5
Memperkirakan Kemungkinan Jatuh pada Parkinson Disease Salah satu manifestasi gangguan sendi pada Parkinson Disease (PD) adalah terjatuh. Hal ini sering terjadi dan biasanya terjadi pada stage awal penyakit. Terjatuh merupakan tanda-tanda kerusakan substansial, misalnya karena trauma atau kehilangan keseimbangan. Dalam makalah Neurology ini, Kerr et al. meneliti secara prospektif bagaimana berbagai metode pengukuran dapat memperkirakan kemungkinan jatuh pada pasien PD stage awal. Hasilnya, memberikan kontribusi penting mengenai patofisiologi penyebab terjatuh pada populasi ini. Setelah follow-up selama 6 bulan, 48% pasien jatuh paling tidak sekali (separuhnya jatuh lebih dari sekali), hal ini menunjukkan seringnya kejadian terjatuh secara relatif pada pasien dengan perbaikan motorik sedang. Beberapa instrumen dirancang untuk memperkirakan kejadian jatuh pada populasi geriatri secara umum, antara lain Physiological Profile Assessment (PPA) dan Functional Reach Test, dilaporkan tidak tepat untuk memperkirakan kemungkinan terjatuh. Tes yang menunjukkan defisit PD secara spesifik, antara lain Unified Parkinson’s Disease Rating Scale (UPDRS), kuisioner Freezing of Gait ( FOG), dan peningkatan goyangan badan (bagian dari tes PPA), memiliki nilai prediksi yang paling besar. Fokus penelitian ini

Memperkirakan Kemungkinan Terjatuh Pada Parkinson Disease

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Memperkirakan Kemungkinan Terjatuh Pada Parkinson Disease

Memperkirakan Kemungkinan Jatuh pada Parkinson Disease

Salah satu manifestasi gangguan sendi pada Parkinson Disease (PD)

adalah terjatuh. Hal ini sering terjadi dan biasanya terjadi pada stage awal

penyakit. Terjatuh merupakan tanda-tanda kerusakan substansial, misalnya karena

trauma atau kehilangan keseimbangan.

Dalam makalah Neurology ini, Kerr et al. meneliti secara prospektif

bagaimana berbagai metode pengukuran dapat memperkirakan kemungkinan jatuh

pada pasien PD stage awal. Hasilnya, memberikan kontribusi penting mengenai

patofisiologi penyebab terjatuh pada populasi ini. Setelah follow-up selama 6

bulan, 48% pasien jatuh paling tidak sekali (separuhnya jatuh lebih dari sekali),

hal ini menunjukkan seringnya kejadian terjatuh secara relatif pada pasien dengan

perbaikan motorik sedang. Beberapa instrumen dirancang untuk memperkirakan

kejadian jatuh pada populasi geriatri secara umum, antara lain Physiological

Profile Assessment (PPA) dan Functional Reach Test, dilaporkan tidak tepat

untuk memperkirakan kemungkinan terjatuh. Tes yang menunjukkan defisit PD

secara spesifik, antara lain Unified Parkinson’s Disease Rating Scale (UPDRS),

kuisioner Freezing of Gait ( FOG), dan peningkatan goyangan badan (bagian dari

tes PPA), memiliki nilai prediksi yang paling besar. Fokus penelitian ini terletak

pada prediktor sensorimotor kejadian terjatuh dan satu-satunya alat kognitif yang

diukur adalah Mini-Mental State Examination dan UPDRS bagian I. Tes ini

digunakan untuk melihat adanya kemungkinan defisit kognitif, misalnya eksekutif

dan attensi, yang dapat memperkirakan kejadian jatuh pada PD. Penulis

menyimpulkan dari kombinasi 5 macam tes yang secara besama-sama

menghasilkan angka sensitivitas 73% dan spesifitas 84% dalam memprediksi

kejadian jatuh pada pasien PD.

Apakah tes-tes ini berguna secara klinis untuk memprediksi kejadian jatuh

pada pasien PD?

Saat ini, pencegahan kejadian jatuh pada PD dibahas melalui pendekatan

multidisiplin ataupun individual, sebagai contoh program rehabilitasi, latihan, dan

alat bantu jalan.

Page 2: Memperkirakan Kemungkinan Terjatuh Pada Parkinson Disease

Gangguan berjalan dan terjatuh pada PD seringkali kurang berespon dengan terapi

yang pada prinsipnya diberikan untuk mengurangi akinesia atau ”off time”,

diantaranya pengobatan dopamin dan stimulasi nukleus subtalamikus. Kerr et al.

tidak menemukan perbedaan yang signifikan pada terapi dopaminergik antara

kelompok fallers dan non fallers untuk mengurangi kejadian akinesia atau ’off

time’ . Hasil yang serupa juga didapatkan pada penelitian PET, tidak ditemukan

perbedaan signifikan pada deplesi dopamin striatal antara kelompok fallers dan

non fallers pada pasien PD.

Di sisi lain, tampaknya terdapat jalur alternatif yang dapat memproduksi

gerakan bahkan pada pasien PD yang tidak bisa bergerak sama sekali. Salah satu

contohnya adalah pada paradoksikal kinesis, suatu kemampuan yang timbul

mendadak berupa gerakan akinesia ketika pasien PD berada pada keadaan bahaya

yang datang tiba-tiba, seperti kemampuan untuk menghindari api atau

menghindari sebuah kendaraan yang akan menabraknya. Paradoksikal akinesis

kemungkinan terjadi melalui mekanisme nondopaminergic. Adanya rangsangan

eksternal yang kuat dapt mengubah pasien, yang mengalami rigiditas, sebagai

orang yang mampu berlari, menggiring bola, bahkan naik sepeda. Rangsangan

eksternal yang hebat mungkin mampu mengabaikan disfungsi area motorik

tambahan (berhubungan dengan gerakan umum internal) dengan cara

overaktivitas cortex premotor sebagai kompensasinya (berhubungan dengan

gerakan umum eksternal). Defisit internal pada PD dihitung pada reduksi

progresif lebar langkah kaki yang mengarah pada episode gait freezing.

Pentingnya defisit berupa kekakuan gerak dapat menjelaskan mengapa Kerr et al.

secara tidak sengaja menemukan bahwa materi individual UPDRS, satu-satunya

prediktor resiko jatuh yang independen, adalah pemeriksaan gerakan tangkas

extremitas atas.

Pemeriksaan jalur nondopaminergik dapat dipakai sebagai metode baru

untuk terapi gangguana berjalan dan kejadian jatuh pada PD. Salah satu

metodenya dalah deep brain stimulation pada nukleus pedunculokulopontine

(PPN). PPN merupakan bagian sistem kolinergik, nukleus batang otakyang

mengalami degenerasi dan inhibisi yang berlebihan pada PD. Oleh karena itu, 1-

Page 3: Memperkirakan Kemungkinan Terjatuh Pada Parkinson Disease

metil-4-fenil-1,2,3,6-tetrahidropiridin (MPTP) model awal PD, disinhibisi PPN

oleh mikroinjeksi lokal antagonis GABA menyebabkan peningkatan jumlah

gerakan dan keseimbangan secara dramatis. Kemudian dicoba pula menggunakan

stimulasi frekuensi rendah. Dalam beberapa bulan, stimulasi PPN frekuensi

rendah yang diterapkan untuk terapi pasien PD memperbaiki rigiditas, instabilitas

postural, dan kejadian jatuh. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian PET

menemukan bahwa riwayat terjatuh pada PD berhubungan dengan defisit

kolinergik, terutama di talamus, yang menerima proyeksi kolinergik dari PPN.

Penelitian Kerr et al. ini memberikan arti klinis akan prediktor penting

kejadian jatuh pada PD dan patofisiologi penyebabnya. Penelitian ini digunakan

sebagai dasar untuk memperbaiki pola jalan dan mengurangi resiko jatuh pada PD

yang mungkin dapat digunakan sebagai terapi lanjut dengan target jalur non

dopaminergik