Upload
rinaldi-indra-santoso
View
19
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kegiatan praktikum
Citation preview
KEGIATAN 6
SISTEM KARDIOVASKULER
MENGUKUR KADAR HEMOGLOBIN (Hb)
A. TUJUAN PRAKTIKUMMengukur kadar hemoglobin darah.
B. DASAR TEORIMolekul Hb adalah protein gabungan dengan Bm kira-kira 64.500.
dibentuk oleh dua komponen yang bersama-sama membentuk satu subunit
protein gabungan, yaitu satu pigmen yang berisi besi disebut heme terikat
pada satu molekul peptida yang disebut globin. Molekul Hb dari eritrosit
secara fungsi dibentuk dari bentuk subunit tersebut. Dua subunit berisi satu
molekul globin yang dipola sebagai satu rantai alfa dan dua subunit lainnya
berisi molekul globin yang dipola sebagai suatu rantai beta.Kadar hemoglobin darah merupakan salah satu indicator apakah hewan
atau manusia menderita anemia. Pada manusia, kadar Hb pada kondisi normal
bervariasi sekitar 14,9 1,5 gr/dL (pada laki-laki dewasa) dan 13,7 1,5
gr/dL (pada perempuan dewasa). Pada anak baru lahir berkisar antara 21,5 3
gr/dL, pada umur 4 tahun berkisar antara 13 1,5 gr/dL.Setiap molekul Hb fungsional berisi empat atom besi dalam bentuk fero ,
dan Hb dapat bergabung dengan empat molekul oksigen. Bila oksigen
bergabung dengan empat atom besi pertama, gabungan oksigen berikutnya
dengan tiga atom besi sisanya sangat dipertinggi. Dengan demikian, karena
darah melalui paru-paru, hemoglobin eritrosit memuat oksigen, yang diangkut
ke seluruh jaringan tubuh lain. Dalam jaringan tubuh, oksigen dilepas untuk
digunakan oleh sel-sel tubuh.Kemampuan Hb untuk bergabung dengan oksigen dan sebaliknya
merupakan gambaran bahwa molekul ini sangat luar biasa dan memberikan
peran berarti bagi homeostatis. Kemampuan untuk mengikat dan melepas
oksigen dipengaruhu oleh perubahan suhu, komposisi ion plasma, pH atau
kadar CO2. Pengatur kemampuan mengikat oksigen Hb paling penting adalah
ph dan tekanan parsial CO2. Cara- cara pengubahan pH dan p CO2 ( tekanan
71
parsial CO2 ) mempengaruhi persen kelarutan Hb. PH dan p CO2 berkaitan
dengan kenyataan bahwa kadar CO2 bertambah, konsentrasi H+ juga
bertambah. Keterkaitan kerja pH dan p CO2 pada kemampuan mengikat oksigen
terhadap Hb dikenal dengan efek Bohr. Kalau kadar CO2 dan H2O naik, maka
kemampuan Hb untuk mengikat oksigen turun. Dengan denikian, kalau
eritrosit dengan muatan oksigennya samapai jaringan perifer, maka eritrosit
akan menanggapi naiknya kadar CO2 yang telah dihasiklkan oleh metabolisme
sel dengan melepaskan oksigen yang dibawanya. Karena tekanan parsial
oksigen di sekitar Hb turun, maka afinitas Hb terhadap oksigen juga turun. Ini
berarti bila aliran darah melalui jaringan yang kadar oksigennya rendah., Hb
melepas oksigennya dengan sangat mudah. Sebaliknya, pada jaringan pada
oksigennya tinggi, Hb cepat mengankut oksigen. Di paru-paru, bila molekul
Hb mengikat molekul oksigen , maka ia juga melepas H+ . ion H+ yang
dilepas bergabung dengan ion bikarbonat dalam plasma membentuk asam
bikarbonat, yang kemudian melepas CO2 untuk dihembuskan.Pada jaringan perifer, banyak CO2 diproduksi dari metabolisme seluler.
CO2 membentuk asam bikarbonat ( H2CO3) yang berdisosiasi dalam larutan
menjadi H+ dan HCO3_ . dengan demikian rendahnya pO2 dan naiknya H+
menyebabnya Hb melepas oksigen dan mengambil H+. kira-kira pertiga CO2
dibuang dari jaringan dalam bnetuk bikarbonat terlarut.Eritrosit berisi enzim karbonat anhidrase, yang mengkatalis reaksi berikut:
CO2 + H2O H2CO3 Pada jaringan perifer di mana CO2 diproduksi, karbonat anhidrase
mendorong reaksi kearah kanan. Dalam lingkungan paru-paru di mana CO2relatif lebih rendah dibandingkan di lingkungan jaringan, enzim
menggerakkan reaksi ke arah kiri. Karbondioksida juga langsung diangkut
lamgsung pada molekul Hb dalam membentuk gugus karbamino. Asam amino
dalam rantai dan rantai molekul Hb memiliki gugus asam amino lebih
(NH2 ). Asam amino demikian seperti histide, arginine, dan lysine dapat
bergabung dengan karbonsioksida. Hb dewasa terdiri atas rantai alfa () dan beta () dengan ikatan
nonkovalen. Tiap rantai memiliki 80 lebih asam amino dan setiap subunit
terdiri atas 7 segmen helik yang ditandai A-H. Kapasitas hemoglobin untuk
72
mengikat oksigen bergantung pada keberadaan gugus prostetik yang disebut
heme. Gugus heme yang menyebabkan darah berwarna merah. Gugus heme
terdiri dari komponen anorganik dan pusat atom besi. Komponen organik yang
disebut protoporfirin terbentuk dari empat cincin pirol yang dihubungkan oleh
jembatan metena membentuk cincin tetrapirol. Empat gugus metil, dua gugus
vinil dan dua sisi rantai propionat terpasang pada cincin ini. Atom besi berada pada pusat protoporfirin, terikat dengan empat atom
nitrogen pirol. Pada kondisi normal, besi pada keadaan oksidasi Fe2+. Besi
dapat membentuk dua ikatan tambahan, masing-masing satu sisi pada bidang
heme. Sisi ikatan ini disebut sisi koordinasi kelima dan keenam. Pada
hemoglobin, sisi koordinasi kelima diisi cincin imidazol dari residu histidin
protein. Pada deoksi hemoglobin, sisi koordinasi keenam tidak terisi. Ion besi
terletak sekitar 0,4 di luar bidang porfirin, dalam bentuk ini terdapat lubang
besar yang bisa ditempati dalam cincin porfirin.Beberapa kondisi yang berkaitan dengan jumlah sel darah merah dan
Hemoglobin:1. Jumlah sel darah merah normal tetapi kadar Hb kurang karena ukuran sel
darah merah lebih kecil daripada normal yang disebut anemia mikrositik2. Jumlah sel darah merah normal tetapi kadar Hb kurang karena kadar Hb
memang kurang daripada normal yang disebut anemia hipokronik.
Ada berbagai cara untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
dari cara yang sederhana sampai yang memerlukan alat canggih. Cara yang
sederhana misalnya cara Sahli dan cara Talquist, dan memerlukan alat yang
canggih mislanya dengan menggunakan spektrofotometer.
C. METODE PRAKTIKUM
1. Jenis kegiatan : pengamatan (observasi)2. Obyek pengamatan : Hb darah3. Alat dan bahan :
a. Alat : 1) Hemoglobinometer Sahli2) Blood lancet steril3) Pipet khusus dengan selang karet4) Pipet biasa
b. Bahan :
73
1) Larutan HCl 0,1 N2) Aquadest3) Alcohol4) Kapas alcohol
D. CARA KERJA
74
membaca dan mencatat angka pada tabung berskala yang menunjukkan kadar Hb dalam gr/100ml darah atau gr% atau gr/dl
menambahkan tetes demi tetes aquadest sambil diaduk dengan pengaduk khusus sampai warnanya sesuai dengan warna tabung
standar dari hemometer Sahli
mencampurkan cairan darah dengan HCl agar tercampur rata dengan cara mengaduknya selama 3 menit
meniup darah yang terdapat dalam pipet tersebut ke dalam tabung yang telah terisi HCl 0,1 N
menghisap darah langsung dari probandus dengan menggunakan pipet khusus sampai tanda garis pada pipet
mengisi tabung berskala dari hemometer Sahli dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda angka 3
menusuk ujung jari tengah atau jari manis naracoba dengan menggunakan blood lancet steril
menyeterilkan kulit ujung jari tengah atau jari manis dengan kapas alkohol dan membiarkan sampai mengering
E. DATA HASIL PENGAMATAN
Laki-laki
No. Nama Umur Kadar Hb (gr/dl)1 Muhamad Hasbi A. 20 102 Rinaldi Indra S. 19 113 Opik Prasetyo 19 154 Muhammad Reza P. 20 165 Rendra Darari F. I. 19 86 Hanifudin Bayu F. 20 10.47 Andi Joko P. 19 128 Hening Triandika R. 20 10
Perempuan
No. Nama Umur Kadar Hb (gr/dl)1 Noviana Hapsari 20 122 Ana Arifatul U. 19 103 Vyta Andri S. U. 20 8.44 Anna Astuti 20 105 Iis Aida Y. 20 86 Fatharani Yurian W. 19 137 Kurnia Imalasari 18 -8 Dita Imanasita W. 20 119 Agustina Budi I. 20 1110 Luthfiani P. 20 1411 Cinthya I. 20 1212 Marbelisa B. 19 1113 Fatma Ismawati 19 7
75
14 Rizza Untsa N. 19 1215 Citra Ayuliasari 20 1216 Asri F. 20 1017 Sari Trisnaningsih 19 1218 Shintya Galuh N.S. 19 1319 Ayu Dien I. 20 8
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum sistem kardiovaskuler tentang menghitung kadar
hemoglobin (Hb) memiliki tujuan yaitu untuk mengukur kadar hemoglobin
darah. Untuk menghitung kadar Hb praktikan menggunakan metode observasi
dengan menggunakan hemoglobinometer Sahli.Langkah yang dilakukan di antaranya yaitu untuk pengambilan darah
probandus pertama kali menyeterilkan kulit ujung jari manis dengan kapas
alkohol dan membiarkan sampai mongering, setelah itu menusuk ujung jari
tengah atau jari manis naracoba dengan menggunakan blood lancet steril.
Langkah selanjutnya yaitu mengisi tabung berskala dari hemometer Sahli
dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda angka 2. Selanjutnya menghisap darah
langsung dari probandus dengan menggunakan pipet khusus sampai tanda
garis pada pipet dan meniup darah yang terdapat dalam pipet tersebut ke
dalam tabung yang telah terisi HCl 0,1 N kemudian mencampurkan cairan
darah dengan HCl agar tercampur rata dengan cara mengaduknya selama 3
menit. Apabila telah tercampur, langkah selanjutnya yaitu menambahkan tetes
demi tetes aquadest sambil mengaduk dengan pengaduk khusus sampai
warnanya sesuai dengan warna tabung standar dari hemometer Sahli. Apabila
warnanya telah sama dengan warna tabung standar hemometer Sahli
kemudian selanjutnya membaca dan mencatat angka pada tabung berskala
yang menunjukkan kadar Hb dalam gr/100ml darah atau gr% atau gr/dl. Menurut teori, hemoglobin merupakan molekul bulat dengan diameter 5,5
nm yang ditemukan pada sel darah merah, dengan fungsi utamanya untuk
mentransport oksigen dari paru-paru ke setiap jaringan dalam tubuh. Molekul
HbA (hemoglobin manusia dewasa, A = adult) berisi dua rantai a (masing-
masing 141 residu) dan dua rantai b (masing-masing 146 residu). Kapasitas
76
hemoglobin untuk mengikat oksigen bergantung pada keberadaan gugus
prostetik yang disebut heme.Kemampuan Hb untuk bergabung dengan oksigen dan sebaliknya
merupakan gambaran bahwa molekul ini sangat luar biasa dan memberi peran
berarti bagi homeostasis. Kemampuan untuk mengikat dan melepas oksigen
dipengaruhi oleh perubahan suhu, komposisi ion plasma, pH atau kadar CO2.
Pengatur kemampuan mengikat oksigen-Hb paling penting adalah pH dan
tekanan parsial CO2. Cara-cara pengubahan pH dan pCO2 mempengaruhi
persen kelarutan Hb. pH dan pCO2 berkaitan dengan kenyataan bahwa bila
kadar CO2 bertambah, konsentrasi H+ juga bertambah.CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-
Apabila kadar CO2 dan H2O naik, maka kemampuan mengikat oksigen
turun. Dengan demikian, kalau eritrosit dengan muatan oksidasi sampai pada
jaringan perifer, maka eritrosit akan menanggapi naiknya kadar CO2 yang
telah dihasilkan oleh metabolisme sel dengan melepaskan oksigen yang
dibawanya. Karena tekanan parsial oksigen di sekitar Hb turun maka afinitas
Hb terhadap O2 juga turun. Ini berarti bila aliran darah melalui jaringan yang
kadar oksigennya rendah, Hb melepas oksigennya dengan sangat mudah. Di
paru-paru bila Hb mengikat molekul oksigen maka ia juga melepas H+. Ion H+
yang dilepas bergabung dengan ion bikarbonat dalam plasma membentuk
asam bikarbonat yang kemudian melepas CO2 untuk dihembuskan.Pada pengamatan ini, digunakan darah dari 27 probandus yang terdiri dari
8 laki-laki dan 19 perempuan yang usianya dalam rentang 18- 20 tahun. Pada
manusia, kadar Hb pada kondisi normal bervariasi sekitar 14,9 1,5 gr/dL
pada laki-laki dewasa dan 13,7 1,5 gr/dL pada perempuan dewasa.Dari hasil pengamatan, untuk kelompok probandus laki-laki yang diuji
sebanyak 8 orang dimana probandus yang memiliki Hb tertinggi adalah Muh.
Reza, dengan kadar Hb sebesar 16 g/dL seangkan untuk probandus laki-laki
yang memiliki kadar Hb terendah adalah Rendra yaitu sekitar 8 gr/dL.
Berdasarkan hasil tersebut apabila dibandingkan dengan teori di atas, yakni
kadar Hb pada kondisi normal untuk laki-laki dewasa bervariasi sekitar 14,9
1,5 gr/dL, maka kadar Hb dari 8 probandus, 5 orang probndus belum
memenuhi kriteria standar kadar Hbmkondisi normal untuk laki-laki dewasa.
77
Selanjutnya untuk pengamatan kadar Hb pada kelompok probandus
perempuan, yang diujikan pada 19 orang, diketahui bahwa probandus yang
memiliki kadar Hb tertinggi adalah Luthfiani dengan kadar Hb sebesar 14
gr/dL, sedangkan untuk probandus perempuan yang memiliki kadar Hb
terendah adalah Fatma dengan kadar Hb sebesar 7 gr/dL. Berdasarkan teori,
dijlaskan bahwa kadar hB untuk perempuan dewasa normal adalah sekitar
13,7 1,5 gr/dL. Jika dilihat dari ke19 probandus perempuan, sebanyak 15
orang belum mencapai kadar Hb standar. Berdasarkan pembahasan di atas, dari ke27 probandus, kadar Hb dari 20
probandus belum mencapai kadar Hb standar. Hal ini terjadi kemungkinan
karena probandus kurang sehat, kelelahan, atau mungkin juga disebabkan
praktikan kurang cermat dalam melakukan prosedur praktikum sehingga
menghasilkan kesalahan data yang tidak diketahui.
G. KESIMPULANBerdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan yaitu:- Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung
besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. - Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus
heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.- Hemoglobin dapat diukur dengan bermacam-macam cara. Salah satunya
dengan metode sahli.
DAFTAR PUSTAKA
Basoeki, Soedjono. 1988. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdikbud
Nurcahyo, Heru dan Tri Harjana. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan.Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY
Soewolo,dkk.2005.Fisiologi Manusia. Malang : UM Press
78
79