3
Memutus Lingkaran Setan , Menuju Swasembada Kedelai Indonesia negeri agraris yang potensi pertanianya luar biasa , namun yang terjadi kini adalah pangan masih menjadi problematika negeri yang serius dan tak kunjung menemui titik temunya.Negeri ini tidak bisa mandiri dalam memproduksi  bahan makanan untuk penduduknya ,padahal memiliki t anah yang begitu luas dan subur . Berita yang tak menyenangkan baru-baru ini datang dari kedelai. Tanaman yang  begitu menyatu dengan perut masyarakat Indonesia kini kian langka kar ena harga yang melangit. Kedelai adalah komoditas pangan yang strategis di Indonesia . Peminatnya tinggi. Dalam artian walaupun harga naik tidak akan memepengaruhi  permintaan . Masyarakat Indonesia sudah tergantung dengan komoditas kedelai. Artinya komoditas ini sangat penting. Pesoalanya negeri kita masih kurang dalam hal produksi kedelai.  Negeri ini telah terjebak dalam “lingkaran setan” produksi kedelai. Mengapa  produksi kedelai rendah? Penyebabnya petani Indonesia sudah enggan menanam kedelai. Mengapa? Karena harga pupuk yang sangat tinggi di Indonesia. Apa akibatnya? Jika harga pupuk mahal maka mengakibatkan harga jual kedelai dari  petani menjadi mahal dibanding harga kedelai impor. Bisa dibilang produk  pertanian negeri ini sedang diadu dengan produk impor yang di dalam negeri asalnya telah mendapatkan subsidi dari pemerintah. Jelas produk kita kalah saing. Sehingga yang terjadi petani kita tidak ada gairah lagi untuk bertanam kedelai, karena harga tidak sesuai dengan pengorbanan yang dilakukan. Petani lebih tertarik untuk menanam tanaman pertanian lain yang dianggap lebih menguntungkan . Demikian seterusnya. Kebutuhan kedelai nasional rata-rata 2,5 juta ton per tahun. Sementara produksi nasional hanya berkisar antara 700-800 ribu ton per tahun.Produksi dalam negeri hanya bisa memenuhi sekitar 30% saja,sisanya tergantung kepada impor.Dan selama ini impor komoditas kedelai diserahkan kepada swasta.

Memutus Lingkaran Setan , Menuju Swasembada Kedelai

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/26/2018 Memutus Lingkaran Setan , Menuju Swasembada Kedelai

    1/3

    Memutus Lingkaran Setan , Menuju Swasembada Kedelai

    Indonesia negeri agraris yang potensi pertanianya luar biasa , namun yang terjadi

    kini adalah pangan masih menjadi problematika negeri yang serius dan tak

    kunjung menemui titik temunya.Negeri ini tidak bisa mandiri dalam memproduksi

    bahan makanan untuk penduduknya ,padahal memiliki tanah yang begitu luas dan

    subur .

    Berita yang tak menyenangkan baru-baru ini datang dari kedelai. Tanaman yang

    begitu menyatu dengan perut masyarakat Indonesia kini kian langka karena harga

    yang melangit. Kedelai adalah komoditas pangan yang strategis di Indonesia .

    Peminatnya tinggi. Dalam artian walaupun harga naik tidak akan memepengaruhi

    permintaan . Masyarakat Indonesia sudah tergantung dengan komoditas kedelai.

    Artinya komoditas ini sangat penting. Pesoalanya negeri kita masih kurang dalam

    hal produksi kedelai.

    Negeri ini telah terjebak dalam lingkaran setan produksi kedelai. Mengapa

    produksi kedelai rendah? Penyebabnya petani Indonesia sudah enggan menanam

    kedelai. Mengapa? Karena harga pupuk yang sangat tinggi di Indonesia. Apa

    akibatnya? Jika harga pupuk mahal maka mengakibatkan harga jual kedelai dari

    petani menjadi mahal dibanding harga kedelai impor. Bisa dibilang produk

    pertanian negeri ini sedang diadu dengan produk impor yang di dalam negeri

    asalnya telah mendapatkan subsidi dari pemerintah. Jelas produk kita kalah saing.

    Sehingga yang terjadi petani kita tidak ada gairah lagi untuk bertanam kedelai,

    karena harga tidak sesuai dengan pengorbanan yang dilakukan. Petani lebihtertarik untuk menanam tanaman pertanian lain yang dianggap lebih

    menguntungkan. Demikian seterusnya.

    Kebutuhan kedelai nasional rata-rata 2,5 juta ton per tahun. Sementara produksi

    nasional hanya berkisar antara 700-800 ribu ton per tahun.Produksi dalam negeri

    hanya bisa memenuhi sekitar 30% saja,sisanya tergantung kepada impor.Dan

    selama ini impor komoditas kedelai diserahkan kepada swasta.

  • 5/26/2018 Memutus Lingkaran Setan , Menuju Swasembada Kedelai

    2/3

    Kini yang semakin terasa ditengah-tengah masyarakat adalah adanya liberalisasi

    pangan yang kian kental.Pemerintah membuka pasar pangan selebar-lebarnya

    untuk asing sesuai dengan perjajnjian WTO ditengah-tengah kondisi petani yang

    terjepit. Bagaimana tidak terjepit para petani kini tak mendapatkan insentif dan

    subsidi.

    Ini peristiwa yang sangat aneh,di tahun 1992 Indonesia mampu berswasembada

    kedelai ,dengan luas areal tanam kedelai adalah 1,62 juta hektar (ha).Tetapi dari

    tahun ke tahun produksi semakin menurun,dan saat ini luas areal tanaman kedelai

    juga menurun tinggal tersisa 571 ribu hektar.

    Masalah kedelai bukanlah masalah yang baru . Pemerintah hingga saat ini belum

    bisa menyelesaikan masalah ini dengan tuntas. Target pemerintah untuk

    berswasembada pangan tahun 2014 sepertinya masih sangat jauh melihat produksi

    kedelai yang rendah.Kedelai adalalah salah satu masalah sedangkan banyak

    komoditas pertanian lain yang seharusnya berpotensi untuk berswasembada tetapi

    malah kita yang diswasembadai oleh negara lain seperti Thailand untuk komoditas

    beras.

    Selalu ada solusi disetiap pemasalahan. Begitu juga permasalahan kedelai yang

    tak kunjung usai. Pemerintah harus mampu menciptakan kebijakan kebijakan

    yang pro rakyat dan fundamental.

    Pertama :Kebijakan sektor hulu yaitu produksi pertanian mengenai intensifikasi

    dan ekstensifikasi pertanian . Intensifikasi ditempuh dengan penggunaan sarana

    dan prasarana produksi yang baik. Oleh karena itu Pemerintah harus memberikan

    subsidi untuk sarana dan prasarana.Petani-petani kedelai diberikan berbagaibantuan,baik modal,peralatan,benih,teknologi,teknik budidaya,obat-obatan

    termasuk pupuk ,research,pemasaran dan informasi. Maka seluruh lahan akan

    produktif. Negara juga harus membangun infrastruktur pertanian,jalan,dan

    komunikasi sehingga arus distribusi lancar.

    Ekstensifikasi pertanian dilakukan untuk luasan lahan pertanian yang diolah .

    Oleh karena itu negara harus menerapkan kebijakan yang dapat mendukung

    terciptanya perluasan lahan . Antara lain negara akan menjamin kepemilikan lahan

  • 5/26/2018 Memutus Lingkaran Setan , Menuju Swasembada Kedelai

    3/3

    pertanian yang diperoleh dengan jalan menghidupkan lahan mati . Negara akan

    menerapkan kebijakan yang dapat mencegah proses alih fungsi lahan pertanian

    menjadi lahan non pertanian. Inilah yang harus Pemerintah Indonesia lakukan

    yakni bukan malah menyerahkan masalah kedelai ini kepada pihak swasta dengan

    terus impor kedelai tetapi seharusnya subsidi itulah yang diperlukan petani kedelai

    kita . Sektor produksi ini harusnya menjadi titik fokus pemerintah,jika memang

    menargetkan swasembada pangan khususnya kedelai.

    Kedua: Menjaga Kestabilan Harga. Yang harus Pemerintah lakukan adalah

    pertama yakni menghilangkan distorsi mekanisme pasar yang tidak sehat seperti

    penimbunan dan intervensi harga. Sudah menjadi rahasia umum bahwa para

    importir melakukan konspirasi kemakmuranyakni mencari keuntungan diatas

    penderitaan rakyat.,melalui praktek bisnis kartel.Memainkan harga dan

    mendapatkan untung besar . Konspirasi ini muncul karena ada kebijakan

    penjatahan kuota impor yang diserahkan kepada pihak swasta. Sementara petani-

    petani kedelai kita mati-matian memproduksi dengan proses dan biaya yang besar

    tetapi produksi kedelainya kurang dihargai,kalah saing dengan produk impor.

    Ketiga : Menjaga Keseimbangan supply dan demand. Jika terjadi

    ketidakseimbangan supply dan demand ( harga naik/turun drastis) lembaga

    melalui lembaga pengendali seperti Bulog , segera menyeimbangkanya dengan

    mendatangkan komoditas kedelai yang baik dari daerah lain. Apabila pasokan

    dari daerah lain juga belum mencukupi barulah ada impor,dengan syarat

    pemerintah yang memegang peranan secara mutlak bukan swasta.

    Jadi dapat disimpulkan , bahwa lingkaran setan permasalahan pangan terutama

    kedelai dapat diselesaikan dengan pembenahan melalui kebijakan pemerintah

    yang fundamental,sehingga swasembada kedelai bukan lagi isapan jempol .