakan untuk berbagai maam aplikasi. &plikasi yang berbasis
P biasanya membutuhkan primer P yang telah dimodifikasi. &da
berbagai maam modifikasi primer P yang mungkin kita lakukan, namun
pada prinsipnya adalah:
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
13
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
a. *odifikasi /Gend
-Penambahan tempat restriksi (sekuens yang dapat dikenali oleh
en%im restriksi endonuklease)
- Penambahan sekuens pengatur
- Penambahan Promotor dan
- Penambahan label
- Penambahan "C-clamp
b. Degenerate primer
- Site directed mutagenesis
- "P (degenerate oligonucleotide primer) P
- Translasi sekuens asam amino ke dalam sekuens genomik
- Primer uni'ersal
- Primer kompetitor
. #iscellaneous
- Primer sekuens berulang
- Primer concatemeric
- Primer P multipleks
- *egaprimer
- #olecular beacon
. d#TPs (Deoxynucleotide triphosphates)
d#TP! merupakan blok pembangun molekul asam nukleat yang terdiri dari
deoxyadenosine triphosphate (d&TP), deoxythymidine triphosphate (dTTP),
deoxycytosine triphosphate (dTP), dan deoxyguanosine triphosphate
(dTP). "alam beberapa aplikasi dan protokol P, salah satu dari empat
d#TP tersebut dapat diganti elemen analog. *odifikasi ini berguna untuk
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
14
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
aplikasi yang berbasis paska-P.
7. Polimerase "#&
8etika terjadi sintesis "#&, en%im polimerase "#& akan melakukan seleksi
nukleotida yang tepat untuk ditambahkan ke primer untuk melanjutkan rantai
"#& sesuai dengan aturan pasangan basa Iatson-rik (&:T dan :).
Polimerase "#& selalu mengkatalis sintesis "#& dalam orientasi /G ke G.
ent, >ent,
$li, Proofstart,&'@0,fx,wo, dan Thermal &e.
/.
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
15
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
5on *ono'alen seperti #aK, 8Kdan #H7Kmenstimulasi akti'itas polimerase
"#& dan melindungi muatan negatif gugus fosfat "#&, sehingga
melemahkan kekuatan elektronik yang saling menolak antara primer dan "#&
target. 5on *g0K berperan sebagai ko-faktor akti'itas polimerase "#&
thermostabil. !eara umum konsentrasi ion *g0K yang sering digunakan
adalah 0,/ m* (antara 2,/-/ m*). Aang perlu diingat, konsentrasi ion
magnesium yang berlebihan menghambat reaksi amplifikasi P.
B. Reaksi PCR
Pada prinsipnya, reaksi P (protokol P kon'ensional) membutuhkan
tiga tahap:
1. "enaturasi (*elting)
Prinsipnya adalah memisahkan "#& untai ganda menjadi komponen untai
tunggal, sehingga memungkinkan terjadinya hibridisasi primer P untai
tunggal pada sekuens targetnya (jika ada).
0. Annealing(Hibridisasi) Primer P
Pada tahap ini terjadi hibridisasi primer P pada sekuens targetnya. !eara
umum suhu annealing P biasanya berasal dari suhu annealingprimer hasil
kalkulasi matematis dikurangi / derajat elius, dengan kata lain primer
dapat berikatan dengan target komplementarinya dan jika sudah terhibridisasi
tidak mudah mengalami disosiasi. Iaktu yang dibutuhkan biasanya 1/-;2
detik.
. Elongasi (ekstensi rantai "#&)
Tahap ini penting untuk mengamplifikasi daerah yang sudah dihibridisasi
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
16
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
oleh primer, dari /Gend ke Gend. !ebagian besar en%ym polimerase
membutuhkan suhu elongasi 40 2. !eara umum suhu elongasi sebaiknya /
2 di baah suhu melting seluruh amplimer. Hal lain yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan langkah elongasi adalah aktu inkubasi,
yaitu sebaiknya ukup panjang bagi polimerase "#& mengamplifikasi
sekuens target seara komplit tetapi ukup pendek untuk menegah
amplifikasi produk non-spesifik yang lebih panjang daripada sekuens target.
!eara detail, protokol suatu P tergantung dari tujuan, en%im polimerase,
primer, bahkan kit yang digunakan.
isualisasi produk amplifikasi P:
1. mengeat "#& untai ganda dengan bahan pearna kimia atau ion perak yang
berinterkalasi di antara untai ganda "#&
0. labelisasi primer P atau nukleotida d#TP dengan bahan pearna fluoresen
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
17
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
(fluorophore) atau hapten sebelum amplifikasi P
D. P!siti( Palsu dan Ne#ati( Palsu
1. Positif Palsu
Penyebab tersering hasil P yang positif palsu:
- Primer yang digunakan tidak ukup selektif.
- !uhu annealing primer terlalu rendah.
- Terlalu banyak siklus P.
0. #egatif Palsu
Hasil negatif palsu terjadi jika kontrol positif atau sampel yang telah diketahui
mengandung molekul target P spesifik ternyata memberikan hasil
pemeriksaan yang negatif.
Penyebab tersering hasil P yang negati'e palsud:
- 6umlah "#& target dalam sampel di baah ambang batas deteksi.
- Terdapat faktor yang mendenaturasi atau menghambat kerja Ta9
polimerase.
- pH dan atau sistem bufer yang tidak tepat.
- Prosedur deteksi amplimer yang kurang sensitif.
- Problem pada elektroforesis gel.
- *utasi pada etakan atau oligomer.
- "epurinasi.
- angguan pada proses denaturasi "#& atau hibridisasi primer.
- Problem pada reaksi thermocycling.
- 8ehilangan asam nukleat pada proses ekstraksi asam nukleat.
- &sam nukleat tidak terkestrak.
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
18/
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
- !truktur sekunder pada asam nukleat target.
E. Alikasi Medis PCR
&plikasi medis P utama adalah deteksi patogen infeksius dan
identifikasi mutasi pada gen yang berkaitan dengan faktor resiko penyakit.
ontohnya, antara lain:
- "eteksi polimorfisme: =LP (restriction fragment length polymorphisms),
>#T (variable number of tandem repeat se(uences), dan !T (short
tandem repeats)
- !kreening+deteksi mutasi berbasis P
- P kuantitatif: dengan menggunakan kompetitor+mimic(internal exogenous
standards), dengan housekeeping gene (internal endogenous standard), atau
dengan eal-Time P.
>ariasi dan adaptasi protokol P kon'ensional:
- Labelisasi amplimer P untuk 'isualisasi produk P, pembuatan probe
"#& dan kloning.
- P dua langkah (denaturasi dan kombinasi annealing K
ekstensi+amplifikasi).
-P booster (untuk menghambat akumulasi amplimer non spesifik dan
komplek primer dimer).
- P%ot-Startdan $ime-!elease(untuk mengurangi pembentukan amplimer
non spesifik).
- )nverse P (untuk mengamplifikasi daerah yang belum diketahui
sekuensnya yang terletak tepat di atas atau di baah daerah yang sudah
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
19
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
diketahui sekuensnya).
-P asimetrik (salah satu primer P mempunyai konsentrasi yang lebih
tinggi dibandingkan primer pasangannya sehingga menghasilkan konsentrasi
tinggi molekul "#& untai tunggal).
- !ekuensing "#& yang dimediasi P.
- P $ouchdown dan $ouch-'p (untuk sampel "#& komplek yang hanya
mengandung sedikit molekul etakan, P multiplek, amplifikasi selektif
daerah target dimana satu atau lebih sekuens primer sangat mirip dengan
sekuens lainnya yang terdapat dalam etakan "#& yang digunakan, untuk
protokol umum P dengan banyak pasangan primer P).
- P multiplek (menggunakan beberapa pasangan primer dalam ampuran
P yang sama untuk mengamplifikasi beberapa target yang berbeda pada
aktu yang sama).
- P degenerasi (menggunakan ampuran primer P yang didesain untuk
mengamplifikasi sekuens target "#& genetik yang sama dimana diharapkan
ada sejumlah keil perubahan nukleotida antara isolat atau indi'idual yang
berbeda)+
- P repeatdan inter-repeat. P repeat(untuk menentukan panjang daerah
genetik yang mengandung sekuens pengulangan tandem. P inter-repeat
dilakukan dengan teknik &P" (random amplification of polymorphic DNA)
atau arbitrary primed (&P-P) untuk mengetahui keberadaan daerah
pengulangan sekuens genetik).
- &=LP-P (amplification fragment length polymorphism) untuk
membedakan isolat atau spesies yang berbeda berdasarkan keberadaan daerah
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
20
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
en%im restriksi (polimorfisme daerah restriksi).
-
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
21
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
Penegahan terhadap kontaminasi dimulai dari masalah penataan ruang
dan peralatan. *asing-masing alat sebaiknya diletakkan dalam ruangan yang
terpisah sesuai dengan peruntukkannya. !ebaiknya, untuk menghindari terjadinya
kontaminasi, semua langkah yang berhubungan dengan persiapan P
(pengolahan spesimen, persiapan reaksi P, dan sintesis primer) dilakukan di
ruangan yang bertekanan positif untuk menegah masuknya kontaminan dan
aerosol. $ntuk tahapan P (thermocycling) dan elektroforesis gel untuk analisis
produk P sebaiknya dilakukan di ruangan yang bertekanan negatif untuk
menegah keluarnya aerosol yang terkontaminasi produk P ke luar ruangan.
$rutan perjalanan bahan dan personel yang melakukan teknik P harus
dalam urutan yang semestinya dan tidak berulang. !ebagai ontoh, setelah
mempersiapkan reaksi P dilanjutkan dengan langkah memasukkan sampel, lalu
melakukan P, dan terakhir elektroforesis. !pesimen klinis dan produk P
merupakan sumber kontaminasi utama sehingga T5"&8
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
22
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
Pakaian laboratorium tersebut juga sebaiknya dilabel yang jelas, diui bersih dan
di-autoclave seara teratur, dan penggunaannya seara ketat dibatasi sesuai
dengan ruangan dan personel yang bersangkutan.
!ebagai langkah penegahan kontaminasi, semua tabung yang
mengandung spesimen klinis, reaksi P, primer, dan asam nukleat disentrifugasi
dahulu sebelum dibuka untuk mengurangi kontaminasi aerosol ketika membuka
tutupnya. !emua bahan yang digunakan (tabung mikrosentrifus, tip, bufer, larutan,
dll) sebaiknya dalam keadaan steril (disterilisasi dahulu sebelum dipakai).
5dealnya permukaan meja laboratorium dibersihkan dengan 1 # Hl seara teratur
atau menggunakan sinar-u' atau radiasi sinar gama selama satu malam untuk
menghanurkan aerosol kontaminan yang dihasilkan selama bekerja seharian.
!umber kontaminasi terpenting pada laboratorium P adalah aerosol.
!ayangnya, hampir semua tahapan dalam teknik biomol dapat menghasilkan
produk aerosol. &erosol ini dapat bertahan di udara ruangan selama beberapa jam
dan dapat menyebar apabila ada aliran udara yang masuk+keluar seperti ketika
pintu laboratorium dibuka+ditutup. &erosol ini dapat menempel pada meja, baju,
tangan, bahkan pada reaksi P yang sedang dibuat. 8ontaminan yang terdapat
pada tangan+baju+rambut juga dapat mengkontaminasi reaksi P BsterilC.
!umber kontaminan penting lainnya adalah debu. "ebu yang terkontaminasi
plasmid, "#&, atau produk P ini dapat menyebar dengan mudah apabila "ood
,aboratory ractice tidak dijalankan dengan baik (misalnya, pakaian dan atau
sarung tangan yang digunakan ketika melakukan elektroforesis produk P
dibaa ke ruangan lain).
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
23
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
Pembagian uangan Laboratorium P:
1. uangan B
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
24
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
BAB III
ELEKTR+)+RESIS ,EL
A. Pendahuluan
Elektroforesis adalah perpindahan molekul yang bermuatan sebagai respon
terhadap medan listrik. &ngka perpindahan tergantung pada kekuatan medan
listrik, muatan listrik, ukuran dan bentuk molekul, kekuatan ionik, 'iskositas, dan
suhu medium yang digunakan oleh molekul tersebut untuk berpindah.
Elektroforesis merupakan alat analisis yang simpel, epat, dan mempunyai
sensiti'itas yang tinggi. Elektroforesis digunakan untuk mempelajari properti
spesies bermuatan tunggal dan juga untuk teknik separasi. Elektroforesis sering
digunakan untuk mengkarakterisasi massa molekular polinukleotida dan
polipeptida, seperti kemurnian, heterogenisitas+adanya degradasi, dan komposisi
subunit polinukleotida dan polipeptida.
&da beberapa 'ariasi teknik elektroforesis. *asing-masing menghasilkan
informasi yang berbeda-beda sehingga mempunyai kegunaan yang berbeda-beda
pula. !eara umum, sampel akan dijalankan di suatu matriks+medium. *edium
yang sering digunakan adalah agarose dan poliakrilamid, yang merupakan gel
berpori, dan dalam kondisi tertentu dapat memisahkan molekul berdasarkan
ukurannya.
B. Elektr!(!resis ,el DNA
*aterial elektroforesis gel yang sering digunakan untuk "#& adalah
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
25
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
agarose dan akrilamid. Elektroforesis menggunakan gel agarose atau
poliakrilamid merupakan metode standart untuk memisahkan, mengidentifikasi
dan memurnikan fragmen "#&. *etode paling mudah dan paling sering
digunakan adalah dengan gel agarose horisontal. Teknik ini sangat sederhana,
tidak memakan banyak aktu, dan dapat menghasilkan fragmen "#& yang tidak
dapat dipisahkan seara adekuat dengan prosedur lain seperti density gradient
centrifugation. el agarose dapat digunakan untuk memisahkan molekul yang
berukuran lebih dari 122 bp (base pairs). $ntuk resolusi yang lebih tinggi atau
untuk separasi yang lebih efektif dari molekul "#& yang lebih pendek sebaiknya
menggunakan gel poliakrilamid.
el akrilamid sering dimanfaatkan untuk memisahkan fragmen "#&
keil, biasanya berukuran kurang dari 122 bp. el ini biasanya menggunakan
akrilamid berkonsentrasi rendah (;3) dan mengandung agen denaturing non-
ionik (urea ;*). &gen denaturing ini berperan untuk menegah pembentukan
formasi struktur sekunder oligonukleotida sehingga memungkinkan penentuan
massa molekular yang akurat.
"#& merupakan molekul yang bersifat asam, sehingga akan bergerak dari
kutub negatif (katoda) ke kutub positif (anoda). Pergerakan "#& di dalam gel
tergantung pada berat+ukuran molekul "#&, bentuk konformasi "#&,
konsentrasi agarosa, tegangan listrik yang digunakan dan kekuatan bufer
elektroforesis. 6enis bufer yang digunakan untuk elektroforesis juga
mempengaruhi resolusi pemisahan "#&.
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
26
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
dari 7 kb, sedangkan bufer T
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
27
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
diantara stacked base-pairs, yang disebut dengan interkalasi, dan akan
menghasilkan arna orange+merah fluoresen ketika diiluminasi dengan ahaya
$>. Et
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
28/
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
Elektr!(!resis ,el A#ar!se
Pem-uatan ,el A#ar!se
&lat yang dibutuhkan:
- Submarine gel apparatus, termasuk di antaranya glass plate, comb, dan
surround.
-Ethidium bromide 12 mg+mL atau !A
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
29
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
?. !iapkan 1 l ;D gel loading dyeuntuk setiap / l larutan "#&(atau #&),
ampur dengan baik menggunakan pipet. Tuangkan ampuran tersebut ke
dalam sumur.
@. Elektroforesis /2-1/2 >olt, sampai dye marker bermigrasi seukupnya,
tergantung dari ukuran "#& yang akan di'isualisasikan.
6ika gel belum diampur dengan Et
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
30
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
Ba- '
Pen#enalan Enym Restriksi
En%im restriksi atau disebut juga en%im endonuklease restriksi merupakan
bagian dari sistem kekebalan bakteri untuk melindungi bakteri dari infeksi "#&
asing. En%im endonuklease restriksi biasanya diberi nama berdasarkan nama
bakteri asal en%im tersebut diisolasi. !aat ini telah dikenal lebih dari 022 en%im
restriksi dengan sekuens tempat pembelahan yang spesifik. $ntuk mempermudah
pemahamam tentang ara kerja en%im restriksi akan digunakan ontoh bakteri
penghasil en%im Eo5.
Eo5 merupakan en%im yang mengenali sekuens /G-O&&TT-G. $ntuk
melindungi "#& dalam selnya, bakteri penghasil Eo5 tersebut menghasilkan
en%im metilase. En%im metilase dalam bakteri tersebut akan memetilasi basa &
kedua dalam urutan sekuens tersebut (&ATT). !eara garis besar en%im
endonuklease restriksi bakteri akan mendigest pada atau di dekat tempat yang
dikenali+dimetilasi oleh en%im metilase yang dihasilkan bakteri tersebut. "alam
hal en%im Eo5, en%im tersebut akan memisahkan dari & pada sekuens
&&TT. #amun, pada bakteri penghasil Eo5, karena basa & kedua pada
sekuens &&TT tersebut telah dimetilasi, maka en%im Eo5 T5"&8 &8
mendigest "#& tersebut. "engan kata lain, pada bakteri penghasil en%im Eo5,
sekuens &&TT-nya akan mengalami metilasi pada basa adenin internalnya
oleh en%im metilase Eo5. En%im endonuklease Eo5 dalam bakteri yang sama
tidak akan mendigest "#& yang telah mengalami metilasi. "#& asing yang
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
31
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
belum mengalami metilasi pada sekuens &&TT-nya akan dikenali sebagai
"#& asing dan akan didigest en%im endonuklease Eo5, akibatnya "#& asing
tersebut akan kehilangan fungsinya.leh karena itu, en%im metilase dan
endonuklease berfungsi sebagai sistem imun untuk bakteri, melindungi bakteri
tersebut dari "#& asing (misalnya 'irus). En%im seperti Eo5 tersebut disebut
en%im endonuklease restriksi karena me-restrict"#& dalam sel agar hanya "#&
asli+miliknya saja yang boleh ada ("#& asing tidak boleh ada).
8egunaan suatu ensim endonuklease restriksi tergantung pada spesifisitas
dan frekuensi terjadinya pengenalan tempat restriksi yang terdapat pada sampel
"#& manapun. &lu5 mempunyai spesifisitas nukleotida sebanyak 7 nukleotida
(&OT), sehingga "#& apapun akan mengandung tempat yang dikenali &lu5
setiap 2,0/ kilobasa. !edangkan #ot5 mempunyai spesifisitas nukleotida sebanyak
? nukleotida (O), sehingga "#& akan mengandung sekuens restriksi
#ot5 setiap ;/,/ kilobasa. leh karena itu, #ot5 sangat berguna untuk mengisolasi
daerah yang besar dari "#& terutama pada penelitian yang berhubungan dengan
manipulasi "#& genomik. 8ebalikannya, &lu5 akan mendigest sampel "#&
menjadi banyak fragmen-fragmen keil.
abungan dari kumpulan fragmen "#& hasil digesti suatu sampel "#&
dengan satu atau lebih en%im restriksi dapat menjadi suatu sidik jari. "#& yang
berbeda tidak akan menghasilkan kumpulan fragmen yang beraneka ukuran yang
sama. leh karena itu, "#& dari berbagai sumber dapat diookkan atau
dibedakan berdasarkan kumpulan fragmen yang dihasilkan tersebut. Hal ini
disebut =LP (!estriction &ragment ,ength olymorphisms). &nalisis sederhana
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
32
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
ini sering digunakan untuk forensik. !elain untuk tujuan pembuatan sidik jari
"#& seperti tersebut di atas, en%im endonuklease restriksi sering digunakan
dalam proses kloning.
Hidrolisis endonuklease merupakan reaksi yang spontan dan tidak
membutuhkan &TP.
pada keadaan tertentu dapat saja dibutuhkan masa inkubasi yang panjang
(misalnya satu malam+10 jam).
En%im endonuklease restriksi biasanya dijual dalam berbagai konsentrasi
dengan akti'itas yang berdasarkan angka pendigestian sampel "#& standart. !atu
unit akti'itas biasanya didefinisikan sebagai sejumlah en%im yang dibutuhkan
untuk mendigest satu g "#& referensi dalam 1 jam pada suhu 4 derajat
elius.
5/21/2018 Materi Asistensi Biomedik Fk Uns2009
33
Materi Asistensi Biomedik FK UNS 2009-Afono Agung Prasetyo
DA)TAR PUSTAKA
erkuil, E., 'an