MATERI PAJAK 1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    1/44

    PERPAJAKAN

    SATUOLEH:Diyah Probowulan

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    2/44

    PENGERTIAN PAJAK

    Pajak adalah iuran rakyat pada kas negaraberdasarkan undang-undang (yang dapatdipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal( kontraprestasi) yang langsung dapat

    ditunjukkan dan yang digunakan untukmembayar pengeluaran umum.

    Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihakrakyat kepada kas negara untuk membiayaipengeluaran rutin dan “ surplusnya” digunakan

    untuk “ public saving” yang merupakan sumberutama untuk membiayai “ public investment”.

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    3/44

    UNSUR-UNSUR PAJAK

    1. Iuran dari rakyat kepada negara

    2. Berdasarkan undang-undang

    3. Tanpa jasa timbal yang secara langsung dapat

    ditunjuk4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga

    negara

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    4/44

    FUNGSI PAJAK

    1. FUNGSI BUDGETAIR--Pajak sebagaisumber dana bagi pemerintah untukmembiayai pengeluaran-pengeluarannya.

    2. FUNGSI REGULEREND--Pajak berfungsi

    sebagai alat untuk mengatur ataumelaksanakan kebijakan pemerintah dalambidang sosial dan ekonomi.

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    5/44

    SYARAT-SYARAT PEMUNGUTAN PAJAK 

    Syarat keadilan Syarat yuridis Syarat ekonomis

    Syarat finansial Sistem pemungutan harus sederhana

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    6/44

    TEORI PEMUNGUTAN PAJAK

    1. TEORI ASURANSI

    2. TEORI KEPENTINGAN

    3. TEORI DAYA PIKUL

    4. TEORI BAKTI5. TEORI ASAS DAYA BELI

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    7/44

    PENGELOMPOKKAN PAJAK

    1. Menurut golongannya:a. pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh

    wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkankepada orang lain, contoh PPh.b. Pajak Tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapatdibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contoh PPN

    2. Menurut Sifatnya:a Pajak Subyektif, adalah pajak yang berpangkal padasubyeknya, yaitu dengan memperhatikan keadaan diri wajibpajakb. Pajak obyektif, adalah pajak yang berpangkal padaobyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak

    3. Menurut lembaga yang memungutnya:a. pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pempus dandigunakan untuk membiayai rumah tangga negara, contoh

    PPh, PPn, PPn-BM, PBB, Bea materaib. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintahdaerah dan digunakan untuk membiayai rumah tanggadaerah, contoh PKB, BBNKB, Pajak Hotel dan Restoran, PajakPenerangan Jalan dll

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    8/44

    KEDUDUKAN HUKUM PAJAK

    1. Hukum perdata, mengatur hubungan antara

    satu individu dengan individu lainnya

    2. Hukum publik, mengatur hubungan antara

    pemerintah dengan rakyatnya. Rinciannya:

    a. Hukum tata negara

    b. hukum tata usaha negara (hk admtif)

    c. hukum pajak

    d. hukum pidana

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    9/44

    HUKUM PAJAK MATERIIL DAN

    HUKUM PAJAK FORMIL

    Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah(fiscus) selaku pemungut pajak dengan rakyat sebagaiWajib Pajak.

    Hukum pajak materiil, memuat norma2 yangmenerangkan al keadaan, perbuatan, peristiwa hukum

    yang dikenai pajak (objek pajak), siapa yg dikebakanpajak (subjek pajak), berapa besar tarif, timbul dannhapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antarapemerintah dan WP. Contoh: UU PPh

    Hukum Pajak formil, memuat bentuk/tata cara untukmewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan (caramelaksanakan hukum pajak materiil). Hukum inimemuat:

    a. tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapansuatu utang pajak

    b. hak-hak fiskus

    c. kewajiban WP

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    10/44

    10

    Hukum Pajak

    MATERIIL FORMILMengatur materinya:• Subjek• Objek

    • Tarif Contoh:•UU No 17 Th 2000 (PPh)•UU No 18 Th 2000 (PPN)•UU No 12 Th 1994 (PBB)•UU No 20 Th 2000 (BPTB)•UU No 1! Th 198" (Bea Meterai)

    Mengatur a#aranya:•Cara mendata•Cara menetapkan

    •Cara membayar •Cara meap!r" d

    Contoh:•UU No 1$ Th 2000 (%UP)

    •UU No 19 Th 1997(Penagihan &a'a)

    Megatur %ea'i*an +an

    a

    #A$I% PA$A&

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    11/44

    KEWAJIBAN DAN HAK WAJIB PAJAK

    KewajibanMendaftar

    Potong/pungut

    Setor

    Lapor

    Pembukuan

    11

    • a , Men#a*ut &en+a-taran

     , Menun+a &enyam&aian .PT

     , Mem*etu/an .PT

     , Menun+a &enyetoran

     , Penga'uan e*eratan +an *an+ing

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    12/44

    STELSEL PAJAK1) Stelsel nyata – pengenaan pajak berdasarkan

    penghasilan yang sebenarnya diterima sehinggapemungutannya baru dapat dilakukan pada akhirtahun pajak, yaitu setelah penghasilansesungguhnya diketahui.

    2) Stelsel anggapan – pengenaan pajak didasarkan

    pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang. Misalnya: penghasilan suatu tahundianggap sama dengantahun sebelumnya, sehinggapada awal tahun sudah dapat ditentukan besarnyapajak terutang untuk tahun berjalan

    3) Stelsel campuran – awal tahun dihitung berdasaranggapan , akhir tahun disesuaikan denganpenghasilan sesungguhnya diterima. Apabilakurang, WP harus menambah atau apabila lebihdikembalikan.

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    13/44

     ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

    1. ASAS DOMISILI—negara berhakmengenakan pajak atas seluruh penghasilanWP yang bertempat tinggal dlm wilayahnya,baik yang berasal dari dalam maupun luarnegeri. Asas ini berlakubagi WP dalam negeri.

    2. ASAS SUMBER —negara berhakmengenakan pajak terhadap penghasilan yangbersumber dari wilayahnya tanpamemperhatikan tempat tinggal WP.

    3. ASAS KEBANGSAAN– pengenaan pajakdidasarkan pada kebangsaan ataukewarganegaraan seseorang.

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    14/44

    SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

    1. OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM – adalahsuatu sistem pemungutan yang memberi wewenangkepada pemerintah (fiscus) untuk menentukan

    besarnya pajak yang terutang oleh WP2. SELF ASSESSMENT SYSTEM – adalah suatu

    sistem pemungutan pajak yang memberi wewenangkepada WP untuk menentukan sendiri besarnyapajak yang terutang.

    3. WITH HOLDING SYSTEM – adalah sistempemungutan pajak yang memberi wewenang kepadapihak ketiga (bukan fiscus dan bukan WP) untukmenentukan besarnya pajak yang terutang oleh WP.

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    15/44

    TIMBUL DAN HAPUSNYA

    UTANG PAJAK

     Ada dua ajaran timbulnya utang pajak:

    1.  Ajaran formil, utang pajak timbul karenadikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak (SKP) olehFiskus. Ajaran ini diterapkan pada official AssessmentSystem

    2.  Ajaran materil, utang pajak timbul karena berlakunyaundang-undang. Seseorang dikenai pajak karena suatukeadaan atau perbuatan. Ajaran ini diterapkan padaself assessment system

    Hapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal:

    1. Pembayaran2. Kompensasi

    3. Kadaluwarsa

    4. Pembebasan dan penghapusan

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    16/44

    HAMBATAN-HAMBATANPEMUNGUTAN PAA!

    1. PERLAWANAN FASIF --- sistem pemungutanpajak yang sulit dipahami masyarakat, krisisekonomi.

    2. PERLAWANAN AKTIF --- WP sengajamenghindari pajak.

    a.Tax Avoidance, usaha meringankan

    beban pajak dengan tidak melanggar

    UUb.Tax Evasion, usaha meringankan

    beban pajak dengan cara melanggar

    UU

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    17/44

    JENIS TARIF PAJAK

    Tarif Proporsional, tarif berupa persentase yangtetap terhadap berapapun jumlah yang dikenaipajak sehingga besarnya pajak yang terutangsebanding dengan besarnya nilai yang dikenai

    pajakTarif Tetap, tarif berupa jumlah yang tetapterhadap berapapun jumlah yang dikenai pajaksehingga besarnya pajak yang terutang tetap

    Tarif Progresif, persentase yang digunakan

    semakin besar sesuai dengan jumlah yang dikenaipajak

    Tarif Degresif, persentase tarif yang digunakansemakin kecil sesuai dengan bertambahnya jumlah yang dikenai pajak

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    18/44

    KETENTUAN UMUM DAN TATA

    CARA PERPAJAKAN

    Dasar Hukum:

    1. UU No.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

    dan Tata Cara Perpajakan, UU No. 7 tentang

    Pajak Penghasilan (PPh), UU No. 8 tentang

    Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan

    pajak Penjualan atas barang Mewah

    2. Perubahan oleh UU No. 9,10,11 tahun 1999

    3. Terakhir perubahan oleh UU No. 16,17,18 tahun

    2000 jo UU No. 28 tahun 2007

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    19/44

    PENGERTIAN-PENGERTIAN

    Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badanyang menurut ketentuan peraturan per-uu-anperpajakan ditentukan untuk melakukan kewajibanperpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotongpajak tertentu

     Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yangmerupakan kesatuan baik yang melakukan usahamaupun yang tidak melakukan usaha yang meliputiperseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroanlainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan dalam bentukapapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,

    persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis,lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    20/44

     Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1(satu) bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkandengan Keputusan Menteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulantakwim

    Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun takwimkecuali bila WP menggunakan tahun buku yang tidak samadengan tahun takwim

     Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 (satu)Tahun Pajak

     Pajak Yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar padasuatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak atau BagianTahun Pajak menurut ketentuan peraturan per-uu-an perpajakan

     Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yangbertanggungjawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang

    menjalankan hak dan memenuhi kewajiban WP menurutketentuan peraturan per-uu-an perpajakan Surat Paksa adalah surat perintah untuk membayar utangpajak dan biaya penagihan pajaksesuai dengan UU No 19 tahun1997 ttg Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimanatelah diubah dengan UU No. 19 tahun 2000

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    21/44

    NOMOR POKOK WAJIB PAJAK

    (NPWP)

    NPWP adalah suatu sarana administrasi

    perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda

    pengenal diri atau identitas WP

    Fungsi: sebagai tanda pengenal diri atau

    identitas WP dan untuk menjaga ketertiban

    dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan

    administrasi perpajakan

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    22/44

    NPWP HARUS DITULISKANDALAM SETIAP DOKUMEN

    PERPAJAKAN, ANTARA LAIN

    PADA:Formulir pajak yang dipergunakan WP

    Surat menyurat dalam hubungan dengan

    perpajakan

    Dalam hubungan dengan instansi tertentu

    yang mewajibkan mengisi NPWP

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    23/44

    PENDAFTARAN NPWP

    Semua WP berdasarkan sistemSelf Assessment wajibmendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajakyang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atautempat kedudukan WP untuk dicatat sebagai WP dansekaligus mendapatkan WP

    Jangka waktu pendaftaran adalah:1. Bagi WP orang pribadi yang menjalankan usaha ataupekerjaan bebas dan WP badan, wajib mendaftarkan diripaling lambat 1 (satu) bulan setelah usaha mulai dijalankan

    2. WP orang pribadi yang tidak menjalankan suatu usaha ataupekerjaan bebas apabila sampai dengan suatu bulanmemperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihiPTKP setahun, wajib mendaftarkan diri paling lambat padaakhir bulan berikutnya

    3. Apabila dengan sengaja tidak mendaftarkan diri, ataumenyalahgunakan atau tanpa hak NPWP sehinggamenimbulkan kerugian pada pendapatan negara, diancamdengan pidana penjara palaing lama 6 (enam) tahun dandenda paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak yangterutang yang tidak atau kurang dibayar

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    24/44

    PAJAK PENGHASILAN UMUM

    Dasar Hukum: UU No. 7 Tahun 1983 tentang

    Pajak Penghasilan yang terakhir diubah oleh UU

    No. 17 tahun 2000 jo UU no. 36 tahun 2008

    Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh)

    mengatur pajak atas penghasilan (laba) yang

    diterima atau diperoleh orang pribadi maupun

    badan

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    25/44

    SUBJEK PAJAK DAN WAJIB PAJAK

    PENGHASILAN

    1. a. Orang Pribadi

    b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu

    kesatuan menggantikan yang berhak

    2. Badan3. Bentuk Usaha Tetap

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    26/44

    OBJEK PPH

    Objek PPH adalah penghasilan. Penghasilan

    yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis

    yang diterima atau diperoleh WP, baik yang

    berasal dari Indonesia maupun dari luar

    Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsiatau menambah kekayaan WP ybs, dengan nama

    dan bentuk apapun

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    27/44

    TERMASUK DALAM PENGERTIAN

    PENGHASILAN ADALAH:

    1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterimaatau diperoleh (Gaji,Upah, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun,atau imbalan dlm bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain oleh UU)

    2. Hadiah dan penghargaan

    3. Laba usaha

    4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta (hibah, bantuanatau sumbangan)

    5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya6. Bunga

    7. Deviden

    8. Royalti

    9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta

    10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala

    11. Keuntungan karena pembebasan utang

    12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing

    13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva

    14. Premi asuransi

    15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiridari WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

    16. Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakanpajak

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    28/44

    DASAR PENGENAAN PAJAK

    Penghasilan Kena Pajak (WP badan) =

    Penghasilan Netto

    Penghasilan Kena Pajak (WP Orang Pribadi) =

    Penghasilan Netto - PTKP

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    29/44

    PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

    (PTKP)

    Besarnya PTKP setahun yang berlaku saat ini adalah:

    1. Rp2.880.000,00 untuk diri WP orang pribadi

    2. Rp1.440.000,00 tambahan untuk WP yang kawin

    3. Rp2.880.000,00 tanbahan untuk seorang istri yang

    penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, dengansyarat:

    - Penghasilan istri tidak semata-mata diterima atau diperolehdari satu pemberi kerja yang telah dipotong pajak berdasarkanketentuan dalam UU PPh pasal 21, dan

    - Pekerjaan istri tidak asda hubungannya dengan usaha atau

    pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga lain4. Rp1.440.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga

    sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurussatu derajat serta anak angkat yang menjadi tanggungansepenuhnya (maksimal 3 orang)

     

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    30/44

    TARIF PAJAK PENGHASILAN (PPH)

    BERDASARKAN PASAL 17 UU PPH, UNTUK WP

    ORANG PRIBADI DALAM NEGERI

    Lapisan PenghasilanKena Pajak 

    Tarif Pajak 

    .am&ai +engan &2" 'uta " (/ima &eren)

    3i ata &2" 'uta + &"0 'uta

    10 (e&u/uh &eren)

    3i ata &"0 5uta +&100 'uta

    1" (/ima *e/a &eren)

    3i ata &100 'uta +&200 'uta

    2" (+ua &u/uh /ima&eren)

    3i ata &200 5uta !" (tiga &u/uh /ima&eren)

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    31/44

    TARIF PAJAK PENGHASILAN (PPH) BERDASARKAN

    PASAL 17 UU PPH, UNTUK WP BADAN DALAM

    NEGERI DAN BADAN USAHA TETAP (BUT)

    Lapisan Penghasilan KenaPajak 

    Tarif Pajak 

    .am&ai +engan &"0 'uta 10 (e&u/uh &eren)

    3i ata &"0 'uta + &1005uta

    1" (/ima *e/a &eren)

    3iata &100 'uta !0 (tiga &u/uh &eren)

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    32/44

    CARA MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN

    (PPH):Pa'a Penghai/an (6a'i* Pa'a *a+an):

    Penghai/an %ena Pa'a tari- &aa/ 17

    Penghai/an netto tari- &aa/ 17

    (Penghai/an *ruto , *iaya yang +i&erenanan UU PPh) tari- &aa/ 17

    Pa'a Penghai/an (6P orang &ri*a+i):

    Penghai/an %ena Pa'a tari- &aa/ 17

    (Penghai/an netto , PT%P) tari- &aa/ 17

    (Penghai/an *ruto , *iaya yang +i&erenanan UU PPh) , PT%P tari- &aa/ 17

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    33/44

    CONTOH PENGHITUNGAN:

    PT %o/or ;'o< e&an'ang tahun 200! mem&unyai &enghai/an ena &a'a e*ear&1"41$8900

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    34/44

    PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

    PPh Pasal 21 adalah Pajak Penghasilan yang

    dipungut sehubungan dengan pekerjaan, jasa,

    dan kegiatan yang dilakukan oleh WP orang

    pribadi adalah pajak atas penghasilan berupa

    gaji, upah, honorarium, tunjangan, danpembayaran lain dengan nama dan dalam

    bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan

    atau jabatan, jasa, dan kegiatan

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    35/44

    WAJIB PAJAK PPH PASAL 21

    Pejabat NegaraPegawai Negeri Sipil (PNS)PegawaiPegawai TetapPegawai dengan status Wajib Pajak Luar NegeriPegawai LepasPenerima PensiunPenerima HonorariumPenerima Upah

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    36/44

    OBJEK PPH PASAL 21

    Gaji, uang pensiun bulanan, upah, honorarium, premibulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uangganti rugi, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangankemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan khusus,tunjangan transfort, tunjangan pajak, tunjangan iuranpensiun, tunjangan pendidikan anak, beasiswa, hadiah,

    premi asuransi yang dibayar oleh pemberi kerja, danpenghasilan teratur lainnya dengan nama apapun

    Jasprod, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjanganhari raya, tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan,dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetapdan biasanya dibayarkan sekali dalam setahun

    Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upahborongan

    Uang tebusan pensiun, uang Tabungan Hari Tua atauTunjangan Hari Tua (THT), uang pesangon, danpembayaran lain sejenis

     

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    37/44

      Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaandengan nama dan dalam bentuk apapun, komisi, beasiswa, dan pembayaran lain sebagai imbalansehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan

    yang dilakukan oleh WP dalam negeri, misalnyapengacara, arsitek, akuntan, dokter, pemain musik,pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,olahragawan, pengajar, penceramah, moderator,peneliti, pemberi jasakomputer/elektronik/pemasaran, agen iklan,

    distributor perusahaan MLM, dsb  Gaji, gaji kehormatan, tunjangan-tunjangan lainyang terkait dengan gaji yang diterima oleh Pejabatnegara dan PNS

      Uang pensiun dan tunjangan-tunjangan lain yangsifatnya terkait dengan uang pensiun yang diterima

    oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan atauanak-anaknya  Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatanlainnya dengan nama apapun yang diberikan olehbukan WP

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    38/44

    BIAYA JABATAN

    DAN BIAYA PENSIUN

      Biaya jabatan adalah biaya untuk

    mendapatkan, menagih, dan memelihara

    penghasilan yang besarnya 5 % dari

    penghasilan bruto, setinggi-tingginya

    Rp1.296.000,00 setahun atau Rp108.000,00sebulan

      Biaya pensiun adalah biaya untuk

    mendapatkan, menagih, dan memelihara uang

    pensiun yang besarnya 5 % dari penghasilanbruto berupa uang pensiun setinggi-tingginya

    Rp432.000,00 setahun atau Rp36.000,00

    sebulan

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    39/44

    TARIF PAJAK DAN PENERAPANNYAPPh &aa/ 21 P%P tari- & 17 UUPPh

    Pegaai teta&< Penerima Peniun*u/anan< Pegaai ti+a teta&<

    &emagang< +an #a/on &egaai

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    40/44

    CARA MENGHITUNG

    PPH PASAL 21

    Cara menghitung PPh pasal 21 bulanan atas penghasilan teratur pegawai tetap:

    1.Untuk menghitung PPh pasal 21 atas penghasilan pegawai tetap, terlebihdahulu dicari penghasilan netto sebulan. Penghasilan netto sebulan diperolehdengan cara mengurangi penghasilan bruto dengan biaya jabatan, iuranpensiun, iuran THT atau Tunjangan Hari Tua yang dibayar oleh pegawai,kemudian disetahunkan

    2. a. Untuk memperoleh penghasilan netto setahun penghasilan netto sebulandikalikan 12

    b. Dalam hal seorang pegawai tetap kewajiban pajak subjektifnya sebagai WPpajak dalam negeri sudah ada sejak awal tahun, tetapi mulai bekerja setelahbulan Januari, maka penghasilan netto yang disetahunkan tersebut dihitungdengan mengalikan penghasilan netto sebulan dengan banyaknya bulan sejakpegawai yang bersangkutan mulai bekerja s/d bln desember

    c. Penghasilan netto yang disetahunkan pada huruf a atau b di atas,

    selanjutnya dikurangi dengan PTKP untuk memperoleh Penghasilan KenaPajak (PKP). Atas dasar PKP tsb kemudian dihitung PPh pasal 21 setahun

    d. Untuk memperoleh jumlah PPh pasal 21 sebulan. Jumlah PPh pasal 21setahun atas penghasilansebagaimana dimaksud pada huruf a dibagi dengan12

    e. Untuk memperoleh jumlah PPh Ps 21sebulan atas penghasilansebagaimana dimaksud pada huruf b, jumlah PPh ps 21 setahun dibagidengan banyaknya bulan pegawai ybs bekerja

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    41/44

    3. a. Apabila pajak yang terutang oleh pemberi kerjatidak didasarkan atas masa gaji sebulan, maka untukpenghitungan PPh ps 21 jumlah penghasilan tsbterlebih dahulu dijadikan penghasilan bulanandengan menggunakan faktor perkalian sbb: 1) gaji utkmasa seminggu dikalikan dengan 4, 2)Gaji utk masasehari dikalikan dengan 26.

    b. Selanjutnya dilakukan penghitungan PPh ps 21

    sebulan dengan cara seperti angka 2 di atasc. PPh ps 21 atas penghasilan seminggu dihitungberdasarkan PPh ps 21 sebulan pada huruf b dibagi 4,sedangkan PPh ps 21 atas penghasilan seharidihitung berdasarkan PPh ps 21 sebulan pada huruf b

    dibagi 26

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    42/44

    4.Jika kepada pegawai disamping dibayar gaji bulanan juga dibayarkenaikan gaji yang berlaku surut (rapel), misalnya untuk 4 (empat)bulan, maka penghitungan PPh ps 21 atas rapel tsb adalah sbb:

    a. rapel dibagi dengan banyaknya bulan perolehan rapel tsb (dalam halini 4 bulan)

    b. hasil pembagian rapel tsb ditambahkan pada gaji setiap bulansebelum adanya kenaikan gaji yang sudah dikenakan pemotongan PPhps 21

    c. PPh ps 21 atas gaji untuk bulan-bulan setelah ada kenaikan, dihitung

    kembali atas dasar gaji baru setelah ada kenaikand. PPh ps 21 terutang atas tanbahan gaji untuk bulan-bulan dimaksudadalah selisih antara jumlah pajak yang dihitung berdasarkan huruf cdikurangi jumlah pajak yang telah dipotong berdasarkan huruf b

    5. Apabila kepada pegawai disamping dibayar gaji yang didasarkan masagaji kurang dari satu bulan juga dibayar gaji lain mengenai masa yanglebih lama dari satu bulan (rapel) seperti tersebut pada angka 4, makacara penghitungan PPh ps 21-nya adalah sesuai dengan yang telahditetapkan pada angka 4 dengan memperhatikan ketentuan pada angka3

    6. Pemotongan PPh ps 21 atas lembur dan penghasilan lain yang sejenisyang diterima atau diperoleh pegawai bersamaan dengan gajibulanannya, yaitu dengan menggabungkannya pada gaji bulanannya

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    43/44

    7. Penghitungan PPh ps 21 atas uang pensiun bulanan yang diterima ataudiperoleh penerima pensiun pada tahun pertama adalah sbb:

    a. terlebih dahulu dihitung penghasilan netto sebulan yang diperolehdengan cara mengurangi penghasilan bruto dengan biaya pensiun,kemudian dikalikan banyaknya bulan sejak pegawai yang bersangkutan

    menerima pensiun s./d bln desemberb. penghasilan netto yang disetahunkan tsb ditambah dg penghasilan nettodalam tahun ybs yang diterima atau diperoleh dari pemberi kerja pegawaiybs pensiun sesuai dg yg tercantum dlm bukti pemotongan PPh ps 21sebelum pensiun

    c. untuk menghitung PKP, jumlah penghasilan pada huruf b tsb dikurangidg PTKP, dan selanjutnya dihitung PPh ps 21 atas PKP tsb

    d. PPh ps 21 atas uang pensiun dalam tahun ybs dihitung dengan caramengurangi PPh ps 21 pada huruf c dengan PPh ps 21 yang terutang daripemberi kerja sebelum pegawai ybs pensiun sesuai dengan yangtercantum dalam bukti pemotongan PPh ps 21 sebelum pensiun

    e. PPh ps 21 atas uang pensiun bulanan adalah sebesar PPh ps 21 sepertitersebut pada huruf d dibagi dengan banyaknya bulan sebagaimana padahuruf a

    8. Penghitungan PPh ps 21 atas uang pensiun bulanan untuk tahun keduadan selanjutnya adalah sbb:

    a. terlebih dahulu dihitung penghasilan netto sebulan yang diperoleh dgcara mengurangi penghasilan bruto dengan biaya pensiun

    b. selanjutnya PPh ps 21 dihitung dg cara seperti tsb pada angka 2 hurufa, c, dan d

  • 8/19/2019 MATERI PAJAK 1

    44/44

    CARA MENGHITUNG PPH PASAL 21 ATAS PENGHASILAN TIDAK TERATUR

    1.  Apabila kepada pegawai tetap diberikan jasa produksi, tantiem, gratifikasi,bonus, premi, tunjangan hari raya, dan penghasilan lain semacam itu yangsifatnya tidak tetap dan biasanya dibayarkan sekali setahun, maka PPh ps 21

    dihitung dan dipotong dengan cara sbb:a. dihitung PPh ps 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan ditambahdengan penghasilan tidak teratur berupa tantiem, jasa produksi, dsb

    b. dihitung PPh ps 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan tanpatantiem, jasa produksi, dsb

    c. selisih antara PPh ps 21 menurut penghitungan huruf a dan huruf b adalahPPh ps 21 atas penghasilan tidak teratur berupa tantiem, jasa produksi, dsb

    2. Dalam hal penerimaan penghasilan tsb pada angka 1 adalah mantan pegawai,maka PPh ps 21 dihitung dg cara menerapkan tarif pasal 17 UU PPh atas jumlah PB

    3. Untuk perusahaan yang masuk program jamsostek, premi asuransi kecelakaankerja, premi asuransi kematian yang dibayar oleh pemberi kerja merupakanpenghasilan bagi pegawai. Ketentuan sama diberlakukan juga bagi premiasuransi kesehatan, , kecelakaan kerja, jiwa, dwiguna, dan asuransi bea siswayang dibayarkan oleh pemberi kerja untuk pegawai kepada perusahaan

    asuransi lainnya. Dalam menghitung PPh ps 21, premi tsb digabungkan dgpenghasilan bruto yang dibayarkan oleh pemberi kerja kepada pegawai

    4.  Atas penarikan dana dari dana pensiun lembaga keuangan oleh pesertaprogram pensiun dipotong PPh ps 21 oleh dana pensiun lembaga keuangan ybsdari jumlah bruto yang dibayarkan tanpa memperhatikan penghasilan lainnyadari peserta ybs