25
Mekanisme Sensorik Pada Manusia Kelompok: A8 Anggota Kelompok: Kelompok A8 Nama NIM Tanda Tangan Aba Madonna Sallao (Ketua kelompok) 102014013 Christovani Cesar 102010329 Anthony Djohary 102013031 Diana Annisa 102013060 Jessica Oswari 102014034 Elma Ekan Fitria Husain 102014055 Eri Aprillia 102014130 Dicky Febrian 102014162 Naomi Constantia 102014205 Alat dan bahan yang digunakan 1. 3 Waskom dengan air bersuhu 20 0 , 30 0 ,40 0 2. Air bersuhu 50 0 3. Gelas beker dan termometer kimia 4. Es 5. Alkohol atau eter 6. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut frey + jarum

Mekanisme Sensorik Pada Manusia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

Page 1: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

Mekanisme Sensorik Pada Manusia

Kelompok: A8

Anggota Kelompok:

Kelompok A8

Nama NIM Tanda Tangan

Aba Madonna Sallao

(Ketua kelompok)

102014013

Christovani Cesar 102010329

Anthony Djohary 102013031

Diana Annisa 102013060

Jessica Oswari 102014034

Elma Ekan Fitria Husain 102014055

Eri Aprillia 102014130

Dicky Febrian 102014162

Naomi Constantia 102014205

Alat dan bahan yang digunakan

1. 3 Waskom dengan air bersuhu 200, 300,400

2. Air bersuhu 500

3. Gelas beker dan termometer kimia

4. Es

5. Alkohol atau eter

6. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut frey + jarum

7. Pensil + jangka + pelbagai jenis amplas + benda benda kecil + bahan bahan pakaian

8. Mistar pengukur waktu reaksi

Page 2: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

Percobaan I: Perasaan Subyektif Panas dan Dingin

Pasien Simulasi: Anthony Djohary

Cara Kerja

1. Sediakan 3 waskom yang masing-masing berisi air dengan suhu kira-kira 200, 300,

dan 400.

2. Masukkan tangan kanan ke dalam air bersuhu 200 dan tangan kiri ke dalam air

bersuhu 400 untuk ± 2 menit.

3. Catat kesan apa yang saudara alami.

4. Kemudian masukkan segera kedua tangan itu serentak ke dalam air bersuhu 300

C. Catat kesan apa yang saudara alami.

5. Tiup perlahan-lahan kulit punggung tangan yang kering dari jarak ± 10 cm.

6. Basahi sekarang kulit punggung tangan tersebut dengan air dan tiup sekali lagi

dengan kecepatan seperti di atas. Bandingkan kesan yang saudara alami antara

hasil tiupan pada nomor 5 dan nomor 6.

7. Olesi sebagian kulit punggung tangan dengan alkohol atau eter. Kesan apa yang

saudara alami?

Hasil Percobaan

I. Perasaan Subyektif Panas dan Dingin

Kesan 1 : Untuk waskom bersuhu 200 = dingin (hanya 1 tangan)

Untuk waskom bersuhu 400 = panas (hanya 1 tangan)

Ketika kedua tangan dimasukkan ke dalam waskom yang bersuhu 300, maka tangan yang

sebelumnya berada pada waskom bersuhu 200 akan terasa panas, sedangkan tangan yang

sebelumnya berada pada waskom bersuhu 300 akan terasa dingin.

Kesan 2 : Setelah punggung tangan dibasahi dengan air dan ditiup perlahan-lahan,

punggung tangan terasa lebih dingin dibandingkan sebelum dibasahi dengan air

Kesan 3 : Setelah punggung tangan diolesi dengan alkohol/eter dan ditiup, punggung

tangan terasa lebih dingin dibandingkan setelah dibasahi dengan air. (alkohol/eter sangat

mudah menguap apabila sudah berkontak dengan udara luar)

Page 3: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

Pembahasan

Panca indra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan

tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa

(sensory impression) dari organ indra menuju otak, dimana perasaan itu di tafsirkan. Dalam

segala hal, serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus guna

mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas itu ddimana setisp organ berhubungan. Terdapat

empat sensasi kulit : raba-tekan (tekanan adalah rabaan yang ditahan agak lama), dingin, hangat,

dan nyeri. Representasi dari berbagai sensasi di kulit ini bersifat pungtata. Ketika kulit dipetakan

secara cermat dan di gambar garis setiap milimeternya, sensasi akan timbul dari titik-titik yang

terletak di atas reseptor raba. pasti).1

Temperatur reseptor/ thermoreseptor merupakan free nerve ending yang terletak pada dermis,

otot skeletal, liver, hipotalamus. Reseptor dingin tiga/ empat kali lebih banyak daripada reseptor

panas. Tidak ada strukur yang membedakan reseptor dingin dan panas. Sensasi temperatur

diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri. Mereka dikirim terlebih dahulu ke

formasio retikularis, thalamus dan korteks primer sensoris. Thermoreseptor merupakan phasic

reseptor, yang akan segera aktif bila temperatur berubah, tetapi cepat beradaptasi sehingga

menjadikan temperatur tubuh cepat stabil. Kulit manusia itu sendiri, memiliki daerah peka-

dingin dan daerah peka-panas yang terpisah. Daerah peka-dingin terdapat empat sampai sepuluh

kali lebih banyak dibandingkan dengan daerah peka-panas. Reseptor dingin berespon terhadap

suhu 10-38 C, dan reseptor panas terhadap suhu dari 30-45 C. aferen untuk suhu dingin adalah⁰ ⁰

serabut C dan Aδ, sedangkan eferen untuk panas adalah serabut C. Karena organ indra terletak

didaerah sub-epitel, suhu jaringan subkutis lah yang menentukan respon. Benda logam dingin

terasa lebih dingin dibandingkan dengan benda kayu dengan suhu sama, karena logam

menghantarkan panas ke luar kulit lebih cepat sehingga menyebabkan jaringan sub kutis lebih

dingin.

Page 4: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

Percobaan II: Tititk-Titik Panas, Dingin, Tekan, dan Nyeri di Kulit

Pasien simulasi: Dicky Febrian

Tujuan: untuk mengetahui titik-titik panas, dingin, tekan, dan panas yang ada pada telapak

tangan

Cara kerja:

1. Letakkan punggung tangan kanan saudara di atas sehelai kertas dan tarik garis

pada pinggir tangan dan jari-jari sehingga terdapat lukisan tangan.

2. Pilih dan gambarkan di telapak tangan itu suatu daerah seluas 3x3cm dan

gambarkan pula daerah itu di lukisan tangan pada kertas. Kotak 3x3cm, dibuat

lagi menjadi 12x12 kotak, jadi jumlah kotak 144 kotak kecil.

3. Tutup mata OP dan letakkan punggung tangan kanannya sampai di meja.

4. Selidikilah secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang memberikan

kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan menggunakan kerucut

kuningan yang telah dipanasi. Cara memanasi kerucut kuningan yaitu dengan

menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam air panas

bersuhu 50°C. Tandai titik-titik panas yang diperoleh dengan tinta.

5. Ulangi penyelidikan yang serupa pada no.4 dengan kerucut kuningan yang telah

didinginkan. Cara mendinginkan kerucut kuningan yaitu dengan

menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang telah direndam

dalam air es. Tandai titik-titik dingin yang diperoleh dengan tinta.

6. Selidiki pula menurut cara di atas titik-titik yang memberi kesan tekan dengan

menggunakan estesiometer rambut Frey dan titik-titik yang memberikan kesan

nyeri dengan jarum.

7. Gambarkan dengan simbol yang berbeda semua titik yang diperoleh pada lukisan

tangan di kertas.

Pembahasan

Setelah dilakukan percobaan dapat di lihat telapak tangan memiliki lebih dari satu respon

terhadap empat jenis rangsangan yang berbeda yaitu panas,dingin, tekan, dan nyeri. Hal ini dapat

terjadi karena telapak tangan terdapat banyak reseptor dengan ujung saraf yang bebas. Titik

Page 5: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

reseptor berada terpisah dan berbeda dan bekerja menurut fungsi masing-masing. Rangsangan

panas hanya di rasakan pada reseptor panas yang berada di ujung ruffini, sedangkan rangsangan

dingin berada di badan Krause , rangsangan tekan padan badan paccini, dan rangsang nyeri yang

berasal dari ujung-ujung saraf yang tidak bermielin

Pada saat diberikan rangsangan panas dan dingin dititik yang sama maka akan sulit untuk

membedakan rasa pada rangsangan tersrbut. Itu diakibatkan karena terletak reseptor rasa dingin

yang lebih superficial dibandingkan dengan reseptor rasa panas.

Gambar 1, titik-titik panas, dingin, tekan, dan panas yang ada pada telapak

Page 6: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

Percobaan III: Rangsang taktil

Pasien Simulasi: Dicky Febrian

Hasil:

Ujung Jari Telapak Tangan Lengan Bawah Lengan Atas Tengkuk

0,3 0,5 1,3 2 1

Pembahasan:

Dalam hasil percobaan dapat disimpulkan dalam organ tubuh manusia terdapat banyak reseptor

dengan serabut saraf sensorik. Kita dapat merasakan titik dimana rangsangan diterima karena

masing-masing titik rangsangan akan mengenai reseptor pada neuron yang berbeda sehingga

otak dapat membedakan titik rangsangan tersebut. Pada ujung jari memiliki jarak yang paling

pendek, karena ujung jari memiliki kepekaan peraba yang sangat besar, sedangkan pada lengan

atas memiliki jarak yang paling jauh, karena memiliki kepekaan peraba yang rendah. Rangsang

taktil akan diterima oleh reseptor mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespon terhadap perubahan

bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi.

Lokalisasi taktil dilakukan dengan cara meminta pasien simulasi untuk menunjuk bagian kulit

yang baru di sentuh dengan ujung pensil.

Kita dapat menyadari adanya sentuhan, tekanan, temperature, atau nyeri karena thalamus otak

kita dapat mendeteksinya, namun korteks somatosensory kita lah yang lebih berperan penting

karena selain dapat mengenali rangsangan-rangsangan nkorteks somatosensory juga dapat

memberikan persepsi yang lengkap akan sensasi-sensasi yang dirasakan. Thalamus

menyebabkan kita dapat menyadari sesuatu yang panas mengenai tubuh, tapi tidak dapat

memberitahukan dimana atau seberapa kuat intensitas panas tersebut. Jadi fungsi korteks

somatosensory adalah untuk melokalisasikan sumber input sensori dan memberitahukan

intensitas stimulus tersebut.2

Percobaan IV: Diskriminasi Taktil

Page 7: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

Pasien Simulasi: Elma Ekan Fitria Husain

Tujuan: Untuk mengetahui titik atas ambang dan titik bawah ambang secara simultan

(secara bersama) dan suksesif (secara berangsur).

Cara kerja:

Tentukan secara kasar ambang membedakan dua titik untuk ujung jari dengan menempatkan

kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada kulit ujung jari.

Dekatkan kedua ujung jangka itu sampai di bawah ambang dan kemudian jauhkan berangsur-

angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat dibedakan sebagai 2 titik.

Ulangi percobaan ini dari suatu jarak permulaan di atas ambang. Ambil angka ambang

terkecil sebagai ambang diskriminasi taktil tempat itu.

Lakukan percobaan di atas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan kedua ujung

jangka secara berturut-turut (suksesif).

Tentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksesif) ambang membedakan dua titik

ujung jari, tengkuk dan pipi. Catat apa yang saudara alami.

Hasil percobaan :

Secara simultan

Percobaan pada ujung jari

- Pada jarak 0,7cm: 2 titik

- Pada jarak 0,4cm: 2 titik

- Pada jarak 0,3cm: 1 titik

Percobaan pada tengkuk

- Pada jarak 1,5cm: 2 titik

- Pada jarak 1cm: 2 titik

- Pada jarak 0,5cm: 2 titik

- Pada jarak 0,4cm: 2 titik

- Pada jarak 0,3cm: 2 titik

- Pada jarak 0,2cm: 1 titik

Percobaan pada pipi

Page 8: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

- Pada jarak 1,5cm: 2 titik

- Pada jarak 1cm: 2 titik

- Pada jarak 0,8cm: 2 titik

- Pada jarak 0,7cm: 1 titik

- Pada jarak 0,6cm: 1 titik

Secara suksesif

Percobaan pada ujung jari

- Pada jarak 1cm: 2 titik

- Pada jarak 0,6cm: 2 titik

- Pada jarak 0,4cm: 2 titik

- Pada jarak 0,3cm: 2 titik

- Pada jarak 0,2cm: 1 titik

Percobaan pada tengkuk

- Pada jarak 1,5cm: 2 titik

- Pada jarak 1cm: 2 titik

- Pada jarak 0,5cm: 2 titik

- Pada jarak 0,4cm: 2 titik

- Pada jarak 0,3cm: 1 titik

Percobaan pada pipi

- Pada jarak 1,5cm: 2 titik

- Pada jarak 1cm: 2 titik

- Pada jarak 0,6cm: 2 titik

- Pada jarak 0,5cm: 1 titik

Pembahasan:

Reseptor taktil atau raba adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespon terhadap

perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan

potensial aksi. Pemeriksaan diskriminasi 2 titik adalah pemeriksaan yang biasa digunakan untuk

mengukur sensitifitas seseorang terhadap stimulus taktil, caranya adalah dengan melihat apakah

ia mampu untuk membedakan sentuhan pada 2 titik secara simultan dan suksesif.3 Jarak

Page 9: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

minimum dimana stimulus dikenali sebagai 2 titik berbeda atau yang dikenal sebagai ambang 2

titik dapat bervariasi tergantung dari lokasi tubuh. Bagian tubuh yang berbeda memiliki

ketajaman taktil yang berbeda pula, contohnya ujung jari, wajah dan ujung kaki yang paling

tajam. Jarak 2 titik normalnya biasanya adalah 2-3 mm pada ujung jari. Hal ini dikarenakan

semakin sempit medan reseptif dalam suatu daerah, semakin tinggi ketajaman atau kemampuan

diskriminasi. Di ujung jari, diperkirakan terdapat 17.000 mekanoreseptor taktil. Sebaliknya, kulit

di siku hanya disarafi oleh ujung sensorik yang relatif sedikit dengan medan reseptif yang lebih

luas. Dua rangsangan akan dianggap sebagai satu ketika kedua rangsangan jatuh dalam medan

reseptif yang sama.4

Percobaan V: After image

Pasien Simulasi: Dicky Febrian

Tujuan: untuk mencari tahu apakah ada rasa after image pada OP

Cara kerja :

1. Meletakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga kanan dan membiarkannya

selama dilakukannya percobaan ke 4

2. Setelah percobaan 4 selesai dilakukan, pensil diangkat oleh teman satu kelompok dan

memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan setelah pensil diambil

Hasil Percobaan:

Yang dirasakan setelah pensil diambil ialah terasa seperti pensil tersebut masih ada

ditempat semula (diantara kepala dan daun telinga)

Pembahasan:

Saat pertama pensil diletakan di antara kepala dan daun telinga terdapat rangsangan yang

diberikan pada kulit kulit daerah tersebut. Setelah lama dibiarkan, kulit di daerah tersebut telah

mengalami adaptasi terhadap rangsangan yang ada (pensil). Salah satu peran dari adanya

perasaan after image adalah karena adanya hubungan sirkuit neural tipe reverberasi sehingga

terjadinya efek rangsangan berulang. Rangsangan berulang atau umpan balik ini ditujukan untuk

Page 10: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

merangsang kembali sirkuit yang sama sehingga sirkuit itu dapat mengeluarkan letupan

berulang-ulang untuk waktu yang lama. Umpan balik positif ini dapat terjadi apabila suatu

neuron memiliki percabangan ke neuron lain yang memiliki percabangan yang menuju kembali

ke neuron sebelumnya (reverberasi).5

Percobaan VI: Daya Membedakan berbagai Sifat Benda

a. Kekasaran permukaan benda

Cara kerja:

1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba permukaan amplas

yang mempunyai derajat kekasaran yang berbeda.

2. Perhatikan kemampuan orang percobaan dalam membedakan derajat

kekasaran.

Hasil percobaan

Orang percobaan berhasil membedakan derajat kekasaran amplas dari tingkat

kekasaran rendah ke tinggi.

b. Bentuk benda

Cara kerja:

1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan untuk memegang benda-benda

kecil yang saudara berikan ( pensil, penghapus, rautan, koin dan lain-lain)

2. Suruh orang percobaan menyebutkan nama dan bentuk benda itu.

Hasil percobaan

Dari benda-benda yang digunakan antara lain tutup pen, pas foto, tip-x, dan kotak

isi pensil, orang percobaan berhasil menyebutkan nama dan bentuk benda-benda

tersebut dengan keadaan mata tertutup.

c. Bahan pakaian

Cara kerja:

Page 11: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba bahan-bahan

pakaian yang saudara berikan

2. Suruh orang percobaan setiap kali menyebutkan jenis/sifat bahan yang

dirabanya itu.

3. Perhatikan sejauh mana kemampuan orang percobaan dalam membedakan

setiap jenis dan bahan pakaian yang ada

4. Sebutkanlah kemampuan fisiologis manusia dalam membedakan sifat benda

(ukuran, bentuk, berat, permukaan dan lain-lain).

Hasil Percobaan

Dari hasil percobaan, orang percobaan mampu mengurutkan bahan pakaian dari

yang kasar sampai dengan yang halus dan bergelombang.

Pembahasan

Secara fisiologis manusia memiliki kemampuan mengidentifikasi suatu objek

dengan memegang tanpa perlu melihatnya. Kemampuan ini dikenal dengan

kemampuan stereognosis.6 Orang normal dapat dengan mudah benda-benda seperti

kunci dan koin dan bermacam –macam nilai. Kemampuan ini jelas bergantung pada

keutuhan sensasi sentuh dan tekanan. Kemampuan ini dapat mengalami gangguan

jika columna dorsalis mengalami kerusakan.

Kemampuan ini juga mempunyai kemampuan korteks yang besar, gangguan pada

kemampuan stereognosis atau astereognosis/stereoagnosis adalah suatu gejala awal

adanya kerusakan pada korteks serebri dan gangguan ini kadang-kadang timbul tanpa

adanya defek pada sensasi sentuh dan tekan apabila terdapat lesi pada lobus parietalis

posterior dan gyrus pascasentralis.

Percobaan VII: Tafsiran sikap

Pasien Simulasi: Elma Ekan Fitria Husain

Page 12: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

Tujuan: Mengetahui tafsiran sikap pada OP

Langkah kerja:

1. Suruh OP duduk dan tutup mata.

2. Pegang dan gerakan secara pasif lengan bawah OP ke dekat kepalanya, ke dekat dadanya,

ke dekat lututnya, dan akhirnya gantungkan di sisi badannya.

3. Tanyakan setiap kali sikap dan lokasi lengan OP.

4. Suruh OP dengan telunjuknya menyentuh telinga, hidung, dan dahinya dengan perlahan-

lahan setelah setiap kali mengangkat lurus lengannya.

5. Perhatikan apakah ada kesalahan

6. Bila OP membuat kesalahan dalam melokalisasikan tempat-tempat yang diminta, apa

nama kelainan neurologis yang dideritanya?

Hasil Percobaan:

Dengan keadaan mata tertutup, OP dapat melakukan gerakan pasif sesuai dengan

pengarahan dari seorang yang lain. Dalam percobaan ini, gerakan pasif yang OP lakukan dengan

pengarahan dari teman lain adalah lengan bawah OP di dekatkan ke kepalanya, lalu ke dekat

dada, kemudian ke dekat lututnya, lalu akhirnya menggantungkan di sisi badannya.

Dengan keadaan mata tertutup juga, OP dapat melakukan kegiatan yang diperintahkan

oleh seorang lainnya dengan baik. OP disuruh untuk menyentuh leher, telinga, hidung, dan

dahinya dengan perlahan-lahan setelah setiap kali mengangkat lurus lengannya.

Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa OP tidak menderita Dysdiadochokinesis, yaitu

kelainan neurologis di mana seseorang tidak dapat melokalisasikan tempat-tempat yang diminta.

Pembahasan

Respon-respon tersebut ditentukan oleh sebuah mekanisme dimana mekanisme tersebut

adalah pemrosesan informasi yang ditransmisikan oleh serat-serat saraf otak dari berbagai

reseptor yang terletak di seluruh tubuh (mekanisme sensorik). Sensasi-sensasi tersebut

diklasifikasikan menjadi indera kutan, viseral, olfaktorius, penciuman, visual, pendengaran dan

Page 13: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

posisi.Tiga komponen dari mekanisme sensori adalah organ pengindera atau reseptor, jaras

sensoris ke otak dan area sensoris otak di korteks serebri.7

Mekanisme sensorik yang terjadi dalam tubuh kita umumnya adalah sebagai berikut

(seperti yang telah dipelajari pada blok sebelumnya) yaitu adanya stimulus mengaktifkan voltage

gated channel yaitu kanal ion terbuka. Kemudian terjadi perpindahan ion (Na+ ke dalam dan K+

keluar).Perpindahan ini mengakibatkan perubahan potensial membran berupa 3 event

(depolarization, repolarization, dan hyperpolarization).Akhirnya terjadi fluktuasi yaitu perubahan

dari nilai normal yang berfungsi sebagai sinyal listrik.Penghantaran impuls sensorik ini berkaitan

dengan sistem pompa ion dalam tubuh.Terjadinya potensial membran sel akibat perbedaan

distribus ion Na, K, dan anion.8

Fluktuasi yang dimaksud memiliki 2 bentuk dasar yaitu :8

Gradded Potential : Terjadi sesaat, perubahan lokal potensial membran. Intensitas

berkurang sesuai dengan jarak yang ditempuhnya. Besarnya potensial bergantung pada

kekuatan stimulus yang diberikan. Graded potensial yang cukup besar (mencapai

Threshold / ambang) dapat menginisiasi Action potential. Arus yang terjadi segera

menghilang akibat kebocoran membran plasma. Graded potential hanya dapat berjalan

pada jarak yang dekat.

Action Potential : Berfungsi sebagai sinyal jarak jauh. Memungkinkan komunikasi jarak

jauh. Penjalaran impuls satu arah dari asal stimulus. Memiliki komponen Depolarisasi

yaitu perubahan potensial dari -70mV menjadi +30mV akibat adanya influx Na+ ,

Repolarisasi yaitu potensial membran kembali ke potensial istirahat dari +30mV menjadi

-70mV akibat adanya efflux K+, Hyperpolarisasi / undershoot yaitu potensial menjadi

lebih negatif daripada potensial istirahat akibat perpindahan ion kalium.

Sensasi taktil mencakup pengenalan akan sentuhan, tekanan, dan getaran oleh tubuh. Sensasi

tersebut diperantarai oleh reseptor taktil yang berbeda lokasinya sebagai contoh reseptor

sentuhan terletak pada atau dekat kulit sementara reseptor tekanan lebih dalam ke jaringan.9

Reseptor taktil adalah mekanoreseptor, sel yang berespon terhadap deformasi fisik dan kompresi

dengan depolarisasi yang menyebabkan potensial reseptor. Oleh karena itu, apabila dikaitkan

dengan pembahasan akan mekanisme sensori sebelumnya maka apabila ada rangsangan yang

kuat yang menyebabkan depolarisasi kuat dapat mengaktifkan serabut saraf pada reseptor yang

dapat menyebabkan terjadinya potensial aksi.8,9

Page 14: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

Ada 6 jenis reseptor taktil,  yaitu:9

Ujung saraf bebas

Reseptor yang berespon terhadap sentuhan dan dijumpai di seluruh kulit. Ujung saraf bebas juga

berespon terhadap stimulus rasa nyeri.

Badan Meissner

Reseptor sentuhan yang dijumpai di area tubuh yang tidak dijumpai rambut terutama pada ujung

jari atau bibir.Reseptor ini memungkinkan diskriminasi tepat mengenai lokasi sentuhan.

Ujung lebar

Berkaitan dengan Badan Meissner namun terletak pada bagian tubuh yang berambut.Reseptor ini

memberi informasi mengenai sentuhan yang kontinu, yang berespon dengan sinyal yang kuat

apabila sentuhan dilakukan dan berlanjut dengan sinyal lemah apabila sentuhan tersebut masih

ada.Reseptor ini memungkinkan diskriminasi halus mengenai lokasi dan kualitas sentuhan.

Reseptor End- Organ rambut

Reseptor pada bagian dasar folikel rambut yang berfungsi sebagai reseptor sentuhan.

Reseptor End- Organ ruffini

Serabut saraf yang terletak di bawah kulit dan jaringan dibawahnya.Reseptor ini mencetuskan

potensial aksi terus menerus sebagai respon terhadap deformasi.End organ ruffini terdapat di

sendi dan memberikan informasi mengenai sendi dan gerakan.

Badan Paccini

Serabut yang cepat beradapatasi dan terletak di bawah kulit dan organ lain, misalnya pada penis,

klitoris dan puting. Badan Paccini mencetuskan potensial aksi dengan cepat apabila terjadi

sentuhan, terutama sentuhan yang melibatkan tekanan, getaran berfrekuensi tinggi dan

beradaptasi dengan cepat.

Sementara itu pada sensasi suhu, diketahui melalui reseptor spesifik hangat dan dingin

yang terletak di bawah kulit. Reseptor dingin umumnya lebih banyak daripada reseptor

hangat.9 Reseptor nyeri juga berpengaruh pada sensasi suhu, hal ini dapat kita rasakan apabila

berada pada tempat yang terlalu dingin atau terlalu panas maka akan menimbulkan rasa nyeri.

Reseptor suhu bukanlah mekanoreseptor melainkan reseptor yang diaktifkan oleh senyawa kimia

oleh zat yang dihasilkan sel akibat metabolism tubuh sebagai respon terhadap suhu.9

Alkohol atau CH3COOH merupakan nama dari asam asetat yaitu larutan senyawa yang

bersifat asam. Alkohol atau asam asetat dalam suhu ruangan berwujud cair dan memiliki titik

Page 15: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

didih yang cukup tinggi dibandingkan eter. Ketika alkohol atau asam asetat bersentuhan dengan

kulit dan kemudian diberikan tiupan akan timbul sensasi dingin akibat reaksi oksidasi alkohol

yaitu reaksi pengikatan oksigen.

Refleks after image atau refleks pengiringan adalah sebuah gambaran atau bayangan atau

perasaan yang masih tertinggal setelah adanya ransangan. Refleks pengiringan dapat dikatakan

positif terjadi disebabkan oleh reseptor yang dirangsang terus menerus dan proses pada neuron

yang diikuti oleh stimulus yang berkelanjutan dan biasanya bertahan tidak lama.10

Percobaan VIII: Waktu Reaksi

Pasien Simulasi: Dicky Febrian

Tujuan: Untuk mencari waktu reaksi seseorang

Cara kerja:

1. Suruh pasien simulasi duduk dan meletakkan lengan bawah dan tangan kanannya di tepi

meja dengan ibu jari dan telunjuk berjarak 1 cm siap untuk menjepit.

2. Pemeriksa memegang mistar pengukur waktu reaksi pada titik hitam dengan

menempatkan garis tebal di antara dan setinggi ibu jari dan telunjuk PS tanpa menyentuh

jari-jari PS.

3. Dengan tiba-tiba pemeriksa melepaskan mistar tersebut dan PS harus menangkapnya

selekas-lekasnyas. Ulangi latihan sebanyak ini 5 kali.

4. Tetapkan waktu reaksi PS (rata-rata dari ke 5 hasil yang diperoleh)

5. Apa yang menentukan waktu reaksi seseorang?

Hasil Percobaan:

1. 0,282. 0,233. 0,194. 0,205. 0,20

Rata-rata dari 5 kali percobaan adalah 0,22

Page 16: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

Pembahasan

Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan untuk menjawab rangsang yang disadari, merupakan

waktu mulai melihat (menerima) lalu diterima oleh otak (disadari), berpikir (mengingat,

memerlukan program), memilih alternatif, memerintah otot agar memendek.

Hal ini sering terjadi di Laboratorium, sedang dilapangan lebih sering disebut sebagai waktu

bergerak. Waktu bergerak adalah waktu yang dipakai untukmenjawab rangsang yang datang dan

jawaban tersebut lebih merupakan jawaban yang telah dipilih sesuai dengan kontrol program

yang telah ada dibenaknya. Waktu reaksi/bergerak bagi pemain tenis memerlukan kecermatan

mata, motor learning, motor program, perhatian. Gerakan bola mata harus cepat, sebab kalau

tidak maka ia akan terlambat memberikan jawaban. Gerak merupakan pola koordinasi yang

sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya

terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.

Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor ke saraf sensori lalu dibawa

ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, Kemudian hasil olahan oleh otak berupa tanggapan

dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks

berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa

memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak

atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.

Kesimpulan

Dari hasil percobaan, dapat disimpukan bahwa pasien simulasi memiliki waktu dan hasil

penggunaan mekanisme sensorik yang berbeda-beda tetapi semuanya berlangsung secara normal.

Daftar Pustaka

Page 17: Mekanisme Sensorik Pada Manusia

1. Pearce.EC.Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia; 2004. Hal

310.

2. Hall JE. Buku saku fisiologi kedokteran. 11th Ed. Jakarta: EGC; 2009. Hal 369-

78.

3. Ginsberg L. Lecture notes: neurology. 8th ed. Jakarta: Erlangga; 2005. Hal 53.

4. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC; 2009, Hal 207.

5. Sherrington C. The Integrative Action of the Nervous System; 1947, Hal 27-33

6. Ganong W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC, 2008

7. Anderson PD. Anatomi dan Fisiologi tubuh manusia; latihan dan panduan

belajar. Jakarta: EGC; 1996.

8. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11st ed. Pennsylvania:

Elsevier Saunder; 2006.

9. Corwin EJ. Patofisiologi: buku saku. Jakarta: EGC; 2009.

10. Corsini R. The dictionary of Phychology. New York: Brunner-Routledge; 2002