55
Mengenal Seluk Beluk Pegadaian Disusun oleh : Muhammad Arifin bin Baderi.

Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya……Dan bila engkau sedang dalam perjalanan, dan tidak mendapatkan juru tulis, maka hendaknya ada barang gadai yang diserahterimakan.” Al Baqarah 282-283

Citation preview

Page 1: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Disusun oleh :Muhammad Arifin bin Baderi.

Page 2: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

ان��"ا ف�ر�ه �ب �ات & ك �ج�د(وا �م& ت ف�ر. و�ل �(م& ع�ل�ى س (نت �ن ك و�إ(وض�ة� 283 البقرةم;ق&ب

"Bila kalian berada dalam perjalanan (dan

kamu bermu'amalah secara tidak tunai)

sedangkan tidak mendapatkan juru tulis,

maka hendaklah ada barang yang

digadaikan yang diserah terimakan (kepada

pemberi piutang)." (Al Baqarah 283).

Page 3: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Mengapa Ada Gadai? .ل �Bج� �ل�ى أ &ن. إ (م بB�د�ي �نت �د�ايBا ت��ذ & إ ذ�ين� آم�نB(وا ;Bا ال �BهL ي

� �ا أBيمMى �BسLوه( م) (ب &ت �اكBم& ف� ف�ر. و�ل �Bى س�(م& ع�ل (نت �ن ك .... و�إ

(وض�ة� "ا ف�ر�ه�ان� م;ق&ب �ب �ات & ك �ج�د(وا ت“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya……Dan bila engkau sedang dalam perjalanan, dan tidak mendapatkan juru tulis, maka hendaknya ada barang gadai yang diserahterimakan.” Al Baqarah 282-283.

Page 4: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

عن عائشة رضي الله عنها قالت: من يهودي\ )اشترى رسول الله

" نسيئة" ورهنه درع�ه(. متفق عليه طعاما

“Sahabat 'Aisyah radhiallahu 'anha,

mengisahkan: "Rasulullah membeli

dari seorang Yahudi bahan makanan

(gandum) dengan cara tidak tunai, dan

beliau menggadaikan perisainya."

Muttafaqun ‘Alaih

Page 5: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian
Page 6: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Sahabat Anas mengisahkan: "Sungguh Nabi pernah menggadaikan perisainya kepada seorang yahudi di Madinah, dan beliau berhutang kepadanya sejumlah gandum untuk menafkahi keluarganya, dan sungguh aku pernah mendengar Beliau bersabda: Dirumah keluarga Muhammad tidak tersisa lagi gandum walau hanya ada satu sho' (takaran sekitar 2,5 Kg), padahal ia memiliki sembilan istri." (riwayat Imam Bukhory).

Page 7: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Hukum Gadai.

Page 8: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Imam Syafii Imam Syafii berkata: Allah memerintahkan anda agar menggadaikan barang, bila tidak menemukan juru tulis. Selanjutnya Allah mengizinkan anda untuk tidak menggadaikan dan berfirman:

ع&ض"ا� (م ب �ع&ض(ك �م�ن� ب �ن& أ ف�إ“Namun jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain.” (Al Baqarah 283) Ini bukti bahwa perintah untuk menggadaikan pada awal ayat hanya sebatas anjuran dan bukan kewajiban, yang bila anda tinggalkan maka anda berdosa.” (Al Umm 3/89)

Page 9: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Bayar Tunai, Tidak Mau, Menggadaikan Barang, Malu,

Berhutang, Tidak Tepat Waktu!

Page 10: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

ان��"ا ف�ر�ه �ب �ات & ك �ج�د(وا �م& ت ف�ر. و�ل �(م& ع�ل�ى س (نت �ن ك و�إ(وض�ة� ;ذ�ي م;ق&ب (ؤ�دk ال &ي �ع&ض"ا ف�ل (م ب �ع&ض(ك �م�ن� ب �ن& أ ف�إ

�ه �ت م�ان� (م�ن� أ 283 البقرة اؤ&ت

"Bila kalian berada dalam perjalanan (dan kamu bermu'amalah secara tidak tunai)

sedangkan tidak mendapatkan juru tulis, maka hendaklah ada barang yang

digadaikan yang diserah terimakan (kepada pemberi piutang. Namun jika sebagian

kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai

menunaikan amanatnya " (Al Baqarah 283).

Page 11: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

(م& ع�ل�ى �ح�د(ك �ع� أ &ب ت) �ذ�ا أ &م� و�إ �ىk ظ(ل &غ�ن )م�ط&ل( ال�ع&( متفق عليه &ب �ت &ي م�ل�ىء. ف�ل

"Penunda-nundaan orang yang telah kecukupan adalah

perbuatan zhalim. Dan bila tagihanmu ditransfer kepada

orang yang berkecukupan, maka hendaknya engkau

menurutinya." Muttafaqun 'alaih.

Page 12: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Awas! Masa Depan Suram

ه( ، &Bن�ه( ع ;Bد;ى الل� ا أ �Bه��د�اء (ر�يBد( أ اس� ي ;Bالن �و�ال &Bم� ذ� أ �Bخ� )م�ن& أ

;ه(( رواه البخاري �ف�ه( الل &ل �ت �ف�ه�ا أ &ال �ت (ر�يد( إ �خ�ذ� ي و�م�ن& أ"Barang siapa yang mengambil harta orang lain, sedangkan ia berniat untuk menunaikannya, niscaya Allah akan memudahkannya dalam menunaikan harta tersebut, dan barang siapa mengambil harta oranga lain sedangkan ia berniat untuk merusaknya, niscaya Allah akan membinasakannya." Riwayat Bukhari.

Page 13: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

;ه( Bن� �م( أ �ع&ل "ا ي Bن& �د�ان� د�ي ت &Bن& اس�قال الصBنعاني: ف�م

م"ا �ه� ف�ق�د& ف�ع�ل� م(ح�ر; �ق&د�ر( ع�ل�ى ق�ض�ائ ال� ي

As Shan’ani berkata: “Barang siapa

berhutang dalam jumlah yang ia sadari

bahwa ia tidak kuasa untuk melunasinya,

maka berbuat sesuatu yang haram. (Subulus

Salam 4/406)

Page 14: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

قال المنBاوي : أي أتلBف اللBه أموالBه في الBدنيا بكBBثرة المحن والمغBBارم والمصBBائب ومحBBق

البركة وفي اآلخرة بالعذابAl Munawi berkata :Maksud: “Allah membinasakannya” adalah Allah menghancurkan harta kekayaannya semasa ia hidup di dunia. Berbagai cobaan, biaya hidup yang berat, petaka, dan dihapuskan keberkahan hidupnya. Ditambah lagi, kelak di akhirat, azab yang pedih telah menantinya. (At Taisir Bisyar Al Jami’ As Shaghir 2/756)

Page 15: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Bertekad Bulat Melunasi Piutang

Page 16: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Sudikah engkau aku ajari doa yang diajarkan oleh Rasulullah

kepadaku. Dengan doa ini, andai engkau menanggung

piutang sebesar gunung Shiir niscaya Allah akan

memudahkanmu untuk melunasinya.

Ucapkanlah:

Page 17: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

�ى �ن �غ&ن ام�ك� و�أ ��ك� ع�ن& ح�ر �ل �ح�ال �ى ب &ف�ن ;ه(م; اك الل�و�اك �ف�ض&ل�ك� ع�م;ن& س� ب

"Ya Allah, limpahkan kecukupan kepada kami

dengan rizqi-Mu yang halal agar tidak memakan harta

yang Engkau haramkan. Dan cukupilah kami dengan

kemurahan-Mu agar tidak mengharapkan uluran tangan selain-Mu. Riwayat Ahmad, At

Tirmizy.

Page 18: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Awas! Besar Pasak Daripada Tiang

Page 19: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Ada seorang lelaki dari Juhainah yang membeli beberapa kendaraan (onta) dengan pembayaran tidak tunai, dan

dengan harga mahal. Selanjutnya ia bergegas mendahului jamaah haji, dan akibatnya iapun ditimpa pailit. Ketika

kasusnya dilaporkan ke Khalifah Umar bin Al Khatthab, ia berkata: Amma ba’du, wahai masyarakat, sesungguhnya

Usaifi’, yaitu Usaifi’ dari Juhainah, merasa puas bila agama dan kepercayaannya digadaikan dengan sanjungan: “ia

berhasil mendahului jamaah haji”. Ia menyepelekan piutang, hingga terlilit. Barang siapa memiliki piutang

atasnya, hendaknya ia menemui kami esok hari, karena harta kekayaannya akan dibagi-bagikan kepada seluruh

krediturnya. Waspadalah kalian dari putang, karena awal piutang itu kegundahan dan akhirnya peperangan.

(Muwattha’ 2/770)

Page 20: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

��ذ&ه�ب� م�ن ; أ �ال " إ &با &ن� ق�ل م�ا د�خ�ل� ه�مL الد;ي

�ع(و&د( � ي &ع�ق&ل� م�ا ال ال

"Tidaklah kegundahan karena

memikirkan piutang

menghampiri hati seseorang,

melainkan akan menyirnakan

sebagian dari akal sehatnya

dan tidak akan pernah pulih

kembali.“

Page 21: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

�س(ول ��ا ر � ي م �&م�غ&ر �ع�يذ( م�ن� ال ت �س& �ر� م�ا ت &ث ك� )م�ا أ

��ذ�ب �ذ�ا غ�ر�م� ح�د;ث� ف�ك ج(ل� إ �ن; الر; : )إ �;ه�؟ ف�ق�ال الل( متفق عليه ��خ&ل�ف و�و�ع�د� ف�أ

Seorang bertanya: "Ya Rasulullah, betapa sering engkau berlindung

dari piutang yang melilit nan memberatkan? Beliau menjawab:

Sesungguhnya seseorang yang telah terlilit piutang yang

memberatkan, bila berbicara, ia berdusta, dan bila berjanji, ia

ingkar." Muttafaqun 'alaih

Page 22: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Barang Apa Yang Bisa Anda Gadaikan?

Page 23: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Imam As Syafi'i berkata:

"Bila ada orang yang hendak

menggadaikan seekor anjing, maka tidak

dibenarkan, karena anjing tidak memiliki

nilai ekonomis. Demikian juga halnya

setiap barang yang tidak halal untuk

diperjual-belikan.” (Al Umm 3/162)

Page 24: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Menggadaikan Buah Yang Belum Menua.

Page 25: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Pendapat Pertama: Imam Syafi’i melarang anda menggadaikan buah-buah atau tanaman yang belum siap untuk dipanenImam As Syafi'i berkata: "Tidak dibenarkan bagi seseorang untuk menggadaikan sesuatu yang pada saat akad gadai berlangsung tidak halal untuk diperjual belikan.” (Al Umm oleh Imam As Syafi'i 3

Page 26: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

: )نهى عن بيع أن رسول الله عن بن عمرالنخل حتى يزهو وعن السنبل حتى يبيض

ويأمن العاهة، نهى البائع والمشتري.("Dari sahabat Ibnu Umar bahwasannya

Rasulullah melarang penjualan kurma hingga menua, dan dari penjualan biji-bijian

hingga memutih dan aman dari hama, beliau melarang penjual dan juga pembelinya."

(riwayat Bukhary dan Muslim)

Page 27: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Pendapat Kedua: Boleh menggadaikan buah-buahan atau

tanaman yang belum siap untuk dipanen. Ini adalah pendapat yang dianut dalam

mazhab Maliki dan Hambali, dan pendapat kedua dalam mazhab Syafii. (Al Mughni 6/461& Bidayatul Mujtahid 8/28)

Dalil : Tidak ada dalil yang melarang.

Page 28: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Menggadaikan Barang Pinjaman

Page 29: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Ibnul Munzir berkata:

“Seluruh ulama’ yang telah kami hafal

pendapatnya sepakat bahwa anda dibenarkan

untuk meminjam sesuatu barang dari orang

lain untuk anda gadaikan atas piutang anda

dalam nominal yang jelas dan kepada orang

tertentu, dan hingga tempo yang jelas pula.

(Al Mughni Ibnu Qudamah 6/462)

Page 30: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Dua Opsi Ketika Jatuh Tempo:1) Debitur berhasil melunasi piutangnya,

maka barang gadaian dikembalikan kepada pemiliknya.

2) Debitur tidak berhasil melunasi, maka kreditur berhak melelang barang gadaian,

dan mengambil haknya secara penuh.Selanjutnya peminjam, berkewajiban

mengganti barang atau harganya kepada pemilik. (Al Mughni Ibnu Qudamah 6/464)

Page 31: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Waktu Penggadaian

Page 32: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Dapat dipahami dari teks ayat 282 Surat Al

Baqarah dan juga dari tujuan akad

pergadaian, maka waktu pelaksanaan akad

gadai ialah: • Setelah • Atau bersamaan dengan akad hutang-

piutang (Al Mughnii oleh Ibnu Qudamah

6/444-445)

Page 33: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

" نزل برسول عن أبي رافع أن ضيفا"، فأتيت الله، فأرسلني أبتغي له طعاما" من اليهود فقلت: يقول لك محمد رجال

;ه قد نزل بنا ضيف، ولم يلق عندنا إنبعض الذي يصلحه، فبعني أو أسلفني

إلى هالل رجب. فقال اليهودي: ال والله ، فرجعت إلى ال أسلفه وال أبيعه إال برهن.

رسول الله فأخبرته فقال: )والله إني ألمين في أهل السماء أمين في أهل األرض، ولو أسلفني أو باعني ألد;يت

اق إليه. اذهب بدرعي( رواه عبد الرز; وغيره مرسال

Page 34: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

“Abu Raafi' , mengisahkan bahwa pada suatu hari ada seseroang bertamu ke rumah

Rasulullah . Lalu beliau mengutusku untuk mencari makanan sebagai hidangan. Aku mendatangi seorang Yahudi, dan berkata

kepadanya: Nabi Muhammad berkata kepadamu, sesungguhnya ada tamu yang

datang kepada kami, sedangkan kami tidak memiliki apapun yang dapat dihidangkan untuk

mereka. Karenanya, juallah kepada kami atau hutangilah kami (gandum) hingga tempo bulan

Rajab.

Page 35: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Orang Yahudi tersebut berkata: Tidak, sungguh demi Allah aku tidak akan menghutanginya

dan tidak akan menjual kepadanya melainkan dengan gadaian. Akupun kembali menemui

Rasulullah, lalu aku kabarkan kepada beliau. Beliau bersabda: Sungguh demi Allah aku

adalah orang yang terpercaya di langit (dipercaya oleh Allah) dan terpercaya dibumi,

andaikata ia menghutangiku atau menjual kepadaku, pasti aku melunasinya). (riwayat Abdurrazzaaq dengan sanad yang mursal).

Page 36: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Gadai Sebelum BerhutangBila ada orang yang berhutang telah memberikan jaminan barang gadaian, maka -menurut pendapat yang lebih kuat- dibolehkan pula. •Hukum asal setiap transaksi adalah halal.•Kedua belah pihak yang menjalankan akad rela dan telah menyepakati hal tersebut. (Al Mughni 6/445& As Syarhul Mumti' oleh Ibnu Utsaimin 9/125 )

Page 37: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Hukum-Hukum Pergadaian.

Page 38: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Pertama: Barang Gadai Adalah Amanah.Status barang gadai selama berada di tangan pemilik

uang adalah sebagai amanah yang harus ia jaga sebaik-baiknya. Sebagai konsekuensinya bila terjadi

kerusakan yang tidak disengaja dan tanpa ada kesalahan prosedur dalam perawatan, maka pemilik uang tidak berkewajiban untuk mengganti kerugian.

Andai pemilik barang mensyaratkan agar kreditur mengganti kerugian bila terjadi kerusakan walau

tanpa disengaja, maka persyaratan ini tidak sah. (Al Um oleh Imam As Syaafi'i 3/168, Mughnil Muhtaaj

oleh As Syarbiny 2/126-127, I'anatut Tholibin oleh Ad Dimyathy 3/59)

Page 39: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Kedua : Pemilik Uang Berhak Membatalkan Pegadaian.

Pergadaian adalah akad yang mengikat salah satu pihak saja, yaitu pihak penghutang. Dengan demikian ia tidak dapat membatalkan akad pegadaian, melainkan atas kerelaan kreditur. Namun kreditur/pemilik uang, berwenang sepenuhnya untuk membatalkan akad, kapanpun ia suka. Karena pegadaian disyari'atkan untuk menjamin haknya. Sehingga bila ia rela apabila haknya terhutang tanpa ada jaminan, maka itu sepenuhnya adalah wewenangnya.

Page 40: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Ketiga: Pemilik Uang Tidak Memanfaatkan Barang Gadaian.

Barang gadaian sebelum dan setelah digadaikan adalah milik debitur. Sehingga seluruh kegunaannya

milik debitur. Adapun kreditur, maka ia hanya berhak untuk menahan barang tersebut, sebagai

jaminan atas uangnya yang terhutang. Bila ia memanfaatkannya, berarti ia mendapat

keuntungan dari piutangnya dan itu adalah riba. Bahkan adanya persyaratan agar kreditur boleh

memanfatkan barang gadai menjadikan akad hutang-piutang beserta pergadaiannya batal.

(Mughnil Muhtaaj oleh As Syarbini 2/121, Fathul Mu'ain oleh Al Malibaary3/57, dan Nihaayatuz Zain oleh Muhammad Nawawi Al Bantany 244)

Page 41: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Sahabat Fudholah bin Ubaid :فهو ربا جر منفعة كل قرض

"Setiap piutang yang mendatangkan kemanfaatn maka itu adalah riba.” ( Al Baihaqy).Ucapan serupa juga diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Mas'ud, Abdullah bin Salaam dan Anas bin Malik . Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Dan piutang yang mendatangkan kemanfaatan, telah tetap pelarangannya dari beberapa sahabat yang sebagian disebutkan oleh penanya dan juga dari selain mereka, di antaranya sahabat Abdullah bin Salaam dan Anas bin Maalik." (Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyyah 29/334).

Page 42: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Imam An Nawawi berkata: "Tidaklah pemilik uang (murtahin) memiliki hak pada barang gadaian selain hak sebagai jaminan belaka. Dan murtahin tidak dibenarkan untuk bertasarruf (bertindak), baik berupa ucapan atau perbuatan tentang barang gadaiaan yang ada di tangannya. Dan ia juga dilarang untuk memanfaatkannya.” (Raudhatut Thalibin oleh Imam An Nawawi 3/387)

Page 43: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Dua Pengecualian

Page 44: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

1) Bila pemanfaat barang gadai disepakati

ketika akad jual-beli atau sewa menyewa

dilangsungkan, dan dalam batasan waktu

yang disepakati pula. (Nihayatuz Zain

oleh Muhammad Nawawi Al Bantani

244)

Page 45: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Anda menjual kendaraan kepada seseorang, dengan kesepakatan sebagai berikut:

•Harga sebesar Rp. 30.000.000,- dengan cicilan tiap bulan Rp. 3.000.000,-

•Pembeli berkewajiban menggadaikan salah satu rumahnya selama 10 bulan, yaitu

selama masa kridit.•Selama masa pengkriditan, yaitu 10 bulan,

anda menempati rumah gadaian tersebut.

Page 46: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

2) Barang gadai berupa binatang hidup.Hal ini bertujuan untuk memudahkan kedua belah pihak. Bila makanan binatang tersebut dibebankan kepada pemilik uang, maka ia akan dirugikan.Dan bila dibebankan kepada pemilik binatang, maka akan merepotkannya, terlebih –lebih bila jarak antara mereka berdua berjauhan.

Page 47: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

"، ولبن �ب( بنفقته إذا كان مرهونا ك (ر& )الظ;هر ي"، وعلى ب( بنفقته إذا كان مرهونا �ر (ش& الد;رk ي;فقة(.( رواه البخاري ال;ذي يركب ويشرب الن"Binatang tunggangan bila sedang digadaikan

boleh ditunggangi sebagai imbalan atas nafkahnya (makanannya). Susu binatang bila

sedang digadaikan boleh diperah lalu diminum sebagai imbalan atas makanannya.

Dan orang yang menunggangi dan meminum susu berkewajiban untuk memberikan

makanan." Riwayat imam Bukhori.

Page 48: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

Keempat : Piutang Tidak Berkurang Karena Barang Gadai Rusak.

Imam As Syafi'i berkata: "Bila seseorang telah menggadaikan barang, kemudian barang itu rusak, maka pemberi piutang tidak berkewajiban untuk menggantinya. Dan jumlah piutang anda tidak berkurang, dari jumlah semula.....Selama Pemilik uang tidak berbuat kesalahan, maka status barang gadaian bagaikan amanah. Sehingga bila penghutang telah menyerahkan barang gadaian kepada pemilik uang, kemudian ia ingin menarik kembali barangnya, maka pemilik uang berhak untuk menolaknya. Dan bila barang itu rusak, maka pemilik uang tidak berkewajiban untuk menggantinya. (Al Umm 3/167)

Page 49: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

kelima : Barang Gadaian Boleh

dilelang ketika Jatuh

Tempo.

Bila piutang telah jatuh tempo, maka akan terjadi beberapa kemungkinan berikut:

1) Penghutang dapat melunasi piutangnya. Bila ini yang terjadi, maka barang gadai, sepenuhnya harus dikembalikan kepada pemiliknya.

Page 50: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

2) Penghutang tidak mampu melunasi piutangnya, dan pemilik uang rela untuk menunda haknya.

�ن& ة وأ �ر �Bس& �ل�ى م�ي ة� إ ��ظB�ر ة. ف�ن �ر &Bذ(و ع(س ��ان Bن& ك� )و�إون( )BBBم� �ع&ل (م ت &ت (ن �ن& ك (م& إ �ك ر� ل &BBBي�د;ق(وا خ �BBBص� ت

280البقرة "Dan jika (orang berhutang itu) dalam

kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedakahkan (sebagian atau semua hutang) itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (Al Baqarah 280).

Page 51: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

“Kelak, Allah mendatangkan seorang hamba-Nya yang pernah Ia beri harta kekayaan, kemudian Allah bertanya kepadanya: Apa yang engkau lakukan ketika di dunia? (Dan mereka tidak dapat menyembunyikan dari Allah suatu kejadian) (An Nisa’ 42) Iapun menjawab: Wahai Tuhanku, Engkau telah memberiku harta kekayaan, dan aku berprofesi sebagai pedagang. Kebiasaanku adalah senantiasa memudahkan, aku meringankan (tagihan) orang yang mampu dan menunda (tagihan) orang yang tidak mampu. Kemudian Allah berfirman: Aku lebih berhak untuk melakukan ini daripada engkau, mudahkanlah hamba-Ku ini." Muttafaqun 'alaih.

Page 52: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

;ه( ;ه( الل ظ�ل� �ه( أ و& و�ض�ع� ل

� ا أ ر" &ظ�ر� م(ع&س� �ن )م�ن& أ� ظ�ل; �و&م� ال ه� ي ش� �ح&ت� ظ�لk ع�ر& �ام�ة� ت &ق�ي �و&م� ال ي

Lه( ( ; ظ�ل �ال إ"Barang siapa menunda atau

memaafkan piutang orang yang kesusahan, niscaya Allah

menaunginya di bawah arsy-Nya di hari yang padanya tidak ada

naungan selain naungan-Nya." Riwayat Bukhari, Muslim, At

Tirmizy dan ini adalah teks riwayat At Tirmizy.

Page 53: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

3) Penghutang tidak mampu melunasi piutangnya, dan pemilik uang tidak

mau untuk menunda tagihan.

Pada keadaan seperti ini, barang gadai harus dijual, dan hasil penjualannya digunakan untuk melunasi piutang.

Page 54: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian

1.Hasil penjualan lebih sedikit dari jumlah piutang, maka seluruh hasil penjualan diserahkan kepada pemilik uang dan penghutang masih berkewajiban untuk menutup kekurangannya.

2.Hasil penjualan sama dengan jumlah piutang, maka hasil penjualan sepenuhnya diserahkan kepada pemilik uang guna melunasi haknya.

3.Hasil penjualan melebihi jumlah piutang, maka hasil penjualan itu dipotong jumlah piutang, dan sisanya dikembalikan kepada pemilik barang (penghutang).

Page 55: Mengenal Seluk Beluk Pegadaian