Upload
maulida-part-ii
View
802
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LENTIK DAN LOTIK DI KAWASAN BANYUWINDU.docx
Citation preview
MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LOTIK DAN LENTIK
DI KAWASAN BANYUWINDU, LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL
A. Tujuan
1. Mengamati ekosistem air tawar lotik dan lentik di Kawasan Banyuwindu, Limbangan
Kabupaten Kendal.
2. Mengetahui komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem perairan lotik dan
lentik kawasan Banyuwindu, Limbangan kabupaten Kendal.
B. Dasar Teori
Ekosistem perairan dibedakan dalam tiga kategori utama yaitu ekositem air
tawar, ekosistem estuarin, dan ekosistem laut. Habitat air tawar dibedakan menjadi dua
kategori umum, yaitu sistem lentik (kolam, danau, situ, rawa, telaga, waduk) dan sistem
lotik (sungai). Sistem lentik adalah suatu perairan yang dicirikan air yang mengenang
atau tidak ada aliran air, sedangkan sistem lotik adalah suatu perairan yang dicirikan
oleh adanya aliran air yang cukup kuat, sehingga digolongkan ke dalam perairan
mengalir. Seperti yang sudah dikatakan bahwa habitat air tawar itu dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu air tawar mengalir (lotik) dan air tawar diam (lentik).
a. Perairan Mengalir (lotik)
Perairan mengalir mempunyai corak tertentu yang secara jelas membedakannya
dari air menggenang walaupun keduanya merupakan habitat air tawar. Semua
perbedaan itu tentu saja mempengaruhi bentuk serta kehidupan tumbuhan dan
hewan yang menghuninya. Satu perbedaan mendasar antara danau dan sungai
adalah bahwa danau terbentuk karena cekungannya sudah ada dan air yang
mengisi cekungan itu, tetapi danau setiap saat dapat terisi oleh endapan sehingga
menjadi tanah kering. Sebaliknya, sungai terjadi karena airnya sudah ada sehingga
air itulah yang membentuk dan menyebabkan tetap adanya saluran selama masih
terdapat air yang mengisinya (Ewusie, 1990:186)
b. Perairan Menggenang (Lentik)
Perairan menggenang dibedakan menjadi perairan alamiah dan perairan buatan.
Berdasarkan proses terbentuknya perairan alamiah dibedakan menjadi perairan
yang terbentuk karena aktivitas tektonik dan aktivitas vulkanik. Beberapa contoh
perairan lentik yang alamiah antara lain adalah danau, rawa, situ dan telaga,
sedangkan perairan buatan antara lain adalah waduk.
Berdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, organisme air tawar dibedakan atas 5
macam:
a. Plankton : terdiri atas fitoplankton (plankton tumbahan) dan zooplankton (plankton
hewan), merupakan organisme yang gerakannya pasif selalu dipengaruhi oleh arus
air.
b. Nekton : organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan, serangga air.
c. Neston : organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan air.
d. Bentos : organisme yang hidup di dasar perairan.
e. Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar, batubatuan)
di perairan.
C. Alat dan Bahan
Beberapa peralatan yang digunakan berupa :
1. Alat Tulis
2. Botol cokelat
3. Kertas Label
4. Roll meter
5. Bola Ping Pong
6. Stop Watch
7. Altimeter
8. Luxmeter
9. pH meter
10. Termometer
11. Refaknometer
12. KIT CO & DO
13. pH meter Na2SO4
Bahan-bahan yang dipakai yaitu :
1. Air sampel secukupnya ± 9 botol air mineral ukuran 600ml.
2. Indikator pp
3. Reagen amilum
4. Reagen KOH-KI
5. Reagen H2SO4
6. Reagen Na2SO4
7. Reagen MnSO4
D. Langkah Kerja
1. Menentukan 3 stasiun utama yaitu Stasiun I, Stasiun II dan Stasiun III.
2. Masing-masing stasiun dibagi menjadi 3 titik yaitu hulu, tengah dan hilir untuk
pengukuran faktor biotik dan abiotiknya.
3. Pengukuran dilakukan mulai dari stasiun I dan terakhir adalah Stasiun II.
4. Mengukur faktor abiotik dari perairan terlebih dahulu yaitu dengan mengukur suhu
menggunakan termometer di setiap titik pada ketiga stasiun tersebut dengan cara
memasukan termometer ke dalam air lalu membaca skalanya.
5. Melakukan pengukuran terhadap kecepatan arusnya memakai bola pingpong.
6. Mengukur jarak acuan yang akan dipakai sebagai jalur sepanjang 1 m dari masing-
masing titik.
7. Melemparkan bola ping pong ke air dari titik awal pengukuran hingga mencapai 1m
dengan dihitung waktunya menggunakan stopwatch.
8. Waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak 1 m tersebut dicatat dalam tabel hasil
pengamatan.
9. Dianalisis dengan membagi jarak dengan waktu tempuhnya untuk mendapatkan
kecepatan arusnya (v = s/t).
10. Mengamati komponen organisme biotiknya.
11. Mengambil air sampel secukupnya kedalam botol cokelat dan melakukan
pemeriksaan CO2 dan O2.
12. Mencatat data yang telah didapatkan lalu mengidentifikasi data yang telah diperoleh
tersebut.
Faktor Lingkungan
Stasiun I Stasiun II Stasiun IIITitik I(pukul 09.10)
Titik II(pukul 09.25)
Titik III(pukul 09.40)
Titik I(pukul 10.00)
Titik II(pukul 10.05)
Titik III(pukul 10.15)
Titik I(pukul 10.50)
Titik II(pukul 10.35)
Titik III(pukul 10.45)
1. Abiotika. Suhu udara 29.8o C 29.8o C 29.8o C 29.8o C 29.5o C 28.9o C 27.3o C 27.3o C 27.3o Cb. Suhu air 25o C 25o C 25o C 23o C 23o C 23o C 22o C 22o C 22o Cc. Ketinggian 620 mdpl 620 mdpl 620 mdpl 700 mdpl 700 mdpl 700 mdpl 730 mdpl 730 mdpl 730 mdpld. Tekanan udara 950 hPa 950 hPa 950 hPa 955 hPa 955 hPa 955 hPa 938 hPa 938 hPa 938 hPae. Kelembaban
udara71 % 73 % 71 % 68 % 73 % 71 % 89 % 78 % 75 %
f. Intensitas cahaya
490 lux (skala 20000)
490 lux (skala 20000)
490 lux (skala 20000)
147 lux (skala 200)
335lux (skala 2000)
1405 lux (skala 2000)
1425 lux (skala 2000)
310 lux (skala 200)
263 lux (skala 200)
g. Salinitas 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 %h. Warna Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernihi. Rasa Tawar Tawar Tawar Sedikit
manisSedikit manis
Sedikit manis
Sedikit manis
Sedikit manis
Sedikit manis
j. BOD 0.5 mg / ppm
0.5 mg / ppm
0.5 mg / ppm
0.4 mg / ppm
0.4 mg / ppm
0.4 mg / ppm
0.4 mg / ppm
0.4 mg / ppm
0.4 mg / ppm
k. COD 0.01 ppm 0.01 ppm 0.01 ppm 0.01 ppm 0.01 ppm 0.01 ppm 1 ppm 1 ppm 1 ppml. PH 7 7 7 7 7 7 7 7 7m. Kecepatan arus 0.33 m/s 0.41 m/s 0.35 m/s 0.37 m/s 0.32 m/s 0.38 m/s 0.73 m/s 0.53 m/s 0.175 m/s
2. Biotika. Neuston Anggang-
anggangAnggang-anggang
Anggang-anggang
Anggang-anggang
Anggang-anggang
Anggang-anggang
Anggang-anggang
Anggang-anggang
Anggang-anggang
b. Nekton Ikan, kecebong
Ikan - Ikan Ikan Ikan, kecebong
Ikan Ikan Ikan, kecebong
c. Bentos Molusca, cacing, alga
Cacing Alga, cacing Insecta Udang Udang Cacing Udang, cacing
Cacing, molusca
E. Hasil Pengamatan
F. Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh dari perairan lotik di kawasan
Banyuwindu, Limbangan dapat terlihat bahwa pada stasiun I kandungan O2 sebesar 0.5
mg /ppm dan kandungan CO2 sebesar 0.01 ppm. Hal ini dipengaruhi banyaknya
organisme yang ditemukan pada stasiun I. Distasiun I ditemukan banyak hewan air
seperti anggang-anggang, ikan, kecebong, mollusca, cacing selain itu ditemukan
fitoplankton yaitu alga. Banyaknya organisme ini disebabkan oleh beberapa faktor
lingkungan yang mendukung. Suhu di stasiun I sebesar 25oC, ini merupakan rentang
suhu yang ideal karena stasiun I merupakan tempat yang terkena langsung oleh cahaya
matahari sehingga memungkinkan lebih banyak organisme yang dapat tinggal ditempat
tersebut.
Pada stasiun II kadar O2 berkurang menjadi 0,4 mg/ppm namun kadar CO2 masih
tetap sebesar 0.01 ppm. Di stasiun II ditemukan hewan air seperti anggang-anggang,
ikan, insekta, kecebong dan udang. Suhu air distasiun II cukup rendah yaitu 23oC. .
Dengan adanya suhu yang rendah maka tidak semua organisme dapat hidup dan
berkembang baik disini.
Pada stasiun III kadar O2 masih sama dengan kadar O2 pada stasiun II yaitu
sebesar 0,4 mg/ppm namun kadar CO2 meningkat sebesar 1ppm.
Keanekaragaman jenis tertinggi ditemukan pada stasiun II (sawah). Sepanjang
aliran sungai yang ada di tepi sawah banyak ditemukan organisme air yang beraneka
ragam, misalnya anggang-anggang, kecebong, siput, kepiting, dan ikan. Hal ini dapat
terjadi karena pada stasiun II belum banyak terjadi pencemaran air sungai. Pencemaran
hanya dikarenakan pada pestisida yang dipakai di sawah kemudian terlarut terbawa air
sungai. Selain itu suhu nya berkisar antara 24-25oC. Ini merupakan kisaran suhu yang
disukai oleh organisme air karena tidak terlalu dingin dan tidak terlalu hangat. Pada
stasiun III keanekaragaman jenisnya tidak terlalu tinggi. Hal ini juga dipengaruhi oleh
banyaknya pencemaran yang terjadi. Stasiun III berada di area pemukiman warga
sehingga memungkinkan warga untuk membuang berbagai limbah rumah tangga ke
sungai. Keanekaragaman organisme tidak hanya ditentukan oleh faktor pencemaran, tapi
ditentukan juga oleh faktor suhu dan kecepatan arus.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terdapat 1 jenis organisme yang
selau ditemui pada tiap stasiun, yaitu anggang-anggang. Anggang-anggang merupakan
bentos yang dapat beadaptasi dengan baik di aliran air yang deras serta mampu berjalan
melawan arus sehingga anggang-anggang dapat bertahan di arus sederas apapun, oleh
karena itu anggang-anggang banyak ditemukan di hampir seluruh stasiun.