9
TUGAS FISIOLOGI HEWAN Oleh : Kelompok 3 Mazidatur Rahmah (093204014) Silvia Estuningsih (093204017) Desiana Trisna A. (093204042) Galang Junata H. S. (093204045) Luky Isprianti (093204057)

Mekanisme Regulasi Hormon

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mekanisme Regulasi Hormon

TUGAS FISIOLOGI HEWAN

Oleh : Kelompok 3

Mazidatur Rahmah (093204014)

Silvia Estuningsih (093204017)

Desiana Trisna A. (093204042)

Galang Junata H. S. (093204045)

Luky Isprianti (093204057)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2012

Page 2: Mekanisme Regulasi Hormon

MEKANISME REGULASI HORMON

Mekanisme hambatan umpan balik terdiri dari:

1. Lintasan terbuka

Contoh:

a. Kelenjar pituitari posterior memproduksi hormon antidiuretik yang

digunakan oleh ginjal untuk mereabsorpsi air.

b. Badan sel neurosekretori menghasilkan dua hormon yaitu oksitosin (OT)

dan ADH.

Setelah diproduksi, hormon disiapkan dalam vesikulus sekretori yang

bergerak karena nagkutan akson pada terminal akson dalam pituitari

posterior. Impuls saraf yang menyebar sepanjang akson dan mencapai

terminal akson pemicu eksositosis vesikula sekretori. Oksitosin dan ADH

yang dilepas kemudian berdifusi ke dalam kapiler yang berdekatan. Pasok

darah ke pituitari posterior adalah arteri hipofiseal inferior, turun dari arteri

karoid internal. Dalam pituitari posterior, arteri hipofisial inferior membentuk

pleksus kapiler yang disebut pleksus dari prosesus infundibular. Dari pleksus

ini, hormon melewati vena hipofisisal posterior untuk distribusi ke -sel

jaringan.

Selama dan setelah lahirnya bayi, oksitosin mempunyai dua sasarn

jaringan, yaitu uterus dan buah dada ibu. Selama pelahiran, oksitosin

mempertinggi kontraksi otot polos dinding uterus. Setelah lahir, oksitosin

merangsang pengeluaran air susu dari kelenjar susu dalam menjawab

rangsang mekanik yang diberikan oleh hisapan bayi. Fungsi oksitosin pada

pria dan wanita tidak hamil belum jelas. Namun diperkirakan bertanggung

jawab terhadap timbulnya rasa nikamt selama hubungan seksual. Selama

tugas dalam kelahiran, oksitosin dilepas dalam jumlah besar. Bila tugas

kontraksi mulai, kepala bayi akan memanjangkan leher rahim. Reseptor

regang dalam leher rahim menyampaikan impuls sensori ke hipotalamus.

Impuls saraf menyebabkan pituitari posterior melepaskan oksitosin ke dalam

darah. Kemudian dibawa ke uterus, kontraksi uterus menguat. Karena

kontraksi menjadi kuat, impuls sensori merangsang sintesis dan sekresi

Page 3: Mekanisme Regulasi Hormon

oksitosin lebih banyak. Terjadilah siklus umpan balik positif. Dengan

lahirnya bayi, siklus berhenti karena pelebaran rahim tiba-tiba menyusut.

Perhatikan bahwa masukan bagia siklus adalh neural, meskipun keluaran

bagiansiklus adalah hormonal. Ini salah satu contoh reflex neuroendokrin.

Oksitosin mempengaruhi pengeluaran susu dengan reflex neuroendokrin

lain. Susu dibentuk oleh sel-sel kelenjar buah dada, disimpan sampai bayi giat

mengisap. Rangsangan menyentuh reseptor dalam putting mengawali impuls

sensori pada hipotalamus. Jawabannya, sekresi oksitosin dari pituitari dengan

cepat. Selanjutnya diangkut darah ke kelenjar susu, merangsang sel-sel otot

polos sekeliling sel-sel kelenjar dan saluran, untuk sekresi dan ejeksi air susu.

Urutan ini disebut reflex ejeksi air susu. Ejeksi susu mulai dengan pelan, kira-

kira 30 detik samapi satu menit setelah penyusuan mulai. Dalam kesalahan

ejeksi, bayi dapat tetap memperoleh sepertiga susu. Selama rangsangan

isapan, bisa berupa mendengar tangisan bayi atau sentuhan genital, juga dapat

memicu keluarnya OT dan ejeksi susu. Rangsangan isapan yang

menghasilkan lepasnya OT juga menghambat lepasnya PIH. Ini menyebabkan

naiknya sekresi prolaktin sehingga bisa tetap mempertahankan laktasi.

2. Lintasan tertutup

Di dalam lintasan tertutup terdapat pengaturan produksi hormon yaitu:

umpan balik negatif yang menghambat produksi hormon serta umpan balik

positif yang merangsang produksi hormon. Sistem umpan balik negatif

menurunkan kegiatan sekresi kortikotof, tirotrof, dan gonadotrof bila derajat

hormon kelenjar targetnya naik. Sebagai contoh, bila derajat T3 mulai turun,

jumlah T3 yang mengikat pada reseptor dalam sel-sel hipotalamik yang

mensekresi hormon penglepas tirotropin (TRH) dan dalam tirotrof kelenjar

pituitari anterior yang mensekresi hormon perangsang tiroid (TSH) juga

turun. Penurunan ini mendorong gen (pusat kendali) untuk produksi TRH

dalam hipotalamus dan produksi TSH dalam kelenjar pituitari anterior. Hasil

ini menambah sekresi TSH dan TRH dalam darah. TRH merangsang tirotrof

untuk sekresi TSH dan TSH merangsang sel-sel kelenjar tiroid untuk

mensisntesis dan sekresi T3. Jadi tirotrof dan sel-sel tiroid merupakan efektor

Page 4: Mekanisme Regulasi Hormon

dalam sistem umpan balik negatif. Hasilnya adalah menambah T3 dalam

darah. Bila derajat T3 dalam darah normal, produksi TSH oleh tirotrof turun.

Contoh proses umpan balik

Hypothalamus – menghasilkan RH – menuju adenohypofisis – menghasilkan

SH – menuju target gland – menghasilkan hormone. Jika hormone yang

dihasilkan sudah banyak, target gland – hormone – ke hypothalamus dan atau

adenohypohisis untuk menghambat produksi RH atau SH. Jika hormone yang

dihasilkan kurang, target gland akan merangsang hypothalamus untuk

menghasilkan RH.

Contoh pada proses ovulasi

LH dan FSH diproduksi – berikatan dengan estrogen – estrogen memberi

umpak balik positif – LH meningkat – tidak terjadi umpan balik negatif –

terjadi lonjakan LH – terjadi ovulasi.

Jika tidak sampai terjadi lonjakan LH maka tidak terjadi ovulasi (siklus

anovulatoa). Jika umpan balik terganggu, dapat menyebabkan terjadi

akromegali atau gigantisme.

Gambar 1. Mekanisme Regulasi Hormon

Page 5: Mekanisme Regulasi Hormon

Mekanisme regulasi hormon lintasan tertutup dibagi menjadi 2:

a. Lintasan tertutup panjang

Contohnya:

1) Adenohiphofisis memproduksi hormon TSH. Thyroid stimulating

hormone (TSH), atau thyrotrophic hormone. TSH berperan

merangsang pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid (terletak di

daerah leher) untuk mensekresikan hormon tiroksin. Sintesis dan

sekresi TSH diatur oleh TRH (dahulu dikenal sebagai TSH-RF,

thyroid stimulating hormone releasing factor) dari hipotalamus. Kadar

tiroksin darah akan memberikan umpan-balik negatif (negatif

feedback) ke pituitaria dan hipotalamus.

2) PRL (Prolaktin) berperan merangsang pertumbuhan kelenjar susu dan

sintesis pogesteron oleh korpus luteum pada beberapa spesies hewan.

Sekresi PRL dihambat oleh PIF (dahulu dikenal sebagai PRL-IF,

Prolactin Inhibting Factor) yang dihasilkan oleh hipotalamus.

3) Adrenocorticotrophic hormone (ACTH) berperan merangsang

steroidogenesis di dalam kortek adrenal.

4) LH. Pada wanita, LH berperan merangsang ovulasi, perkembangan

(diferensiasi) sel granulosa menjadi sel luteal (koprus luteum), dan

produksi progesteron. Pada laki-laki, LH berperan merangsang testis

untuk mensintesis testosteron. Sekresi LH dirangsang oleh GnRH

(dahulu dikenal sebagai LH-RF, Luteinizing Hormone-Releasing

Factor) yang dihasilkan oleh hipotalamus.

b. Lintasan tertutup pendek

Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa

diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung,

terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah:

Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon

terhadap gula dan asam lemak

Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat

Page 6: Mekanisme Regulasi Hormon

Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan

respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf

parasimpatis.

Page 7: Mekanisme Regulasi Hormon

Sumber :Soewoto, dkk. 2003. Fisiologi Manusia.Malang: Universitas Negeri Malang