5
Media Pembelajaran Al Islam Study Al-Qur’an “Lakukanlah pengkajian (penelitian dengan menggunakan metode ilmiah) mengenai apa-apa yg ada di langit & di bumi.” (surah Yunus:101) “tidakkah kamu memperhatikan bahawa Allah telah memudahkan untuk kegunaan kamu apa yg ada di langit & di bumi, & telah melimpahkan kepada kami nikmat-nikmatNya yang zahir & yg batin.” (surah luqman:20). Islam sangat menggalakkan kajian atau penelitian untuk mencari penemuan- penemuan baru dalam bidang-bidang teknologi serta menggunakannya untuk bahan pengajaran sehingga guru dapat memastikan suatu pengajarannya kekal dalam ingatan pelajar. Islam tidak pernah menghalang atau menolak kemajuan ilmu pengetahuan dan pekembangan teknologi dan tidak anti kepada peralatan teknologi. Jenis – Jenis Media Pendidikan Islam Para ahli telah mengklasifikasikan alat atau media pendidikan kepada dua bagian : yaitui alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidlikan yang bukan benda (non materil). Alat Pendidikan yang Bersifat Benda Menurut Dzakiah Daradjat, alat pendidikan yang berupa benda adalah, Pertama : media tulis, seperti al quran, hadist, tauhid, fiqh, sejarah, kedua : benda-benda alam seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Ketiga: gambar-gambar yang dirancang seperti grafik. Keempat: Gambar yang diproyeksikan, seperti video, transparan, in-focus. Kelima : audio recording (alat untuk didengar), seperti kaset, tape radio. Senada dengan pendapat Dzakih Dradjat, Oemar Hamalik, menyebutkan, secara umum alat pendidikan materil terdiri dari: pertama, bahan-bahan cetakan atau bacaan, dimana bahan-bahan ini lebih mengutamakan kegiatan membaca atau penggunaan simbol-simbol kata dan visual. Kedua, alat-alat audio visual. Ketiga, sumber-sumber masyarakat, seperti objek-objek peninggalan sejarah. Keempat, kumpulan benda-benda (material collection), Seperti dedaunan, benih, batu, dan sebagainya. Alat pendidkan harus mengandung nilai-nilai operasional yang

Media Pembelajaran Al Islam Study Al

Embed Size (px)

DESCRIPTION

media

Citation preview

Page 1: Media Pembelajaran Al Islam Study Al

Media Pembelajaran Al Islam Study Al-Qur’an

“Lakukanlah pengkajian (penelitian dengan menggunakan metode ilmiah) mengenai apa-apa yg ada di langit & di bumi.” (surah Yunus:101) “tidakkah kamu memperhatikan bahawa Allah telah memudahkan untuk kegunaan kamu apa yg ada di langit & di bumi, & telah melimpahkan kepada kami nikmat-nikmatNya yang zahir & yg batin.” (surah luqman:20). Islam sangat menggalakkan kajian atau penelitian untuk mencari penemuan-penemuan baru dalam bidang-bidang teknologi serta menggunakannya untuk bahan pengajaran sehingga guru dapat memastikan suatu pengajarannya kekal dalam ingatan pelajar. Islam tidak pernah menghalang atau menolak kemajuan ilmu pengetahuan dan pekembangan teknologi dan tidak anti kepada peralatan teknologi.

Jenis – Jenis Media Pendidikan Islam

Para ahli telah mengklasifikasikan alat atau media pendidikan kepada dua bagian : yaitui alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidlikan yang bukan benda (non materil). Alat Pendidikan yang Bersifat Benda

Menurut Dzakiah Daradjat, alat pendidikan yang berupa benda adalah, Pertama : media tulis, seperti al quran, hadist, tauhid, fiqh, sejarah, kedua : benda-benda alam seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Ketiga: gambar-gambar yang dirancang seperti grafik. Keempat: Gambar yang diproyeksikan, seperti video, transparan, in-focus. Kelima : audio recording (alat untuk didengar), seperti kaset, tape radio. Senada dengan pendapat Dzakih Dradjat, Oemar Hamalik, menyebutkan, secara umum alat pendidikan materil terdiri dari: pertama, bahan-bahan cetakan atau bacaan, dimana bahan-bahan ini lebih mengutamakan kegiatan membaca atau penggunaan simbol-simbol kata dan visual. Kedua, alat-alat audio visual. Ketiga, sumber-sumber masyarakat, seperti objek-objek peninggalan sejarah. Keempat, kumpulan benda-benda (material collection), Seperti dedaunan, benih, batu, dan sebagainya. Alat pendidkan harus mengandung nilai-nilai operasional yang mampu mengantarkan kepada tujuan pendidikan islam yang sarat dengan nilai-nilai.

b. Alat Pendidikan Yang Bukan Benda

Selain alat atau media berupa benda, terdapat pula alat/media yang bukan berupa benda. Diantara alat/media pengajaran yang bukan berupa benda itu adalah: (1) keteladanan, (2)perintah/larangan, (3)ganjaran dan hukuman, yang akan dijelaskan berikut ini:

1) Keteladanan

Pada umumnya manusia memerlukan figur indetifikasi (uswah al-hasanah) yang dapat membimbing manusia ke arah kebenaran, untuk memenuhi keinginan tersebut itu Allah mengutus Muhammad menjadi tauladan bagi manusia. Kemmudian kita diperintahkan untuk mengikuti rasul, diantaranya memberikan tauladan yang baik. Dalam hal ini Rasulullah juga memberikan teladan yang baik kepada umatnya. Firman Allah: Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan keselamatan hari kiamat dan banyak menyebut (mengingat) Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Page 2: Media Pembelajaran Al Islam Study Al

Pendidikan dalam konteks Ilmu Pendidikan Islam, berfungsi sebagai warasalu al anbiya yang pada hakikatnya mengemban misi sebagai rahmatan li al’amin, yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan taat pada hukum-hukum Allah. Kemudian misi ini dikembangkan kepada pembentukkan kepribadian yang berjiwa tauhid, kreatif, beramal shaleh serta bermoral tinggi. Sebagai warasah alanbiya seorang pendidik harus memiliki sifat-sifat yang terpuji (mahmudah). Menurut Al-Ghazali, seperti yang disitir oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, terdapat beberapa sifat penting yang harus dimiliki oleh guru sebagai orang yang diteladani, yaitu

1. amanah dan tekun bekerja2. bersifat lemah lembut dan kasih sayang terhadap murid3. dapat memahami & berlapang dada dalam ilmu serta orang-orang yang mengerjakannya 4. tidak rakus pada materi5. berpengetahuan luas, serta6. istiqomah dan memegang teguh prinsip. [10]

2) Perintah dan Larangan

Tiap-tiap perintah dan peraturan dalam pendidikan mengandung norma-norma kesusilaan, jadi bersifat memberi arah atau mengandung tujuan kearah perbuatan susila. . Contoh ayat Al-Qur’an yang berupa perintah/anjuran adalah:

Suatu perintah akan mudah ditaati oleh peserta didik jika pendidik sendiri menaati dan hidup menurut peraturan-peraturan itu, atau jika apa yang harus dilakukan oleh anak-anak itu sudah dimiliki dan menjadi pedormui pula bagi hidup si pendidik. Dalam memberikan perintah terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu (1) jangan memberikan perintah kecuali karena di perlukan, (2) hendaknya perintah itu dengan ketetapan hati dan niat yang baik, (3) jangan memerintahkan kedua kalinya jika perintah pertama belum dilaksanakan, (4) perintah hendaknya benar-benar dipertimbangkan akan akibatnya, (5) perintah hendaknya bersifat umum, bukan bersifat khusus.

Disamping memberi perintah, sering kali pula pendidik harus melarang perbuatan anak-anak. Larangan itu biasanya dikeluarkan jika anak melakukan sesuatu yang tidak baik, yang mungkin dapat membahayakan dirinya. Larangan sebenarnya sama saja sepeti perintah. Kalau perintah merupakan suatu keharusan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat, maka larangan merupakan keharusan untuk tidak melakukan sesuatu yang merugikan. Misalnya larangan untuk bercakap-cakap dengan suara besar, larangan melakukan perbuatan yang tidak baik, larangan untuk bergaul denagn orang-orang asusila, dan sebagainya.

3) Ganjaran dan Hukuman

Ganjaran adalah sesuatu yang menyenangkan yang dijadikan sebagai hadiah bagi anak yang berprestasi baik dalam belajar dan dalam sikap perilaku. Ganjaran itu dapat dilakukan oleh pendidik dengan cara bermacam-macam, antara lain: (1)guru mengangguk-anggukan kepala tanda senang dan membiarkan suatu jawaban yang diberikan oleh seorang anak,

Page 3: Media Pembelajaran Al Islam Study Al

(2)guru memberikan kata-kata yang menggembirakan (pujian), (3)guru memberikan benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-anak, dan sebagainya.

Dengan demikian dipahami bahwa hukuman diberikan karena ada pelanggaran sedangkan tujuan pemberian hukuman adalah agar tidak terjadi pelanggaran secara berulang.

Asma Hasan Fahmi, menjelaskan tentang ciri-ciri hukuman dalam perspektif pendidikan islam yakni, (1) hukuman diberikan untuk memperoleh perbaikan dan pengarahan, (2) memberiakan kesempatan kepada anak memperbaiki kesalahannya sebelum dipikul. Anak yang belum berusia sepuluh tahun tidak boleh dipikul, kalaupun tidak boleh dari tiga kali, (3) pendidik harus tegas dalam melaksanakan hukuman, artinya apabila sikap keras pendidik telah dianggap perlu maka harus dilaksanakan dari sikap lunak dan kasih sayang.

Pengaruh Alat/Media Dalam Pendidikan Islam

Di dalam pendidikan islam, alat/media itu jelas diperlukan. Sebab alat/mediapengajaran itu mempunyai peranan yang besar yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Terdapat pendapat beberapa ahli pendidikan mengenai manfaat atau kegunaan dari alat/media ini dalam pendidikan atau dalam proses belajar mengajar Yusuf Hadi Miarso dkk. Menyatakan alat/media itu mempunyai nilai-nilai praktis yang berupa kemampuan antara lain : (1) membuat konkrit konsep yang abstrak, (2) membawa objek yang sukar didapat ke dalam lingkungan belajar siswa, (3) menampilkan objek yang terlalu besar, (4) menampilkan objek yang tak dapat diamati oleh mata telanjang, (5) mengamati gerakan yang terlalu cepat, (6) memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa, (7) membangkitkan motivasi belajar, dan (8) menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan .

Selain alat/media yang bukan berupa benda pun perlu juga mendapatkan perhatian yang serius, sebab pada umunya alat/media yang bukan berupa benda lebih banyak tujuannya untuk pembentukan pribadi yang baik atau sempurna, dan pendidikan islam sangat berperan sekali untuk tugas itu. Sehingga murid-murid akan memiliki akhlak, moral yang luhur. Itulah yang membedakan pendidikan islam dengan pendidikan lainnya.

Dengan demikian, apabila pendidikan islam memanfaatkan dan mengembangkan alat/media pengajaran tersebut didalam pelaksanaan pendidikannya, maka peserta didik akan memiliki pemahaman yang bagus tentang materi yang didapatkan, dan juga akan memiliki moral atau akhlak yang tinggi.[11]

Sumber pustaka

Ramayulis. 2002, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia

Hamalik Oemar. 1980, Media Pendidikan, Bandung: Penerbit Alumni