Mendefinisikan Diri

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/8/2019 Mendefinisikan Diri

    1/5

    Mendefinisikan Diri

    Jauh di dalam gunung-gunung, jiwa yang lembut hati bertanya, Untuk siapakah bunga-bungaliar itu berkembang? Untuk serigala-serigala dan anjing ajak, Yang tahu angin yang

    berhembus di pucuk pohon cemara dan Ruh yang mengalir di lembah. (masanobu fukuoka)

    di sebuah gubuk sederhana, diatas tikar yang tergelar tiga cangkir kopi hitam kental tersaji,

    disampingnya sebungkus rokok kretek djarum coklat dan sebungkus tembakau mole sertakertas tembakau cap wayang, tiga orang yang kurang waras akalnya berkumpul melingkar,

    orang pertama kadang meracau membicarakan bahasa-bahasa langit yang hanya difahaminyasendiri atau mungkin hanya bunyi yang keluar dari mulut tanpa bermaksud apapun, seorang

    yang lainnya memegang pensil dan mencoretcoretkan sesuatu diatas kertas kardus bekaskemasan mie instan, yang terakhir sedang asyik membongkarbongkar puntung rokok kretek

    dan mengumpulkan tembakaunya pada sebuah plastik hitam.

    ahaselesai juga akhirnya, beginilah masadepan kampung kitainilah yang akan kita

    ciptakan pekik orang kedua kegirangan sembari mengacungngacungkan kertas kardus bekas

    kemasan mie instan yang tadi dicoretcoretnya

    naon lah maneh tong loba ngacaprak, mana nempo urang sungut orang ketiga yang sedari

    tadi asyik membongkarbongkar puntung rokok kretek dan mengumpulkan tembakaunya padasebuah plastik hitam

    Orang kedua yang terus meracaukan bahasabahasa langit yang hanya dipahaminya sendiriatau mungkin hanya bunyi yang keluar dari mulutnya tanpa bermaksud apapun, terlihat seriusdahinya mengernyit lalu sabdanya:

    Tujuan puncak pertanian bukanlah semata-mata menanti hasil panen, melainkan mengolah

    dan menyempurnakan manusia, demikian ajaran Fukuoka

    mempercayakan diri pada kebijakan terhadap proses kehidupan, kita dapat memperoleh apa

    yang kita perlukan tentang bagaimana cara yang tepat ketika menanam tanaman-tanamanpangan. Dia mengatakan bahwa seorang petani selayaknya lebih baik bersikap cermat

    mempelajari dan memahami siklus alam lalu bekerja sesuai dengan pola-pola alam itu,daripada mencoba menundukkan dan menjinakkan alam.

    baiklah mari kita buat sederhana, teori pertanian modern yang membuat petani merasa

    dikejar waktu dengan pertanyaan-pertanyaan bagaimana jika melakukan ini, bagaimana bila

    dicoba dengan itu. Logika nungging Fukuoka adalah, bagaimana agar tak mengerjakan ini-

    itu.

  • 8/8/2019 Mendefinisikan Diri

    2/5

    itulah yang saya coba gambarkan dalam kertas kerja ini.hahaha orang kedua yangmencoretcoretkan pensil pada kardus bekas mie instan berkata dengan suara yang dibuatbuat

    supaya kedengaran dramatis. Lalu dia mengatur wajahnya agar terlihat berwibawa danmelanjutkan Beginilah sekenarionya

    jangan bermimpi bahwa kita dapat melakukan semua ini bertiga, itu sama saja dengan bunuh

    diri, semuanya harus dengan perencanaan yang matang dan berkelanjutan. Dalam coretan inisaya gambarkan peta kasar lingkungan yang kita diami, terdiri dari rumah penduduk, rumah

    ibadah, gubuk tempat kita berkumpul saat ini, jalan yang membentang dari ujung kampung

    disebelah barat sampai batas dengan kampung tetangga di sebelah timur, saluran irigasi

    cibalungbang yang mengairi sawahsawah kita.

    Pertamatama yang harus kita kerjakan adalah menyebarkan penyakit gila yang kita idap

    kepada masyarakat, tapi kita lakukan dari lingkup yang paling kecil, pemudapemuda atauanakanak sekolah yang doyan nongkrong kita tarik ke gubuk ini, jadikan gubuk ini tempat

    nongkrong. Perlahan lahan kita buat mereka terluka dan infeksi lalu buat formula penawar

    dan obati mereka dengan bertahap, ketika mereka butuh akan mudah bagi kita untukmenjelaskan. Dan kita akan mulai melakukan proyek ini dari ruang lingkup kecil di gubuk

    kita ini bersamasama dengan mereka, setelah proyek ini berhasil kita tak usah lagi mengejar

    masyarakat karena mereka yang akan mengejar kita, dan rencana besar kita untuk

    menciptakan surga dikampung kita akan terwujud.

    orang ketiga yang dari tadi terpesona dengan ujaran panjang lebar kedua rekannya mulai

    tersadar, mengingat gelas kopi sudah tandas tinggal ampas, rokok kretek Djarum coklat

    tinggal bungkusnya, lalu celetuknya

    ngarti urang oge, tapi timana urang dahar sapopoe jeung ngopi jeung udud

    di pematang kolam, 10 Oktober 2010

  • 8/8/2019 Mendefinisikan Diri

    3/5

    jangan ada sepetakpun tanah kita yang tersia-sia

  • 8/8/2019 Mendefinisikan Diri

    4/5

    tidak semuanya harus diselesaikan dengan uang, hanya motivasi untuk maju, lalu duduk

    bersama membicarakannya

  • 8/8/2019 Mendefinisikan Diri

    5/5

    hanya yang terbaik yang dilakukan akan menghasilkan yang terbaik yang diharapkan