Upload
executor88
View
277
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
7/31/2019 Meditasi Budha
1/22
Meditasi Buddha
Bagian 1
Meditasi adalah cara untuk mencapai pelepasan ['letting go']. Di dalam meditasi kita melepaskan dunia yang
rumit di luar untuk mencapai dunia yang tenteram di dalam. Di semua jenis mistisisme dan di banyak tradisi,
ini dikenal sebagai jalan menuju batin yang murni dan kuat. Pengalaman tentang batin murni ini, yang
terbebas dari dunia, amat indah dan penuh nikmat.
Selama retret meditasi ini akan ada kerja keras pada awalnya, tetapi bersiaplah untuk melakukan kerja keras
itu dengan mengetahui bahwa itu akan membawa Anda pada pengalaman akan beberapa keadaan yang
amat indah dan berarti. Keadaan-keadaan itu patut dicapai dengan kerja keras! Adalah hukum alam bahwa
tanpa usaha kita tidak akan maju. Entah umat awam, entah bhikkhu, tanpa usaha kita tidak akan sampai ke
mana pun, di dalam meditasi dan di dalam apa pun.
Namun, usaha saja tidak cukup. Usaha itu harus tepat. Ini berarti mengarahkan energi Anda ke tempat yang
tepat dan mempertahankannya di situ sampai tugas selesai. Usaha yang tepat tidak merintangi atau
mengganggu Anda, alih-alih ia menghasilkan kedamaian indah dari meditasi yang mendalam.
Untuk mengetahui ke mana usaha Anda perlu diarahkan, Anda perlu memiliki pemahaman yang jelas
tentang tujuan meditasi. Tujuan meditasi ini adalah keheningan, ketenangan dan kejernihan batin yang
indah. Jika Anda memahami tujuan itu, maka tempat menerapkan usaha Anda, cara mencapai tujuan itu,
menjadi amat jelas.
Usahanya ditujukan untuk melepaskan, mengembangkan batin yang cenderung melepaskan. Salah satu
dari banyak pernyataan yang sederhana tapi mendalam dari Sang Buddha adalah bahwa "seorang
pemeditasi yang batinnya cenderung melepaskan akan mencapai Samadhi (tujuan meditasi)." Pemeditasi
demikian akan mencapai keadaan batin yang nikmat ini hampir secara otomatis. Apa yang dikatakan oleh
Sang Buddha adalah bahwa faktor utama dari pencapaian meditasi mendalam, dari pencapaian keadaan
yang kuat ini, ialah kesediaan membuang, melepaskan, dan menanggalkan.Dalam retret meditasi ini, kita tidak akan mengembangkan batin yang mengumpulkan dan memegang
berbagai hal, melainkan kita mengembangkan batin yang bersedia melepaskan segala hal, melepaskan
segala beban. Di luar meditasi kita harus memikul beban kewajiban kita yang banyak, seperti membawa
banyak koper berat, tetapi di dalam periode meditasi ini tidak diperlukan bagasi begitu banyak. Jadi, dalam
meditasi usahakan Anda melepaskan sebanyak mungkin bagasi. Lihatlah hal-hal ini sebagai beban
berat yang menghimpit Anda. Maka Anda mempunyai sikap yang tepat untuk melepaskan hal-hal ini,
membuangnya dengan bebas tanpa menengok ke belakang. Usaha ini, sikap ini, gerakan batin ini yang
cenderung menyerah, inilah yang akan membawa Anda kepada meditasi mendalam. Bahkan pada tahaptahap
awal dari retret meditasi ini, usahakan agar Anda dapat menghasilkan energi pelepasan, kesediaanuntuk membuang semua hal, dan sedikit demi sedikit pelepasan itu akan terjadi. Sementara Anda
melepaskan di dalam batin Anda, Anda akan merasa jauh lebih ringan, tanpa terbebani dan bebas. Dalam
meditasi, pelepasan semua hal ini terjadi bertahap-tahap, selangkah demi selangkah.
Anda mungkin berjalan melalui tahap-tahap awal dengan cepat jika Anda mau, tetapi berhati-hatilah bila
Anda lakukan itu. Kadang-kadang bila Anda berjalan melalui tahap-tahap awal terlalu cepat, Anda
mendapati bahwa tugas persiapan belum diselesaikan dengan baik. Ini seperti mencoba membangun rumah
bertingkat di atas landasan yang amat lemah dan dibuat dengan terburu-buru. Bangunannya naik dengan
7/31/2019 Meditasi Budha
2/22
cepat, tetapi itu akan runtuh dengan cepat pula. Jadi Anda bijaksana jika menggunakan cukup banyak waktu
bagi landasannya, dan bagi "lantai dasar" juga, memastikan agar pekerjaan dasar ini dilakukan dengan baik,
kuat dan kokoh. Maka bila Anda meningkat ke lantai-lantai yang lebih tinggi, keadaan meditasi yang penuh
kenikmatan itu pun akan stabil dan kokoh. Dalam meditasi yang saya ajarkan, saya suka mulai pada tahap
sangat sederhana, yakni MELEPASKAN BEBAN MASA LAMPAU DAN MASA DEPAN. Kadang-kadang
Anda mungkin berpikir bahwa ini mudah dilakukan, bahwa ini terlalu dasar. Namun, jika Anda berusaha
penuh, bukan melompat ke tahap-tahap meditasi lebih tinggi sampai Anda dengan baik mencapai tujuan
pertama, yakni perhatian yang menetap pada saat kini, maka kelak Anda akan mendapati bahwa Anda telah
meletakkan dasar yang amat kuat, yang di atasnya dapat dibangun tahap-tahap lebih tinggi.
Meninggalkan masa lampau berarti tidak memikirkan pekerjaan Anda, keluarga Anda, komitmen Anda,
tanggung jawab Anda, sejarah Anda, masa kecil Anda yang baik dan yang buruk ..., Anda meninggalkan
semua pengalaman di masa lampau dengan tidak meminatinya sama sekali. Anda menjadi seorang yang
tidak punya sejarah selama Anda bermeditasi. Anda bahkan tidak memikirkan dari mana Anda datang, di
Atabah/Misteri/m.s 24 dari 104
mana Anda lahir, siapa orang tua Anda atau bagaimana Anda dibesarkan. Semua sejarah ini dilepaskan
dalam meditasi. Dengan cara ini, setiap orang dalam retret ini menjadi sama, yakni sekadar pemeditasi.
Tidak penting berapa tahun Anda telah bermeditasi, apakah Anda pemeditasi kawakan atau pemula. Jika
Anda meninggalkan semua sejarah itu,
maka kita semua sama dan bebas. Kita membebaskan diri dari minat, persepsi dan pikiran ini, yang
membatasi kita dan yang menghalangi kita dari mengembangkan kedamaian yang lahir dari pelepasan. Jadi,
setiap bagian dari sejarah Anda akhirnya Anda lepaskan, bahkan sejarah apa yang terjadi pada Anda sejauh
ini di retret ini, bahkan ingatan akan apa yang terjadi pada Anda sesaat yang lalu! Dengan cara ini, Anda
tidak memikul beban dari masa lampau ke masa kini. Apa pun yang baru saja terjadi, tidak lagi Anda minati
dan Anda lepaskan. Anda tidak membiarkan masa lampau bergema dalam batin Anda.
Saya mengupamakan pengembangan batin ini seperti sel yang dindingnya mempunyai bantalan peredam
suara! Bila ada pengalaman, persepsi atau pikiran yang menimpa dinding "sel berbantalan" itu, hal-hal itu
tidak memantul balik. Hal-hal itu meresap ke dalam bantalan dinding dan berhenti di situ. Demikianlah kita
tidak membiarkan gema masa lampau masuk dalam kesadaran kita, jelas tidak masa lampau dari hari
kemarin dan seluruh waktu sebelumnya, karena kita mengembangkan batin yang cenderung melepaskan,
memberikan dan membuang beban.
Beberapa orang berpandangan bahwa jika mereka mengambil masa lampau untuk direnungkan, mereka
bisa belajar dari sana dan memecahkan masalah-masalah dari masa lampau. Namun, Anda perlu
memahami, jika Anda memandang ke masa lampau, Anda selalu memandangnya melalui kacamata
terdistorsi. Bagaimana pun Anda berpikir tentang keadaannya, sebenarnya tidak persis seperti itu! Inilah
sebabnya mengapa orang berdebat tentang apa yang sesungguhnya terjadi, bahkan beberapa saat yang
lalu. Ini dikenal baik oleh polisi yang memeriksa kecelakaan lalu lintas, bahwa sekalipun kecelakaan itu baru
terjadi setengah jam lalu, dua orang saksi mata, yang keduanya jujur, akan memberikan kisah berbeda.
Ingatan kita tidak bisa dipercaya. Jika Anda memikirkan betapa ingatan tak dapat diandalkan, maka Anda
tidak menganggap penting memikirkan masa lampau. Maka Anda dapat melepaskannya. Anda dapat
menguburnya, seperti Anda mengubur orang mati. Anda memasukkannya ke dalam peti mati, lalu
7/31/2019 Meditasi Budha
3/22
menguburnya, atau membakarnya, lalu berakhir sudah, selesai. Jangan berdiam di masa lampau. Jangan
terus membawa-bawa peti mati dari saat-saat lampau di kepala Anda! Jika Anda berbuat demikian, maka
Anda membebani diri Anda dengan beban berat yang sebenarnya bukan urusan Anda. Lepaskan segenap
masa lampau, dan Anda dapat bebas pada saat kini.
Mengenai masa depan, antisipasi, ketakutan, rencana, dan harapan--semua itu juga lepaskan. Sang Buddha
pernah berkata tentang masa depan, "Apa pun yang Anda pikir tentang masa depan, itu selalu akan
berbeda"! Bagi orang arif masa depan adalah tidak pasti, tidak diketahui dan tak dapat diperkirakan. Sering
kali bodoh untuk mengharapkan masa depan, dan memikirkan masa depan
selalu merupakan pemborosan waktu besar-besaran di dalam meditasi.
Bila Anda menggarap batin Anda, Anda akan mendapati batin itu begitu aneh. Ia dapat melakukan beberapa
hal yang menakjubkan dan tak terduga. Sering kali pemeditasi yang tengah menghadapi saat sulit, yang
tidak bisa tenang, duduk sambil berpikir, "Nah, ini satu jam lagi penuh frustrasi." Sekalipun mereka mulai
berpikir seperti itu, mengantisipasi kegagalan, terjadi sesuatu yang aneh dan mereka masuk ke dalam
meditasi yang tenang.
Bila dalam retret, dan Anda telah bermeditasi dalam banyak sesi, Anda kadang-kadang mungkin berpikir
bahwa tidak satu pun dari meditasi itu baik. Dalam meditasi berikutnya Anda duduk dan segalanya menjadi
begitu tenang dan lancar. Anda berpikir, "Wow! Sekarang saya bisa bermeditasi!", tetapi meditasi berikutnya
buruk lagi. Apa yang terjadi di situ?
Guru meditasi saya yang pertama mengatakan sesuatu yang pada waktu itu terdengar agak aneh. Ia bilang
tidak ada yang disebut meditasi buruk! Ia benar. Semua meditasi yang Anda sebut buruk, menyebabkan
frustrasi dan tidak memenuhi harapan Anda, semua meditasi seperti itulah tempat Anda melakukan kerja
keras untuk menerima "upah" Anda. ...
I
tu seperti orang yang pergi bekerja sepanjang hari pada hari Senin dan tidak menerima uang pada akhir
hari itu. "Untuk apa saya lakukan ini?", pikirnya. Ia bekerja sepanjang hari pada hari Selasa, dan masih tidak
menerima apa-apa; hari yang buruk lagi. Sepanjang hari Rabu, sepanjang hari Kamis, dan tidak ada apaapa
sebagai hasil dari kerja keras itu. Itu empat hari berturut-turut. Lalu datanglah hari Jumat; ia melakukan
lagi pekerjaan yang sama seperti sebelumnya, dan pada akhir hari itu boss-nya memberikan upahnya.
"Wow! Mengapa tidak menerima upah setiap hari?!"
Atabah/Misteri/m.s 25 dari 104
Mengapa tidak setiap meditasi memberikan "upah"? Nah, pahamkah Anda perumpamaan ini? Di dalam
meditasi-meditasi yang sulit itulah Anda membangun simpanan Anda, Anda membangun faktor-faktor
kesuksesan Anda. Mengusahakan ketenangan di dalam meditasi yang sulit, Anda membangun kekuatan,
momentum bagi ketenangan. Lalu, bila sudah cukup banyak simpanan kualitas-kualitas baik, batin masuk ke
dalam meditasi yang baik dan merasa seperti pada "hari gajian". Tetapi di dalam meditasi-meditasi yang
buruk itulah Anda bekerja.
Dalam tahap meditasi ini, pertahankan perhatian Anda pada saat kini, sampai Anda tidak lagi tahu hari apa
sekarang atau jam berapa sekarang--pagi? petang? Tidak tahu! Yang Anda tahu ialah saat kini--sekarang
ini! Dengan cara itu Anda sampai pada skala waktu biara yang indah, di mana Anda sekadar bermeditasi
pada saat kini, tanpa sadar berapa menit telah berlalu, atau berapa menit lagi tersisa, bahkan tidak ingat lagi
7/31/2019 Meditasi Budha
4/22
hari apa itu.
Sungguh menyenangkan hidup dalam suasana tanpa waktu, dalam suasana jauh lebih bebas daripada
dunia yang dikejar-kejar waktu di mana kita biasanya harus hidup. Dalam suasana tanpa waktu, Anda
mengalami saat kini, seperti semua makhluk arif mengalami saat yang sama ini selama ribuan tahun. Itu
selamanya begitu, tidak pernah berubah. Anda telah tiba dalam
realitas saat kini. Realitas saat kini itu luhur dan menakjubkan. Bila Anda membuang semua masa lampau
dan semua masa depan, itu seolah-olah seperti Anda hidup. Anda berada di sini, Anda sadar penuh. Inilah
tahap pertama meditasi, sekadar keadaan sadar yang dipertahankan pada saat kini. Kalau sampai di sini,
Anda telah melakukan banyak. Anda telah melepaskan beban
pertama yang menghalangi meditasi mendalam. Jadi berusahalah keras untuk mencapai tahap pertama ini
sampai ia kuat, kokoh dan tertanam dalam. Selanjutnya kita akan lebih menghaluskan kesadaran akan saat
kini, masuk ke tahap berikutnya--keadaan sadar hening akan saat kini.
Bagian 2
Seperti saya tulis dalam artikel bagian 1, "Realitas saat kini adalah megah dan menakjubkan. ... Dengan
mencapai ini Anda telah berbuat banyak. Anda telah melepaskan beban pertama yang menghalangi
meditasi mendalam." Tetapi, setelah mencapai begitu banyak, kita harus berjalan lebih jauh ke dalam
keheningan batin yang lebih indah lagi dan penuh kebenaran.
Di sini perlu dijelaskan perbedaan antara menyadari dengan diam saat kini dengan memikirkan tentang itu.
Perumpamaan menonton pertandingan tenis di TV sangat informatif. Ketika menonton pertandingan seperti
itu, Anda mungkin melihat bahwa sebetulnya ada dua pertandingan yang tengah berjalan secara serentak--
ada pertandingan yang Anda saksikan di layar, dan ada pertandingan yang Anda dengar diceritakan oleh
komentator. Memang, jika seorang dari Australia bertanding melawan seorang dari New Zealand, maka
komentar seorang presenter Australia akan jauh berbeda dengan apa yang sesungguhnya terjadi! Komentar
sering kali mempunyai bias. Dalam perumpamaan ini, menonton layar tanpa komentar adalah seperti
menyadari dengan diam dalam meditasi; memperhatikan komentar presenter adalah seperti memikirkan
tentang apa yang dilihat. Anda harus menyadari bahwa Anda jauh
lebih dekat kepada Kebenaran bila Anda mengamati tanpa komentar, bila Anda mengalami sekadar
keadaan sadar dalam diam akan saat kini.
Kadang-kadang, melalui komentar pikiran itulah kita mengira bahwa kita memahami dunia ini.
Sesungguhnya, percakapan pikiran itu tidak mengenal dunia sama sekali! Percakapan pikiran inilah yang
menjalin waham-waham [delusion] yang menyebabkan penderitaan. Percakapan pikiran inilah yang
menyebabkan kita marah kepada mereka yang kita jadikan musuh, dan melekat secara berbahaya kepada
orang-orang yang kita jadikan kekasih. Percakapan pikiran menjadi penyebab semua masalah kehidupan. Ia
menyusun ketakutan dan rasa bersalah. Ia menciptakan kecemasan dan depresi. Ia membangun ilusi
secara meyakinkan, persis seperti komentator TV yang trampil dapat memanipulasikan pendengarnya
sehingga tercipta rasa marah atau sedih. Jadi, jika Anda mencari Kebenaran, Anda harus menghargai
keadaan sadar dalam diam, dan melihat itu lebih penting, di dalam meditasi, daripada pikiran apa pun.
Nilai tinggi yang kita berikan terhadap pikiran-pikiran kitalah yang menjadi penghalang utama bagi keadaan
sadar dalam diam. Pelepasan rasa penting yang kita berikan kepada proses berpikir kita, dan menyadari
nilai dan kebenaran dari keadaan sadar dalam diam adalah pencerahan yang memungkinkan tercapainya
7/31/2019 Meditasi Budha
5/22
tahap kedua ini--yakni keadaan sadar dalam diam terhadap saat kini.
Salah satu cara indah untuk mengatasi komentar-komentar pikiran adalah mengembangkan kesadaran yang
halus terhadap saat kini, ketika Anda mengamati setiap saat begitu teliti sampai Anda tidak sempat lagi
mengomentari apa yang baru saja terjadi. Sebuah pikiran sering kali adalah OPINI terhadap apa yang baru
Atabah/Misteri/m.s 26 dari 104
saja terjadi, misalnya: "Itu baik" ("That WAS good."), "Itu jorok" ("That WAS gross."), "Apa itu?" ("What WASthat?"). Semua komentar ini adalah tentang suatu pengalaman yang baru saja berlalu.
BIla Anda mencatat, membuat komentar tentang suatu pengalaman yang baru saja lewat, maka Anda tidak
memperhatikan pengalaman yang baru saja tiba. Anda menggarap tamu lama dan mengabaikan tamu baru
yang sekarang datang!
Anda dapat membayangkan batin Anda seperti seorang tuan rumah dalam suatu pesta, yang menerima
tamu-tamunya ketika mereka tiba di pintu. Jika seorang tamu masuk dan Anda menemuinya dan mulai
bercakap-cakap dengannya tentang
ini-itu, maka Anda tidak menjalankan tugas Anda memperhatikan tamu-tamu baru yang tiba di pintu. Oleh
karena setiap saat ada seorang tamu yang tiba di pintu, maka yang dapat Anda lakukan adalah menyambut
tamu yang baru datang, lalu berganti menyambut tamu yang datang setelah itu. Anda tidak sempat
bercakap-cakap sekalipun hanya sejenak dengan tamu mana pun, oleh karena ini berarti Anda akan
mengabaikan tamu berikutnya yang tiba. Di dalam meditasi, semua pengalaman masuk melalui pintu
pancaindra kita ke dalam batin satu demi satu berturut-turut. Jika Anda menyambut satu pengalaman
dengan kesadaran dan kemudian bercakap-cakap dengan tamu Anda, maka Anda akan tidak
memperhatikan pengalaman berikut yang menyusul.
Bila Anda berada dengan sempurna pada saat kini beserta setiap pengalaman, beserta setiap tamu yang
masuk ke dalam batin Anda, maka tidak ada ruang untuk percakapan pikiran. Anda tidak bisa berceloteh
dengan diri sendiri, oleh karena Anda sibuk menyambut dengan kesadaran segala sesuatu yang tiba dalam
batin Anda. Inilah keadaan sadar akan saat kini yang halus sampai
pada tingkat di mana itu menjadi keadaan sadar dalam diam akan saat kini pada setiap saat.
Anda mendapatkan, dalam mengembangkan taraf keheningan batin itu, bahwa ini seperti melepaskan satu
lagi beban berat. Seolah-olah Anda telah memikul ransel berat di punggung Anda selama empat puluh atau
lima puluh tahun terus-menerus dan selama waktu itu Anda terseok-seok penuh kelelahan bermil-mil
jauhnya. Sekarang Anda punya keberanian dan menemukan kearifan untuk melepaskan ransel itu dari
punggung Anda dan meletakkannya di tanah untuk sementara. Kita merasa begitu lega, begitu ringan,
begitu bebas, oleh karena kita sekarang tidak terbebani lagi dengan ransel berat berisi celotehan pikiran.
Salah satu cara lain yang bermanfaat untuk mengembangkan keadaan sadar dalam diam ialah dengan
mengenali ruang di sela dua pikiran, di sela celotehan pikiran. Jika Anda mengamati dengan teliti dengan
kesadaran yang tajam, ketika satu pikiran berakhir dan sebelum pikiran berikutnya muncul -- ITU DIA! Itulah
keadaan sadar dalam diam! Mula-mula itu mungkin hanya berlangsung sesaat, tetapi sementara Anda
mengenali keheningan yang cepat berlalu itu, Anda menjadi terbiasa dengannya, dan sementara Anda
menjadi terbiasa dengannya, maka keheinganan itu berlangsung lebih lama. Anda mulai menikmati
keheningan itu, sekali Anda telah menemukannya pada akhirnya, dan itulah sebabnya mengapa itu tumbuh.
Tetapi ingat, keheningan itu malu-malu.
7/31/2019 Meditasi Budha
6/22
Jika keheningan itu mendengar Anda membicarakannya, ia langsung lenyap!
Baik sekali bagi kita masing-masing jika kita bisa melepaskan percakapan pikiran dan berada dalam
keadaan sadar dalam diam akan saat kini cukup lama untuk menyadari betapa menyenangkan hal itu.
Keheningan menghasilkan jauh lebih banyak kearifan dan kejernihan daripada berpikir. Bila Anda menyadari
betapa keheningan batin jauh lebih nikmat dan berharga, maka keheningan
menjadi lebih menarik dan penting buat Anda. Keheningan Batin menjadi kecenderungan batin. Batin
terusmenerus
mencari keheningan, sampai batin menggunakan pikiran kalau memang dibutuhkan saja, hanya
jika ada perlunya. Oleh karena, pada tahap ini Anda telah menyadari bahwa kebanyakan dari pemikiran kita
sesungguhnya tidak perlu, bahwa itu tidak membawa kita ke
mana-mana, dan hanya membuat Anda pusing kepala, maka Anda dengan senang hati dan mudah
melewatkan banyak waktu dalam keheningan batin.
Jadi, tahap kedua meditasi ini adalah KEADAAN SADAR DALAM DIAM AKAN SAAT KINI. Anda mungkin
menghabiskan sebagian besar waktu Anda hanya untuk mengembangkan kedua tahap ini saja, oleh karena
jika Anda bisa sampai sejauh ini maka Anda sesungguhnya telah berjalan jauh dalam meditasi Anda. Di
dalam keadaan sadar dalam diam akan "Sekarang" itu Anda akan mengalami kedamaian, sukacita dan
hasilnya kearifan mendalam.
[
*]
Jika Anda ingin berjalan lebih jauh, maka alih-alih sekadar menyadari dengan diam segala sesuatu yang
muncul dalam batin, Anda memilih menyadari dengan diam saat kini pada SATU HAL SAJA. Satu hal itu
bisa pengalaman napas, ide kasih sayang (metta), suatu lingkaran warna divisualisasikan di dalam batin
(kasina), atau beberapa obyek lain yang kurang sering dipakai sebagai titik pusat kesadaran. Di sini akan
Atabah/Misteri/m.s 27 dari 104
diuraikan kesadaran dengan diam pada saat kini pada napas. Memilih memusatkan perhatian kita pada satu
hal adalah melepaskan ('letting go') keanekaragaman dan beranjak kepada lawannya, yakni kesatuan.
Sementara batin mulai menyatu, mempertahankan perhatian hanya pada satu hal, maka pengalaman
kedamaian, kenikmatan dan kekuatan akan meningkat secara nyata. Anda mendapati di sini bahwa
keanekaragaman kesadaran--ibarat mempunyai enam telepon di atas meja yang berdering pada waktu
bersamaan--merupakan beban berat, dan melepaskan keanekaragaman ini--hanya mengizinkan satu
telepon saja, telepon pribadi, di meja--begitu melegakan, sampai terasa nikmat. Pemahaman bahwa
keanekaragaman adalah beban sangat penting untuk dapat menetap pada napas.
Jika Anda telah mengembangkan keadaan sadar dalam diam pada saat kini dengan teliti untuk jangka waktu
lama, maka Anda akan merasa mudah untuk mengarahkan keadaan sadar itu pada napas dan mengikuti
napas itu dari saat ke saat tanpa interupsi. Ini disebabkan oleh karena kedua penghalang utama bagi
meditasi napas telah ditaklukkan. Yang pertama dari kedua penghalang
ini ialah kecenderungan pikiran untuk menyeleweng ke masa lampau atau masa depan, dan penghalang
kedua adalah celotehan pikiran. Itulah sebabnya saya mengajarkan kedua tahap persiapan--yakni keadaan
sadar pada saat kini dan keadaan sadar dalam diam pada saat kini--sebagai persiapan kokoh bagi meditasi
napas yang lebih dalam.
7/31/2019 Meditasi Budha
7/22
Sering terjadi pemeditasi mulai bermeditasi pada napas ketika pikirannya masih meloncat ke sana kemari
antara masa lampau dan masa depan, dan ketika kesadaran masih terbenam dalam celotehan pikiran.
Tanpa persiapan mereka mendapatkan meditasi napas begitu sulit sampai menyerah dalam frustrasi.
Mereka menyerah karena mereka tidak mulai dari tempat yang tepat. Mereka
tidak melakukan tugas persiapan sebelum mengambil napas sebagai fokus perhatian. Tetapi, jika batin
disiapkan dengan baik dengan menyelesaikan kedua tahap awal ini maka Anda akan mendapatkan, ketika
Anda beralih kepada napas, Anda dapat mempertahankan perhatian Anda ke situ dengan mudah. Jika Anda
mendapati sukar untuk mempertahankan perhatian pada napas, maka itu petanda bahwa Anda terburu-buru
menjalani kedua tahap awal tadi. Kembalilah kepada latihan awal! Kesabaran yang teliti adalah jalan yang
paling cepat.
Ketika Anda memusatkan perhatian pada napas, Anda memusatkan pada pengalaman napas yang terjadi
pada saat kini. Anda mengalami "apa yang memberitahu Anda tentang yang tengah dilakukan napas", entah
napas itu masuk atau keluar atau berada di tengah-tengahnya. Beberapa guru mengajarkan mengamati
napas pada ujung hidung, beberapa guru lain mengajarkan mengamati napas pada dinding perut, dan
beberapa guru lain lagi mengajarkan mengamati napas ke sana kemari. Saya mendapatkan melalui
pengalaman bahwa tidak penting di mana Anda mengamati napas. Malah yang terbaik adalah tidak
menempatkan napas di mana pun juga! Jika Anda menempatkan napas di ujung hidung Anda, maka itu
menjadi kesadaran hidung, bukan kesadaran napas, dan jika Anda menempatkan napas pada dinding perut
Anda, maka itu menjadi kesadaran perut. Bertanyalah saja pada diri sendiri,
"Apakah saya bernapas masuk atau bernapas keluar? Bagaimana Anda tahu? Nah, itulah!" Pengalaman
yang memberitahu Anda apa yang dilakukan napas, itulah yang Anda fokuskan di dalam meditasi napas.
Lepaskan pemikiran di mana pengalaman ini terletak, fokuskan saja pada pengalaman itu sendiri.
Suatu rintangan yang sering dialami pada tahap ini ialah kecenderungan mengendalikan napas, dan ini
membuat napas tidak nyaman. Untuk mengatasi rintangan ini, bayangkan diri Anda sebagai penumpang
mobil yang memandang keluar melalui jendela kepada napas Anda. Anda bukan pengemudi, bukan pula
"pengemudi di bangku belakang", jadi berhentilah memerintah, lepaskan dan nikmati perjalanan. Biarkan
napas melakukan pekerjaannya sementara Anda sekadar menonton tanpa mencampuri.
Bila Anda tahu napas tengah masuk, atau napas tengah keluar selama, katakanlah, seratus napas terusmenerus,
tanpa terlewat satu pun, maka Anda telah mencapai apa yang saya namakan tahap ketiga
meditasi, yakni perhatian menetap pada napas. Ini lagi-lagi lebih tenang dan penuh sukacita dibandingkan
tahap sebelumnya. Makin dalam lagi, Anda sekarang bertujuan mencapai perhatian yang menetap penuh
pada napas.
Tahap keempat ini, yakni perhatian menetap penuh pada napas, terjadi ketika perhatian kita meluas
sehingga meliputi saat demi saat dari napas itu. Anda tahu napas-masuk mulai sejak awal, ketika rasa
[sensation] napas-masuk itu muncul. Lalu Anda mengamati rasa-rasa itu berkembang berangsur-angsur
sepanjang proses napas-masuk, tanpa terlewat satu saat pun dari
napas-masuk. Ketika napas-masuk berakhir, Anda tahu saat itu, Anda melihat dalam batin Anda saat
terakhir dari napas-masuk. Lalu Anda melihat saat berikutnya sebagai jeda antara napas, lalu saat-saat jeda
terus-menerus sampai napas-keluar mulai. Anda melihat saat awal dari napas-keluar, dan setiap rasa yang
datang berturut-turut selagi napas-keluar berproses, sampai napas-keluar lenyap ketika tugasnya selesai.
7/31/2019 Meditasi Budha
8/22
Semua ini dilakukan dalam diam dan hanya menetap pada saat kini.
Atabah/Misteri/m.s 28 dari 104
Anda mengalami setiap bagian dari setiap napas-masuk dan napas-keluar, terus-menerus selama ratusan
napas sambung-menyambung. Itulah sebabnya tahap ini dinamakan "perhatian menetap PENUH pada
napas". Anda tidak dapat mencapai tingkat ini dengan kekuatan, dengan berpegang atau menggenggam
erat-erat. Anda hanya bisa mencapai taraf keheningan ini dengan melepaskan segala sesuatu di seluruhalam semesta ini, kecuali pengalaman saat-demi-saat akan napas yang berlangsung dalam diam pada saat
kini. Bukan "ANDA" yang mencapai tahap ini, batinlah yang mencapai tahap ini. Batin sendirilah yang
bekerja. Batin mengenali tahap ini sebagai keadaan yang amat tenang dan nyaman, sekadar berada
sendirian dengan napas. Di sinilah
saat di mana "si pelaku", bagian terbesar ego kita, mulai lenyap.
Anda akan mendapati bahwa kemajuan terjadi tanpa daya upaya pada tahap meditasi ini. Anda harus
menepi dan tidak menghalangi, melepaskan, dan menonton saja semua itu berlangsung. Batin dengan
sendirinya akan cenderung--jika Anda biarkan--pada kesatuan yang amat sederhana, tenang dan enak ini
bersama satu hal saja, bersama napas pada setiap saat berturut-turut. Inilah kesatuan batin, kesatuan pada
saat kini, kesatuan keheningan.
Tahap keempat ini saya namakan "papan loncat" meditasi, oleh karena dari sini kita dapat terjun ke dalam
keadaan-keadaan yang nikmat. Bila Anda sekadar mempertahankan kesatuan kesadaran ini, tanpa
mencampuri, napas akan mulai menghilang. Napas tampak makin kabur sementara batin memfokuskan
pada pusat pengalaman napas, yang adalah ketenangan, kebebasan dan kenikmatan yang menakjubkan.
Pada tahap ini, saya menggunakan istilah "napas yang indah". Di sini batin mengenali bahwa napas yang
tenang ini luar biasa indah. Anda sadar akan napas indah ini terus-menerus, saat demi saat, tanpa sela
sedikit pun dalam rangkaian pengalaman itu. Anda hanya sadar akan napas indah, tanpa upaya, dan untuk
waktu yang amat lama.
Sekarang Anda biarkan napas itu lenyap, dan yang tinggal hanyalah "yang indah". Keindahan tanpa wujud
menjadi satu-satunya obyek batin. Batin sekarang mengambil obyeknya sendiri. Anda tidak lagi sadar sama
sekali akan napas, tubuh, pikiran, bunyi atau dunia luar. Apa yang Anda sadari hanyalah keindahan,
ketenangan, kenikmatan, cahaya atau apa pun yang Anda persepsikan kelak. Anda hanya mengalami
keindahan, tanpa sesuatu yang indah, terus-menerus, tanpa upaya. Anda sudah lama melepaskan
celotehan, melepaskan uraian dan penilaian. Di sini, batin begitu hening sehingga Anda tidak bisa berkata
apa-apa. Anda baru mengamati pemekaran pertama dari kenikmatan di dalam batin. Kenikmatan itu akan
berkembang, tumbuh, menjadi kokoh dan kuat. Dengan demikian Anda memasuki keadaan-keadaan
meditasi yang disebut Jhana.
Bagian 3
Bagian 1 dan 2 menguraikan keempat tahap pertama meditasi, yaitu:
1. Keadaan sadar pada saat kini;
2. Keadaan sadar dalam diam pada saat kini;
3. Keadaan sadar dalam diam pada saat kini pada napas;
4. Perhatian yang menetap penuh pada napas.
Masing-masing dari tahap ini perlu dikembangkan dengan baik sebelum meningkat kepada tahap
7/31/2019 Meditasi Budha
9/22
selanjutnya. Jika kita terburu-buru melewati "tahap melepaskan" ini, maka tahap-tahap yang lebih tinggi tidak
akan tercapai. Itu seperti membangun sebuah bangunan tinggi dengan landasan yang tidak memadai. Lantai
dasar dibangun tergesa-gesa, begitu pula lantai dua dan lantai tiga. Namun, ketika lantai empat
ditambahkan, struktur itu mulai bergoyang sedikit. Lalu ketika lantai lima dicoba tambahkan, semuanya
runtuh. Jadi, gunakanlah cukup banyak waktu untuk keempat tahap awal ini, sehingga membuat tahap-tahap
itu kokoh dan mantap, sebelum melanjutkan ke tahap kelima. Anda harus mampu mempertahankan tahap
keempat, "perhatian yang menetap penuh pada napas", sadar akan setiap saat dari napas tanpa putus
sedikit pun, selama dua atau tiga ratus napas berturut-turut dengan
nyaman. Saya tidak mengatakan Anda harus menghitung napas pada tahap ini, tetapi saya memberikan
ancer-ancer berapa lama kira-kira kita harus tetap berada pada tahap 4 sebelum melanjutkan lebih jauh. Di
dalam meditasi, kesabaran adalah jalan paling cepat!
Tahap kelima dinamakan "perhatian menetap penuh pada napas indah". Sering kali tahap ini mengalir
dengan sendirinya, tanpa pembatas, dari tahap sebelumnya. Sementara perhatian penuh kita menetap
dengan mudah dan terus-menerus pada pengalaman napas, tanpa suatu apa pun yang menyela aliran
kesadaran yang rata, napas menjadi reda. Napas berubah dari napas
Atabah/Misteri/m.s 29 dari 104
sehari-hari yang kasar, menjadi "napas indah" yang amat halus dan tenteram. Orang merasa bahagia
sekadar mengamati napas indah ini. Batin tidak perlu dipaksa. Ia berada bersama napas indah itu sendiri.
"Anda" tidak melakukan apa-apa. Jika Anda mencoba melakukan sesuatu pada tahap ini, Anda
mengganggu seluruh proses itu, keindahan itu lenyap dan--seperti tiba pada kepala ular pada permainan
ular-tangga--Anda mundur beberapa kotak. Si "pelaku" harus lenyap mulai dari tahap meditasi ini, dan si
"penonton"
hanya sekadar mengamati secara pasif.
Suatu kiat yang bermanfaat untuk mencapai tahap ini ialah dengan memutuskan keheningan batin itu
sebentar dan dengan lembut berkata kepada diri sendiri: "Tenang." Itu saja. Pada tahap meditasi ini, batin
biasanya begitu peka sehingga sentuhan sedikit saja seperti itu dapat menyebabkan batin mengikuti
instruksi itu dengan taat. Napas mereda dan napas indah muncul.
Bila Anda secara pasif mengamati napas indah itu pada saat kini, persepsi tentang "[napas] masuk" dan
"[napas] keluar" atau awal atau pertengahan atau akhir dari napas, harus dibiarkan lenyap. Yang diketahui
hanyalah pengalaman tentang napas indah yang tengah berlangsung sekarang ini. Batin tidak berminat
dengan di bagian siklus napas mana ia berada, juga tidak dengan di bagian tubuh mana itu terjadi. Di sini
kita menyederhanakan obyek meditasi, pengalaman napas pada saat kini, dengan menanggalkan semua
detailnya yang tidak perlu, meningkat mengatasi "masuk" dan "keluar", dan hanya sadar akan napas indah
yang terlihat rata dan kontinyu, hampir tak berubah sama sekali.
Jangan lakukan apa pun, dan lihatlah betapa tampak rata dan indah dan tanpa-waktu napas itu. Lihatlah
betapa tenang yang bisa Anda capai. Gunakan waktu cukup untuk mengecap kemanisan dari napas indah
itu, makin lama makin tenang, makin manis.
Sekarang napas akan lenyap, bukan ketika "Anda" menginginkannya, melainkan ketika sudah cukup tenang,
dan yang tinggal hanyalah "yang indah". Suatu perumpamaan dari sastra Inggris mungkin membantu. Dalam
buku Lewis Carrol, "Alice in Wonderland", Alice dan Ratu Putih melihat vision seekor kucing Cheshire yang
7/31/2019 Meditasi Budha
10/22
tersenyum muncul di langit. Sementara mereka memandang, mula-mula ekor kucing itu lenyap, lalu telapak
kakinya, diikuti oleh tungkai selebihnya. Tak lama kemudian, tubuh kucing Cheshire itu lenyap seluruhnya,
yang tinggal hanyalah kepala kucing itu, yang masih tersenyum. Lalu kepala itu mulai kabur, dari telinga,
kumis, ke tengah, dan kemudian kepala kucing tersenyum itu semuanya lenyap--kecuali senyum yang tetap
tinggal di langit! Ini adalah senyum tanpa bibir yang tersenyum, namun senyum itu tetap tampak. Ini adalah
analogi akurat bagi proses melepaskan yang terjadi pada titik ini dalam meditasi. Kucing yang wajahnya
tersenyum adalah napas indah. Kucing yang lenyap adalah napas yang lenyap, dan senyum tanpa wujud
yang masih tampak di langit adalah 'keindahan' sebagai obyek batin murni yang tampak jelas di dalam batin.
Obyek batin murni ini dinamakan 'nimitta'. 'Nimitta' berarti 'tanda', di sini adalah 'tanda batin'. Ini adalah
obyek nyata di dalam cakrawala batin (citta), dan ketika muncul pertama kali tampak amat aneh. Kita belum
pernah mengalami seperti itu sebelumnya. Namun, kegiatan batin yang dinamakan 'persepsi' mencari
melalui bank memori dari pengalaman-pengalaman hidupnya sesuatu yang sedikit mirip untuk dapat
memberikan deskripsi kepada batin. Bagi kebanyakan pemeditasi, "keindahan tanpa wujud" ini, sukacita
batiniah ini, dipersepsikan sebagai cahaya yang indah. Itu bukan cahaya biasa. Mata kita tertutup dan
kesadaran penglihatan sudah lama berhenti. Itu adalah kesadaran batin [mind consciousness] yang
terbebaskan untuk pertama kali
dari dunia pancaindra. Itu bagaikan bulan purnama--yang di sini berarti batin yang cemerlang--muncul dari
balik awan--di sini berarti dunia pancaindra. Itu adalah batin yang bermanifestasi, bukan cahaya, tetapi
kebanyakan terlihat sebagai cahaya, dipersepsikan sebagai cahaya, oleh karena deskripsi tidak sempurna
inilah yang terbaik yang bisa diberikan oleh persepsi.
Bagi pemeditasi lain, persepsi mungkin memilih mendeskripsikan munculnya batin pertama kali sebagai
sensasi tubuh, seperti rasa tenteram atau ekstase yang intens. Di sini juga kesadaran tubuh [body
consciousness]--yang mengalami enak dan sakit, panas dan dingin, dan sebagainya--telah lama berhenti,
dan ini bukan suatu perasaan fisik. Itu hanya "dipersepsikan" sebagai mirip kenikmatan. Pemeditasi lain
melihat cahaya putih; yang lain lagi melihat bintang keemasan; yang lain lagi melihat mutiara kebiruan ...
yang penting diketahui ialah bahwa semuanya itu mendeskripsikan fenomena yang sama. Mereka semua
mengalami obyek mental
murni yang sama, dan detail yang berbeda-beda itu ditambahkan oleh persepsi mereka yang berbeda-beda.
Anda dapat mengenali suatu 'nimitta' dari enam sifat berikut: (1) ia muncul hanya setelah tahap kelima dari
meditasi, setelah pemeditasi berada bersama napas indah untuk waktu lama; (2) ia muncul ketika napas
lenyap; (3) ia hanya muncul ketika kelima indra penglihatan, pendengaran, pembauan, pengecapan dan
Atabah/Misteri/m.s 30 dari 104
sentuhan sama sekali tidak ada [dalam kesadaran]; (4) ia hanya terwujud di dalam batin yang hening, ketika
pikiran-pikiran yang bercerita (celotehan pikiran) sama sekali tidak ada; (5) ia aneh, tapi
menarik dengan kuat sekali; (6) ia suatu obyek sederhana yang indah. Saya sebutkan sifat-sifat ini sehingga
Anda dapat membedakan 'nimita' yang benar dari 'nimitta' khayalan. Maka, tahap keenam dinamakan
"mengalami nimitta indah". Tahap itu tercapai ketika kita melepaskan badan, pikiran, dan kelima indra
(termasuk kesadaran akan napas) begitu lengkap sehingga
hanyalah 'nimitta' indah itu yang tinggal.
Kadang-kadang ketika 'nimitta' itu pertama kali muncul, mungkin tampak "kabur". Pada tahap ini, kita perlu
7/31/2019 Meditasi Budha
11/22
cepat mundur kembali ke tahap meditasi sebelumnya, keadaan sadar hening terus-menerus pada napas
indah. Kita terlalu cepat beranjak ke 'nimitta'. Kadang-kadang 'nimitta' itu cemerlang, tetapi tidak mantap,
berkedip muncul-lenyap seperti sinar mercu suar, lalu lenyap. Ini juga menunjukkan bahwa Anda
meninggalkan tahap napas indah terlalu cepat. Kita harus mampu mempertahankan perhatian kita pada
napas indah untuk waktu yang lama sekali, sebelum batin mampu mempertahankan perhatian jernih pada
'nimitta' yang jauh lebih halus. Jadi latihlah batin pada napas indah, latihlah dengan sabar dan tekun; maka,
bila waktunya tiba untuk beranjak ke 'nimitta', ia tampak cemerlang, mantap dan mudah dipertahankan.
Alasan utama mengapa 'nimitta' bisa tampak kabur ialah karena rasa puas dan menerima [contentment]
terlalu dangkal. Anda masih "menginginkan" sesuatu. Biasanya, Anda menginginkan 'nimitta' yang
cemerlang atau Anda menginginkan Jhana. Ingatlah, dan ini penting, Jhana adalah keadaan melepaskan,
suatu keadaan puas dan menerima yang amat mendalam. Jadi, lepaskan batin yang
selalu lapar itu, kembangkan rasa puas dan menerima pada napas indah, maka 'nimitta' dan Jhana akan
muncul dengan sendirinya.
Alasan utama mengapa 'nimitta' tidak mantap ialah oleh karena si "pelaku" tidak mau berhenti menyela. Si
"pelaku" adalah si pengendali, "pengemudi di bangku belakang", selalu campur tangan dalam hal-hal yang
bukan urusannya dan mengacaukan segala sesuatu. Meditasi ini adalah proses alamiah untuk beristirahat,
dan itu menuntut "Anda" menepi sepenuhnya. Meditasi mendalam
hanya terjadi bila Anda sungguh-sungguh melepaskan, dan ini berarti SUNGGUH-SUNGGUH
MELEPASKAN sampai proses itu tidak terjangkau lagi oleh si "pelaku".
Suatu kiat untuk mencapai sikap melepaskan yang begitu mendalam adalah dengan sengaja memberikan
rasa yakin pada 'nimitta'. Tingkahi keheningan itu sejenak dengan halus, dan seolah-olah bisikkan di dalam
batin Anda bahwa Anda yakin sepenuhnya pada 'nimitta', sehingga si "pelaku" dapat melepaskan segala
kendali dan lenyap. Batin, yang di sini diwakili oleh 'nimitta' di hadapan Anda, akan mengambil-alih proses
itu sementara Anda menonton saja semua itu terjadi.
Anda tidak perlu melakukan apa-apa di sini karena keindahan 'nimitta' yang intens lebih mampu untuk
mempertahankan perhatian tanpa bantuan Anda. Berhati-hatilah di sini untuk tidak menilai. Pertanyaanpertanyaan
seperti "Apa ini?", "Apakah ini Jhana?", "Apa yang harus saya lakukan selanjutnya?", dan
seterusnya adalah ulah si "pelaku" yang mencoba terlibat lagi. Ini mengganggu proses itu. Anda mungkin
menilai segala sesuatu kelak bila perjalanan itu sudah berakhir. Seorang ilmuwan yang baik baru menilai
eksperimennya pada akhir, ketika semua data sudah masuk. Jadi, sekarang jangan menilai atau mencoba
menjelaskannya. Tidak perlu memperhatikan pinggir 'nimitta', "Apakah itu bulat atau lonjong?", "Apakah
tepinya jelas atau kabur?" Semua itu tidak perlu dan hanya menghasilkan lebih banyak keanekaragaman,
lebih banyak dualitas antara "di dalam" dan "di luar", dan lebih banyak gangguan.
Biarlah batin mengikuti kecenderungannya sendiri, yang biasanya menuju ke pusat 'nimitta'. Pusat itu adalah
tempat yang paling indah, di mana cahaya paling cemerlang dan murni. Lepaskan, dan nikmati perjalanan
itu sementara perhatian tertarik ke pusat dan masuk ke dalamnya, atau sementara cahaya itu membesar
dan meliputi diri Anda seluruhnya. Sesungguhnya, ini pengalaman yang sama, dilihat dari perspektif yang
berbeda. Biarkan batin menyatu di dalam kenikmatan. Biarkan tahap ketujuh dari jalan meditasi ini,
yakni Jhana, muncul.
Ada dua penghalang yang sering dihadapi pada pintu Jhana: gairah dan ketakutan. Gairah berarti Anda
7/31/2019 Meditasi Budha
12/22
menjadi bersemangat, goncang. Jika, pada titik ini, batin berpikir, "Wow, ini dia!", maka Jhana biasanya tidak
tercapai. Respons "Wow" ini perlu ditaklukkan dan digantikan dengan sikap pasif mutlak. Anda perlu
meninggalkan semua "Wow" sampai nanti keluar dari Jhana, yang di situ memang tempat mereka.
Penghalang yang lebih sering terjadi adalah ketakutan. Ketakutan muncul terhadap kekuatan dan
kenikmatan Jhana, atau ketika mengetahui bahwa untuk masuk ke dalam Jhana, ada sesuatu yang harus
ditinggalkan--yaitu diri Anda! Si "pelaku" diam sebelum Jhana muncul, tapi ia masih ada. Di dalam Jhana, si
"pelaku" sama sekali tidak ada. "Yang mengetahui" masih berfungsi, Anda sadar sepenuhnya, tetapi semua
kendali tidak terjangkau lagi. Anda bahkan tidak bisa membentuk satu pikiran pun, apalagi membuat
Atabah/Misteri/m.s 31 dari 104
keputusan. Kehendak menjadi beku, dan ini bisa tampak menakutkan bagi pemula. Tidak pernah dalam
hidup Anda, Anda mengalami keadaan tanpa kendali sama sekali namun sadar sepenuhnya. Ketakutan itu
ialah takut melepaskan sesuatu yang begitu menjadi inti kepribadian Anda, yakni kehendak untuk berbuat.
Ketakutan ini dapat diatasi melalui keyakinan terhadap Ajaran Buddha, bersama dengan kenikmatan yang
mengiming-iming di depan mata yang dapat kita lihat sebagai hadiahnya. Sang Buddha sering berkata,
kenikmatan Jhana ini "tidak perlu ditakuti, melainkan diikuti, dikembangkan dan sering dipraktekkan."
(Latukikopama-sutta, Majjhima Nikaya). Jadi sebelum muncul ketakutan, berikan keyakinan sepenuhnya
kepada kenikmatan itu dan pertahankan iman pada Ajaran Buddha dan teladan para Siswa Ariya. Yakinlah
kepada Dhamma dan biarkan Jhana merangkul Anda dalam suatu pengalaman penuh kenikmatan tanpaupaya,
tanpa-badan dan tanpa-aku, yang akan merupakan pengalaman paling mendalam dalam hidup
Anda. Milikilah keberanian untuk sepenuhnya melepaskan kendali untuk sementara dan mengalami semua
itu sendiri.
Bila itu memang Jhana, itu akan berlangsung lama. Itu tidak patut disebut Jhana jika hanya berlangsung
beberapa menit. Biasanya, Jhana-Jhana yang lebih tinggi berlangsung selama beberapa jam. Sekali masuk
ke dalamnya, tidak ada pilihan lagi. Anda hanya keluar dari Jhana bila batin siap untuk keluar, bila "bahan
bakar" pelepasan yang dikumpulkan sebelumnya telah
terpakai semua. Ini adalah kesadaran yang begitu hening dan memuaskan sehingga sifatnya berlangsung
sangat lama. Ciri lain dari Jhana ialah bahwa itu muncul hanya setelah 'nimitta' terlihat, sebagaimana
diuraikan di atas. Selanjutnya, Anda perlu tahu bahwa selagi berada di dalam Jhana tidak mungkin untuk
mengalami badan (misalnya, rasa sakit), mendengar suara dari
luar atau menghasilkan suatu pikiran, bahkan pikiran yang "baik" juga tidak. Yang ada hanyalah persepsi
tunggal yang jernih, suatu pengalaman kenikmatan nondualistik yang berlangsung tanpa berubah untuk
waktu sangat lama. Ini bukan 'trance', bukan keadaan sadar yang meningkat. Ini disebutkan di sini, agar
Anda bisa mengenali sendiri, apakah yang Anda anggap Jhana itu nyata atau khayalan.
Masih banyak lagi tentang meditasi, tetapi di sini hanya diuraikan metode dasarnya saja dengan
menggunakan tujuh tahap yang berpuncak pada Jhana Pertama. Jauh lebih banyak lagi yang dapat
dikatakan tentang "kelima rintangan batin" dan bagaimana mengatasinya, tentang makna keadaan sadar
[mindfulness] dan bagaimana menggunakannya, tentang Empat Satipatthana
(Landasan Keadaan Sadar), Empat Jalan Keberhasilan (Iddhipada), dan Lima Daya Kendali (Indriya), dan
tentu saja tentang Jhana-Jhana yang lebih tinggi. Semua itu berkaitan dengan praktek meditasi ini, tapi
harus ditunda sampai kesempatan lain.
7/31/2019 Meditasi Budha
13/22
Bagi mereka yang keliru mengira bahwa semua ini "hanyalah praktek Samatha" tanpa berkaitan dengan
Pencerahan (Vipassana), harap diketahui bahwa ini bukan Vipassana bukan pula Samatha. Ini dinamakan
'Bhavana', metode yang diajarkan oleh Sang Buddha dan diulangi di dalam Tradisi Hutan di Thailand Timur
Laut, tempat guru saya, Ajahn Chah, mengajar. Ajahn Chah sering berkata bahwa Samatha dan Vipassana
tidak dapat dipisahkan; begitu pula pasangan itu tidak dapat dikembangkan terlepas dari Pandangan Benar,
Pikiran Benar, Tata Susila Benar, dan seterusnya. Sesungguhnya, untuk maju dalam ketujuh tahap di atas,
pemeditasi perlu memahami dan menerima Ajaran Sang Buddha, dan 'Sila' kita harus murni. Pencerahan
[insight] diperlukan untuk mencapai masing-masing tahap ini, yakni pencerahan terhadap makna dari
'melepaskan' [letting go]. Makin jauh kita mengembangkan tahap-tahap
ini, makin dalam pencerahan itu, dan jika Anda mencapai sejauh Jhana, maka itu akan mengubah seluruh
pemahaman Anda. Seolah-olah Pencerahan menari di seputar Jhana dan Jhana menari di seputar
Pencerahan. Inilah Jalan menuju Nibbana (Nirwana), oleh karena Sang Buddha berkata: "Bagi mereka yang
bermain dalam Jhana, empat hasil dapat diharapkan: Masuk ke dalam Arus
(Sotapana), Kembali Sekali Lagi (Sakadagami), Tidak Kembali Lagi (Anagami), atau Arahat." (Pasadikasutta,
Digha Nikaya).
Atabah/Misteri/m.s 32 dari 104
9 Petunjuk Pelaksanaan Meditasi Mengenal Diri
Latihan Dasar
Pendahuluan
Tujuan latihan ini adalah untuk mengenal (melihat langsung) berbagai peristiwa jasmani dan batin
kita sendiri pada saat munculnya. Orang sudah sering mengamati tubuhnya sendiri; tetapi, pada umumnya
orang jarang-malah hampir tidak pernah-mengamati dengan penuh perhatian gerak-gerik batinnya sendiri.
Ini menyebabkan orang sering terseret atau terbelenggu oleh berbagai emosi atau pikirannya (lamunannya)
sendiri. Keadaan ini sering kali menimbulkan konflik dalam batinnya sendiri, maupun konflik dengan orang
lain di sekitarnya. Ini adalah sumber penderitaan batin yang menjadi ciri kehidupan manusia, yang disebut
`derita eksistensial', dan yang bertambah berat dalam peradaban modern masa kini.
Selain itu, ini juga menjadi sumber kekacauan di masyarakat, tempat kita berada. Pada dasarnya
setiap orang sedikit-banyak menyumbang kepada kekacauan masyarakatnya. Besar-kecilnya sumbangan itu
bergantung pada taraf kesadaran masing-masing.
Tujuan akhir dari latihan ini adalah pencerahan dan pembebasan, yang dalam berbagai tradisi
mistikal dari berbagai agama disebut `makrifat', `nirvana', `moksha', `hidup di dalam Allah', dan sebagainya.
Berbagai tradisi mistikal itu menekankan pengenalan diri sendiri sebagai langkah untuk menguraikan dan
menanggalkan tabir-tabir yang menghalangi pencapaian pencerahan dan pembebasan tersebut.
Namun pelatihan pendek-tiga hari-ini tidak dimaksudkan untuk mencapai tujuan spiritual yang
tertinggi (ultimate) itu. Pelatihan pendek ini dimaksudkan hanya untuk memperkenalkan prinsip dan `kiat'
pengenalan diri, yang diharapkan bermanfaat secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Pada beberapa individu yang mengikuti pelatihan ini dapat timbul motivasi untuk melanjutkan
latihannya secara periodik sepanjang hidupnya, entah secara intensif untuk suatu jangka waktu tertentu,
atau sewaktu-waktu di sela-sela kegiatan sehari-hari. Di situ terdapat kemungkinan untuk mencapai tujuan
7/31/2019 Meditasi Budha
14/22
spiritual terakhir (ultimate) yang didambakan oleh manusia, yakni pencerahan dan pembebasan.
persiapan
Sebelum mulai berlatih, sebagai permulaan dan upaya pembersihan lingkungan, ada baiknya
untuk beberapa lama merenungkan diri sendiri sebagai bagian dari alam semesta, bersama makhlukmakhluk
lain yang membentuk kehidupan ini. Pancarkanlah kasih-sayang kepada diri sendiri dan semua
makhluk selama beberapa menit.
Latihan dimulai dengan duduk bersila. Posisi kaki dapat dipilih sesuai dengan kebiasaan masingmasing,
demikian rupa sehingga memungkinkan kita untuk duduk diam untuk waktu lama. Jika tidak terbiasa
duduk bersila, latihan dapat pula dilakukan dengan duduk di kursi dengan kedua kaki terletak di lantai (tidak
tergantung). (Gunakan kursi yang tidak terlalu rendah.) Dalam posisi duduk apa pun, badan (tulang
belakang) hendaklah tegak lurus; kepala dan leher membentuk satu garis tegak lurus dengan badan. Kedua
tangan dapat diletakkan sesuka hati. Apabila duduk di kursi, punggung tidak boleh bersandar pada kursi.
Kemudian, kendorkanlah semua otot di seluruh tubuh secara sistematik, mulai dari ubun-ubun
kepala hingga ke ujung kaki. Ambillah waktu cukup untuk pengendoran (relaksasi) itu. Dalam keadaan relaks
ini, badan dapat duduk diam tanpa bergerak untuk waktu lama. Upayakan untuk dapat duduk diam-seperti
patung batu-sekurang-kurangnya setengah jam. Kalau kurang dari itu, batin seorang pemula-yang dalam
keadaan sehari-hari selalu bergerak-tidak mendapat kesempatan cukup untuk mereda. Lamanya duduk
diam dapat ditambah perlahan-lahan hingga menjadi satu jam, yakni lama bermeditasi yang optimal.
l
atihan dasar i
Cobalah memusatkan perhatian-bukan melihat dengan mata-pada perut. Anda akan mengetahui
gerakan naik-turun dari perut. Jika gerakan ini tidak jelas bagi Anda pada mulanya, letakkan telapak tangan
pada perut untuk merasakan gerakan naik-turun itu.
Atabah/Misteri/m.s 33 dari 104
Setelah beberapa lama, gerakan naik dari perut akan terasa jelas. Lalu catatlah dalam batin,
"naik"pada saat gerakan naik; "turun"pada saat gerakan turun. Catatan batin itu harus dibuat pada saat
terjadinya gerakan itu.
Dari latihan ini, Anda belajar melihat secara aktual gerakan naik-turun dari perut. Anda tidak
berkepentingan dengan wujud perut itu sendiri. Yang Anda cerap (perceive) secara aktual adalah rasa-tubuh
(bodily sensation) berupa tekanan, yang disebabkan oleh gerakan naik-turun dari perut. Jadi, jangan
berhenti dan melihat wujud perut itu, tetapi teruslah dengan latihan.
Bagi para pemula, ini adalah metode yang sangat efektif untuk mengembangkan daya perhatian
(faculty of attention), konsentrasi dan pencerahan (insights). Sementara latihan berlangsung, gerakan itu
menjadi makin jelas. Kemampuan untuk mengetahui setiap peristiwa batin dan jasmani yang terjadi beruntun
pada kelima pintu indra() hanya diperoleh setelah meditasi berkembang penuh.
Karena Anda baru seorang pemula, yang daya perhatian dan konsentrasinya masih lemah, Anda
mungkin menghadapi kesukaran dalam memusatkan perhatian pada setiap gerakan naik dan turun yang
beruntun dari perut pada saat terjadinya. Anda mungkin berpikir, "Saya tidak tahu bagaimana caranya
memusatkan perhatian pada setiap gerakan ini." Dalam hal ini, sadarilah bahwa ini adalah proses belajar.
Gerakan naik-turun dari perut selalu ada, sehingga tidak perlu mencarinya. Sesungguhnya, cukup
7/31/2019 Meditasi Budha
15/22
mudah bagi seorang pemula untuk memusatkan perhatiannya pada kedua gerakan sederhana ini.
Teruskan latihan ini dengan menyadari penuh gerakan naik-turun dari perut. Jangan mengulangi
kata-kata "naik"dan "turun"secara lisan, dan jangan memikirkan "naik"dan "turun"sebagai kata-kata.
Sadarilah saja gerakan aktual naik dan turun dari perut.
Hindari bernafas secara dalam atau cepat dengan tujuan membuat gerakan perut itu lebih jelas,
karena cara ini membuat cepat lelah dan mengganggu latihan. Sadarilah saja secara total gerakan naikturun
pada saat terjadinya dengan bernafas secara normal.
l
atihan dasar ii
Ketika sedang sibuk berlatih mengamati setiap gerakan perut, mungkin muncul kegiatan batin lain di
antara pencatatan gerakan naik dan turun itu. Pikiran atau fungsi-fungsi batin lain, seperti niat, ide, khayalan,
mungkin muncul di antara pencatatan"naik"dan pencatatan "turun"atau sebaliknya. Kegiatan batin ini tidak
boleh diabaikan. Setiap kegiatan batin yang muncul harus dicatat pada saat terjadinya.
Bila Anda membayangkan sesuatu, Anda harus sadar bahwa Anda membayangkan dan mencatat
dalam batin, "membayangkan". Bila Anda sekadar berpikir tentang sesuatu, catat dalam batin,"berpikir". Bila
Anda merenungkan, catat, "merenungkan". Bila Anda berniat melakukan sesuatu, catat, "berniat".
Bila batin menyeleweng dari obyek meditasi yang adalah gerakan naik-turun dari perut, catat,
"menyeleweng". Bila Anda membayangkan pergi ke suatu tempat, catat,"pergi". Bila Anda tiba, catat, "tiba".
Bila dalam pikiran Anda bertemu dengan seseorang, catat,"bertemu". Bila Anda bicara kepadanya, catat,
"bicara". Jika ada dalam khayalan berdebat dengan dia, catat,"berdebat".
Bila Anda melihat dalam batin atau membayangkan suatu cahaya atau warna, jangan lupa mencatat,
"melihat". Harus dicatat dalam batin setiap peristiwa pada saat terjadinya sampai peristiwa itu lenyap.
Setelah peristiwa itu lenyap, lanjutkan dengan Latihan Dasar I, dengan menyadari penuh setiap
gerakan naik-turun perut. Bekerjalah dengan hati-hati, jangan mengendorkan perhatian.
Bila Anda berniat menelan ludah selagi memusatkan perhatian, catatlah dalam batin,"berniat". Pada
saat bertindak menelan, catatlah, "menelan". Bila Anda meludah, catat, "meludah". Lalu kembalilah kepada
latihan mencatat gerakan naik-turun perut.
Misalkan Anda berniat membungkukkan leher, catat,"berniat". Pada saat bertindak membungkukkan,
catat, "membungkukkan". Bila Anda berniat meluruskan leher, catat, "berniat". Pada saat bertindak
meluruskan, catat, "meluruskan". Gerakan membungkukkan atau meluruskan leher harus dilakukan dengan
perlahan-lahan. Setelah mencatat dalam batin setiap gerakan ini, lanjutkan latihan dengan menyadari penuh
gerakan naik-turun perut.
Atabah/Misteri/m.s 34 dari 104
l
atihan dasar iii
Oleh karena Anda harus berlatih menyadari untuk waktu lama sementara berada dalam satu posisi,
yakni duduk atau berbaring,() Anda mungkin mengalami perasaan kebas atau perasaan kaku yang kuat
pada tubuh, lengan atau tungkai. Bila ini terjadi, pusatkan perhatian pada bagian tubuh tempat perasaan itu
muncul dan lanjutkan pengamatan sambil mencatat, "kebas, kebas"atau "kaku, kaku". Lakukan ini secara
wajar, yakni jangan terlalu cepat atau terlalu lambat. Perasaan-perasaan ini biasanya berangsur-angsur
7/31/2019 Meditasi Budha
16/22
melemah dan akhirnya lenyap.
Bila perasaan ini menjadi lebih hebat sampai kekebasan tubuh atau kekakuan sendi ini tak tertahankan
lagi, ubahlah posisi Anda. Namun, jangan lupa mencatat dalam batin,"berniat", ketika muncul niat itu dalam
batin Anda, sebelum Anda mulai mengubah posisi Anda. Setiap gerakan harus diamati dan dicatat menurut
urutannya secara mendetail.
Jika Anda berniat mengangkat tangan atau kaki, catatlah dalam batin,"berniat". Pada saat mengangkat
tangan atau kaki, catat, "mengangkat". Meluruskan tangan atau kaki, "meluruskan". Bila Anda
membengkokkan tangan atau kaki,"membengkokkan". Bila Anda meletakkannya, "meletakkan". Bila tangan
atau kaki menyentuh sesuatu, "menyentuh". Lakukan semua gerakan ini secara perlahan-lahan dan dengan
sengaja. Segera setelah Anda memperoleh posisi baru, lanjutkan pengamatan gerakan naik-turun perut
dalam posisi itu.
Bila timbul rasa gatal di suatu bagian tubuh, pusatkan perhatian pada bagian tubuh itu, sambil
mencatat, "gatal, gatal". Lakukan ini secara teratur, jangan terlalu cepat atau terlalu lambat. Bila rasa gatal
itu lenyap dengan pengamatan penuh, lanjutkan dengan pengamatan gerakan naik-turun perut. Bila rasa
gatal itu tetap ada dan malah menjadi kuat, dan Anda berniat menggaruk bagian yang gatal itu, catatlah
lebih dulu dalam batin, "berniat". Perlahan-lahan angkatlah tangan, sambil mencatat tindakan itu,
"mengangkat, mengangkat"; lalu "menyentuh", ketika tangan menyentuh bagian yang gatal itu. Garuklah
perlahan-lahan dengan kesadaran penuh,"menggaruk, menggaruk".Bila rasa gatal itu lenyap, "gatal
lenyap". Sebelum Anda menurunkan tangan, catatlah lebih dulu niat Anda,"berniat". Perlahan-lahan
turunkan tangan, sambil mencatat tindakan itu, "menurunkan, menurunkan."Ketika tangan sampai pada
kedudukannya semula dan menyentuh kaki, catat,"menyentuh". Lalu sadarilah kembali gerakan naik-turun
perut.
Bila terdapat rasa sakit atau tidak nyaman, pusatkan perhatian pada bagian tubuh tempat rasa itu
timbul. Catatlah dalam batin perasaan itu secara spesifik pada saat munculnya, seperti "nyeri", "berdenyut",
"menekan", "menusuk", "lelah", "pusing", dsb. Perlu ditekankan bahwa catatan batin itu tidak boleh
dipaksakan dan tidak boleh pula terlambat, tetapi harus dibuat secara wajar dantenang. Rasa sakit itu
mungkin berkurang dan lenyap, tapi mungkin pula bertambah. Jangan panik bila perasaan itu bertambah
kuat. Lanjutkan pengamatan dengan teguh. Jika Anda lakukan itu, Anda akan mendapati hampir selalu rasa
sakit itu lenyap. Tetapi bila, setelah beberapa lama, rasa sakit itu meningkat dan tak tertahankan, Anda
harus mengabaikan rasa sakit itu dan melanjutkan perhatian pada gerakan naik-turun perut.
Munculnya rasa sakit bersama menguatnya perhatian
Sementara Anda memperoleh kemajuan dalam perhatian, Anda mungkin mengalami berbagai rasa
sakit yang kuat: nafas tersumbat atau tercekik, teriris pisau, tertusuk paku, tertusuk banyak jarum, atau
dijalari serangga. Anda mungkin mengalami rasa gatal, tergigit, atau rasa dingin yang hebat. Bila Anda
berhenti bermeditasi, Anda mungkin mendapati semua rasa yang menyakitkan itu lenyap. Bila Anda mulai
bermeditasi lagi, berbagai rasa itu akan kembali lagi begitu perhatian mulai memusat. Berbagai rasa sakit ini
bukan disebabkan oleh sesuatu yang tidak beres. Rasa-rasa itu bukan gejala dari penyakit, melainkan
faktor-faktor yang biasa terdapat di dalam tubuh dan yang biasanya tertutup bila batin dalam keadaan
normal sibuk dengan obyek-obyek yang lebih menonjol. Bila daya-daya batin menjadi lebih tajam, Anda lebih
menyadari rasa-rasa ini. Dengan berlanjutnya pengembangan kesadaran, pada suatu saat kelak Anda akan
7/31/2019 Meditasi Budha
17/22
dapat mengatasi rasa-rasa itu, dan mereka akan lenyap dengan sendirinya.
Jika Anda melanjutkan meditasi dengan tekad yang teguh, Anda tidak akan dirugikan. Bila Anda
kehilangan keberanian, menjadi tidak yakin dan berhenti bermeditasi untuk beberapa lama, Anda mungkin
mengalami rasa-rasa yang menyakitkan itu lagi bila meditasi Anda berkembang lagi. Bila Anda melanjutkan
meditasi dengan tekad teguh, maka besar kemungkinan Anda akan mengatasi rasa-rasa yang menyakitkan
itu, dan tidak akan mengalaminya lagi dalam perjalanan meditasi Anda.
Atabah/Misteri/m.s 35 dari 104
Tubuh berayun, bergoyang, gemetar, merasa bergairah, nikmat dsb.
Bila timbul niat untuk mengayun-ayunkan tubuh, catatlah dalam batin,"berniat". Ketika bertindak
mengayunkan tubuh, catatlah,"berayun, berayun."Di dalam meditasi, kadang-kadang Anda mendapati
tubuh Anda berayun-ayun dengan sendirinya. Jangan menjadi takut; jangan pula merasa nikmat dan ingin
meneruskan berayun-ayun. Berayun itu akan berhenti bila Anda terus menyadari tindakan berayun itu dan
mencatat dalam batin, "berayun, berayun,"sampai berayun itu berhenti. Jika ayunan itu bertambah
sekalipun Anda telah menyadari dan mencatatnya, bersandarlah pada suatu tiang atau dinding, atau
berbaring sebentar. Setelah itu teruskan bermeditasi.
Ikutilah langkah-langkah ini bila Anda mendapati tubuh Anda bergoyang atau gemetar. Bila meditasi telah
berkembang, Anda mungkin kadang-kadang merasakan suatu getaran rasa dingin atau semacam getaran
listrik mengalir sepanjang punggung atau seluruh tubuh Anda. Ini adalah tanda dari minat yang kuat, gairah
atau rasa nikmat. Pengalaman-pengalaman itu terjadi secara alamiah dalam meditasi yang berkembang
baik. Bila batin Anda menetap kokoh dalam meditasi, Anda mungkin dikejutkan oleh suara yang lirih. Ini
terjadi karena Anda merasakan efek dari kesan sensorik secara lebih intens apabila Anda berada dalam
keadaan meditasi.
M
elakukan kegiatan: berdiri, berjalan, makan, minum dsb.
Bila Anda haus sementara bermeditasi, catatlah perasaan itu,"haus". Bila anda berniat akan berdiri,
catatlah, "berniat". Pusatkan perhatian pada tindakan berdiri, dan catat dalam batin,"berdiri". Bila Anda
memandang ke depan setelah berdiri lurus, catat,"memandang, melihat". Bila Anda berniat akan
melangkah, catat, "berniat". Bila Anda mulai melangkah ke depan, catatlah dalam batin setiap langkah Anda,
"berjalan, berjalan"atau "kiri, kanan".
Penting bagi Anda untuk menyadari setiap saat dari setiap langkah mulai dari awal sampai akhir ketika
Anda berjalan. Ikutilah prosedur yang sama ketika Anda berjalan-jalan, atau melakukan latihan berjalan.
Cobalah mencatat dalam batin setiap langkah dalam dua bagian:"angkat, taruh; angkat, taruh."Setelah
Anda mahir berlatih secara ini, cobalah mencatat setiap langkah dalam tiga bagian: "angkat, dorong, taruh"
atau "naik, maju, turun".
Ketika Anda memandang keran air atau tempayan air sesampai Anda di tempat Anda akan minum,
catatlah dalam batin: "memandang, melihat".
Ketika Anda berhenti berjalan, catat,"berhenti".
Ketika Anda mengulurkan tangan, catat,"mengulurkan".
Ketika Anda menyentuh cangkir, catat, "menyentuh".
Ketika Anda mengambil cangkir, catat, "mengambil".
7/31/2019 Meditasi Budha
18/22
Ketika Anda menuangkan air ke dalam cangkir, catat,"menuangkan".
Ketika Anda membawa cangkir ke bibir, catat,"membawa".
Ketika Anda menelan air, catat, "menelan".
Ketika Anda mengembalikan cangkir, catat,"mengembalikan".
Ketika Anda menarik tangan kembali, catat,"menarik".
Ketika Anda menurunkan tangan, catat,"menurunkan".
Ketika tangan menyentuh sisi tubuh, catat, "menyentuh".
Jika Anda berniat untuk berputar, catat, "berniat".
Ketika Anda berputar, catat, "berputar".
Ketika Anda melangkah maju, catat, "melangkah, melangkah", "kanan, kiri".
Ketika Anda sampai di tempat Anda dan berniat berhenti, catat,"berniat".
Ketika Anda berhenti, catat, "berhenti".
Bila Anda tetap berdiri untuk beberapa lama, kembalilah bermeditasi pada gerak naik-turun perut.
Tetapi bila Anda berniat untuk duduk, catat, "berniat". Ketika Anda berjalan ke tempat duduk Anda, catat,
"berjalan". Ketika tiba di tempat duduk Anda, catat, "tiba". Ketika Anda berputar untuk duduk, catat,
"berputar". Ketika bertindak duduk, catat, "duduk". Duduklah perlahan-lahan, dan pusatkan perhatian pada
gerakan turun tubuh untuk duduk. Anda harus menyadari setiap gerakan membawa tangan dan kaki ke
dalam posisi duduk. Lalu kembalilah berlatih menyadari gerakan naik-turun perut.
T
idur
Atabah/Misteri/m.s 36 dari 104
Bila Anda berniat akan berbaring, catatlah,"berniat". Lalu mulai sadari setiap gerakan dalam proses
berbaring: "mengangkat, meluruskan, menaruh, menyentuh, berbaring."Lalu sadari sebagai obyek meditasi
setiap gerakan membawa tangan, tungkai dan tubuh ke dalam posisi tidur. Lakukan gerakan ini perlahanlahan.
Setelah itu, lanjutkan dengan mencatat gerakan naik-turunnya perut. Bila muncul rasa sakit, kaku,
gatal, atau rasa lain, catatlah setiap rasa yang timbul itu. Catatlah setiap perasaan, pikiran, ide,
pertimbangan, perenungan yang muncul. Catat semua gerakan tangan, tungkai, lengan, dan tubuh. Jika
tidak ada sesuatu yang khusus untuk dicatat, kembalilah memperhatikan gerakan naik-turunnya perut. Bila
merasa mengantuk, catatlah, "mengantuk". Setelah Anda memperoleh cukup kemajuan dalam pemusatan
perhatian, Anda akan mampu mengatasi kantuk dan Anda akan merasa segar.kembali. Perhatikan kembali
obyek dasar meditasi, yakni gerakan naik-turunnya perut. Jika Anda tidak mampu mengatasi rasa kantuk itu,
teruslah mengamati kantuk itu sampai Anda terlelap tidur.
Keadaan tidur dan jaga
Keadaan tidur adalah kelanjutan dari bawah-sadar. Keadaan ini mirip dengan kesadaran pertama yang
muncul pada kelahiran, dan kesadaran terakhir yang muncul pada saat kematian tiba. Keadaan bawahsadar
ini sangat lemah, dan oleh karena itu tidak mampu menyadari obyek.
Dalam keadaan jaga, bawah-sadar terus berlangsung di sela-sela saat-saat melihat, mendengar,
mengecap, membau, meraba, dan berpikir. Karena peristiwa bawah-sadar ini biasanya berlangsung singkat,
biasanya ini tidak jelas dan oleh karena itu tidak disadari. Bawah-sadar ini terus berlanjut di dalam tidur-fakta
ini tampak jelas ketika Anda bangun; karena dalam keadaan jaga pikiran dan obyek-obyek indera menjadi
7/31/2019 Meditasi Budha
19/22
nyata.
Bangun dan mandi
Meditasi harus mulai pada saat Anda terjaga. Karena Anda baru pemula, mungkin Anda belum mampu
mulai bermeditasi pada saat pertama ketika Anda terjaga. Tetapi Anda harus mulai bermeditasi segera
setelah Anda ingat bahwa Anda harus bermeditasi. Misalnya, bila ketika terjaga Anda merenungkan
sesuatu, mulailah bermeditasi dengan mencatat,"merenung". Lalu lanjutkan dengan mengamati gerakan
naik-turunnya perut. Ketika bangkit dari tempat tidur, kesadaran harus ditujukan kepada setiap detail dari
gerakan tubuh. Setiap gerakan dari tangan, tungkai, pantat, harus dilakukan dengan penuh kesadaran.
Apakah Anda memikirkan waktu ketika Anda terjaga? Jika ya, catat,"berpikir".Apakah Anda berniat bangkit
dari tempat tidur? Jika ya, catat, "berniat". Ketika Anda bersiap menggerakkan tubuh ke dalam posisi untuk
bangkit, catat, "bersiap". Ketika Anda bangkit perlahan-lahan, catat,"bangkit". Bila Anda tetap duduk untuk
beberapa lama, kembalilah mengamati gerakan naik-turunnya perut.
Lakukan kegiatan membasuh muka atau mandi sesuai urutannya dan dengan kesadaran penuh pada
setiap detail dari kegiatan itu; misalnya, "memandang, melihat, meluruskan, memegang, menyentuh, merasa
dingin, menggosok."Ketika melakukan tindakan mengenakan pakaian, membersihkan tempat tidur,
membuka dan menutup pintu dan jendela, memegang benda, sadarilah setiap detail dari kegiatan-kegiatan
itu sesuai urutan terjadinya.
M
akan
Anda harus mengamati setiap detail dari tindakan makan:
Ketika memandang makanan,"memandang".
Ketika menyendok makanan, "menyendok".
Ketika membawa makanan ke mulut, "membawa".
Ketika membungkukkan leher, "membungkukkan".
Ketika makanan menyentuh mulut, "menyentuh".
Ketika memasukkan makanan ke mulut, "memasukkan".
Ketika mulut menutup, "menutup".
Ketika menarik tangan, "menarik".
Bila tangan menyentuh meja, "menyentuh".
Ketika meluruskan leher, "meluruskan".
Ketika mengunyah, "mengunyah".
Ketika mengecap citarasa makanan, "mengecap".
Ketika menelan makanan, "menelan".
Ketika makanan terasa menyentuh dinding kerongkongan,"menyentuh", dst.
Atabah/Misteri/m.s 37 dari 104
Lakukan meditasi seperti ini untuk setiap suap makanan yang Anda masukkan ke mulut, sampai Anda
selesai makan. Pada awal latihan tentu banyak detail yang terlewat. Jangan risaukan itu. Jangan goyah
dalam upaya Anda. Bila Anda bertekun dalam latihan Anda, perhatian akan makin tajam dan makin sedikit
detail terlewat. Bila Anda mencapai tingkatan yang lebih maju lagi, Anda akan mampu mengamati lebih
banyak lagi detail daripada yang disebutkan di sini.
7/31/2019 Meditasi Budha
20/22
kemajuan dalam MEDITASI
Setelah berlatih selama sehari semalam, Anda mungkin mendapati meditasi Anda berkembang cukup
banyak. Anda mungkin mampu memperpanjang latihan dasar mengamati gerakan perut.
Pada taraf ini, Anda akan melihat bahwa biasanya terdapat jeda antara gerakan turun dan gerakan naik.
Bila Anda berada dalam posisi duduk, isilah jeda ini dengan mencatat dalam batin fakta duduk Anda: "naik -
turun - duduk". Ketika Anda mencatat fakta duduk, sadari tubuh Anda yang tegak lurus.
Bila Anda tengah berbaring, catatlah: "naik - turun - berbaring."Bila Anda dapat melakukan ini dengan
mudah, lakukan terus pencatatan dalam tiga bagian ini.
Bila Anda melihat ada jeda pula di antara gerak naik dan gerak turun dari perut, seperti jeda di antara
gerak turun dan gerak naik, maka catatlah: "naik - duduk - turun - duduk."Atau tengah bila berbaring,"naik -
berbaring - turun - berbaring."
Jika Anda pada suatu ketika mendapat kesukaran mencatat dalam tiga atau empat bagian, kembalilah
pada cara mencatat yang lebih mudah,"naik - turun."
M
engamati peristiwa indera
Dalam meditasi, ketika mengamati gerakan tubuh (gerakan perut dan bagian-bagian tubuh lain), Anda
tidak perlu memperhatikan berbagai rangsangan yang masuk melalui indera mata, telinga dan indera yang
lain. Selama Anda mampu memusatkan perhatian pada gerakan perut, maka tujuan latihan untuk
memusatkan perhatian telah tercapai.
Namun, kadang-kadang Anda dengan sengaja memandang atau tidak sengaja melihat suatu obyek
penglihatan. Bila ini terjadi, catatlah dalam hati dua-tiga kali, "melihat, melihat, melihat."Lalu kembalilah
menyadari gerakan perut. Misalnya, ada orang muncul dalam bidang penglihatan Anda. Catatlah dalam
batin, "melihat", dua-tiga kali; lalu kembalilah memperhatikan gerakan naik-turun perut.
Apakah Anda kebetulan mendengar suatu suara? Apakah Anda memperhatikannya? Kalau demikian,
catatlah dalam batin, `mendengar, menyimak"; lalu kembali kepada gerakan perut. Tetapi seandainya Anda
mendengar suara keras, seperti salak anjing, orang berbicara dengan keras atau berteriak. Dalam hal itu,
catatlah dalam hati dua-tiga kali, "mendengar"; lalu kembali pada latihan dasar.
Jika Anda lengah dan terlewat tidak mencatat (menyadari) suara keras seperti itu pada saat terjadinya,
Anda mungkin tanpa sadar akan terseret ke dalam perenungan terhadap suara itu, alih-alih memperhatikan
gerakan naik-turun perut, yang mungkin menjadi makin kabur dan kurang nyata. Karena perhatian yang
melemah seperti inilah, berbagai nafsu yang mengotori batin dapat menyelinap masuk, berkembang-biak
dan bertambah kuat.
Bila terjadi perenungan seperti itu, catatlah dalam batin,"merenungkan", dua-tiga kali, lalu kembali
mengamati gerakan naik-turunnya perut.
Bila Anda terlewat tidak mencatat gerakan tubuh, tungkai atau lengan, catatlah,"lupa", lalu kembali
mengamati gerakan perut.
Bila gerakan nafas tidak terasa
Kadang-kadang Anda mungkin merasa bahwa nafas Anda lambat atau gerakan naik-turun tidak jelas
terasa. Bila ini terjadi, dan Anda berada dalam posisi duduk, alihkan perhatian dengan mencatat,"duduk,
menyentuh"; atau, bila Anda berada dalam posisi berbaring, "berbaring, menyentuh". Ketika menyadari
7/31/2019 Meditasi Budha
21/22
sentuhan, jangan melihat sentuhan itu pada satu titik saja, melainkan berpindah-pindahlah dari satu titik ke
titik lain. Terdapat beberapa titik sentuhan yang dapat dirasakan, misalnya: pantat menyentuh alas duduk,
Atabah/Misteri/m.s 38 dari 104
kaki menyentuh paha dalam posisi bersila, kedua telapak tangan yang bertumpukan di atas pangkuan,
kedua ibu jari tangan yang saling menyentuh, lidah menyentuh dinding dalam mulut, bibir atas dan bibir
bawah yang bersentuhan, dsb; pendeknya, sentuhan bisa terasa di seluruh tubuh bila diperhatikan.l
atihan dasar iv
M
engamati gerak-gerik batin
Sampai taraf ini, Anda telah bermeditasi cukup lama. Bila Anda merasa kemajuan Anda tidak
memuaskan, Anda mungkin merasa malas. Janganlah sekali-kali menyerah. Catatlah saja fakta itu, "malas".
Sebelum Anda mencapai konsentrasi dan perhatian yang cukup kuat, Anda mungkin meragukan
kebenaran atau manfaat dari cara meditasi ini. Dalam hal itu, amatilah pikiran itu, dan catat,"ragu-ragu".
Apakah Anda mengharapkan, menginginkan hasil yang baik? Jika ya, amati pikiran itu dan catat,
"mengharapkan, meninginkan".
Apakah Anda mencoba mengingat-ingat apa yang telah Anda lakukan sampai saat ini? Jika ya,
perhatikan pikiran itu dan catat, "mengingat-ingat".
Adakah saat-saat ketika Anda meneliti obyek kesadaran Anda dan mencoba menentukan apakah itu
`batin' atau `jasmani'? Jika ya, amati pikiran itu dan catat,"meneliti".
Apakah Anda kecewa, meditasi Anda tidak memperoleh kemajuan? Jika ya, perhatikan pikiran itu dan
catat, "kecewa".
Sebaliknya, apakah Anda berbahagia, meditasi Anda mengalami kemajuan pesat? Jika ya, amati pikiran
itu dan catat, "berbahagia".
Dengan cara ini Anda mengamati dan mencatat setiap gerak-gerik batin pada saat terjadinya. Jika tidak
ada lagi pikiran atau persepsi yang menyela masuk untuk diamati dan dicatat, kembalilah memperhatikan
gerakan naik-turunnya perut.
Dalam latihan meditasi yang intensif, masa latihan adalah dari saat pertama kali Anda terjaga dari tidur,
sampai saat terakhir sebelum Anda terlelap tidur kembali. Sekali lagi, Anda harus terus-menerus menyadari
dan mengamati latihan dasar (gerakan naik-turun perut) atau setiap gerak-gerik jasmani dan batin pada saat
terjadinya, sepanjang hari dan malam ketika Anda tidak tidur.
Tidak boleh ada pengendoran sedikit pun. Setelah mencapai taraf kemajuan tertentu dalam meditasi,
Anda tidak akan merasa mengantuk sekalipun Anda berlatih meditasi berjam-jam; sebaliknya, Anda malah
dapat terus bermeditasi siang dan malam, dengan sedikit sekali tidur.
ringkasan
Dalam petunjuk singkat ini telah ditekankan bahwa Anda harus mengamati setiap gerak-gerik batin, baik
atau buruk; setiap gerak-gerik jasmani, kecil atau besar; setiap perasaan (perasaan jasmani atau batin),
menyenangkan atau tak menyenangkan; dan seterusnya.
Jika dalam bermeditasi, terdapat saat-saat ketika tidak muncul sesuatu yang khusus untuk diamati,
pusatkan perhatian pada gerakan naik-turunnya perut.
7/31/2019 Meditasi Budha
22/22
Bila Anda harus melakukan kegiatan yang membutuhkan berjalan, maka dengan kesadaran penuh setiap
langkah harus dilakukan, dengan mencatat,"berjalan, berjalan"atau "kiri, kanan".
Tetapi bila Anda bermeditasi sambil berjalan, perhatikan langkah sekurang-kurangnya dalam tiga bagian:
"angkat - maju - taruh".
Siswa yang tekun berlatih siang dan malam, dalam waktu tidak terlalu lama konsentrasinya akan
menguat demikian rupa sampai tercapai taraf awal dari pencerahan tingkat keempat, yakni `pencerahan
(pengalaman langsung) tentang muncul dan lenyapnya segala fenomena'. Dari situ ia dapat berjalan sendiri
menuju tingkat-tingkat pencerahan yang makin lama makin tinggi.*
Atabah/Mism.s 39 dari 104