28
1.1 Flour Fluor adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang F dan nomor atom 9. Namanya berasal dari bahasa Latin fluere, berarti "mengalir Dalam bentuk murninya dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah begitu berhubungan dengan kulit. Flour merupakan unsur nonlogam yang paling elektronegatif, oleh sebab itu juga merupakan unsur yang paling reaktif. Jika didekatkan dengan bahan-bahan yang terbuat dari minyak dan gas maka akan dapat menimbulkan api. Fluor sangat reaktif sehingga jarang ditemukan dalam keadaan bebas, fluor biasa dijumpai berikatan dengan unsur atau senyawa lain, sehingga biasanya berbentuk dalam senyawa seperti fluorit , kriolit, dan apatit. Fluor yang berikatan dengan oksigen akan membentuk senyawa fluorida, yang terdapat dalam mineral yang terlarut dalam air sungai dan air laut. Fluor merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekerasan gigi dan tulang ditentukan oleh kadar senyawa-senyawa kalsium yang tinggi di dalam tulang. Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk laut. Fluor tidak pernah

materi fluoridasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

IKGP

Citation preview

Page 1: materi fluoridasi

1.1 Flour

Fluor adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang F dan nomor atom 9. Namanya berasal dari bahasa Latin fluere,

berarti "mengalir Dalam bentuk murninya dia sangat berbahaya, dapat

menyebabkan pembakaran kimia parah begitu berhubungan dengan kulit.

Flour merupakan unsur nonlogam yang paling elektronegatif, oleh sebab itu

juga merupakan unsur yang paling reaktif. Jika didekatkan dengan bahan-

bahan yang terbuat dari minyak dan gas maka akan dapat menimbulkan api.

Fluor sangat reaktif sehingga jarang ditemukan dalam keadaan bebas, fluor

biasa dijumpai berikatan dengan unsur atau senyawa lain, sehingga biasanya

berbentuk dalam senyawa seperti fluorit , kriolit, dan apatit. Fluor yang

berikatan dengan oksigen akan membentuk senyawa fluorida, yang terdapat

dalam mineral yang terlarut dalam air sungai dan air laut.

Fluor merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan

tulang. Kekerasan gigi dan tulang ditentukan oleh kadar senyawa-senyawa

kalsium yang tinggi di dalam tulang. Fluor adalah mineral yang secara

alamiah terdapat di semua sumber air termasuk laut. Fluor tidak pernah

ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Ia bergabung dengan unsur lain

membentuk senyawa fluoride.

Fluor biasa ditemukan pada ikan, daging, sayuran, buah-buahan, susu,

ikan teri serta air minum yang telah terfluoridasi. Fungsi fluor untuk tubuh

sangatlah banyak sekali, terutama fungsi yang berkaitan dengan

pembentukan gigi dan tulang. Fungsi fluor untuk tulang adalah membantu

mineralisasi tulang dan mencegah osteoporosis. Sedangkan fungsi fluor

pada gigi adalah untuk mengurangi insiden terjadinya karies dengan

menghambat metabolism bakteri karies, menghambat demineralisasi enamel

dengan meningkatkan remineralisasinya. Pemakaian fluor pada gigi dapat

dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara sistemik maupun topical. Cara

sistemik ini berpengaruh pada waktu pertumbuhan dan perkembangan gigi.

Page 2: materi fluoridasi

Sedangkan cara topical pengaruhnya ialah pada saat gigi tersebut telah

tumbuh untuk melindungi gigi.

Fluor ini memiliki dampak yang sangat banyak bagi tubuh. Selain dampak

positif yang telah dijelaskan diatas, dampak negative kekurangan serta

kelebihan fluor sangatlah banyak. Seperti dampak kekurangan fluor yaitu

gigi akan mudah rapuh dan rentan terserang karies. Sedangkan jika

konsumsi fluor secara berlebih juga menimbulkan keadaan negative yang

disebut fluorosis, keadaan ini ditandai dengan adanya mottled enamel pada

gigi serta dapat menimbulkan kerusakan ginjal jika dikonsumsi dalam dosis

yang tinggi.

1.2 Fluoridasi Air Minum

Menurut sejarah fluoridasi air minum,lebih dari 65 tahun dahulu –

pada Januari 25,1945 – Grand Rapids di Michigan menjadi bandar pertama

di dunia yang telah memfluoridasikan bekalan airnya. Fluoridasi air ini

bermula apabila berlaku penemuan secara tidak sengaja ,yaitu pada awal

tahun 1900, apabila orang mendapati bahawa penduduk di bandar yang

kadar fluor di dalam airnya secara natural lebih tinggi mempunyai gigi yang

lebih sehat. Jadi untuk menguji korelasi antara fluor dan karies gigi,pada

tahun 1945 sebanyak 4 buah bandar di Amerika dan satu bandar di Kanada

telah mengambil bagian di dalam studi terkontrol fluoridasi air. Hasilnya

sangat bagus, yaitu menunjukkan bahawa fluor bisa digunakan untuk

menghalang karies gigi. Sejak dari itu, fluoridasi air telah menyebabkan

peningkatan kesehatan oral bukan sahaja penduduk di Amerika malahan di

seluruh dunia.

Sehingga kini, terdapat 40 buah negara yang memfluoridasikan

sumber air mereka. Dalam sesetengah kasus,hanya sebagian kecil proporsi

daripada populasi itu yang memfluoridasikan air minum. Estimasi populasi

negara-negara di dunia yang memfluoridasikan air oleh British Fluoridation

Society (2004) adalah : Amerika (64%), Kanada (43%), Panama (18%),

Page 3: materi fluoridasi

Republik Ireland (73%), Ausralia (61%), Israel(75%), Malaysia (70%),

United Kingdom (10%), Singapore (100%), Brazil (41%), Argentina(21%),

Chile (40%), Sepanyol (10%), Columbia (80%). Hong Kong juga turut

memfluoridasikan air dengan 100% dari penduduknya menggunakan air

tersebut.

Tiada sumber ditemukan yang menyatakan bahawa di Indonesia

dilakukan pemberian fluoridasi secara sistemik yaitu fluoridasi air minum,

namun terdapat penelitian di Kodya Banjarmasin oleh Sintawati et al (2001)

dimana dilakukan studi evaluasi pertama fluoridasi air minum yang

dilakukan selama 5 tahun mulai tahun 1997 hingga 2002. Studi ini

dilakukan setelah hasil studi survei status kesehatan gigi pada kelompok

usia 12 tahun di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 1994 didapatkan

prevalensi karies gigi tinggi = 90.67% dengan DMTF= 3.44. Hasil evaluasi

II pada tahun kedua didapati sudah ada perbaikan tahap karies gigi dan dari

hasil wawancara ternyata 90% masyarakat setuju dengan penambahan

fluoridasi dalam air minum. pertumbuhan dan perkembangan gigi.

Sedangkan cara topical pengaruhnya ialah pada saat gigi tersebut telah

tumbuh untuk melindungi gigi.

Fluor ini memiliki dampak yang sangat banyak bagi tubuh. Selain

dampak positif yang telah dijelaskan diatas, dampak negative kekurangan

serta kelebihan fluor sangatlah banyak. Seperti dampak kekurangan fluor

yaitu gigi akan mudah rapuh dan rentan terserang karies. Sedangkan jika

konsumsi fluor secara berlebih juga menimbulkan keadaan negative yang

disebut fluorosis, keadaan ini ditandai dengan adanya mottled enamel pada

gigi serta dapat menimbulkan kerusakan ginjal jika dikonsumsi dalam dosis

yang tinggi.

Page 4: materi fluoridasi

3.1 Sumber Flour

Fluor terdapat pada udara, air, tanah, tumbuhan dan hewan. Konsentrasi fluor

di udara/atmosfer kurang dari 0,1 µg/m3 . Di air, terbanyak sebagai ion atau berikatan

dengan aluminium. Konsentrasi fluor ini tergantung lokasinya. Air dipermukaan laut

mengandung fluor 0,01-0,3mg/L. Air laut lebih banyak mengandung fluor daripada

air tawar yaitu sebanyak 1,2-1,5 mg/L. Air minum, baik yang berasal dari air tanah,

air PAM, dan air kemasan mempunyai kadar fluor yang sangat rendah (jauh di bawah

0,3 ppm). Air yang diperdagangkan sebagai air mineral atau air kemasan (lebih dari

12 merek dagang) telah diteliti, ternyata kadar fluoridanya rata-rata 0.07 ppm.

Dengan meningkatnya penggunaan air kemasan untuk keperluan sehari-hari, maka

perlu dipikirkan penambahan fluor secara sistematik untuk pencegahan karies

(Anggara, 2003). Pada ASI, kandungan fluor lebih sedikit bila dibandingkan dengan

susu formula yaitu mencapai 5-10 µg/L. Di tanah mengandung fluor sebanyak 20-

1000 µg/g. Fluor disimpan pada lapisan tanah paling luar, tengah maupun dalam.

Komponen yang paling penting untuk tumbuhan dan manusia adalah fluor yang

soluble. Selain terdapat di air tanah, fluor juga terdapat pada sayur-sayuran, buah-

buahan, minuman, ikan, daging dan lain-lainnya. Hampir semua makanan

mengandung fluor, namun kadar fluor tertinggi adalah ikan teri, sawi, dan teh

(Anggara, 2003). Produk-produk untuk kesehatan gigi sepeti pasta gigi dan

mouthwash mengandung fluor. Pada pasta gigi untuk dewasa mengandung 1000-1500

µg/g, sedangkan pada anak-anak lebih rendah yaitu 250-500 µg/g. Mouth rinse

mengandung 230-500 mg/L dan mouthwash 900-1000mg/L .

3.2 Manfaat Fluor terhadap gigi

Dalam penggunaannya, flour mempunyai banyak sekali manfaat dalam

pertumbuhan dan perkembangan gigi, berikut adalah manfaat flour jika di tinjau

berdasarkan waktu erupsinya:

a. Pra Erupsi

1. Selama pembentukan gigi, fluorida melindungi enamel dari pengurangan

sejumlah matriks yang dibentuk.

Page 5: materi fluoridasi

2. Pembentukan enamel yang lebih baik dengan kristal yang lebih resisten

terhadap asam.

3. Pemberian yang optimal, kristal lebih besar, kandunga karbonat lebih rendah

kelarutan terhadap asam berkurang.

4. Pengurangan jumlah & ukuran daerah yang menyebabkan akumulasi makanan

dan plak.

b. Pasca Erupsi

1. Fluoroapatit Menurunkan Kelarutan Enamel Dalam Asam

2. Fluoroapatit lebih padat & membtk kristal sedangdaerah permukaan yg

bereaksi dengan asam lebih sedikit.

3. Pembentukan kalsium fluorida pada permukaan kristal (lapisan pelindung

karena sedikit larut dalam asam.

4. Fluoride menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit. Kristal apatit dg

karbonat rendah lebih stabil & kurang larut dibanding karbonat tinggi

5. Adanya fluoride dlm saliva meningkatkan remineralisasi, shg merangsang

perbaikan / penghentian lesi karies awal

6. Fluoride menghambat banyak sistem enzim. Hambatan thd enzim yg terlibat

dlm pembentukan asam serta pengangkutan & penyimpanan glukosa dlm

streptokokus oral dan juga membatasi penyediaan bahan cadangan utk

pembuatan asam dlm sintesa polisakarida.

3.3 Fungsi Fluor Dalam Menghalang dan Mengkontrol Karies Gigi

Karies gigi adalah disebabkan oleh produk yang dihasilkan oleh bakteri

(misalnya asam) yang melarutkan permukaan keras enamel gigi dan

menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak dirawat, bakteria bisa penetrasi

enamel,menyerang dentin dan akhirnya sampai ke jaringan paling dalam dimana

terdapat serabut saraf dan pembuluh darah. Karies gigi bisa menyebabkan

hilangnya struktur gigi,nyeri dan gigi rusak sama sekali dan bisa berlanjut kepada

infeksi sistemik yang akut.

Page 6: materi fluoridasi

Bakteri kariogenik yaitu bakteria yang menyebabkan karies gigi berada

didalam plak gigi. Plak adalah matriks organik dari bakteri,debris

makanan,mukosa sel yang mati dan komponen saliva yang melekat pada enamel

gigi. Plak ini juga turut mengandung mineral seperti kalsium dan fosforus dan

juga protein,polisakarida,karbohidrat dan lipid. Bakteri kariogenik ini

menghasilkan polisakarida yang menguatkan lagi perlekatan antara plak kepada

enamel. Jadi pada tahap awal bagaimana karies gigi terjadi adalah apabila bakteria

ini memetabolisa substrat dari diet seperti gula dan fermentasi karbohidrat dan

asam yang dihasilkan oleh bakteri ini menyebabkan pH rendah dan demineralisasi

enamel gigi berlaku. Demineralisasi melibatkan kehilangan kalsium,fosfat dan

karbonat. Mineral ini kemudiannya diambil oleh plak disekitarnya dan tersedia

untuk reuptake oleh permukaan enamel.

Fluor bekerja mengkontrol karies gigi pada tahap awal dengan pelbagai

cara. Fluor berkonsentrasi di plak dan saliva menghambat demineralisasi enamel

dan meningkatkan remineralisasi enamel yang telah mengalami demineralisasi.

Apabila asam yang diproduksi oleh bakteri kariogenik menyebabkan penurunan

pH pada permukaan gigi-plak,fluor akan dilepaskan dari plak. Fluor yang

dilepaskan ini dan fluor yang berada didalam saliva bersama-sama kalsium dan

fosfat akan diambil oleh gigi yang mengalami demineralisasi untuk memperkuat

struktur kristal enamel. Struktur ini lebih resisten terhadap asam dan mengandung

lebih banyak fluor dan kurang karbonat. Fluor lebih mudah diambil oleh enamel

demineralisasi berbanding sound enamel. Siklus demineralisasi dan remineralisasi

berlanjut sepanjang hayat gigi tersebut.

Fluor turut menghambat karies gigi dengan mengganggu aktivitas bakteri

kariogenik. Semasa fluor berkonsentrasi di plak gigi,ia menghambat proses

metabolisme karbohidrat oleh bakteria dan mengganggu produksi polisakarida

oleh bakteri.

Fluor mempunyai tiga mekanisme aksi dasar, yaitu:

1. Menghambat metabolisme bakteri

Page 7: materi fluoridasi

Fluor yang terionisasi (F-) tidak dapat menembus dinding dan

membran bakteri , tetapi dapat masuk ke sel bakteri kariogenik dalam bentuk

HF. Ketika pH plak turun akibat bakteri yang menghasilkan asam, ion

hydrogen akan berikatan dengan fluor dalam plak membentuk HF yang dapat

berdifusi secara cepat ke dalam sel bakteri. Di dalam sel bakteri, HF akan

terurai menjadi H+ dan F-. H+ akan membuat sel menjadi asam dan F- akan

mengganggu aktivitas enzim bakteri. Contohnya fluor menghambat enolase

(enzim yang dibutuhkan bakteri untuk metabolisme karbohidrat).

Terperangkapnya fluor di dalam sel merupakan proses yang kumulatif.

2. Menghambat demineralisasi

Mineral di dalam gigi (email, sementum, dentin) dan tulang adalah

karbonat hidroksiapatit, dengan formula Ca10-x(Na)x(PO4)6-y(CO3)z(OH)2-

u(F)u. Pada saat perkembangan gigi, mineral pertama yang hilang adalah

karbonat (CO3) yang menyebabkan terbentuknya ruangan di dalam kristal.

Saat demineralisasi, mineral yang hilang adalah karbonat, tetapi selama

remineralisasi karbonat tidak akan terbentuk kembali melainkan digantikan

oleh mineral yang baru. Pada kristal yang mengalami defisiensi kalsium tetapi

kaya karbonat, akan lebih rentan terhadap asam selama demineralisasi.

Karbonat hidroksiapatit (CAP) lebih larut dalam asam daripada hidroksiapatit

(HAP= Ca10(PO4)6(OH)2) dan fluorapatit (FAP= Ca10(PO4)6F2) dimana

ion OH- pada hidroksiapatit digantikan oleh F- menghasilkan FAP yang

sangat resisten terhadap disolusi asam.

3. Meningkatkan remineralisasi

Ketika saliva mengenai plak dan komponen-komponennya, saliva

dapat menetralisasi asam sehingga menaikkan pH yang akan menghentikan

demineralisasi. Saliva bersama kalsium dan fosfat akan menarik komponen

yang hilang ketika demineralisasi kembali menyusun gigi. Permukaan kristal

yang terdemineralisasi yang terletak antara lesi akan bertindak sebagai

‘nukleator’dan permukaan baru akan terbentuk. Proses tersebut disebut

remineralisasi, yaitu penggantian mineral pada daerah-daerah yang

Page 8: materi fluoridasi

terdemineralisasi sebagian akibat lesi karies pada email atau dentin (termasuk

bagian akar). Fluor akan meningkatkan remineralisasi dengan mengadsorpsi

pada permukaan kristal menarik ion kalsium diikuti dengan ion fosfat untuk

pembentukan mineral baru. Mineral yang baru terbentuk disebut veneer yang

tidak mengandung karbonat dan komposisinya memiliki kemiripan antara

HAP dan FAP. FAP mengandung sekitar 30.000 ppm fluor dan memiliki

kelarutan terhadap asam yang rendah. Mineral yang baru terbentuk memiliki

sifat seperti FAP yang kelarutan dalam asam lebih rendah daripada CAP.

3.4 Aplikasi dan Mekanisme Flour Secara Sistemik dan Lokal

a. Pemberian Fluor Secara Sistemik

Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui

pencernaan dan ikut membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga

memberikan perlindungan topikal karena fluoride ada di dalam air liur yang

terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi air minum dan

melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes

atau tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai

metode penggunaan fluor, yang kemudian dibedakan menjadi metode

perorangan dan kolektif. Berikut adalah mekanisme fluor secara sistemik:

1. Absorpsi

Kira-kira 75-90 % dari fluor yang dikonsumsi diserap. Didalam

lambung yang bersifat asam, fluor dikonversi menjadi hidrogen fluorida

(HF) dan hamper 40% dari fluor yang dikonsumsi diserap oleh lambung

dalam bentuk HF. pH asam lambung yang tinggi akan mengurangkan

absorpsi dengan mengurangkan konsentrasi HF. Fluor yang tidak

diabsorpsi dilambung akan diserap oleh usus dan pH tidak mempengaruhi

absorpsinya berbanding di lambung. Kadar kation yang tinggi yang bisa

membentuk kompleks dengan fluor (seperti kalsium,magnesium dan

aluminium) turut menyebabkan menurunnya absorpsi fluor di

gastrointestinal.

Page 9: materi fluoridasi

2. Distribusi

Setelah diabsorpsi ke dalam darah,fluor didistribusikan keseluruh

tubuh dengan kira-kira hampir 99% fluor berada di daerah yang tinggi

kandungan kalsium seperti tulang dan gigi (dentin dan enamel) dimana ia

tersusun seperti crystal lattice. Fluor bisa meleawti plasenta dan dijumpai

didalam air susu ibu pada kadar yang rendah yaitu sama seperti di dalam

darah. Pada kondisi tertentu,kadar fluor pada plasma juga dapat menjadi

indikasi kepada kadar fluor didalam air minum yang dikonsumsi. USNRC

(1993) mengatakan bahawa “ Air merupakan sumber utama untuk

pengambilan fluor,konsentrasi fluor plasma puasa pada dewasa muda dan

dewasa dalam mikromol per liter secara kasarnya sama dengan

konsenteasi fluor didalam air minum dalam unit miligram per liter”.

3. Ekskresi

Fluor diekskresikan secara primer oleh urin (ICPS,2002). Urinary

fluor clearance meningkat dengan pH urin disebabkan oleh penurunan

konsentrasi HF. Pelbagai faktor seperti diet dan obat-obatan yang bisa

memberi efek kepada pH urin dan ini seterusnya akan memberi efek

terhadap fluoride clearance dan retention

Gambar. Mekanisme penyerapan dan distribusi flour secara sistemik.

Fluor

Page 10: materi fluoridasi

Contoh penggunaan kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita

peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garam dapur (Ars creation, 2010).

Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu :

1. Fluoridasi air minum

Telah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh

suatu daerah, atau kota tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk di

situ akan terlindung dari karies gigi. Pemberian fluor dalam air minum ini

jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm (part per million). Selain dapat

mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping yang tidak baik yaitu

dengan adanya apa yang disebut ‘mottled enamel’ pada mottled enamel gigi-

gigi kelihatan kecoklat-coklatan, berbintik-bintik permukaannya dan bila fluor

yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi jadi rusak

sekali.

Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum

adalah 0,7–1,2 ppm. Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof

bahwa fluoridasi air minum dapat menurunkan karies 40–50% pada gigi susu.

Gambar 1. Fluoridasi pada air minum publik (Charleshamel, 2008)

Page 11: materi fluoridasi

2. Pemberian fluor melalui makanan

Kadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor

yang cukup tinggi, hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah

terjadinya karies gigi. Jadi harus diperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-

hari seperti di rumah, contohnya di dalam air mineral, minuman ringan dan

makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu makanan fluoride

harus diberikan dengan hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanya

dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang

sumber airnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya

jika dikonsumsi secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak

terkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan mencapai sasaran dan dapat

menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis.

3. Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatan

Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu

dikombinasikan dengan vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri.

Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi

dengan air minum yang tidak mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2

mg NaF, yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari) (Ami Angela,

2005). Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak

16 tahun. Umur 2 minggu-2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3

tahun diberikan 0,5 mg, dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg.

b. Penggunaan Fluor Secara Topikal

Menurut Angela (2005), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi

gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak

yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada

enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan

asam. Reaksi kimia :

Ca10(PO4)6(OH)2+F →Ca10(PO4)6(OHF)

Page 12: materi fluoridasi

menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat proses

demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi. Remineralisasi adalah proses

perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan mineral anorganik pada

permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut. Demineralisasi adalah

proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh

mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai

mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam.

Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama

dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan

mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam

mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Penggunaan fluor secara

topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara:

1. Topikal Aplikasi

Topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada enamel.

Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan selama

1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur.

Page 13: materi fluoridasi

Gambar. Topikal Aplikasi Fluor.

Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF, APF yang

memakainya diulaskan pada permukaan gigi dan pemberian varnish fluor.

NaF digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF merupakan

salah satu yg sering digunakan karena dapat disimpan untuk waktu yang agak

lama, memiliki rasa yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak

mengiritasi gingiva. Senyawa ini dianjurkan penggunaannnya dengan

konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2 gram dengan air destilasi

10 ml. Sekarang SnF jarang digunakan karena menimbulkan banyak

kesukaran, misalnya rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan

kecenderungannya mengubah warna gigi karena beraksinya ion Sn dengan

sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnF juga akan segera

dihidrolisa sehingga harus selalu memakai sediaan yang masih baru.

Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan adalah 8%. Konsentrasi ini

diperoleh dengan melarutkan bubuk SnF2 0,8 gramdengan air destilasi 10 ml.

Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8. APF lebih sering digunakan

karena memiliki sifat yang stabil, tersedia dalam bermacam-macam rasa, tidak

menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak mengiritasi gingiva. Bahan ini

tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai, merupakan bahan topikal

aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF dalam bentuk gel

sering mempunyai tambahan rasaseperti rasa jeruk, anggur dan jeruk nipis.

2. Pasta gigi fluor

Page 14: materi fluoridasi

Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang

mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies. Akan tetapi

pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya

mereka masih belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta

giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran

mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada

sikat gigi) (Kidd dan Bechal, 1991).

3. Obat kumur dengan fluor

Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies

sebanyak 20-50%. Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang

berisiko karies tinggi atau selama terjadi kenaikan karies. Berkumur fluor

diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam tahun karena telah

mampu berkumur dengan baik dan orang dewasa yang mudah terserang

karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat ortho.

3.5 Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

A. Indikasi

1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai

tinggi.

2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka.

3. gigi yang sensitive.

4. anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi

(contoh:Down syndrome).

5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontic

B. Kontraindikasi

1. pasien anak dengan resiko karies rendah.

2. pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor.

3. terdapat ada kavitas besar yang terbuka.

3.6 Efek berlebihan dan Kekurangan Flour

Page 15: materi fluoridasi

1. Efek terhadap Gigi dan Tulang

Efek fluor yang berlebihan pada gigi dipanggil fluorosis gigi. Fluorosis

gigi merujuk kepada perubahan tampilan enamel gigi yang disebabkan oleh

pengambilan fluor dalam jangka masa panjang ketika gigi sedang

berkembang. Perubahan tampilan enamel gigi adalah warna gigi menjadi tidak

putih,pucat dan buram. Ini bisa berupa tompokan putih yaitu masih pada tahap

ringan sehingga kepada tompokan gelap atau hitam. Warna gigi yang gelap

atau hitam ini terlihat pada fluorosis yang lebih berat dan enamelnya juga

menjadi lunak dan rapuh. Tanda pertamanya berupa erupsi gigi dengan

enamel yang berbintik-bintik (mottled enamel). Fluorosis gigi disebabkan

konsumsi fluor yang terlalu banyak dalam jangka masa panjang ketika gigi

masih berkembang didalam gusi. Jadi hanya anak-anak berumur 8 tahun dan

ke bawah yang beresiko karena ketika usia ini gigi yang permanen sedang

berkembang didalam gusi. Oleh sebab itu,fluorosis gigi hanya berlaku pada

anak-anak,tidak berlaku pada dewasa. Keparahan kondisi ini tergantung

kepada dosis,durasi dan masa pengambilan fluor.

Berlaku peningkatan fluorosis gigi terutamanya yang tahap ringan

disebabkan banyak sumber fluor tersedia yang pada mulanya digunakan untuk

menghalang dari berlakunya karies gigi. Sumber-sumber ini termasuklah air

minum yang difluoridasi dan pasta gigi berfluorida, terutamanya jika pasta

gigi ini tertelan oleh anak-anak ketika menyikat gigi.

Patofisiologi Flourosis

Mekanisme tepat tindakan dari fluoride dalam menyebabkan fluorosis

tidak diketahui. Kelebihan konsumsi fluoride selama perkembangan gigi

adalah yang paling penting Faktor etiologi untuk fluorosis. Fluorida diketahui

mempengaruhi jaringan termineralisasi dari tubuh, dan ketika dikonsumsi

lebih dari tingkat optimal, itu mengganggu proses mineralisasi. Efek dari

fluoride pada pembentukan enamel menyebabkan fluorosis gigi hanya terjadi

selama pengembangan enamel. Efek ini pada manusia bersifat kumulatif dan

dosis tergantung pada total asupan fluorida dari semua sumber dan durasi

Page 16: materi fluoridasi

paparan fluoride. Mineralisasi Enamel sangat sensitif terhadap fluoride gratis

ion, yang unik mempromosikan hidrolisis prekursor asam seperti octacalcium

fosfat dan pengendapan kristal apatit fluoride. Setelah fluoride yang tergabung

menjadi kristal enamel, ion kemungkinan mempengaruhi proses mineralisasi

berikutnya oleh mengurangi kelarutan mineral, sehingga modulasi komposisi

ionik dalam cairan yang mengelilingi mineral. merangkum efek fluoride

pada gigi selama berbagai tahap perkembangan gigi pada tabel berikut:

Fluorosis dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Penggunaan air berfluoride pada tingkat kelas 1ppm yang konstan

merupakan penyebab bintik gigi yang paling ringan.

2. Sangat ringan (Very Mild) : dalam jenis ini ada daerah putih sangat kecil

yang kadang-kadang terlihat pada permukaan gigi, tapi tidak melibatkan

lebih dari 25% dari permukaan gigi.

3. Ringan (Mild) : dalam jenis ini ada keterlibatan gigi lebih luas dan

melibatkan 50% dari permukaan gigi.

4. Sedang (Moderate) : gigi memiliki keterlibatan permukaan yang lebih

banyak, mengalami atrisi, dan menunjukkan pigmentasi kuning atau

coklat.

5. Berat (Severe) : semua permukaan enamel terlibat, terdapat noda coklat

yang luas, dan permukaan gigi mengalami korosi.

Page 17: materi fluoridasi

2. Kanker

Banyak penelitian dilakukan terhadap pekerja terutamanya dalam

bidang peleburan aluminium dilaporkan terdapat peningkatan insiden dan

mortalitas akibat kanker paru,kanker kandung kemih dan juga kanker-kanker

lain. Hasil penelitian Grandjean, Olsen (2004) di Denmark terhadap pekerja

pabrik cyrolite yang berbentuk cohort selama 12 tahun telah menunjukkan

hasil yaitu mortalitas total lebih dari 90%. Kematian pekerja-pekerja ini

kebanyakannya adalah akibat kanker dengan insiden yang paling tinggi adalah

kanker paru primer dan kanker kandung kemih. Grandjean dan Olsen

membuat kesimpulan bahawa fluor perlu dipertimbangkan sebagai antara

faktor yang menyebabkan kanker kandung kemih dan kanker paru primer.

Walaupun banyak penellitian menunjukkan nilai yang signifikan antara

assosiasi berbagai kanker dengan pengambilan fluor didalam air minum,

namun kebanyakan data dari penelitian adalah tidak konsisten dan terdapat

kemungkinan besar kanker disebabkan oleh substansi lain selain dari fluor.

3. Efek Terhadap IQ

Berdasarkan kepada penemuan reset yang terkini,didapati bahawa

fluor(F) menyebabkan disfungsi neuronal dan cedera pada sinap dengan

mekanisme yang melibatkan produksi radikal bebas dan peroksidasi lipid.

Dalam penelitian yang berkaitan, Wang et al (2005) telah membuktikan

bahawa kerusakan DNA pada otak tikus dewasa karena didedahkan kepada

kadar fluor yang tinggi dan kadar iodin yang rendah. Penelitian terbaru telah

mendedahkan bahawa kadar F yang tinggi didalam air minum akan

menyebabkan depresi abilitas pembelajaran memori( learning-memory) pada

tikus Winstar. Terdapat banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat efek

kadar fluor yang tinggi didalam air minum terhadap intelligent quotient (IQ).

Penelitian oleh Lu et al (2000) di China dan Trivedi et al (2007) di India yang

mengkaji mengenai efek kadar fluor yang tinggi didalam air minum terhadap

IQ anak-anak telah menunjukkan hasil yang signifikan yaitu anak-anak yang

Page 18: materi fluoridasi

minum air yang kadar fluornya tinggi mempunyai IQ yang lebih rendah

berbanding anak-anak yang minum air dengan kandungan fluor yang rendah.

Biomekanisme cara kerja dari fluor yang bia menurunkan IQ masih

tidak jelas namun terdapat bukti yang menyatakan bahawa ini mungkin

melibatkan alterasi lipid membran dan menurunnya aktivitas kholinesterase di

otak. Fluor juga diketahui mempunyai adverse effect terhadap aktivitas

kholinesterase yang terlibat dalam hidrolisis ester choline. Efek toksik ini bisa

menyebabkan perubahan utilisasi acethylcholine,seterusnya memberi efek

terhadap transmisi impuls saraf pada jaringan otak. Dari semua penelitian

ini,hasil penelitian banyak mengarahkan bahawa kadar fluor yang tinggi pada

air minum bisa menyebabkan gangguan pada otak sehingga dapat

menurunkan IQ pada seseorang.

Angela A. 2005. Pencegahan primer pada anak yang beresiko karies tinggi. Maj. Ked.

Gigi (Dent. J.). 38 (3):130-34.

Herdiyati, Yetty, dkk. 2010. Penggunaan Fluor dalam Kedokteran Gigi. Bandung:

FKG UNPAD

Houwink, Prof. Dr. B., dkk. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. 1993. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.