Upload
hadi-kusumah
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tah mere
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Stroke penyebab kematian kedua dunia.
Penyebab kematian pertama di Indonesia juga Jawa Barat.
Di ruang 19 A RSHS Bandung angka kejadian stroke menduduki
urutan pertama yaitu 57,32 % (176 org) dan kematian yaitu
21,59 % (38 org).
Akibat stroke : menjadi cacat, invalid, tidak mampu mencari
nafkah, bergantung kpd org lain, gejala sisa perlu waktu lama
untuk upaya pemulihan.
TUJUAN
METODE PENULISAN Deskriptif Analitik
Gambaran nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan secara langsung dan komprehensif
Pengkajian Diagnosa
Perencanaan
Pelaksanaan Evaluasi
Dokumentasi
Kesenjangan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Stroke Gangguan neurologi, secara mendadak akibat gangguan suplai darah otak.
Penyebab :
Manifestasi Klinis Kelemahan / kelumpuhan pada satu, dua atau keempat
anggota gerak, disfagia, demensia, pusing, kesadaran, g3
penglihatan, ataksia dan reflek tendon.
Faktor Resiko Hipertensi, penyakit jantung, DM, hiperlipidemia, obesitas,
hematokrit dan gaya hidup.
Emboli
Trombosis
Perdarahan
Patofisiologi
Aterosklerosis (trombosis) embolisme, hipertensi, pecah pembuluh darah
Kerusakan aliran darah arteri
Suplai O2 keotak terganggu
Jaringan otak kekurangan oksigen dan glukosa
Infark serebral pada area otak
Kematian neuron, sel ganglia dan struktur otak
Kemampuan otak dalam mengontrol fungsi neurologis
Defisit Neurologis Kontralateral
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Ny. W 60 th mempunyai riwayat hipertensi dari tahun 1986 dan riwayat
stroke pada tahun 2001. Klien mengeluh tubuhnya lemah, anggota gerak
kiri lemah, susah menelan, susah bicara dan susah BAB. Klien dirawat
pada tgl 5 Agustus dan dikaji tgl 8 Agustus 2005.
Diagnosa Keperawatan
1.Ggn pemenuhan keb.
nutrisi
4. Ggn pemenuhan eliminasi BAB :
konstipasi
2. Gangguan mobilitas fisik 5. Ggn pemenuhan kebutuhan ADL
3. Gangguan komunikasi
verbal
6. Resiko terjadinya stroke ulang
berlanjut
PEMBAHASAN
Pengkajian tidak terdapat kesadaran, gangguan persepsi,
inkontinensia urine dan penyempitan lapang pandang.
Diagnosa ditemukan 5 DP dari 12 DP sesuai konsep dan 1 DP
tambahan.
Perencanaan tindakan pemasangan infus pada DP 1 dan observasi
tanda-tanda vital pada DP 2 tidak terdapat dalam
konsep.
Pelaksanaan penimbangan BB tidak dapat dilaksanakan. Kurang
maksimal dalam melakukan tindakan latihan mobilisasi
aktif dan pasif.
Evaluasi semua tupen tercapai walaupun ada 1 DP yang perlu
dilakukan tindakan kontinyu untuk menghindari komplikasi
seperti kontraktur bahkan kecatatan menetap.
BAB IV
KESIMPULAN
Pengkajian menggali semua masalah klien.
Diagnosa sesuai dengan masalah yang ditemukan, terdapat 6
DP.
Perencanaan disesuaikan dengan kemampuan, sarana dan
kebutuhan klien.
Pelaksanaan tindakan yang tidak dapat dilaksanakan dicari
alternatife lain agar pelaksanaan dapat dilakukan secara
optimal.
Evaluasi dari 6 DP yang muncul semua tupen telah tercapai,
namun ada 1 DP memerlukan tindakan yang kontinyu
dan berkesinambungan.
Dokumentasi sebagai alat komunikasi dapat juga berupa lembar
observasi
REKOMENDASI
1. Tingkatkan kesabaran dalam memotivasi klien.
2. Lembar observasi diisi sebagai catatan untuk memonitor kondisi
klien.
3. Latihan mobilisasi aktif dan pasif harus dilakukan secara kontinyu
dan berkesinambungan