Upload
choirummintin-wa-khilafah
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/26/2018 Memutus Lingkaran Setan , Menuju Swasembada Kedelai
1/3
Memutus Lingkaran Setan , Menuju Swasembada Kedelai
Indonesia negeri agraris yang potensi pertanianya luar biasa , namun yang terjadi
kini adalah pangan masih menjadi problematika negeri yang serius dan tak
kunjung menemui titik temunya.Negeri ini tidak bisa mandiri dalam memproduksi
bahan makanan untuk penduduknya ,padahal memiliki tanah yang begitu luas dan
subur .
Berita yang tak menyenangkan baru-baru ini datang dari kedelai. Tanaman yang
begitu menyatu dengan perut masyarakat Indonesia kini kian langka karena harga
yang melangit. Kedelai adalah komoditas pangan yang strategis di Indonesia .
Peminatnya tinggi. Dalam artian walaupun harga naik tidak akan memepengaruhi
permintaan . Masyarakat Indonesia sudah tergantung dengan komoditas kedelai.
Artinya komoditas ini sangat penting. Pesoalanya negeri kita masih kurang dalam
hal produksi kedelai.
Negeri ini telah terjebak dalam lingkaran setan produksi kedelai. Mengapa
produksi kedelai rendah? Penyebabnya petani Indonesia sudah enggan menanam
kedelai. Mengapa? Karena harga pupuk yang sangat tinggi di Indonesia. Apa
akibatnya? Jika harga pupuk mahal maka mengakibatkan harga jual kedelai dari
petani menjadi mahal dibanding harga kedelai impor. Bisa dibilang produk
pertanian negeri ini sedang diadu dengan produk impor yang di dalam negeri
asalnya telah mendapatkan subsidi dari pemerintah. Jelas produk kita kalah saing.
Sehingga yang terjadi petani kita tidak ada gairah lagi untuk bertanam kedelai,
karena harga tidak sesuai dengan pengorbanan yang dilakukan. Petani lebihtertarik untuk menanam tanaman pertanian lain yang dianggap lebih
menguntungkan. Demikian seterusnya.
Kebutuhan kedelai nasional rata-rata 2,5 juta ton per tahun. Sementara produksi
nasional hanya berkisar antara 700-800 ribu ton per tahun.Produksi dalam negeri
hanya bisa memenuhi sekitar 30% saja,sisanya tergantung kepada impor.Dan
selama ini impor komoditas kedelai diserahkan kepada swasta.
5/26/2018 Memutus Lingkaran Setan , Menuju Swasembada Kedelai
2/3
Kini yang semakin terasa ditengah-tengah masyarakat adalah adanya liberalisasi
pangan yang kian kental.Pemerintah membuka pasar pangan selebar-lebarnya
untuk asing sesuai dengan perjajnjian WTO ditengah-tengah kondisi petani yang
terjepit. Bagaimana tidak terjepit para petani kini tak mendapatkan insentif dan
subsidi.
Ini peristiwa yang sangat aneh,di tahun 1992 Indonesia mampu berswasembada
kedelai ,dengan luas areal tanam kedelai adalah 1,62 juta hektar (ha).Tetapi dari
tahun ke tahun produksi semakin menurun,dan saat ini luas areal tanaman kedelai
juga menurun tinggal tersisa 571 ribu hektar.
Masalah kedelai bukanlah masalah yang baru . Pemerintah hingga saat ini belum
bisa menyelesaikan masalah ini dengan tuntas. Target pemerintah untuk
berswasembada pangan tahun 2014 sepertinya masih sangat jauh melihat produksi
kedelai yang rendah.Kedelai adalalah salah satu masalah sedangkan banyak
komoditas pertanian lain yang seharusnya berpotensi untuk berswasembada tetapi
malah kita yang diswasembadai oleh negara lain seperti Thailand untuk komoditas
beras.
Selalu ada solusi disetiap pemasalahan. Begitu juga permasalahan kedelai yang
tak kunjung usai. Pemerintah harus mampu menciptakan kebijakan kebijakan
yang pro rakyat dan fundamental.
Pertama :Kebijakan sektor hulu yaitu produksi pertanian mengenai intensifikasi
dan ekstensifikasi pertanian . Intensifikasi ditempuh dengan penggunaan sarana
dan prasarana produksi yang baik. Oleh karena itu Pemerintah harus memberikan
subsidi untuk sarana dan prasarana.Petani-petani kedelai diberikan berbagaibantuan,baik modal,peralatan,benih,teknologi,teknik budidaya,obat-obatan
termasuk pupuk ,research,pemasaran dan informasi. Maka seluruh lahan akan
produktif. Negara juga harus membangun infrastruktur pertanian,jalan,dan
komunikasi sehingga arus distribusi lancar.
Ekstensifikasi pertanian dilakukan untuk luasan lahan pertanian yang diolah .
Oleh karena itu negara harus menerapkan kebijakan yang dapat mendukung
terciptanya perluasan lahan . Antara lain negara akan menjamin kepemilikan lahan
5/26/2018 Memutus Lingkaran Setan , Menuju Swasembada Kedelai
3/3
pertanian yang diperoleh dengan jalan menghidupkan lahan mati . Negara akan
menerapkan kebijakan yang dapat mencegah proses alih fungsi lahan pertanian
menjadi lahan non pertanian. Inilah yang harus Pemerintah Indonesia lakukan
yakni bukan malah menyerahkan masalah kedelai ini kepada pihak swasta dengan
terus impor kedelai tetapi seharusnya subsidi itulah yang diperlukan petani kedelai
kita . Sektor produksi ini harusnya menjadi titik fokus pemerintah,jika memang
menargetkan swasembada pangan khususnya kedelai.
Kedua: Menjaga Kestabilan Harga. Yang harus Pemerintah lakukan adalah
pertama yakni menghilangkan distorsi mekanisme pasar yang tidak sehat seperti
penimbunan dan intervensi harga. Sudah menjadi rahasia umum bahwa para
importir melakukan konspirasi kemakmuranyakni mencari keuntungan diatas
penderitaan rakyat.,melalui praktek bisnis kartel.Memainkan harga dan
mendapatkan untung besar . Konspirasi ini muncul karena ada kebijakan
penjatahan kuota impor yang diserahkan kepada pihak swasta. Sementara petani-
petani kedelai kita mati-matian memproduksi dengan proses dan biaya yang besar
tetapi produksi kedelainya kurang dihargai,kalah saing dengan produk impor.
Ketiga : Menjaga Keseimbangan supply dan demand. Jika terjadi
ketidakseimbangan supply dan demand ( harga naik/turun drastis) lembaga
melalui lembaga pengendali seperti Bulog , segera menyeimbangkanya dengan
mendatangkan komoditas kedelai yang baik dari daerah lain. Apabila pasokan
dari daerah lain juga belum mencukupi barulah ada impor,dengan syarat
pemerintah yang memegang peranan secara mutlak bukan swasta.
Jadi dapat disimpulkan , bahwa lingkaran setan permasalahan pangan terutama
kedelai dapat diselesaikan dengan pembenahan melalui kebijakan pemerintah
yang fundamental,sehingga swasembada kedelai bukan lagi isapan jempol .