5
MEBENDAZOL NAMA GENERIK Mebendazol NAMA KIMIA Mebendazol : metil 5- benzoil- 1H-benzimidazol-2-γ1-karbamat. STRUKTUR KIMIA C16H13N3O3 GB STRUKTUR KIMIA 241 SIFAT FISIKOKIMIA Serbuk berwarna putih hingga putih kekuningan, hampir tidak berbau. Praktis tidak larut dalam air, alkohol, kloroform, eter, dan asam mineral terlarut. Mudah larut dalam asam format.� SUB KELAS TERAPI antelmintik KELAS TERAPI Antiinfeksi DOSIS PEMBERIAN OBAT Ascariasis : untuk pengobatan infeksi (termasuk infeksi cacing campuran) pada anak-anak dan dewasa menggunakan dosis yang sama yaitu 100 mg sehari dua kali selama 3 hari konsekutiv. Atau dapat pula digunakan dosis tunggal yaitu 500 mg.Pabrik obat menyatakan bahwa bila pasien tidak sembuh dalam waktu 3 minggu setelah mebendazol digunakan, sebaiknya dilakukan terapi kedua. Enterobiasis : untuk pengobatan infeksi dosis mebendazol yang digunakan adalah dosis tunggal 100 mg. Adapula rekomendasi dari dokter yang menyatakan bahwa pasien dapat menerima dosis kedua yaitu 100 mg yang diberikan 2 minggu kemudian. Filariasis : untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh Mansonella perstanst, mebendazol yang diberikan adalah 100 mg sehari dua kali selama 30 hari. untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh

MEBENDAZOL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

obat cacing

Citation preview

MEBENDAZOLNAMA GENERIKMebendazol

NAMA KIMIAMebendazol : metil 5- benzoil- 1H-benzimidazol-2-1-karbamat.

STRUKTUR KIMIAC16H13N3O3

GB STRUKTUR KIMIA241

SIFAT FISIKOKIMIASerbuk berwarna putih hingga putih kekuningan, hampir tidak berbau. Praktis tidak larut dalam air, alkohol, kloroform, eter, dan asam mineral terlarut. Mudah larut dalam asam format.

SUB KELAS TERAPIantelmintik

KELAS TERAPIAntiinfeksi

DOSIS PEMBERIAN OBATAscariasis : untuk pengobatan infeksi (termasuk infeksi cacing campuran) pada anak-anak dan dewasa menggunakan dosis yang sama yaitu 100 mg sehari dua kali selama 3 hari konsekutiv. Atau dapat pula digunakan dosis tunggal yaitu 500 mg.Pabrik obat menyatakan bahwa bila pasien tidak sembuh dalam waktu 3 minggu setelah mebendazol digunakan, sebaiknya dilakukan terapi kedua. Enterobiasis : untuk pengobatan infeksi dosis mebendazol yang digunakan adalah dosis tunggal 100 mg. Adapula rekomendasi dari dokter yang menyatakan bahwa pasien dapat menerima dosis kedua yaitu 100 mg yang diberikan 2 minggu kemudian. Filariasis : untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh Mansonella perstanst, mebendazol yang diberikan adalah 100 mg sehari dua kali selama 30 hari. untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh Onchocerca volvulus, dosis yang digunakan sebanyak 1 g sehari dua kali selama 28 hari. Infeksi 'hookworm' : 100 mg mebendazol diberikan sehari dua kali selama 3 hari konsekutif. dapat pula digunakan dosis tunggal sebanyak 500 mg. ;Toxocariasis : 100-200 mg mebendazol diberikan dua kali sehari selama 5 hari. pengobatan dapat dilakukan hingga 20 hari. Trichinellosis : 200-400 mg diberikan tiga kali sehari selama 3 hari dan dilanjutkan dengan dosis 400-500 mg selama 10 hari. Trichostrongyliasis : 100 mg mebendazole diberikan dua kali sehari untuk 3 hari konsekutif. Trichuriasis : 100 mg diberikan dua kali sehari selama 3 hari konsekutif atau dapat pula diberikan dosis tunggal sebesar 500 mg.Infeksi nematoda karena Capillaria philippinensis digunakan 200 mg mebendazol dua kali sehari selama 20 hari. untuk infeksi karena Dracunculus medinensis digunakan mebendazol dosis 400-800 mg perhari selama 6 hari.3

FARMAKOLOGIAbsorpsi sekitar 2-10% diabsorpsi setelah pemberian mebendazol melalui oral. Konsentrasi plasma mencapai puncak sekitar 0.5-7 jam setelah pemberian oral. Distribusi Mebendazol memiliki ikatan yang kuat dengan protein plasma.3 ;Metabolisme Walaupun bentuk pasti proses metabolisme dari mebendazol belum dapat ditentukan, namun telah diketahui bahwa obat dimetabolisme melalui dekarboksilasi menjadi 2-amino-5(6)-benzimidazolil fenilketon. Metabolit dari proses ini tidak memiliki efek antelmintik.3

STABILITAS PENYIMPANANTablet kunyah mebendazol sebaiknya disimpan dalam tempat tertutup baik pada suhu 15-25C dan memiliki waktu kadaluwarsa 3 tahun setelah tanggal produksi.

KONTRA INDIKASIHipersensitivitas terhadap mebendazol..

EFEK SAMPINGPada dosis yang umumnya digunakan yaitu 100-200 mg perhari, efek samping yang terjadi sangatlah jarang. Efek samping terjadi lebih sering pada penggunaan mebendazol dalam jumlah yang yang lebih besar (seperti pada pengobatan penyakit hitadid), yang berkaitan dengan efek yang dihasilkan dari obat yang membunuh parasit pada beberapa kasus. Diare ringan dan nyeri abdomen dapat timbul pada penggunaan mebendazol, namun ini umumnya dihubungkan dengan infeksi masif dan keluarnya cacing dari sistem pencernaan.Pada penggunaan mebendazol juga dapat terjadi mual, muntah, pusing, kehilangan kemampuan merasa, dan sakit kepala. Demam juga dapat terjadi, namun ini umumnya terjadi pada pasien yang menerima dosis tinggi. Pasien yang menerima dosis tinggi ( hingga 30-50 mg/kg perhari) dilaporkan dapat mengalami manifestasi myelosupresi seperti neutropenia dan atau trombositopenia. ;Efek samping lainnya yang dapat terjadi walaupun jarang, adalah ruam, pruritus, urtikaria, angioedema, kemerahan, batuk, lesu, hipotensi, kejang, kedinginan, rasa ngantuk, abnormalitas ringan dalam tes fungsi liver ( peningkatan konsentrasi serum dari aminotransferase, alkalin fosfatase, dan atau bilirubin), hepatitis, peningkatan BUN, penurunan konsentrasi hemoglobin dan atau hematokrit, leukopenia, trombositopenia, eosinofilia, hematuria, dan cylindruria. Migrasi dari cacing melalui mulut dan hidung juga dilaporkan dapat terjadi.

INTERAKSI MAKANANKonsentrasi mebendazol akan menurun jika digunakan bersamaan makanan.2

INTERAKSI OBATObat-obat yang dapat meningkatkan kadar mebendazol : simetidin dilaporkan menghambat proses metabolisme mebendazol yang menyebabkan peningkatan kadar obat dalam plasma.;Karbamazepin dan fenitoin dapat meningkatkan metabolisme mebendazol, mungkin melalui induksi enzim mikrosomal hati sehingga menyebabkan turunnya konsentrasi mebendazol

PENGARUH ANAKkeamanan mebendazol pada anak dibawah usia 2 tahun belum diketahui karena kurangnya data penggunaan pada anak dibawah 2 tahun. Sehingga penggunaan pada anak dibawah 2 tahun hanya jika khasiat yang diberikan jdapat mengimbangi resiko yang dapat terjadi.

PENGARUH HASIL LABMebendazol dapat menyebabkan gangguan pada uji fungsi liver, seperti peningkatan kadar aminotrasferase, alkalin fosfatase, dan atau bilirubin dalam darah). Mebendazol dapat pula menyebabkan peningkatan BUN dan penurunan kadar hemoglobin dan atau hematokrit darah. PENGARUH KEHAMILANFaktor risiko C

PENGARUH MENYUSUIhingga saat ini belum diketahui apakah mebendazol terdistribusi pada air susu atau tidak, sehingga obat perlu digunakan dengan hati-hati pada ibu yang menyusui.

PARAMETER MONITORINGFungsi hati dan jumlah sel darah (hematopoietik).

BENTUK SEDIAANTablet, tablet kunyah.

PERINGATANTidak ada dataKASUS TEMUANTidak ada data

INFORMASI PASIENOral: tablet dapat dikunyah, langsung ditelan, atau dihancurkan dan dicampur dengan makanan. Tidak diperlukan diet khusus dan puasa dalam penggunaan mebendazol. pasien harus disarankan untuk menjaga kehigienisan untuk meminimalisir kekambuhan infeksi, seperti memakai sepatu, sering mencuci tangan dnegan sabun dan membersihkan sela-sela jari dan dibawah kuku terutama sebelum makan dan setelah ke kamar mandi, dan mencuci seluruh buah dan sayuran sebelum dimakan.

MEKANISME AKSIwalaupun mekanisme pasti dari aktivitas antelmintik mebendazol belum dapat diketahui, namun obat ini menyebabkan penghambatan selektif dan ireversibel dari pengambilan glukosa dan nutrien lain dengan bobot molekul kecil pda cacing. Penghambatan uptake glukosa menyebabkan pengosongan dari simpanan glikogen pada cacing. mebendazol tidka menghambta uptake glukosa pada mamlia. mebendazol diduga menyebabkan perubahan degenerasi padasaluran pencernaan nematoda, dan pada sel absorptif dari cestoda. ;prinsip efek antelmintik dari mebendazol adalah degenerasi mikrotubul sitoplasma melalui saluran pencernaan dan sel absorptif menyebabkan penghambatan pergerakan organel dan menginterfensi fungsi absorpsi dan sekresi. sehingga terjadi akumulasi granul sekret transport intraselular, hidrolitik, dan enzim proteolitik dilepaskan menyebabkan sel mengalami autolisis. kerusakan ireversibel ini menyebabkan kematian dari parasit.

MONITORING

DAFTAR PUSTAKA1. Martindale 35th edition p.130 2.Drug Interactions 5th edition p.158 3.AHFS Drug Information 2008 p.55 4.BNF 53th edition p.551 5.MIMS vol 8 2007 p.316-317