32
ukm MEDIA EDISI KEDUA APRIL - JUNI 2013 Surya: Masyarakat Perlu Pembinaan Pengetahuan FTZ Halaman 4 Keberhasilan Beni bermula dari sebuah hoby Halaman 12 Halaman 6 Sovenir dari limbah seafood dan tempurung Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kepri

Media UKM Edisi 02 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Media UKM Edisi 02 2013Kepulauan Riau

Citation preview

Page 1: Media UKM Edisi 02 2013

ukmMEDIA EDISI KEDUA AprIl - jUnI 2013

Surya: Masyarakat

Perlu Pembinaan

Pengetahuan FTZ

Halaman 4

Keberhasilan Beni bermula dari sebuah hoby

Halaman 12

Halaman 6

Sovenir dari limbah seafood dan tempurung

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kepri

Page 2: Media UKM Edisi 02 2013

04 Surya: Masyarakat Perlu Pembinaan Pengetahuan FTZ

06 Keberhasilan Beni ber-mula dari sebuah hoby

11 Enterpreneur minim, sarjana lebih senang jadi karyawan

21 Batagor Sunda di tanah Melayu

14 Pedagang Mulai Antisi-pasi Kenaikan BBM

27 12 Perwakilan Kecamatan Dapat Pelatihan Menjahit

18 Waspadai Parsel Ka-daluarsa

28 Lindungi Merek Anda den-gan Hak Paten

16 IKan Tongkol Banjiri Pasar, 1 Kg Rp10 Ribu

30 Pemerintah Dukung Kema-juan PKL

DaftarISI

PEMBINA: DR. DRs. H. suHajaR DiantoRo, M.si; PENANGGUNGJAWAB: DRs. H. aMHaR isMail, M. si; PELAKSANA KEGIATAN : DRs. Djoko sutRiyo, ayoDHia, sE., Mt, Raja BaDaRuzzaMan; REDAKTUR: supRapto; PEWARTA: zaki sEtiawan, alpian tanjung, sauD MC, afRizal; SEKRETARIS REDAKSI: MasiRwan; DESAIN LAY OUT: joko s. al MuCHlis; FOTOGRAFER : kaRyano EfianDi, EDy syaHputRa.

PERCETAKAN: CV insan Cita;

REDaksi MEnERiMa tulisan DaRi MasyaRakat uMuM DEngan MElEngkapi inDEntitas pEnulis. REDaksi BERHak MEnyunting isi tu-lisan sEpanjang tiDak MEngHilangkan MaksuD Dan tujuan pEnulisan. tulisan Dapat DikiRiM kE alaMat REDaksi atau MElalui E-Mail kE [email protected].

Red

aksi

MediaUKM 02 Edisi 2 Tahun 2013

Page 3: Media UKM Edisi 02 2013

Kepala Dinas Koperasi Dan UKMSepatah Kata

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji kehadirat Allah SWT, sehingga Tabloid Koperasi dan UMKM Provinsi Kepri terbit kembali untuk edisi ke-2. Pada edisi ini, kami menyajikan mengenai informasi seputar beberapa UKM yang ada di Kepulauan Riau. Keberadaan UKM yang tersebar di Kepri harus terus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Keterbatasan yang di miliki oleh usahawan-usahawan kecil dan menengah merupakan fokus dari Dinas Koperasi dan UKM untuk mencarikan solusi.

Pemerintah dan pelaku usaha harusnya saling membangun sinergitas, sehingga mampu membangun pondasi ekonomi yang kuat. Keberadaan ratusan UKM, tentunya harus di dukung dan di berikan stimulus baik permodalan maupun pelatihan. Pada tahun 2013, Dinas Koperasi dan UKM telah mengadakan beberapa pelatihan untuk UKM di kota dan kabupaten se-Kepri. Selain itu, pemerintah provinsi Kepri melalui Dinas Koperasi dan UKM akan mendistribusikan dana bergulir untuk UKM.

Seperti pada penerbitan pada edisi perdana, pada edisi ini kami sangat berharap media tabloid ini dapat digunakan sebagai corong informasi bagi pelaku usaha kecil menengah. Semoga kehadiran tabloid ini dapat benar-benar dirasakan keberadaannya oleh semua masyarakat khususnya para UMKM.

Mengakhiri sepatah kata ini sekali lagi saya ucapkan selamat dan sukses atas terbitnya tabloid ini. semoga keberadaannya benar-benar dapat menjadi pencerahan bagi masyarakat Kepri umumnya dan bagi UMKM pada khususnya.

Wassalamu’alaikum wr wb

Drs. H. Amhar Ismail, M. Si

MediaUKM 03Edisi 2 Tahun 2013

Page 4: Media UKM Edisi 02 2013

Surya: Masyarakat Perlu

kitkan kebersamaan pemangku kepent-ingan agar perekonomian bisa tumbuh,” kata dia.

FTZ Batam Bintan Karimun, kata dia, masih memiliki peluang yang sangat terbuka untuk memberikan dampak sig-nifikan pada perekonomian nasional.

“Status FTZ yang disandang Batam Bintan Karimun memberikan dampak yang positif dan sangat memdukung perekonomian nasional,” kata Evy.

FTZ Batam Bintan Karimun, kata dia, juga memberikan dampak pening-katan perekonomian pada wilayah lain seperti Natuna, Anambas dan kota/kabupaten lain di Kepri.

“Hasil-hasil kerajinan pada daerah-daerah tersebut mulai dilirik pendatang. Sehingga mampu meningkatkan pereko-nomian mereka,” kata dia.

Pembicara lain dari unsur akademisi, Bambang Hendrawan mengatakan da-lam survei yang dilakukan para pengu-saha di Batam masih optimis FTZ akan berkembang.

“Mereka masih optimis, FTZ Batam Bintan Karimun masih memiliki prospek yang baik bagi dunia usaha,” kata dia.

(***)

Lembaga Studi Kawasan Perbatasan dan Pembangunan Kepri atau LSKP2K menilai status yang disandang Batam Bintan Karimun sebagai wilayah perda-gangan bebas belum optimal sehingga belum memberi dampak bagi pertumbu-han perekonomian secara signifikan.

“Selama ini perekonomian masih stagnan meski Batam Bintan Karimun berstatus FTZ (‘free trade zone’). Bila berjalan secara optimal maka akan mampu mendorong perekonomian dan pertumbu- han yang lebih baik dan mening-katkan kes-

ejahteraan warganya,” kata Direktur LSKP2K, Suprapto saat seminar Opti-malisasi Program FTZ di Batam, Sabtu.

Ia mengatakan, FTZ bisa dioptimal-kan dengan memberdayakan ekonomi kerakyatan yang bisa mengangkat ekono-mi secara nasional.

“FTZ juga harus memberi dampak dalam peningkatan ekonomi kerakyatan yang terbukti mampu menyumbang per-tumbuhan perekonomian,” kata dia.

Sekretaris Komisi II DPRD Kepri, Surya Makmur Nasution yang menjadi salah seorang pembicara mengatakan, perlu pembinaan masyarakat agar lebih eksis di kawasan FTZ.

“FTZ harus memberikan peluang pada masyarakat bukan hanya inves-tor asing. Pemerintrah harus fokus dan memberian peran pada masyarakat untuk meningkatkan perekonomian,” kata dia.

Kepala Biro LKBN ANTARA Kepri, Evy Ratnawati yang juga

menjadi pembicara menga-takan media massa dapat

menjadi pendorong agar FTZ Batam Bintan

Karimun bisa semakin berkembang.

“Media massa memiliki peran strategis.

Jika dalam pemberitaan mengambil sisi negatif,

maka akan bisa mem-buat per-ekonomian terpuruk. Medi-alah yang seharusnya berperan membang-

Pembinaan Pengetahuan FTZ

“FTZ harus mem-berikan peluang

pada masyarakat bukan hanya inves-

tor asing. Pemer-intrah harus fokus

dan memberian peran pada masyar-akat untuk mening-katkan perekono-

mian”

Surya Makmur Nasution

MediaUKM 04 Edisi 2 Tahun 2013

Page 5: Media UKM Edisi 02 2013

Baru 4 ribu UKM Keprimanfaatkan dana KUR

baTam -- Pemanfaatan dana kredit usaha rakyat (KUR) di Provinsi Kepri, masih minim. Dari sekitar 66 ribu jumlah usaha kecil dan mikro (UKM) di Kepri, baru seki-tar 4 ribu UKM yang telah me-manfaatkan dana KUR. Demikian dinyatakan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Harry Azhar Azis dalam Lokakarya Sinergitas antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan BUMN dalam Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil di Batam, Jumat (14/6/2013).

“Saat ini, ada sekitar 4 ribu nasabah yang mengembangkan usaha mikro dan kecil, yang sudah memanfaatkan dana KUR,” kata Harry.

Penyaluran dana KUR, jelas Harry, diantaranya dilakukan oleh BRI, BNI dan BTN serta PT Jam-

krindo dan PT Askrindo. Secara nasional, terdapat sekitar 8,2 juta warga yang telah memanfaatkan dana KUR, dengan nilai mencapai Rp4 triliun.

Pemerintah akan terus mem-bantu rakyat dalam pengembangan UKM melalui bank-bank pemerin-tah dengan target tertentu. Seka-rang, bank sudah mencari nasabah karena pemerintah memberi target. Jika bank tidak mencapai target yang ditentukan oleh pemerintah, maka kinerja bank akan dievaluasi.

Besarnya dana KUR yang bisa disalurkan pemerintah melalui perbankan, mencapai Rp20 juta untuk UKM dan Rp200 juta untuk golongan usaha besar (ritel). Meski demikian, bunga angsuran KUR dirasakan masih tinggi dan men-jadi kendala, walaupun UKM tidak

membutuhkan agunan. Di Provinsi Kepri, jumlah UKM

terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2010, jumlahnya sekitar 17.710 UKM. Dan meningkat pada 2011, hingga mencapai sekitar 66 ribu UKM. Dari jumlah tersebut, sekitar 2 ribu diantaranya, sudah masuk ke kelompok usaha menengah.

Industri Mikro dan Kecil (IMK) merupakan bagian dari sektor industri manufaktur, yang mem-punyai sumbangan cukup signifi-kan dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pemerataan penda-patan di Indonesia. Industri mikro adalah industri yang mempunyai tenaga kerja 1-4 orang, sedang-kan industri kecil adalah industri yang mempunyai tenaga kerja 5-19 orang.

(zaki)

MediaUKM 05Edisi 2 Tahun 2013

Page 6: Media UKM Edisi 02 2013

Keberhasilan BeniSebuah hobi yang mungkin agak rancu didengar, namun ternyata memiliki peran penting dalam menggapai kesuksesan. Itulah dia awal dari keberhasilan seorang pengu-saha ayam kampung di Kawal Bintan, yang berhasil merubah kehidupannya dari serba kekurangan menjadi kehidupan yang lebih baik dan patut diacungkan jempol.

Pemilik nama Beni (41) ini awalnya ada-lah pelajar yang tidak mampu menyelesaikan studinya di bangku Sekolah Menengah Pertama, berbagai indikasi kehidupan dan keluarga membuatnya harus hengkang dari pergulatan dengan buku dan pena.

Akan tetapi, dengan kondisi yang tidak tuntas program pendidikan 9 tahun tersebut, Beni memiliki ide-ide yang mampu menjembataninya ke seberang keberhasilan. Ide tersebut diperolah dari sebuah hobi yang menyukai budi daya ayam kampung.

“ Terkait peternakan ayam hingga ke penetasan telurnya merupakan hobi saya se-jak kecil, sehingga dari hobi tersebutlah saya termotivasi untuk terus maju meski tanpa pendidikan yang layak,” imbuhnya.

Sangking gemarnya terhadap dunia petenakan, Beni pun mulai mencari celah dasar untuk mengambangkan bakatnya, dan celah tersebut adalah bisa membuat suatu alat untuk penetasan telur ayam, yang tentu-nya perkembangbiakan ayam akan baik jika didapat dari penetasan yang baik pula.

“Saya memilih menjadi pengusaha ayam, karena ayam adalah hewan dengan prospek kedepan yang sangat bagus dan menjadi

konsumsi masyarakat sehari-hari berband-ing jenis hewan ternak lainnya,” kata pria Chinese tersebut.

Pada 1997 silam, Beni mulai mewu-judkan niatnya itu dalam sebuah penelitian yang ia lakukan sendiri untuk bisa membuat mesin penetasan telur ayam. Meskipun ia menyadari tidak memiliki pengetahuan dan pendidikan formal terhadap hal-hal yang terkait mesin dan elektronik.

Seiring berjalannya waktu, terciptalah mesin penetasan tersebut, namun ketika melakukan pengujian itu, Beni mengambil telur bebek sebagai percobaan dari mesin buatannya. Namun, tak semudah yang dibayangkan, tenyata prospek telur bebek yang ia uji cobakan pada mesin, tidak memi-lik kejelasan, dan Beni pun memberhantikan budi daya telur bebek seketika itu pula.

Semakin bertambahnya waktu, peruba-han dan perubahan terus dilakukannya pada mesin penetasan tersebut, sampai-sampai untuk Beni pernah tertidur di dalam mesin.

“Dari 1997 hingga 2010, perubahan terhadap mesin penetasan terus menerus saya lakukan, sampai-sampai saya tertidur di dalam mesin untuk mengatahui kesalahan dalam pembuatan mesin penetasan itu,” kata ayah dari 3orang anak tersebut.

Mimik wajah Beni yang kini tampak semangat dan penuh keyakinan itu, tidaklah sama ketika ia melewati masa-masa pembua-tan mesin tersebut. Suami dari Asih (39) itu sempat patah semangat, mengingat mesin penetasan yang ia buat, kurang memiliki

kemajuan apa-apa.Berkat dukungan abang kandung-

nya Suikaw, dan doa dari keluarga, pada 2010,lahirlah mesin penetasan telur yang sempurna sebagai mana yang ia inginkan.

“Sudah banyak kerugian yang saya alami untuk membuat mesin penetas telur yang sempurna ini selama 1997 hingga 2010, “ ujarnya.

Kini mesin ciptaannya sudah mampu menjawab segala titik jenuh dan usahanya selama ini, sampai- sampai sekarang, selain memiliki mesin penetasan telur sendiri, ia juga sudah memiliki peternakan ayam kampung sebanyak 28 kandang, yang setiap minggunya, penetasan telur dari mesin terse-but menghasilkan 1200 anak ayam dari 1400 telur yang ada.

Lanjut ke tahap penjualan ayam, 70 hari ke depan dari penetasan tersebut, Beni sudah bisa menjual ayam-ayamnya dengan berat rata-rata 1KG seharga Rp43.000 per ekor.

Mengapa Beni memilih ayam kampung sebagai ternaknya?. Karena baginya, ayam kampung jauh lebih sehat untuk dikonsumsi masyarakat dari pada ayam daging yang banyak pengaruh zat kimia.

“Saya berharap, masyarakat bisa meng-konsumsi ayam kampung karena ayam kampung jauh lebih sehat berbanding den-gan ayak daging. Dan usaha ini akan terus saya kembangkan hingga ke seluruh pelosok Kepulauan Riau,” harap Beni.

(Saud MC)

bermula dari sebuah hoby

MediaUKM 06 Edisi 2 Tahun 2013

Page 7: Media UKM Edisi 02 2013

aNambaS – Gubernur Provinsi Kepu-lauan Riau, Drs. H.M. Sani meresmi-kan Kedai Bank Riau Kepri, di Midai Kabupaten Kepulauan Anambas, Kamis (13/6). Dengan keberadaan Bank tersebut, sehingga dapat mempermudah transaksi keuangan masyarakat di Midai.

Selain itu, khusus bagi Bank Riau Kepri, peresmian menandakan berop-erasinya kantor cabang yang ke-120. Ke-dai Bank Riau Kepri itu juga dilengkapi dengan mesin ATM serta M-Banking. Sehingga kehadiran kedai Bank Riau Ke-pri ini dapat mempermudah masyarakat bertransaksi lewat ATM ataupun via SMS.

Dalam sambutannya Gubernur Provinsi Kepri Drs. H. Muhammad Sani berharap keberadaan Kedai Bank Riau bisa membantu masyarakat dalam hal transaksi keuangan.

“Keberadaan kantor Bank Riau disini memang sudah lama diidam – idamkan oleh masyarakat. Dua tahun lalu saya kesini, memang inilah yang masyarakat

minta. yakni mempermudah transaksi masyarakat,” katanya.

Dengan adanya transaksi ini, maka masyarakat Midai dapat lebih mudah menggunakan fasilitas keuangan baik

simpan maupun pinjam. Sehingga, kede-pannya, kesejahteraan masyarakat Midai dapat meningkat.

“Semoga Midai kedepan akan lebih

maju lagi. Yang penting semua saling ba-hu-membahu, bekerjasama dan kompak. Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan, jika kita lakukan bersama-sama,” ujar Gubernur.

Sebelum meresmikan Kedai Bank Riau Kepri, Gubernur mengadakan dialog dengan masyarakat setempat. Pada kesempatan tersebut, Muhammad Sani berjanji akan memenuhi permintaan pembangunan infrastruktur di Midai yang nilainya dibawah Rp200 juta. Se-dangkan yang nilainya diatas Rp200 juta, Sani mengaku harus melakukan koordi-nasi dengan pihak terkait, karena perlu proses lelang.

Adapun beberapa hal yang masyarakat harapkan pada kesempatan tersebut. Diantaranya adalah mobil damkar, pompong sehat, cengkih sehat dan Listrik. Di Midai Gubernur meny-erahkan 1 unit pick up untuk perwakilan tani, Bantuan Rumah Tidak Layak Huni kepada lima warga, WKSB 3, ASLUT 2 serta 2 set alat olahraga untuk pemuda.

Sedangkan ketua PKK Kepri Hj. Aisyah Sani menyerahkan sejumlah bantuan berupa 50 paket sembako untuk masyarakat kurang mampu, 2 set BKB kit, 2 set APE kita, 3 paket MP Asi, 2 paket timbangan bayi yang diterima oleh para kader posyandu.

(Alpian Tanjung)

Gubernur resmikanKedai Bank Riau di Midai

“Keberadaan kan-tor Bank Riau disini

memang sudah lama diidam – idamkan oleh

masyarakat. Dua ta-hun lalu saya kesini, memang inilah yang

masyarakat minta. yakni mempermudah transak-

si masyarakat.”

Gubernur Kepri HM Sani, Resmikan Kedai Bank di Midai.

MediaUKM 07Edisi 2 Tahun 2013

Page 8: Media UKM Edisi 02 2013

Belajar Tenun di LombokLima Pelaku UKM tanjungpinang

TaNJuNgPINaNg – Sebanyak lima pelaku Usaha Kecil Menengah di Kota Tanjungpinang, dikirim ke Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat untuk belajar tenun. Kelima peserta magang tersebut, merupakan utusan dari Pemko Tanjungpinang, melalui Di-nas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Tanjungpinang

Kegiatan itu juga, merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan keterampilan para pengrajin tenun, khususnya di Kota Tanjungpinang agar bisa menghasilkan kain tenun dengan menampilkan motif atau corak khas ikon Kota Tanjungpinang.

Centra tenun di Kota Lombok send-iri berada di Desa Sukarare, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat.

Wali Kota Tanjungpinang, Lis Dar-mansyah yang didampingi Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM, Wan Kamar, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tanjungpinang Ny. Yuniarni Pustoko Weni. Serta ang-gota DPRD Kota Tanjungpinang Su-kandar mengantar langsung lima orang peserta magang tenun tersebut hingga ke Desa Sukarare.

Kegiatan magang dijadwalkan akan berlangsung dari tanggal 12 - 27 Mei 2013 dan dikoordinir langsung oleh Disperindag Kota Tanjungpinang.

Sebelum sampai di Desa Suka-rare, Lis berpesan kepada para peserta magang untuk serius mengikuti pelati-han magang tersebut.

“Selama magang, belajarlah seban-yak-banyaknya tentang ilmu tenun. Sekembalinya dari Desa Sukarare, harus ada tindak lanjut tentang ilmu apa saja yang sudah dipelajari, Suka atau tidak suka, harus betah selama berada di Desa Sukarare. Ini demi untuk mencari ilmu,” ucap Lis.

Rombongan dari Kota Tanjungpi-nang, diterima dengan sangat ramah oleh penduduk setempat. Satriadi, selaku ketua asosiasi pengrajin tenun Desa Sukarare menyambut para peserta

magang dengan penuh sukacita.Dikatakannya, peserta magang dari

Kota Tanjungpinang akan diberi latihan dasar dulu, yaitu menenun tanpa dasar. Hal ini, menurut Satriadi, adalah untuk melatih kelenturan tangan dalam men-jalankan alat tenun.

Desa Sukarare merupakan desa khusus penghasil kain tenun dan merupakan ikon tenun di Kabupaten Lombok Tengah. Daerah yang memiliki 12 Kecamatan dan 139 Kelurahan ini merupakan daerah yang beradab dan potensial.

Masyarakatnya sendiri wajib memi-liki keahlian menenun, baik laki-laki atau perempuan. Itulah sebabnya, sejak usia dini anak-anak di Desa Sukarare sudah diajarkan bagaimana cara menenun.

Selain sebagai petani, mata pencaha-rian di Desa Sukarare adalah menenun.Salah satu penenun di Desa Sukarare adalah Ibu Simah. Ia sudah menenun sejak usianya 10 tahun. Saat ini, Simah merupakan salah satu dari penenun yang memiliki keahlian sebagai penenun kain bermotif.

Dikatakan Simah, semua orang bisa menenun namun tidak semua orang bisa membuat motif.

Simah juga merupakan satu diantara sedikit orang yang memiliki keahl-ian tersebut. Ibu 2 orang anak ini juga menjelaskan, bagi seorang yang sudah ahli menenun diperlukan waktu sekitar 1 bulan untuk menghasilkan kain tenun dengan motif yang standar.

Semakin rumit motifnya, maka waktu pembuatannya pun akan semakin lama pula.Tak hanya Pemerintah Kota Tanjungpinang yang senang dengan hangatnya sambutan dari penduduk setempat.

Masyarakat desa Sukarare pun memiliki antusiasme yang sama dan ingin pula berkunjung ke Kota Tanjung-pinang. hal tersebut disampaikan oleh Kepala Desa Sukarare, Timan.

Mereka pun senang karena Desa Su-karare ternyata sudah dikenal di daerah lain sebagai daerah khusus pengrajin tenun.

Ke depannya Timan juga berharap bahwa dengan adanya kunjungan rombongan dari Kota Tanjungpinang akan ada kelanjutan dalam hal kerjasama dibidang tenun dan saling bertukar ilmu demi untuk memajukan ekonomi ker-akyatan di daerah masing-masing.

(Alpian/ Hms)

Lis Darmansyah tinjau tenun di Lombok.

MediaUKM 08 Edisi 2 Tahun 2013

Page 9: Media UKM Edisi 02 2013

IHK Inflasi 0,27 Persen

TaNJuNgPINaNg – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri, Duman-gar Hutauruk meyatakan, untuk Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjung-pinang pada Bulan Mei 2013, naik atau deplasi 0,27 persen.

“IHK Kota Tanjungpinang pada Mei 2013 mengalami kenaikan dari 137,42 pada bulan April 2013 menjadi 137,79 atau terjadi inflasi sebesar 0,27 persen,” kata Dumangar Hutauruk ke-pada wartawan, Senin (3/6) di Tanjung-pinang.

Dumangar mengatakan, pemicu terjadinya inflasi di Kota Tanjungpi-nang pada bulan Mei 2013, yaitu pada perubahan harga pada 67 komoditi kebutuhan masyarakat.

“Dimana sebanyak 51 komoditi/ jasa diantaranya mengalami kenaikan harga/ tarif, antara lain, tarif listrik, mie, bayam, jeruk, kangkung, emas perhiasan, daging ayam ras, beras, cabe merah, baju kaos atau t-shirt, sawi hijau, mie kering instant, bawang putih, rokok kretek filter, kacang panjang, rokok kretek filter, bawang putih, dan sabun detergen bubuk,” katanya.

Sebaliknya, sambung dia, 16 komoditi lainnya justru mengalami penurunan

harga atau tarif, yaitu, ikan tongkol, udang basah, ikan selar, cabe rawit, ikan kembung atau gembung, ikan belanak, telur ayam ras, bensin, bawang merah, bumbu masak jadi, cabe hijau, cumi-cumi, minyak goreng, obat flu, selai/ jam, dan cd-tape-rec-radio.

Selanjutnya, bila dilhat laju inflasi menurut tahun kalender Januari - Mei 2013 di Kota Tanjungpinang tercatat sebesar 2,10 persen, jauh lebih tinggi dibanding laju inflasi periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya sebesar 0,15 persen.

Sedangkan laju inflasi ‘year on year’, Mei 2013, katanya bila dibanding den-gan Mei 2012, di Kota Tanjungpinang

sebesar 5,94 persen. Jauh lebih tinggi diband-

ingkan laju inflasi periode yang sama

pada tahun sebe-lumnya sebesar 2,22 persen.

Selanjutnya, dari 16 kota IHK di Su-matera, tercatat delapan kota mengalami in-

flasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseu-mawe sebesar 0,88 persen dan inflasi

terendah terjadi di Kota Tanjungpinang

sebesar 0,27 persen.“Sebaliknya,

delapan kota

lain-nya

mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi di Kota Pangkal Pinang sebe-sar 0,47 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Pekan Baru sebesar 0,01 persen,” ujar Dumangar.

Selanjutnya bila dilihat dari 66 kota IHK di Indonesia, kata dia, tercatat 23 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 2,25 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bogor sebesar 0,01 persen.

Sebaliknya 43 kota IHK lainnya yang mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Mataram sebe-sar 1,04 persen dan deflasi terendah di Kota Pekan Baru dan Kota Tasikmalaya sebesar 0,01 persen.

“Sedangkan Kota Tanjungpinang menempati peringkat ke 19 dari 23 kota IHK di Indonesia yang mengalami inflasi,” katanya..

Sementara, perkembangan IHK menurut kelompok pengeluaran dari tujuh kelompok pengeluaran barang dan jasa yang menyusun Indeks Harga Kon-sumen (IHK) Kota Tanjungpinang Bu-lan Mei 2013, katanya, tercatat 5 (lima) kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok maka-nan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,67 persen, kelompok peru-mahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,78 persen, kelompok sandang sebesar 1,21 persen.

Selanjutnya kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebe-sar 0,31 persen. “Tapi sebaliknya, dua kelompok lainnya mengalami penu-runan indeks harga, yaitu, kelompok bahan makanan sebesar 0,45 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen,” kata Dumangar.

(Alpian Tanjung)

Pada Mei 2013

“Sedangkan Kota Tanjungpinang

menempati pering-kat ke 19 dari 23 kota IHK di Indo-

nesia yang menga-lami inflasi”

Dumangar Hutauruk, Kepala BPS Provinsi Kepri

MediaUKM 09Edisi 2 Tahun 2013

Page 10: Media UKM Edisi 02 2013

DarI suatu musibah kecelakaan, seorang wanita kelahiran Tanjungpinang, 16 Agus-tus 1991 ini mampu meraih omset mini-mal Rp5-6 juta perbulan, dan maksimal sekitar Rp10 juta-an. Tentunya pembaca bertanya-tanya, seperti apakah sosok wanita tersebut? Dan bagaimana pula dengan kecelakaan itu, Ia bisa dikatakan sukses mengantongi omset yang begitu besar untuk remaja seusianya.

Wanita tersebut ber-nama Rozika Amalia, seorang mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Tanjungpinang yang kini sedang menjalani masa pendidikan di jurusan ilmu kesehatan lingkungan semester 6.

Rozika Amalia yang akrab disapa Cumie oleh teman-temanya pada jejang pen-didikan di kelas I.C SMA 4 Tanjungpi-nang ini mengaku, semua itu bermula dari musibah yang menimpanya ketika masih duduk di bangku SMA tersebut adalah suatu musibah yang tidak dikehendakinya.

Bayangkan saja, detik-detik berjalan-nya Ujian Nasional(UN), Rozika mengala-mi kecelakaan di jalan. Sehingga pada hari ke tiga UN, Ia tidak bisa mengikuti ujian, seperti teman-teman lainnya.

Akan tetapi, putri bungsu dari pasangan H. Baizuru Husein (Alm) dan Zainab ini tidak diam begitu saja terhadap musibah yang menimpanya. Mengisi waktu senggang di rumah, Rozika yang ketika itu doyan sekali dengan jejaring so-sial internet mulai menyelusuri facebook-nya untuk menemukan hal-hal baru.

“Waktu itu kan lagi ngetop-ngetopnya facebook-an, dari bermain facebook sekaligus browsing tersebut saya menemu-kan ide membuat kalung Hama Beads” katanya.

Nah, melihat keunikan Hama Beads di internet, Rozika mulai memesan secara online dan mulai melakukan pekerjaan itu untuk pertama kalinya. Meski disayang-kan, Ia melupakan hasil karya pertamanya itu.

“Tapi saya lupa karakter hama beads

pertama yang saya buat,” ujarnya sambil mencoba mengingat.

Menurutnya, dari penggarapan perta-ma itu, sekitar dua bulan sebelum lebaran Idul Fitri 2009, Ia mulai memperbanyak asesoris tersebut dan mencoba memasar-kannya melalui facebook. Meskipun satu karakter menghabiskan waktu pembuatan selama 15 sampai 20 menit, namun hasil-

nya sangat memuaskan.“Alhamdulillah, dari

pemasaran yang dilaku-kan mengunakan upload facebook tersebut, hama beads yang saya buat, laku semuanya,” imbuh Rozika.

Beranjak dari situ, Rozika mulai berani

melakukan orderan hama beads melalui pesanan kon-

sumen. Hal tersebut dilaku-kannya untuk menghindari rugi

jika karakter kalung itu tidak laku dijual.“Ketika malam lebaran 2009, 70 kara-

kter hama beads seharga Rp15.000 sampai Rp30.000 habis terjual, dan selama nuansa lebaran tersebut, omset yang berhasil didapat sekitar Rp4 juta-an,” tambahnya sambil merencanakan akan membangun Cumie kids di sebelah Cumie store.

Banyaknya permintaan buah karya Rozika tersebut, Ia mendapat ide dari konsumennya agar menjual pakaian seba-gai tambahan usaha.

Meskipun pada saat itu, orang tuanya tidak merestui usaha Cumie, namun abang kandungnya. Taqiyuddi malah memberikan dukungan penuh dengan memfasilitasi sang adik untuk maman-faatkan ruang tamu sebagai tempat untuk berjualan baju.

Dengan tidak melupakan hama beads-nya, rumah di jalan Menteng 2 Komplek MAN samping TK Al-Falah tersebut, mulai didatangi kosumen untuk memilih pakaian, tapi uniknya, kamar pas untuk mengganti pakaian berada di lantai dua.

“Jadi kalau konsumen mau menco-cokkan pakaian harus naik ke lantai dua,“ ujarnya sambil tertawa.

Dari melakukan pesanan mengguna-

kan media online, Rozika yang dibantu oleh abangnya itu mulai berani mencari agen pakain secara langsung. Semua itu dilakukannya karena selama Januari 2010, dimana jualan baju di ruang tamu tersebut, kian hari kian ramai dikunjungi konsumen.

“Saya ditemani abang mencari gro-siran baju di Jakarta, dan ternyata di sana kami kesulitan, karena mamang tak per-nah ke Jakarta, jadi buta kayu lah berdua tu,” ujarnya terbahak-bahak.

Bermodalkan nekat ke Jakarta itulah, usaha Rozika bernama Cumie store mulai eksis di kalangan anak muda Tanjungpi-nang.

Ditambah lagi, perjalananan ke ibu kota itu, membuatnya banyak pengala-man, dan karena sering melakukan pen-carian ke sana, membuat nama ‘Cumie’ store yang di ambil dari nama panggilan-nya oleh teman-teman SMA tersebut memiliki banyak koleksi pakaian yang memang diprioritaskan sebagai usaha pakaian untuk remaja putri.

Sambil memanfaatkan kedai yang sudah tidak lama terpakai di samping ru-mahnya sebagai tempat usaha mengganti-kan ruang tamu, beberapa pakaian yang ia jual pernah hilang diambil pencuri.

“Karena waktu itu, karyawatinya cuma satu, kalau konsumen lagi banyak agak kesulitan mengawasi situasi Cumie store,” katanya sambil berkeinginan memiliki butik pribadi.

Dari kejadian itu, Ia dan sang abang memanfaatkan sebagian lahan rumah yang masih kosong untuk mambangun ruangan yang kini digunakannya ber-jualan.

Strategi penjualannya kini mulai aktif, sampai-sampai setiap akhir pekan Rozika ditemani sang pacar berjualan pakaian di Kijang dan Tanjung Uban.

Dari jerih payah tersebut, usaha Ro-zika mendapat restu dari sang ibu, saudara serta dukungan teman-teman. Hasilnya, Anak bungsu dari enam bersaudara ini mampu mengantongi Rp5-6 juta perbu-lan, sementara, jika menghadapi moment hari-hari besar, pendapatanya bisa men-capai Rp10juta-an per bulannya..

(Saud Mc Kashmir)

rozika amaliaBerawal dari suatu musibah

“Saya ditemani abang

mencari grosiran baju di Jakarta, dan ternyata di sana kami kesulitan,

karena mamang tak per-nah ke Jakarta, jadi buta

kayu lah berdua tu”

Rozika Amalia

10 MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013

Page 11: Media UKM Edisi 02 2013

baTam CeNTre - Banyaknya generasi muda yang berorientasi menjadi kary-awan, menyebabkan minimnya enter-preneur muda di Indonesia. Terutama di kalangan lulusan perguruan tinggi atau universitas, motivasi untuk menekuni wirausaha jauh lebih kecil dibanding tamatan SMA atau SMP sederajat.

Deputi Menteri Bidang Pemasa-ran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Neddy Rafinaldy Halim mengungkapkan, berdasarkan data, hanya 6,14% saja lulusan perguruan tinggi yang termotivasi dengan kemandi-rian dan kewirausahaan. Sedangkan lulusan SMA, yang termotivasi dengan kemandirian serta kewirausahaan menca-pai 22,63% dan SMP 32,46%.

Begitupun dengan menjadi pekerja bebas atau keluarga, motivasi lulusan perguruan tinggi hanya 10,65%. Sedang-kan lulusan SMA memiliki motivasi yang lebih tinggi, hingga 16,50% dan lulusan SMP mencapai 35,63%.

“Lulusan perguruan tinggi lebih termotivasi untuk menjadi karyawan, mencapai 83,18%. Sedang-kan lulusan SMA motivas-inya lebih rendah, hanya 60,87% dan lulusan SMP hanya 30,12%,” ungkapnya dalam Pelatihan Terpadu Kewirausahaan dan Perko-perasian Mahasiswa Kepri di Gedung Sumatera Pro-motion Centre, Batam Cen-tre, Minggu (12/5/2013).

Untuk mendorong mo-tivasi enterpreneur di kalan-gan mahasiswa, Kemente-rian Koperasi dan UKM banyak menyelenggarakan program pelatihan teknis. Seperti pelatihan pengelolaan usaha kel-ompok dan koperasi, peningkatan kuali-tas produksi hingga bantuan permodalan bagi proposal usaha mahasiswa.

Sebagaimana dalam pelatihan terpadu kewirausahaan dan perkoperasian yang pada 2013 ini sudah memasuki tahun ketiga, menurut Neddy, sudah mulai ter-lihat peningkatan yang cukup menggem-birakan. Dari berbagai program pelatihan dan motivasi, telah terjadi peningkatan jumlah wirausaha di kalangan generasi muda antara 10-15% setiap tahunnya.

“Bahkan sekarang, kecenderun-gan peningkatan jumlah wirausaha di

kalangan generasi muda sampai 50%. Ini artinya, generasi muda kita adalah elemen yang bisa mempercepat membangun enterpreneur yang didasari pengetahuan, teknologi dan berani mengambil keputu-san,” imbuhnya.

Untuk bantuan permodalan bagi proposal usaha mahasiswa, jelas Neddy, juga masih terbuka bagi mahasiswa di seluruh perguruan tinggi dan universitas

di Kepri. Cukup dengan mengirimkan proposal usaha ke Kementerian Koperasi dan UKM, jika lolos seleksi, maka akan mendapatkan bantuan modal maksimal Rp25 juta. Proposal usaha ini bisa dilaku-kan secara individu maupun kelompok.

Tahun ini, Pemerintah melalui Ke-menterian Koperasi dan UKM, men-galokasikan modal usaha atau startup capital bagi wirausaha pemula, mencapai 2.160 orang dari seluruh Provinsi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, seban-yak 1.500 diantaranya sudah menerima modal usaha melalui program Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) 2013

pada Maret lalu.“Dari proposal usaha yang selama

ini masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM dari kalangan generasi muda atau mahasiswa, masih didominasi usaha ber-basiskan teknologi,” jelasnya.

Melalui sosialisasi serta Pelatihan Terpadu Kewirausahaan dan Perkopera-sian Mahasiswa, Kementerian Koperasi dan UKM masih membidik 660 calon

wirausaha lainnya, yang ditar-getkan berasal dari wirausaha pemula daerah. Bantuan dana yang diberikan bagi calon wirausaha pemula, diperun-tukkan sebagai modal awal usaha, khusus bagi usaha-usaha produktif.

Penyediaan dana diberikan kepada calon wirausaha yang memenuhi ketentuan skala usaha mikro dan kecil. Yakni wirausaha pemula dan calon wirausaha pemula yang akan merintis usahanya.

Sementara itu Ketua Pani-tia, Mustofa Husein mengata-kan, melalui pelatihan terpadu kewirausahaan dan perkoper-asian ini, akan ditindaklanjuti dengan penawaran program

proposal usaha mahasiswa. Dari se-banyak 1.200 mahasiswa di Kepri yang mengikuti pelatihan, akan dipilih sekitar 120 mahasiswa yang memiliki proposal usaha yang realistis, untuk diberikan bantuan usaha.

“Dari jumlah mahasiswa yang mengikuti pelatihan ini, akan kita ambil sekitar 10% untuk berkesempatan mendapatkan bantuan usaha, masing-masing Rp25 juta. Tentunya yang memi-liki proposal usaha kreatif dan realistis, dan bagaimana teknisnya akan kita informasikan lebih lanjut,” katanya.

(zaki)

Enterpreneur minim,sarjana lebih senang jadi karyawan

MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013 11

Page 12: Media UKM Edisi 02 2013

bINTaN – Satu lagi jenis usaha yang menarik berasal dari Bintan adalah mengolah sisa makanan menjadi suatu yang berguna dan memiliki nilai jual yang tinggi adalah usaha souvenir.

Usaha pengolahan limbah maka-nan laut (seafood) serta tempurung kelapa menjadi souvenir sudah sejak 2006 di tekuni oleh Judin (42) bersa-ma istrinya, Arbaiyah(41). Sepasang suami istri yang tinggal di Kawal ini, memulai kreativitas tersebut ketika memperoleh pelatihan membuat bunga gonggong pada acara PKK Bintan.

Bermula dari pelatihan tersebut-lah, sang isteri, mencoba merakit tanaman bongsai menggunakan beberapa jenis cangkang seafood.

“Dari bongsai yang dibuat terse-but, ternyata menjadi minat para tetangga, dan waktu itu ada sekitar 10 bongsai yang laku di jual atas per-mintaan tetangga,” ujar Arbaiyah.

Bermula dari lakunya hasil kerjaan tangan suami isteri tersebut, Arbaiyah memberanikan diri untuk membuka suatu usaha yang khusus membuat souvenir dan beberapa hiasan kebutuhan alat – alat rumah tangga sehingga terdengarlah nama ‘Bintan Souvanier’ untuk nama tem-pat usaha mereka.

Saat itu juga, menurutnya, mereka sepakat untuk serius mengerjakaan-nya dan mencari bahan utama, yakni cangkang kerang dan sejenisnya, tempurung serta kayu untuk diolah ke dalam bentuk souvenir.

“Alhamdullah, dari ketekunan itu, sovenir kami berhasil di lirik oleh wisatawan serta oleh Pemerintah Kabupaten Bintan, sehingga apapun kegiatan Pemkab, mereka selalu menggunakan souvenir kami sebagai bentuk persembahan,” imbuhnya.

Sementara itu, bentuk usaha yang dikelola tersebut, pemerintah Bintan memberikan bantuan, yang menu-rut Arbaiyah, dari bantuan tersebut usaha souvenir itu mulai bekem-bang dan sudah banyak dikenal masyarakat.

“Tidak hanya dari kalangan tet-angga dan pemerintah, namun sam-pai daerah Jawa pun, hasil kerajinan tangan tersebut mendapat perhatian dari masyarakat,” ujarnya.

Sambungnya, keberhasilan tersebut membuat penghasilan bertambah secara derastis, bahkan pernah mencapai Rp6 jutaan per dua bulannya, yang relative pendapatan akan bertambah jika banyak kegiatan pemerintah di Bintan.

(Saud MC)

“Alhamdullah, dari ketekunan itu, sovenir kami berhasil di lirik oleh wisatawan serta oleh Pemerintah Kabupaten Bintan, sehingga apapun kegiatan Pemkab, mereka selalu menggunakan souvenir kami sebagai bentuk persembahan”

Arbaiyah, memeperlihat-kan souvenir buatannya dari sisa makanan seafood dan tempurung.

Sovenir dari limbahseafood dan tempurung

12 MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013

Page 13: Media UKM Edisi 02 2013

baTam - Untuk mensosialisasikan manfaat makan ikan, khususnya udang bagi kesehatan dan kecerdasan kepada masyarakat, Tim Penggerak Pember-dayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Batam, bekerja sama dengan Dinas Kelautan Perikanan, Pertanian dan Kehutanan (KP2K) Kota Batam, meng-gelar Lomba Masak Gemar Ikan Tingkat Kota Batam 2013, Jumat (24/5/2013). Lomba yang digelar di Dataran Engku Putri Batam Center ini, akhirnya men-etapkan Kecamatan Sekupang sebagai Juara Favorit.

Penilaian lomba dilakukan dewan juri, yang terdiri dari Ahli gizi dinas KP2K Kota Batam, Ahli gizi dinas Kesehatan Kota Batam dan Tata Boga SMK Negeri 2 Kota Batam. Kecamatan Sekupang berhasil menjadi juara 1, dalam lomba kategori kudapan dengan Bingka Bakar dan kategori minuman yang menampil-kan Laksamana Mengamuk.

Selain itu, Kecamatan Sekupang juga berhasil meraih juara 1 untuk kategori makanan keluarga. Disusul juara 2 dari kecamatan Batam Kota dan juara 3 dari kecamatan Batu Aji. Sedangkan juara harapan 1 diraih kecamatan Bengkong, juara harapan 2 diraih kecamatan Sagu-lung, dan juara harapan 3 kecamatan Nongsa.

Pada kategori makanan balita, juara 1 diraih kecamatan Bengkong dengan menu Pie Udang Labu Kuning, juara 2 kecamatan Batam Kota dengan menu Lapis Udang dan juara 3 kecamatan Batu Ampar dengan menu Pizza Udang. Se-dangkan juara Harapan 1 dimenangkan Kecamatan Bengkong dengan me-nampilkan Bubur Udang Jagung, juara Harapan 2 kecamatan Nongsa dengan menu Berburu Udang Pantai Melayu serta juara Harapan 3 kecamatan Sei Beduk dengan Udang Ceria-nya.

Kategori makanan kudapan, juara 1 diraih kecamatan Sekupang yang menyajikan Sus Udang Mayonaise, juara 2 kecamatan Sei Beduk dengan menu Udang Angin Puyuh dan juara

3 kecamatan Galang yang menyajikan menu Pastel Kukus. Posisi Harapan 1 ditempati kecamatan Sei Beduk dengan menu Kuncup Tahu Isi Udang, Hara-pan 2 kecamatan Batu Ampar dengan sajian Udang Rambutan serta Harapan 3 kecamatan Nongsa dengan menu Serai Berkepal Udang Tanjung Bemban.

Dalam kesempatan ini juga diserah-kan hadiah kepada kecamatan pemenang Wonderfood Kepri yang digelar pada beberapa waktu lalu, yakni kecamatan Bengkong, pemenang kategori makanan berat yang menampilkan Laksa Berkuah. Pada katagori cemilan dimenangkan kecamatan Batam Kota dengan Keripik Ikan Tamban dan kecamatan Bengkong dengan kue Semprong Buah Naga.

Lomba ini dibuka oleh Asisten Administrasi Umum, M. Syahir. Dalam sambutannya, Syahir mengatakan, ikan merupakan salah satu bentuk peningka-tan gizi, namun tidak semua orang suka makan ikan.

Oleh karenanya, Syahir meminta TimPenggerak PKK untuk mem-bantu Pemerintah Kota (Pemko Batam) mensosialisasikan betapa pentingnya mengkonsumsi ikan kepada masyarakat. Syahir berharap dengan sosialisasi ini akan menghilangkan pameo yang salah, banyak makan ikan akan menyebabkan cacingan.

Potensi ikan tidak hanya untuk meningkatkan gizi bagi pertumbuhan fisik anak, tapi juga mempengaruhi kecerdasan intelektual anak. Selain itu, melalui budidaya ikan bisa meningkat-kan pendapatan ekonomi masyarakat dan pada akhirnya dapat membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah Program Keluarga Harapan (PKH) di Batam.

“Mari bantu beri penyuluhan tentang pentingnya

mengonsumsi ikan,” kata Syahir.Menurut Syahir, dengan meng-

konsumsi ikan, gizi masyarakat akan meningkat. Budi daya ikan di Batam juga perlu ditingkatkan, mengingat walaupun hampir 96 % wilayahnya adalah kelautan, namun tidak semua ikan yang dikon-sumsi masyarakat berasal dari perairan Batam, ada yang didatangkan dari Me-dan dan Palembang.

“Ayo galakkan budi daya ikan di Batam, melalui kelompok Dasawisma juga kelompok-kelompok lainnya,” imbau Syahir.

Sementara itu Wakil Ketua II TP PKK Kota Batam, Roza Maria Agussa-himan berharap, kegiatan tersebut dapat meningkatkan pola hidup berkualitas dan sehat, sehingga dapat membangun kualitas Sumber Daya Manusia yang lebih baik. Apalgi di Batam mudah untuk mendapatkan ikan, karena hampir 96% wilayah Batam merupakan laut.

Seperti dalam lomba kali ini, bahan baku yang dilombakan adalah udang, yang kaya akan protein, padat nutrisi dan rendah lemak. Omega 3 dan Kolesterol yang terkandung dalam udang dibutuh-kan oleh tubuh untuk meningkatkan kesehatan.

Ketua Panitia, Tety Sandra Mila Yusfa menjelaskan, kegiatan yang digelar sesuai dengan program kerja Pokja III TP PKK Kota Batam, yang membidangi sandang, pangan dan tata laksana rumah tangga. Lomba yang mengusung tema “Melalui Lomba Masak Serba Ikan Kita Dukung Industri Udang Nasional” ini, diikuti sebanyak 12 tim yang merupakan utusan TP PKK Kecamatan se-Kota Batam.

(zaki)

Kecamatan SekupangJuara Favorit Masak Gemar Ikan

Suasana Lomba masak gemar makan ikan.

MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013 13

Page 14: Media UKM Edisi 02 2013

TaNJuNgPINaNg – Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang pernah di sampaikan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indo-nesia (KAMMI) Kepulauan Riau dalam aksi demo, belum lama ini dibundaran Pamedan, memberikan respon antisipasi pedagang di Kepri. Seperti yang disampaikan, seorang pedagang sembako di pasar Tan-jungpinang, Kandar yang menurut-nya, jika BBM jadi naik maka secara otomatis harga kebutuhan akan ikut melonjak.

“Untuk harga sembako, sudah pasti naik, kenaikan harga pun berdampak pada seluruh pedagang, tidak hanya pedagang sembako, sayur dan ikan, harga buah pun bisa ikut naik,” ujar Kandar, Rabu (5/6).

Selain itu, pedagang sayur di Kabupaten Bintan, Fitri menyam-paikan, kenaikan harga sembako

menjelang Ramadhan sudah biasa, apa lagi pasokan barang selama ini menggunakan transportasi, tentu menggunakan BBM.

“Otomatis pasokan barang dari agen ke pasar menggunakan kend-araan yang menggunakan BBM. Jika BBM naik, maka segala kebutuhan akan naik. Dan kenaikan harga nanti bisa dua kali lipat, karena BBM dan menjelang Ramadhan,” ujarnya.

Kemungkinan naiknya harga kebutuhan konsumen, sambung Fitri adalah sesuatu yang terpaksa dilakukan terkait keuntungan yang mereka peroleh.

“Memang saat ini masih dalam kondisi normal, tetapi kalau BBM sudah naik, mau tak mau pedagang terpaksa menaikan harga, jika harga tidak naik, mau dapat untung dari mana,” ujarnya.

(Saud MC)

Pedagang Mulai antisipasiKenaikan BBM

MediaUKM 14 Edisi 2 Tahun 2013

Page 15: Media UKM Edisi 02 2013

TaNJuNgPINaNg - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepri, melaksanakan rapat koordinasi (Rakor) di Hotel Pelanggi Tanjungpi-nang, Kamis(14/3), dalam rangka Men-goptimalkan kekayaan alam hasil laut di Kepulauan Riau untuk dijadikan ekspor unggulan.

Selain itu, potensi pertanian juga dikembangkan dan potensi ekonomi ini contoh umum yang dibahas dalam Rapat Koordinasi (Rakor) teknis Disperindag Provinsi Kepri.

Acara Rakor yang diselenggarakan dua hari ini, berlangsung pukul 9.30 Wib yang dihadiri dari Dinas Perindus-trian dan Perdagangan (Disperindag) se-Kabupaten/Kota Provinsi Kepri. Sedangkan pembicaraan dalam Rakor tersebut narasumbernya dari Kementrian Perdagangan RI dan Kementrian Perin-dustrian RI dan Kepala Bidang Disper-indag Kepri.

Dalam rakor tersebut, seketaris Dis-perindag Provinsi Kepri, Saud M.Silagan dalam sambutannya yang mewakili kepala Disperindag Provinsi Kepri

mengatakan, bila dilihat dari pertumbu-han ekonomi di Kerpi relatif tinggi yaitu sebesar 8,21 persen dan menyerap tenaga kerja sebanyak 838.934 orang, karena didorong investasi dan ekspor.

Sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kerpi ke2 (2011-2015), telah mencapai target diatas 8 persen tentunya, hal ini menjadi perhatian untuk meningkatkan kinerja dalam pertumbuhan ekonomi Kerpi.

“Rakor ini akan membahas program kerja kedepan dengan Disperindag Kabupaten/Kota dan mengembangkan ekspor non-migas. Karena pertumbuhan ekonomi Kerpi tinggi dari target dan kami akan bekerja sama dengan Kabu-paten/Kota untuk mengOptimalkan potensi laut dan tani di Kepri untuk ekspor,” kata Saud M.Silagan.

Rakor ini mengantisipasi perubahan yang sangat cepat terjadi di bidang perin-dustrian dan perdagangan, biasanya pe-rubahan ini diakibatkan kondisi ekonomi global. Sementara wadah ini untuk membahas dan melakukan pertukaran

informasi sehingga dapat menghasilkan suatu kebijakan kegiatan pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat melalui Kementrian Perindutrian dan Perdagangan.

“Supaya dapat berjalan secara opti-mal, saya berharap semoga bisa meng-hasilkan formulasi program yang tepat dan tajam untuk mengatasi permasalahan dan tantangan kedepan, ujarnya.

Hadirnya wakil dari pusat Kemen-trian Perindutrian dan Perdagangan, kata ketua panitia pelaksana, Muhammad Suryani megatakan, dapat menyampaikan program dan isu perkembangan saat ini. Sehingga dapat dilakukan singkronisasi program antara pusat dan daerah seh-ingga tercipta sinergi yang baik.

“Rakor ini untuk membahas program kerja, yang menghimpun informasi dari Kabupaten/Kota sehingga dapat diberi-kan masukan oleh perwakilan dari pusat. Karena banyak peraturan-peraturan baru yang berlaku, dalam program kerja usulan 2014,” katanya.

(Afrizal)

Kekayaan alam hasil lautbisa jadi ekspor unggulan

MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013 15

Page 16: Media UKM Edisi 02 2013

IKan tongkol Banjiri

TaNJuNgPINaNg – Selama sepekan ini, harga ikan tongkol membanjiri lapak para pedagang ikan di Pasar Bintan Centre Km 9 Tanjungpinang, sehingga harga ikan tersebut mengalami penu-runan yang drastis. Saat ini, harga ikan tongkol satu kilogramnya berkisar Rp10 ribu yang di jual oleh pedagang ikan di pasar tersebut.

“Ikan tongkol saat ini satu kilo Rp10 ribu, harga ikan ini sudah sepekan kita jual Rp10 ribu perkilonya,” ujar seorang Pedagang Ikan Bintan Centre, Jhonny, Minggu (16/6) pagi.

Menurut dia, terjadinya penurunan harga ikan tongkol tersebut bukan disebabkan dari faktor lainnya. Melaink-an, ikan tongkol saat ini membanjiri pasaran.

“Ikan tongkol turun karena, stoknya banyak di gudang tempat kami membeli ikan ini. Tentunya, dari gudang murah, kita juga jual murah ke konsumen,”

ucapnya.Padahal, kata dia, sepekan yang lalu,

harga ikan tongkol tersebut bekisar antara Rp18 ribu hingga Rp20 ribu perkilonya.

“Ketika ikan tongkol banyak, harg-anya turun secara drastis saat ini. Sedan-gkan harga ikan lainnya juga mengalami penurunan saat ini,” katanya.

Untuk harga ikan selar, dan ikan lainnya juga mengalami penurunan harga selama sepekan ini. Namun, jenis ikan tersebut saat ini masih kosong di Pasar Bintan Centre, sehingga harganya pun para pedagang tidak nengetahui saat ini.

“Sebab, harga ikan yang kami jual di pasar ini dipatok dari harga gudang yang berasal dari Kijang, Kabupaten Bintan. Lantaran digudang ikan selar kosong, jadi kami tidak menjualnya disini,” ucapnya.

(Alpian Tanjung)

Pasar, 1 Kg Rp10 Ribu

16 MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013

Page 17: Media UKM Edisi 02 2013

Kunci koperasi adalahkebersamaan dan kejujuran

TaNJuNgPINaNg - Menurut Mantan Mentri UKM Repoplik Indonesia (RI), Adi Sasono, men-gatakan kunci berkembanganya koperasi tergantung dari kebersa-maan dan kejujuran.

“Karena dengan kebersamaan dan kejujuran maka koperasi ini akan bisa berkembang,” kata Mantan Mentri UKM Repoplik Indonesia (RI), AdiSasono.

Melihat dari perkembangan koperasi untuk di Provinsi Kepri, sejauh ini dia menga-takan belum melihat secara jelas perkembangan koperasi di Provinsi Kepri,” karena berdasarkan dari laporan waktu menjabat kemarin belum dapat laporanya secara jelas,” ujar Mantan Mentri UKM RI ini.

Apabila dilihat dari perkem-bangan provinsi pada saat ini, kata dia, untuk mengembangkan koperasi di Provinsi Kepri, harus memperhatikan di daerah pesisir, karena daerah pesisir perlu perhatian yang sangat serius karena taraf hidup mereka yang saat ini, sangat miskin dan perlu perhatian pemer-intah.

“Dan ini bisa membantu perkembangan koperasi di provinsi Kepri, akan tetapi perlu

diperhatikan juga berkembangnya koperasi tergantung dari kebersa-maan dan kejujuran” katanya.

Sementara dilihat dari perkem-bangan koperasi pada daerah lain yaitu daerah Jawa, koperasi di Jawa

sangat

berkembang pesat, karena satu koperasi omsetnya bisa menca-pai Triliyunan. Seperti koperasi di daerah Pasiruan itu omsetnya Rp1,5 triliyun.

“Dan saya harap disini bisa

berkembang koperasinya, tapi itu tergantung dari kepimpinan di sektor pemerintahan juga kerter-libatan aktif para Cendikiawan,” kata mantan Mentri ini.

Sedangkan cara untuk mengembangkanya, kata dia, pertama pemerintah mandatnya ada di tangan rakyat, karena kalau ada penguasa asing yang mengu-sai maka pemerintah harus bisa

mengatasinya karena nantinya koperasi yang kecil akan mati akibat pengusaha asing ini, dan ini tanggung jawab pemerintah.

Yang kedua, dia menam-bahkan, kaum pelajar harus banyak melakukan seminar pelatihan dan rapat, karena nanti mereka harus terjun kelapangan untuk menyam-

paikan dan memimpin rakyat untuk disampaikan kepada yang

ada di daerah untuk membangun sebuah sistim ekonomi dan tuan di negeri sendiri.

“Kita harus membangun bangsa yang bermatabat dan juga harus diterapkan

kebersamaan dan kejujuran di dalam membangun perekonomian dan koperasi. Karena kalau tidak jujur maka koperasi akan hancur,” harap Adi Sasono.

(Afrizal)

“Dan ini bisa membantu perkem-bangan koperasi di

provinsi Kepri, akan tetapi perlu diperhatikan

juga berkembangnya ko-perasi tergantung dari

kebersamaan dan kejujuran”

MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013 17

Page 18: Media UKM Edisi 02 2013

NONgSa - Peredaran dan penjualan parsel, semakin meningkat begitu memasuki bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriyah. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Batam mengimbau masyarakat untuk mewaspadai atas parsel-parsel yang beredar di pasaran. Terutama batas waktu kadaluarsa (expired date) yang ada pada masing-masing produk parsel.

“Masyarakat harus jeli saat membeli parsel, jika ditemukan produk kadaluwarsa dalam bung-kusan parsel, segera melapor ke petugas,” Imbau Kepala BPOM di Batam, I Gustri Adhi Aryapatni, Selasa (9/7/2013).

Imbauan untuk mewaspadai produk kadaluarsa ini, dikeluar-kan BPOM Batam atas penemuan ribuan produk minuman kaleng kadaluarsa, beberapa waktu lalu. Ribuan minuman kaleng impor asal Malaysia ini, akhirnya dimusnahkan di tempat, depan gudang PT Sinbat, di jalan Krapu, Komplek MCP Industrial Blok A2 nomor 8 Batu Ampar.

Minuman kaleng dan makanan ringan tersebut, memiliki tanggal kadaluarsa bervariasi. Ada yang

sudah kadaluarsa sejak pertenga-han 2012 lalu, dan ada yang baru beberapa hari.

Minuman kaleng bersoda seperti Cheers, Kacang Soya, King Cola dan Sunkist kadaluarsa ini, tersusun berdampingan dengan minuman kaleng tidak kadaluarsa. Bahkan da-lam satu kemasan, tercampur antara minuman kaleng kadaluarsa dengan yang tidak kadaluarsa, dengan kete-balan tulisan berbeda.

Masih tersimpannya produk minuman kaleng kadaluarsa yang sudah sekitar setahun lalu ini, se-makin memicu kecurigaan. Disinya-lir, pihak importir telah melakukan kecurangan, dengan merubah dan memajukan tanggal kadaluarsa un-tuk beberapa bulan ke depan. Tu-juannya, untuk mengeruk keuntun-gan lebih besar, apalagi dilakukan menjelang bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri, yang biasa dengan budaya parcel minuman kaleng.

Produk-produk kadaluarsa ini tidak aman untuk dikonsumsi, dan dapat membahayakan keseha-tan yang mengonsumsi. Sehingga produk kadaluarsa ini, tidak layak untuk diedarkan ataupun dijual kepada konsumen.

“Bukan tidak mungkin produk

serupa masih beredar di Batam dan Kepri, masyarakat harus benar-be-nar teliti. Karena sering kali produk kadaluwarsa disisipkan dalam par-sel,” kata Gustri.

Gustri mengatakan, akan terus melakukan pengawasan dan razia terhadap seluruh produk beredar. Ini dilakukan untuk mengantisipasi peredaran produk ilegal dan kadalu-warsa di masyarakat. Terutama menjelang lebaran, pengawasan ter-hadap produk terutama makanan, akan semakin ditingkatkan.

Sepanjang 2013, BPOM di Batam sudah menyita ribuan produk berbahaya, kadaluwarsa dan tidak memiliki izin edar serta terbukti memiliki kandungan bahan berbahaya. Selain melakukan razia, BPOM sepanjang Januari-April 2013 juga telah memusnahkan barang ilegal berbagai jenis senilai Rp6,76 miliar pada tujuh tempat berbeda di Indonesia, termasuk di Batam.

“Jangan pernah membeli dan mengkonsumsi produk tanpa izin edar BPOM RI. Selain ilegal, kand-ungan di dalamnya belum teruji keamanannya. Baik itu makanan atau produk lain,” pesan Gustri.

(zaki)

WaspadaiParsel Kadaluarsa

18 MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013

Page 19: Media UKM Edisi 02 2013

19

Produk UKM Kepridipamerkan

baTam - Produk-produk usaha kecil menengah (UKM) di Kepri, kembali dipamerkan dalam gelaran promosidi Atrium Mega Mall Batam Centre. Pameran yang berlangsung selama tiga hari, 4-7 Juli 2013 ini, diikuti sekitar 55 stand dari pelaku UKM di Kabupaten/Kota di Provinsi Kepri.

Produk yang dipamerkan, dian-taranya hasil kerajinan atau handycraft, fashion, kuliner, aksesoris dan produk lainnya. Produk-produk ini, merupa-kan produk unggulan yang terdapat di masing-masing Kabupaten/Kota.

“Diantara peserta, juga terdapat 20 stand UKM binaan Kadin Kepri dari Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Kepri,” ungkap Ketua Panitia Penyelenggara, Jadi Rajaguk-guk, usai pembukaan pameran, Kamis (4/7/2013).

Jadi menjelaskan, pameran ini diantaranya bertujuan untuk lebih mempromosikan produk-produk UKM unggulan yang ada di Provinsi Kepri. Serta untuk membuka akses pasar, dan

mempertemukan antara pelaku UKM dengan calon pembeli.

Dengan terbukanya akses pasar, maka peluang UKM untuk berkem-bang dan lebih maju akan semakin besar. Dan menjadi kewajiban bagi UKM yang sudah besar, untuk men-gatrol UKM-UKM yang masih ada di level bawah.

Begitupun bagi peserta pameran, juga akan dirotasi dengan pelaku-pelaku UKM lainnya yang ada di Provinsi Kepri. Sehingga seluruh pelaku UKM dan produk unggulannya, memiliki kesempatan yang sama dalam menjaring pangsa pasar.

Wakil Ketua Kadin Kepri, Junaidi menambahkan, letak strategis Kepri, memiliki manfaat yang besar bagi tumbuh dan berkembangnya produk-produk kreatif unggulan. Jarak untuk memasuki pangsa pasar yang lebih luas, semakin terbuka dengan geografis Kepri yang dekat dengan negara Sin-gapura dan Malaysia.

Kelebihan geografis dan letak yang

strategis ini, harus mampu dibaca oleh pelaku UKM sebagai peluang. Den-gan memunculkan produk-produk unggulan khas daerah. Seperti produk khas berkaitan dengan budaya Melayu, songket dan lainnya, tidak hanya fokus pada batik.

Lahirnya produk-produk khas daerah ini, akan banyak mencipta-kan beragam produk unggulan. Yang berbeda antar daerah satu dengan daerah lainnya, dengan kreativitas yang semakin menjamur. Tidak harus identik dengan produk khas yang sudah dimi-liki daerah lain.

Begitupun dengan produk khas ma-kanan atau kuliner. Tidak harus hanya memperkuat dan mengembangkan makanan seafood, namun juga harus kreatif untuk menciptakan kuliner khas lainnya.

“Kalau Batik, itukan dulunya ada di Jawa. Lagian di sini, hanya mendesain, cetaknya pun bukan di Kepri,” kata Junaidi.

(zaki)

MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013 19

Page 20: Media UKM Edisi 02 2013

Program KUMK BtN tanjungpinangbantu usaha kecil menegah kebawahTaNJuNgPINaNg - Permasalahan utama dan kebanyakan orang dalam berwirausaha adalah modal. Maka dari itu PT.Bank Tabungan Negara (BTN) Tanjungpinang Kepri yang berada di jalan DI Panjaitan km 9, berikan program KUMK untuk membantu usaha kecil menengah kebawah.

Menurut Alif Said DBM Commercial PT, Bank Tabungan Negara Tanjungpinang saat di hubungi mengatakan, program KUMK ini adalah kredit usaha menengah kecil dan mikro.

Alif mengatakan, program KUMK BTN ini bertujuan, “ban-tuan secara kredit, untuk mem-bantu pengusaha-pengusaha kecil, supaya usaha yang di kelolanya lebih berkembang dan supaya lebih sejahtera, “ujar Alif.

Dia menambahkan, sedangkan fasilitas kredit yang disediakan

untuk usaha produktif dalam kategori usaha mikro, kecil, dan menengah pada semua sektor ekonomi yang layak, guna pembi-ayaan investasi atau modal kerja dalam rangka menjalankan dan mengembangkan usahanya.

Sementara itu untuk mendap-

atkan bantuan usaha secara kredit ini harus melangkapi beberapa persyaratan dan persyaratan umumnya sangat gampang antara lain.

“Tidak sedang memiliki kredit usaha di bank lain, usaha telah berjalan minimal 1 tahun, KTP, KK, dan harus melampirkan lapo-ran keuangan usahanya, “terang-nya.

Alif mencontohkan, “seperti usaha rokok yang ingin mengaju-kan pinjaman secara kredit, selain persyaratan yang umum sudah di penuhi, maka dengan hanya melampirkan laporan keuangan-nya dalam sebulan dan setelah itu meminta surat keterangan usaha di ketahui dari kelurahnya masing-masing,” katanya.

Sementara pinjaman kredit bantuan usaha yang di berikan BTN kepada nasabahnya, mini-mal sekitar Rp 10 jutaan. Maka langsung di berikan kalau sudah melalui proses setelah melengkapi persyaratannya, ujarnya.

(Afrizal)

Alif Said

“Bantuan secara kredit, untuk membantu pengusaha-pengusaha kecil, supaya usaha yang di kelolanya lebih berkembang dan su-paya lebih sejahtera”

“Tidak sedang memiliki kredit usaha di bank lain, usaha telah ber-jalan minimal 1 tahun,

KTP, KK, dan harus melampirkan laporan keuangan usahanya”

20 MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013

Page 21: Media UKM Edisi 02 2013

DI tengah hiruk pikuk kendaraan di jalan Brigjen Katamso, tampak sosok wanita mendorong gerobak bertuliskan ‘Batagor’ sedang menghimpit tiang listrik sebagai posisi tempatnya biasa berjualan.

Tanpa peduli riuhnya arus lalu lintas, Nini Fitri mulai mempersiapkan bahan dan alat-alat memasak. Tentunya, ketika posisi gerobak tersebut dinilainya sudah tepat.

Waktu yang ketika itu menunjukkan pukul 16:00WIB, gerobak biru yang bertu-liskan ‘Batagor’ tadi, sudah terdengar des-ingan minyak panas yang dicelupkan tahu, bakwan dan beberapa bahan makanan lain, untuk persiapan jualan sesuai nama yang bertuliskan di kaca gerobak biru.

Itu lah, sekilas langkah penjual batagor di tanah melayu yang sudah menekuni usaha tersebut sejak 5 tahun silam.

Batagor yang dulunya milik adik iparnya, merupakan cerita awal, sebelum dikelola oleh Nini. Dimana, adik ipar Nini yang bersuku Sunda tersebut menyerahkan usaha tersebut kepada Nini dengan alasan kekeluargaan.

Sebagai wanita berkeluarga memiliki 2 orang anak dan suami yang bekerja sehari-hari sebagai penjaga parkir di pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungnang, mengaku, dirinya bersyukur bisa membantu suami dan menambah ekonomi keluarga.

Karena, mengharapkan gaji suami sebagai karyawan serta anak yang masih sekolah dan masih bayi, membuat Nini harus bisa meringankan tanggung jawab kepala rumah tangga, meskipun isteri dari Samsul Anwar (34) tersebut harus bisa membagi waktunya sebagai isteri, sebagai ibu, dan sebagai penambah tulang pung-gung keluarga yang ialakukan tiap hari biasa dari pukul 09:00WIB sampai 15:00WIB.

Karena bertepatan dengan Ramadhan, Nini hanya berjualan pada pukul-pukul menjelang berbuka, dan itu ia lakukan khusus untuk Ramadhan saja.

Meskipun berjalan 5 tahun, namun Nini, masih belum merasakan bantuan dari pemerintah, padahal menurutnya, kabar angin tetang bantuan pemerintah ke pelaku usaha kecil dan menengah sering ia dengar.

“Saya hanya sering mendengarnya, namun belum pernah mendapatkannya. Dan kami tidak tau kalau program tersebut memang ada atau hanya kebar angin,” imbuhnya.

Namun, perjuangan hidup masih terus dilanjutkan meskipun atau tanpa bantuan dari pemerintah, Nini dan batagornya eksis sampai sekarang.

Tak semudah membalikkan telapak tangan, usaha yang ia rintis tersebut, men-galami banyak kendala. Diantaran kenaikan

Bahan Bakar Minyak (BBM). Ini membuat ia kebingungan menentukan harga batagor yang ia jual.

“Bagai mana kita bisa berjualan dengan harga murah, sementara minyak sudah naik, dan otomatis harga bahan pokok juga naik, sebab itu, jika kami mempertahankan Batagor dengan biaya Rp8000 per bung-kus, maka akan sangat tipis keuntungan yang kami peroleh,” paparnya.

Sebagai penjual yang profesiaonal, Nini ternyata memiliki komitmen yang bagus terhadap usahanya, karena baginya, harga dan rasa adalah yang utama, sehingga dengan naiknya BBM ini, Nini tetap men-jual batagornya dengan harga lama, yakni Rp8000 perbungkus.

“Jika dipikir-pikir penghasilan jualan ini “Alhamdulillah”, karena bisa merin-gankan ekonomi keluarga, dalam sehari itu keutungan kotor yang kita dapat berkisar Rp250 ribu sampai Rp300ribuan,” imbuh-nya.

Namanya juga kebutuhan, meski tidak pernah mendaptkan bantuan pemerintah, Nini berharap ia mendapatkan bantuan tersebut untuk meneruskan usahanya, karena baginya, hanya pemerintah yang bisa mambantu untuk keberlangsungan usahanya.

(Saud MC)

Batagor Sundadi tanah Melayu

Nini Fitri, sedang menggoreng Batagor buatannya, setiap harinya ia berjualan disekitaran jalan Brigjen Katamso.

MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013 21

Page 22: Media UKM Edisi 02 2013

Deli furniture sediakan perabotdari Kayu Asli Jepara

TaNJuNgPINaNg - Delly Furniture yang berada di Jalan Pemuda no-mor 11 Kota Tanjungpinang yang menjual perabotan rumah tangga yang khusus terbuat dari kayu asli jepara, untuk lebaran idullfitri menawarkan dengan harga yang terjangkau dengan kualitas terbaik.

“Karena Semua perabotan rumah tangga atau furniture disini terbuat dari kayu asli Jepara, dan kami menawarkan kepada kon-sumen dengan harga yang sangat terjangkau, bisa nego dan kualitas bahanya yang terbaik,” kata pen-gelola Deli Furniture, ALi.

Dia mengatakan, untuk pera-botan yang disediakan Deli Funi-ture, seperti meja makan, dengan bermacam kursi sopa ruang tamu, lemari bufet tv, jam dinding dan lain sebagainya.

Dan yang paling banyak di cari masyarakat, baik dalam kota Tanjungpinang maupun luar kota Tanjungpinang seperti dari Ana-mbas, Natuna, Bintan dan Letung, katanya, yaitu kursi tamu merek Inul, ketapang, arimbi jet Ayu,lotus dan kayu roda dan ini sudah dipe-san orang.

“Karena kursi yang kami sedia-kan ini model terbaru dengan me-makai bantalan yang bisa di bong-kar pasang yang terdiri dari 1 kursi panjang untuik 3 orang duduk, meja, dan 3 kursi masing-masing untuk 1 orang tempat duduk dan sekarang telah dipesan orang yang tinggal kami antar,” katanya.

Selain itu untuk harga yang dita-warkan kepada konsumen, kata dia, harganya bervariasi.

Sementara itu selain menyedia-kan perabot asli jepara, juga Deli Funiture menyediakan bisa melalui pesanan.

“Disini konsumen juga bisa memesan mau model yang ba-gaimana sesuai katalog, karena, semua furniture di Deli ini, kami

buatnya di Kijang dan bahannya terdiri kayu jati Jepara dan lang-sung didatangkan dari Jawa Tegah,” Ujarnya.

Selain itu Deli Funiture juga menyediakn tenaga atau tukangnya

asli dari daerah Jepara (Jawa Ten-gah) yang sekarang memiliki beng-kel di daerah Kijang Kabupaten Bintan dan juga untuk pembuatan-ya dilakukan dikota Tanjungpinang.

(Afrizal)

“Karena Semua perabotan rumah tangga atau fur-niture disini terbuat dari kayu asli Jepara, dan kami menawarkan kepada konsumen dengan harga yang sangat terjangkau, bisa nego dan kualitas bahanya yang terbaik”

Ali pegelola Deli Furniture.

22 MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013

Page 23: Media UKM Edisi 02 2013

Batam rawan

baTam Centre, Sebagai daerah yang ber-batasan dengan negara asing, letak strat-egis Batam justru rawan terhadap pere-daran produk-produk berbahaya. Sejumlah produk berbahaya seperti kosmetik, obat-obatan, jamu, minuman, susu, dan produk lain asal Thailand, Malaysia, dan Singapura, marak beredar di Batam.

Sebelumnya, pada April 2013 lalu, BPOM juga telah menemukan 1.003 item kosmetik ilegal di Batam. Kosmetik dalam 10.753 kemasan ini, memiliki nilai keeko-nomian sebesar Rp881.730.000.

Untuk memberikan perlindungan ke-pada konsumen dari peredaran dan peng-gunaan produk berbahaya ini, Balai Penga-was Obat dan Makanan (BPOM) Batam, semakin gencar melakukan sosialisasi ke-pada masyarakat. Salah satunya, melalui pameran produk unggulan dan khas daer-ah di Mega Mall Batam Centre, 30 Mei-2 Juni 2013.

Dalam pameran tersebut, BPOM mem-ajang sejumlah produk bermasalah yang berhasil ditemukan beredar di masyarakat. Seperti produk tidak terdaftar atau nomor izin edar fiktif, obat tradisional mengandung bahan kimia, kosmetik mengandung bahan

berbahaya, dan produk tanpa izin edar. Diantara produk yang dipajang, terda-

pat sejumlah merek kosmetik, jamu, obat ataupun makanan dan minuman terkenal, yang tanpa disadari, mungkin sering dikon-sumsi dan digunakan setiap harinya. Sep-erti merek Hazeline, Olay, Jamu Top Jaya Sakti, Ponstan, Redbull, Milo, Kitkat dan lainnya.

“Karena tidak terdaftar, kita tidak tahu, apa kandungan didalam produk tersebut. Oleh karena itu, tidak aman untuk dikon-sumsi atau digunakan,” kata Staf Sertifikasi dan Makanan BPOM Batam, Muhammad Fadilah.

Menurut Fadilah, tidak semua merek produk tersebut berbahaya seluruhnya. Namun hanya untuk jenis produk dalam kemasan atau ukuran tertentu.

Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat berhati-hati serta tidak meng-gunakan kosmetika, obat, jamu, makanan dan minuman yang belum terdaftar. Kar-ena dikhawatirkan mengandung bahan berbahaya atau dilarang, yang dapat me-nyebabkan risiko bagi kesehatan, bahkan dapat berakibat fatal.

(zaki)

produk berbahaya

MediaUKM 23Edisi 2 Tahun 2013

Page 24: Media UKM Edisi 02 2013

Sekda Prov Buka Lomba Inovasi TTG se-Kepri 2013

TaNJuNgPINaNg – Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Suhajar Di-antoro membuka secara resmi Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) se-Kepri tahun 2013. Lomba ini dii-kuti oleh unsur pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum se Provinsi Kepu-lauan Riau di halaman pusat perbelan-jaan Ramayana Mall, jalan Wiratno Tanjungpinang, Selasa (18/6).

Kegiatan tersebut sebagai ajang untuk mencari produk-produk inovatif tingkat Provinsi Kepulauan Riau. Pe-menangnya, akan diikutkan dalam ajang TTG tingkat Nasional di Padang bulan Desember 2013 mendatang.

Tema dari Lomba Inovasi TTG tahun 2013 adalah ‘Dengan Lomba Inovasi TTG kita kembangkan kreativi-tas dalam mendukung percepatan alih teknoligi kepada masyarakat’, Hal ini juga merupakan salah satu kegiatan yang mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Provinsi Kepri, tahun 2010 – 2015.

“Pameran ini disebut inovasi, yakni memodifikasi yang ada. Dan mudah – mudahan dari sini nanti memang, ada temuan yang sebelumnya belum pernah ada dan berguna bagi kebutuhan masyarakat. Dan inovasi adalah bagian dari kreatifitas,” kata Suhajar saat mem-buka kegiatan tersebut.

Kepala Badan Pemberdaaan Masyarakat Desa (BPMD) Buralimar, selaku penyelenggara kegiatan TTG tahun 2013 dalam laporannya me-nyampaikan, Tahun 2012 lalu Pemerin-tah Provinsi Kepulauan Riau berhasil menjadi juara I tingkat Nasional di Kendari. Dia berharap Pemerintah Provinsi Kepri bisa mempertahankan prestasi tersebut, bahkan meningkat-kannya lagi.

“Kegiatan ini akan berlangsung sela-ma tiga hari. Pemenang tingkat Provinsi Kepri akan mewakili Kepri ditingkat Na-sional. Tahun lalu kita juara I dan tahun ini kita berharap bisa mempertahankan-nya. Peserta kita dari tujuh kabupaten

dan kota berjumlah 47 peserta. Namun yang memasukkan proposal hanya 37 orang,” kata Buralimar.

Salah satu peserta yang menarik perhatian pengunjung pada hari pertama kegiatan TTG tingkat Provinsi Kepri digelar adalah temuan dari siswa SMUN 1 Kabupaten Lingga Utara bernama Okta Eka Putra. Temuannya adalah mengubah limbah sagu menjadi biojel. Biojel sendiri bisa digunakan sebagai ba-han bakar pengganti minyak tanah dan gas. Bahkan, jika tingkat permentasinya sudah mencapi kadar tertentu, temuan-nya tersebut bisa dijadikan campuran bahan bakar pesawat terbang.

Selain itu, Sekretaris Daerah, Suhajar Diantoro berkesempatan mengunjungi stand milik putra Kepri berasal dari kabupaten Lingga tersebut. Dan untuk mengembangkan produk biojel yang sudah ditemukan oleh siswa Lingga itu, Suhajar bersedia memberikan ban-tuan dana sebesar Rp30 juta.

(Alpian Tanjung)

Sekda Provinsi Kepri Suhajar Diantoro bersama Walikota Tanjungpinang Lis Darmansyah, sedang mengamati salah satu karya peserta lomba di acara Lom-ba Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) se-Kepri 2013.

24 MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013

Page 25: Media UKM Edisi 02 2013

TaNJuNgPINaNg – Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang mengelar pelatihan komputer mendesigt website dan blog, menjahit dan perho-telan Enginering tahun 2013. Kepada petugas pantiasuhan, pemuda dan ibu rumah tangga Senin (3/6) kemarin, di Hotel Plaza Tanjungpinang.

“Kalau untuk komputer diberikan bagi petugas panti asuhan sekitar 10 hari, pemuda yaitu mendesign website dan blog sekitar 2 hari, sedangkan untuk menjahit, perhotelan dan engineering untuk ibu rumah tangga selama 10 hari,” kata Kepala Disnaker Kota Tanjungpi-nang, Dimiyath.

Dia mengatakan, untuk peserta yang ikut dalam pelatihan ada sekitar 86 orang. Untuk menjahit yang terdiri ibu rumah tangga ada sekitar 20 orang, perhotelan Enginering ada 20 orang, pemuda sekitar 35 orang untuk mendisent dan blog dan petugas panti asuhan 11 orang.

Kemudian untuk ibu rumah tangga yang menjahit, sambung dia, pelatihan

mereka nanti perkelompok. Dalam satu kelompok ada sekitar 4 orang dan nanti akan diberikan satu mesin jahit yang bisa mereka gunakan untuk usaha.

“Mudah-mudahan setelah pelatihan nanti diharapkan mereka bisa diterima seperti diperhotelan, yang sebelumnya pihak pemerintah sudah memberitahu-kan kepada pihak perhotelan yang ada dimasing-masing dareah tentunya dengan skil mereka yang milki,” kata Dimiyath.

Ia menambahkan, seperti yang dika-takan pak Walikota tentang suatu ciptaan kreasi sendiri seperti Jilbab yang dipakai wanita. Kalau bisa ada Jilbab yang berasal khas dari Tanjungpinang dan hasil karya ciptaan dari Tanjungpinang.

Sementara pelatihan yang digelar Disnaker Kota Tanjungpinang, kata Dimiyath bertujuan untuk meningkat kesejahteran mencari para pencari kerja dan mengurangi pengangguran dan ang-garan yang digunakan anggaran APBD Kota Tanjungpinang.

(Alpian Tanjung)

Disnaker Beri Pelatihan KomputerTerhadap Pemuda

Dimiyat, Ka Disnaker Tanjungpinang.

MediaUKM 25Edisi 2 Tahun 2013

Page 26: Media UKM Edisi 02 2013

Lis: Ide KreatifBermanfaat Terhadap MasyarakatTaNJuNgPINaNg – Wali Kota Tanjungpinang, H Lis Darmasyah SH membuka 80 Stand Pemeran Industri Kreatif dari tanggal 18 - 22 Juni 2013, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Tanjungpinang di lapangan Pamedan, Selasa (18/6) malam.

Lis Darmasyah, dalam sambu-tannya mengatakan, perkembangan pameran Industri kreatif di Kota Tanjungpinang tentunya untuk menumbuh kembangkan dan mer-angsang masyarakat Kota Tanjung-pinang yang memilki kemampuan dalam mengembangkan sebuah produk industri.

“Tentunya, sebagai sarana media komunitas dan informasi bagi masyarakat kota Tanjungpinang un-tuk mengembangkan industri. Den-gan sebuah harapan semoga jangan sampai kegiatan ini hanya ajang ser-emoni, tapi bisa menyalurkan hasill

produknya dan dengan pameran ini bisa menunjukan industri kepada masyarakat,” ujar Lis, kemarin.

Pameran Indsutri kreatif telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, hal ini terbukti dengan munculnya Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan berbagai macam produk yang diluncurkan mulai dari kuliner, properti, per-bankan dan otomotif.

“Ciptakan ide-ide yang kreatif seperti contoh kulit gongong, kalau kita kaji betul – betul bisa dijadikan bedak kosmetik dan bisa menghasil sebuah produk yang berkualitas yang dikelola dengan baik dan ini belum pernah dilakukan oleh masyarakat Kota Tanjungpinang,” kata Lis.

Lis berharap, mudah – mu-dahan dengan ada pameran yang dilaksanakan setiap tahun ini, bisa menghasilkan dan harus memberi manfaat kepada masyarakat, baik kepada para pelaku usaha dan yang

lainnya.Pada kesempatan tersebut, Wan

Kamar, Kepala Dinas Perindus-trian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Tanjungpinang, dalam sambu-tanya mengatakan, pemeran Indusri Kreatif yang dilaksanakan selama 5 hari, dan diikuti sebanyak 80 stand produk usaha kecil menengah (UKM) seperti makanan, Properti dan Otomotif.

“Diantaranya untuk kuliner ber-macam makanan aneka kue, produk perbankan bermacam perumahan dan bermacam otomotif seperti suzuki ertiga,” kata Wan Kamar.

Selanjutnya, pameran Industri Kreatif bertujuan sebagai lang-kah untuk mengembalikan geliat Ekonomi Kota perdagangan, yang muaranya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khusus-nya bagi industri atau usaha kecil menengah.

(Afrizal)

26 MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013

Page 27: Media UKM Edisi 02 2013

12 Perwakilan Kecamatan

baTam - Guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) ibu-ibu PKK, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pasar dan Usaha Kecil Menengah (PMPK-UKM) Kota Batam memberikan pelatihan menjahit mahir. Pelatihan men-jahit ini diberikan Dinas PMPK-UKM bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK Kota Batam di Ruko Cipta Emerald Blok D nomor 20, Batam Centre.

Sebanyak 12 perwakilan Tim Peng-gerak PKK Kecamatan di Kota Batam, terlihat tekun mengikuti pelatihan. Peserta diambil dari masing-masing kecamatan, setiap Tim Penggerak kecamatan men-girimkan satu perwakilannya.

Pelatihan menjahit tingkat mahir ini, merupakan tindak lanjut dari pelatihan menjahit yang dilaksanakan sebelumnya. Yakni mulai dari tingkat dasar, dan tingkat terampil.

Terdapat sejumlah materi yang diberikan dalam pelatihan menjahit tingkat mahir ini. Diantaranya materi pembua-tan pola, melakukan proses jahit, hingga

mahir menjahit blazer untuk wanita, serta pakaian dinas dan jas untuk pria.

“Sebelumnya kami hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang menjahit, hanya bisa permak-permak. Sekarang sudah bisa membuat baju dan kebaya,” ungkap salah seorang peserta, Sahara.

Kabid Produksi dan Jaringan Usaha Dinas PMPK-UKM Kota Batam, Rosmala Dewi mengatakan, pelatihan menjahit ini merupakan salah satu program rutin yang dilakukan bekerjasama dengan Tim Peng-gerak PKK Kota Batam. Sehingga ibu-ibu PKK yang telah memiliki pengetahuan dasar menjahit, mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang lebih baik.

“Program pelatihan menjahit tingkat mahir ini dilakukan dalam rangka mening-katkan kualitas SDM ibu-ibu PKK. Selain pelatihan menjahit, peserta juga mendap-atkan pelatihan bordir,” jelasnya.

Sementara Wakil Ketua Tim Peng-gerak PKK Kota Batam, Marlin Agustina Rudi berharap, melalui pelatihan menjahit tingkat mahir ini dapat lebih mendorong

ketrampilan dan kreativitas ibu-ibu PKK. Sehingga dapat mengembangkan usaha mereka, dalam rangka membantu penda-patan ekonomi keluarga.

“Kita harapkan ibu-ibu yang ikut pelatihan, bisa meningkatkan kreativitas dan usaha mereka lebih berkembang, berkualitas dan lebih maju lagi ke depan,” katanya.

Tidak hanya di Batam, Dinas PMPK-UKM pada 13 Maret 2013 lalu juga mem-berikan pelatihan kepada 12 pengusaha kecil bidang jahit-menjahit di Bukittinggi, Sumatera Barat. Pelatihan menjahit dan bordir ini berlangsung selama 15 hari, yang diikuti para pelaku usaha jahit-men-jahit, hasil seleksi dari 47 pengusaha di bidang jahit-menjahit.

Melalui pelatihan di Bukittinggi ini, diharapkan dapat menumbuhkembang-kan pelaku usaha kecil di bidang men-jahit dan bordir di Batam. Khususnya untuk kreatif mengembangkan motif bordiran sesuai ciri khas Melayu.

(zaki)

Dapat Pelatihan Menjahit

Pelatihan menja-hit, 12 perwakilan Tim Penggerak PKK Kecamatan di Kota Batam, terlihat tekun mengikuti pelatihan menja-hit.

MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013 27

Page 28: Media UKM Edisi 02 2013

baTam - Pertumbuhan ekonomi bagi pelaku usaha, akan lebih terlindungi se-cara hukum dengan adanya hak paten atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI). HKI memberikan perlindungan hukum sebagai insentif bagi pencipta dan desain-er, dengan memberikan hak khusus untuk mengkomersilkan hasil dari kreativitas-nya.

Meski demikian, masih banyak pelaku usaha, terutama pelaku usaha kecil me-nengah (UKM), yang mengabaikan pent-ingnya hak paten dan HKI ini. Padahal tanpa adanya hak paten dan HKI, produk yang dihasilkan ataupun karya cipta yang dimiliki, rawan untuk digunakan, dikom-ersilkan dan diakui sebagai hak oleh orang lain.

Saat ini, justru banyak pelaku usaha yang mendompleng merek terkenal, atas produk yang mereka ciptakan. Kenyataan ini sangat merugikan pemegang merek, yang sudah terlebih dulu berkecimpung di usaha tersebut.

Kasi Sertifikasi Merek Ditjen HKI Kementerian Hukum dan HAM, Luther Pasande menjelaskan pentingnya hak pat-en dan HKI, melalui sistem perlindungan dan pendaftaran merek. Merek merupa-kan bagian dari HKI, yang nilainya bisa jauh lebih tinggi dibanding produk itu sendiri.

“Banyak pengusaha yang suka meng-gunakan merek yang sudah dipakai orang lain. Contoh, banyak produk dengan merek gajah, seperti gajah duduk, gajah terbang, gajah tidur. Intinya sama gajah, namun produknya berbeda,” ujar Luther dalam sosialisasi proses perolehan hak paten dan kepemilikan HKI (hak keka-yaan intelektual) produk teknologi Dan produk kreatif di Gedung Marketing Centre BP Batam, di Batam Centre.

Banyaknya pelaku usaha yang suka meniru merek yang sudah ada, diantaran-ya terjadi akibat minimnya pengetahuan akan pentingnya memiliki hak paten atau HKI. Bagi pelaku usaha yang mengguna-kan merek tertentu, tapi tidak mematenk-an produk mereka, maka tidak akan bisa menuntut jika ada pelaku usaha baru yang

menggunakan merek tersebut dan me-matenkannya.

Sebagai bagian dari hak kekayaan in-telektual yang menjadi aset bisnis, pelaku usaha, terutama UKM dituntut dapat memahami dan mematenkan produk mereka. Dengan adanya hak paten, akan dapat mendorong perubahan ekonomi dan meningkatkan kualitas manusia dalam memberikan kebutuhan masyarakat secara luas. Dan pelaku UKM juga akan semakin terlindungi, dalam mempertahankan keas-lian dari produk yang dihasilkan.

“Merek yang telah terdaftar akan mendapat perlindungan selama 10 tahun dari Direktorat Merek, sejak pemberian sertifikat. Perlindungan merek juga dapat diperpanjang, diwarisi dan dijual dengan cara pengalihan hak, asal ada perjanjian di kedua belah pihak,” jelas Luther.

Luther mengakui, proses pengurusan untuk mendapatkan merek masih membu-tuhkan waktu yang cukup lama. Lamanya waktu tersebut, dibutuhkan Direktorat Merek, untuk memastikan tidak adanya kesamaan dengan merek sejenis.

“Kepengurusannya 1 tahun. Jika tak

ada keberatan maka sertifikat akan kami keluarkan. Namun jika ada yang kebera-tan, maka akan kami sidang ulang yang mengeluarkan biaya keberatan sekitar Rp500 ribu,” kata Luther.

Kasubdit Perindustrian Badan Pengu-sahaan (BP) Batam, Ponco Priyo Atmojo mengatakan pelaku UKM di Batam, umumnya belum menguasai manaje-men industri. Termasuk dalam mengu-rus hak paten, sehingga perlu diberikan pengetahuan terhadap sekitar 139 ukm di Batam.

Karena hingga saat ini, masih belum teridentifikasi, UKM mana yang sudah memiliki hak paten dan mana yang be-lum, sehingga perlu terus dilakukan so-sialisasi. Melalui sosialisasi ini, BP Batam juga akan membantu perolehan hak paten dan HKI, bagi 20 pelaku UKM serta da-pat mengelola SDM secara mandiri.

“BP Batam siap memberi bantuan dari sisi pengelolaan manajemen,” kata Ponco, usai sosialisasi proses perolehan hak paten dan HKI yang diikuti 80 pelaku UKM di Kota Batam ini.

(zaki)

Lindungi Merek andadengan Hak Paten

Sosialisasi Hak Kekayaan Intelektual.

28 MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013

Page 29: Media UKM Edisi 02 2013

DKP Berencana Wadahi

TaNJuNgPINaNg – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepri, berencana mencari tempat untuk mewadahi seluruh Usaha Kecil Menengah (UKM) se-kabu-paten/ kota yang khusus mengolah hasil laut.

“Untuk kedepannya, saya ber-encana mencari satu tempat untuk menampung seluruh UKM di kepri yang khusus mengolah hasil

laut,” ujar Kapala DKP Kepri, Raja Ariza, Kamis (27/6).

Hal tersebut disampaikannya dalam pertemuan validasi data teknis DAK bidang kelautan dan perikanan serta sinkronisasi peren-canaan DAK dengan Kabupaten Kota se-Kepri di Aston, 26 - 28 Juni 2013.

Menurut Ariza, nantinya wadah tersebut bisa menampung sekaligus

merupakan tempat untuk mempro-mosikan jenis usaha hasil laut yang di olah oleh ukm.

“Tempat tersebut nantinya akan menjadi chanel pemasaran produk ukm bidang kelautan dan perika-nan,” imbuhnya.

Rencana tersebut dinilai sangat positif, sambungnya, karena selama ini potensi ukm di kepri cukup bagus namun pemasarannya masih berpencar – pencar.

“Potensi ukm – ukm di kepri ini cukup bagus, namun sampai saat ini pemasarannya masih dilakukan masing – masing, sebab itu nanti tempat tersebut akan digunakan untuk menyatukan seluruh ukm tersebut,” kata Ariza.

(Saud MC)

Pemasaran UKM Khusus

“Potensi ukm – ukm di kepri ini cukup bagus, na-mun sampai saat ini pemasarannya masih dilaku-kan masing – masing, sebab itu nanti tempat terse-but akan digunakan untuk menyatukan seluruh ukm tersebut.”

MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013 29

Page 30: Media UKM Edisi 02 2013

Kemajuan PKL

baTam – Menteri Dalam Negeri RI, Gamawan Fauzi meresmikan Pena-taan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Square 91 Jodoh Batam, Jumat (24/5) kemaren. Dengan pe-nataan tersebut diharapkan pemasu-kan dari para PKL dapat meningkat dan perwajahan dari kota juga akan semakin bagus.

“Untuk diketahui, 33 juta warga Indonesia menggeluti usaha ini dan usaha ini merupakan salah satu pe-nyokong pertumbuhan ekonomi. Jadi mengatasi PKL bukan dengan meng-gusurnya. Seharusnya bagaimana memberdayakannya,” kata Gamawan Fauzi saat itu juga hadir bersama Menteri Koperasi Usaha Kecil Me-nengah RI Syarif Hasan.

Pemerintah, sambungnya, mem-berikan perhatian khusus terhadap bidang usaha mikro tersebut. Perha-tian ini ditunjukkan juga berdasarkan dengan keluarnya Perpres nomor 125 tahun 2012, mengenai Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan Peda-gang Kaki Lima. Program ini sendiri rencananya akan diikuti oleh 90 kota se Indonesia.

Mendagri menambahkan, imple-mentasi dari perpres ini mengambil tema “Percepatan pembangunan ekonomi melalui peningkatan per-anan PKL dan penataan lingkungan kawasan perkotaan yang telah dilaku-

kan dibeberapa kota seperti Jakatra, Makasar, Semarang Solo.

Setidaknya, hampir seperempat dari masyarakat Indonesia berpeng-hasilan dari usaha ini. “Untuk saat ini ada sekitar 33 PKL yang ada di Indo-nesia. Jika satu PKL menyerap dua tenaga kerja, maka ada sekitar 66 juta orang yang menggantungkan hidup dari usaha ini,” kata Gamawan.

Agar lebih terarah, katanya, pemerintah akan menggandeng pengusaha besar seperti perhotelan, sehingga nantinya PKL ini dapat berjualan disekitar hotel. “Tentunya dengan syarat makanan yang dijual bersih dan menarik,” katanya.

Senada dengan Mendagri, Men-kop UKM Syarif Hasan juga men-gatakan, dasar lahirnya Perpres tersebut adalah tindak lanjut dari nota kesepahaman antara Mendagri, Menperindustrian Perdagangan dan Menkop UKM. Dengan adanya nota kesepahaman ini, maka sektor ekono-mi mikro ini akan menjadi tulang punggung perekonomian nasional kedepannya.

“Perlu saudara-saudara ketahui, bahwa ekonomi mikro adalah pahla-wan ekonomi nasional. PKL harus di dukung dengan semua aspek dari mulai produktifitas, pemasaran, per-modalan dan lain sebagainya. Tinggal sekarang, mau tidak saudara-saudara

pelaku usaha PKL mau di atur dan di tata,” kata Syarif.

Selain itu Perpres ini sendiri kata dia, sangat powerfull. Karena 12 ke-menterian siap mendukung jalannya rencana ini. “Kredit Usaha Rakyat (KUR) dijamin pemerintah lewat bunga 0,9 perbulannya. Saya rasa, ke-berpihakan pemerintah sudah cukup besar kepada PKL,” ujar Menkop.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Kepri Drs. H. Muham-mad Sani mengucapkan terimakasih kepada para pelaku ekonomi mikro. “PKL telah memberikan kontribusi ekonomi yang sangat luar biasa ter-hadap peningkatan kesejahteraan di Provinsi ini,” ujar Gubernur.

Hal ini berujung kepada lebih mudahnya Provinsi Kepri memerangi angka kemiskinan dan pengangguran di Provinsi. Namun demikian, PKL kedepan harus lebih baik. Apalagi di tahun 2015 mendatang, persain-gan bebas akan berlaku di seluruh kawasan Asean. “Di luar negeri pe-nataan PKL sudah maju sekali. Dan kita juga jangan sampai ketinggalan,” kata Muhammad Sani.

Kepala BP POM RI Lucky S Slamet mengingatkan agar pelaku PKL khususnya dibidang makanan harus tetap menjaga standar keber-sihan makanan. “Kami akan siap mengawal agar jaminan mutu dari makanan yang dijajakan para peda-gang dapat terjaga,” janji Lucky.

Untuk diketahui saat ini, katanya, ada sekitar 30 pangan yang men-gandung bahan kimia berbahaya. BP Pom akan terus mlakukan sosialisasi makanan melalui poster kebersihan makanan.

Sementara diakhir acara, Mendagri, memberikan sertifikat kualitas kepada pemilik 30 gerobak usaha dan memberikan 50 gerobak baru kepada pelaku usaha baru. Sedangkan Menkop memberikan bantuan kredit usaha mikro.

(Alpian Tanjung)

Pemerintah Dukung

Gamawan Fauzi

30 MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013

Page 31: Media UKM Edisi 02 2013

PeNgeNaaN pajak bagi usaha kecil dan menengah (UKM) dikatakan meru-pakan bukti keberpihakan pemerintah. “Pertama, memberikan kemudahan dalam soal pembukuan. Jadi mereka yang sulit melakukan pembukuan kalau mau tertib pajak diberikan satu persen final dengan omzet sampai Rp 4,8 mil-iar,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Syariefuddin Hasan, Rabu (3/7).

Kedua, lanjut dia, dengan adanya pengenaan pajak UKM pelaku usaha UKM akan terbiasa dalam hal pertang-gungjawaban keuangan. Sehingga memi-liki nomor pokok wajib pajak (NPWP). Keberadaan NPWP menunjukkan pelaku UKM tertib membayar pajak dan kredibilitasnya akan meningkat. “Jadi, kalau suatu saat dia butuh tambahan modal di perbankan, tentu perbankan akan sangat menyambut baik,” kata Syarief.

Terkait tudingan sejumlah kalangan yang menyebut pajak UKM akan membebani pelaku usaha, Syarief menga-takan membayar pajak adalah kewajiban yang tertuang di dalam undang-undang. Cara ini pun hasil pemikiran pemerintah agar pajak yang diba-yarkan UKM lebih

rendah. Sebab, dalam UU 36/2008 dalam pasal 17 disebutkan, pajak yang harus dibayarkan adalah 25 persen dari laba. “Kalau dibandingkan dengan itu, tentu jauh lebih rendah,” ujar Syarief.

Wajib pajak orang pribadi dan badan yang menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto (omzet) tidak melebihi Rp 4,8 miliar dalam satu tahun pajak, akan dikenai pajak dengan tarif pajak penghasilan (PPh) yang bersifat final sebesar satu persen. Ketentuan itu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46/2013 tentang PPh atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memi-liki Peredaran Bruto Tertentu.

PP ini terbit pada 12 Juni 2013 dan mulai berlaku sejak 1 Juli 2013. Dalam PP itu juga diatur tentang kriteria wajib

pajak orang pribadi dan badan yang tidak dapat memanfaatkan aturan

ini. Mereka adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan atau jasa yang dalam usahanya menggunakan sa-

rana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang. Baik yang menetap mau pun tidak menetap dan menggunakan sebagian

atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak diperuntukkan bagi

tempat usaha atau ber-jualan. (***)

Syarif Hasan: Pajak BuktiKeberpihakan Pemerintah Terhadap UKM

Syarif Hasan

MediaUKM Edisi 2 Tahun 2013 31

Page 32: Media UKM Edisi 02 2013

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kepri