99
BAB IV POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL (POLSTRANAS ) Panuwun joko nurcahyo.SP.d MP.d KEWARGANEGARAAN UNSOED

Materi KWN 4.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IV

BAB IVPOLITIK DAN STRATEGI NASIONAL(POLSTRANAS)

Panuwun joko nurcahyo.SP.d MP.d

KEWARGANEGARAAN UNSOED

POLITIK ?kata politik berasal dari bahasa yunani politeia yang akar katanya polis, berarti kesatuan masyarakat yang mengurus dirinya sendiri (Negara) sedangkan teia berarti urusan.Politeia berarti menyelenggarakan urusan Negarasecara etiologis pengertian politik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan yang menyangkut kepentingan dari sekelompok masyarakat (Negara). Bahasa Indonesia menyerap dua istilah bahasa inggris yang berbeda yaitu politics dan policy menjadi satu kata yang sama, yaitu politik. Politics berkaitan dengan penyelenggaran kekuasaan Negara atau bermakna kepentingan umum warga Negara suatu bangsa, sedangkan policy berkaitan dengan kebijaksanaan penyelenggaraan kekuasaan Negara (wisdom).

Secara umum politik mempunyai dua arti, yaitu politik dalam arti kepentingan umum (politics) dan politik dalam arti kebijakan (policy). Politik dalam arti politics adalah rangkaian asas / prinsip, keadaan, jalan, cara atau alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam pengertian ini politik adalah media dimana bergerak semua individu atau kelompok individu yang masing masing mempunyai kepentingan sendiri dan idenya sendiri. Politik dalam arti policy adalah penggunaan pertimbangan tertentu yang dapat menjamin terlaksananya usaha untuk mewujudkan keinginan dan cita-cita yang dikehendaki. Setiap masyarakat (bangsa) mempunyai cita cita yang harus dicapai melalui usaha bersama yang harus dicapai melalui usaha bersama yang dalam pelaksanaannya membutuhkan perencanaan yang mengikat yang dituangkan dalam perangkat kebijakan umum (public policy). Jadi politik dalam arti policy adalah tindakan individu atau kelompok individu mengenai suatu masalah atau keseluruhan masalah masyarakat umum atau Negara. dalam kaitannya dengan kepentingan kesatuan masyarakat umum, maka policy (public policy) adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku/actor politik / kelompok politik dalam usaha mencapai berbagai tujuan dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

politik adalah bermacam macam kegiatan yang menyangkut proses penentuan tujuan tujuan dari system Negara dan upaya upaya dalam mewujudkan tujuan itu, pengambilan keputusan (decision making) mengenai seleksi antara beberapa alternative dan penyusunan skala prioritas dari tujuan tujuan yang telah ditentukan. Untuk melaksanakan tujuan itu diperlukan kebijakan kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi dari sumber sumber yang ada.

untuk menentukan kebijakan umum, pengaturan dan pembagian atau alokkasi sumber sumber yang ada, diperlukan kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) yang sangat berperan penting, baik untuk membina kerjasama maupun menyelesaikan konflik yang mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan.

politik akan sangan berkaitan dengan Negara (state), kekuasaan (power) , pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy), pembagian (distribution) atau alokasi (allocation) sumber daya.

Negara (state) adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.

Kekuasaan (power) adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dan pelaku.

Keputusan (decision) adalah membuat pilihan di antara beberapa alterinatif, sedangkan pengambilan keputusan menunjukan pada proses yang terjadi samapai keputusan itu tercapai. Pengambilan keputusan merupakan konsep pokok dari politik dan menyangkut keputusan keputusan yang diambil secar kolektif serta mengikat seluruh masyarakat. Keputusan keputusan itu dapat menyangkut tujuan masyarakat maupun menyangkut kebijakan kebijakan untuk mencapai tujuan itu. Setiap proses membentuk kebijaksanaan umum atau kebijaksanaan pemerintah adalah hasil dari suatu proses mengambil keputusan, yaitu memilih diantara beberapa alternative, yang akhirnya diterapkan sebagai kebijaksanaan pemerintah.

Kebijakan (policy) adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik dalam usaha memilih tujuan tujuan dan cara cara untuk mencapai tujuan itu. Dasar pemikirannya adalah bahwa masyarakat memiliki beberapa tujuan bersama yang ingin dicapai secara bersama pula. Oleh karena itu diperlukan rencana yang mengikat dan dirumuskan sebagai kebijakan oleh pihak yang berwenang.

Pembagian (distribution) dan alokasi (allocation) adalah pembagian dan penjatahan dari nilai nilai (values) dalam masyarakat. Seringkali pembagian ini tidak merata. Sehingga menyebabkan konflik. Nilai (value) adalah sesuatu yang dianggap baik atau benar, sesuatu yang dinginkan atau yang penting yang ini dimiliki oleh manusia. Nilai ini bersifat abstrak seperti kejujuran, kebebasan berpendapat, keadilan dan sebagainya dan juga bias bersifat konkrit seperti rumah, kekayaan da sebagainya.

STRATEGI ??Strategi berasal dari bahas yunani strategos yang berarti the art of general atau seni seorang panglima yang bias any digunakan dalam peperangan. Dalam artian umum, strategi dapat diartikan sebagai kiat atau car memperoleh kemenangan atau tercapainya suatu tujuan termasuk politik.

Pada akhir abad XVII dan permulaan abad XIX, para pemikir mengenai strategi telah merumuskan beberapa pengertian tentang strategi dengan sudut pandang yang berbeda.Yaitu :

Jomini, Henri Antonie (1779-1869)strategi secar deskriptif yaitu seni menyelenggarakan peperangan di atas peta yang meliputi seluruh kawasan perang.

Clausewitz, Karl Von (1780 1831) strategi yaitu pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk menemenangkan peperangan. Padahal peran itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik dengan cara (atau sarana) lain.Liddle Hart, Brasil Horatio (1921- 1953)strategi adalah seni menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuan (yang ditetapkan oleh kebijaksanaan politik) sedangkan politik mengendalikan strategi.

Dalam pengertian modern, istila strategi tidak terbatas pada konsep ataupun seni kepemimpinan seorang panglima di medan perang, namun sudah berkembang dan menjadi prasyarat bagi setiap pemimpin Negara atau pemerintahan. Perkembangan selanjutnya menjadi strategi menjadi suatu seni yang memerlukan kepekaan dan ketajaman intuisi dan sekaligus dikembangkan sebagai ilmu kepemimpinan.

Dalam perkembangannya, pengertian istilah strategi condong ke militer sehingga ada tiga pengertian strategi dalam hal ini yaitu :

Strategi militer yang sering disebut sebagai strategi murni yaitu penggunaan kekuatan militer untuk tujuan perang militer

Strategi besar (grand strategy) yang suatu strategi yang mencakup strategi militer dan strategi non militer sebagai usaha dalam pencapaian tujuan perang

Strategi nasional yaitu strategi yang mencakup strategi besar dan diorientasikan pada upaya optimalisasi pelaksanaan pembangunan dan kesejahteraan bangsa

Di samping merupakan seni, strategi juga ilmu pengetahuan. Penggunaanya tidak hanya diperlukan di kalangan militer saja, melainkan diperlukan juga di bidang lain dengan pengertian baru. Strategi pada dasarnya merupakan seni dalam menggunakan dan mengembangkan kekuatan-keuatan ipoleksosbudhankam untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Wawasan StrategiMelihat jauh ke depan. Keadaan yang ingin dicapai harus lebih baik.Terpadu komprehensif integral. Strategi harus merupakan kajian dari konsep yang mencangkup permasalahan yang memerlukan pemecahan secara utuh menyeluruh.Memperhatikan dimensi ruang dan waktu. Pendekatan ruang dilakukan karena strategi akan berhasil bila didukung oleh lingkungan sosial budaya dimana strategi dan manajemen tersebut dioperasikan, sedangkan pendekatan waktu sangat fluktuatif terhadap perubahan dan ketidakpastian kondisi yang berkembang sehingga strategi tersebut dapat bersifat temporer dan kontemporer.

Politik Nasional dan Strategi NasionalPolitik Nasional adalah kebijakan nasional yang bertujuan untuk mencapai tujuan nasional yang digariskan oleh lembaga kedaulatan rakyat dan di dalamnya terintegrasi unsur ipteksosbudhankam menjadi suatu kebijakan tuggal yang berdaya guna dan berhasil guna.Strategi Nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan oleh politik nasional. a. Telaah Strategi b. Perkiraan Strategi

Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional Dasar PemikiranPenyusunan Politik dan Strategi Nasonal

Dasar Pemikiran

Berdasarkan pengalaman dalam mengisi kemerdekaan, perlu diselesaikan terlebih dahulu masalah sistem politik yang dianut, khususnya pelaksanaan sistem politik demokrasi Pancasila. Dalam proses penyelenggara demokrasi Pancasila, MPR merupakan pemegang kedaulatan rakyat dan kekuasaan Negara. Sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, MPR mengadakan ketetapan MPR RI sebagai keputusan mendasar (basic solution) yang menjadi kebijakan nasional untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasar Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penyusunan Politik dan Strategi NasonalProses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktrur politik dilakukan setelah presiden terpilih, kemudian presiden menyusun program kabinet dan memilih para menteri yang akan meaksanakan program kabinet tersebut. Program kainet dapat dipandang sebagai dokumen resmi yang memuat politik nasional yang digariskan oleh presiden. Jika poitik nasional ditetapkan oleh presiden, maka strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pemimpin lembaga pemerintah nondepartemen sesuai dengan bidangnya atas petunjuk presiden. Apa yang dilaksanakan oleh presiden dalam hal ini sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional dalam pelaksanaan sehingga di dalamnya sudah tercantum program-program yang lebih konkrit untuk dicapai yang disebut sebagai sasaran nasional.

Di tingkat infrasruktur, penyusunan politik dan strategi nasional merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh rakyat Indonesia dalam rangka pelaksanaan strategi nasional yang meliputi bidang hukum, ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Sesuai dengan kebijakan politik nasional, maka penyelenggara negara harus mengambil langkah-langkah untuk melakukan pembinaan terhadap semua lapisan masyarakat dengan mencantumkan apa yang menjadi keinginan rakyat Indonesia sebagai sasaran sektoralnya. Dengan semakin kritis dan terbukanya pandangan masyarakat terhadap kehidupan hokum, poitik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, di era reormasi saat ini, maka peranan masyarakat dalam turut mengontrol jalanya politik dan strategi nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah maupun yang dilaksanakan oleh Presiden sangat besar.

3. Stratifikasi Politik Nasional

NoTingkat KebijakanPenentu KebijakanProduk Kebijakan1Puncak- MPR- Presiden selaku Kepala Negara- Tap MPR- Dekrit- Piagam Kepala Negara2Umum- Presiden + DPR- Presiden selaku Kepala Pemerintahan- Undang-Undang- Perpu- PP- Keppres- Inpres- Maklumat Presiden3Khusus- Menteri- Permen- Kepmen- Instruksi Menteri4Teknis- Pejabat Eselon I- Peraturan Dirjen- Kept. Dirjen- Instruksi Dirjen5Daerah- Gubernur/Bupati/Walikota- Kepala Daerah- Kept.Gub/Bup/walikota- Instr.Gube/Bup/Wal- PerdaC. Politik Perkembangan dan Manajemen Nasional

Bagi bangsa Indonesia tujuan yang hendak diwujudkan adalah sebagaimana tertuang di dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945, yaitu : melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal inilah yang menjadi tujuan politik atau tujuan nasional bangsa Indonesia.

Politik pembangunan sebagai pedoman dalam pembangunan nasional memerlukan adanya keterpaduan tata nilai, struktur, dan proses yang merupakan himpunan usaha untuk mencapai kehematan, daya guna dan hasil guna sebesar mungkin dalam penggunanaan sumber daya dan sumber dana nasional guna mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Untuk maksud ini, maka diperlukan sistem manajemen nasional (Sismennas) yang berfungsi memadukan penyelenggaraan siklus kegiatan berupa perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan pengendalian pelaksanaan. Dengan perkataan lain, Sismennas ini berfungsi memadukan keseluruhan upaya manajerial yang berintikan tatanan pengambilan keputusan berkewenangan (TPKB) dalam rangka penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan ketertiban sosial, ketertiban politik, dan ketertiban administrasi.1. Hakikat Sistem Manajemen Nasional (Sismennas)

Sismennas adalah suatu sistem yang meliputi faktor karsa, sarana, dan upaya dalam penyelengaraan negara dan pembangunan nasional. Dalam konsepsi Sismennas, manajemen merupakan faktor upaya; organisasi merupakan faktor sarana; dan embanan nasional sebagai faktor karsa yang memberikan arah dan memadukan keseluruhan proses. Berdasarkan rumusan di atas, maka hakikat Sismennas adalah keterpaduan upaya dalam mencapai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam ketatanegaraan Indonesia, unsur-unsur utama Sismennas adalah sebagai berikut.a. Negara sebagai organisasi kekuasaan yang mempunyai hak dan peranan terhadap pemilikan, pengaturan, dan pelayanan yang diperlukan dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa.b. Bangsa Indonesia sebagai pemilik negara berperan untuk menentukan sistem nilai dan arah/kebijaksanaan negara yang digunakan sebagai landasan dan pedoman bagi penyelengaraan fungsi-fungsi negara.c. Pemerintah sebagai unsur manajer atau penguasa berperan dalam penyelangaraan fungsi-fungsi pemerintahan umum dan pembangunan ke arah cita-cita bangsa dan kelangsungan serta perumbuhan negara.d. Masyarakat sebagai unsur penunjang & pemakai berperan sebagai kontributor, penerima, dan konsumen bagi berbagai hasil kegiatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat secara structural, unsur unsur utama Sismennas tersusun atas 4 tatanan, yaitu : tata kehidupan masyarakt( TKM), tata politik nasional (TPN),tata administrasi Negara (TAN), dan tatanan luar (outer setting),sedangkan TAN dan TLP merupakan tatanan dalam (inner setting) dari Sismennas.

Secara Proses, Sismennas berpusat pada suatu rangkaian tata pengambilan keputusan berkewenangan (TPKB) yang terjadi pada tatanan (TAN dan TLP). Untuk penyelenggaraan TPKB diperlukan proses arus masuk yang dimulai dari TKM lewat TPN. Aspirasi dari TKM yang berintikan kepentingan rakyat dapat berasal dari rakyat (individu / ormas), parpol, kelompok penekan, organisasi kepentingan, dan pers.

2. Faktor factor Sismennas

a. faktor karsa Faktor Karsa berperan penting sebagai pemberi arah dalam manajemen, terutama pada rangkaian pengambilan keputusan yang didasarkan atas pertimbangan kemampuan untuk mengatasi berbagai tantangan dan kendala yang dihadapi serta memanfaatkan peluang yang ada.b. faktor sarana faktor sarana merupakan unsur unsur dan wadah yang diperlukan sebagai kekuatan dalam manajemen untuk mencapai tujuan. Faktor sarana ini mencakup sumber daya manusia, sumber daya alam, logistic, keuangan, data dan informasi.c. Faktor upaya faktor upaya merupakan proses dinamika dari manajemen yang memadukan seluruh sarana yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3. Faktor Sismennas

Fungsi pokok Sismennas adalah pemasyarakatan politik dalam arti bahwa segenap upaya dan kegiatan Sismennas diarahkan pada penjaminan hak dan kewajiban warga Negara.Fungsi pengenalan kepentinganFungsi pengenalan kepentingan ini berperan untuk menemukan dan mengenali serta merumuskan berbagai permasalahan dan kebutuhan rakyat yang terdapat pada TKM yang selanjutnya di dalam TPN. Fungsi pemilihan kepemimpinanFungsi ini berperan untuk member masukan tentang tersedianya orang orang yang berkualitas dan mendapat kepercayaan serta pengakuan dari masyarakat guna menyelenggarakan berbagai tugas dalam rangka TPKB yang berkaitan dengan kepentingan masyarakt. Jadi fungsi pemilihan ini dimaksudkan untuk mencari siapa yang akan berperan dalam TPKB.b.Fungsi Pemilihan Kepemimpinan

Fungsi pemilihan kepemimpinan berperan untuk memberi masukan tentang tersedianya orang-orang yang berkualitas dan mendapat kepercayaan serta pengakuan dari masyarakat guna menyelenggarakan tugas dalam rangka TPKB yang berkaitan dengan masyarakat.Jadi,fungsi pemilihan kepimpinan ini dimaksud untuk mencari siapa yang berperan dalam TPKB.

Kepemimpinan nasional terwujud pada kelembagaan yang berfungsi politik,baik pada TKM, TPN, maupun TAN dan TLP.Berfungsinya lembaga politik,terutama yang terwujud pada kegiatan dan peran sebagai wadah untuk mengenal,menampung dan megelola hasrat, keinginan dan aspirasi rakyat, selanjutnya disalurkan dan diperjuangkan melalui TPKB.Kepemimpinan nasional terwujud pada kelembagaan yang berfungsi politik,baik pada TKM, TPN, maupun TAN dan TLPPada tahap TKM lembaga yang dapat berfungsi politik antara lain lembaga desa, nagari, marga, dan LSM sebai lembaga etnis-geografis yang cukup mantapsehingga memungkinkan terwujudnya kepemimpinan pada tingkat bawah

Pada tahap TPN,ada 2 kelompok kepemimpinan nasional,yakni kelembagaan politik dan organisasi massa.Kelembagaan politik dalam menyelenggarakan fungsi politik ditunjukan pada perjuangan untuk memenangkan dan menyelenggarakan kekuasaan negara. Maksud utama yang menjadi ciri khas kelembagaan politik adalah mengendalikan kekuasaan pemerintah negara untuk memperjuangkan rakyat.Kelembagaan organisasi massa, media massa, dan sebagainya penekanan (pressure groups) yang lebih mengarah pada usaha untuk mempengaruhi pembuatan kebijakan negara sesuai kepentingan masing-masingPada tahap TAN dan TLP, terselenggaranya seleksi kepemimpinan nasional untuk menjadi kepemimpinan negara (kelembagaan kepala negara,kelembagaan pimpinan permerintah daerah) harus melalui kelembagaan perwakilan rakyat,baik di pusat maupun di daerah. Selanjutnya,seleksi kepemimpinan lembaga perwakilan rakyat di pusat dan di daerah dipilih melaui pemiliahn umum.

4. Peranan Sismennas

Peranan sismennas adalah untuk meningkatkan komitmen dan kosistensi bangsa dalam mewujudkan catur embanan nasional. Pembangunan nasional yang terjunjung oleh sistem menejemen akan melahirkan ketertiban adminsitrasi, ketertiban politik ,dan ketertiban sosial sehingga dapat mencapai tujuan nasional secara lebih berhasil guna dan berdaya guna. Dengan demikian, pernana Sismennas dalam pembangunan nasional adalah untuk lebih mendukung upaya perwujudan Wawasan Nusantara dan Meningkatkan Ketahanan Nasional.

5. Tatanan Pengambilan Keputusan Berkewenangan

Tatanan pengambilan keputusan berkewenangan (TPKB) merupakan Sismennas yang terselenggara pada TAN dan TLP. Tatanan tersebut mencangkup keseluruhan perangkat negara yang mendapat kewenganan dan tanggungjawab dalam pengambilan keputusan untuk membuat berbagai kebijakan pemerintah atau berbangsa, dan bernegara mengarah kepada cita-cita nasional. Keputusan-keputusan yang dihasilakan TPKB merupakan sumber bagi penyelenggaraan fungsi-fungsi,baik perncanaan, pengendalian, dan pengujian aturan. Oleh karena itu , [elaksanaan fungsi TPKB meliputi tahapan sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan suatu keputusan.

Tahapan-tahapan tersebut, secara simultan berlaku pula fungsi-fungsi pembuatan aturan, penerapan aturan, dan pengujian aturan. Fungsi pembuatan aturan adalah pembentukan berbagai kebijakan yang digunakan sebagai pedoman dan pegangan yang mengikat aparatur negara dan masyarakat dalam berbagai kegiatan. Fungsi penerapan aturan adalah pelaksanaan dan berbagai aturan untuk mendorong terwujudnya nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai aturan yang dimaksud. Fungsi pengujian aturan adalah pengujian terhadap legalitas, relevansi, validitas, dan ketetapan berbagai aturan tersebutSistem Pengambilan Keputusan

MasukanUnsur masukan menyangkut sembilan katagori keperluan utama seperti disebut dalam faktor sarana. Unsur masukan ini berperan sebagai penghubung antara faktor karsa dan faktop upaya masukan-masukan bagi TPKB secara fungsional berasal dari progres arus masuk.

Sistem NilaiSistem nilai dapat bersifat relatif tetpa dan berubah. Yang relatid tetap adalah Pancasila dan UUD 1945;sedangkan yang dapat berubah adalah nilai-nilai yang tertuang dalam berbagai kebijakan di bawahnya berupa peraturan perundang-undanga. Contoh nilai-nilai yang relatif tetpa yaitu nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, sedangkan contoh nilai-nilai yang tidak tetap dan bersifat teknis oprasional yaitu moneter, manfaat, nilai kegunaan, bobot timbangan, dll.

RamalanRamlan dilakukan untuk mengantisipasi kemungkina pencapaian sasaran dan pengembangan kebijakan dalam menghadapi p[erkembangan lingkungan. Untuk itu perlu diadakan pengkajian terhadap perkembangan lingkungan melalui suatu telaah strategik pada setiap bidang kehidupan nasional.

KriteriaKriteria dijadikan ukuran dan dasar pertimbangan dalam menentukan keputusan dalam TPKB yang pertama adalah kelangusan hidup bangsa dan negara; kedua yang bersifat politis strategik yang menyangku harkat, derajat, dan martabat serta kehormatan bangsa negara; ketiga yang bersifat teknis manajerial dan produktiditas, kehematan, daya guna dan hasil guna; keempat bersifat administratif menyangkut kebebasan (legalitas) dan ketertaturan (regularitas).

KeputusanHasil TPKB adalah berbagai keputusan yang berhubungan dengan faktor karsa yang merupakan kebijakan dama program negara (public policies and programs) dalam lingkup nasional,baik dibidang pembanguna maupun pemerintahan. Dalam Sismennas,terjadinya keputusan serta implementasinya menyangkut berbagai fungsi menejemn terpadu yang meliputi ketiga tahapan yaitu sebelum, selama, dan sesudah pelksanaan.

b. Siklus KeputusanSiklus keputusan terdiri dari siklus kebijakan dan siklus perencanaan. Siklus kebijakan meliputi pembuatan aturan, penerapan aturan, dan pengujian aturan, sedangkan siklus perencaan meliputi perumusan rencana, pengendalaian, dan penilaian.

Siklus KebijakanPembuatan Aturan

Pembuatan aturan adalah proses pengambilan keputusan mengenai berbagai kebijakan yang kemudian dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Keputusan tersebut digunakan sebaia landasa, pedoman, dan pegangan para anggota masyarakat dan aparatr pemerintah. Pembuatan aturan merupakan fungsi pemerintah yang berpangkal dan berlandaskan konstitusi sebagai hukum dasar tertulis yang bersumber pada pandangan hidup rakyat dan nilai-nilai sosial budaya bangsa sebagai hukum dasar negara tidak tertulis.

Siklus KebijakanPembuatan AturanPenerapan AturanPengujian AturanPembuatan AturanPembuatan aturan adalah proses pengambilan keputusan mengenai berbagai kebijakan kemudian dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Keputusan tersebut digunakan sebagai landasan, pedoman, dan pegangan yang mengikat dan menguasai sikap serta perilaku para anggota masyarakat dan aparatur pemerintah. Pembuatan aturan merupakan fungsi pemerintahan yang berpangkal dan berlandaskan konstitusi sebagai hukum dasar tertulis yang bersumber pada pandangan hidup rakyat dan nilai-nilai social budaya bangsa sebgai hukum dasar Negara tidak tertulis

Penerapan Aturan Semua peraturan yang dihasilkan oleh pembuatan aturan perlu diterapkan, dilaksanakan dan ditegakkan untuk mengatur, mendorong dan mengendalikan penyelenggaraan berbagai usaha masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya masing-masing kearah tercapainya tujuan nasional.Penerapan aturan diarahkan baik ke dalam maupun keluar dan dilakukan oleh pranata birokrasi yang teridiri atas aparatur pemerintah pusat maupun daerah. Penerapan ke dalam berupa penyempurnaan aparatur Negara dan pemerintah, sedangkan penerapan keluar berupa pelayanan umum (public services).Pengujian AturanPengujian aturan mengandung mengandung arti pengambilan keputusan untuk menyatakan apakah suatu aturan dapat dipatuhi atau tidak, sesuai dengan kepentingan kelompok sasaran atau tidak, dan apakah aturan tersebut sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi yang ada. Selain itu perlu juga diuji apakah peraturan itu konsisten dengan aturan diatasnya dan tidak bertentangan dengan aturan lainnya. Peran utama pengujian aturan adalah penegakan hukum dan kepastian hukum.

Siklus PerencanaanPerencanaanPengendalian Penilaian

PerencanaanPerencanaan dalam Sismennas bersifat menyeluruh dan terpadu meliputi keseluruhan siklus dari proses perumusan, pengendalian dan penilaian serta meliputi jangka panjang, jangka sedang dan jangka pendek. Dalam rangka pembangunan nasional, keterpaduan perencanaan sangat diperlukan, baik keterpaduan antarkebijakan, antarsektor, antartingkat pemerintah, antardaerah, antarprogram dan antar proyek. Pengalaman menunjukan bahwa tanpa adanya keterpaduan yang menyeluruh akan banyak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti pembororsan dana, waktu dan tenaga serta kurang berhasil guna dan berdaya guna dalam mencapai sasaran dan tujuan.Sistem Perencanaan Nasional terdiri atas :perencanaan strategic perencanaan program perencanaan anggaranPengendalianPengendalian itu meliputi kegiatan pemantauan, pemeriksaan, pengawasan dan pelaporan serta berbagai langkah tindak lanjut terhadap penyimpangan/kekeliruan yang terjadi serta pemecahan atas berbagai hambatan yang dihadapi. Secara konsepsional system pengendalian dibagi atas tiga taraf, yaitu : bimbingan strategic, pengendalian manajerial, dan pengendalian operasional.

Bimbingan strategic mencakup penggarisan kebijakan, pemberian pedoman, dan pengarahan secara menyeluruh mengenai penentuan dan cara pencapaian idaman, termasuk mengenaia pengadaan, pengalokasian, serta penggunaan sumber daya. Pengendalian manajerial meliputi segenap upaya untuk menjaga agar sumber daya yang tersedia dapat digunakan secara hemat, berhasil guna dan berdaya guna dalam mencapai tujuan. Pengendalian operasional meliputi segenap pemberian petunjuk, pengarahan, dan perintah unsur pimpinan satuan operasional untuk dapat terselenggaranya tugas dan pekerjaan berjalan secara teratur, lancar, tepat, dan mantap dalam mencapai sasaran.

Sistem pengendalian perlu memperhatikan simpul-simpul dibawah ini:Simpul Norma adalah tata nilai, patokan yang dijadikan dasar bagi suatu aturan atau kebijakan dan digunakan sebagai pedoman bagi pelaksanaan setiap rencana, program, proyek, dan kegiatanSimpul Efektor berupa pemberian perintah atau instruksi secara jelas dan lengkap dengan memeperhatikan batas-batas kemampuan setiap pelaksana yang bersangkutanSimpul Sensor berperan untuk mengamati, menemukali, mengukur dan menampilkan serta melaporkan keadaan dan permasalahan pada masukan, proses, atau keluaran pada tahap pelaksanaan.Simpul Komparator berperan membandingkan segalam keterangan yang berasal dari sensor dengan norma yang ditentukan.Simpul Korektor berperan melakukan perbaikan serta pembetulan yang diperlukan.

Dalam TKPB, penilaian berperan sebagai penutup siklus kegiatan manajemen yang sedang berjalan, dan kemudian tanggapan politik dan tanggapan politik dan tanggapan masyarakat merupakan bahan masukan atauumpan balik bagi perencanaan selanjutnya.

Lingkup penilaian bervariasi pada sasaran tertentu, misalnya pada factor masukan, proses, keluaran, atau padapenilaian kinerja yang menyeluruh, baik berupa hasil(output), manfaat (outcome), maupun dampak (impact).Criteria yang digunakan dalam penilaian dalam keabsahan, pengaturan, kehematan, hasil guna, dan daya guna. Keabsahan(legality) digunakan untuk menguji apakah pelaksanaan rencana mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keteraturan (regularity) digunakan untuk menguji apakah laporan pertanggungjawaban pelaksanaan memenuhi syarat ketelitian, kebenaran , kejujuran, kelengkapan dan ketetapan waktu berdasarkan peraturan yang berlaku. Kehematan(economy) digunakan untuk menguji apakah sumber dana yang disediakan digunakan secara hemat. Hasil guna (effectiveness) digunakan untuk menguji apakah kinerja yang dicapai sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Daya guna (efficiency) digunakan untuk menguji apakah sumber daya yang digunakan mencapai kinerja yang optimal.

Produk tatanan pengambilan keputusan berkewenanganKeluaran SISMENNAS merupakan produk TPKB yang terdiri atas kebijakan dan rencana nasional yang dituangkan dalam berbagai bentuk peraturan perundang undangangan serta hasil pelaksanaannya.Interaksi yang terjadi, baik di dalam maupun antar TAN, TPN, dan TKM masing masing dapat menimbulkan ketertiban maupun ketidaktertiban.Hal ini berarti bahwa segala kekuasaan, kewenangan , dan tanggung jawab Negara dan pemerintah dalam menyelenggarakan politik serta administrasinya, begitu pula hak, kewajiban , perilaku serta kegiatan seluruh unsur masyarakat harus berlandaskan kepada nilai, ketentuan, norma , dan budaya serta aturan ketatanegaraan yang di tuangkan dalam berbagai bentuk keputusan perundang- undangan yang mengatur seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara.Suatu tatanan yang berlaku berisi tertib hokum positif yang merupakan hasik TPKB. Proses terwujudnya tertib hokum mempunyai hubungan timbale balik dengan ketertiban administrasi, politik, social.Ketertiban dalam tingkat TAN dan TLP disebut ketertiban administrasi (tibmin). Terwujud dan terpeliharanya tibmin yang mapan bergantung pada Negara yang mempengaruhi terciptanya dan terpeliharanya keteraturan dan ketertiban yang mendukung perjuangan pilitik bangsa pada tahap TPN. Hal itu disebut ketertiban politik(tibpol). Kemantapan tibpol merupakan factor pendorong utama bagi terciptanya disiplin, keteraturan, ketertiban, serta ketentraman umum dalam tahap TKM yang disebut ketertiban social( tibsos). Terpeliharanya tibsos yang stabil dan dinamis adalah syarat mutlak bagi keberhasilan pelaksanaan berbagai kebijakan dan program pemerinta yang diajukan kepada tercapainya tujuan nasioanal. Dengan demikian, ketiga bentuk ketertiban tersebut saling mempengaruhi dan mendukung. Ketertiban yang satu merupakan syarat bagi ketertiban yang lainnya.

Ketertiban adiministrasi berlandaskan doktrin berupa 4 tujuan nasional. Ketertiban politik Berlandaskan kepada doktrin wawasan nusantara yang berjiwa semangat dan kesadaran untuk bersatu. Ketertiban social berlandaskan kepada doktrin ketahanan nasional.

D. Implementasi Politik dan Strategi Nasional Dalam Bidang-Bidang Pembangunan Nasional 2004-2009

Permasalahan dan Agenda Pembangunan Nasional Tahun 2004-2009Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2004-20091. Permasalahan dan Agenda Pembangunan Nasional Tahun 2004-2009

a. Permasalahan Pembangunan Nasional Tahun 2004-2009Permasalahan mendasar meliputi masih lemahnya karakter bangsa.belum terbangunnya sistem pembangunan pemerintahan dan pembangunan berkelanjutan.belum berkembangnya nasionalisme kemanusiaan dan demokrasi politik ekonomi.belum terejawantahnya nilai-nilai utama kebangsaan dan belum berkembangnya sistem yang memungkinkan masyarakat untuk mengadopsi dan memaknai nilai-nilai kontemporer secara bijak.kegamangan dalam menghadapi masa depan serta rentannya sistem pembangunan, pemerintahan dan kenegaraan dalam menghadapi perubahan. Permasalahan pokok meliputi masih rendahnya pertumbuhan ekonomi sehingga tingkat kesejahteraannya menurun. Sebagai akibatnya muncul berbagai masalah sosial mendasar.kualitas SDM Indonesia masih rendah.tidak menyatunya kegiatan perlindungan fungsi lingkungan hidup dengan kegiatan pemanfaatan SDA, sehingga melahirkan konflik kepentingan antara ekonomi SDA dengan lingkungan.kesenjangan pembangunan antar daerah masih lebar.masih terbatasnya kemampuan pemerintah untuk menyediakan infrastruktur.belum tuntasnya penanganan secara menyeluruh terhadap aksi separatisme di Nangro Aceh Darussalam dan Papua serta masih adanya konflik horizontal diberbagai wilayah.masih tingginya kejahatan konvensional dam transnasional.TNI masih kekurangan jumlah personil dan alutsista, padahal wilayah luas dan kondisi sosial ekonomi budaya beragam dan potensi ancaman tidak ringan.masih banyak per-UU yang belum mencerminkan keadilan, kesetaraan dan penghormatan serta perlindungan terhadap HAM.rendahnya kualitas pelayanan umum kepada masyarakat.belum menguatnya pelembagaan politik lembaga penyelenggara Negara dan lembaga kemasyarakatan.

b. Visi Pembangunan Nasional Tahun 2004-2009

Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang aman, bersatu, rukun dan damaiTerwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan, dan hak asasi manusiaTerwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan

c. Misi Pembangunan Nasional Tahun 2004-2009Mewujudkan Indonesia yang aman dan damaiMewujudkan Indonesia yang adil dan demokratisMewujudkan Indonesia yang sejahtera

d. Strategi Pokok Pembangunan Nasional Tahun 2004-2009Strategi penataan kembali Indonesia, diarahkan untuk menyelamatkan sistem ketatanegaraan RI berdasarkan semangat, jiwa, nilai dan consensus dasar yang melandasi berdirinya NKRI.Strategi Pembangunan Indonesia, diarahkan untuk membangun Indonesia disegala bidang.e. Agenda Pembangunan Nasional Tahun 2004-2009

Agenda pembangunan nasional tahun 2004-2009 terdiri dari 3 agenda, yaitu :Menciptakan Indonesia yang aman dan damaiMewujudkan Indonesia yang adil dan demokratisMeningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia

2. Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2004-2009

a. Agenda mewujudkan Indonesia yang aman dan damaiBerkaitan dengan agenda mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, terdapat tiga sasaran pokok dengan prioritas dan arah kebijakan sebagai berikut :Meningkatkan rasa aman dan damai tercermin dari menurunnya ketegangan dan ancaman konflik antar kelompok maupun golongan masyarakat; menurunnya angka kriminalitas secara nyata diperkotaan dan pedesaan; dan menurunnya secara nyata angka perampokan dan kejahatan dilautan dan penyelundupan lintas batas. Untuk mencapai sasaran tersebut, prioritas pembangunan nasional tahun 2004-2009; (1) peningkatan rasa saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat; (2) pengembangan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur; dan (3) peningkatan keamanan, ketertiban, dan penanggulangan kriminalitas.Semakin kokohnya NKRI berlandaskan pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika yang tercermin tertanganinya kegiatan-kegiatan yang ingin memisahkan diri dari NKRI; meningkatnya daya cegah dan tangkal negara terhadap ancaman bahaya terorisme bagi tetap tegaknya kedaulatan NKRI, baik dari ancaman dalam maupun luar negeri. Untuk mencapai sasaran tersebut, prioritas pembangunan nasional 2004-2009 diletakkan pada : (a) pencegahan dan penanggulangan separatisme; (b) pencegahan dan penanggulangan gerakan terorisme; (c) peningkatan kemampuan pertahanan negaraPemantapan politik luar negeri dan peningkatan kerjasama internasional

b. Agenda mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis

Berkaitan dengan agenda mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis, disusun lima sasaran pokok dengan prioritas dan arah kebijakan sebagai berikut :Meningkatnya keadilan dan penegakan hukum yang tercermin dari terciptanya sistem hukum yang adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif serta memberikan perlindungan dan penghormatan HAM; terjaminnya konsistensi seluruh peraturan perundang-undangan ditingkat pusat dan daerah sebagai bagian dari upaya memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap kepastian hukum. Untuk mencapai sasaran tersebut, prioritas pembangunan nasional tahun 2004-2009 diletakkan pada : (a) pembenahan sistem hukum nasional dan politik hukum; (b) penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk; (c) penghormatan, pemenuhan, dan penegakan atas hukum dan pengakuan atas HAMTerjaminnya keadilan gender bagi peningkatan peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan yang tercermin dalam berbagai perundangan, program pembangunan, dan kebijakan publik; membaiknya angka GDI(Gender related Development Index) dan angka GEM(Gender Empowerment Measurement); dan menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak serta meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan anak. Untuk mencapai sasaran tersebut, prioritas diberikan kepada peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak

Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat dengan menyelenggarakan otonomi daerah dan kepemerintahan daerah yang baik serta terjaminnya konsistensi seluruh peraturan pusat dan daerah, dan tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang lebih tinggi dalam rangka meningkatkan keadilan bagi daerah-daerah untuk membangun. Untuk mencapai sasaran tersebut, prioritas pembangunan diletakkan pada revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerahMeningkatnya pelayanan birokrasi kepada masyarakat yang tercermin dari; (a) berkurangnya secara nyata praktik korupsi di birokrasi, dan dimulai dari tataran pejabat paling atas; (b) terciptanya sistem pemerintahan dan birokrasi yang bersih, akuntabel, transparan, efisien, dan berwibawa; (c) terhapusnya aturan, peraturan dan praktik yang bersifat diskriminatif terhadap warga negara, kelompok atau golongan masyarakat; (d) meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik. Untuk mencapai sasaran tersebut, prioritas pembangunan diletakkan pada penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawaTerlaksananya pemilu 2009 secara demokratis, jujur dan adil dengan menjaga momentum konsolidasi demokrasi yang sudah terbentuk berdasarkan hasil pemilu secara langsung tahun 2004. Untuk mencapai sasaran tersebut, prioritas pembangunan diletakkan pada perwujudan lembaga demokrasi yang makin kokoh.

1. menurunnya jumlah penduduk miskin menjadi 8.2% pada tahun 2009 serta terciptanya lapangan kerja yang mampu mengurangi pengangguran terbuka menjadi 5,1% pada tahun 2009 dengan didukung oleh stabilitas ekonomi yang tetap terjaga

2. berkurangnya kesenjangan antar wilayah yang tercemin dari meningkatnya peran perdesaan sebagai basis pertumbuhan ekonomi agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perdesaan; meningkatnya pembangunan pada daerah-daerah terbelakang dan tertinggal; meningkatnya pengembangan wilayah yang didorong oleh daya saing kawasan dan produk-produk unggulan daerah; serta meningkatnya keseimbangan pertumbuhan pembangunan antar kota-kota metropolitan,besar,menengah,dan kecil dengan memperhatikan keserasian pemanfaatan ruang dan penatagunaan tanah.3. meningkatnya kualitas manusia yang secara menyeluruh tercemin dari membaiknya angka indeks pembangunan manusia (IPM) serta meningkatnya pemahan dan pengalamab ajaran-ajaran agama. 4. membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolahan sda yang mengarah pada pengarusutamaan (mainstraeming) prinsip pembangunan berkelanjutan diseluruh sektor dan bidang pembangunan5. membaiknya infrastruktur yang ditunjukan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas berbagai sarana penunjang pembangunan3. Implementasi strategi nasional dalam bidang pembangunan nasional tahun 2004-2009

Peningkatan rasa saing percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakatpengembangan kebudayaan yang berdasarkanpada nilai-nilai luhurpeningkatan keamanan,ketertiban,dan penenggulangan kriminalitaspencegahan dan penanggulangan separatisme pencegahan penanggulangan gerakan terorisme peningkatan kemampuan pertahanan negarapemantapan politik luar negeri dan peningkatan kerja sama internasionalpembenahan sistem dan politik hukumpenghapusan diskriminasi dalam berbagai bentukpenghormatan,pengakuan, dan penegakan atas hokum dan HAM

peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anakrevitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah