4
1 Indeks Deteksi Dini Dampak Krisis (ID3K) terdiri dari dua indeks kom- posit: Indeks indikator kini yang men- cerminkan kondisi triwulan ber- jalan, selanjutnya disebut sebagai Indeks Deteksi Dini Dampak Krisis Kini (ID3KK) Indeks indikator mendatang yang mencerminkan kondisi triwulan mendatang, selanjutnya disebut sebagai Indeks Deteksi Dini Dam- pak Krisis Mendatang (ID3KM) No. 3/T4 2012/ Th. II, Maret 2013 Krisis Eropa berdampak luas pada perekonomian dunia. Dampak krisis tersebut juga dirasakan Indonesia khususnya pada menurunnya nilai ekspor. Sejak tahun 2007 kecenderungan nilai ekspor naik, mencetak rekor pada bulan Agustus 2011 sebesar US$18,6 miliar. Akhir tahun 2011, ekspor mulai melemah ditandai dengan menipisnya surplus neraca perdagangan. Bahkan neraca perdagangan mengalami defisit pada bulan April, Mei, Juni, dan Juli 2012 berturut-turut sebesar US$764,7 juta, US$207,2 juta, US$1.286,0 juta, dan US$176,5 juta. Crisis Early Warning System (CEWS) dikembangkan sebagai respon untuk mendeteksi imbas krisis terhadap kondisi ekonomi Indonesia, khususnya yang terkait dengan perubahan volume produksi, tenaga kerja dan situasi bisnis. Untuk mendapatkan data yang lebih kompre- hensif sebagai input dari CEWS, maka BPS melakukan Survei Deteksi Dini Dampak Krisis (SD3K). Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia, Maret 2008-Desember 2012 Memprediksi Dampak Krisis Terhadap Kinerja Perekonomian Indonesia Memprediksi Dampak Krisis Terhadap Kinerja Perekonomian Indonesia Survei Deteksi Dini Dampak Krisis 1 Bagaimana Kondisi Saat Ini dan Ekspektasi Mendatang Kinerja Perdagangan Komodi- tas Unggulan Indonesia? 2 Hasil Penghitungan Indeks Deteksi Dini Dampak Krisis sebagai Crisis Early Warning System 3 Daftar Isi MAKNA ID3KK dan ID3KM Interpretasi ID3KK Kondisi bisnis triwulan berjalan menurun dibandingkan triwulan sebelumnya ID3KK<100 Kondisi bisnis triwulan berjalan sama dengan triwulan sebelumnya ID3KK = 100 Kondisi bisnis triwulan berjalan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 100<ID3KK<200 Interpretasi ID3KM Kondisi bisnis triwulan mendatang lebih buruk dibandingkan triwulan berjalan ID3KM<100 Kondisi bisnis triwulan mendatang sama dengan triwulan berjalan ID3KM = 100 Kondisi bisnis triwulan mendatang meningkat dibandingkan triwulan berjalan 100<ID3KM<200

Memprediksi Dampak Krisis Terhadap Kinerja Perekonomian ...survei.premmia.bps.go.id/Dokumen Pendukung/SD3K-Newsletter Triwulan IV 2012.pdf · untuk mendeteksi imbas krisis terhadap

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Memprediksi Dampak Krisis Terhadap Kinerja Perekonomian ...survei.premmia.bps.go.id/Dokumen Pendukung/SD3K-Newsletter Triwulan IV 2012.pdf · untuk mendeteksi imbas krisis terhadap

1

Indeks Deteksi Dini Dampak Krisis (ID3K) terdiri dari dua indeks kom-posit:

Indeks indikator kini yang men-cerminkan kondisi triwulan ber-jalan, selanjutnya disebut sebagai Indeks Deteksi Dini Dampak Krisis Kini (ID3KK)

Indeks indikator mendatang yang mencerminkan kondisi triwulan mendatang, selanjutnya disebut sebagai Indeks Deteksi Dini Dam-pak Krisis Mendatang (ID3KM)

No. 3/T4 2012/ Th. II, Maret 2013 Krisis Eropa berdampak luas pada perekonomian dunia. Dampak krisis tersebut juga dirasakan Indonesia khususnya pada

menurunnya nilai ekspor.

Sejak tahun 2007 kecenderungan nilai ekspor naik, mencetak rekor pada bulan Agustus 2011 sebesar US$18,6 miliar. Akhir tahun 2011, ekspor mulai melemah ditandai dengan menipisnya surplus neraca perdagangan. Bahkan neraca perdagangan mengalami defisit pada bulan April, Mei, Juni, dan Juli 2012 berturut-turut sebesar US$764,7 juta, US$207,2 juta, US$1.286,0 juta, dan US$176,5 juta.

Crisis Early Warning System (CEWS) dikembangkan sebagai respon untuk mendeteksi imbas krisis terhadap kondisi ekonomi Indonesia, khususnya yang terkait dengan perubahan volume produksi, tenaga kerja dan situasi bisnis. Untuk mendapatkan data yang lebih kompre-hensif sebagai input dari CEWS, maka BPS melakukan Survei Deteksi Dini Dampak Krisis (SD3K).

Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia, Maret 2008-Desember 2012

Memprediksi Dampak Krisis Terhadap Kinerja Perekonomian IndonesiaMemprediksi Dampak Krisis Terhadap Kinerja Perekonomian Indonesia

Survei Deteksi Dini Dampak Krisis

1

Bagaimana Kondisi Saat Ini dan Ekspektasi Mendatang Kinerja Perdagangan Komodi-tas Unggulan Indonesia?

2

Hasil Penghitungan Indeks Deteksi Dini Dampak Krisis sebagai Crisis Early Warning System

3

Daftar Isi ►

MAKNA ID3KK dan ID3KMInterpretasi ID3KK

Kondisi bisnis triwulanberjalan menurundibandingkan triwulansebelumnya

ID3KK<100

Kondisi bisnis triwulanberjalan sama dengantriwulan sebelumnya

ID3KK = 100

Kondisi bisnis triwulanberjalan meningkatdibandingkan triwulansebelumnya

100<ID3KK<200

Interpretasi ID3KM

Kondisi bisnis triwulanmendatang lebihburuk dibandingkantriwulan berjalan

ID3KM<100

Kondisi bisnis triwulanmendatang samadengan triwulanberjalan

ID3KM = 100

Kondisi bisnis triwulanmendatang meningkatdibandingkan triwulanberjalan

100<ID3KM<200

www.bps.go.id

Page 2: Memprediksi Dampak Krisis Terhadap Kinerja Perekonomian ...survei.premmia.bps.go.id/Dokumen Pendukung/SD3K-Newsletter Triwulan IV 2012.pdf · untuk mendeteksi imbas krisis terhadap

2

Persentase perusahaan yang mengalami peningkatan dalam aspek volume produksi dan pendapatan/omset pada Triwulan IV 2012 lebih besar dibandingkan persentase perusahaan yang mengalami penurunan. Namun, pada aspek jumlah seluruh tenaga kerja, rata-rata jam kerja per hari, dan situasi bisnis perusahaan, persentase perusahaan yang mengalami peningkatan lebih kecil dibandingkan dengan persentase perusahaan yang mengalami penurunan.

Ekspektasi kondisi bisnis perusahaan pada Triwulan I 2013 diperkirakan tidak jauh berbeda dengan Triwulan IV 2012. Hal ini dapat dilihat dari persepsi perusahaan pada indikator kinerja, dimana peningkatan hanya akan terjadi pada ekspektasi volume produksi dan ekspektasi situasi bisnis perusahaan, sementara indikator kinerja lainnya, yaitu ekspektasi jumlah tenaga kerja dan volume pesanan baik dari dalam maupun luar negeri persepsi perusahaan lebih banyak akan mengalami penurunan kinerja.

Dibandingkan dengan dua triwulan sebelumnya, kondisi ekspektasi kinerja perusahaan yang lebih baik diperkirakan terjadi pada Triwulan II 2013. Hal ini dapat dilihat pada persentase perusahaan yang menyatakan meningkat lebih besar daripada perusahaan yang menyatakan menurun pada semua indikator kinerja.

Persentase Perusahaan menurut Volume Pesanan dari Luar Negeri dan Sektor Pada Triwulan IV 2012 Dibandingkan Biasanya

Persentase perusahaan yang menyatakan volume pesanan dari luar negeri pada Triwulan IV 2012 di bawah normal (lebih rendah dari biasanya) mencapai sekitar 22,15 persen, sementara persentase perusahaan yang menyatakan adanya peningkatan volume pesanan dari luar

Bagaimana Kondisi Saat Ini dan Ekspektasi Mendatang Kinerja Perdagangan Komodi-tas Unggulan Indonesia?

Kondisi Kinerja Perusahaan pada Triwulan IV (Oktober-Desember) 2012

Kondisi Kinerja Perusahaan pada Triwulan I (Januari-Maret) 2013

Kondisi Kinerja Perusahaan pada Triwulan II (April-Juni) 2013

negeri hanya 8,54 persen. Kondisi lebih buruk terjadi pada sektor industri yang ditunjukkan dengan tingginya persentase perusahaan yang menyatakan penurunan volume pesanan dari luar negeri sebesar 25,21 persen.

Kondisi kinerja bisnis di Indonesia untuk

sejumlah komoditas unggulan pada

Triwulan IV 2012 masih cukup

kondusif. Hal ini ditandai dengan lebih tingginya persentase

jumlah perusahaan yang mengalami

peningkatan volume produksi dan

pendapatan usaha dibandingkan yang

mengalami penurunan. Meski

demikian pada triwulan ini terjadi penurunan volume pesanan dari luar

negeri dibandingkan kondisi biasanya.

Page 3: Memprediksi Dampak Krisis Terhadap Kinerja Perekonomian ...survei.premmia.bps.go.id/Dokumen Pendukung/SD3K-Newsletter Triwulan IV 2012.pdf · untuk mendeteksi imbas krisis terhadap

3

Perkembangan Kinerja Bisnis Komoditas Unggulan Indonesia Triwulan IV 2012 (ID3KK), Triwulan I 2013 dan Triwulan II 2013 (ID3KM) Menurut Sektor

Secara umum kondisi bisnis komoditas unggulan di Indonesia baik pada Triwulan IV 2012 maupun ekspektasi bisnis pada Triwulan I 2013 dan Triwulan II 2013 memperlihatkan kondisi yang membaik seperti ditunjukkan oleh angka indeks yang bernilai di atas 100. Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki prospek peningkatan kondisi bisnis yang stabil, sedangkan kondisi bisnis pada sektor pertambangan dan industri berfluktuatif antar triwulan.

Persentase Perusahaan Menurut Persepsi Kondisi Beberapa Indikator dan Jumlah Tenaga Kerja Pada Triwulan IV 2012

Jika dikaitkan antara kinerja dan skala perusahaan menurut jumlah tenaga kerja, h a s i l s u r v e i mengindikasikan bahwa selama Triwulan IV 2012 perusahaan berskala menengah ke bawah (jumlah tenaga kerja < 100 orang) memiliki kondisi bisnis paling buruk dibandingkan perusahaan berskala b e s a r . P e nu ru n a n indikator kinerja pada perusahaan-perusahaan berskala menengah ke bawah bervariasi dari 7,10 persen sampai 38,25 persen.

Hasil Penghitungan Indeks Deteksi Dini Dampak Krisis sebagai Crisis Early Warning System

Walaupun kondisinya tidak seburuk perusahaan-perusahaan dengan skala jumlah tenaga kerja di bawahnya, hasil survei mengindikasikan bahwa pengurangan tenaga kerja lebih dirasakan pada perusahaan dengan skala besar (jumlah tenaga kerja ≥ 500 orang).

Kondisi kinerja bisnis komoditas

unggulan Indonesia pada Triwulan IV 2012 membaik

dibanding triwulan sebelumnya, dan optimisme diduga masih terjadi pada

Triwulan I dan II tahun 2013.

Page 4: Memprediksi Dampak Krisis Terhadap Kinerja Perekonomian ...survei.premmia.bps.go.id/Dokumen Pendukung/SD3K-Newsletter Triwulan IV 2012.pdf · untuk mendeteksi imbas krisis terhadap

4

Survei Deteksi Dini Dampak Krisis (SD3K) Triwulan IV 2012 dilakukan dengan sampel sebanyak 873 perusahaan berskala menengah dan besar di sektor Pertanian (Perkebunan dan Perikanan), Pertambangan, dan Industri pada 12

komoditas unggulan ekspor Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia.

BADAN PUSAT STATISTIK Sekretariat Survei Deteksi Dini Dampak Krisis Jl. dr. Sutomo No.6-8 Jakarta 10710 Telp: (021) 3810291-5, 3841195 ext:3121, Fax:(021) 3507042 Homepage: http://survei.premmia.bps.go.id Email: [email protected]

PARTISIPASI ANDA WUJUD KEPEDULIAN ANDA

Selama Triwulan IV 2012 kondisi bisnis seluruh komoditas unggulan sektor pertanian relatif lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sebaliknya, komoditas pertambangan relatif tidak sebaik triwulan sebelumnya. Pada sektor industri unggulan, hanya komoditas karet olahan, mesin-mesin, TPT, dan CPO mengalami peningkatan, sedangkan barang elektronik dan alas kaki mengalami penurunan. Komoditas dengan persepsi bisnis yang terus meningkat pada dua triwulan ke depan adalah komoditas karet, kopi, karet olahan, dan TPT. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan berlanjut adalah kelapa sawit, alas kaki dan perikanan tangkap.

Perkembangan Kinerja Bisnis Komoditas Unggulan Indonesia Triwulan IV 2012 (ID3KK), Triwulan I 2013 dan Triwulan II 2013 (ID3KM) Menurut Jenis Komoditas

! Komoditas unggulan nasional yang perlu mendapatkan perhatian karena mengalami

penurunan berlanjut pada Triwulan I dan Triwulan II 2013 adalah kelapa sawit, alas kaki dan

perikanan tangkap.

ID3KK Triwulan IV 2012, ID3KM Triwulan I 2013, dan ID3KM Triwulan II 2013 Menurut Provinsi dan Komoditas

Kinerja bisnis sebagian besar k o m o d i t a s unggulan pada provinsi potensi Triwulan I 2013 secara umum d i p e r k i r a k a n m e m b a i k d i b and i ng k a n T r i wu l a n I V 2012, sejalan

dengan perubahan angka indeks yang menunjukkan peningkatan optimisme dari Triwulan IV 2012 ke Triwulan I 2013. Pada Triwulan II 2013 diperkirakan tingkat optimisme juga semakin baik, sebagaimana digambarkan dengan peningkatan kinerja bisnis komoditas unggulan Indonesia dari Triwulan I 2013 ke Triwulan II 2013. Meskipun demikian, terdapat beberapa komoditas unggulan yang perlu mendapatkan perhatian yaitu industri alas kaki, barang elektronik, dan perkebunan kelapa sawit.

ID3KK/ ID3KM ID3KK TRIWULAN IV 2012 ID3KM TRIWULAN I 2013 ID3KM TRIWULAN II 2013

SUMUT SUMSEL JABAR JATENG JATIM SUMUT SUMSEL JABAR JATENG JATIM SUMUT SUMSEL JABAR JATENG JATIM

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (17) (12) (13) (14) (15) (16)

TOTAL 87.29 105.78 104.60 138.99 107.28 94.95 86.38 117.39 115.81 103.66 109.43 99.70 125.48 135.53 111.16

SEKTOR PERTANIAN 109.18 125.53 101.96 131.42 125.21 91.59 72.45 131.70 121.35 120.33 96.30 93.02 139.91 145.25 136.22

Perkebunan Kelapa Sawit 89.35 132.35 * ** ** 78.99 60.92 * ** ** 97.67 88.86 * ** -

Perkebunan Karet 126.43 101.65 92.05 141.66 117.40 103.12 112.26 138.54 126.82 103.15 95.70 107.34 148.09 149.28 128.43

SEKTOR INDUSTRI 73.41 93.42 106.31 143.56 95.94 97.07 95.15 108.40 112.33 93.18 117.68 103.90 116.41 129.42 95.41

Alas Kaki * ** 122.88 * 74.02 * ** 102.66 * 66.93 * ** 118.70 * 71.95

Barang Elektronik 64.13 ** 75.40 140.11 86.81 88.23 ** 105.50 127.65 85.82 79.59 ** 123.56 131.16 69.19

Karet Olahan 69.16 76.83 97.53 152.45 103.45 97.59 90.36 114.93 146.64 99.25 123.08 98.23 119.62 143.35 103.09

Mesin-Mesin 96.92 * 125.64 101.55 112.17 100.98 * 121.41 104.37 98.74 111.40 * 114.56 88.55 114.91

TPT 44.80 * 110.23 148.03 101.44 111.66 * 105.50 107.12 117.33 140.14 * 111.89 131.87 124.77

CPO 91.81 116.02 * ** ** 97.74 98.87 * ** ** 97.95 106.50 * ** -

* Tidak memenuhi syarat kecukupan sampel **Sampel tidak tersedia